JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS RISISKO KESEHATAN PAJANAN BENZENA DI INDUSTRI
PERCETAKAN X KOTA SEMARANG
Dayu Febriantika, Sulistiyani, Budiyono
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: dayufebriantika@gmail.com
Abstract : Printing Industry X Semarang is one of the industries that use
chemicals containing benzene in the production process. Accumulation of
benzene concentration in production room can cause health problem, both
carcinogenic or noncarcinogenic. The purpose of this research was to analyze
the health risks of exposure to benzene in the Printing Industry X Semarang. The
design of this research is observational descriptive with Environmental Health
Risk Analysis (EHRA) approach. The population of workers in the printing
Industry X was 14, then used as a sample of research. Data analysis using the
stages of EHRA including hazard identification, dose-response analysis,
exposure assessment, and risk characterization. The result showed the average
concentration of benzene that inhaled was 0,422 mg/m3, with an average weight
of workers was 64 Kg. Workers exposed to benzene 8 hours per day, in 288 days
a year. The average duration of exposure is 7,6 years. The conclusion is
benzene concentration at Printing Industry X Semarang can lead
noncarcinogenic risk for lifetime exposure. Workers are also at risk of
carcinogenic effects, with ECR values already exceed 10-4 to realtime as well as
lifetime exposure. Advice to Manager printing industry should provide personal
protective equipment such as respirator for workers.
Keywords :Environmental Health Risk Analysis, Workers, Printing Industry,
Benzene
exposure
Bibliography :57 (1972-2016)
PENDAHULUAN tersebut. Kegiatan ini meliputi
Benzena merupakan zat pengolahan produk minyak bumi,
kimia yang penggunaannya cukup kokas batubara, produksi toluena,
luas dan beragam. Di Amerika xilena, dan senyawa aromatik
Serikat benzena termasuk ke dalam lainnya. Selain itu benzena juga
daftar 20 bahan kimia terbesar yang terdapat pada industri kimia,
diproduksi dan digunakan secara komponen bensin (gasoline), dan zat
luas. Benzena terbentuk secara pelarut.1
alami dalam minyak mentah pada Penggunaan benzena yang
tingkat 4 g/l, dan saat ini aktivitas semakin meningkat turut
manusia seringkali berhubungan mempengaruhi konsentrasi benzena
dengan penggunaan minyak bumi di udara. Konsentrasi benzena yang
430
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ada di udara pedesaan rata-rata Selain itu 4 dari 5 pekerja yang
adalah 1 µg/M³, sedang di perkotaan diwawancarai mengalami keluhan
sebesar 5-20 µg/M³.2 Seiring dengan seperti pusing, mual, sakit kepala
banyaknya industri yang dan mengantuk. Keluhan tersebut
memanfaatkan benzena, kemudian serupa dengan keluhan yang dialami
timbul beberapa masalah kesehatan seseorang ketika terpapar benzena.
yang disebabkan pajanan benzena. Pada tingkat rendah,
Agency for Toxic Substance and paparan benzena dapat
Disease Register (ATSDR) menyebabkan pusing atau
menyatakan bahwa benzena mengantuk, detak jantung yang
berdampak serius bagi kesehatan cepat, sakit kepala, tremor, dan
manusia. Pajanan benzena pada kebingungan. Pada tingkat yang
manusia melalui inhalasi bersifat lebih tinggi dapat menyebabkan
karsinogenik. Adanya pajanan ketidaksadaran atau bahkan
benzena di lingkungan kerja telah kematian. Paparan jangka panjang
dikaitkan dengan peningkatan dapat memiliki konsekuensi
insiden leukemia myeloblastic atau kesehatan yang serius, terutama di
erythroblastic myeloid akut maupun sumsum tulang, atau melalui
kronis dan leukemia limfoid pada hilangnya sel darah merah, yang
para pekerja.3 dapat menyebabkan anemia. Hal ini
Di antara sekian macam dapat mengganggu sistem
industri yang menggunakan kekebalan tubuh, dan membuat
benzena, industri percetakan juga penderita rentan terhadap penyakit
termasuk kedalamnya. Industri lain. Benzena juga dapat
percetakan di Indonesia mulai menyebabkan kanker, terutama
dikenal antara tahun 1974 dan 1976. leukemia dan kanker lainnya pada
Di dalam bahan baku yang darah.5 Untuk itu perlu adanya
digunakan dalam produksi penelitian mengenai pajanan
terkandung bahan-bahan kimia yang benzena pada pekerja di industri
salah satunya adalah benzena. percetakan X Kota Semarang.
Sumber-sumber benzena di
percetakan bisa berasal dari tabung METODE PENELITIAN
tinta, silinder pada alat pencetak Jenis penelitian ini adalah
yang tidak tertutup, jaringan kertas, survei bersifat observasi deskriptif
tempat keluarnya kertas, tumpahan dengan pendekatan Analisis Risiko
tinta, serta corong tempat Kesehatan Lingkungan (ARKL).
mengisikan tinta.4 Selain dari uap Penelitian ini dilakukan di Industri
benzena yang keluar dari mesin Percetakan X Kota Semarang,
percetakan, pekerja juga dapat dengan populasinya adalah seluruh
terpapar benzena dari kegiatan yang pekerja. Sedangkan sampelnya
mereka lakukan seperti saat menggunakan total populasi yang
menuangkan cairan pelarut untuk erjumlah 14 orang yang meliputi:
membersihkan silinder atau tempat pekerja di bagian operator mesin
tinta.4 cetak, 1 pekerja di bagian operator
Berdasarkan survei awal mmt, 1 pekerja di bagian operator
yang dilakukan di Industri mesin potong, 2 pekerja di bagian
percetakan X Kota Semarang pada maintenance, dan 1 pekerja di
bulan Maret 2016, pekerja operator bagian logistik
mesin centak menggunakan bensin Prosedur penelitian ini diawali
untuk membersihkan mesin cetak. dengan pengambilan sampel udara
431
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menggunakan alat PDS yang
dipasangkan pada pekerja. Absoben
yang digunakan adalah karbon aktif 30 tahun, dan berjenis kelamin laki-
SKC No. 226-01 tube. Pengambilan laki. Dari 14 orang pekerja tidak ada
sampel dilakukan selama 1 jam satupun pekerja yang menggunakan
pada tiap responden, Kemudian APD saat bekerja, dan 50%
setelah sampling selesai, dilakukan diantaranya merupakan perokok
analisa konsentrasi benzena dengan aktif.
metode gas chromatography sesuai
panduan dari NIOSH 1501. Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Analisis data yang dilakukan Berat Badan Pekerja Industri
menggunakan metode ARKL, yaitu Percetakan X Kota Semarang
dengan melakukan identifikasi Berat Badan Frekuensi Presentase (%)
(Kg) (orang)
bahaya, analisis pemajanan, 41-50 1 7,1
penilaian dosis respon, dan analisis 51-60 5 35,7
karakteristik risiko. Untuk 61-70 4 28,6
71-80 2 14,3
mengetahui analisis pemajanan >80 2 14,3
dilakukan perhitungan intake Total 60 100
benzena dengan rumus :
Hasil pengelompokkan
variabel berat badan diperoleh
bahwa persentase terbanyak yaitu
pada kelompok berat badan 51-60
Sedangkan analisis risiko dilakukan Kg (35,7%). Sedangkan persentase
perhitungan RQ untuk risiko non- paling sedikit yaitu pada kelompok
karsinogenik, dan ECR untuk risiko 41-50 Kg (7,1%). Rata-rata berat
karsinogenik. Berikut rumus yang badan responden adalah 64 Kg,
digunakan: yang berati dibawah nilai default
dan berat badan yang ditentukan oleh
US EPA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengukuran Tabel 3. Pola Aktivitas Pekerja di
Konsentrasi Benzena di Industri Industri Percetakan X Kota
Percetakan X Kota Semarang Semarang
Rata-rata konsentrasi benzena No Pekerjaan Konsentrasi Benzena
Terhirup
terhirup oleh pekerja di Industri mg/m3 ppm
Percetakan X Kota Semarang 1 Op. Mesin Gronhi 1,7668 0,5530
adalah sebesar 0,4226 mg/m3 atau 2 Op. Mesin Oliver 72 0,7700 0,2410
3 Koordinator Jilid 0,0913 0,0286
0,1323 ppm. Dari 14 sampel ada 1 4 Op. Mesin Oliver 72 0,0218 0,0068
sampel yang konsentrasinya cukup 5 Op. Digital printing MMT 0,3258 0,1020
tinggi yaitu 0,553 ppm, dimana nilai 6 Pembantu Op. Mesin 0,0547 0,0171
Oliver 72
tersebut berada diatas ambang 7 Op. Mesin Potong 1,4810 0,4636
batas yang ditentukan oleh 8 Op. Mesin Oliver 58 0,5323 0,1666
Permenakertrans No. 13 tahun 2011 9 Maintenent and Repair 0,0367 0,0115
10 Op. Mesin Oliver 58 0,3687 0,1154
tentang Nilai Ambang Batas Faktor 11 Desain Grafis 0,0347 0,0109
Fisika dan Faktor Kimia di tempat 12 Ketua 0,2608 0,0816
13 Logistik 0,0817 0,0256
Kerja.6 14 Administrasi Keuangan 0,0898 0,0281
Untuk karakteristik responden, No Pola Aktivitas Rata- Maks Min SD
mayoritas pekerja berusia antara 21- . rata
432
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
1 Waktu pajanan 8 8 8 0 1 Realtime 50,0 71,4
(jam/hari)
2 Lifetime 92,9 100,0
2 Frekuensi 288 288 288 0
pajanan
(hari/tahun)
3 Durasi pajanan 7,57 20 1 6,64 Berdasarkan hasil
(tahun) perhitungan karakteristik risiko efek
karsinogenik diketahui bahwa
rata-rata waktu pajanan dan responden yang berisiko efek kanker
frekuensi pajanan yang terjadi pada pada pajanan realtime yaitu sebesar
responden adalah sama, karena 50-71,4% (7-10 orang). Sedangkan
tidak ada pembagian sift kerja serta pada pajanan lifetime risikonya
tidak ada variasi waktu dan frekuensi meningkat antara 92,9-100% (13-14
kerja pada responden. Untuk rata- orang).
rata durasi pajanan responden yaitu
sebesar 7,6 tahun dengan durasi PEMBAHASAN
terlama 20 tahun. Identifikasi Bahaya
Adanya konsentrasi benzena
Tabel 4. Analisis Univariat Asupan di udara ruangan produksi Industri
Non Karsinogenik dan Percetakan X, disebabkan oleh
Karsinogenik penggunaan bahan kimia yang
No Asupan Rata- Maks Min SD
Dari perhitungan asupan rata
non-karsinogenik dan karsinogenik 1 Realtime 0,0069 0,0382 0,0001 0,0107
(nk)
diketahui bahwa rata-rata asupan 2 Lifetime 0,0296 0,1263 0,0018 0,0351
pajanan lifetime lebih besar dari (nk)
asupan pajanan realtime. Untuk 3 Realtime 0,0030 0,0164 0,00004 0,0046
(k)
asupan pajanan realtime paling 4 Lifetime 0,0127 0.0541 0,0008 0,0151
tinggi diperoleh dari responden no. (k)
7, sedangkan untuk asupan pajanan mengandung benzena pada saat
lifetime paling tinggi adalah produksi. Bahan kimia tersebut
responden no. 1 yaitu operator meliputi plate cleaner, preserver
mesin Gronhi, hal tersebut berlaku gum, printing ink (tinta), bensin dan
untuk asupan non karsinogenik oli mesin. Banyaknya jenis bahan
maupun karsinogenik. kimia yang digunakan sehari-hari
dalam proses produksi
Berdasarkan hasil yang Tabel 5. Distribusi Risiko Non Kanker
diperoleh diketahui bahwa pada
No Risk Quotient Frekue %
pajanan realtime, responden yang nsi
berisiko efek non kanker hanya 1 Realtime
sedikit (28,6%) bila dibanding - Berisiko 4 28,6
dengan yang belum berisiko. - Belum 10 71,4
Berisiko
Sedangkan untuk pajanan lifetime 2 Lifetime
responden yang berisiko dan tidak - Berisiko 7 50
berisiko memiliki perbandingan - Tidak 7 50
yang sama yaitu 50:50. Berisiko
menyebabkan terakumulasinya
Tabel 6. Distribusi Risiko Kanker konsentrasi benzena dalam
No Pajanan Persentase Berisiko (%) ruangan. Berdasarkan studi literatur
ECR Maks ECR Min yang dilakukan plate cleaner yang
digunakan untuk membersihkan
433
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pelat cetak mengandung naphtha sumber benzena seperti tinta,
(petroleum) sebanyak 30-60%, bensin, oli, plate cleaner, preserver
trimethylbenzene 1-5%, 1,2,4 gum dan bahan kimia lainnya yang
trimethylbenzene (Pseudocumene) mengandung benzena. Selain dekat
1-5%, 1,2,3 trimethylbenzene dengan sumber benzena, hampir
(Hemellitol) 1-5%.7 Dalam naphtha seluruh waktu kerja dihabiskan di
sendiri terdapat kandungan benzena ruang produksi sehingga
sebesar 3-5 %,8 sedangkan intenensitas pajanan benzena
trimethylbenzene merupakan semakin besar, terutama pekerja
senyawa benzena yang berikatan bagian operator.
dengan metil. 1,2,4 Benzena memiliki sifat yang
Trimethylbenzene dan naphtha juga karsinogenik, oleh karena itu asupan
terdapat pada tinta yang digunakan, benzena dibedakan menjadi dua
dengan konsentrasi 1-2,5%. Dalam yaitu: asupan non karsinogenik dan
preserver gum dan oli mesin yang asupan karsinogenik. Rata-rata
digunakan terkandung petroleum asupan non karsinogenik untuk
distillate dimana didalamnya pajanan realtime yaitu sebesar
terdapat benzena dan senyawa 6,70x10-3 mg/KgBB/hari, dan untuk
aromatik lainnya.9 Bensin atau pajanan lifetime sebesar 2,96x10-2
gasoline yang digunakan sebagai mg/KgBB/hari. Sedangkan rata-rata
agen pembersih juga mengandung asupan karsinogenik pada pajanan
benzena, karena didalamnya realtime 2,95x10-3 mg/KgBB/hari dan
terdapat naphtha dengan pada pajanan lifetime sebesar
konsentrasi 99-100%.10 1,27x10-2 mg/KgBB/hari. Nilai
asupan ini dipengaruhi oleh
Analisis Pemajanan besarnya waktu pajanan, frekuensi
Berdasarkan data yang pajanan, dan durasi pajanan.
diperoleh konsentrasi tertinggi Semakin besar nilai waktu pajanan.
benzena terhirup adalah 1,77 mg/m3 frekuensi pajanan, serta durasi
(0,55 ppm) yang menunjukkan pajanan akan semakin besar pula
bahwa telah melebihi ambang batas, nilai asupan yang dihasilkan.
dan yang terendah adalah 0,22
mg/m3 (0,0068 ppm). Konsentrasi Karakteristik Risiko
tertinggi yang ditemukan pada Sebanyak 28,6% pekerja di
responden nomor 1 yang merupakan Industri Percetakan X sudah berisiko
operator mesin Gronhi, sedangkan non kanker pada pajanan realtime.
untuk konsentrasi terendah Sedangkan untuk pajanan lifetime
ditemukan pada operator mesin persentase pekerja yang berisiko
Sakurai Oliver 72. lebih besar yaitu 50%. Berdasarkan
Adanya perbedaan hasil perhitungan rata-rata RQ untuk
konsentrasi benzena terhirup pada pajanan realtime adalah 0,802 yang
pekerja dapat disebabkan oleh berarti kurang dari 1, namun
beberapa faktor, seperti: jarak nilainya sudah mendekati. Hal
responden dengan sumber benzena, tersebut menunjukkan bahwa
kondisi ruang kerja, serta waktu dan pekerja di Industri Percetakan X
frekuensi pajanan. Untuk pekerja di masih aman atau belum berisiko non
ruang produksi mayoritas terpapar kanker. Kondisi ini dapat
benzena melebihi rata-rata. Hal dipertahankan apabila asupan
tersebut dapat disebabkan karena benzena dapat dikurangi.
para pekerja berada dekat dengan Sedangkan untuk pajanan lifetime
434
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diperoleh rata-rata RQ sebesar 3,44, frekuensi pajanan, durasi pajanan,
yang berarti lebih besar dari 1. Nilai berat badan dan juga periode rata-
tersebut menunjukkan bahwa rata. Dapat dikatakan bahwa
pekerja berisiko non kanker apabila variabel-variabel yang
pajanan terjadi selama sepanjang memepengaruhi nilai ECR sama
hayat. Nilai RQ pada pajanan seperti variabel-variabel yang
lifetime yang lebih besar daripada mempengaruhi RQ, kecuali nilai
pajanan realtime menunjukkan CSF dan RfC.11
peningkatan risiko apabila pajanan Pajanan benzena dalam
terjadi dalam durasi yang lebih lama. jangka waktu yang lama dapat
11
menyebabkan kanker pada organ
Efek non kanker yang pembentuk darah, kondisi tersebut
ditimbulkan dari pajanan benzena dinamakan leukemia. Pajanan
ada beberapa macam. benzena telah dikaitkan dengan
Hematotoksisitas dan salah satu tipe leukemia yaitu
imunotoksisitas merupakan indikator leukemia myeloid akut.3 Leukemia
paling sensitif dari toksisitas non tersebut dapat terjadi karena
kanker pada manusia maupun metabolit benzena dalam tubuh
hewan percobaan yang terpapar seperti fenol, hydroquinon, catechol,
benzena. Sumsum tulang yang mengganggu target organ yaitu
merupakan target organ dari pada sumsum tulang belakang.
pajanan benzena yang dapat Selian itu pajanan benzena dalam
mengakibatkan penurunan produksi waktu lama juga mempengaruhi
sel darah. Terganggunya produksi sistem imun sehingga dapat
darah tersebut dapat mengakibatkan meningkatkan kemungkinan
terjadinya anemia, leukopenia, terjadinya infeksi dan menyebabkan
lymphocytopenia, serta anemia turunnya kemampuan tubuh dalam
aplastik. Konsisi tersebut kemudian melawan sel kanker.3
diidentifikasi sebagai efek non
kanker pajanan benzena. Produksi Gejala dan Keluhan kesehatan
darah akan kembali normal apabila Keluhan kesehatan yang
pajanan benzena pada pekerja paling banyak dialami oleh pekerja
dapat dihentikan.12 adalah mudah lelah (71,4%), pusing
Untuk risiko karsinogenik (64,3%), mudah mengantuk (42,9%),
diperoleh dari perhitungan ECR. mual (42,9%), dan perdarahan gusi
Nilai rata-rata ECR pada pajanan atau mulut (42,9%). Gejala lain yang
realtime yaitu 2,8x10-4 sampai dialami oleh pekerja namun
1,2x10-3, yang berarti lebih dari 10-4 persentasenya kecil adalah: denyut
atau berisiko kanker. Sedangkan jantung yang cepat meskipun dalam
untuk ECR pada pajanan lifetime aktivitas normal, tremor, sesak
yaitu 10-3 sampai 4,3x10-3 yang juga napas, gangguan tidur dan mudah
melebihi 10-4 atau berisiko kanker. memar. Selain gejala adapun
Secara umum hal tersebut riwayat penyakit yang dimiliki oleh
menunjukkan bahwa pekerja di pekerja yaitu anemia (21,4%).
Industri percetakan X sudah berisiko Gejala dan riwayat kesehatan yang
efek kanker. Risiko kanker dari dialami oleh pekerja tersebut
pajanan benzena tersebut kemungkinan merupakan efek yang
dipengaruhi beberapa variabel ditimbulkan oleh pajanan benzena,
seperti: CSF, konsentrasi benzena, mengingat hasil perhitungan RQ dan
laju inhalasi, waktu pajanan,
435
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ECR dimana rata-rata pekerja sudah KESIMPULAN
berisiko efek non kanker dan kanker. 1. Hasil pengukuran konsentrasi
Adapun pekerja yang benzena di Industri Percetakan X
memiliki keluhan terbanyak adalah Kota Semarang masih di bawah
responden nomor 3 (koordinator baku mutu. Konsentrasi rata-rata
penjilidan) dan 5 (operator digital benzena yang terhirup adalah
printing MMT). Reponden nomor 3 0,422 mg/m3 atau 0,13 ppm.
mengalami keluhan pusing, cepat 2. Sebanyak 4 orang (28,6%)
lelah, detak jantung cepat, gangguan pekerja sudah berisiko efek non
tidur, mudah memar, dan kanker pada RQ realtime.
perdarahan pada mulut. Selain itu ia Sedangkan untuk RQ lifetime
juga telah di diagnosa memiliki terdapat sebanyak 7 orang (50%)
anemia oleh dokter. Melihat pekerja yang sudah berisiko efek
konsentrasi benzena terhirup pada non kanker
responden nomor 3 yang tidak 3. Sebanyak 7-13 orang (50-71,4%)
terlalu tinggi, (0,0286 ppm) keluhan pekerja memiliki tingkat risiko di
kesehatan yang dialami dapat atas 10-4 pada ECR realtime.
disebabkan oleh lama kerja dan Sedangkan untuk ECR lifetime
riwayat pekerjaan sebelumnya. terdapat sebanyak 13-14 orang
Responden nomor 3 ini sudah (92,9-100%) pekerja yang
bekerja selama 9 tahun, dan pernah memiliki tingkat risiko di atas 10-4.
bekerja di pabrik pembuatan karet
dan ban selama 15 tahun. Sehingga SARAN
kemungkinan terjadi pajanan 1. Bagi Pengelola Industri
benzena yang cukup lama baik dari Percetakan X
pekerjaan yang lalu maupun yang Pihak pengelola sebaiknya
sekarang. Berbeda dengan menyediakan APD berupa
responden nomor 3, responden respirator, khususnya bagi
nomor 5 belum terlalu lama bekerja pekerja di ruang produksi..
di Industri Percetakan X. Ia sudah 2. Bagi Pekerja di Industri
bekerja selama 3 tahun, dan pernah Percetakan X
bekerja di industri percetakan Sebaiknya selalu menggunakan
lainnya selama 1 tahun. Meskipun APD saat bekerja, dan berhenti
pengalam kerjanya belum terlalu merokok untuk mengurangi
lama namun responden nomor 5 pajanan benzena.
sudah mengalami keluhan seperti: 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
pusing, cepat lelah, mudah Mengembangkan penelitian
mengantuk, sesak napas, mual, pada industri percetakan yang
serta perdarahan pada mulut. Dilihat lebih besar seperti percetakan
dari konsentrasi benzena koran, dan melakukan
terhirupnya memang cukup tinggi pengecekan biomarker pada
karena mendekati rata-rata yaitu darah maupun urin sebagai
sebesar 0,1020 ppm. Keluhan informasi penunjang terjadinya
kesehatan yang muncul juga dapat pajanan benzena pada pekerja.
disebabkan oleh berat badan
pekerja yang dibawah rata-rata
dibanding pekerja lainnya (47 kg)
yang menyebabkan asupan benzena
dalam tubuh semakin besar.11
436
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
DAFTAR PUSTAKA
1. IPCS. Environmental Health
Criteria 150. Benzene. WHO.
1993.
2. Health Organization (WHO). Air
Quality Guidelines for Europe.
Copenhagen. 2000 : 62-65.
3. Agency for Toxic Substance and
Disease Registry (ASTDR).
Toxicological Profiles for
Benzena. US Departement of
Health and Human Services,
Public Health Services, Atlanta,
Georgia, USA. September. 2007.
4. Wadden RA, Suero M, Conroy
LM et al. Characterization of
Publication Rotogravure Press
Emission Rates and
Compositions. Appl ccup Environ
Hyg. 2001; 16: 471–81.
5. Mahi TT. Benzene Workplace
Exposure Standard. Information
Sheet. 2010
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik
Indonesia. PER.13/MEN/X/2011
tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja. 2011.
7. Classified N. Safety Data Sheet
UPC (Universal) Plate Cleaner
(USA). 2015;1–17.
8. Overview E, Effects PH. Material
Safety Data Sheet Naphtha.
9. RBP Chemical Technology Inc.
Plate Finisher and Preserver.
Safety Data Sheet. 2015 hlm. 1–
4.
10. Persero PTP. Material Safety
Data Sheet ( MSDS ). 2015.
11. Kementrian Kesehatan.
Pedoman Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan. 2012 p.
21–34.
12. Integrated Risk Information
System (IRIS). Benzene.
Chemical Assessment Summary.
2003.
437