JURNAL KAGANGA                             ISSN.
2549-8142
       STRUKTURASI GENDER KOMUNITAS NELAYAN DI KOTA
                        BENGKULU
                                       Sri Narti, Fera Indasari
                 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Dehasen Bengkulu
                                      fera.mugh4l@unived.ac.id
ABSTRACT: Fisherman activity in Indonesia shows that fishing activities are all carried out by men,
women's involvement is only in preparation of food supplies, and post-capture activities, namely
auction, processing and marketing. That is, the division of gender work is still based on the
appropriateness of the work of women and men, Handayani, et al (2015). This study discusses the
gender structuring of fishing communities in the face of life vulnerabilities. The study was analyzed
using a gender structuring theory that emphasizes gender relations and roles that are not the same so
that it causes a degree of vulnerability. The research objective was to determine the gender structure
of the fishing community in the face of life vulnerability to the dominant gender ideology behind the
differences in the level of vulnerability of the fishing community. The method used is descriptive
qualitative. The results of the study explain that gender roles do exist in the division of labor duties of
fishermen and almost all of the core activities of fishermen are carried out by men. Over time, the
stereotypical process of gender roles where men are in charge of earning a living has begun to change,
women have been included to help earn a living, but injustice is still felt. Injustice regarding
stereotypes creates a gap in the value of work where women are still emphasized in all matters while
men are trusted not to do homework. The ideology that developed in this fishing community was a
patriarchal ideology where each male individual was in a dominant position and each individual
woman was in a subordinate position.
Keywords: Fishermen, process, relations, roles, gender
ABSTRAK: Aktivitas nelayan di Indonesia, menunjukkan bahwa kegiatan melaut semua dilakukan
oleh laki-laki, keterlibatan perempuan hanya pada persiapan bekal makanan, dan kegiatan pasca
tangkap yaitu pelelangan, pengolahan serta pemasaran. Artinya, pembagian kerja gender masih
berdasarkan kepantasan pekerjaan perempuan dan laki-laki, Handayani, dkk (2015). Penelitian ini
membahas tentang strukturasi gender komunitas nelayan dalam menghadapi kerentanan hidup.
Penelitian dianalisis dengan menggunakan teori strukturasi gender yang menekankan pada relasi dan
peran gender yang tidak sama sehingga menyebabkan tingkat kerentanan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui strukturasi gender komunitas nelayan dalam menghadapi kerentanan hidup hingga
ideologi gender dominan dibalik perbedaan tingkat kerentanan pada komunitas nelayan tersebut.
Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa peran gender
memang ada dalam pembagian tugas kerja nelayan dan hampir seluruh kegiatan inti nelayan
dilakukan oleh laki-laki. Seiring waktu, proses streotipe mengenai peran gender dimana laki-laki
bertugas mencari nafkah sudah mulai berubah, perempuan sudah diikutsertakan untuk membantu
mencari nafkah, tetapi ketidakadilan masih dirasakan. Ketidakadilan mengenai streotipe membuat
kesenjangan nilai kerja dimana perempuan masih dititikberatkan dalam semua hal sedangkan laki-laki
dipercaya tidak pantas untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ideologi yang berkembang pada
komunitas nelayan ini adalah ideologi patriarki dimana setiap individu laki-laki berada pada posisi
dominan dan setiap individu perempuan dalam posisi subordinat.
Kata Kunci : Nelayan, proses, relasi, peran, gender
Latar Belakang
    Persoalan struktural kemiskinan komunitas            terutama yang berkaitan dengan ketiadaan
nelayan bukan hanya terjadi di Indonesia, akan           model sederhana yang menggambarkan
tetapi, juga di berbagai belahan dunia. Bene             hubungan di antara nelayan dan kemiskinan
dalam Munandar (2016), menyebutkan                       yang didasarkan dari faktor internal maupun
fenomena nelayan dengan kemiskinan,                      eksternalnya.
                                                                                                       134
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                    JURNAL KAGANGA                      ISSN. 2549-8142
       Penelitian ini dilaksanakan di kawasan     kondisi alam setempat, agro-ekologi serta
Pasar Bengkulu karena merupakan wilayah           model politik sering mempengaruhi alokasi
yang paling banyak ditempati oleh komunitas       tenaga kerja dan tanggung jawab antara laki-
nelayan di Kota Bengkulu. Nelayan                 laki dan perempuan di rumah tangga. Aktivitas
merupakan salah satu pekerja sektor informal      nelayan di Indonesia, menunjukkan bahwa
yang umumnya kita temukan disekitar               kegiatan melaut semua dilakukan oleh laki-
kawasan pesisir laut, sebagaimana di Pasar        laki, keterlibatan perempuan hanya pada
Bengkulu (Yessilia Osira etc: 2015).              persiapan bekal makanan, dan kegiatan pasca
Sebagaimana pekerja sektor informal lain,         tangkap yaitu pelelangan, pengolahan serta
mereka mengalami          berbagai resiko dan     pemasaran. Artinya, pembagian kerja gender
kerentanan – kerentanan dalam kehidupannya.       masih berdasarkan kepantasan pekerjaan
Kondisi ini sesuai dengan International           perempuan dan laki-laki, Handayani, dkk
Conference of Labour Statisticians (ICLS)         (2015).
1993 dalam ILO (2002) yang memberi definisi            Melalui perubahan-perubahan struktural
bahwa informal sektor adalah :                    dan praktik sosial yang ada, memungkinkan
            "Unit engaged in the production of    mereka bisa keluar dari belenggu kemiskinan
     goods and services with the primary          dan perubahan struktural seperti kebijakan
     objective of generating employment and       pemerintah dalam memberi peluang kepada
     incomes to the person involved. This unist   nelayan agar bisa keluar dari kemiskinan. Atau
     typically operate at a low level of          sebaliknya, kemiskinan direproduksi secara
     organization, with little or no division     berkesinambungan      sekalipun    perubahan-
     between labour and capital as faktors of     perubahan struktural berlangsung mengatur
     production and on a small scale. Labour      aktivitas nelayan.
     relation- where they exist- are based             Dalam penelitian ini, perbedaan tingkat
     mostly on casual employment, kinship or      kerentanan komunitas nelayan yang akan
     personal, and sosial relation rather than    diamati adalah Komunitas Nelayan Pasar
     contractual arrangements with formal         Bengkulu Kota Bengkulu. Perbedaan tingkat
     guarantees."                                 kerentanan dianalisis dengan menggunakan
       Ditetapkannya Undang-undang Nomor          strukturasi gender yang menekankan pada
7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan             relasi dan peran gender yang tidak sama
Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan            menyebabkan tingkat kerentanan terhadap
dan Petambak Garam 2016 merupakan kabar           perubahan iklim antara laki-laki dan
baik bagi komunitas nelayan dalam                 perempuan. Ikut sertanya perempuan dalam
menghadapi kerentanan hidupnya. Meskipun          kegiatan nelayan sampai mengolah hasil
demikian perundang-undangan tersebut harus        tangkapan ikan dikarenakan faktor ekonomi
dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi    keluarga yang menjadi tidak menentu akibat
kehidupan nelayan di wilayah masing-masing.       dari perubahan iklim. Perubahan iklim
        Perubahan iklim yang terjadi akhir-       mempengaruhi produktifitas hasil nelayan
akhir ini di Kota Bengkulu, dapat                 sehingga      berdampak     pada    penurunan
menyebabkan        kerentanan     hidup    bagi   pendapatan keluarga. Perempuan         bekerja
komunitas nelayan. Kondisi seperti ini,           sampingan seperti menjual ikan di pasar,
berdampak pada penurunan produktifitas hasil      berjualan makanan, berjualan baju dan ada
tangkapan ikan dan perekonomian keluarga          yang menjadi pembantu rumah tangga seperti
nelayan tersebut. Pentingnya, untuk mengatasi     membantu menyetrika, mencuci dan lain-lain.
masalah kerentanan dan perlunya adaptasi          Itu semua dilakukan perempuan untuk
yang harus dilakukan oleh komunitas nelayan       mendapatkan penghasilan tambahan guna
dengan adanya perubahan iklim demi untuk          membantu perekonomian keluarga. Tidak
bertahan hidup. Namun, ironisnya tradisi          hanya itu, perempuan juga melakukan kegiatan
komunitas nelayan tersebut sering berujung        produksi mengelola hasil tangkapan ikan milik
pada perbedaan tingkat kerentanan antara laki-    mereka sendiri yang hasilnya nanti dapat dijual
laki dan perempuan di komunitas nelayan           sedangkan laki-laki bekerja di kapal orang
dalam menghadapi perubahan iklim.                 lain. Adanya keyakinan masyarakat bahwa
       Seiring waktu, perempuan dituntut          laki-laki adalah pencari nafkah (breadwinner)
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan         menyebabkan         setiap pekerjaan yang
sosial sekitar, sehingga ekonomi, budaya dan      dikerjakan oleh perempuan dinilai hanya
                                                                                             135
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                    JURNAL KAGANGA                      ISSN. 2549-8142
sebagai tambahan sehingga boleh dibayar           menganggap penting dan keberdaan kaum
rendah (Fakih,2013).                              perempuan. Anggapan karena perempuan lebih
     Kondisi lingkungan yang buruk akan           banyak ke dapur, mengapa harus sekolah
menyulitkan       masyarakat     bebas     dari   tinggi-tinggi dan lain sebagainya. Bentuk dan
kemiskinan, terutama dalam kultur masyarakat      mekanisme dari proses subordinasi tersebut
nelayan. Kemiskinan umumnya dirasakan oleh        dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat
semua lapisan masyarakat, namun perempuan         berbeda. Peran serta perempuan dalam
menjadi kelompok yang paling dominan untuk        pengelolaan sumber daya alam laut masih
menanggung dampaknya karena keterbatasan          dipandang sebelah mata. Perempuan masih
akses mereka pada kegiatan melaut. Kondisi        dianggap sebagai sosok yang lemah
ini diperburuk lagi oleh aspek sosial dan         dibandingkan dengan laki-laki, sehingga apa
budaya yang meminggirkan perempuan,               yang dilakukan oleh perempuan masih
terutama dalam proses pengambilan keputusan       dipandang rendah oleh masyarakat. Dasar
di lingkungan domestik dan masyarakat.            perlakuan ini karena adanya anggapan bahwa
Keterlibatan     perempuan     dalam    proses    kekuatan fisik perempuan berbeda dengan
penentuan kebijakan kurang diperhatikan.          laki-laki. Akibatnya, hal ini menimbulkan
     Untuk itu, Yohana Yembise selaku Menteri     stereotipe bahwa perempuan adalah sosok
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan           yang lebih lemah dari laki-laki. Realitanya,
Anak (PPPA). Melalui kerangka konvensi            perempuan tidak selemah itu, mereka juga
PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC),               mampu melakukan kegiatan nelayan dan
Yohana menambahkan, Indonesia juga sudah          pekerjaan lainnya yang laki-laki kerjakan.
secara aktif menyampaikan pentingnya                  Dalam konteks pemenuhan kebutuhan
pemberdayaan perempuan dalam berbagai             ekonomi pada dasarnya peran ganda
kebijakan perubahan iklim. Namun, realitanya      perempuan bukanlah suatu hal baru khususnya
masih saja kaum perempuan khususnya               perempuan yang hidup di daerah pedesaan
komunitas nelayan di Kota Bengkulu kurang         yang miskin. Bagi perempuan yang hidup
dilibatkan baik di lingkungan domestik            dalam keluarga miskin, peran ganda ini
maupun                             masyarakat     memang telah ditanamkan sejak dini, yang
(www.news.republika.co.id).                       membuat perempuan harus terlibat dalam
     Berdasarkan gender terhadap relasi dan       kewajiban kerja untuk menambah pendapatan
peranan gender yang timbul di komunitas           keluarga (Mahanani, 2003). Sangatlah menarik
nelayan sepertinya peran yang dimainkan oleh      bagi peneliti untuk mengkaji perbedaan tingkat
laki-laki dan perempuan tidaklah sama.            kerentanan antara laki-laki dan perempuan
Bahkan perempuan memainkan peran yang             yang akan dilihat dari perspektif strukturasi
lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini      gender.
bisa     menimbulkan        masalah      yakni        Dalam teori strukturasi, masalah yang
ketidakadilan gender. Berbagai bentuk             terpenting bukanlah pengalaman aktor
ketidakadilan yang ditimbulkan oleh adanya        individual ataupun eksistensi dari totalitas
asumsi     gender     meliputi    marginalisasi   masyarakat dalam bentuk apapun, melainkan
perempuan, subordinasi perempuan, stereotipe      praktik sosial (social practise) yang dilakukan
terhadap perempuan, kekerasan terhadap            secara terus menerus dan berulang-ulang
perempuan, dan beban ganda bagi perempuan         (recursive) yang melampaui ruang (space) dan
(Fakih, 2013).                                    waktu (time). Praktik sosial tersebut mewujud
     Perempuan      mengalami     marginalisasi   karena adanya aktivitas yang dilakukan dan
dalam hal pengelolaan sumber daya alam laut.      dilakukan kembali oleh para aktor tersebut
Perempuan bekerja sebagai buruh nelayan           melalui tiap sarana ekspresi diri mereka
dengan penghasilan yang lebih sedikit             sebagai aktor. Di dalam dan melalui praktik
dibanding laki-laki, dengan beban kerja yang      sosial tersebut, maka, para aktor melakukan
sama. Hal ini berangkat dari asumsi               reproduksi kondisi yang membuat praktik
perempuan lebih banyak istirahat karena           sosial tersebut menjadi mungkin untuk
keterbatasan fisiknya. Faktanya, perempuan        dilakukan (Giddens, 2009).
mampu mengerjakan pekerjaan nelayan dan                  Untuk menjawab permasalahan di atas
berjualan hasil tangkapan ikan sebaik yang        digunakan teori strukturasi gender sebagai
dilakukan oleh kaum laki-laki. Di tambah lagi     salah satu varian teori ekonomi-politik media
dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat tanpa      dalam paradigma kritis. Secara singkat teori
                                                                                              136
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                       JURNAL KAGANGA                       ISSN. 2549-8142
strukturasi gender mencoba menjelaskan               norma-norma seksualitas; dan (5) konsep
proses produksi dan reproduksi relasi gender         sumber daya melalui kekuasaan terkait dengan
dengan menggunakan secara maksimal aturan            kepemilikan fasilitas alokatif dan otoritatif
(rules) dan sumber daya (resources) yang             yang mensubordinasikan, mengalienasikan dan
dimiliki aktor pria dan wanita dalam interaksi       mendiskriminasikan kaum wanita dari
sosial. Dalam struktur gender, interaksi aktor       kepemilikan sumber daya di ranah publik
pria dan aktor wanita melibatkan penggunaan          (Wollffensperger dalam Sunarto, 2009: 63-64).
kekerasan simbolik dan non simbolik sebagai
modalitas yang melekat dalam seksualitas             Peran Gender
mereka. Dominasi gender terjadi ketika aktor              Dalam     pandangan Richmond-Abbott
pria mempunyai kecenderungan besar                   (2008: 3-15), peran gender (gender-role)
menggunakan kekerasan sebagai mekanisme              sering dikacaukan dengan peran-jenis kelamin
penundukan terhadap aktor wanita (Golding &          (sex-role). Keduanya jelas mempunyai makna
Murdock, 1991; 1995; Giddens, 1986a;                 berbeda. Peran seks merupakan perilaku yang
Giddens, 1986b; Wolffensperger, 1991;                ditentukan oleh jenis kelamin biologis,
Mosco, 1996; Guba & Lincoln, 1994;                   misalnya menstruasi untuk wanita dam ereksi
Neuman, 1997). Penelitian ini mengasumsikan          untuk pria, serta ejakulasi untuk kedua seks.
adanya kekerasan personal dan struktural             Sementara peran-gender merupakan ekspektasi
tertentu terhadap perempuan komunitas                pada perilaku maskulin dan feminin yang
nelayan dalam menghadapi kerentanan hidup.           keseluruhannya diciptakan secara sosial.
                                                          Ada beberapa pengertian tentang gender.
Landasan Teori                                       Salah satunya adalah menurut Fakih dalam
Teori Strukturasi Gender                             “Gender sebagai alat analisis sosial”, Gender
     Teori strukturasi gender mempunyai dua          adalah interpretasi atau penafsiran masyarakat
konsep pokok terkait dengan struktur yang            tentang peranan, fungsi, dan tanggung jawab
digenderkan (engendered structure) dan               antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk
reproduksi ganda (twofold reproduction).             dalam jangka waktu lama sesuai dengan
Dalam teori strukturasi gender, struktur             perkembangan zaman dan lingkungan tempat
sebagai medium dan hasil tidak lagi bersifat         tinggal masyarakat sehingga menjadi suatu
netral. Ia menjadi struktur-gender dan properti-     kebudayaan yang dapat mempengaruhi
gender (dualitas struktur-gender atau dualitas       interaksi antar masyarakat, termasuk interaksi
gender). Proses strukturasi gender kemudian          antara laki-laki dan perempuan (Fakih, 2013).
melibatkan struktur signifikasi, dominasi,           Gender merupakan suatu sifat untuk
legitimasi, dan gender dengan modalitas aturan       mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki
(semantik, normatif, seks), serta fasilitas          dan perempuan dari sisi sosial dan budaya,
(alokatif dan otoritatif) yang berinteraksi          nilai dan perilaku, mentalitas dan emosi, serta
melalui komunikasi, kekuasaan, sanksi dan            faktor non biologis lainnya (Wijaya, 2008).
kekerasan (Wollffensperger dalam Sunarto,            Gender berbeda dengan sex, meskipun secara
2009: 72-73)                                         etimologis artinya sama dengan sex, yaitu
     Bagaimana       keterkaitan      strukturasi,   jenis kelamin. Secara umum sex digunakan
kapitalisme, dan gender ? Strukturasi adalah         untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
produksi dan reproduksi sistem sosial melalui        perempuan dari segi anatomi biologis,
penggunaan aturan dan sumber daya aktor              sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi
dalam interaksi. Pendekatan feminis sosialis         kepada aspek sosial, budaya, dan aspek-aspek
masuk dalam teori strukturasi melalui: (1)           non biologis lainnya. Gender dapat berubah
konsep sistem sosial dengan memberi definisi         dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat,
sistem sosial sebagai relasi gender asimetris        dan dari kelas sosial ke kelas sosial, sementara
yang       dipengaruhi      patriarkisme      dan    jenis kelamin (sex) tetap (Ollenburger dkk,
kapitalisme; (2) konsep aktor dengan                 2002).
membedakannya menjadi agen pria dan agen                  Gender menjadi salah satu poin
wanita; (3) konsep interaksi dengan                  pertimbangan dalam penentuan peran dalam
menunjukkan lokasi terjadinya interaksi di           pengelolaan sumber daya alam. Peran-ini
ranah domestik dan ranah publik melalui              dikenal dengan peran gender. Peran berbeda
tindakan-tindakan represif; (4) konsep aturan        dengan peranan. Peranan gender merupakan
melalui pengetahuan tentang sistem tanda dan         suatu konsep perilaku yang diajarkan pada
                                                                                                 137
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                     JURNAL KAGANGA                       ISSN. 2549-8142
setiap masyarakat, komunitas, dan kelompok         stereotipe     utamanya      secara      kultural
sosial tertentu yang menjadikan aktivitas,         menentukan        gambaran-gambaran         yang
tugas-tugas, dan tanggungjawab tertentu            mengganggu antara bagian-bagian kognitif
dipersepsikan sebagai peran perempuan dan          individu dan persepsinya tentang dunia.
laki-laki (Fakih, 2013). Peranan pada akhirnya     Stereotipe sampai sekarang dipahami sebagai
memunculkan peran yang harus dimainkan             sebuah proses yang mendistorsi realita.
oleh individu. Peran gender merupakan              Selanjutnya oleh Unger dan Crawford
peranan yang dilakukan perempuan dan laki-         dijelaskan, stereotipe terjadi ketika individu-
laki sesuai status, lingkungan, budaya, dan        individu dikelompokkan oleh individu-
struktur masyarakatnya (Fakih, 2013). Moser        individu lain sebagai mempunyai sesuatu yang
(1993) dalam Fakih (2013) mengemukakan             sama karena mereka anggota dari sebuah
adanya tiga kategori peranan gender yaitu :        kelompok tertentu atau kategori orang tertentu.
 1. Peranan produktif, yakni peranan yang                   Sementara itu Giddens (1992: 247)
     dikerjakan perempuan dan laki-laki untuk      menjelaskan pikiran stereotipe (stereotypical
     memperoleh bayaran/upah secara tunai          thinking) dalam kaitannya dengan prasangka
     atau sejenisnya. Termasuk produksi pasar      (prejudice). Menurut Giddens, semua pikiran
     dengan suatu nilai tukar, dan produksi        melibatkan kategori-kategori yang digunakan
     rumah tangga/subsistem dengan nilai           manusia          untuk        mengelompokkan
     guna, tetapi juga suatu nilai tukar           pengalamannya. Kadang kategori tersebut
     potensial. Contohnya:kegiatan bekerja         kaku dan menyakitkan. Sama seperti stereotipe
     baik di sektor formal maupun informal.        lain, stereotipe gender (gender stereotypes)
 2. Peranan reproduktif, yakni peranan yang        menurut Unger dan Crawford (2004: 107-
     berhubungan dengan tanggung jawab             109), mempunyai karakteristik: 1) kelompok
     pengasuhan anak dan tugas-tugas               yang menjadi sasaran stereotipe biasanya
     domestik       yang     dibutuhkan    untuk   mudah dikenali dan relatif tidak mempunyai
     menjamin pemeliharaan dan reproduksi          kekuasaan; 2) terdapat sedikit persetujuan
     tenaga       kerja    yang      menyangkut    antara gabungan gambaran dari kelompok itu
     kelangsungan          tenaga.       Contoh:   dengan karakteristik aktual dari anggota
     melahirkan, memelihara dan mengasuh           kelompok itu; 3) mispsersepsi yang muncul
     anak, mengambil air, memasak, mencuci,        merupakan hasil dari beberapa bentuk bias
     membersihkan rumah, memperbaiki baju,         dalam mekanisme prosesing-informasi; 4)
     dan lain sebagainya.                          mispsersepsi ini sulit untuk diubah, meskipun
 3. Peranan pengelolaan masyarakat dan             orang yang mempunyai keyakinan stereotipe
     politik. Peranan ini dibedakan ke dalam       ini telah menemui sejumlah contoh yang tidak
     dua kategori berikut:                         mengkonfirmasikannya;         5)      stereotipe
     a. Peranan pengelolaan masyarakat             mengimplikasikan perbandingan nyata antara
           (kegiatan sosial), yang mencakup        kelompok dengan kerugian dari kelompok
           semua aktivitas yang dilakukan          yang distereotipekan; 6) orang-orang yang
           dalam tingkat komunitas sebagai         tidak sadar bahwa mereka mempunyai
           kepanjangan peran reproduktif,          pandangan stereotipe dan akan menolak bahwa
           bersifat sukarela (volunteer), dan      mereka       menggeneralisasikan       individu-
           tanpa upah.                             individu; 7) stereotipe dicirikan oleh relatif
     b. Peranan pengelolaan masyarakat             sedikit variabilitas diantara individu-individu
           politik,    yakni     peranan    yang   dengan karakteristik yang mereka nilai sesuai
           dilakukan pada tingkat formal secara    dengan kelompok yang dipertanyakan.
           politik, biasanya dibayar (langsung              Menurut Richmond-Abbott (2008),
           ataupun tidak langsung), dan            masyarakat mempunyai ekspektasi-ekspektasi
           meningkatkan kekuasaan atau status.     kultural tertentu yang dilekatkan pada sikap
                                                   dan perilaku pria dan wanita. Faktor biologis
Stereotipe Peran Gender Wanita                     jenis kelamin (malenessau femaleness)
        Istilah   stereotipe   (stereotype),       digunakan untk mengkonstruksi sebuah
sebagaimana dijelaskan Unger dan Crawford          kategori sosial dari gender (masculinity atau
(2004: 298), digunakan pertama kali oleh           femininity). Deaux dan kawan-kawan (dalam
Walter Lippman untuk menggambarkan satu            Unger dan Crawford, 2004: 112) menunjukkan
jenis perilaku manusia. Menurut Lippman,           perbedaan atribut yang dilekatkan pada
                                                                                                138
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                     JURNAL KAGANGA                      ISSN. 2549-8142
beberapa konsep: 1) wanita (menarik, feminin,              Penelitian ini dirancang bersifat
cerdas, sensitif, emosional) dan pria (kuat,       deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.
menyembunyikan perasaan, bertindak macho,          dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat
sexy, berotot); 2) ibu rumah tangga                terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian
(membersihkan       benda-benda,     memasak,      ini dimaksudkan adalah mengembangkan
menjaga anak-anak, keibuan, sibuk) dan             konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak
pekerja kasar pria (pabrik, pekerja keras, kelas   melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun,
menengah-bawah,        tidak    berpendidikan,     2008:4). Metode Penelitian ini menggunakan
anggota serikat pekerja); 3) olah-ragawati         analisis gender. Di samping itu, penelitian ini
(berotot, bentuk tubuh bagus, kuat agresif,        juga dharapkan dapat menggambarkan
berotot) dan olah-ragawan (berotot, sehat,         sumber-sumber dan kemampuan adaptasi yang
kuat, dalam pembentukan, bentuk tubuh              dapat dimanfaatkan dalam menangani
bagus); 4) wanita sexy (tubuh bagus, rambut        kerentanan       hidup     komunitas   nelayan.
panjang, berpakaian dengan baik, kulit halus,      Selanjutnya menurut Nawawi (2012 : 63)
wajah cantik) dan pria macho (berotot, tubuh       bahwa: “Metode deskriptif diartikan sebagai
tinggi berbulu, berkumis, menarik, berpusat        prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
pada diri-sendiri); 5) wanita pengusaha            dengan menggambarkan atau obyek yang
(cerdas, pakaian bagus, tidak menikah,             diteliti, seperti individu, lembaga, masyarakat
pekerjaan berat, teratur) dan pria pengusaha       dan lain-lain, pada saat sekarang berdasarkan
(memakai jas, kantor dengan pandangan              fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
bagus, pendidikan perguruan tinggi, cerdas,        adanya”.
penampilan bagus).                                         subjek penelitian ini adalah komunitas
                                                   nelayan yang ada di daerah Pasar Bengkulu
Kerentanan Hidup                                   Kota Bengkulu. Untuk mendapatkan data yang
         Berkaitan dengan konsep vulnerability     tepat, maka informan ditentukan melalui
(kerentanan), Gallopin (2006) menyampaikan         Kriteria: pertama, mereka yang terlibat
kerentanan adalah kondisi ketika sistem            langsung dengan masalah penelitian. Kedua,
diguncang oleh suatu gangguan (disturbances)       orang yang dipandang mampu memberikan
dan tekanan dari luar sistem (perturbations).      informasi secara mendalam yang berkaitan
Kerentanan juga dilihat sebagai kemampuan          dengan masalah penelitian.
untuk bertahan, kemampuan melakukan                          Dalam Penelitian kualitatif, proses
perubahan (transformasi) ketika diguncang          pengumpulan data meliputi tiga kegiatan yang
suatu gangguan tertentu.                           harus dilakukan peneliti, yaitu :
 1. Mengacu pada konsep kerentanan yang             1. Proses Memasuki Lokasi Penelitian
     dikemukakan Gallopin (2006), kerentanan             (Getting in)
     hidup komunitas nelayan mempunyai 3                 Menurut Sherraden dan Barrera 1995,
     (tiga) komponen: 1) Pertama, tingkat                (dalam Moleong, 2002:23), bahwa:
     paparan (exsposure), yaitu sejauh mana              Informan legitimatiy comes from their
     sistem (pola kehidupan komunitas)                   overall ability to convey an acceptable
     bersinggungan dengan gangguan. 2)                   and trustworthy presence. Dalam usaha
     Kedua, Tingkat kepekaan (sensitivity)               memasuki lokasi penelitian, peneliti di
     yang diartikan sebagai efek atau dampak             samping menempuh jalur formal, yaitu
     dari gangguan       yang diterima baik              dengan memperoleh izin secara formal
     langsung maupun tidak langsung oeh                  dari Kecamatan Pasar Bengkulu Kota
     komunitas nelayan. Ketiga, Kemampuan                Bengkulu. Di samping itu dalam proses
     adaptasi    (capacity    of    response),           memasuki daerah penelitian, peneliti
     merupakan kemampuan sistem dalam                    mencoba berbaur dengan Aparat kantor
     komunitas nelayan untuk menanggapi                  Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan
     gangguan, menyeimbangkan potensi                    Masyarakat Nelayan Pasar Bengkulu
     dampak        yang     akan      muncul,            Kota Bengkulu guna mendapatkan data
     memanfaatkan peluang, dan menyatu                   dan informasi yang akurat.
     dengan konsekuensi yang kemungkinan            2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian
     muncul dari adanya suatu perubahan.                 (Getting Along)
                                                         Sherraden dan Barrera 1995, (dalam
Jenis Penelitian                                         Moleong, 2002) menyatakan bahwa: “ ...
                                                                                              139
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                    JURNAL KAGANGA                     ISSN. 2549-8142
   a key ti achieving accuracy and               berkelompok (3-5 orang) maupun sendiri
   comprehensiveness is to build trus twith      dengan menggunakan pukat atau sampan milik
   respondents...”. Karena posisi peneliti       sendiri maupun milik seorang juragan.
   menjadi bagian dari objek yang diteliti,      Perkembangan perikanan laut di Kota
   maka sesuai pendatat tersebut pada tahap      Bengkulu dapat dilihat dari perkembangan
   ini peneliti berusaha menjalin hubungan       jumlah armada penangkapan ikan, jenis alat
   pribadi yang akrab dengan subjek              tangkap dan produksi hasil perikanan yang
   penelitian dan tetap menjaga keobjektifan     tersaji dalam tabel berikut:
   dari data atau informasi melalui field note
   maupun memo yang ketat.
3. Pengumpulan Data (Longing the Data)
   Berdasarkan pada jenis dan sumber data
   yang diperlukan, teknik pengumpulan
   data yang digunakan meliputi:
   a. Wawancara (Interview)
        Wawancara       jenis    ini     tidak
        dilaksanakan dengan struktur ketat,
        tetapi dengan pertanyaan yang                    Pada tahun 2013 total produksi hasil
        semakin         memfokus         pada    perikanan sebesar 29001,5 ton yaitu 36,22 %
        permasalahan sehingga informasi          dari potensi lestarinya. Rata-rata 68 % dari
        yang dikumpulkan cukup mendalam          total hasil perikanan merupakan komoditas
        akan tetapi tetap mengacu pada           perikanan bernilai ekonomis yang tinggi dan
        pedoman wawancara yang telah ada         sekitar 90% dipasarkan dalam bentuk segar
        sehingga informan memberikan             sebagai komoditi ekspor.       Sementara itu
        informasi yang sebenarnya terutama       sisanya 32% ikan bernilai non ekonomis
        yang berkenaan dengan perasaan,          dipasarkan lokal maupun regional dalam
        sikap dan pandangan mereka               bentuk ikan segar maupun olahan.
        terhadap pelaksanaan kerjanya.
   b. Dokumentasi                                 Letak dan Keadaan Geografis
        Teknik      ini   dilakukan     untuk    Wilayah      daerah    Bengkulu       berbentuk
        mendapatkan data sekunder yang           memanjang sejajar dengan pantai Samudera
        dilaksanakan        dengan        cara   Indonesia dan terletak diantara Lintang Selatan
        mengumpulkan        data         yang    20 – 50 dan Bujur Timur 1010 – 1040, dengan
        bersumber pada arsip dan dokumen-        luas wilayah 20.000 Km2 Provinsi Bengkulu
        dokumen yang ada pada masyarakat         ini terbagi atas 3 wilayah kabupaten dan I
        yang relevan dan dianggap perlu          wilayah kotamadya, serta setiap wilayah
        untuk mendukung proses penelitian.       tingkat II tersebut terbagi lagi menjadi
                                                 beberapa kecamatan. Mulanya di sekitar Kota
Teknik Analisa Data                              Bengkulu sekarang terdapat beberapa buah
       Teknik Analisa data dalam Penelitian      kerajaan, yaitu Kerajaan Silebar, Sungai
ini adalah analisis dengan mengumpulkan          Lemau, Sungai Serut dan Kerajaan. Daerah
model interaktif. Dalam model ini terdapat 3     provinsi Bengkulu terletak di pesisir Barat
(tiga) komponen analisis, yaitu: Reduksi,        Pulau Sumatera dan membujur dari Utara
sajian data dan Penarikan kesimpulan (Miles      Selatan. Pada jalur pegunungan masih terdapat
& Hubberman, 2014:16), selanjutnya analisis      gunung berapi dan hal tersebut ditandai oleh
memadukan cara interaktif terhadap ketiga        banyaknya sumber mata air panas. Di daerah
komponen utama dimaksud. Reduksi data            Bengkulu hampir semua sungai bermuara di
diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan    pesisir barat wilayah Bengkulu. Keadaan
perhatian           pada     penyederhanaan,     prasarana transportasi di daerah Bengkulu
pengabstrakan dan transformasi data kasar        telah berada pada kondisi yang relatif baik.
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.
                                                          Untuk menentukan profil informan
PEMBAHASAN                                       penelitian, maka peneliti menggunakan teknik
        Total jumlah nelayan 3756 umumnya        purposive sampling. Informan penelitian ini
adalah nelayan tradisional yang melaut secara
                                                                                            140
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                    JURNAL KAGANGA                       ISSN. 2549-8142
dipilih oleh peneliti berdasarkan profil yang     merasa bahwa nelayan merupakan pekerjaan
telah ditentukan oleh peneliti. Profil informan   yang berat dan berbahaya bagi kaum
tersebut mengacu pada tujuan dan maksud dari      perempuan. Hampir seluruh informan laki-laki
penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk      yang berprofesi sebagai nelayan mengaku
mengetahui strukturasi gender komunitas           bahwa mereka menyetujui apabila istrinya
nelayan dalam menghadapi kerentanan hidup         membantu dalam mencari nafkah akan tetapi
di Pasar Bengkulu Kota Bengkulu. adapun           para nelayan tidak pernah mengizinkan
daftar informan adalah sebagai berikut :          istrinya untuk benar-benar terjun ke lapangan
                                                  seperti melakukan pelayaran.
                                                  Peran gender komunitas nelayan dalam
                                                  menghadapi kerentanan hidup di Kota
                                                  Bengkulu
                                                           Kota Bengkulu merupakan kota
                                                  dengan laut yang luas, sehingga dapat
                                                  dikatakan banyak dari masyarakat yang tinggal
                                                  didaerah pesisir memiliki kesempatan untuk
        Penelitian ini dimulai dari tanggal 09    bekerja sebagai nelayan. Meski sudah banyak
Februari 2018 sampai dengan 09 September          yang berfikir pada dasarnya perempuan dan
2018. Pengumpulan data dilakukan dengan           laki-laki tidaklah berbeda dalam hal
cara wawancara dengan para informan terpilih,     melakukan kegiatan apapun, akan tetapi pada
observasi dan dokumentasi sehingga data yang      praktiknya masyarakat Kota Bengkulu
peneliti peroleh benar-benar data baik yang       khususnya       masyarakat     dengan     mata
diperoleh    dilapangan    secara     langsung    pencaharian nelayan dan memiliki istri atau
berdasarkan dari informan yang telah peneliti     keluarga perempuan masih beranggapan
tentukan.                                         bahwa pekerjaan berat seperti nelayan tidak
                                                  dilakukan oleh perempuan dengan tidak
         Peran gender selalu terjadi pada semua   ditemukannya nelayan perempuan yang terjun
kalangan dan kehidupan manusia dalam              langsung ke lapangan untuk mencari ikan dan
bermasyarakat tanpa atau dengan disadari.         hanya beberapa perempuan yang membantu
Masing-masing gender akan memiliki                kegiatan nelayan tetapi tidak untuk melakukan
perannya dengan persepsi bahwa gender terdiri     pelayaran.
dari perempuan dan laki-laki. Dengan                       diketahui bahwa pada intinya laki-laki
demikian diketahui bahwa dalam melakukan          dan perempuan masih memiliki batas-batas
aktivitas maka manusia akan memerankan            dalam melaksanakan sesuatu, begitupula
perannya sebagai laki-laki atau perempuan dan     dengan pekerjaan nelayan. hasil penelitian
hal tersebut juga terjadi dikalangan nelayan      menjelaskan bahwa peran gender memang ada
yang ada di Pasar Bengkulu Kota Bengkulu.         dalam pembagian tugas kerja kegiatan
         Mengetahui bahwa pekerjaan nelayan       nelayan. dan mayoritas bahkan hampir seluruh
diidentifikasi merupakan pekerjaan yang           kegiatan inti nelayan masih dilakukan oleh
dilakukan oleh gender laki-laki, sehingga akan    laki-laki saja, meskipun sebagian informan
terlihat janggal apabila perempuan yang           mengatakan       bahwa      gender    tidaklah
melakukan kegiatan sebagai nelayan. Padahal       berpengaruh akan tetapi pada realitasnya
diketahui bahwa banyak dari perempuan yang        masih sulit menemukan nelayan dengan jenis
merasa mampu untuk melakukan pekerjaan            kelamin perempuan
tersebut dan merasa bahwa dengan melakukan        Stereotipasi dan proses streotipasi peran
pekerjaan tersebut setidaknya perempuan           gender wanita pada komunitas nelayan di
dapat memberikan bantuan dalam pemenuhan          Kota Bengkulu
kebutuhan ekonomi keluarga. Di Kota
Bengkulu sendiri para laki-laki sudah mulai                Istilah     stereotipe     (stereotype),
berfikir untuk mengizinkan istrinya untuk         sebagaimana dijelaskan Unger dan Crawford
membantu dalam kegiatan nelayan meskipun          (1992: 107), digunakan pertama kali oleh
tidak seutuhnya.                                  Walter Lippman untuk menggambarkan satu
         Namun kegiatan nelayan masih             jenis perilaku manusia. Menurut Lippman,
dibatasi karena masyarakat setempat masih         stereotipe       utamanya     secara     kultural
                                                                                               141
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                    JURNAL KAGANGA                      ISSN. 2549-8142
menentukan        gambaran-gambaran        yang   mencari nafkah sudah mulai berubah,
mengganggu antara bagian-bagian kognitif          perempuan sudah diikutsertakan untuk
individu dan persepsinya tentang dunia.           membantu mencari nafkah dengan membantu
Stereotipe sampai sekarang dipahami sebagai       berjualan dan hal tersebut tidak membuat
sebuah proses yang mendistorsi realita.           perempuan di komunitas nelayan Pasar
Selanjutnya oleh Unger dan Crawford               Bengkulu keberatan, akan tetapi ketidakadilan
dijelaskan, stereotipe terjadi ketika individu-   masih dirasakan dimana streotipe mengenai
individu dikelompokkan oleh individu-             pekerjaan rumah tangga yang harus
individu lain sebagai mempunyai sesuatu yang      dilaksanakan oleh perempuan tidak seharusnya
sama karena mereka anggota dari sebuah            dikerjakan oleh laki-laki, dan ketidakadilan
kelompok tertentu atau kategori orang tertentu.   mengenai streotype ini membuat kesenjangan
         Sebagian besar nelayan baik laki-laki    nilai kerja dimana perempuan masih
maupun perempuan yang di wawancarai               dititikberatkan dalam semua hal sedangkan
merasa bahwa streotipasi yang berkembang          laki-laki dipercaya tidak pantas untuk
akan perbedaan antara laki-laki dan               mengerjakan      pekerjaan    rumah    karena
perempuan tidaklah terlalu signifikan.            pekerjaan rumah merupakan pekerjaan
Kegiatan nelayan memang tidak dilakukan           perempuan dan laki-laki tidak layak untuk
oleh perempuan seutuhnya terutama dalam hal       mengerjakan pekerjaan rumah tersebut.
penangkapan ikan, akan tetapi hampir seluruh               Peran dan kedudukan perempuan
informan mengatakan bahwa perempuan               sebagai sebagai soerang istri sekaligus
memiliki kesempatan untuk membantu                membantu mencari nafkah dalam sebuah
perekonomian dalam keluarga dengan                keluarga      membuat     perempuan     kaum
berbagai cara baik itu membantu suami dalam       perempuan menjadi terintimidasi. pengolah
memasarkan produk tangkapan maupun                dan pemasar hasil perikanan perempuan belum
pekerjaan lain yang dianggap baik untuk           terakomodasi dalam peraturan perundangan
menambah pencapatan ekonomi bagi keluarga         yang berlaku. Khususnya di Provinsi Bengkulu
nelayan.                                          belum ada peraturan daerah yang mengatur
         Tetapi tindakan para nelayan masih       tentang usaha perikanan. Oleh sebab itu
tidak membuktikan ucapannya karena para           penelitian berupaya untuk perlindungan bagi
nelayan masih menunjukkan sisi kepercayaan        perempuan usaha mikro kecil, yang dapat
yang berakar dari budaya yang ada dimana          memberikan       sumbangan      materi   bagi
laki-laki tidak melakukan pekerjaan rumah         penyusunan peraturan perundangan dan
karena pekerjaan rumah merupakan pekerjaan        kebijakan mengenai usaha perikanan dan
yang memang harus dilakukan oleh                  perlindungan nelayan kecil/tradisional yang
perempuan. Komunitas nelayan merasa bahwa         responsif gender dan berwawasan lingkungan.,
pekerjaannya sebagai nelayan dan kegiatannya      dengan       demikian     diharapkan    dapat
dalam menangkap ikan di tengah laut sudah         memberikan sumbangan pemikiran untuk
cukup membuatnya letih sehingga nelayan           menyelesaikan masalah-masalah strategis
enggan untuk membantu para istri untuk            bangsa baik pada level daerah maupun
melaksanakan pekerjaan rumah dan seluruh          nasional, utamanya berkaitan dengan upaya
pekerjaan rumah selalu dibebankan kepada          pengentasan kerentanan dan kemiskinan pada
istri                                             masyarakat pesisir.
         Dari pemaparan mengenai peran
gender pada komunitas nelayan diketahui           Ideologi gender dominan di balik
bahwa         perbedaan       gender       juga   perbedaan tingkat kerentanan pada
mengklasifikasikan streotipe peran gender         komunitas nelayan di Kota Bengkulu
yang ada pada komunitas nelayan tersebut,                 Sesuai dengan hasil analisis penelitian
perempuan memiliki berbagai peran penting         maka diketahui ideologi yang berkembang
dalam sebuah hubungan keluarga di mana            pada komunitas nelayan di Kota Bengkulu
perempuan        mengerjakan        keseluruhan   adalah ideologi patriarki dimana setiap
pekerjaan rumah tangga dan laki-laki akan         individu laki-laki berada pada posisi dominan
mencari nafkah. Proses terjadinya streotip        dan setiap individu perempuan dalam posisi
gender terjadi seiring dengan berjalannya         subordinat, hal ini menyebabkan perempuan
waktu dimana streotipe mengenai peran             pada komunitas nelayan masih dianggap
gender bahwa laki-laki adalah bertugas untuk      belum leluasa untuk menjalankan aktivitasnya
                                                                                             142
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                    JURNAL KAGANGA                      ISSN. 2549-8142
sesuai dengan keinginannya, karena adanya             bahwa gender tidaklah berpengaruh akan
batasan-batasan dimana tidak setaranya gender         tetapi pada realitasnya        masih sulit
antara laki-laki dan perempuan pada                   menemukan nelayan dengan jenis
komunitas nelayan Kota Bengkulu tersebut.             kelamin perempuan.
Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya          2. Peran gender pada komunitas nelayan
perempuan yang merasa bahwa ketidak adilan            diketahui bahwa perbedaan gender juga
dalam menjalankan berbagai pran rumah                 mengklasifikasikan streotipe peran gender
tangga masih sering terjadi, sehingga memuat          yang ada pada komunitas nelayan
wanita pada komunitas nelayan Kota                    tersebut, perempuan memiliki berbagai
Bengkulu merasa apa yang harus diperenkan             peran penting dalam sebuah hubungan
masih dianggap lebih berat daripada laki-laki,        keluarga       di     mana       perempuan
dan wanita pada komunitas nelayan tersebut            mengerjakan       keseluruhan     pekerjaan
tidak secara gamblang menentang apa yang              rumah tangga dan laki-laki akan mencari
sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan               nafkah.
berumah tangganya.                                3. Proses terjadinya stereotipasi peran
Apa yang telah disimpulkan mengenai                   gender wanita pada komunitas nelayan di
ideologi    mendukung       pernyataan    yang        Kota      Bengkulu,      seiring     dengan
ditegaskan oleh Goodwin dan Fiske dimana              berjalannya waktu streotipe mengenai
kebanyakan budaya bersifat patriarkal, yang           peran gender bahwa laki-laki adalah
berarti bahwa laki-laki lebih banyak akses dan        bertugas untuk mencari nafkah sudah
penguasaan terhadap sumber daya daripada              mulai berubah, perempuan sudah
perempuan, yang mengarah ke lebih banyak              diikutsertakan untuk membantu mencari
kekuatan yang dikuasai (Priandono, 2016).             nafkah dengan membantu berjualan dan
Berdasarkan apa yang dikatakan oleh                   hal tersebut tidak membuat perempuan di
Goodwin dan Fiske di pahami bahwa system              komunitas nelayan Pasar Bengkulu
ideologi patriarki memang masih banyak                keberatan.     Peran     dan     kedudukan
digunakan hingga saat ini, meskipun                   perempuan sebagai seorang istri sekaligus
perubahan zaman dan perkembangan teknologi            membantu mencari nafkah dalam sebuah
tetap terus berjalan akan tetapi ideology             keluarga membuat kaum perempuan
tersebut rupanya masih sulit untuk dilepaskan,        menjadi terintimidasi. Pengolah dan
dan pada akhirnya perwujudan untuk                    pemasar hasil tangkapan atau perikanan
menyamaratakan status gender bagi manusia             perempuan belum terakomodasi dalam
masih belum terealisasi terutama pada daerah-         peraturan perundangan yang berlaku.
daerah yang tidak diberikan penyuluhan dan            Khususnya di Kota Bengkulu belum ada
pengertian akan pentingnya penyamarataan              peraturan daerah yang mengatur tentang
status gender agar kehidupan manusia menjadi          usaha perikanan.
lebih baik.                                      Ideologi yang berkembang pada komunitas
                                                 nelayan ini adalah ideologi patriarki dimana
KESIMPULAN                                       setiap individu laki-laki berada pada posisi
         Berdasarkan hasil analisis dan          dominan dan setiap individu perempuan dalam
pemaparan       yang    dilakukan     mengenai   posisi subordinat, hal ini menyebabkan
strukturasi gendr pada komunitas nelayan di      perempuan pada komunitas nelayan masih
Kota Bengkulu maka terdapat beberapa             dianggap belum leluasa untuk menjalankan
kesimpulan yang menjadi temuan dalam             aktivitasnya sesuai dengan keinginannya,
penelitian ini, adapun diantaranya adalah :      karena adanya batasan-batasan dimana tidak
 1. Peran gender komunitas nelayan dalam         setaranya gender antara laki-laki dan
     menghadapi kerentanan hidup di Kota         perempuan pada komunitas nelayan di Kota
     Bengkulu pada dasarnya laki-laki dan        Bengkulu
     perempuan masih memiliki batas-batas
     dalam melaksanakan pekerjaan sebagai        DAFTAR PUSTAKA
     nelayan. Peran gender memang ada dalam      Crawford, M., & Unger, R. (2004). Women
     pembagian tugas kerja kegiatan nelayan      and Gender (3rd ed). New York McGraw-Hill,
     dan hampir seluruh kegiatan inti nelayan    h. 298
     masih dilakukan oleh laki-laki saja,
     meskipun sebagian informan mengatakan
                                                                                             143
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                     JURNAL KAGANGA                      ISSN. 2549-8142
  Fakih, M (2013), Analisis Gender dan             Miles, BB, dan AM Hubberman, (2014).
Transformasi Sosial.   Pustaka Pelajar,            Analisis Data Kualitatif, UI Press, Jakarta.
Jogyakarta
                                                   Mosco, Vincent, 1996, The Political Economy
Giddens, Anthony, (2009). Teori Strukturasi:       of Communication: R ethinking and Re- newal,
Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial            London: Sage Publications
Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
                                                   Moleong, Lexy J, (2001).         Metodologi
Giddens, Anthony, 1986a, The Constitution of       Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
society: Outline of the Theory of Structuration,   Bandung.
University of California Press: Berkeley.
                                                   Neuman, W. Lawrence, 1997, SociResearch
Giddens, Anthony, 1986b, Central Problems          Methods: Qualitative and Quantitative
in Social Research; Action, Structure and          Approach (3rd ed.), Boston: Allyn and Bacon.
Contradictiona in Social Analysis. University
of California Press, Berkeley dan Los Angeles.     Nawawi,      Hadari,   (2012).    Metodologi
                                                   Penelitian Bidang Sosial, Cetakan Ke delapan,
Golding, Peter dan Graham Murdock,1991,            Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
“Culture, Communications, and Political
Economy”, Dalam James Curran dan Michael           Ossira, Yessilia and Desy, Afrita and Novi,
Gurevitch (eds), Mass Media and Society,           Hendrika     Jayapura    (2015).”   INDUK
Edward Arnold, London.                             SEMANG”. Sebuah Model Perlindungan
                                                   Sosial Bagi Kelompok Nelayan Jakat Makmur
Guba, Egon G.dan Yvonna S. Lincoln, 1994,          Kota Bengkulu, Journal PEKSOS, 13 (1).PP. 1-
“Competing Paradigms in Qualitative                14.ISSN 1412-5153.
Research”, dalam Norman K. Denzin dan
Yvonna S.Lincoln, (Eds), Handbook of               Ollenburger, C.Jane dan Helen A. Moore,
Qualitative Research, Sage Publications,           (2002). Sosiologi Wanita. Jakarta; Bina Aksara
London.
                                                   Richmond-Abbott, Marie, (2008). Masculine
Gallopin Gc. (2006). Lingkages Between             & Feminine: Gender Roles Over The Life
Vulnerebality,Resiliensi, and  adoptive            Cycles (2nd ed.), McGraw-Hill, Ind, New
Capacity. Journal Global Environmental             York.
Change. 16:293-203.
                                                   Sunarto,( 2009). Televisi, Kekerasan, &
Handayani, T dan Sugianti, 2015, Konsep dan        Perempuan. PT. Kompas Media Nusantara,
Teknik Penelitian Gender. Malang, Universitas      Jakarta.
Muhammadiyah Malang.
                                                   Sunarto, (2010). Stereotipasi Peran Gender
[ILO] International Labor Organization.            Wanita dalam Program Televisi Anak di
2002. Globla report under the fellow-up to the     Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8,
ILO decleration on fundemantal principles          Nomor 3, September – Desember 2010,
and right at work: a future without a child        halaman 233 – 245.
labour. Geneva: Labour Conference.
                                                   Singarimbun.M, dan Efendi Sofyan, (2008).
Munandar, Aris dan Juliantono, Ferry J.            Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES,
(2016). Fenomena Kemiskinan Nelayan:
Perspektif Teori Strukturasi. Jurnal Kajian        UU RI NO. 7 Tahun 2016 Tentang
Politik dan Masalah Pembangunan, Vol.12 No.        Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
02.2016, halaman 1857 – 1866.                      Pembudiyaaan Ikan dan Petani Garam.
Mahanani, S. (2003). Keadilan Agraria Bagi         Wolffensperger, Joan, (1991), “Engendered
Petani dalam Konteks Perempuan Petani dan          Structure: Giddens and the Conceptualization
Pengaturan Sumber Agraria (Tanah). Jurnal          of Gender”, Dalam Kathy Davis dan kawan-
Analisis Sosial, Vol. 8, Edisi 2 Oktober 2003.
                                                                                             144
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu
                                 JURNAL KAGANGA         ISSN. 2549-8142
kawan (eds), The Gender of Power, Sage
Publication, London.
 Wijaya, H.R.(2000), Penelitian Berspektif
 Gender. Jurnal Analisis Sosial, Edisi 4
www.news.republika.co.id
                                                                      145
Strukturasi Gender Komunitas Nelayan Di Kota Bengkulu