Palestina-Israel: Joe Biden setuju jual senjata saat Israel terus gempur Gaza, Erdogan: 'Anda sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah'

Biden, Israel

Sumber gambar, GPO via Getty Images

Keterangan gambar, Foto ilustrasi. Joe Biden ketika masih menjabat Wakil Presiden AS bersalaman dengan PM Israel Benjamin Netanyahu 9 Maret 2010 di Yerusalem.

Pemerintah AS telah menyetujui penjualan senjata kendali berpresisi ke Israel dengan nilai kontrak US$735 juta (sekitar Rp10,5 triliun), langkah yang menimbulkan sorotan tajam dari kalangan politisi di Washington maupun pemimpin di negara lain saat Israel sedang bertikai dengan kelompok Hamas di Palestina.

Menurut kantor berita Reuters, lampu hijau dari pemerintahan Presiden Joe Biden soal penjualan senjata ke Israel bersumber dari kalangan politisi di Kongres AS.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pun langsung mengritik sikap pemerintah AS itu.

"Hari ini kita menyaksikan tanda tangan Biden untuk [penjualan] senjata ke Israel...Ini merupakan persetujuan untuk menjual 850.000 senjata yang sangat sangat penting, kata Erdogan dalam siaran televisi setelah rapat kabinet pada Senin waktu setempat (17/05).

Baca juga:

"Anda sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah," kata Erdogan dalam pernyataan yang diarahkan ke Presiden AS, Joe Biden.

"Anda membuat kami terpaksa berkata seperti ini. Karena kami tidak bisa tinggal diam soal ini," lanjut Erdogan yang mendapat dukungan dari Timur Tengah karena selalu vokal memperjuangkan Palestina selama 18 tahun kepemimpinan di Turki.

Erdogan

Sumber gambar, AFP via Getty Images

Kritik atas Biden pun dilontarkan oleh anggota DPR AS, Ilhan Omar, politisi dari Partai Demokrat yang membawa Biden menjadi presiden AS.

"Akan sangat mengerikan bagi Pemerintahan Biden melanjutkan kesepakatan senjata kendali berpresisi US$735 juta ke Netanyahu tanpa syarat setelah meningkatnya kekerasan dan serangan terhadap warga sipil," ujar anggota Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS itu, Senin (17/05), seperti yang dikutip Washington Post.

"Jika berjalan lancar, ini akan dilihat sebagai lampu hijau untuk eskalasi lanjutan dan akan melemahkan setiap upaya untuk menengahi gencatan senjatam," lanjutnya.

Belum ada komentar dari Gedung Putih terkait kabar penjualan senjata AS ke Israel itu.

Kronologi: Bagaimana kekerasan terus meningkat

Kekerasan yang terparah selama beberapa tahun terakhir di Israel dan Wilayah Palestina di Jalur Gaza telah merenggut banyak nyawa. Konflik terbuka ini pecah setelah rangkaian ketegangan yang memuncak selama satu bulan sebelumnya. Berikut ini rentetan kejadian yang mengarah kepada pertikaian kedua pihak.

Polisi Israel menahan seorang pemuda Palestina di Gerbang Damaskus
Image caption Polisi Israel menahan seorang pemuda Palestina di Gerbang Damaskus Image copyright by Getty Images

Bentrokan pecah di Yerusalem Timur antara warga Palestina dan polisi Israel

Warga Palestina marah atas dipasangnya barikade di luar Gerbang Damaskus yang jadi pintu masuk ke Kota Lama Yerusalem sehingga menghalangi mereka untuk berkumpul di sana setelah salat di Masjid al-Aqsa pada malam pertama bulan suci Ramadan.

Ketidakpuasan warga Palestina sebelumnya telah muncul akibat Presiden Mahmoud Abbas menunda Pemilu yang telah direncanakan, pada akhirnya menyalahkan Israel atas pengaturan proses pemungutan suara bagi warga Palestina di Yerusalem Timur.

Hamas - kompetitor bagi kubu Presiden Abbas yang menguasai Gaza dan juga mencalonkan kandidatnya - marah atas penundaan Pemilu.

Kekerasan di sekitar Gerbang Damascus dan tempat-tempat lain di Yerusalem Timur terus berlanjut tiap malam.

Sejumlah roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel, yang dibalas dengan serangan udara setelah sekian lama berlangsung masa tenang antara Israel dan Palestina.

Bentrokan meluas ke Jaffa, yaitu kota pelabuhan yang bersebelahan dengan Tel Aviv dan banyak dihuni etnis Arab - Yahudi.

Di Yerusalem, kaum muda Yahudi, yang marah atas rentetan serangan warga Palestina terhadap orang Yahudi Ortodoks yang difilmkan dan dimuat ke aplikasi TikTok, menyerang orang Arab sekaligus meneriakkan slogan-slogan anti-Arab.

Pasukan keamanan Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Gerbang Damaskus
Image caption Pasukan keamanan Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Gerbang Damaskus Image copyright by Getty Images

Ratusan pengikut ultra-nasionalis Yahudi berdemo sambil meneriakkan “Matilah Orang-orang Arab” ke arah Gerbang Damaskus untuk memprotes serangan orang Arab atas orang Yahudi. Bentrokan pun pecah di lokasi antara warga Palestina dan polisi yang berupaya memisahkan kedua kelompok. Puluhan orang luka-luka.

Kekerasan antara orang Arab dan Yahudi meluas ke wilayah-wilayah lain di Kota Yerusalem.

Kelompok militan menembakkan puluhan roket ke Israel dari Gaza, yang dibalas dengan serangan udara.

Faksi Fatah yang mendukung Presiden Mahmoud Abbas dan Hamas mengutuk ancaman penggusuran keluarga-keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka di distrik Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, oleh para pemukim Yahudi menjelang sidang pengadilan. Hamas menyerukan orang-orang Arab untuk membentuk “perisai perlawanan manusia” di sana.

Hari-hari berikutnya, polisi dan pendemo berulangkali bentrok di lokasi tersebut yang menjadi pusat pelampiasan kemarahan warga Palestina.

Militan di Gaza mulai mengirim balon pembakar ke Israel selama beberapa hari berturut-turut, menyebabkan puluhan kebakaran.

Dua pria bersenjata Palestina ditembak mati dan seorang lagi luka-luka setelah menembaki pasukan keamanan Israel di Tepi Barat bagian utara. Pihak berwenang Israel mengatakan kelompok bersenjata itu merencanakan “serangan besar” di Israel.

Masjid al-Aqsa telah menjadi medan bentrokan dua pihak yang bertikai
Image caption Masjid al-Aqsa telah menjadi medan bentrokan dua pihak yang bertikai Image copyright by Reuters

Malam kedua kekerasan di Yerusalem Timur berlangsung setelah puluhan ribu orang salat di masjid al-Aqsa pada malam Lailatul Qadr.

Polisi dan pendemo bentrok di Gerbang Damaskus. Polisi menggunakan meriam air, peluru karet, dan gas air mata menghadapi kerumunan warga Palestina, yang beberapa melempari batu.

Lebih dari 120 warga Palestina dan 17 polisi Israel luka-luka.

Mahkamah Agung Israel menunda sidang atas kasus Sheikh Jarrah setelah ada seruan penundaan karena meningkatnya kerusuhan. Ketegangan tetap tinggi dan rangkaian bentrokan tetap terjadi antara polisi Israel dan warga Palestina di Sheikh Jarrah dan Gerbang Damaskus.

Bentrokan pada dini hari pecah antara polisi dan warga Palestina di kompleks masjid al-Aqsa, di mana massa melemparkan batu dan polisi menembakkan granat kejut.

Kemarahan warga Palestina telah disulut oleh rencana pawai peringatan tahunan Hari Yerusalem yang dijadwalkan pada sore hari oleh ratusan kaum nasionalis Israel untuk merayakan perebutan Yerusalem Timur oleh Israel pada 1967

Pawai itu rencananya melewati kawasan yang mayoritas dihuni orang-orang Arab di Kota Lama dan ini dianggap warga Palestina sebagai provokasi yang disengaja. Akhirnya jalur pawai diubah, namun kekerasan tetap terjadi dengan melukai lebih dari 300 warga Palestina dan 21 polisi Israel di kompleks suci.

Hamas mengeluarkan ultimatum kepada Israel agar "menarik semua pasukannya dari masjid al-Aqsa dan Sheikh Jarrah pada pukul 18.00. Saat lewat tenggat waktu tanpa digubris Israel, sejumlah roket ditembakkan ke Yerusalem, kali pertama dalam bertahun-tahun terakhir.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas sudah “kelewat batas” dan Israel membalasnya dengan serangan udara, menewaskan tiga anggota Hamas.

Saling balas tembakan roket dan serangan udara kian memuncak menjadi bentrokan paling dahsyat antara dua pihak sejak perang tahun 2014.

Biden dukung gencatan senjata, tapi blokir pernyataan Dewan Keamanan PBB

Biden sendiri di depan publik baru sebatas melontarkan dukungan gencatan senjata setelah lebih dari sepekan kekerasan antara Israel dan kelompok Palestina di Gaza.

Kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan AS tengah bekerja sama dengan Mesir dan negara-negara lain untuk menghentikan konflik.

Namun, di sisi lain, AS kembali memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian kekerasan.

Pertikaian Israel-Palestina kini memasuki pekan kedua, dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Israel terus melancarkan serangan udara ke Gaza pada Selasa dini hari (18/05). Militernya mengatakan puluhan roket ditembakkan ke wilayah itu sepanjang malam.

Sedikitnya 212 orang Palestina, termasuk 100 perempuan dan anak-anak, terbunuh di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat. Sedangkan di Israel, 10 orang termasuk dua anak-anak tewas, menurut pihak medis.

Gaza

Sumber gambar, Anadolu Agency via Getty Images

Keterangan gambar, Ibu dan anak-anak menyaksikan jatuhan rudal yang ditembakkan Israel di Kota Gaza, 18 Mei 2021

Israel pun meluncurkan puluhan serangan udara ke Jalur Gaza Senin (17/05) setelah kelompok Hamas melancarkan serangan roket ke kota-kota di Israel selatan.

Serangan sebelum fajar di Gaza itu termasuk yang paling parah sejak konflik mulai seminggu lalu.

Israel mengatakan mereka menghantam fasilitas milik Hamas dan beberapa kediaman komandan, namun jalan utama dan aliran listrik juga rusak.

Pejabat Palestina di Gaza mengatakan serangan itu menyebabkan mati listrik dan menghancurkan ratusan rumah dan gedung lain.

Korban jiwa di kawasan ini mencapai 200 orang termasuk 59 anak-anak, 35 perempuan dan 1.305 luka-luka, menurut kementerian kesehatan. Sementara Israel mengatakan lebih dari 130 militan termasuk yang tewas, namun Hamas menyanggah.

Petugas pemadam kebakaran Palestina di pabrik spons Senin (17/05).

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Petugas pemadam kebakaran Palestina di pabrik spons Senin (17/05).

Seruan internasional agar dilanjutkan gencatan senjata semakin meningkat.

Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sisi mengatakan Senin negaranya akan berupaya keras "agar tercapai gencatan senjata."

Keterangan video, Serangan udara Israel ke Jalur Gaza.

Serangan paling mematikan

Israel, Palestina

Sumber gambar, MAHMUD HAMS/GETTY IMAGES

Keterangan gambar, Militer Israel terus menggencarkan serangan udara ke Jalur Gaza. Demikian pula kelompok Hamas yang melesatkan roket ke kawasan Israel.

Serangan Israel ke Gaza pada Minggu (16/05) adalah yang paling mematikan sejak pertikaian terkini antara Israel dan kelompok Palestina dimulai sepekan lalu, menurut sejumlah pejabat Palestina.

Sebanyak 42 orang meninggal dunia dalam serangan udara Israel ke wilayah Gaza, pada Minggu (16/05). Di antara korban terbaru, menurut pihak berwenang di Gaza, terdapat 16 perempuan dan 10 anak-anak.

Dengan demikian berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas, sejak konflik pecah pada Senin pekan lalu (10/05), setidaknya 188 warga terbunuh di Gaza, di antaranya mencakup 55 anak-anak dan 33 perempuan, serta 1.230 orang luka.

Di pihak Israel sebagaimana dikatakan pejabat setempat, 10 orang termasuk dua anak-anak meninggal dunia akibat serangan roket Hamas di Israel.

Jumlah korban diperkirakan terus bertambah mengingat Israel dan kelompok Palestina terus menggencarkan serangan.

Pada Senin (17/05) dini hari waktu setempat, pesawat-pesawat tempur Israel meluncurkan 80 serangan udara ke beberapa daerah di Gaza, sesaat setelah kelompok Hamas menembakkan rentetan roket ke kawasan selatan Israel.

Seorang bocah di Gaza pada Minggu (16/05)

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Seorang bocah berhasil diselamatkan dari reruntuhan gedung yang dibom Israel di Gaza pada Minggu (16/05).

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan pada Minggu (16/05) untuk membahas eskalasi kekerasan antara Israel dengan Hamas di Gaza.

Sekjen PBB Antonio Guterres membuka sidang dengan menyebut kekerasan itu "benar-benar mengerikan" dan menegaskan pertempuran harus diakhiri sekarang juga.

Sidang dibuka beberapa jam setelah militer Israel mengatakan telah mengebom rumah pemimpin politik kelompok Hamas dalam gelombang serangan udara di Jalur Gaza pada Minggu (16/05) pagi.

Rockets are seen in the night sky fired towards Israel from Beit Lahia in the northern Gaza Strip on May 14, 2021

Sumber gambar, AFP

Keterangan gambar, Rudal dari sistem pertahanan Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.

Apa yang dikatakan Netanyahu?

Berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu malam, Netanyahu mengatakan serangan akan terus berlanjut "selama diperlukan" dan menegaskan bahwa segala kemungkinan telah dilakukan untuk membatasi korban sipil.

"Pihak yang menanggung kesalahan atas konfrontasi ini bukanlah kami, melainkan mereka yang menyerang kami," kata Netanyahu.

Pada hari Sabtu, militer Israel meledakkan blok menara di Kota Gaza yang digunakan oleh media internasional setelah mengeluarkan peringatan untuk mengevakuasi orang-orang yang ada di gedung itu.

Funerals in Gaza, 15 May

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Pemakaman warga Palestina yang menjadi serangan udara Israel pada 15 Mei 2021.

Gedung Putih mengatakan Presiden Biden prihatin atas kematian di kedua sisi dan menyerukan agar wartawan dilindungi, setelah gedung yang menjadi kantor bagi sejumlah media asing hancur.

Biden juga berbicara, untuk pertama kalinya sejak menjabat, dengan Presiden Abbas. Ia mengatakan kepadanya bahwa dia berkomitmen untuk "memperkuat kemitraan AS-Palestina".

Dia juga mengatakan tembakan roket Hamas ke Israel harus dihentikan. Tetapi AS tidak akan berbicara dengan Hamas, karena menganggap mereka sebagai organisasi teroris.

Biden mengatakan kepada kedua pemimpin bahwa dia tetap berkomitmen untuk menemukan solusi dua negara untuk konflik tersebut.

Sabtu (15/05) adalah hari rakyat Palestina memperingati apa yang mereka sebut al-Nakba atau bencana, saat Israel masuk pada 1948.

Seorang anak di Gaza, di tengah reruntuhan gedung.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Seorang anak di Gaza, di tengah reruntuhan gedung.

Militer Israel mengatakan mereka berwaspada menyusul kerusuhan lebih lanjut di antara penduduk keturunan Arab, di Tepi Barat.

Ribuan orang protes pro-Palestina di banyak kota Eropa

Sementara di berbagai kota dunia, para pengunjuk rasa membawa bendera Palestina dalam protes pro-Palestina di banyak kota dunia, termasuk Bangladesh, Yordania, Kosovo dan Turki.

Unjuk rasa mendukung Palestina di London, Sabtu (15/05).

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Unjuk rasa mendukung Palestina di London, Sabtu (15/05).
Protes pro-Palestina di London.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Demonstran di tengah kota London.
Pengunjuk rasa di depan kedutaan Israel di Kensington, London.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Pengunjuk rasa di depan kedutaan Israel di Kensington, London.

Unjuk rasa pro-Palestina juga berlangsung di banyak kota Eropa. Di Inggris, protes ribuan orang berlangsung di London, Manchester dan Liverpool serta Birmingham.

Di Paris, polisi anti-huru hara menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan ribuan demonstran yang tidak mengindahkan pembatasan terkait pandemi.

Protes dilarang di Paris karena dikhawatirkan menyebabkan kekerasan.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Protes dilarang di Paris karena dikhawatirkan menyebabkan kekerasan.

Demonstrasi dilarang polisi atas permintaan Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin, dengan alasan mereka ingin menghindari kekerasan.

Di Madrid, beberapa ribu orang turun di pusat kota sementara di Berlin, pengunjuk rasa melemparkan botol dan baru ke arah polisi. Pembatasan karena pandemi dilanggar dan polisi berusaha membubarkan salah satu demonstrasi.

Unjuk rasa mendukung Palestina di Berlin.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Unjuk rasa mendukung Palestina di Berlin.
Protes menentang Israel di Madrid.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Protes menentang Israel di Madrid.
Protes pro-Palestina di Dhaka, Bangladesh.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Protes di Dhaka, Bangladesh.
Protes di Kosovo.

Sumber gambar, AFP

Keterangan gambar, Protes di Kosovo.
Salat untuk Palestina di Istanbul, Turki.

Sumber gambar, AFP

Keterangan gambar, Salat untuk Palestina di Istanbul, Turki.

Namun di Eropa, protes diwarnai slogan anti-Semistisme.

Rencana protes pro-Palestina di Paris dilarang karena dikhawatirkan akan menimbulkan bentrokan.

Di Jerman, juru bicara kanselir Angela Merkel memperingatkan Jumat (14/05) bahwa demonstrasi anti-Yahudi tak akan dibiarkan setelah pengunjuk rasa membakar bendera Israel.

palestina, gaza

Sumber gambar, AFP/Getty Images

Keterangan gambar, Seorang perempuan bereaksi saat warga Beit Hanun di Jalur Gaza melihat sejumlah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel, pada Jumat (14/05).

"Kami tak ingin konflik ini, namun kini telah dimulai, dan harus diakhiri dengan periode tenang dan itu hanya bisa dicapai dengan Israel membalas Hamas - struktur militer mereka, komando dan kendali mereka," tambahnya.

Hamas mengatakan akan terus melanjutkan serangan roket dengan mengatakan menghantam kota seperti Tel Aviv lebih mudah dibandingkan meneguk air minum.

Israel, Palestina

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Sebuah gedung di Gaza kena serangan udara Israel pada Kamis (13/05).

Apa yang menyebabkan kekerasan?

Pertempuran antara Israel dan Hamas dipicu bentrokan selama berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks puncak bukit suci di Yerusalem Timur.

Lokasi itu sangat dihormati umat Muslim. Mereka menyebutnya sebagai Al-Haram asy-Syarif (Tempat Suci Mulia).

Yerusalem

Derajat yang sama diakui oleh komunitas Yahudi. Mereka menyebut situs itu sebagai Temple Mount.

Hamas menuntut Israel menarik pasukan kepolisian dari lokasi tersebut dan distrik yang didominasi keturunan Arab, Sheikh Jarrah.

Sheikh Jarrah adalah lokasi di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi ancaman penggusuran oleh pemukim Yahudi.

line

Luka menganga dari konflik yang belum terselesaikan

Analisis Jeremy Bowen, editor isu Timur Tengah

Latar belakang pemicu eskalasi kekerasan saat ini masih tetap sama dengan yang sebelum-sebelumnya.

Konflik ini adalah luka terbuka dari perseteruan tak terselesaikan antara komunitas Yahudi dan Arab.

Pertikaian itu merusak sekaligus mengakhiri hubungan Palestina dan Israel selama beberapa generasi.

Episode terbaru konflik ini terjadi menyusul ketegangan di Yerusalem, yang selama ini merupakan bagian utama perselisihan.

Tempat-tempat suci di Yerusalem bukan hanya simbol nasional dan juga agama. Klaim atas lokasi ini kerap memicu kekerasan.

Salah satu pemicu konflik saat ini adalah kebijakan Israel yang kejam terhadap warga Palestina.

Pada masa Ramadan kali ini, pengadilan Israel mengeluarkan putusan kontroversial untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah.

Namun peristiwa lainnya turut menjadi pemicu. Krisis ini ibarat bom waktu yang siap meledak, yang, sekali lagi, dibiarkan membusuk.

Para pemimpin Israel maupun Palestina berfokus menjaga posisi mereka sendiri. Tantangan terbesar konflik ini, yaitu kesepakatan damai, tidak ditangani secara serius selama bertahun-tahun.

line
Israel, Palestina

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Para demonstran di Kota Hebron, Tepi Barat, melemparkan batu ke arah pasukan Israel.
1px transparent line
Israel, Palestina

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Pasukan Israel kemudian membalasnya dengan melemparkan granat kejut.

Status Yerusalem, dengan makna religius dan nasional yang dalam bagi kedua belah pihak, adalah inti konflik menahun Israel-Palestina.

Israel mencaplok Yerusalem Timur pada tahun 1980. Mereka menganggap seluruh kawasan kota itu sebagai ibukota, walau klaim ini tidak diakui oleh sebagian besar negara lain.

Di sisi lain, Palestina menyatakan bagian timur Yerusalem itu merupakan ibu kota negara yang mereka harapkan.

Map showing Israel and the Gaza Strip
Keterangan video, Mengapa kota Jerusalem begitu penting bagi komunitas Islam, Yahudi, dan Kristiani?