BLOK MDP
2019-2020
     Mikrobiologi
- Pembuatan media pertumbuhan bakteri
         - Teknik Sampling
          - Teknik Inokulasi
            - Hitung Koloni
The 5 I’s of Culturing Microbes
Inoculation – introduction of a sample into a
     container of media to produce a culture of
     observable growth
Isolation – separating one species from another
Incubation – under conditions that allow growth
Inspection
Identification
                                                  2
3
Isolation
• If an individual bacterial cell is separated from
  other cells and has space on a nutrient surface, it
  will grow into a mound of cells-- a colony.
• A colony consists of one species.
                                                        4
Figure 3.2 Isolation technique
                Insert figure 3.2
                  Isolation technique
                                        5
• Isolation techniques include:
   • Streak plate technique
   • Pour plate technique
   • Spread plate technique
                                  6
7
  Media: Providing Nutrients in the
  Laboratory
Media can be classified according to three
properties:
1. Physical state – liquid, semisolid, and solid
2. Chemical composition – synthetic (chemically
    defined) and nonsynthetic (complex)
3. Functional type – general purpose, enriched,
    selective, differential, anaerobic, transport,
    assay, enumeration
                                                     8
Table 3.1 Three Categories of Media
                                      9
  Physical States of Media
Liquid – broth; does not solidify
Semisolid – contains solidifying agent
Solid – firm surface for colony formation
    • Contains solidifying agent
    • Liquefiable and nonliquefiable
                                            10
Most commonly used media:
  • Nutrient broth – liquid medium containing beef extract
    and peptone
  • Nutrient agar – solid media containing beef extract,
    peptone, and agar
                                                             11
Media Agar padat
No   Media                  Kegunaan
1    Agar Nutrient          Mempelajari koloni bakteri
2    Agar Darah             Membiakkan bakteri yang memerlukan nutrisi
                            tinggi dan melihat adanya reaksi hemolisis
3    Agar coklat Thayer     Medium selektif untuk membiakkan Neisseria sp
     Martin
4    Agar Endo              Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan
                            bakteri enterik
5    Agar Eosin Methylen Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan
     Blue (EMB)          bekteri enterik
6    Agar Salmonella        Medium selektif dan difrensial untuk membiakkan
     Shigella               Salmonella dan Shigella
7    Agar Thiosulphate      Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan
     Citrate Bile Sucrose   Vibrio cholera dan Vibrio sp lainnya
     (TCBS)
                                                                               12
Media Agar padat
No   Media                Kegunaan
8    Serum Loeffler       Membiakkan Corynebacterium diphteriae
9    Agar Darah Telurit   Medium selektif untuk membiakkan
                          Corynebacterium sp
10   Triple Sugar Iron    Melihat kemampuan bakteri dalam meragi gula-
     Agar                 gula dan membentuk H2S
11   Lowenstein Jensen    Membiakkan Mycobacterium sp
12   Agar Sabouraud       Membiakkan koloni jamur
                                                                         13
Media Agar semisolid
No   Media       Kegunaan
1    semisolid   Melihat gerak bakteri dan dapat juga untuk melihat
                 reaksi indol
                                                                      14
Media Cair
No   Media                Kegunaan
1    Kaldu                Membiakkan bakteri dan membuat suspensi
                          bakteri
2    Kaldu darah          Membiakkan bakteri dan melihat hemolisis bakteri
3    Air pepton           Membiakkan bakteri dan membuat suspensi
                          bakteri
4    Perbenihan Tarozzi   Membiakkan bakteri anaerob
5    Perbenihan           Perbenihan transpor dan persemaian untuk bakteri
     Thioglicolat         aerob dan anaerob
6    Perbenihan empedu    Membiakkan bakteri enterik terutama Salmonella
7    Gula Air pepton      Mengetahui kemampuan bakteri dalam
                          memfermentasi gula.
                          Gula yang digunakan :
                          a. Glucosa (tutup tabung kapas warna kuning)
                          b. Lactosa (tutup tabung kapas warna ungu)
                          c. Manitol (tutup tabung kapas warna hijau)
                          d. Maltosa (tutup tabung kapas warna merah)
                                                                             15
Most commonly used solidifying agent is agar
• A complex polysaccharide isolated from red algae
   • Solid at room temperature, liquefies at boiling (100oC)
                                                               16
          Berdasarkan Komposisi atau susunan bahannya
a. Media alami
• Komposisi media tidak diketahui secara pasti baik jenisnya maupun
  ukurannya.
• tersedia secara alami misalnya air, nasi, buah, biji, daging dan lain-lain
b. Media sintetis  media buatan
• Komposisi senyawa berikut takarannya diketahui secara pasti, tidak
  tersedia secara alami tapi dibuat
• mempelajari sifat genetika mikroorganisme.
• Contoh : sabouroud agar, czapek’s dox agar, cairan hanks dan lain-lain.
c. Media semi sintetis
• Komposisinya sebagian diketahui secara pasti, sebagian lagi tidak
  disebut
• misalnya potato dextrose agar, nutrient agar, dan lain-lain.
Berdasarkan Bentuknya
a. Media cair  Komposisi dapat sintetis dapat pula alami. Keadaan
   cair karena tidak ditambahkan bahan pemadat.
b. Media padat  ditambahkan bahan pemadat (agar-agar, amilum
   atau gelatin).
c. Media semi padat  termasuk media padat tapi karena keadaanya
   lembek disebut semisolid.
Berdasarkan Kegunaannya
a. Media umum  media ini dapat ditumbuhi oleh berbagai jenis
   mikroorganisme baik bakteri maupun jamur misalnya N (nutrient
   agar) dan lain-lain.
b. Media selektif  menyeleksi mikroorganisme sesuai dengan yang
   diinginkan , jadi hanya satu jenis mikroorganisme saja yang dapat
   tumbuh. Misalnya media salmonella sigella agar
c. Media diferensial  dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme
tapi salah satu diantaranya dapat memberikan salah satu ciri yang khas
sehingga dapat dibedakan dari yang lain dan dapat dipisahkan
d. Medium pengaya  menumbuhkan mikroorganisme untuk
keperluan tertentu. Dibiakkan dalam medium ini supaya sel-sel
mikroorganisme tertentu dapat berkembang dengan cepat sehingga
diperoleh populasi yang tinggi.
Pembuatan Media
Alat dan bahan                  g. Kain kasa
a. Timbangan                    h. Kaca pengaduk
b. Kompor pemanas               i. Benang atau tali
c. Gelas ukur 500 ml            j. Autoklaf
d. Labu erlenmeyer 500 ml dan   k. Beaker glass 500 ml dan 1000
    1000 ml                     ml
e. Kapas                        l. alkohol 70%
f. Tabung reaksi                m. Aquades
Membuat medium umum untuk bakteri (Nutrient Agar/NA dan Nutrien
Broth/NB)
a. NB manual
    • Daging sapi tanpa lemak........................................... 500 gram
    • Peptone ...................................................................... 5 gram
    • Aquades ..................................................................... 1000 ml
b. NB instan
    • NB ............................................................................. 20 gram
    • Aquades ................................................................... 1000 ml
c. NA manual
    • Daging sapi tanpa lemak .......................................... 500 gram
    • Peptone ...................................................................... 5 gram
    • Agar-agar .................................................................. 15 gram
    • Aquades .................................................................... 1000 ml
d. NA instan
    • NA ............................................................................. 20 gram
    • Aquades ................................................................... 1000 ml
A. Media NA dan NB Manual
1.   Cuci bersih daging sapi, buang bagian lemak jika masih ada
2.   Iris daging dengan ukuran 1x1 cm2 , dimasukkan dalam beaker glass atau wadah dan ditambah
     akuades sebanyak 500 mL
3.   Rebus atau masak daging selama 25 menit atau sampai daging lunak (jaga agar volume air
     tetap, jika berkurang tambahkan akuades)
4.   Saring rebusan daging sehingga diperoleh air kaldu, campurkan dengan pepton, agar dan
     akuades hingga volume akhir 1000 mL (pada pembuatan NB, tidak perlu ditambahkan agar)
5.   Panaskan kembali campuran kaldu, pepton dan agar, aduk hingga homogen dan tunggu sampai
     mendidih, dinginkan pada suhu ruang
6.   Cek pH medium menggunakan pH meter dan atur pada pH 7
7.   Masukkan medium kedalam tabung reaksi masing-masing 10 ml untuk media tegak dan 5-7 ml
     untuk media miring
8.   Tutuplah tabung berisi medium dengan kapas yang telah dibungkus kain kasa
9.   Sterilkan dengan autoklaf. Media tegak biarkan tabung dalam keadaan berdiri dan untuk media
     miring tabung miringkan dengan catatan media tidak sampai menyentuh tutup tabung
Media NA dan NB Instan
1. Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada takaran
   yang tertera pada kemasan)
2. Larutkan 20 gram bubuk atau serbuk NA/NB instan ke dalam 1000 ml akuades
3. Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga mendidih
   (larutan terlihat jernih)
4. Dinginkan dan dituang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta
   disterilisasi dengan autoklaf
Incubation, Inspection, and Identification
Incubation – temperature-controlled chamber
   • Microbe multiplies and produces macroscopically
     observable growth
Inspection – observation; macroscopic and microscopic
   • Pure culture – grows only single known species of
     microorganisms
   • Mixed cultures – hold two or more identified species or
     microorganisms
   • Contaminated culture – once pure or mixed culture that
     has unwanted microbes growing
                                                               25
Figure 3.12 Various conditions of cultures
                                             26
Incubation, Inspection, and Identification
 Identification – macroscopic and microscopic
   appearance, biochemical tests, genetic
   characteristics, immunological testing
                                                27
 Disposal of Cultures
Potentially hazardous cultures and specimens are
 usually disposed of in two ways:
   • Steam sterilization
   • Incineration
                                                   28
Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel padatan (tanah, bahan makanan
dan lain-lain)
     Ambil sampel dalam jumlah yang secukupnya minimal 100 g
                                   
        masukkan dalam wadah steril atau alumunium foil
                                   
            berikan label lokasi dan tanggal pengambilan
                                   
       homogenisasi dengan penggerusan atau pengadukan
                                   
                               butiran
                                   
                     larutkan dalam air fisiologis
Sampel air
• Mengambil air dengan botol yang dicelupkan dengan tali
• air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir
  botol melawan arus air
• sampel air dari air kran maka sebelumnya mulut kran dibakar dan air
  kran dibiarkan mengalir dulu.
Sampel Udara
medium padat dalam cawan petri (NA dan PDA) dengan penutup
cawan petri dibiarkan terbuka selama 10 menit.
Sampel dari bahan atau jaringan
• Teknik swab
Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh
permukaan kapas kontak dengan permukaan sampel.
• Teknik rinse
melarutkan sel-sel mikroorganisme yang menempel pada permukaan
substrat yang luas tetapi relatif berukuran kecil.
mencelupkan sampel ke dalam aquades dengan perbandingan 1:9.
Contohnya sampel daun ditimbang 5 gram kemudian dibilas dengan
aquades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.
Maseration (penghancuran)
                   Sampel yang berbentuk padat
                                  
  ditumbuk dengan mortar dan pastle sehingga mikroorganisme yang
ada di permukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke
                              dalam air.
                                  
Contoh sampelnya adalah dari makanan antara lain bakso, biji, buah dll.
   Perbandingan antara berat sampel dengan pengenceran pertama
                             adalah 1:9.
Metode Plating
• Inokulasi cawan
  petri dari seri
  pengenceran
                    Figure 6.16
   Teknik Isolasi
   Cara Pengenceran Bertingkat
• Tujuan : memperkecil atau
  mengurangi jumah
  mikroorganisme yang
  tersuspensi dalam cairan
• Setelah inkubasi,hitung
  koloni pada cawan yang
  memiliki jumlah 25-250
  koloni (CFU)
Syarat-syarat Perhitungan
    • Hitung jumlah koloni, kalikan jumlah koloni (atau rerata
      jumlah jika digunakan ulangan dalam pengenceran yang
      sama) dengan kebalikan pengencerannya.
      Koloni per mL (cfu/mL) = Jumlah koloni x (1/FP)
          FP (faktor pengenceran)
    • Catat pengenceran yang digunakan dan jumlah koloni
      dihitung atau diduga pada tiap petri.
    • Laporkan jumlah (atau dugaan jumlah) sebagai cfu per g
      atau ml.
Syarat-syarat Perhitungan
   • Hitung jumlah koloni. Hanya yang memenuhi syarat yang
     dihitung.
   • Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu
     merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana
     jumlah koloni diragukan, dapat dihitung sebagai satu
     koloni.
   • Suatu deretan (rantai) yang terlihat sebagai suatu garis
     tebal dihitung sebagai satu koloni.
• Data yang dilaporkan harus mengikuti peraturan yaitu hanya terdiri
  dari dua angka, yaitu angka pertama di depan koma dan angka ke dua
  dibelakang koma.
• Jika semua pengenceran menghasilkan angka kurang dari 25 koloni,
  hanya jumlah koloni yang terendah yang dihitung. Jika semua
  pengenceran menghasilkan lebih dari 250 koloni pada cawan Petri,
  hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung.
• Jika terdapat lebih dari satu cawan yang mempunyai jumlah koloni
  yang memenuhi syarat, maka dihitung nilai rata-ratanya.
• Contoh 1:
 Pengenceran 1:100 jumlah koloni 243*
 Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 23
 Maka jumlah bakteri: 24.300 ditulis 2,4 X 104 cfu/ml
Perhitungan Bakteri
    • Contoh 2
     Pengenceran 1:100 jumlah koloni spreader
     Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 31*
     Maka jumlah bakteri: 31.000 ditulis 3,1 X 104 cfu/ml
    • Contoh 3
     Pengenceran 1:100 jumlah koloni 305
     Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 42
     Maka jumlah bakteri: 42.000 ditulis 4,2 X 104 cfu/ml
Jika dua pengenceran memenuhi syarat
    • Contoh 4
     Pengenceran 1:100 jumlah koloni 200*
     Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 42*
      1. Bandingkan dua pengenceran tersebut, jika < 2 maka
         dirata-rata jika > 2 gunakan pengenceran yg lebih
         kecil
         Maka jumlah bakteri: 42.000/20.000 > 2 maka
         jumlah bakteri = ditulis 2,0 X 103 cfu/ml
Perhitungan dengan 2 ulangan
    • Contoh 5
    Pengenceran         Petri 1      Petri 2
    10-2                175          208
    10-3                16           17
    Maka:
    • Rata-rata terlebih dahulu padapengenceran yg
      memenuhi syarat
    • Yang memenuhi syarat hanya pengenceran 1:100
      sehingga (175 + 208)/2 = 191,5
    • Karena digit ketiga kurang dari 5 maka jumlah bakteri
      adalah 19.000 cfu/g atau 1,9 X 104 cfu/ml
Syarat-syarat perhitungan
  1. Jumlah koloni 25 – 250 dengan dua ulangan
  Contoh 6:
  Pengenceran        Petri 1      Petri 2
  10-2               228          240
  10-3               28           23
  Maka:
  23 tidak memenuhi syarat tetapi krn 28 memenuhi syarat
  maka tetap dirata-rata terlebih dahulu.
  (280+230)/(228+240) = 510/468 < 2 maka
  Jumlah sel = (280+230+228+240)/4 = 244,5 X102
                                      = 2,5 X104 cfu/ml
Tidak ada petri dengan jumlah koloni antara 25 - 250
 • Jika tidak ditemui petri dengan jumlah koloni antara 25
   dan 250 dan salah satu petri memiliki jumlah koloni lebih
   dari 250 maka pilih yang paling mendekati 250 dan
   hitung sebagai hasil pendugaan (dugaan) cfu/g
 • Contoh 7:
   Pengenceran 1:100 jumlah koloni 325
   Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 20
   maka jumlah mikroba adalah 33.000 (dug) cfu/g atau 3,3
   X104 cfu/ml (est/dug)
Tidak ada petri dengan jumlah koloni antara 25 - 250
  • Contoh 8:
  Pengenceran 1:100 jumlah koloni 287 dan 263
  Pengenceran 1;1000 jumlah koloni 23 dan 19
  Yang dipakai adalah yang mendekati 250
  (287+263)/2 = (550/2) = 27,5 karena desimal terakhir 5
    maka menjadi 28
  jadi jumlah mikroba = 28.000 cfu/g atau 2,8 X 104 cfu/ml
    (est)
Semua petri dengan jumlah koloni kurang dari 25
 • Jika petri dari semua pengenceran menunjukkan jumlah
   koloni kurang dari 25, catat jumlah aktual koloni pada
   pengenceran yang paling rendah dan laporkan sebagai
   dugaan cfu/g
   Contoh 9:
  Pengenceran 1:100 jumlah koloni 0
  Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 0
  maka jumlah mikroba adalah <100 (dug) cfu/g
  Contoh 10:
  Pengenceran 1:100 jumlah koloni 18 dan 16
  Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 2 dan 0
  maka jumlah mikroba <1700 (dug) cfu/g.
Tidak ada koloni yang tumbuh.
• Jika pada semua pengenceran tidak dijumpai adanya
  koloni dan tidak terdapat senyawa penghambat,
  laporkan jumlah pendugaan dengan kurang dari (<) pada
  pengenceran yang paling rendah.
  Contoh 11:
  Pengenceran 1:100 jumlah koloni 0
  Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 0.
  Maka jumlah mikroba <100 (dug) cfu/g
TUGAS
1. Sampling dari tanah, udara, air, dan makanan
2. Hitung koloni bakteri dari isolate bakteri (gunakan teknik
   pengenceran bertingkat)
Format Laporan
• BAB 1 : prosedur kerja (diagram)
• BAB 2: hasil pengamatan
• BAB 3 : Pembahasan