PERENCANAAN REKLAMASI DI TIMBUNAN MAHAYUNG
PT.BUKIT ASAM (PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM,
SUMATERA SELATAN
AFRIYANTI PUSPITA SARI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
SEPTEMBER 2015
1
PERENCANAAN REKLAMASI DI TIMBUNAN MAHAYUNG PT.BUKIT ASAM
(PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN
Afriyanti Puspita Sari1, Yunasril2, Syamsul Bahri2
S1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email: afriyanti06@gmail.com
ABSTRACT
Mining activities conducted in PTBA is directed to undertake the mining environmentally.
Mining activities conducted include exploration, land clearing, stripping topsoil, excavation of
overburden ,coal mining, transporting, processing and marketing of coal. Reclamation is the
activities that are performed throughout the stages of the mining effort to organize, restore, and
improve the quality of the environment and the ecosystem to function returns appropriate
allocation. The success of reclamation activities according to Regulations the Minister of
Mineral Resources number 07 2014 covering the activities of the arrangement of land, the
promised land of tops (top soil), water management and erosion control, revegetation and the
prevention and mitigation of acid mine water. All activities on the reclamation process above
requires considerable cost and its implementation should be planned so that the cost have to be
effective and efficient.
Technical planning of reclamation on the outside dump Mahayung 2015 designed by
rearranging the land by using the method of encapsulation, perform the promised land of tops to
immediately do revegetasi, make and take care of the channel that is in a outside dump of
Mahayung to prevent erosion and maintain the water and add to the compartment on a pool of
Mud and Precipitator liming regularly to prevent the occurrence of acid mine water. The cost for
the reclamation activities at the outside dump of Mahayung is the total cost of reclamation
consists of two that is direct costs and indirect costs. Direct costs for reclaiming the year 2015
amount Rp 39.565.434.558,- and indirect costs Rp 3.758.716.283,- Then the total cost of
reclaiming the year 2015 amount to Rp 43.324.150.841,-.
Keywords : Reclamation, Technical, Cost, Outside Dump Mahayung
A. Pendahuluan penambangan yang dilakukan akan
Kegiatan penambangan yang dilakukan menimbulkan dampak bagi lingkungan,
di PTBA diarahkan untuk melakukan maka dari itu diperlukan suatu
penambangan yang berwawasan pengelolaan lingkungan agar dampak
lingkungan. Kegiatan penambangan yang negatif yang timbul akibat proses
dilakukan meliputi eksplorasi, land penambangan dapat dicegah atau
clearing, pengupasan tanah pucuk, ditanggulangi. Sehingga perusahaan
penggalian overburden, penambangan tambang wajib melakukan reklamasi
batubara, pengangkutan, pengolahan dan diakhir penambangan sebagai bentuk
pemasaran batubara. Setiap kegiatan pengelolaan lingkungan yang bertujuan
2
mengembalikan fungsi lahan sesuai 32 Ha, Revegetasi 2 Mahayung 22,7 Ha,
peruntukannya. dan areal final timbunan Mahayung 73,7
Berdasarkan peraturan menteri No.07 Ha.
tahun 2014 reklamasi adalah kegiatan yang Kegiatan penataan lahan pada areal
dilakukan sepanjang tahapan usaha timbunan Mahayung pada awal
pertambangan untuk menata, memulihkan, penambangan belum memperhatikan asas
dan memperbaiki kualitas lingkungan dan lingkungan sehingga penimbunan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali overburden dilakukan dengan tidak teratur.
sesuai peruntukannya. Tanpa proses pemisahan material PAF atau
Keberhasilan kegiatan reklamasi NAF keduanya langsung dilakukan
menurut Peraturan Menteri ESDM Nomor penimbunann ke areal final timbunan
07 Tahun 2014 meliputi kegiatan penataan Mahayung. Selanjutnya sebelum timbunan
lahan, penebaran tanah pucuk (top soil), (disposal) Mahayung dilakukan penebaran
pengendalian erosi dan pengelolaan air, humus, pada areal timbunan ini langsung
revegetasi serta pencegahan dan dilaksanakan kegiatan revegetasi sehingga
penanggulangan air asam tambang. tanaman banyak yang mengalami
Kegiatan pembukaan lahan yang kekerdilan atau tidak optimal. Saat ini
dilakukan tahun 2015 direncanakan akan kegiatan penambangan masih terus
dilakukan pada daerah Tal Utara, Tal dilaksanakan namun tempat penyimpanan
Selatan, Kawasan Restorasi, MT4 dan overburden masih terbatas sehingga areal
Murman. Penimbunan tanah penutup yang timbunan Mahayung yang telah dilakukan
dilakukan secara outside dump dilakukan revegetasi sebelumnya akan direhabilitasi
ke lokasi timbunan (disposal) Mahayung sehingga dapat dilakukan penimbunan
dengan luas areal timbunan Mahayung NAF kembali yang berasal dari bukaan
yang direncanakan untuk tahun 2015 lahan tahun 2015.
adalah 128,4 Ha yang terdiri dari tiga Berdasarkan kegiatan reklamasi
lokasi yakni areal revegetasi 1 Mahayung yang telah dilaksanakan pada tahun
3
sebelumnya dapat dilihat tingkat penataan lahan. Seluruh kegiatan tersebut
keberhasilan reklamasi tersebut yakni akan dibenahi pada proses reklamasi tahun
penataaan lahan yang belum optimal mulai 2015 dan memerlukan biaya yang cukup
dari back slope dan saluran kaki jenjang besar sehingga harus dilaksanakan
menyebabkan kondisi lahan timbunan perencanaan biaya dalam perencanaan
Mahayung saat ini banyak terdapat galur- teknis proses reklamasi di timbunan
galur erosi yang pada gilirannya galur akan Mahayung tahun 2015. Sehingga biaya
semakin besar dan akan berdampak pada yang harus dihitung pada proses reklamasi
munculnya material PAF ke permukaan, terdiri dari biaya langsung dan juga biaya
terjadinya pendangkalan Kolam Pengendap tidak langsung berdasarkan Permen No.07
Lumpur Napalan (KPL Napalan) yang Tahun 2014.
lumpurnya selalu memenuhi seluruh Adapun tujuan dari penelitian ini
kompartemen sebelum masuk jadwal kuras adalah untuk menentukan rencana teknis
KPL, kondisi saluran yang ada juga reklamasi di timbunan Mahayung pada
mengalami pendangkalan yang semestinya Tahun 2015 dan estimasi biaya (langsung
air dari badan jalan masuk ke saluran dan tidak langsung) pada perencanaan
malah terjadi sebaliknya sehingga teknis reklamasi di timbunan Mahayung
mengurangi badan jalan, serta adanya pada Tahun 2015.
saluran yang terputus sebelum sampai ke B. Metode Penelitian
KPL yang menyebabkan air menjadi Penelitian ini dilakukan pada bulan
tergenang di area revegetasi. Pencegahan Januari sampai dengan Maret Tahun 2015.
dan penanggulangan air asam tambang di Lokasi penelitian yakni di timbunan
timbunan Mahayung jika di ukur pH di mahayung IUP Tambang Air Laya Tanjung
area KPL sudah baik yakni pH 6-7, namun Enim, kabupaten Muara Enim provinsi
jika melihat kondisi timbunan yang masih Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini
berpotensi menimbulkan air asam tambang bersifat deskriptif dan termasuk kedalam
maka harus diperhatikan sejak awal jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini
4
lebih terarah ke penelitian terapan (Applied C. Hasil Dan Pembahasan
Research), yaitu salah satu jenis penelitian 1. Rencana Teknis Reklamasi Di
yang bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu Lokasi Timbunan Mahayung Tahun
yang diperoleh. 2015
Dalam pelaksanaan penelitian ini a. Pembukaan Lahan
menggunakan data primer dan data Luas areal timbunan
sekunder yang didapat dari perusahaan Mahayung yang direncanakan
yang kemudian dikembangkan sesuai untuk tahun 2015 yakni 128,4 Ha
dengan tujuan penelitian. Data primer yang terdiri dari areal Revegetasi 1
mencakup data pH air KPL Napalan, Mahayung 32 Ha, Revegetasi 2
catchment area, jarak angkut, dan panjang Mahayung 22,7 Ha, dan areal Final
saluran existing sedangkan data sekunder, Timbunan Mahayung 73,7 Ha.
mencakup data-data kegiatan perencanaan Rencana bukaan lahan di lokasi
seperti data luas area penghumusan, lokasi, Air Laya meliputi area Tal Utara,
iklim dan curah hujan, cycle time, MT4, Restorasi, Murman dan Tal
spesifikasi alat, peta rencana reklamasi dan Selatan. Luas bukaan lahan di Tal
jenis vegetasi. Utara untuk area pengambilan
Dari data tersebut kemudian humus seluas 11 Ha, MT4 26,6 Ha,
dilakukan pengolahan dan analisis data Restorasi 21,6 Ha, Murman 1,1 Ha
mengenai perhitungan volume humus dan dan Tal Selatan 34 Ha sehingga
NAF, analisis kebutuhan alat, estimasi biaya total bukaan lahan di lokasi Air
kebutuhan alat, menghitung luas catchment Laya seluas 94,3 Ha. Dengan
area, analisis dimensi saluran, estimasi asumsi galian humus setinggi 0,8
biaya kelola air, redesain KPL Napalan, dan meter (Rerata tebal humus PTBA
estimasi biaya revegetasi. Setelah seluruh dari 0.5 meter – 1.00 meter) maka
point telah selesai dianalisis maka estimasi potensi humus yang akan
biaya total reklamasi dapat dilakukan. diproduksi adalah 754.400 bcm.
5
Berdasarkan data dari lakukan penebaran tanah humus
perencanaan operasi rencana tanpa pencoveran dengan material
bukaan lahan untuk pengambilan NAF dikarenakan jadwal produksi
NAF berada pada areal Tal Utara material NAF dilakukan pada bulan
dan Tal Selatan. Volume bukaan April 2015 (Tal Utara) dan bulan
lahan di Tal Utara untuk area Juni 2015 (Tal Selatan). Produksi
pengambilan NAF 1.130.000 bcm material NAF pada bulan April dan
dan Tal Selatan 140.000 bcm Juni akan dialokasikan untuk
sehingga total volume NAF sesuai pencoveran area Revegetasi 2
data rencana RKAP Tahun 2015 di Mahayung dan area final
lokasi Air Laya sebesar 1.270.000 Mahayung dengan total luas 96.4
bcm. Ha.
b. Penataan Lahan 1) Back Slope Dan Saluran
Metode penataan lahan yang Kaki Jenjang
digunakan di timbunan Mahayung Back Slope yang
adalah metode enkapsulasi, dirancang pada timbunan
metode ini prinsipnya adalah Mahayung adalah sebesar 3%,
mencover material yang berpotensi agar timbunan tidak terlalu
mengandung asam (PAF) dengan landai dan juga tidak terlalu
material NAF, selanjutnya curam. Saluran kaki jenjang
ditimbun dengan tanah humus menyesuaikan dengan debit air
untuk segera dilakukan revegetasi. yang masuk dan mencegah
Berdasarkan data sampel terjadinya erosi dan terjadi
geologi yang tidak berpotensi asam galur-galur air di areal
(NAF) ialah pada lapisan A1-A2. timbunan. Terdapat 5 saluran
Pada timbunan Mahayung kaki jenjang di timbunan
daerah Revegetasi 1 langsung di Mahayung. Saluran kaki
6
jenjang 1 dan 2 dengan panjang area Revegetasi 1 Mahayung,
saluran berturut-turut 2927 area Revegetasi 2 Mahayung
meter dan 2135,96 meter dan Areal Final Timbunan
memiliki lebar 1 meter dan Mahayung, setinggi 0,58 meter
tinggi 0,5 meter dengan melebih batas minimum
kemiringan 1:1, sedangkan penghumusan yakni 0,5 meter.
saluran kaki jenjang 3,4, dan 5 Maka dengan tinggi
dengan panjang saluran penghumusan 0,58 meter total
berturut-turut 2316,27 meter area timbunan yang dapat di
;2096,76 meter dan 2137,28 cover dengan material humus
meter memiliki lebar 1 meter, 128,55 Ha.
tinggi 1 meter dengan 4) Perhitungan Kebutuhan Alat
kemiringan 1:1. Penataan Lahan
2) Penebaran NAF Kebutuhan alat untuk
Volume total NAF dari masing-masing kerja dapat
bukaan lahan akan ditebar pada dicari dengan menghitung
dua area timbunan yakni area produktifitas alat tersebut
Revegetasi 2 Mahayung dan kemudian dengan mencari
Areal final Mahayung di atas kemampuan produksi/unit.
setinggi 1,3 meter. Maka Penebaran NAF
dengan tinggi penebaran NAF maupun humus membutuhkan
1,3 meter total area timbunan alat berat untuk menggali NAF
yang dapat di cover dengan dan menebarnya di timbunan
material NAF 97,7 Ha. Mahayung. Alat yang
3) Penebaran Humus digunakan untuk membuka
Volume total humus dari lahan material NAF adalah
bukaan lahan akan ditebar pada excavator PC 200-7 dan PC
7
400 LCSE-7, Dumptruk 1) Pembuatan Saluran
Mitsubishi Fuso Fm 517 Hs, Rencana pembuatan
dan Bulldozer D65E-12. saluran pada timbunan
Berikut merupakan jumlah alat Mahayung dilakukan agar air
pada bukaan lahan untuk tidak masuk kembali ke area
material NAF dan humus: penimbunan dan menghindari
Tabel 1 Jumlah Alat Pada Bukaan terjadinya erosi serta longsor.
Lahan Material NAF
Rencana dimensi saluran yang
akan dibuat serta volume
galian untuk pembuatan
Tabel 2 Jumlah Alat Pada Bukaan saluran dapat dilihat pada tabel
Lahan Material Humus
4 dan selanjutnya dari hasil
perhitungan volume galian
untuk pembuatan saluran maka
Tabel 3 jumlah alat sebar untuk dapat pula diketahui
penebaran NAF dan humus
kebutuhan alat pada
c. Pengendalian Erosi Dan pembuatan saluran (Tabel 5).
Pengelolaan Air Tabel 4 Dimensi saluran dan Volume
Galian Saluran
Pengendalian erosi dan
kelola air dapat dilakukan dengan Tabel 5 Jumlah Alat Pada Pembuatan
Saluran
mengarahkan volume air yang
masuk ke timbunan dan 2) Pembatuan Saluran
mengalirkannya ke Kolam Pembatuan saluran
Pengendapan Lumpur agar tidak dilakukan jika aliran air
terjadi limpasan dan air kembali berpotensi dapat
masuk ke area timbunan. mengakibatkan erosi dan
menggerus dinding saluran,
8
yakni jika kecepatan aliran air LCSE-7 dan 1 unit DT Scania
lebih dari 5 m/detik yang 30 Ton.
artinya saluran memerlukan Tabel 6 Perhitungan Volume
Pembatuan Saluran
perkuatan dinding saluran
(pembatuan dinding saluran). 3) Perawatan Saluran
. Pada saluran 1
kecepatannya 4,75 m/detik, Perawatan saluran
saluran 2 kecepatannya 3,9 dilakukan terhadap saluran
m/detik, saluran 3 yang sudah ada (existing)
kecepatannya 5,05 m/detik, dilapangan dengan total
saluran 4 dan saluran 5 panjang saluran 3.456 meter
kecepatannya 3,95 m/detik, (Tabel 7).
saluran 6 dan saluran 7 Tabel 7 Volume dan Panjang
Saluran Existing
kecepatannya 6,02 m/detik.
Pada 7 saluran tersebut saluran
3, saluran 6 dan saluran 7
mempunyai kecepatan aliran di
atas 5 m/detik. Volume galian Saluran ini perlu dilakukan
untuk pembatuan saluran 3, perawatan agar tidak terjadi
saluran 6 dan 7 adalah 2 kali pendangkalan dan
dari volume pembatuan saluran mengakibatkan air dari saluran
yakni 21.723 bcm (Tabel 6). masuk ke badan jalan.
Setelah dilakukan perhitungan Perawatan saluran dilakukan
volume pembatuan maka dengan cara menguras lumpur
kebutuhan alat untuk setinggi 25% dari tinggi
pembatuan juga dapat saluran existing dan
diketahui yakni 1 unit PC 400 dijadwalkan perawatan saluran
9
adalah 97 jam, maka dengan tambahan 5
dibutuhkan 1 unit PC 200 LA. kompartemen.
4) Pembuatan KPL Untuk membuat 5
Timbunan Mahayung kompartemen tambahan maka
memiliki dua buah KPL yakni total volume galian cut yang
KPL Napalan dan KPL harus di gali adalah 5.550,31
Mahayung 1. Luas KPL yang m3 sedangkan volume
seharusnya adalah 18.781 m2 timbunan (Fill) yang harus
sedangkan luas KPL existing diangkut dari Mahayung adalah
berjumlah 7100 m2. Sehingga 60.142,38 m3. Jumlah alat gali
luas KPL harus ditambah yang dipakai pada penggalian
11.781 m2. KPL yakni untuk cut and fill
Untuk KPL Mahayung masing-masing 1 unit PC 200-
1 dengan luas saat ini 22.980 7, 3 unit Dumptruck Mitsubishi
m2, sudah sangat baik dalam Fuso Fm 517 Hs untuk
menampung total volume air kegiatan fill, dan 1 unit Dozer
dan lumpur yang masuk yakni D65E-12.
4.606.748,92 m3/tahun. 5) Pengurasan Lumpur
Berdasarkan temuan dan KPL yang telah dibuat
hitungan maka diketahui luas harus tetap dilakukan
KPL Napalan existing tidak perawatan agar tidak terjadi
mencukupi untuk menampung pendangkalan serta
air dan lumpur yang masuk ke mengakibatkan terjadinya
KPL, maka direncanakan untuk overflow. Oleh sebab itu maka
menambah luasan KPL KPL harus dikuras paling tidak
Napalan seluas 11.681 m2 1 kali dalam 1 triwulan.
10
KPL Mahayung 1 d. Penanganan Air Asam Tambang
merupakan KPL alami yang Penanganan air asam
awalnya merupakan cekungan tambang pada area timbunan
tempat air terjebak pada saat Mahayung yakni dengan cara
hujan, sehingga kini di pemberian kapur secara rutin.
rehabilitasi menjadi KPL alami Jumlah kapur untuk wilayah
yang berfungsi menampung timbunan Mahayung untuk dua
curah hujan dari catchment KPL dibutuhkan 19,556
area disebelah selatan barat ton/tahun.
timbunan dan tidak e. Revegetasi
memerlukan perawatan dalam Rencana untuk tahun 2015 ini
hal pengurasan, sedangkan tidak seluruh lahan yang telah
KPL Napalan sebagai KPL ditata akan langsung direvegtasi,
buatan harus terus dilakukan lahan yang akan direvegetasi tahun
pengurasan agar tidak terjadi ini yakni kawasan penelitian
pendangkalan seperti bambu, kawasan penelitian kemiri
sebelumnya. sunan dan kawasan revegetasi 1
Pengurasan lumpur dengan Mahayung.
total volume pelumpuran di Tabel 8 Rencana Lahan Yang Ditata Dan
Yang Direvegetasi
KPL Napalan adalah 23.483
bcm maka kebutuhan alat
untuk pengurasan lumpur
adalah 1 unit PC 200-7 LA dan Kawasan penelitian bambu yakni
4 unit Mitsubishi Fuso Fm 517 penelitian yang sedang
Hs. dikembangkan di PT.Bukit Asam
dengan menanam bambu di
kawasan timbunan Mahayung.
11
Sedangkan kawasan penelitian pengendalian erosi dan
lainnya yakni kawasan penelitian pengendalian air.
kemiri sunan yang dipilih karena 1) Biaya Pengaturan
daunnya yang pahit dan Permukaan Lahan
mengandung racun sehingga Biaya pengaturan
binatang ternak seperti kerbau permukaan lahan ialah biaya
tidak akan mengganggu tanaman yang dikeluarkan untuk
ini. Kawasan yang akan pengaturan permukaan lahan,
direvegetasi yakni kawasan termasuk biaya alat pada
revegetasi 1 Mahayung yang dibagi kegiatan pembukaan lahan
menjadi dua daerah revegetasi tanah humus maupun material
agroforesty 10 Ha dengan jenis NAF. Pembongkaran material
tanaman karet dan sisanya akan humus membutuhkan biaya
ditanami tanaman hutan seperti alat sebesar Rp
Kayu Putih, Johar, Jabon, sengon 10.652.421.959 dan
dan Angsana. pembongkaran tanah galian
2. Rencana Biaya Reklamasi Di Lokasi NAF biaya yang dibutuhkan
Timbunan Mahayung 2015 yakni sebesar Rp
Berdasarkan rancangan teknis 8.954.808.576. Maka total
reklamasi di atas maka dapat dihitung biaya penataan lahan adalah Rp
kebutuhan biaya untuk pelaksanaan 19.607.230.534.
reklamasi tahun 2015 sebagai berikut: 2) Biaya Penebaran Tanah
a. Biaya Penataan Lahan Pucuk
Menurut Permen ESDM No.07 Penebaran tanah pucuk
Tahun 2011 biaya penataan lahan meliputi wilayah revegetasi 1
meliputi biaya pengaturan lahan, Mahayung, Revegetasi 2
biaya penebaran tanah pucuk, biaya Mahayung dan area Final
12
Timbunan Mahayung. Biaya fill. Biaya untuk kegiatan
total untuk penebaran tanah filling dari timbunan
pucuk sebesar Rp Mahayung ke KPL
7.244.999.255. membutuhkan alat gali, alat
b. Biaya Pengendalian Erosi Dan angkut, dan alat sebar,
Pengendalian Air sedangkan untuk cut hanya
1) Biaya Pembuatan Saluran menggunakan alat gali. Total
Biaya pembuatan biaya pembuatan KPL adalah
saluran yakni berasal dari biaya Rp 659.483.429,-.
kebutuhan alat gali, alat 5) Biaya Pengurasan Lumpur
angkut, dan alat sebar dengan Biaya pengurasan
total biaya adalah Rp lumpur untuk 1 kali
498.656.767,-. membutuhkan biaya sebesar
2) Biaya Pembatuan Saluran Rp 1.337.160.497 yang terdiri
Rencana biaya alat gali dari biaya sewa DT dan biaya
untuk pembatuan saluran 3, sewa PC. Sehingga pengurasan
saluran 6 dan saluran 7 adalah lumpur yang dilakukan 5 kali
Rp. 57.870.962. dalam setahun pada KPL
3) Biaya Perawatan Saluran dibutuhkan biaya sebesar Rp
Rencana biaya 6.910.847.868,-.
perawatan saluran existing c. Biaya Revegetasi
adalah Rp 28.873.246,-. Total biaya revegetasi yang
4) Biaya Pembuatan KPL meliputi biaya pemupukan dasar,
Pembuatan KPL biaya penanaman, dan biaya
Napalan tambahan ada dua pemeliharaan pada tahun 2015 ini
perhitungan biaya yakni biaya yakni sebesar Rp 1.722.041.301,-.
untuk cut dan juga biaya untuk
13
d. Biaya Pencegahan Air Asam 1.000.000,-. Maka total biaya
Tambang pengapuran tahun 2015 adalah Rp.
Penanganan air asam 19.556.300,-.
tambang pada area timbunan e. Biaya Total Reklamasi
Mahayung yakni dengan cara Biaya total reklamasi terdiri
pemberian kapur secara rutin. dari dua yakni biaya langsung dan
Jumlah kapur untuk wilayah biaya tak langsung. Biaya langsung
timbunan Mahayung untuk dua untuk reklamasi tahun 2015
KPL dibutuhkan 19,556 ton/tahun. berjumlah Rp 39.565.434.558,- dan
Biaya pengapuran diasumsikan biaya tidak langsung yakni Rp
bahwa 1 ton kapur adalah Rp 3.758.716.283,-.
D. Simpulan Dan Saran Maka total biaya reklamasi tahun 2015
Teknis perencanaan reklamasi pada berjumlah Rp 43.324.150.841,-.
timbunan Mahayung Tahun 2015 Perlunya penataan lahan yang
dirancang dengan menata lahan menggunakan metode enkapsulasi,
menggunakan metode enkapsulasi, perawatan saluran dan KPL harus
melakukan penebaran tanah pucuk, dilakukan secara rutin (1 kali dalam 1
membuat dan merawat saluran yang ada di triwulan) agar tidak terjadi pendangkalan
timbunan Mahayung, menambah dan overflow pada KPL, serta pemilihan
kompartemen pada Kolam Pengendap jenis tanaman pada kegiatan revegetasi
Lumpur serta melakukan pengapuran harus sesuai dengan kondisi tanah yang
untuk penanganan air asam tambang. asam dan tanaman yang tidak disukai
Biaya total reklamasi adalah biaya binatang ternak seperti kerbau sangat baik
langsung untuk reklamasi tahun 2015 untuk kondisi timbunan Mahayung.
berjumlah Rp 39.565.434.558,- dan biaya Catatan: artikel ini disusun berdasarkan Tugas
tidak langsung yakni Rp 3.758.716.283,- Akhir penulis dengan pembimbing I Yunasril
dan pembimbing II Syamsul Bahri.
14
E. DAFTAR PUSTAKA Bekas Tambang Nikel Di PT.Inco
Tbk, Soroko, Sulawesi
Anonim, (1994), “Lingkungan Dan
Selatan”.Skripsi.Bogor.
Reklamasi”, Direktorat Jendral
Pertambangan Umum, Pusat
Muhammad, Sony, Abfertiawan,. (2014),
pengembangan Tenaga
“Konsep Pencegahan Air Asam
Pertambangan. Bandung.
Tambang”.
Mining.environment@mining.itb.a
Anonim, (2014), “Pelakasanaan
c.id. Bandung.
Reklamasi Dan Pasca Tambang
Pada Kegiatan Usaha
Novi Melawati, dkk,”Analisis Pengaruh
Pertambangan Minerba”,Peraturan
buangan Limbah Domestik
Menteri ESDM No.07 Tahun 2014.
Terhadap Status Mutu Air Dengan
Jakarta Selatan.
Metode Indeks Pencemaran”.
Jurnal. Semarang
Anonim, (2007), “Specifications
&Application Handbook Edition
Suratman, (2000). “Kajian Teknis
28”,Komatsu. Japan.
Ekonomis Penentuan Jenis Pompa
Untuk Sistem Penirisan Tambang
Anonim, (2010), “Baku Mutu Air Limbah
Banjarsari Lima Tahun I Di
Bagi Kawasan Industri”,Peraturan
PT.Tambang Batubara Bukit Asam
menteri Negara Lingkungan Hidup
(Persero), UPTE , Sumatera
No.03 Tahun 2010.
Selatan”. Skripsi. Palembang.
Anonim, (2010), “Pedoman Penilaian
Thomas Wijaya, et al.
Keberhasilan Hutan”,Permenhut
(2007).”Pengembangan Karet
P.60/Menhut-II/2009.
Pada Lahan Sub Optimal”. Jurnal.
Hal 9-11
Ariza Galih Rakasiwi, (2012).”Kajian
Trio, Romario,. (2015). “Studi
Penataan Lingkungan Pada Lahan
Penanganan Limbah Dan
Pasca Penambangan Batubara
Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Sistem Terbuka”.Tesis.
Di PT.Bukit Asam (Persero), Tbk ,
Yogyakarta.
Sumatera Selatan”. Kerja Praktek.
Surabaya.
Bunyamin Z, & M.Aqil, (2010).”Analisis
Iklim Mikro Tanaman Jagung (Zea
Viki, Januardi., (2014). “Mekanisme
Mays. L) pada Sistem Tanam
Penanganan Air Asam Tambang
Sisip”.Prosiding Pekan Serealia
Pada Kolam Pengendap Lumpur
Nasional. Sulawesi Selatan.
(KPL) Udongan Dan ALP
PT.BA)”.Skripsi. Prabumulih.
Fiki Abubakar. (2009).”Evaluasi Tingkat
Keberhasilan Revegetasi Lahan