0% found this document useful (0 votes)
234 views20 pages

203 383 1 SM

This document summarizes a geoarchaeological exploration of Paleolithic sites on Seram Island, Maluku Province, Indonesia. The exploration found 14 Paleolithic sites on the island. Lithic tools at the sites were made from materials like jasper, chert, limestone, flint, and quartzite, which were sourced from central Seram and spread east and west across the flatter areas of the island. The exploration characterized the island's geology, geomorphology, stratigraphy, and structures to understand their relationship to the distribution and existence of the Paleolithic sites.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
234 views20 pages

203 383 1 SM

This document summarizes a geoarchaeological exploration of Paleolithic sites on Seram Island, Maluku Province, Indonesia. The exploration found 14 Paleolithic sites on the island. Lithic tools at the sites were made from materials like jasper, chert, limestone, flint, and quartzite, which were sourced from central Seram and spread east and west across the flatter areas of the island. The exploration characterized the island's geology, geomorphology, stratigraphy, and structures to understand their relationship to the distribution and existence of the Paleolithic sites.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 20

EKSPLORASI GEOARKEOLOGI SITUS PALEOLITIK DI PULAU

SERAM, PROVINSI MALUKU


(Geoarchaeological Exploration of Paleolitical Sites on The Island of Seram,
Moluccas Province)

Muh. Fadhlan S. Intan


Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Jl. Raya Condet Pejaten No. 4 Jakarta Selatan 12510, e-mail:
geobugis@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Histori artikel East Seram District, Central Maluku, and West Seram regency is located
on the island of Seram, where research was conducted, save a lot of
Diterima: 31 Maret 2017 cultural, one of the paleolithic period, which is a long time not received
Direvisi: 3 Mei 2017 attention from environmental researchers. It is used as the basis of the
Disetujui:12 Juni 2017 main issues that include geology in general. Therefore, the purpose of
this study was to perform surface geological mapping in general as one of
the efforts to provide geological information, while the goal is to determine
aspects of geomorphology, stratigraphy, structural geology associated with
Keywords: the existence of paleolithic sites in the study area. The research method
geology, begins with a literature review, surveys, analysis, and interpretation of field
data. Environmental scanning provides information about the landscape
pleistocene, consists of plains morphological units, units of corrugated morphology
paleolithic, weak, strong corrugated morphology unit, and units of karst morphology.
open site, The river berstadia old-mature river stadium, periodical/permanent
river, and river episodic/intermittent river. Constituent rock is sandstone,
lithic tools materials limestone, marl, andesite, tuff, schist, volcanic breccias, reef limestones,
conglomerates, and alluvial. Geological structures such as faults and
folds. Ceram Research discovered 14 Paleolithic sites. From the analysis
Kata kunci: of petrology, lithic tools made of jasper rocks, chert, metalimestone, flint,
geologi, and quartzite. Rock as raw material litik tool, found in the middle of Seram
Plistosen, Island, then spread to the west and to the east which has a flat relief.
Paleolitik,
situs terbuka, ABSTRAK
bahan alat litik
Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, dan
Kabupaten Seram Bagian Barat terletak di Pulau Seram, yang menjadi
lokasi penelitian, menyimpan banyak tinggalan budaya, salah satunya
dari masa paleolitik, yang sekian lama tak mendapat perhatian dari para
peneliti lingkungan. Hal inilah yang dijadikan dasar permasalahan utama
yang mencakup geologi secara umum. Oleh sebab itu, maksud penelitian
ini dalah untuk melakukan pemetaan geologi permukaan secara umum
sebagai salah satu upaya untuk menyajikan informasi geologi, sedangkan
tujuannya adalah untuk mengetahui aspek-aspek geomorfologi, stratigrafi,
struktur geologi yang dikaitkan dengan keberadaan di situs-situs paleolitik
wilayah penelitian. Metode penelitian diawali dengan kajian pustaka,
survei, analisis, dan interpretasi data lapangan. Pengamatan lingkungan
memberikan informasi tentang bentang alamnya terdiri yang dari satuan
morfologi dataran, satuan morfologi bergelombang lemah, satuan morfologi
bergelombang kuat, dan satuan morfologi karst. Sungainya berstadia
sungai dewasa-tua, sungai periodik/permanen, dan sungai episodik/
intermittent. Batuan penyusun adalah batupasir, batugamping, napal,
andesit, tufa, sekis, breksi volkanik, batugamping terumbu, konglomerat,
dan aluvial. Struktur geologi berupa patahan, dan lipatan. Eksplorasi di
Pulau Seram telah menemukan 14 situs paleolitik. Dari analisis petrologi,
alat-alat litik terbuat dari batuan jasper, chert, metagamping, batuapi, dan
kuarsit. Batuan sebagai bahan baku alat litik, ditemukan di bagian tengah
Pulau Seram, lalu disebarkan ke arah barat dan timur yang berelief datar.

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 1


PENDAHULUAN atau 8.572.800 ha memiliki bentuk
Maluku adalah sebuah provinsi lahan dataran seluas 1.251.630 ha
di Indonesia, dengan ibukotanya (14,6%), berombak seluas 2.417.530
adalah Ambon. Provinsi Maluku terdiri ha (28,2%)  dan bukit dan pegunungan
atas gugusan kepulauan yang dikenal seluas 4.903.640 ha (57,2%). Provinsi
dengan Kepulauan Maluku. Wilayah Maluku merupakan daerah kepulauan
Kepulauan Maluku terletak pada posisi yang terdiri dari 559 pulau dan dari
2°30’−9° lintang selatan dan 124°−135° sejumlah pulau tersebut, terdapat
bujur timur (BPS, 2015). Kepulauan beberapa pulau yang tergolong pulau
Maluku, secara geografis terletak besar. Daratan Provinsi Maluku tidak
di antara Provinsi Maluku Utara, terlepas dari gugusan gunung dan
Papua Barat, Sulawesi Tenggara dan danau yang terdapat hampir di seluruh
Sulawesi Tengah, Negara Timor Leste kabupaten/kota, yang berjumlah empat
dan Australia. Provinsi Maluku dibatasi gunung dan sebelas danau. Adapun
oleh Provinsi Maluku Utara di sebelah gunung yang tertinggi yaitu Gunung
utara; Provinsi Papua Barat di sebelah Binaya dengan ketinggian 3.055 m
timur; Provinsi Sulawesi Tenggara dan terletak di Pulau Seram, Kabupaten
Sulawesi Tengah di sebelah barat; Maluku Tengah (BPS, 2015).
serta dengan Negara Timor Leste dan Kepulauan Maluku beriklim
Australia di sebelah selatan. tropis dan iklim Muzon dimana iklim ini
Secara topografis, sebagai sangat dipengaruhi oleh lautan yang
akibat bentuk kepulauan yang terdiri luas. Temperatur rata-rata dari tiga
dari gunung-gunung dan pulau-pulau, stasiun BMG adalah 27°C, dengan
yang memanjang dari barat ke timur, curah hujan sebesar 184,13 mm (BPS,
dari utara ke selatan sepanjang 1150 2015).
km, dengan luas daratan 85.728 km2

Peta 1. Pulau Seram dan lokasi pengamatan (sumber: Kusuma dkk., 2012 dengan pengolahan)

2 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


Pulau Seram yang luasnya 1,86 juta yang mengontrol daerah telitian)?.
hektar, terletak di sebelah utara Pulau Maksud dari penelitian ini adalah
Ambon. Pulau Seram memiliki alam untuk melakukan pemetaan geologi
pegunungan dan hutan tropis yang permukaan secara umum sebagai salah
eksotis dan unik. Salah satu kekayaan satu upaya untuk menyajikan informasi
Pulau Seram adalah kawasan geologi yang ada, serta melakukan
batugamping (limestone) yang telah suatu analisa berdasar atas data pada
mengalami proses-proses alamiah daerah telitian, kemudian dibuat suatu
dalam batasan ruang dan waktu laporan penelitian untuk melengkapi
geologi. penelitian di Pulau Seram. Tujuan
Informasi tentang keberadaan penelitian yaitu untuk mengetahui
temuan alat-alat paleolitik di wilayah kondisi geologi yang meliputi aspek
ujung timur Kepulauan Indonesia geomorfologi, stratigrafi, struktur
(terutama di sekitar wilayah Maluku, geologi, dalam konteks sumber bahan
Seram, Halmahera dan Papua), alat-alat litik.
diinformasikan oleh Hadiwisastra Penelitian di Pulau Seram
(1999) yang menyatakan bahwa di dilaksanakan di Kabupaten Seram
wilayah Seram Tengah bagian utara Bagian Timur, Kab. Seram Bagian
(Kecamatan Sawai) ditemukan alat- Barat, dan Kabupaten Maluku Tengah.
alat paleolitik (sebanyak lima buah) Lokasi penelitian tercantum pada Peta
yang terbuat dari bahan kalsedon Rupa Bumi Indonesia Lembar 2613
hitam, marmer dan silisifikasi tuff (Taniwel), Lembar 2712 (Werinama),
(Hadiwisastra, 1999: 85-90), dan dan Lembar 2713 (Wahai), berskala
ditindaklanjuti oleh Puslit Arkenas 1:250.000.
melalui Eksplorasi Sumberdaya
Metode
Budaya Paleolitik di Pulau Seram
Metode penelitian yang
Bagian Utara, Provinsi Maluku pada
digunakan dalam penelitian ini,
tahun 2012.
dilakukan dengan beberapa tahap,
Batasan masalah dalam
yang diawali dengan:
penelitian ini, mengkaji lingkup bagian
Kajian Pustaka, dilakukan
utara dari Pulau Seram. Rumusan
dengan mempelajari lokasi penelitian
masalah dalam penelitian ini adalah:
dari peneliti terdahulu, buku, jurnal,
a) bagaimana kondisi bentang alam
maupun dari internet. Survei,
daerah telitian (satuan geomorfik, pola
dilakukan dengan mengamati
dan stadia sungai)?; b) bagaimana
keadaan geomorfologinya yang
stratigrafi daerah telitian (kontak antar
mencakup bentuk bentang alam, dan
satuan batuan)? dan; c) bagaimana
bentuk sungai. Kemudian lithologi
permasalahan struktur geologi daerah
yang mencakup jenis batuan, batas
telitian (struktur geologi apa saja

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 3


penyebaran batuan, dan urut- sungai.
urutan pengendapan. Selanjutnya c. Struktur Geologi: Pengamatan
struktur geologi yang terdapat di struktur geologi di lapangan akan
wilayah penelitian, misalnya patahan dilanjutkan melalui analisis jenis
(fault), lipatan (fold) dan kekar (joint) struktur, misalnya patahan (fault)
melalui pengukuran jurus (strike) dan apakah jenis patahan normal
kemiringan (dip). Selama survei akan (normal fault), patahan naik (thrust
dilakukan pengambilan sampel batuan fault), patahan geser (strike fault)
yang akan digunakan dalam analisa dan sebagainya. Lipatan (fold)
laboratoris. apakah sinklin ataukah antiklin.
Analisis, hasil pengamatan Kekar (joint) apakah kekar tiang
lapangan akan di analisis lebih lanjut (columnar joint) atau kekar lembar
di laboratorium maupun dalam bentuk (sheet joint).
pembuatan peta (misalnya peta Data-data dari kajian pustaka
geologi, peta geomorfologi). Langkah dengan hasil lapangan dan laboratorium
analisis akan disesuaikan dengan dikompilasikan dengan hasil penelitian
kebutuhan dan urutan kerja geologi, penulis, dan langkah terakhir dilakukan
yaitu: interpretasi peta geologi dan peta
a. Lithologi, sampel batuan dianalisis, topografi.
melalui petrologi, unsur batuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dianalisis adalah jenis batuan,
Nama Maluku pertama kali
warna, kandungan mineral, tekstur,
digunakan oleh bangsa Portugis untuk
struktur, fragmen, matriks, semen.
menyebutkan pulau-pulau yang
Hasil analisis akan memberikan
terletak diantara Sulawesi dan Papua.
produk nama batuan.
Yang termasuk pulau-pulau itu adalah
b. Geomorfologi, penentuan
Halmahera, Ternate, Tidore, Obi Sula,
bentuk bentang alam akan
Seram, Buru, Ambon dan Banda.
mempergunakan Sistem
Dalam tulisan ini, Maluku dipakai
Desaunettes (1977), (Todd 1980),
dalam arti yang luas, yaitu meliputi
yang didasarkan atas besarnya
seluruh kompleks dari kelompok dan
kemiringan lereng dan beda tinggi
rangkaian pulau yang batas-batasnya
relief suatu tempat. Hasilnya adalah
adalah sebagai berikut: di sebelah utara
pembagian wilayah berdasarkan
dengan kepulauan Filipina, di sebelah
ketinggian dalam bentuk
timur dengan Papua, di sebelah
prosentase lereng. Pengamatan
tenggara benua Australia, sebelah
sungai dilakukan untuk melihat
baratdaya pulau-pulau Sunda Kecil
pola pengeringan (drainage basin),
dan di sebelah barat dengan Sulawesi
misalnya klasifikasi berdasarkan
Bemmelen (1949). Kepulauan Maluku
atas kuantitas air, pola dan stadia

4 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


terdiri dari ± 9000 pulau, yang terbagi Geologi Wilayah Pulau Seram
dalam lima kelompok kepulauan, yaitu Pengamatan lingkungan
Kepulauan Halmahera, Seram, Kai, geologi pada penelitian ini mencakup
Aru, dan Tanimbar. aspek bentuk bentang alam, batuan
Geologi Regional Seram, penyusun, dan struktur geologi di
dikemukakan pertama kali oleh Kemp wilayah Pulau Seram dan sekitarnya.
dan Mogg (1992:521-551), Kemp
Geomorfologi
(1992, 11.1-33), Kemp, Mogg, dan
Morfologi atau bentuk bentang
Barraclough (1995). Berdasarkan
alam dipengaruhi oleh beberapa faktor
kenampakan geomorfologi, Pulau
yaitu: a) lithologi; b) struktur; c) stadia
Seram membentang dari timur-barat
daerah dan; d) tingkat perkembangan
±340 km dan utara-Sselatan ±70 km.
erosi (Thornbury, 1964). Berdasarkan
Mempunyai pegunungan dengan
hal tersebut diatas, bentang
hutan yang rapat, titik tertinggi di Pulau
alam (morfologi) di wilayah Pulau
Seram adalah 3.027 mdpl. Kemiringan
Seram sekitarnya, secara umum
lereng berkisar antara 30-60% dari
memperlihatkan kondisi dataran
Gunung Markele sampai Gunung
bergelombang. Kondisi bentang alam
Binaya yang merupakan titik tertinggi
seperti ini, apabila di klasifikasikan
tersebut.  Sebagian besar kawasan
dengan mempergunakan Sistem
ini memiliki kelerengan yang terjal dan
Desaunettes, 1977 (Todd 1980), yang
lembah-lembah yang dalam. Bagian
berdasarkan atas besarnya prosentase
yang landai terletak dibagian utara
kemiringan lereng dan beda tinggi relief
Wahai dan Sasarata serta bagian
suatu tempat, maka wilayah Pulau
selatan di daerah Hatumete dan Woke.
Seram terbagi atas empat satuan
Pulau Seram mempunyai potensi
satuan morfologi yaitu:
sumberdaya air dan lahan yang cukup
a) Satuan Morfologi Dataran, dengan
tinggi. Potensi air permukaan cukup
prosentase kemiringan lereng
besar dengan teramatinya volume
antara 0-2%; b) Satuan Morfologi
air yang besar pada sungai-sungai di
Bergelombang Lemah, dengan
sekitar Teluk Elpaputih, Teluk Taluti, dan
prosentase kemiringan lereng
sekitar Wahai. Potensi air tanah sangat
antara 2-8%. c) Satuan Morfologi
besar di sepanjang pantai utara daerah
Bergelombang Kuat, dengan
Seram Timur antara Nief dan Wahai.
prosentase kemiringan lereng antara
Hampir semua sungai yang mengalir ke
8-16% dan; d) Satuan Morfologi
utara kehilangan volume airnya karena
Bergelombang Karst. Secara umum
meresap kedalam batuan yang sangat
ketinggian wilayah penelitian 7-45
lulus air (batupasir dan konglomerat)
meter diatas permukaan air laut.
(Jatmiko, dkk., 2012).

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 5


Peta 2. Pulau Seram Provinsi Maluku dan lokasi pengamatan dalam Peta Topografi (sumber:
Army Service Map1968, Sheet 52 Ambon, Series 1301, Edition 3-AMS Word-Asia, dengan
pengolahan)
Pola aliran permukaan (surface wilayah penelitian termasuk termasuk
drainage pattern) sungai-sungai ke pada sungai periodik/permanen dan
arah utara dan mengikuti bentuk sungai episodik/intermittent (Lobeck,
bentang alam lokasi penelitian. Sungai- 1939; Thornbury, 1964).
sungai yang mengalir di Kabupaten
Stratigrafi
Maluku Tengah (Pulau Seram) adalah
Stratigrafi regional Pulau Seram,
Wai Salawai, Wai Sapalewa, Wai
tersusun atas satuan batuan dari yang
Wahatu, Wai Putih-Putih, Wai Kua, Wai
tua ke muda adalah sebagai berikut; a);
Isal, Wai Yala, Wai Ela, dan Wai Mitiu.
Batuan Ultramafik (Jku), Serpentinit,
Di Kabupaten Seram Bagian Timur
Gabro; b) Komplek Taunusa (Pzta)
adalah Wai Matakabo, Wai Bobi, Wai
terdiri dari sekis, kuarsit, genes,
Pupa, Wai Lola Besar, Wai Lola Kecil,
amfibolit, pualam dan filit; c) Komplek
Wai Kalimati, Wai Bulaair, Wai Balipar,
Tehuru (PTrt) terdiri dari filit, batusabak,
Wai Salas, Wai Kola, Wai Nif, Wai Mer.
batugamping terpualamkan dan sedikit
Sedangkan sungai di Kabupaten Seram
sekis; d) Komplek Saku (Trs) terdiri
Bagian Barat adalah Wai Kaputih,
dari Batu sabak, grewake meta dan
Wai Jali, Wai Teha, Wai Hanoli, Wai
konglomerat meta dengan sisipan
Kalipana, Wai Kalisama, Wai Hanua,
gamping; e) Formasi Kanikeh (TrJk)
Wai Pana, Wai Kawa, Wai Eti, Wai Aru,
terdiri dari perselingan batu pasir,
Wai Kamal, Wai Kawaninu, Wai Wapa,
serpih dan lanau, dengan sisipan
dan Wai Selopai.
konglomerat dan batu gamping; f)
Sungai-sungai tersebut
Formasi Manusela (TrJm) terdiri dari
termasuk pada kelompok sungai yang
batu gamping mengandung koral,
berstadia sungai dewasa-tua (old-
kalsilutit dan batu gamping oolit; g)
mature river stadium) dan sungai tua
Komplek Uli (Tmpu) disusun oleh
(old stadium) (Lobeck, 1939; Thornbury,
berbagai jenis batuan berukuran
1964). Klasifikasi berdasarkan
dari beberapa centimeter tercampur
kuantitas air, maka sungai-sungai di

6 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


di dalam massa dasar lempung; h) merupakan hasil pelapukan batuan
Formasi Sawai (KS) terdiri dari kalsilutit, penyusun wilayah penelitian
serpih merah dan rijang mengandung (Huang, 1962). Satuan batuan
radiolaria; i) Formasi Hatuolo (Tpeh) ini terhampar di satuan morfologi
terdiri dari serpih pasiran, napal, rijang; datararan, di tepi pantai, dan
j) Formasi Lisabata terdiri dari Formasi di pinggir-pinggir sungai, serta
Fufa (TQf) disusun oleh perselingan berumur Holosen (Tjokrosapoetro
batu gamping, batu pasir, batu lanau dkk, 1993a; Tjokrosapoetro dkk,
dan lempung di bagian bawah, batu 1993b; Gafoer dkk., 1993).
pasir dan konglomerat di bagian atas; b. Konglomerat (conglomerate),
k) Batuan Konglomerat (Qt) terdiri dari termasuk pada batuan sedimen
aneka bahan batuan Batuan gamping mekanik (Huang, 1962). Batuan
terumbu (Ql) diperkirakan berumur ini dapat disebandingkan dengan
Plistosen Atas sampai Holosen dan; l) Konglomerat (Qt) yang berumur
Batuan endapan permukaan - aluvium Plistosen – Holosen (Tjokrosapoetro
(Qa). dkk, 1993a; Tjokrosapoetro dkk,
Satuan batuan yang menyusun 1993b; Gafoer dkk., 1993).
wilayah penelitian di Pulau Seram dan c. Batugamping Terumbu
sekitarnya, didasarkan atas ciri lithologi, (reeflimestone), termasuk dalam
dan posisi stratigrafi. Berdasarkan hal jenis batuan sedimen organik
tersebut, maka batuan yang menyusun (Huang, 1962). Batuan ini
wilayah penelitian adalah batu pasir, dapat disebandingkan dengan
batu gamping, napal, andesit, tufa, Batugamping Koral (Ql) yang
sekis, breksi volkanik, batu gamping diperkirakan berumur Plistosen
terumbu, konglomerat, dan aluvial. Atas - Holosen (Tjokrosapoetro
Hasil analisis petrologi dari dkk, 1993a; Tjokrosapoetro dkk,
batuan-batuan tersebut adalah sebagai 1993b; Gafoer dkk., 1993).
berikut: d. Breksi Volkanik (Volcanic Breccia),
a. Aluvial (alluvial), terdiri dari termasuk pada batuan sedimen
pasir, lanau, dan lempung serta volkanik (pyroclastic) (Huang, 1962).

Peta 3. Geologi Pulau Seram dan lokasi pengamatan (sumber: (Tjokrosapoetro dkk, 1993a;
Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer dkk., 1993 dengan pengolahan)

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 7


Batuan ini dapat disebandingkan Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer
dengan Batuan Gunungapi Ambon dkk., 1993).
(Tpav) yang berumur berumur i. Batugamping (limestone), termasuk
Pliosen (Tjokrosapoetro dkk, pada batuan sedimen karbonat
1993a; Tjokrosapoetro dkk, 1993b; (Huang, 1962). Batuan ini dapat
Gafoer dkk., 1993). disebandingkan dengan Formasi
e. Sekis (schist), termasuk termasuk Manusela (TrJm) yang berumur
pada batuan metamorf foliasi Trias Akhir – Jura (Tjokrosapoetro
(Huang, 1962). Batuan ini dapat dkk, 1993a; Tjokrosapoetro dkk,
disebandingkan dengan Kompleks   1993b; Gafoer dkk., 1993).
Uli   (Tmpu) yang berumur Miosen j. Batupasir (sandstone), termasuk
Akhir (Tjokrosapoetro dkk, 1993a; pada batuan sedimen mekanik
Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer (epyclastic) (Huang, 1962).
dkk., 1993). Batuan ini dapat disebandingkan
f. Tufa (tuff), termasuk pada batuan dengan Formasi Kanikeh (Trjk)
sedimen volkanik (pyroclastic) yang berumur Trias Akhir – Jura
(Huang, 1962). Batuan ini dapat (Tjokrosapoetro dkk, 1993a;
disebandingkan dengan Batuan Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer
Gunungapi Kelang (Tmkv) dkk., 1993).
yang berumur Miosen Akhir
Struktur Geologi
(Tjokrosapoetro dkk, 1993a;
Pulau Seram terletak sepanjang
Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer
utara busur Banda, Indonesia bagian
dkk., 1993).
timur. Pulau Seram berada pada
g. Andesit (andesite), termasuk
zona tektonik kompleks, karena Pulau
pada batuan beku intermediate
Seram merupakan pertemuan tiga
(Huang, 1962). Batuan ini dapat
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng
disebandingkan dengan Batuan
Australia, Lempeng Pasifik-Filipina,
Gunungapi Kelang (Tmkv) yang
dan Lempeng Eurasia. Pulau Seram
diperkirakan berumur Miosen
dan Ambon adalah bagian dari Busur
Akhir (Tjokrosapoetro dkk, 1993a;
Banda. Data stratigrafi menunjukkan
Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer
bahwa perkembangan tektonik
dkk., 1993).
kedua pulau itu, dari Paleozoik
h. Napal (marl), termasuk pada batuan
sampai Miosen, sangat erat dengan
sedimen mekanik (epyclastic)
perkembangan tektonik tepi benua
(Huang, 1962). Batuan ini dapat
Australia. Interaksi konvergen antara
disebandingkan dengan Formasi
lempeng Eurasia, Indo-Australia dan
Lisa Bata (Toml) yang berumur
Pasifik pada Miosen Akhir yang diikuti
Oligosen Akhir – Miosen Tengah
oleh rotasi Kepala Burung berlawanan
(Tjokrosapoetro dkk, 1993a;

8 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


arah jarum jam pada Mio-Pliosen yang berarah barat laut-tenggara
telah menyebabkan perkembangan mengindikasikan bahwa deformasi
tektonik kedua kawasan itu berbeda, pada daerah ini dipengaruhi oleh
sehingga unit litologi dari Pulau Seram kompresi yang berarah timur laut-
dan Ambon dapat dibedakan menjadi barat daya. Kenampakan singkapan
Seri Australia dan Seri Seram. Data yang memperlihatkan sesar naik ini
stratigrafi menunjukkan bahwa paling didominasi di bagian tengah dan bagian
kurang terjadi dua kali kompresi timur dari Pulau Seram. Sesar utama
tektonik dan dua kali continental break dan pengangkatan di Pulau Seram
up berkait dengan pembentukan Pulau diawali pada Miosen Akhir-Pliosen
Seram dan Ambon. Awal. Kemudian sejak terjadinya
Pulau Seram dicirikan oleh proses tersebut, Pulau Seram secara
pola struktur dan stratigrafi yang rumit. tektonik selalu aktif. Ini diindikasikan
Pulau ini, seperti halnya Pulau Timor dengan adanya pengangkatan dan
berada pada bagian Busur Luar Banda erosi dari sedimen Plio-Pleistosen dari
yang merupakan Busur non-vulkanik. bagian tengah pulau serta adanya
berdasarkan penelitian regional oleh proses sesar mendatar mengiri yang
beberapa peneliti, disebutkan bahwa sangat kuat. Bukti di lapangan dari
Geologi Pulau Seram merupakan mirror keberadaan sesar mendatar ini adalah
image dari Pulau Timor. Kelompok adanya perubahan arah aliran sungai
batuan sedimen tertua di Pulau Seram yang dikendalikan oleh sesar mendatar
adalah Formasi Kanikeh dan Formasi dan adanya offset dari batuan yang
Manusela (Tjokrosapoetro dkk, 1993a; ada.
Tjokrosapoetro dkk, 1993b; Gafoer
Situs Paleolitik Pulau Seram
dkk., 1993).
Penelitian di Pulau Seram
Struktur geologi yang melewati
dilakukan di tiga kabupaten (Kabupaten
wilayah penelitian dan sekitarnya
Maluku Tengah, Kabupaten Seram
adalah patahan (fault) dan lipatan
Bagian Timur, dan Kabupaten Seram
(fold). Patahan (fault) dari jenis sesar
Bagian Barat), berhasil menemukan 32
naik (thrust fault), dan sesar geser
lokasi situs paleolitik, sebagai berikut:
(strike slip fault), sedangkan
lipatan (fold) dari jenis antiklin
(anticline) (Billing, 1972).
Pada umumnya, sesar
naik dan sumbu antiklin

Peta 4. Pulau Seram dan lokasi


pengamatan (diolah dengan me-
nggunakan perangkat lunak Global
Mapper V.11 – 2009; data topografi
berdasarkan Jarvis et. al. 2008)

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 9


Tabel 1. Lokasi Penelitian di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

No Lokasi Koordinat Ketinggian (mdpl)


Wai Sapalewa, Desa Roho, Kec. Seram 02º56’29,3” LS
1 26
Utara, Kab. Maluku Tengah 129º20’50,8” BT
Wai Sapalewa, Desa Roho, Kec. Seram 02º56’21,6”LS
29
Utara, Kab. Maluku Tengah 129º21 01,7” BT
Wai Putih-Putih, Dusun Uhela, Desa
02º53’38,5”LS
2 Roho, Kec. Seram Utara, Kab. Maluku 45
129º24 19,4” BT
Tengah
Wai Putih-Putih II, Desa Roho, Kec. 02º53’19,8” LS
34
Seram Utara, Kab. Maluku Tengah 129º24’30,8”BT
Wai Kua, Desa Roho, Kec. Seram Utara, 02º52’05,1”LS
3 24
Kab. Maluku Tengah 129º24’21,7BT
Wai Isal, Desa Siatele, Kec. Seram Utara, 02º50’40,9”LS
4 10
Kab. Maluku Tengah 129º40’31,1”BT
Wai Isal, Desa Siatele, Kec. Seram Utara, 02º50’51,5”LS
14
Kab. Maluku Tengah 129º40’40,1”BT
Wai Salawai, Desa Sawai, Kec. Seram 02º58’22,1”LS
5 7
Utara, Kab. Maluku Tengah 129º14’14,0”BT

Kabupaten Maluku Tengah dan lokasi pengamatan 2 terletak pada


Berdasarkan data arkeologis koordinat 02º56’21.6” Lintang Selatan
yang berhasil dikumpulkan, di dan 129º21’01,7” Bujur Timur dengan
Kabupaten Maluku Tengah, diperoleh ketinggian 29 meter diatas permukaan
lima situs paleolitik yang menunjukkan air laut (dpl).
adanya indikasi aktivitas manusia Hasil pengamatan permukaan
masa lalu, sebagai berikut: yang dilakukan di kedua lokasi ini,
telah menemukan alat-alat litik berupa
Situs Paleolitik Sungai Sapalewa
serpih (flakes), batu inti (core) dan
Situs Paleolitik Sungai Sapalewa bahan baku alat litik. Bahan batuan
termasuk wilayah Desa Roho, untuk alat-alat litik tersebut adalah
Kecamatan Seram Utara, Kabupaten jasper, chert, kuarsit, batuapi, dan
Maluku Tengah. Pengamatan di Sungai metagamping (Jatmiko, dkk., 2012).
Sapalewa dilakukan pada dua titik
pengamatan, yaitu titik pengamatan Situs Paleolitik Sungai Wai Putih-
1 dan titik pengamatan 2, dengan Putih
jarak 412 meter dengan arah timur Situs Paleolitik Sungai Wai
laut (N55°E). Lokasi pengamatan-1 Putih-Putih, termasuk wilayah Dusun
terletak pada koordinat 02º56’29.3” Uhala, Desa Roho, Kecamatan Seram
Lintang Selatan dan 129º20’50,8” Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
Bujur Timur dengan ketinggian 26 Pengamatan di Wai Putih-Putih
meter diatas permukaan air laut (dpl), dilakukan pada dua titik pengamatan,

10 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


yaitu titik pengamatan 1 dan titik serpih dengan retus (retouched flakes)
pengamatan 2, dengan jarak 798 dengan kategori serut ujung, serut
meter dengan arah timur laut (N32°E). gerigi, serut cekung, serut samping,
Lokasi pengamatan 1 terletak pada bilah (pisau) dan lancipan. Bahan
koordinat 02º53’38,5” Lintang Selatan batuan untuk alat-alat litik tersebut
dan 129º24’19,4” Bujur Timur dengan adalah jasper, chert, kuarsit, batuapi,
ketinggian 45 meter diatas permukaan dan metagamping (Jatmiko, dkk.,
air laut (dpl), dan lokasi pengamatan 2012).
2 terletak pada koordinat 02º53’19,8”
Situs Paleolitik Sungai Wai Isal
Lintang Selatan dan 129º24’30,8” Bujur
Situs Paleolitik Sungai Wai
Timur dengan ketinggian 34 meter
Isal, termasuk wilayah Desa Siatele,
diatas permukaan air laut (m dpl).
Kecamatan Seram Utara, Kabupaten
Hasil pengamatan permukaan
Maluku Tengah. Pengamatan di Sungai
yang dilakukan di kedua lokasi ini,
Wai Isal dilakukan pada dua titik
telah menemukan alat-alat litik berupa
pengamatan, yaitu titik pengamatan 1
kapak penetak (chopping-tools), kapak
dan titik pengamatan 2, dengan jarak
perimbas (chopper), serpih (flakes),
430 meter dengan arah tenggara
batu inti (cores) dan serpih dengan
(N140°E). Lokasi pengamatan 1
retus (retouched flakes) dengan
terletak pada koordinat 02º50’40.9”
kategori serut samping, serut gerigi,
Lintang Selatan dan 129º40’31,1” Bujur
serut cekung dan serut berpunggung.
Timur dengan ketinggian 10 m dpl, dan
Bahan batuan untuk alat-alat litik
lokasi pengamatan 2 terletak pada
tersebut adalah jasper, chert, kuarsit,
koordinat 02º50’51.5” Lintang Selatan
batuapi, dan metagamping (Jatmiko,
dan 129º40’40.1” Bujur Timur dengan
dkk., 2012).
ketinggian 14 m dpl.
Situs Paleolitik Sungai Wai Kua Hasil pengamatan permukaan
Situs Paleolitik Sungai Wai yang dilakukan di kedua lokasi ini,
Kua, termasuk wilayah Desa Roho, telah menemukan alat-alat litik berupa
Kecamatan Seram Utara, Kabupaten serpih (flakes), batu inti (cores) dan
Maluku Tengah. Secara geografis titik serpih dengan retus (retouched flakes)
pengamatan di Sungai Wai Kua berada dengan kategori serut samping, serut
pada koordinat 02º52’05,1” Lintang gerigi, serut cekung dan bilah (pisau).
Selatan dan 129º24’21,7” Bujur Timur Bahan batuan untuk alat-alat litik
dengan ketinggian 24 m dpl. tersebut adalah jasper, chert, kuarsit,
Hasil pengamatan permukaan batuapi, dan metagamping (Jatmiko,
yang dilakukan di lokasi ini, telah dkk., 2012).
menemukan alat-alat litik berupa
serpih (flakes), batu inti (core) dan

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 11


Situs Paleolitik Sungai Wai Salawai Seram pada tahun 1995. Namun pada
Situs Paleolitik Sungai Wai saat penelitian dilaksanakan, kondisi
Salawai, termasuk wilayah Desa Sawai, air sungai sedang meluap atau banjir.
Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Kabupaten Seram Bagian Timur
Maluku Tengah. Secara geografis titik
Penelitian di Kabupaten Seram
pengamatan di Sungai Wai Kua berada
Bagian Timur dilaksanakan di 12 lokasi,
pada koordinat 02º58’22.1” Lintang
yang tersebar di 10 desa (2 kecamatan).
Selatan dan 129º14’14.0” Bujur Timur
Berdasarkan data arkeologis yang
dengan ketinggian 7 m dpl.
berhasil dikumpulkan, diperoleh 7 situs
Situs Paleolitik Sungai Wai
paleolitik, sedangkan 5 lokasi lainnya
Salawai merupakan situs paleolitik
tidak menunjukkan adanya indikasi
yang pertama kali ditemukan di Pulau
aktivitas manusia masa lalu.

Tabel 2. Lokasi Penelitian di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku

Ketinggian
No Lokasi Koordinat
(mdpl)
Wai Matakabo, Desa Air Matakabo, Kec. Air 03º02’23,1”LS
1 18
Matakabo, Kab. Seram Timur 130º09’45,4”BT
Wai Pupa, Desa Englas, Kec. Bula, Kab. 03º02’38,4”LS
2 9
Seram Timur 130º25’42,3”BT
Kali Balipar, Desa Bula Air, Kec. Bula, Kab. 03º10’29,4”LS
3 21
Seram Bagian Timur 130º33’03,0”BT
Wai Salas, Desa Salas, Kec. Bula, Kab. 03º12’48,1”LS
4 26
Seram Bagian Timur 130º33’01,5”BT
Wai Kola, Desa Salas, Kec. Bula, Kab. 03º14’02,3”LS
5 32
Seram Bagian Timur 130º33’20,0”BT
Wai Nif, Desa Nif, Kec. Bula, Kab. Seram 03º14’45,2”LS
6 38
Bagian Timur 130º33’18,5”BT
Wai Mer, Desa Dawang, Kec. Bula, Kab. 03º17’13,1”LS
7 21
Seram Bagian Timur 130º35’55,9”BT
Wai Bobi, Unit Pemukiman Transmigrasi, 03º02’52,0”LS
8 20
Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur 130º16’33,7BT
Wai Lola Besar, Desa Bula, Kec. Bula, Kab. 03º05’00,4”LS
9 10
Seram Bagian Timur 130º27’56,9”BT
Wai Lola Kecil, Desa Bula, Kec. Bula, Kab. 03º05’58,5”LS
10 14
Seram Bagian Timur 130º28’58,4”BT
Kali Mati, Desa Ulae Patolo, Kec. Bula, Kab. 03º07’10,5”LS
11 20
Seram Bagian Timur 130º30’48,2”BT
Kali Bula Air, Desa Bula Air Patolo, Kec. 03º07’45,0”LS
12 12
Bula, Kab. Seram Bagian Timur 130º31’24,9”BT

12 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


Situs Paleolitik Sungai Wai Matakabo (Jatmiko, dkk., 2012).
Situs Paleolitik Sungai Wai Situs Paleolitik Sungai Wai Balipar
Matakabo, termasuk wilayah Desa
Situs Paleolitik Sungai Wai
Banggoi-2, Kecamatan Air Matakabo,
Balipar, termasuk wilayah Desa Bula
Kabupaten Seram Bagian Timur.
Air, Kecamatan Bula, Kabupaten
Secara geografis titik pengamatan di
Seram Bagian Timur. Secara geografis
Sungai Wai Matakabo berada pada
titik pengamatan di Sungai Wai Balipar
koordinat 03º02’23.1” Lintang Selatan
berada pada koordinat 03º10’29.4”
dan 130º09’45.4” Bujur Timur dengan
Lintang Selatan dan 130º33’03.0” Bujur
ketinggian 18 m dpl.
Timur dengan ketinggian 21 m dpl.
Hasil pengamatan permukaan
Hasil pengamatan permukaan
yang dilakukan di lokasi ini, telah
yang dilakukan di lokasi ini, telah
menemukan alat-alat litik berupa
menemukan alat-alat litik berupa serut
serpih (flakes), batu inti (cores) dan
cekung besar. Bahan batuan untuk alat-
alat serpih dengan retus (retouched
alat litik tersebut adalah jasper, chert,
flakes) dengan kategori serut cekung.
kuarsit, batuapi, dan metagamping
Bahan batuan untuk alat-alat litik
(Jatmiko, dkk., 2012).
tersebut adalah jasper, chert, kuarsit,
batuapi, dan metagamping (Jatmiko, Situs Paleolitik Sungai Wai Salas
dkk., 2012). Situs Paleolitik Sungai Wai
Situs Paleolitik Sungai Wai Pupa Salas, termasuk wilayah Desa Salas,
Kecamatan Bula, Kabupaten Seram
Situs Paleolitik Sungai Wai
Bagian Timur. Secara geografis titik
Pupa, termasuk wilayah Desa Englas,
pengamatan di Sungai Wai Salas
Kecamatan Bula, Kabupaten Seram
berada pada koordinat 03º12’48.1”
Bagian Timur. Secara geografis titik
Lintang Selatan dan 130º33’01.6” Bujur
pengamatan di Sungai Wai Pupa
Timur dengan ketinggian 26 m dpl.
berada pada koordinat 03º02’38.4”
Hasil pengamatan permukaan
Lintang Selatan dan 130º25’42.2”
yang dilakukan di lokasi ini, telah
Bujur Timur dengan ketinggian 9 meter
menemukan alat-alat litik berupa
diatas permukaan air laut (dpl).
berupa serpih (flake) dan serut
Hasil pengamatan permukaan
gerigi (denticulated). Bahan batuan
yang dilakukan di lokasi ini, telah
untuk alat-alat litik tersebut adalah
menemukan alat-alat litik berupa
jasper, chert, kuarsit, batuapi, dan
serpih dengan retus (retouched flake),
metagamping (Jatmiko, dkk., 2012).
batu inti (core) dan kapak perimbas
(chopper). Bahan batuan untuk alat- Situs Paleolitik Sungai Wai Kola
alat litik tersebut adalah jasper, chert, Situs Paleolitik Sungai Wai
kuarsit, batuapi, dan metagamping Kula, termasuk wilayah Desa Salas,

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 13


Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Kecamatan Bula, Kabupaten Seram
Bagian Timur. Secara geografis titik Bagian Timur. Secara geografis titik
pengamatan di Sungai Wai Kola berada pengamatan di Sungai Wai Mer berada
pada koordinat 03º14’02.3” Lintang pada koordinat 03º17’13.1” Lintang
Selatan dan 130º33’20.0” Bujur Timur Selatan dan 130º35’55.9” Bujur Timur
dengan ketinggian 32 m dpl. dengan ketinggian 21 m dpl.
Hasil pengamatan permukaan Hasil pengamatan permukaan
yang dilakukan di lokasi ini, telah yang dilakukan di lokasi ini, telah
menemukan alat-alat litik berupa serpih menemukan alat-alat litik berupa
(flakes), alat serpih dengan retus kapak perimbas (chopper) dan alat
(retouched flakes), kapak perimbas serpih dengan retus (retouched flakes)
(chopper) dan batu inti (core). Bahan dengan kategori sebagai serut cekung
batuan untuk alat-alat litik tersebut besar dan serut samping. Bahan
adalah jasper, chert, kuarsit, batuapi, batuan untuk alat-alat litik tersebut
dan metagamping (Jatmiko, dkk., adalah jasper, chert, kuarsit, batuapi,
2012). dan metagamping (Jatmiko, dkk.,
2012).
Situs Paleolitik Sungai Wai Nif
Situs Paleolitik Sungai Wai Lokasi Survei Lainnya
Nif, termasuk wilayah Desa Nif, Lokasi lainnya di Kabupaten
Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Seram Bagian Timur, yang dikunjungi
Bagian Timur. Secara geografis titik selama survei berjumlah lima lokasi,
pengamatan di Sungai Wai Nif berada namun di lokasi ini tidak ditemukan
pada koordinat 03º14’45.2” Lintang adanya temuan alat-alat litik yang
Selatan dan 130º33’18.5” Bujur Timur mengindikasikan adanya aktivitas
dengan ketinggian 38 m dpl. manusia masa lalu (lokasi nomor 8-12
Hasil pengamatan permukaan dalam tabel 2) yaitu, Sungai Wai Bobi,
yang dilakukan di lokasi ini, telah Sungai Wai Lola Besar, Sungai Wai
menemukan alat-alat litik berupa serpih Lola Kecil, Kali Mati, dan Sungai Wai
(flakes) dan alat serpih dengan retus Bula Air.
(retouched flakes) dengan kategori
sebagai serut cekung, serut ujung Kabupaten Seram Bagian Barat
dan serut samping. Bahan batuan Penelitian di Kabupaten Seram
untuk alat-alat litik tersebut adalah Bagian Barat dilaksanakan di 15 lokasi,
jasper, chert, kuarsit, batuapi, dan yang tersebar di 12 desa (8 kecamatan).
metagamping (Jatmiko, dkk., 2012). Berdasarkan data arkeologis yang
berhasil dikumpulkan, diperoleh dua
Situs Paleolitik Sungai Wai Mer situs paleolitik, sedangkan 13 lokasi
Situs Paleolitik Sungai Wai lainnya tidak menunjukkan adanya
Mer, termasuk wilayah Desa Dawang, indikasi aktivitas manusia masa lalu.

14 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


Tabel 3. Lokasi Penelitian di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi
Maluku
No Lokasi Koordinat Ketinggian (mdpl)
1 Sungai Wai Kawa, Desa Kawa, Kec. Piru, 02º57’21,8”LS 8
Kab. Seram Bagian Barat 128º08’12,8”BT
2 Sungai Wai Eti, Desa Lumoli, Kec. Piru, 03°06’21,6” LS 18
Kab. Seram Bagian Barat 128º13’21,9” BT
3 Wai Kaputih, Desa Taniwel, Kec. Taniwel, 02º50’43,9”LS 5
Kab. Seram Bagian Barat 128º29’34,7”BT
4 Wai Yali, Desa Saweli, Kec. Taniwel, Kab. 02º51’19,3”LS 12
Seram Bagian Barat 128º33’18,1”BT
5 Wai Teha, Desa Pasinalo, Kec. Taniwel, 02º51’05,7LS 10
Kab. Seram Bagian Barat 128º36’24,5”BT
6 Wai Hanoli, Desa Sohue, Kec. Taniwel, 02º51’12,1LS 19
Kab. Seram Bagian Barat 128º38’40,3”BT
7 Wai Kalipana, Desa Taniwel, Kec. Taniwel, 02º52’22,7”LS 25
Kab. Seram Bagian Barat 128º24’40,1”BT
8 Wai Kali Sama, Desa Lokolo, Kec. Taniwel, 02º52’08,7”LS 16
Kab. Seram Bagian Barat 128º24’40,1”BT
9 Wai Hanua, Desa Murnaten, Kec. Taniwel, 02º51’52,4”LS 16
Kab. Seram Bagian Barat 128º21’03,5”BT
10 Wai Pana, Desa Murnaten, Kec. Taniwel, 02º52’15,0”LS 16
Kab. Seram Bagian Barat 128º16’55,4”BT
11 Wai Aru, Desa Kamal, Kec. Kairatu, Kab. 03º12’11,9” LS 15
Seram Bagian Barat 128º16’37,6” BT
12 Wai Kamal Desa Kamal Kec. Kairatu, Kab. 03º13’20,8” LS 10
Seram Bagian Barat 128º17’26,2” BT
13 Wai Kawaninu Desa Waisamu Kec. Kairatu 03º15’41,5” LS 12
Kab. Seram Bagian Barat 128º18’25,3” BT
14 Air Wapa Desa Kairatu Kec. Kairatu, Kab. 03º20’23,9” LS 11
Seram Bagian Barat 128º21’49,8” BT
15 Wai Selopai Desa Seriawan Kec. Kairatu 03º24’09,4” LS 12
Kab. Seram Bagian Barat 128º23’57,3” BT

Situs Paleolitik Sungai Wai Kawa Hasil pengamatan permukaan


Pengamatan dilakukan di aliran yang dilakukan di lokasi ini, telah
Sungai Wai Kawa yang termasuk menemukan alat-alat litik berupa
wilayah Desa Kawa, Kecamatan Piru, serpih (flske) dan batu inti (cores).
Kabupaten Seram Bagian Barat. Bahan batuan untuk alat-alat litik
Secara geografis titik pengamatan tersebut adalah jasper, chert, kuarsit,
di Sungai Wai Kawa berada pada batuapi, dan metagamping (Jatmiko,
koordinat 02º 57’ 21.8” Lintang Selatan dkk., 2012).
dan 128º 08’ 12.8” Bujur Timur dengan
ketinggian 8 m dpl.

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 15


Situs Paleolitik Sungai Wai Eti batuan-batuan yang mempunyai sifat-
Pengamatan dilakukan di sifat khusus antara lain, struktur batuan
aliran Sungai Wai Eti yang termasuk yang kompak (massive), sifat mudah
wilayah Desa Lumoli, Kecamatan terbelah (breakability) yang baik,
Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat. tidak mempunyai pecahan (fracture),
Secara geografis titik pengamatan di mempunyai kekerasan (hardness)
Sungai Wai Eti berada pada koordinat yang tinggi, kesamaan mineral
03º 06’ 21.6” Lintang Selatan dan 128º (homogenity), dan beberapa sifat fisik
13’ 21.9” Bujur Timur dengan ketinggian lain yang mendukung (Intan, 1999).
18 m dpl. Klasifikasi petrologi dilakukan
terhadap semua alat-alat litik yang
Hasil pengamatan permukaan
ditemukan selama penelitian. Tujuan
yang dilakukan di lokasi ini, telah
dari klasifikasi petrologi adalah
menemukan alat-alat litik berupa
untuk mengetahui jenis batuan yang
serpih besar (big flakes). Bahan batuan
dimanfaatkan sebagai alat-alat litik,
untuk alat-alat litik tersebut adalah
yang dilakukan secara megaskopis.
jasper, chert, kuarsit, batuapi, dan
Hasil klasifikasi tersebut, maka
metagamping (Jatmiko, dkk., 2012).
batuan yang terpilih sebagai alat litik
Lokasi Survei Lainnya di Pulau Seram adalah jasper, chert,
Lokasi lainnya di Kabupaten metagamping, batuapi, dan kuarsit,
Seram Bagian Barat, yang dikunjungi sebagai berikut:
selama survei berjumlah 13 lokasi, a Jasper, berdasarkan klasifikasi
namun di lokasi ini tidak ditemukan petrologi, jasper termasuk batuan
adanya temuan alat-alat litik yang sedimen yang memberikan
mengindikasikan adanya aktivitas kenampakan warna segar merah
manusia masa lalu (lokasi nomor hati dan lapuk berwarna merah
3-15 dalam tabel 3) yaitu, Kali Putih, kehitaman. Bertekstur non klastik,
Sungai Wai Yali, Sungai Wai Teha, dengan struktur tidak berlapis
Sungai Wai Hanoli, Kali Pama, Kali (non stratified). Komposisi mineral
Sama, Kali Hanua, Sungai Wai Pana, adalah hematit. Berdasarkan atas
Sungai Wai Aru, Kali Kamal, Sungai genesanya, maka jasper termasuk
Wai Kawaninu, Sungai Air Wapa, dan pada batuan sedimen kimia (Huang,
Sungai Air Selopai. 1962).
b Chert, berdasarkan klasifikasi
Analisis Petrologi Alat-Alat Litik
petrologi, chert termasuk batuan
Hasil industri pendukung budaya sedimen yang memberikan
paleolitik Pulau Seram, adalah alat- kenampakan warna segar
alat litik. Alat-alat litik yang ditemukan putih kuning keabu-abuan dan
tersebut, berdasarkan atas hasil analisis lapuk berwarna abu-abu pudar
petrologi, ternyata mereka memilih kehitaman. Bertekstur non klastik,

16 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


dengan struktur tidak berlapis (non batuan kuarsit termasuk pada
stratified). Komposisi mineral adalah batuan metamorf unfoliasi (Huang,
silikat atau opal. Berdasarkan atas 1962).
genesanya, maka chert termasuk Berdasarkan hasil penelitian
pada batuan sedimen kimia (Huang, yang dilakukan di Pulau Seram, telah
1962). berhasil di data sejumlah situs yang
c Metagamping, berdasarkan mengandung sumberdaya paleolitik.
klasifikasi petrologi, metagamping Sebaran tinggalan budaya paleolitik
termasuk batuan metamorf yang di Pulau Seram tersebut, sebagian
memberikan kenampakan warna besar ditemukan di Kabupaten Seram
segar putih keabu-abuan dan lapuk Bagian Timur, menyusul Kabupaten
berwarna putih kusam. Bertekstur Maluku Tengah sedangkan di
kristaloblastik, dengan struktur Kabupaten Seram Bagian Barat lebih
kataklastik. Komposisi mineral sedikit. Hal ini terlihat bahwa dari 32
adalah Kalsium karbonat (CaCO3) lokasi pengamatan, maka Kabupaten
(Huang, 1962). Seram Bagian Timur ditemukan tujuh
d Batuapi, berdasarkan klasifikasi situs paleolitik, Kabupaten Maluku
petrologi, batuapi (flint) termasuk Tengah, ditemukan lima situs paleolitik,
batuan sedimen yang memberikan dan Kabupaten Seram Bagian Barat
kenampakan warna segar putih ditemukan dua situs paleolitik.
kekuningan dan lapuk berwarna Situs paleolitik Pulau Seram
putih kotor. Bertekstur non klastik, terletak pada bentang alam yang
dengan struktur tidak berlapis termasuk dalam Satuan Morfologi
(non stratified). Komposisi mineral Dataran, dengan prosentase
adalah cryptocrystalline kalsedon kemiringan lereng antara 0-2%.
dan kuarsa. Berdasarkan atas Dari segi morfologi, Pulau Seram
genesanya, maka batuapi termasuk memperlihatkan ketinggian dari arah
pada batuan sedimen kimia (Huang, barat ke timur, demikian pula dilihat
1962). dari arah selatan (lebih tinggi) ke utara
e Kuarsit, berdasarkan klasifikasi (lebih landai) (lihat Peta 4). Di bagian
petrologi, kuarsit termasuk batuan timur, rata-rata ketinggian situs antara
metamorf yang memberikan 7-45 m dpl, di bagian tengah rata-rata
kenampakan warna segar putih ketinggian situs antra 9-38 m dpl, dan di
kecoklatan dan lapuk berwarna
bagian barat rata-rata ketinggian situs
coklat kelabu. Bertekstur
antara 8-18 dpl. Dari penngamatan
granoblastik, dengan struktur
ketinggian situs, maka wilayah bagian
non foliasi Komposisi mineral di
timur, merupakan daerah datar
dominasi oleh kuarsa. Klasifikasi
yang luas, dari arah pantai ke arah
berdasarkan atas struktur, tekstur,
pegunungan, yang dibuktikan masih
dan komposisi mineralnya, maka

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 17


ditemukannya situs dengan ketinggian Seram Bagian Utara, lebih banyak
38 m dpl (Situs Paleolitik Sungai Wai ditemukan di bagian Timur (Kabupaten
Nif), bila dibandingkan dengan bagian Seram Bagian Timur) bila dibandingkan
tengah dan barat. dengan di bagian tengah (Kabupaten
Pada Budaya tertua (paleolitik) Maluku Tengah), dan bagian barat
kehidupan dan pemanfaatan lahan (Kabupaten Seram Bagian Barat).
terpusat dibentang alam terbuka, Sedangkan bahan baku alat-alat litik,
yaitu di sekitar dan sepanjang aliran banyak tersedia di bagian tengah
sungai (Simanjuntak, 2014:3-11), Pulau Seram (Kabupaten Maluku
atau yang dikenal dengan istilah Situs Tengah), lalu disebarkan ke arah barat
Terbuka (open-site). Pernyataan ini, dan ke arah timur yang mempunyai
sesuai dengan morfologi Pulau Seram, relief datar.
dimana situs-situs Paleolitik di Pulau

PENUTUP
Bentang alam wilayah penelitian breksi volkanik (berumur Pliosen),
terdiri atas empat satuan morfologi, batugamping terumbu (diperkirakan
yaitu, Satuan morfologi dataran, berumur Plistosen Atas-Holosen),
Satuan morfologi bergelombang lemah, konglomerat (berumur Plistosen
Satuan morfologi bergelombang kuat, – Holosen), dan aluvial (berumur
dan Satuan morfologi karst. Pola aliran Holosen). Struktur geologi yang
permukaan (surface drainage pattern) melewati wilayah penelitian dan
sungai-sungai ke arah utara dan sekitarnya adalah Patahan (fault) dari
mengikuti bentuk bentang alam lokasi jenis sesar naik (thrust fault), dan sesar
penelitian. Sungai-sungai tersebut geser (strike slip fault), sedangkan
termasuk pada kelompok sungai yang Lipatan (fold) dari jenis antiklin
berstadia Sungai Dewasa-Tua (old- (anticline).
mature river stadium) dan Sungai Penelitian di wilayah Pulau
Tua (old stadium), Sungai Periodik/ Seram bagian utara (tiga kabupaten)
Permanen dan Sungai Episodik/ yang telah dilakukan di 32 lokasi, telah
Intermittent. berhasil menemukan 14 situs paleolitik.
Batuan penyusun wilayah Dari analisis petrologi, maka batuan
Pulau Seram dan sekitarnya, terdiri yang dimanfaatkan sebagai alat-alat
dari batupasir (berumur Trias Akhir – litik adalah jasper, chert, metagamping,
Jura), batugamping (berumur Trias batuapi, dan kuarsit. Diharapkan,
Akhir – Jura), napal (berumur Oligosen tulisan yang berupa data dasar ini,
Akhir – Miosen Tengah), andesit dapat digunakan sebagai acuan dalam
(diperkirakan berumur Miosen Akhir), penelitian-penelitian lingkungan di
tufa (diperkirakan berumur Miosen wilayah Maluku, khususnya di Pulau
Akhir), sekis (berumur Miosen Akhir), Seram.

18 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20


DAFTAR PUSTAKA

Army Service Map. 1968. Peta Topografi Sheet 52 (Ambon) Series 1301 Edition
3-AMS Word (Asia) 1:1.000.000.
Bemmelen, R.W. van. 1949. The Geology of Indonesia IA. The Hague: Martinus
Nijhoff.
Billing, M. P. 1972. Structural Geology. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliggs, New
Jersey.
Desaunettes, J R. 1977. “Catalogue of Landforms for Indonesia: Examples of a
Physiographic Approach to Land Evaluation for Agricultural Development”.
Unpublished. Bogor: Trust Fund of the Government of Indonesia Food and
Agriculture Organization.
Gafoer S., K. Suwitodirdjo, Suharsono. 1993. Geologi Lembar Bula dan Watubela,
Maluku. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Hadiwisastra, Sapri. 1999. “Temuan Alat Batu Paleolitik dari Daerah Sawai, Seram
Tengah, Maluku”. PIA VII, Jilid-7. Jakarta: Puslit Arkenas. Hlm. 85 – 90.
Huang, Walter T. 1962. Petrology. McGraw-Hill Book Company.
Intan S. Fadhlan, M. 1999. “Aspek-Aspek Geologi yang Berpengaruh di Situs Gua
Braholo, Dusun Semugih, Kel. Semugih, Kec. Rongkop, Kab. Gunung Kidul,
Prov. D.I. Yogyakarta”. LPA Bidang Arkeometri. Jakarta: Puslit Arkenas.
Jarvis, A., H.I. Reuter, A. Nelson, dan E. Guevara. 2008. Hole-filled seamless SRTM
data V4. Center for Tropical Agliculture (CIAT).
Jatmiko, Intan S. Fadhlan M., Ririmase Marlon, Simanjuntak Harry T. 2012. “Penelitian
(Eksplorasi) Sumberdaya Budaya Paleolitik di Seram Bagian Utara, Provinsi
Maluku”. LPA, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Kemp, G. 1992. “The Manusela Formation an Example of a Jurassic Carbonate Unit
of the Australian Plate from Seram, Eastern Indonesia. In: Carbonate Rocks
and Reservoirs of Indonesia: a Core Workshop”. Indonesian Petroleum
Association. p.11.1-33.
Kemp, G. and Mogg, W. 1992.”A Reappraisal of the Geology, Tectonics, and
Prospectivity of Seram Island, Eastern Indonesia”. Proceedings, Indonesian
Petroleum Association, 21st Annual Convention. p. 521-551.
Kemp, G., Mogg, W. and Barraclough, R. 1995. Exploration of the Mesozoic in
the Seram PSC, eastern Indonesia: Recent Developments in Geological
Knowledge. Pertamina Training Center, Symposium and Workshop on the
Mesozoic in the eastern part of Indonesia. (unpublished).
Kusuma S. Dendi, Kholik Muhammad, Rosli R. Liliek. 2012. “Penelitian Geofisika
Terpadu Daerah Panas Bumi Tehoru, Pulau Seram, Kabupaten Maluku
Tengah, Provinsi Maluku. Pusat Sumber Daya Geologi”. Prosiding Hasil
Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2011. Buku 1: Bidang Energi.
Hlm. 591-601.

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 19


Lobeck A.K. 1939. Geomorphology, An Introduction To The Study of Landscape.
New York and London: Mc Graw Hill Book Company Inc.
Simanjuntak, Harry Truman. 2004. “Gunung Sewu: Sejarah Hunian Panjang” dalam
Prasejarah Gunung Sewu. Editor: Truman Simanjuntak, Retno Handini,
Bagyo Prasetyo. Hlm. 3-11.
Tjokrosapoetro S., E. Rusmana dan A. Achdan. 1993a. Peta Geologi Lembar
Ambon, Maluku. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Tjokrosapoetro S., A. Achdan, K. Suwitodirdjo, E. Rusmana dan H. Z. Abidin.
1993b. Peta Geologi Lembar Masohi. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Thornbury, W.D.1964. Principle of Geomorphology. New York, London: John Wiley
and Sons, inc.
Todd, D.K.1980. Groundwater Hidrology. New York: John Wiley & Sons Inc.

20 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20

You might also like