0% found this document useful (0 votes)
133 views14 pages

H.R Partino PDF

Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
133 views14 pages

H.R Partino PDF

Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

KEMATANGAN KARIR SISWA SMA

H.R. Partino

Universitas Cenderawasih

Abstract

This research was aimed to verify a model of career maturity on High School students. The

model suggests that career maturity is affected by many factors, i.e. counseling se,vice,

perception of study major, life history, self-fJfficacy and academic achievement.

Research subjects consisted of 616 SMA students. Data were collected using career

maturity inventory, psychological scale, and questionnaire. These instruments had been

adapted in Indonesian and their reliability and validity had been reestablished. Structural

equation model was developed to analyze career maturity determinant factors. Outcomes of

the analysis were used to verify the career maturity model and to find out direct, indirect and

total effects.

The research results showed that the theoretical model of career maturity is supported by

empirical data, namely the eight category of measurement. Specifically, the research results

are: 1) counseling service, perception of study major and life history had a significant effect on

self-efficacy; 2) counseling service, perception of study majoring and life history had a

significant effect on academic achievement; and 3) self-efficacy had a significant effect on

academic achievement.

Key words: career maturity, counseling services, perception of study majoring, life history.

self-efficacy, and academic achievement.

Pengantar perkembangan karir juga masih kurang,

sehingga hasil studi kematangan karir sangat

Kematangan karir oleh ahli psikologi terbatas. Hal ini cukup memprihatinkan,

diartikan sebagai kesiapan individu untuk karena sebagaimana diungkapkan Coertse

menyelesaikan tugas·tugas perkembangan dan Schepers (2004), kematangan karir

karir seiring dengan perkembangan biologis sesungguhnya telah diteliti, diukur dan

dan sosialnya (Super, 1994}, kesiapan sikap menjadl bahan diskusi hangat se jak 40 tahun

dan kompetensi individu untuk melakukan lalu.

pilihan karir yang tepat (Crites, 1986) dan Sejauh ni


i par a ahli psikologi melalui

kesiapan mengambil keputusan karir yang berbagai penelitiannya mencoba

realistik (Lundberg dkk, 1997). Kematangan mengidentifikasi fa ktor-faktor apa sa ja yang

karir semestinya telah dimiliki slswa SMA mempengaruhi k ematangan karir. Super

(Sekolah MenengahAtas). Siswa SMAharus (1994) menemukan bahwa kematangan karir

melakukan pilihan karir, yakni melanjutkan dlpengaruhi oleh faktor biologis-geografis,

studi atau memasuki dunia kerta. pslkologls dan soslo-ekonomis. N aidoo

Dalam kenyataannya, konsep (1998), Betz dan Hackett (1981), Lent dkk

perkembangan karir dan kematangan karir (1987), Creed and Patton (2003)

umumnya belum menjadi perhatian serius, menemukan pe ngaruh efikasi--dirl terhadap

baik di lingkungan sekolah, dunia kerja, kematangan karir. Boll es (1993) meneliti

maupun masyarakat Indonesia pada hubungan r l w a y at hidup dengan

umumnya. Tidak kurang dari itu, perhatlan kematangan karir. P ritchard (1984), P avlak

ilmuwan pslkologi terhadap teori dan Post-Kammer (1985) menemukan

PSlKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 37


H.R Partino

pengaruh bimbingan terhadap kematangan masadepan.

karir. West (1988) meneliti prestasi akademik Teori perkembangan karir dapat

dan kematangan karir. Berdasarfaktor·faktor dikelompokkan ke dalam pendekatan

di alas, disusun model kematangan karir kepribadian, pendekatan trait dan faktor, teori

yang dipengaruhi oleh layanan blmbingan, perkembangan dan teorl pengambilan

persepsi penjurusan, riwayat hidup, eflkasi­ keputusan (Osipow, 1996). Teori Super

diri dan prestasi akademik. sebagai bagian dari teori perkembangan

Studi ini ingfn menjawab pertanyaan dipilih sebagal dasar pengembangan model

tentang bagaimana model kematangan karir kematangan karir. Brown (1996)

siswa SMA? Secara operasional, masalah menegaskan bahwa Teori Super paling

penetitian dirumuskan sebagai berikut: komprehensif, menjadi acuan teori-teori lain

bagaimana pengaruh layanan blmbingan, dan selalu dinamis mengikuti perkembangan

persepsi penjurusan, riwayat hidup, eflkasl­ zaman. Teori Super dilengkapi dengan

diri dan prestasi akademlk terhadap temuan Naidoo (1998), Lent dkk (1987),

kematangan karir? Pertanyaan tambahan Creed and Patton (2003) tentang efikasi-diri,

yang ingin dijawab adalah (1) bagaimana Bolles {1993) ten tang riwayat hidup, Abdullah

pengaruh layanan bimbingan, persepsi (1986), Abimanyu (1990), Partino (1990),

penjurusan dan riwayat hidup terhadap Pavlak & Post-Kammer (1985), Pritchard

efikasi·dlri?; (2) bagaimana pengaruh (1984), dan W est (1988} tentang layanan

layanan bimbingan, persepsl penjurusan dan bimbingan dan pr estasl akademik.

riwayat hidup terhadap prestasi akademlk?; Super (1994} menyatakan bahwa siswa

(3) bagaimana pengaruh efikasi.c:liri terhadap SMA tergolong pada tahap eksplorasl (masa

prestasi akademik? remaja, 14·24). Tug as·tugas perkembangan

karir pad a a hap


t i ni adalah: (1)

Dasar Teorl
mengembangkan konsep.diri yang eallstik;
r

(2) belajar lebih banyak tentang kesempatan

yang uas;
J (3) mulai memilih jurusan di
Kematangan karir merupakan kesiapan
p erguruan tinggi; (4) memeriksa pilihan­
individu untuk mengambil keputusan karir
pilihan pe kerjaan secara tentatif; dan (5)
yang realistik (Lundberg dkk, 1997),
memberlkan waktu ebih
l sedikit untuk
kesiapan sikap dan kompetensi lndividu
kegi atan kesenangan atau hobi.
untuk melakukan pilihan karir secara tepat
Kematangan karir merupakan tema
(Crites, 1974). Kematangan karir sebagai
s entral datam p embahasan teor i
sebuah konstruk memilikl dua dimensi, yakni
perkembangan kari . r Teori kematangan k arlr
sikap pilihan karir dan kemampuan pilihan
Crites (1974) merupakan penyempumaan
karir.
konsep Super ten tang Career Patterns Study
Perkembangan karir merupakan bagian
dan diithami o1eh onsep struktur
k kecerdasan
integral dari perkembangan individu (Crites,
dari ernon.
V Berdasarkan hasil studinya,
1974). National Career Development
Crites (19 8 6 ) membuat sebuah model
Association (NCDA) (2003) membatasi
kematangan karir remaja. Mod el ini terdlri
perkembangan karir sebagai keseluruhan
dari dua dimensl, yakni ko mpetensi pilihan
konstelasi psikologis, sosiologis, pendfdikan,
k arir dan sikap pilihan karir. K onsep
ekonomi, fisik dan faktor-faktor peluang yang
kematangan k arir Crites digunakan secara
berpadu untuk mempengaruhi sifat dan
konsfsten dan pali ng luas (W est, 1988),
pentingnya kerja dalam seluruh rentang
termasuk dalam p e n el i tia n - p e n e l l tta n
kehidupan. Casto (2004) menegaskan
eksperimen (Lundberg dkk, 1997), b ahkan
perkembangan karir sebagai proses yang
sej ak tahun 70-an dan sangat be rguna untuk
terus menerus, mencakup aspek
studi perkembangan karir, menyaring orang
perencanaan dan strategi berdasarkan
yang belum matang karir, meningkatkan
informasi tentang diri sendiri, dunia kerja,
kematangan karir, dan menilai pendidikan
pemasangan kedua hal tersebut, dan
karir (Rajewski dkk, 1995). Mau (2001)
tindakan yang akan diambil untuk kehidupan
menegaskan lnventori Kematangan Karir

38 PSIKOLOGIKA Nofl'IOf 21 Tahun XI Januari 2006


KEMATANGAN KARIR SISWA SMA

Crites tetap menjadi pilihan favorit para Proses kegiatan di otak ni disebut sebagai
i

peneliti. proses psikologis. Kegiatan ini merupakan

Berikut disajikan uraian tentang faktor­ proses t erakhir dari perseps i yang

faktor yang dipertimbangkan berpengaruh merupakan proses persepsi y ang

terfladap kematangan karir. s ebenamya (W algito, 2002 ).

Persepsi siswa tentang penjurusan

Layanan Bimbingan dan Kematangan merupakan reaksi terhadap pe nempatan

Karir. sisw a ke dalam salah satu jurusan. Persepsi

Program bimbingan di SMA merupakan dapat dibedakan ke dalam perseps/ yang

bagian integral dalam kurikulum. Program lni akurat dan perse psi yang keliru. Studi yang

secara resmi berlaku sejak Kurikulum SMA meneliti perse psi terfladap pe njurusan di

1975 (Departemen Pendidikan dan SMA, se pengetahuan p e nul i s belum

Kebudayaan, 1975), bukan sekedar layanan ditemukan.

tambahan (Gysbers, 1998). Kurikulum SMA Penempatan individu pada jurusan

1994 lebih menitikberatkan pada tertentu merupakan realisasi hak individu

pengembangan materi afektif belajar, yaitu alas segala kewajibannya. Penghargaan ni


i

pengembangan sikap, nilai dan kepribadian memungkinkan tumbuhnya dorongan untuk

(Munandir, 1996). melaksanakan kegiatan berkaitan dengan

Esbroek dan Watts (1998) membedakan urusan tersebut, termasuk belajar. Motivasi
j

bimbingan ke dalam tiga jenis, yakni untuk belajar akan mempengaruhi hasil

bimbingan karir, pribadi dan pendidikan. The belajar. H asil belajar inl berkaitan dengan

Isle of Wight County School Board (1996) kematangan karir, di mana mereka yang

membagi layanan ke dalam bimbingan memiliki hasil belajar yang tinggi lebih

akademik, karir, pribadi dan sosial. realistik dalam membuat rencana masa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan depan (Super dalam O sipow, 1983). Jadi,

(1996) mengadopsi bimbingan dan persepsi pe njurusan berflubungan langsung

membedakan ke dalam bimbingan pribadi, dan tidak langsung dengan kematangan

sosial, belajar dan karir. karir.


Layanan bimbingan di sekolah diyakini

berpe ngaruh terfladap kematangan karir. al


H
Pengalaman Pribadi dan Kematangan
ni
i didukung ol eh studi Abd ullah (1985), Karir.
Abi manyu (1990), Partino (1990), Pritchard H ammel (2001) menegaskan bahwa
(1984), Pavlak dan Post kammer (1995). rtwayat hidup atau pengalaman pribadi
H asil-hasil pe nelitian tersebut menemukan merupakan suatu gambaran individu yang
bahw a layana n bimbingan berhubungan relatlf lengkap, mencakup semua
secara signifikan dengan kematangan karir. pengalaman di sekolah dan luar sekolah,
H al ini sesuai dengan teori S uper(1994 ). karakteristik dirinya, dan hubungannya

dengan keluarga. H ammel (2001) merinci


Persepsl Penjurusan dan Kematangan riwayat hldup ke dalam pengataman masa
Karir. kanak-kanak dan remaja, terutama pada
Secara siologis,
fi pers epsi mengacu
masa SD-SMA. Kegiatan berorganisasi,
pada suatu proses pe nginderaan, yakni
olahraga, kesenian dan bermain baik di
a danya objek atau objek-objek y ang
lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah
menimbulkan rangsangan yang mengenai
merupakan bagian dari i
r w ayat hidup
alat l nd e ra. Alat i ndera m e ner i ma
(Hammel, 2001 ).
ra ngsangan, kemudian dilanjutkan oleh
Partisipasi kegiatan di sekolah dan di luar
syara f sensoris ke pu sat susunan syaraf
sekolah berflubungan secara pasitif dan
(otak ) . O tak b e rtugas mempr o s e s
bermakna dengan kematangan karir (Super
rangsangan yang masuk, mengorganisasl,
dan O verstreet dalam Os lpow, 1983). Bolles
dan menginterpretasi, sehingga ndividu
i
(1993) menyatakan bahwa individu dapat
dapat menyadari hal-hal ya ng diterima.
memanfaatkan riwayat hidupnya dengan

PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tat..m XI Januari 2006 39


H.R. Partino

mengldentifikasi aspek-aspek menonjol tinggi, kursus-kursus atau pekerjaan kelak}.

dirinya sebagai bahan pertimbangan dalam Temuan tersebut sesuai dengan teorl Super

mengambil keputusan karirnya. Jadi, (1994) tentang determinan kematangan

pengalaman pribadi diyakini turut serta karir.

menentukan arah karir indivldu.

Hlpotesis

Efikasl Diri dan Kematangan Karir.

Efikasi-diri dibatasl sebagai keyakinan Berdasarkan analisis dl atas, dapat

tentang kesanggupan diri untuk melakukan dirumuskan hipotesis bahwa ada hubungan

pekerjaan yang ditugaskan dengan sukses antara layanan bimbingan, riwayat hidup,

(Bandura, 1997). Model Bandura persepsi penjurusan, efikasi diri. prestasi

menjelaskan bahwa perubahan tlngkah laku akademlk dengan kematangan karir.

dicapal melalui berbagal metode, sepertl

bimbingan, pemodelan, persuasi dan reduksi Metode Penelitlan

kecemasan.

Teori efikasi-diri berguna untuk Penelitian ini termasuk jenis penelitlan

memahami dan meramalkan tingkah laku korelasional (Shaughnessy & Zechmeister,

karir yang sesuai, seperti pilihan pekerjaan 1994 ), yakni berupaya mencari hubungan

dan prestasi akademik. Hackett dan Betz antara variabel yang satu dengan variabel

(1981) mengemukakan bahwa efikasi-diri lainnya dalam sebuah model. Subjek adalah

menentukan rentang pemahaman karir dan siswa kelas 3 (tlga) dari lima SMA Negeri dan

pilihan akademik. Lent dkk (1987) lima SMA Swasta dengan status disamakan.

membuktikan bahwa efikasi-diri Pada awal pengumpulan data, subjek

berhubungan dengan pengambilan sebanyak 684 siswa, terdiri dari laki-laki 371

keputusan karir; mampu meramalkan dan perempuan 313; setelah dilakukan

keberhasilan studi di perguruan tinggi. verifikasi data, subjek tinggal 616 siswa,

Selanjutnya Lent dkk (1987) menemukan terdiri dari laki-laki 329 dan pe rempuan 2 87.

bahwa teori efikasi-diri lebih mantap (robust) T erdapat dua konstruk v ariabel, yakni

dalam menjelaskan dan meramalkan kinerja endogen dan eksogen (Ferdinand, 2000 , )

akademik mahasiswa. Efikasi-diri atau dependen dan ndependen


i (Joreskog

merupakan prediktor yang signifikan dan Sorbon, 1996). Penelitlan ini terdiri dari

terhadap pertimbangan pilihan pekerjaan enam variabel I atan dan 2 1 v ariabel terukur.

(Post-Kammerdan Smith, 1986), dan tingkah V ariabel laten dependen meliputi efikasi-diri,

laku karir (Rolberg dkk 1987). Jadi, teori kematangan karir dan p restasi akademik.

efikasi-diri Bandura (1997) telah teruji Va riabel-variabel laten independen metiputi

berdasarkan hasil penelitian lapangan. ayanan


l bimbingan, persepsi penjurusan dan

riw ayat hidup.

Prestasl akademikdan Kematangan Karlr. Penelitlan ni


i mengguna k an enam

nstrumen, yakni lnventori Kematangan Karir


i
Prestasi belajar merupakan wujud

perpaduan dari segala potensi dan upaya C rites (tKK-C), Skala M anfaat Layanan

B imbingan (SMLB}, Ska l a Pe r s e ps i


individu dari yang bersifat biologis, psikok>gis
Penjurusan (SPP), D aftar Riwayat H ldup
dan sosio-ekonomik (Super, 1994 ). Prestasi
Hammel (ORH-H), Skala Efikasi-diri Betz &
akademik pada studi ini adalah nilai mumi
Hackett (SED-BH), dan O aftar i ai
N l UUB .
haslt UUB.Abimanyu {1990), Partino (1990),
Sebagai ca tatan. kematangan karir sebagai
dan West (1988) menemukan bahwa
sebuah konstruk memmki dua di mensl, yakni
terdapat hubungan signifikan antara prestasi
sikap pilihan karir dan kemampuan pili han
akademik dan kematangan karir.
karir.
Keterampilan menguasai cara-cara
Setelah dilakukan anatisis alat ukur,
memecahkan masalah akademik dapat
diketahui bahwa seluruh alat ukur memiliki
digunakan untuk mengatasi masalah lainnya
reliabilitas yang memadai. Hal inl ditunjukkan
(memilih jurusan dan jenjang di perguruan
oleh koefisien alpha se bagaimana dapat

dilihat dalam Tabet 1.

40 PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006


KEMATANGAN KARIR SJSWA SMA

Tabel 1.

Rangkuman Koefisien Alpha

No. Jenis Alat Ukur Jumlah Butir a - Cronbach

1 Sikap pilihan karir 25 0.9217

2 Kompetensi pilihan karir 25 0.9032

3 Layanan bimbingan 40 0,9192

4 Persepsi penjurusan 23 0,9134

5 Efikasi diri 25 0,9047

Berdasarkan analfsis alat ukur, diketahui puta bahwa semua alat ukur rnemiliki validitas

yang memadai. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi aitem total sebagaimana dapat

dilihat dalam Tabel 2.

Tobe! 2.

Rangkuman Koeflalen Korelasl Altem-Total

No. Jenis Alat Ukur r-terendah r-tertinggl

1 Sikap pillhan karir 0,3006 0,7817

2 Kompetensi pilihan karir 0,3093 0,7568

3 Layanan bimbingan 0,2965° 0,8810

4 Persepsi penjurusan 0,2983° 0,7998

5 Efikasi dirt 0,2957• 0,7041

Catatan:

• dibulatkan menjadi 0,30

r 0,30 signifikan, berarti butir valid

Analisis faktor konfirmatori digunakan konfirmatori, ditengaral terdapat dua vartabel

untuk mengukur dimensl-dlmensi yang terukur yang tidak slgnifikan. Pekerjaan

membentuk sebuah faktor (variabel Iatan) berikutnya adalah metakukan modifikasi

· yang disebut sebagai model pengukuran model dengan cara menladakan dua variabel

(Joreskog dan Sorbon, 1996; Ferdinand, terukur yang tidak slgnlfikan. Analisis faktor

2000). Tujuan ana1isis ini ada1ah untuk konfirrnatori modifikasi adalah fit. Simpulan

mengetahui apakah indlkator-lndikator bahwa variabel teramati yang membentuk

sebagal variabel terukur mampu varlabel Iatan independen dan variabel laten

mencermlnkan sebuah model pengukuran. dependen diterima. Analisis model

Hasil analisis faktor konfinnatori variabel persamaan struktural digunakan untuk

independen menunjukkan bahwa model pengujian hipotesis model kematangan karir.

tidak didukung data. Berdasarkan kajian

mendalam terhadap hasil analisis faktor

PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 41


H.R. Partino

Hasil Penelltian diterima. Analisis lanjutan dilakukan untuk

mengetahui sumbangan total variabel

Hasll Uji Hipotesis independen terhadap kematangan karir.

Model teoritis tidak didukung data Hasil analisis persamaan struktural

empiris, karena berdasarkan 8 kriteria menunjukkan koefisien determinasi ( ) atas

pengujian, hanya terdapat satu kriteria (GFI) kematangan karir adalah 0,87 (p = 0.000,

yang fit. Langkah berikutnya melakukan p<0.01). Fakta ini menggambarkan bahwa

modifikasi model. Model teoritis modifikasi 87 persen varians kematangan karir dapat

sesuai dengan data empiris tentang dijelaskan oleh layanan bimbingan, persepsi

pengaruh layanan bimbingan, persepsi penjurusan, riwayat hidup, efikasi-diri dan

penjurusan, riwayat hidup, efikasi-diri dan prestasi akademik.

prestasi akademik terhadap kematangan Adapun model persamaan struktural

karir. Secara terinci, berdasarkan delapan hubungan antara layanan bimbingan,

jenis uji data empiris, semua hasil anatisis persepsi penjurusan, riwayat hidup, efikasi­

memenuhi kriteria pengujian. Hipotesis di ri dan prestasl akademik dengan

tentang model terbukti, jadi hipotesis kematangan karir adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil analisis model persamaan struktura

(berdasarkan efek total baku)

Chi-Square=156,93; df=137; P-value=0, 117()(); RMSEA=0,015

Keterangan

LB = Layanan Bimblngan PP = Persepsi Penjurusan RH = Riwayat Hidup

bp = blmbingan pribadi mp = mata pelajaran int os = organisasi sekolah

bs = blmbingan soslal lb = Jayanan bimbingan (OSIS-Non OSIS)

bb = bimbingan belajar Is = organisasl di luar sekolah


bk = bimbingan karir

ED = Efikasi-Oiri PA = PrestasiAkademik KK = Kematangan Karir


pd = pemahaman dir pu = mata pelajaran umum sp = sikap pilihan karir
ip = informasi ia = pefajaran Umu alam kp = kemampuan pilihan karir

pt = pemilihan tujuan ib = pelajaran ilmu bahasa

nn = rencana masa depan Is = pelajaran ilmu sosiat

pm = pemecahan masatah

42 PSIKOLOGIKA NOffiOI' 21 Tahun XI Januari 2006


KEMATANGAN KARIR SISWA SM.A

Hasil Analisis Tambahan

Hasil tambahan penelitian dirangkum datam Tabel 3 berikut ini:

Tabell

Rangkuman Hasil Analisls Regresi Ganda

No. Jenis Alat Ukur N R R' p Simpulan

1 X,,X2,Xl tertiadap Y, 616 0,60 0,36 0,000 Signifikan

2 X,,X2,Xl terhadap Y3 616 0,74 0,54 0,000 Signifikan

3 Y1 terhadap Y3 616 0,35 0,12 0,000 Signifikan

Keterangan:

X, = Layanan Bimbingan

X2 = Persepsi Penjurusan

Xe = Riwayat Hidup

Y, = Efikasi-Oiri
Y, = PrestasiAkademik

1. Layanan bimbingan, persepsl Hi potesis tambahan yang berbunyi ada

penjurusan dan riwayat hidup hubungan antara layanan bimbingan,

berpengaruh positif tertiadap efikasi-diri. persepsl pe njurusan dan rtwayat hidup

Efek total baku layanan bimbingan dengan efikasi-dlri, diterima.

terhadap efikasi-diri 0,44 dengan nilai-t Berd asarkan hasil analisis persa maan

6, 16 > 1,96 adatah signifikan. Efek total struktural ditemukan koeflsien

baku persepsi penjurusan terhadap determinasi atas efikasi-diri 0,36. Fakta

efikasi diri 0, 18 dengan nilai-t 2,36) 1,96 ini menunjukkan bahwa 36 persen

adalah signifikan. Efek total baku riwayat varians efi kasi-diri dapat dijelaskan oleh

hidup terhadap efikask:liri 0, 12 dengan variabel l ayanan bimbingan, pers epsi

ni1a1-t 2,05 > 1,96 adalah signifikan. pe njurusan dan riwayat hidup. Hasil

Ketlga aspek pengujlan hlpotesis analisls dapat dilihat pad a tabel 4.

s ig n ifik an, hipotesis terbukti, jadi

Tabel4

L ayanan blmbingan, pe rsepsl pe njurusan, riw ayat hldup, dan eflk asl-diri

Eflk asi-diri Taraf Slgniflkansl 5 •to,


No. Vari abel (t-teoritls - 0,96)
Efek total aku
b t-empiris

1 Layanan bimbingan 0,44 6,16 Signifikan

2 Persepsi pe njurusan 0, 18 2,36 Signifikan

3 Riw ayat hidup 0,12 2,05 Signifikan

PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006


43
H.R. Partino

2. Layanan bimbingan, persepsi Jadi hipotesis tambahan yang berbunyi

penjurusan dan riwayat hidup ada hubungan antara layanan

berpengaruh secara positif terhadap bimbingan, persepsl penjurusan dan

prestasi akademik. Efek total baku riwayat hldup dengan prestasi akademik,

layanan bimbingan terhadap prestasi diterima. Berdasarkan hasil analisis

akademik 0, 18 dengan nilai-t 3,40 > 1,96 persamaan struktural ditemukan

adalah signifikan. Efek total baku koefisien determinasi atas prestasi

persepsi penjurusan terhadap prestasi akademik 0,54. Fakta ini menunjukkan

akademik 0, 16 dengan nilai-t 2,42 > 1,96 bahwa 54 persen varians prestasi

adalah signifikan. Efek total baku riwayat akademik dapat dijelaskan oleh variabel

hidup terhadap prestasl akademik 0,57 layanan bimbingan, persepsi penjurusan

dengan nilai-t 9,78 > 1,96 adalah dan rtwayat hidup. Hasll analisis dapat

signiflkan. Ketiga aspek pengujian dilihat pada tabel 5.

hipotesis signifikan, hipotesis terbukti.

label 5.
Layanan blmblngan, persepsi penjurusan, rlwayat hidup, prestasl akademik

Efikaal-dlri Taraf Slgnlfikansl 5 %,


No. Variabel
(t-teoritls • 0,96)
Efek total baku taemplris

1 Layanan bimbingan 0,18 3,40 Signifikan

2 Persepsl penjurusan 0.16 2,42 Signifikan

3 Riwayat hidup 0,57 9,78 Signifikan

3. Efikaskliri berpengaruh positif temadap 0,12 dengan nllai-t 2,14 > 1,96 adalah

prestasi akademik. Efek total baku signifikan. Hasil analisis dapat dilihat

efikaskliri .-p prestasi akademik pada tabel 6.

T-11.
Efiknl-dlri borpengaruh posltlf temadap p<Htasl akademik.

Prestul akademlk Taraf Sfgnfflkansl 5 %,


No. v.t,,bol
t-empirts (t-taorltis·0,96)
Elek total beku

1 Efikasi din 0,12 2,14 Signifikan

4. Efek langsung layanan bimbingan penjurusan terhadap prestasi akademik

tefhadap efikaskliri 0,44 dan nUa>-t 6, 16 > karir 0,13 dan nilai-t 2,09 > 1,96 adalah

1,96 adalah signifikan. Efek Jangsung signifikan. Efek langsung riwayat hidup

layanan bimbingan terhadap terhadap efikasl-Oiri 0, 12 dan nilai-t 2,05,

kematangan karir 0,35 dan nilai-t 5,52 > 1,96 adalah signifikan. Efek langsung

1,96 adalah signifikan. Efek langsung riwayat hidup terhadap kematangan karir

layanan bimbingan terhadap prestasi 0,21 dan nilai-t 2,97 ) 1,96 adalah

akademik 0, 13 dan nilai-t 2,26 , 1,96 signifikan. Efek langsung riwayat hidup

adalah signifikan. Efek langsung terhadap prestasi akademik 0,55 dan

persepsi penjurusan terhadap efikaskSiri nilai-t 9,64 > 1,96 adalah signifikan.

0,18 dan nilai-t 2,36 > 1,96 adalah Semua nilai-t signifikan, jadl terdapat

signifikan. Efek langsung persepsi efek langsung variabel independen

penjurusan terhadap kematangan karir terhadap variabel dependen. Hasil

0,22 dan nilai-t 2,94 > 1,96 adalah analisa dapatdilihat pada tabel 7.

signifikan. Efek langsung persepsi

44 PSIKOLOGIKA Nomor 21 TahUfl XI Januari 2006


t<EMATANGAN KARJR SISWA SMA

Tabel 7.

Efek langsung baku layanan bimbingan, persepsi penjurusan dan riwayat hidup

terhadap efikasi-diri, kematangan karir dan prestasi akademlk

Laya nan Persepsi Riwayat


Bimbingan (Ksl-1) Penjurusan (Ksi-2) Hidup (Ksi-1)
No.

n
Efek t-empiris Efek t-empiris Efek t-empiris

1 Efikasi-diri (Eta-1) 0,144 6,16 .. 0,18 2,36· 0,12 2,05*

2 Kematangan karir (Eta-2) 0,35 5,22· 0,22 2,94* 0,21 2,97*

3 Prestasi akademik (Eta-3) 0,13 2,1s· 0,13 2,09· 0,55 9,64*

Keterangan : *t > 1,96 = Signifikan

5. Efek tidak langsung layanan bimbingan langsung layanan bimbingan terhadap

terhadap kematangan karir 0, 17 dan kematangan karir dan prestasi akademik;

nUai-t 4,41 > 1,96 adalah signifikan. Efek persepsi penjurusan terhadap

tidak langsung 1ayanan bimbingan kematangan karir; dan riwayat hidup

terhadap prestasi akademik 0,05 dan terhadap kematangan karir. Efek tidak

nilai-t 2,02 > 1,96 adalah signifikan. Efek langsung persepsi penjurusan terhadap

tidak langsung persepsi penjurusan prestasi akademik 0,02 nilai-t 1,65 dan

terhadap kematangan karir 0, 10 dan riwayat h i dup terhadap pres t asi

nilai-t 2,91 > 1,96 adalah signifikan. Efek akademik 0,01 nilai-t 1,67. Kedua nilal-t <

tidak langsung riwayat hidup terhadap 1,96 adalah tidak signifikan, jadi tidak

kematangan karir 0,21 dan nilai-t 4,41 > terdapat efek tidak langsung. Hasil

1,96 adalah signifikan. Semua nilai-t analisa dapat dilihat pada label 8.

signifikan, jadi terdapat efek tidak

Tabel 8.

Efek tidak langsung baku variabel independen terhadap variabel dependen

Layanan Persepsi Rlwayat

Bimblngan (Ksi-1) Penjurusan (Ksl-2) Hidup (Ksi-1)


No.

n
� Efek t�mpiria Efek t-empiris Efek t-empiris

1 Efikasi-diri (Eta-1) - - - - - -

2 Kematangan karir (Eta-2) 0,17 4,41· 0,10 2,91* 0,21 4,52 ..

3 Prestasi akademik (Eta-3) 0,05 2,02* 0,02 1,65 .. 0,01 1,67"

Keterangan : *t > 1,96 = Signifikan

6. Efek langsung efrkasi-diri terhadap kematangan karir, efikasi-diri terhadap

kematangan karir 0,26 nitai-t > 4,25 prestasi akad e m i k , dan prestas i

adalah signifikan. Efek langsung efikasi­ akademik terhadap kematangan karir.

diri terhadap prestasi akademik 0,1 2 Efek tidak langsung efikasi-diri terhadap

nilai-t 2, 14 > 1,96 adalah signifikan. Efek kematangan karir mela l ui prestasi

langsung prestasl akademik terhadap a k adem i k 0,04 nilai-t 1,92 tidak

kematangan karir0,31 nilai-14,41 adalah signifikan. Kesimpulan bahwa tidak

signifikan. Kesimpulan terdapat efek terdapat efek tidak langsung efikasi-dlri

/angsung efikasi-diri terhadap terhadap kematangan karir.

PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tah1i1 XI Januari 2006 45


H.R. Partino

Oiskusi kesanggupan mengerjakan suatu tugas

dengan sukses, sedang keyakinan diri

Model teoritis tidak didukung data rendah mengakibatkan menarik diri. J adi,

empiris. Ferdinand (2002) menyatakan jika pemahaman diri yang memadai akan

model tidak fit, maka harus dilakukan membantu dalam mempersepsi tentang

modifikasi. Hasil analisis atas model penempatan dirinya.

modifikasi menunjukkan bahwa model T emuan penelitian ni


i menunjukkan

teoritis didukung data. Layanan bimbingan, bahwa pe r seps i pen j u r usan di S MA

persepsi penjurusan, riwayat hidup, efikasi­ berpengaruh langsung terhadap

diri dan prestasi akademik berpengaruh kematangan karir. T emuan ini sesuai dengan

terhadap kematangan karir. Pengaruh studi Gilli es (2003), Hill dan Kellems (2002).

langsung dan tidak rangsung layanan Ji ka persepsi terhadap pe njurusan akurat,

bimbingan terhadap kematangan karir maka siswa menerima penjurusan dengan

signifikan. Temuan ini sesual dengan teori se nang. Ji ka pers epsi mereka tidak s esuai,

Super (1994) dan hasil studiAbdullah (1985), maka siswa ti dak sepenuhnya menerima

Abimanyu (1990), Partino (1990), Pritchard p enjurusan tersebut. Bentuk prates siswa

(1984 ), Pavlak dan Post-Kammer (1985). adalah tid ak masuk sekolah berhari-hari

Layanan bimbingan berpengaruh positif setelah kenaikan k elas atau pindah jurusan

terhadap efikasi-diri, prestasi akademik dan y ang diminati ke sekolah yang mutunya ebih
l

kematangan karir. Temuan ini seja!an dengan rendah. J adi persepsi penjurusan

teori Bandura (1997) bahwa keyakinan dan merupakan salah satu variabel panting

tingkah laku individu dapat diubah melalui dalam model kematangan karir.

berbagai metode, seperti layanan R iwayat hidup berpengaruh positif

bimbingan. layanan bimbingan sebagai terhadap eflkasi-diri, prestasi akademik dan

agen perubahan, terutama merubah tingkah kematangan karir. Bukti temuan penelitian

laku yang tidak sesuai dengan norma kai tan riw ayat hidup dengan efikasi-diri,

sekolah dan masyarakal Jadi, jelas bahwa prestasi akademik, dan k ematangan karir

Jayanan bimbingan memberikan sumbangan be lum ditemukan. N amun, kaitan diantara

yang berarti terhadap perubahan tingkah aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan.

laku. Aspek riwayat h idup dalam pengujian

Studi ini menemukan bahwa layanan hip otesis ni


i meliputi keaktifan dalam

bimbingan berhubungan signifikan dengan kegiatan organisasi di sek olah (OSIS an


d

prestasi akademik. Temuan ini senada non-OSIS), kegiatan organisasi di

dengan h asil studi Abdullah (1986), lingkungan tempat tinggal. l ndividu yang aktif

Abimanyu (1 99 0) , Partino ( 1 9 9 0) dan dalam organisasi 1ebih memiliki kepercayaan

Pritchard ( 19 84 ). Layanan bimbingan, diri yang tinggi. Kepercayaan diri nggi akan
ti

terutama bimbingan belajar ditujukan agar menggerakkan kesanggupan di ri untuk

peserta didik memiliki prestasi optimal. mengerjakan sesuatu tugas. Jadi, tingkat

lndividu yang mengalami kesulitan be ajl ar partisipasi dalam organisasi akan

dibimbing agar dapat menyesuaikan dengan me mberikan dukungan terhadap efikasi-diri.

kelompok belajamya. Kegiatan organisasi, baik di sekolah maupun

Persepsi pe njurusan berpengaruh positif di luar sekolah, pada hakekatnya merupakan

terhadap efikasi-diri, prestasi akademik d an proses pembe l a j aran i nd i v i du y a ng

k ematangan karir. Blmblnqan belajar bers angkutan. Proses be lajar terjadi di

berupaya membantu siswa memahami se luk li ngkungan sekolah, keluarga dan

beluk pembelajaran. L ayanan ini membantu masyarakat berl angsung sepanjang hayat.

s i s w a menyadar k an d i r i a l a s Proses belajar terse but meli puti aspek-aspek

kemampuannya, baik kelebihan maupun kognitif, afektif dan perlormansi. Hasil-hasil

kekurangannya. K esadaran diri membawa belajar di dalam aspek-aspek tersebut akan

i ndividu menemukan k eyak i na n di ri. dialihkan pada berbagai kegiatan hidup

Keyakinan diri nggi


ti akan mengarah pa da J a i nn y a , seperti ebih
f k h u s us dalam

46 PSIKOLOGIKA Nomo.- 21 Tahun XI Januari 2006


KEMATANGAN KARJR S1$WA$MA

menyelesaikan tuqas-tuqas sekolah. Jadi, pola-pola pikiran yang mendasari tingkah

dapat dinyatakan bahwa tingkat keaktifan laku (Bandura, 1997). lndividu yang memiliki

individu dalam berbagai kegiatan atau keyakinan eflkast-diri tinggi memiliki

organisasi berhubungan erat dengan perspektif ke depan. Tujuan hidup individu

prestasi akademik di sekolah. dipengaruhi oleh penitaian diri tentang

Riwayat hidup berpengaruh langsung kapabilitasnya. Semakin kuat efikasi--diri,

dan tidak langsung terhadap kematangan semakin tinggi tujuan hidupnya, dan semakin

karir. Temuan ini sesuai dengan teori Super memiliki komitmen untuk mencapai tujuan.

(1994), studi Super dan Overstreet (dalam Efikesi-dlri rendah dalam kaitannya dengan

Osipow, 1983) tentang keaktifan siswa dalam tingkah laku, mengakibatkan individu

organisasi di sekolah. Kenyataan ini dapat bertingkah laku menghindar (Betz & Taylor,

ditelusuri, mengingat bahwa siswa yang 2001).

menduduki posisi panting dalam suatu Prestasi akademik berpengaruh positif

organisasi di sekolah dan di luar sekolah terhadap kematangan karir. Temuan ini

pada umumnya memiliki kelebihan daripada sesuat dengan teori Super {1994) dan hasil

mereka yang tidak ter1ibat langsung dalam studi Super & Overstreet (dalam Osipow,

organisasi. Jadi, riwayat hidup merupakan 1983),Abimanyu, (1990), Partino (1990), dan

salah satu variabel independen yang ikut West (1988). lndividu yang mencapai

membentuk model kematangan karir. prestasi akademik tinggi cenderung

Efikasi--diri berpengaruh secara positif mempunyai wawasan luas, terutama mata

terhadap prestasi akademik dan pelajaran sekolah. Jadi, prestasi akademik

kematangan karir. Hasil ini sejalan dengan mempunyai peranan penting dalam model

temuan Lent dkk (1987), Rangel dkk (1990), kematangan karir.

Multon dkk (1991), Partino (1999) dan

Pietsch dkk (2003). Para ahli mengakui Penutup

relevansi teori efikasi-diri untuk memahami

dan meramalkan kematangan karir dan Hasil penelitian ini menunjukkan suatu

prestasi akademik (Multan dkk, 1991; model kematangan karir siswa SMA Kota

Hackett dan Betz, 1981 ). Efikasi--diri tinggi Jayapura Provinsi Papua. Model ini

sebagai motor pembangkit yang mendorong menggambarkan bahwa kematangan karir

individu mengerjakan tugas dengan sukses. dipengaruhi oleh faktcr-faktor layanan

Efikasi-diri menggerakkan motivasi untuk bimbingan, persepsi penjurusan, riwayat

menyelesaikan tugas. Motif berprestasi hidup, efikasi--diri dan prestasi akademik.

mendorong individu berhasil da l a m Temuan ini secara teoritis member!

menyelesaikan tuqas-tuqas (Martaniah, sumbangan bermakna terhadap

1982). Jadi, eflkasl-dirl memainkan peran pengembangan psikologi karir.

penting dalam kaitannya dengan prestasi Berdasarkan hasil penelitian di atas,

akademik. penutis bermaksud memberikan sejumlah

Efikasi--diri berpengaruh positif terhadap saran.

kematangan karir. Hasil studi ini sesuai 1. Faktor-faktor penentu kematangan karir

dengan temuan Hacket {1995), Lent dkk. pertu dipahami dan mendapat perhatian

(1987), Hackett & Betz (1981), Lent & berbagai pihak yang berk.aitan dengan

Hackett. (1987), Partino (1999), dan Rotberg siswa SMA (khususnya konselor dan

dkk. (1987). Bandura (1997) menegaskan guru mata pelajaran) dalam upaya

bahwa individu yang memiliki efikasi--diri membantu memudahkan dan

tinggi akan lebih berhasil dalam meningkatkan perkembangan karir

menye!esaikan pekerjaannya daripada yang siswa.

memiliki efikasi-diri rendah. 2. Efek langsung efikasi--diri dan prestasi

Pengaruh e tf k a s t - d t r t terhadap akademik terhadap kematangan karir

kematangan karir dapat dikaji dari segi merupakan indikator penting. Konselor

proses kognitif. Efikasi--diri mempengaruhi dan guru mata pelajaran dapat

PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 47


H.R. Partino

merancang guna menumbuhkan Self-Efficacy Short Form. Columbus:

keyakinan dan kepercayaan diri siswa Oeopartment of Psychology, The

dan pada gilirannya akan meningkatkan Ohio State University.

keyaklnan efikasl-dirinya.

3. P e n e l l t i a n l a n j u t a n p e r l u Bolles, R. N. 1993. A Practical Manual For

mempertimbangkan aspek-aspek Job Hunters & Career-Changer: The

metodologi. Studl dengan rancangan 1993 What Color Is Your

eksperimen dan kualitatif, pelibatan Parachutes? California: Ten Speed

variabel- varlabel independen lain Oenis Press.

kelamin, konsep dirl, status soslal

ekonoml, locus of control), mempertuas Brown, O. 1996. ·summary, comparision,

variasi subjek {SMP, Sekolah Menengah and critique of the major theories".

Kejuruan/SMK, perguruan tinggi, kursus­ Dalam Duane Brown dan Linda

kursus keterampilan) dan memperkaya Brooks (Ed). Career Choice and

variasi wilayah penelitian (perkotaan, Development, 338-363. San

pinggiran, dan pedesaan), diharapkan Fransisco: Jossey-Bass Publisher.

akan mampu memberikan gambaran

kematangan karir yang lebih memadai. Casto, M.l. 2004. What is career?. Guest

Article Archive. Guest @ AghilhaM.

http://www.getsmartseries.com/.

DAFTAR PUSTAKA

Coertse, S., and Schepers, J.M. 2004. Some

Abdullah, A.E. 1986. Pengaruh Paket Personality and Cognitive Correlates

Bimbingan Karir Terhadap of Career Maturity.SA Journal of

Kematangan Karir Siswa SMA Di Industrial Psychology,30,2.

Sulawesi Selatan. Bandung: www.siopsa.org.za/Conference/04

Makafah Konvensi Nasional lkatan conference archives.him -8k

Petugas Bimbingan Indonesia.

Creed, P.A. and Patton, W. 2003. Predicting

Abimanyu, S. 1990. Hubungan antara Two Components Of Career Maturity

beberapa faktor sosial dan prestasi, In School Based Adolescents.

jenis kelamin, dan lokus kendali Journal of Career Development, 29,

dengan kematangan karir siswa 277-290.

Sekolah Menengah Atas. Diserlasi

Doktor. Malang: Fakultas Pasca Crites, J.O. 1974. The Career Maturity

Sarjana IKIP Malang . . Inventory. Oalam Donald E. Super

(Ed.), Measuring Vocational Maturity

Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The For Counseling And Evaluation.

Exercise Of Control. New York: Monograph of the National

W.H.Freeman and Company. Vocational Guidance Association,

25-29.

Betz, N.E. and Hackett, G. 1981. The

Relationship Of Career-Related Self­ Crites, J.O. 1986. Career Counseling:

Efficacy Expectations To Perceived Models, Methods, And Materials.

Career Options In College Men And New York: McGraw-Hill Book

Women. Journal of Counseling Company.

Psychology, 27, 44-62.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Betz, N.E. nad Taylor, K.M. 2001. Manual For 1975. Kurikulum Seka/ah Menengah

The Career Decision Self-Efficacy Umum Tfngkat Atas. Jakarta:

Scale And Career Decision Scale Direktorat Jenderal Pendidikan

48 PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januarl 2006


KEMATANGAN KARIR SISWA SMA

Dasardan Menengah. Hill, C.E. & Kellems, LA. 2002. Development

And Use Of The Helping Skills

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Measure Toraja Assess Client

1996. Kurikulum Sekolah Menengah Perceptions Of The Effects Of

Umum: Petunjuk Teknis Pengelolaan Training And Of Helping Skills In

Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Sessions. Journal of Counseling

Direktorat Jenderaf Pendidikan Psychology, 49. 264-271.

Dasardan Menengah.

Joreskog, K.G. & Sorbon, 0., 1996. LJSREL

Esbroeck, R. V. & Watts, T. 1998. New Skill 8.3: User's Reference Guide.

For A Holistic Careers Guidance Chicago: Scientific Software

Model. The International Careers International.

Journal. (June 26, 1998 -

http://www.careers-journal.com). lent, R.W., Brown, S.D., and Larkin, K.C.

1987. Comparison Of Three

Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Theoretically Derived Variables ln

Modeling Dalam Penelitian Predicting Career And Academic

Manajemen: Apllkasi Model-Model Behavior: Self-Efficacy, Interest

Rumit Dalam Penelitlan Untuk Tesls Congruence, And Consequential

S-2 & Disertasi S-3. Semarang: Thinking. Journal of Counseling

Badang Penerbit Universitas Psychology, 30, 347-382.

Diponegoro.

lunedborg, D.J., Osborn, W.l. & Miner, C.U.

Gillies, R.M. 2003. The Behaviors, 1997. Career Maturity And

Interactions, And Perceptions Of Personality Preference Of Mexican­

Junior High School Students During American And Anglo-American

Small-Group Leaming. Journal of Adolescent. Journal of Career

Educational Psychology. 95, 137- Development, 23, 202-213.

147.

Gysbers, N. 1998. Career Development: The Luzzo, O.A. 1995. Gender And Ethnic
Contemporary Scene And The Differencees In The Perception Of
Future. Highlight An ERIC/CAPS Barriers T
o Career Development.
Digest. Ml:ERICC Learinghouse On Denver: American Counseling
Counsellng And Personal Service, Association Conference Paper.
The University Of Michigan.

Martaniah, S.M. 1982. Motif Sosial Remaja


Hackett, G. 1985. The Role Of Mathematics Jawa Dan Keturunan Cina: Suatu
Self-Efficacy In The Choice Of Math­ Studi Perbandingan. Disertasi Doktor
Related Majors Of College Women Psikologi. Yogyakarta: Universitas
And Men: A Path Analysis. Journal of Gadjah Mada.
Counseling Psychology. 32, 47-56.

Mau, W.C. 2001. ·cultural Differences In


Hackett, G. and Betz, N.E. 1981. A Self­ Career Decision Making Styles And
Efficacy Approach To The Career Self-Efficacy. Journal of Vocational
Development Of Woman. Journal of Behavior, 57, 365-378.
Vocational Behavior. 18, 327-339.

Multan, KO., Brown, S.D., Lent, R . W . 1 9 9 1 .


Hammel, J. 2001. life Story Creation Page. Relation Of Self-Efficacy To
Mailto: hammel@uic.edu. 12 Januari Academic Performance. Journal of
2001. Counseling Psychology, 38, 30-38.

PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 49


H.R. Partino

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir Di Post-Kammer, P. & Smith, P.l. 1986. Sex

Seka/ah. Jakarta: Oepartemen Difference In Math And Science

Pendldikan dan Kebudayaan. Career Self-Efficacy Among

Disadvantaged Student Journal of

Naidoo, A. V. 1998. Career Maturity: A Review Vocational Behavior, 29, 89-101.

Of Four Decades Of Research.

Bellville-South Africa: University of Pritchard, D.H. 1984. Career Guidance: An

the Western Cape. Approach To Comprehensive

Improvements. Journal of Career

Naidoo,A.V., Bowman, S.l. & Gerstein, L.H. Education, 10, 158-157.

1998. Demographics, Causality,

Work Salience, And The Career Rangel, E.B., Church, A.T., Szendre, D., and

Maturity Of African-American Reeves, C. 1990. Self-Efficacy In

Student: A Causal Model. Journal of Relation To Occupational

Vocational Behavior, 53, 15-27. Consideration And Academic

Performance In High School

National Career Development Association Equivalency Students. Journal of

(NCDA). 2003. Career Development: Counseling Psychology, 4, 407-418.

A Policy Statement Of The National

Career Development Association Rojewski, J.W., Wicklein, R.C., & Schell, J.W.

Board OfDirectors. NCOA 1995. Effects Of Gender And

Academic-Risk Behavior On The

Osipow, S.H. 1983. Theories Of Career Career Maturity Of Rural Youth.

Development. Englewood Cliffs, New Journal of Research in Rural

Jersey: Prenrice-Hall Inc. Education, 1 1 , 456469.

Partino, H.R. 1990. Pengaruh Balikan Hasil Rotberg, H.L., Brown, 0., and Ware, W.B.

Tes Bakat Dan Minat Terhadap 1987. Career Self-Efficacy

Kematangan Karir Slswa SMA Dl Expectation And Perceived Range Of

Malang. Tesis Maglster. Malang: Career Options In Community

Fakultas Pasca Sarjana. College Students. Journal of

Counseling Psychology, 34, 164-


Partino, H.R. 1999. Hubungan Antara 170.
Efikasi-Diri Dengan Unjuk Kerja:

Suatu Studl Meta-Anallsis. Super, O.E. 1994. Life Span, Life Space

Psikologika: Jumal Pemiklran dan Perspective On Convergence.

Penelitian Psikologi, 8, 53-68. Dalam Mark L. Savickas & Robert W.

Lent {Eds.). Convergence In career


Pavtak, M.F. and Post-Kammer, P. 1985. The d e v e l o p m e n t t h e o r i e s :
Effect Of A Career Guidance Implementation for science and

Program On The Career Maturity And practice, 63-74. PaloAtto: Consulting

Self-Concept Of Delinquent Youth. Psychologists Press.

Journal of Vocational Behavior, 26,

41-54. Walgito, 8. 2002. Psikologi Sosial: Suatu

Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset.


Pietsch, J., Walker, R., and Chapman, E.

2003. The Relationship Among Self­ West, D.K. 1998. Comparisons Of Career

Co n ce pt, Self-Efficacy, And Maturity And Its Relationship With

Performance In Mathematics During Academic Performance. Journal of


Secondary School. Journal of American Indian Education, 27, 213
Educational Psychology, 3, 589-603. 322.

50 PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006

You might also like