PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN
INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
Oleh :
PRI ACHADI1, SARSITI2
1) Mahasiswa FE-UNSA
2) Dosen FE_UNSA
ABSTRACT
The objectives of this research is to examine the effect of growth opportunity set, debt to equity ratio, investment
opportunity set toward dividend payout ratio in manufacture companies that is listed in BEI. This research use
sales growth as a proxy of growth opportunity set, total liabilities / total equity as a proxy of debt to equity ratio,
capital expenditure to book value assets (CAPBVA) as a proxy of investment opportunity set,dividend per
share/earning per share (DPS/EPS) as a proxy of dividend payout ratio. This research used here is secondary
data which abtained from annual report of manufacture companies that is listed per 2007-2009 on Internet Data
Exchange (IDX). Multiple regression test shows that growth opportunity set to have influence toward dividend
payout ratio significantly negative. The result shows that the fund that must be used as cash dividend for investor
will be give as buy the profit investment. Debt to equity ratio variabel influented to have influence toward
dividend payout ratio significantly positive. Payment cash dividend by liability hope can give an impression for
investor that the companies have a good prospect in the future and it can make the manager work more hard
caused there is requirement pay liability. Investment opportunity set have not influence toward dividend payout
ratio, because value of the firm only depend on revenue by assets, it is not divide dividend and earning revenue
that used for investment on positive net present value.
Keyword: growth opportunity set, debt to equity ratio, investment opportunity set, dividend payout ratio.
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah
satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih
dari satu tahun. Dalam aktivitas di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi
yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain dan dividen (Marlina dan Danica, 2009).
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil
keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor
apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi
60
keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor
mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang (Tuasikal, 2001)
Di dalam laporan keuangan perusahaan terdapat informasi laba, aliran kas yang
merupakan jalan utama bagi investor dan kreditur untuk menilai kinerja perusahaan yang
sedang melakukan penawaran umum sehingga dapat memberikan keyakinan bagi pihak lain
atas keuangan yang diterbitkan emiten tersebut. Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih
akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat
memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh
perusahaan lain dan lebih survive dalam situasi yang buruk (Rosdini, 2009). Aspek utama
dalam kebijakan dividen adalah alokasi penentuan laba sebagai dividen dan laba ditahan.
METODE PENENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian empiris karena bertujuan untuk
menguji variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Melalui
penelitian ini penulis berusaha memberikan bukti mengenai pengaruh growth
opportunity, debt to equity ratio, dan investment opportunity set terhadap dividend
payout ratio.
2. Populasi, Sampel, dan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2009. Sampel yang
digunakan dalam penelitian perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur
dianggap mewakili kondisi industri di Indonesia dan memiliki jumlah populasi data yang
lebih besar dan memiliki jenis aktivitas yang kompleks jika dibandingkan dengan jenis
perusahaan lain yang listing di BEI.
61
Sumber data dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan auditan
perusahaan manufaktur yang listing selama periode 2007-2009, yang diperoleh dari
website http://www.idx.co.id atau Internet Data Exchange (IDX) di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan dari jurnal Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Dividend payout ratio
Dividend per share (DPS)
DPR =
Earning per share (EPS)
DPS : Dividen per lembar saham
EPS : Laba per lembar saham
(Anil dan Kapoor, 2008)
b. Growth opportunity
PenjualanTahun t − PenjualanTahunt -1
Growth Opportunity =
PenjualanTahun t -1
(Anil dan Kapoor, 2008)
c. Debt to Equity Ratio
Total Hutang
DER =
Total Modal Pemilik
(Marlina dan Danica, 2009)
d. Investment Opportunity Set (IOS)
Nilai buku aktiva tetapt - Nilai buku aktiva tetap t -1
IOS =
Total aset
(Saputro dan Setiawati, 2004)
62
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
Sebagai persyaratan pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk
memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien
regresinya efisien (Gujarati, 2003). Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa macam
pengujian, meliputi: normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
Hasil uji asumsi klasik dan prosedur yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov untuk
mengetahui apakah nilai residual dari persamaan regresi berdistribusi normal atau
tidak. Oleh sebab itu, kriteria yang harus dipenuhi adalah jika signifikansi hitung (p-
value) lebih besar dari nilai alpha 5%, maka variabel residual dinyatakan
berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian untuk uji normalitas data:
Tabel IV. 3
Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000
Std. Deviation ,32396933
Most Extreme Differences Absolute ,123
Positive ,123
Negative -,088
Kolmogorov-Smirnov Z 1,169
Asymp. Sig. (2-tailed)
,130
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data
63
b. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006).
Pengujian terhadap multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan nilai Tolerance dan VIF.
Tabel IV. 4
Hasil Uji Multikolonieritas Tolerance dan VIF
Coefficients(a)
Unstandardize Standardized
Collinearity Statistics
Model d Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) .339 .066 5.154 .000
GO -.505 .226 -.256 -2.230 .028 .744 1.344
DER .199 .053 .391 3.776 .000 .914 1.094
IOS .706 .541 .144 1.305 .195 .806 1.241
Sumber: Hasil Pengolahan Data
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi internal
diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian ruang dan waktu. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari
nilai Durbin-Watson (D-W).
64
Tabel IV. 5
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of
R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
Model
1 ,395(a) ,156 ,127 ,329515 2,043
a Predictors: (Constant), IOS, DER, GO
b Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Pengolahan Data
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2006). Metode untuk menguji heterokedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual
(SRESID). Hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot,
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar IV.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: DPR
6
Regression Studentized Residual
-2
-4
-2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Hasil Pengolahan Data
65
2. Analisis Regresi
a. Uji Koefisien Determinasi ( R 2 )
Hasil uji koefisien determinasi ( R 2 ) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.6
Hasil Uji koefisien Determinasi ( R 2 )
Model Summary
Adjusted R
R R Square Square Std. Error of the Estimate
Model
1 ,395(a) ,156 ,127 ,329572
a Predictors: (Constant), IOS, DER, GO
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa besarnya koefisien determinasi ( R 2 )
yaitu sebesar 0,127. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 12,7% dividend payout
ratio (DPR) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu growth opportunity,
debt to equity ratio, dan investment opportunity set. Sedangkan sisanya sebesar
87,3% (100% - 12,7%) dijelaskan oleh variabel lain atau faktor-faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikan Parameter Parsial (Uji-t)
Uji – t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel
independen yang terdiri dari growth opportunity, debt to equity ratio, dan investment
opportunity set terhadap dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen
yang dapat diketahui dari besarnya p value. Apabila p value lebih kecil dari tingkat
signifikansinya, maka variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai p value lebih besar
66
dari tingkat signifikansinya, maka variabel independen tersebut secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji-t statistik dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel IV.7
Hasil Uji Parsial (Uji –t)
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,339 ,066 5,154 ,000
GO -,505 ,226 -,256 -2,230 ,028
DER ,199 ,053 ,391 3,776 ,000
IOS ,706 ,541 ,144 1,305 ,195
a Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya variabel IOS yang secara
parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dividend payout ratio (DPR), karena
memiliki p value =0,195 > 0,05. Sedangkan, variabel GO yang memiliki nilai
signifikansi 0,028 memiliki pengaruh signifikan secara negatif terhadap variabel
dividend payout ratio (DPR). Untuk variabel yang terakhir, yaitu debt to equity
ratio memiliki p value = 0,000 dimana nilai ini kurang dari tingkat signifikansi 0,05,
maka variabel ini memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap
variabel dividend payout ratio (DPR).
3. Pembahasan
Dengan pengujian regresi linear berganda, maka diperoleh hasil penelitian bahwa
variabel growth opportunity dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividend
payout ratio, sedangkan investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Pembahasan masing-masing pengaruh variabel yaitu sebagai berikut:
67
a. Pengaruh growth opportunity terhadap dividend payout ratio
Hasil pengujian pengaruh growth opportunity terhadap dividend payout
ratio memberikan nilai signifikansi sebesar 0,028 dan unstandardized coefficients
beta yaitu sebesar -0,505. Sehingga dapat disimpulkan bahwa growth opportunity
yang diproksikan dengan sales growth berpengaruh signifikan negatif terhadap
dividend payout ratio. Hal tersebut mengindikasikan bahwa setiap kenaikan growth
opportunity akan menurunkan dividend payout ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang tingkat
pertumbuhan penjualannnya tinggi akan mempertahankan rasio pembayaran dividen
yang rendah untuk memperkuat pembiayaan internal dan peluang investasi baru.
b. Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio
Hasil pengujian pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout
ratio memberikan nilai signifikansi sebesar 0,000, sedangkan unstandardized
coefficients beta yaitu sebesar 0,199. Sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to
equity ratio yang diproksikan dengan (total hutang/total modal) berpengaruh
signifikan positif terhadap dividend payout ratio. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa setiap terjadi kenaikan debt to equity ratio sebesar satu, maka akan terjadi
kenaikan pembayaran dividend payout ratio sebesar 0,199.
c. Pengaruh investment opportunity set terhadap dividend payout ratio
Hasil pengujian pengaruh investment opportunity set terhadap dividend
payout ratio memberikan nilai signifikansi sebesar 0,195 unstandardized coefficients
beta yaitu sebesar 0,706. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investment opportunity
set yang diproksikan dengan rasio capital expenditure to book value assets
(CAPBVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini
68
menunjukkan bahwa kebijakan dividen bukan merupakan faktor yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam melakukan kebijakan dividennya.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) menunjukkan bahwa secara parsial
variabel growth opportunity berpengaruh signifikan negatif terhadap dividend payout
ratio.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H 2 ) menunjukkan bahwa secara parsial
variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan positif terhadap dividend payout
ratio.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H 3 ) menunjukkan bahwa secara parsial
variabel investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
SARAN
1. Penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh investment opportunity set terhadap
dividend payout ratio. Hal ini mungkin dikarenakan variabel yang diteliti hanya
menggunakan proksi tunggal berbasis investasi yaitu rasio capital expenditure to book
value assets (CAPBVA).
2. Pemilihan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan dividen hanya terdiri
dari tiga aspek saja growth opportunity, debt to equity ratio, dan investment opportunity
set (IOS). Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor lain yang memiliki pengaruh
lebih besar terhadap kebijakan dividen.
69
REFERENSI
Ahmar, Nurmala dan Firda Fauziah, 2006. Pengaruh Kombinasi Keunggulan dan
Keterbatasan perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS). Ventura, Vol.9
No.1.
Anil, Kanwal dan Sujata Kapoor, 2008. Determinants Of Dividend Payout Ratio-A Study of
Indian Information Technology sector. International Research Journal of Finance
and Economics ISSN 1450-2887, Issue 15: 63-71.
Ghozali, Imam.2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS edisi empat, Semarang
Universitas Diponegoro.
Hakim, Farih Rahman. 2007. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Rasio
Pembayaran Deviden pada Perusahaan Manufaktur yang membagikan Deviden dan
terdafta di BEJ tahun 2003-2005. Skripsi tidak dipublikasikan UNNES.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta; BPFE.
Marlina, Lisa dan Clara Danica, 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity
ratio, dan Return On Asset terhadap Devidend Payout ratio. Jurnal Manajemen
Bisnis Vol 2 No. 1 (Januari): 1-6.
Rosdini, Dini.2009, Pengaruh Free cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Working
Paper in Accounting and Finance. Padjajaran University, (Oktober).
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Buku 2 Edisi Empat. Jakarta : Salemba
Empat.
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitibility dan Investment Oppurtunity Set Terhadap
Akuntansi dan Keuangan. Vol 9 No 1 (Mei) : 9 – 17.
Tjandra, Ronowati. 2005. “ Pengaruh Investment Oppurtunity Set terhadap Kebijakan
Dividen dengan Pemoderasi Pilihan Prosedur Akuntansi pada Perusahaan yang Go
Public di Bursa Efek Jakarta. “Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 5 No. 1. Hal. 65-
78.
70
Utomo, Muslim. 2000. Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan di
Indonesia (Studi Perbandingan Antara Perusahaan-Perusahaan High Profile dan
Low Profile). Simposium Nasional Akuntansi 3, pp. 99-122.
www.idx.co.id
71