0% found this document useful (0 votes)
101 views13 pages

55 96 1 SM PDF

This study tested the immunomodulatory activity of several ethyl acetate subfractions of meniran (Phyllanthus niruri) extract on white male mice using the carbon clearance method. Meniran is a herb known to increase the immune system and protect liver cells. The ethyl acetate extract was fractionated and 100 mg/kg of each subfraction was administered orally to mice for 6 days. After 6 days, the carbon clearance method was performed. The phagocytosis index was not significantly different between groups. However, the number of leucocyte cells, lymphocytes, eosinophils, and neutrophils increased significantly for each subfraction group. The third subfraction showed the best immunostimulant effect

Uploaded by

FetiArdianti
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
101 views13 pages

55 96 1 SM PDF

This study tested the immunomodulatory activity of several ethyl acetate subfractions of meniran (Phyllanthus niruri) extract on white male mice using the carbon clearance method. Meniran is a herb known to increase the immune system and protect liver cells. The ethyl acetate extract was fractionated and 100 mg/kg of each subfraction was administered orally to mice for 6 days. After 6 days, the carbon clearance method was performed. The phagocytosis index was not significantly different between groups. However, the number of leucocyte cells, lymphocytes, eosinophils, and neutrophils increased significantly for each subfraction group. The third subfraction showed the best immunostimulant effect

Uploaded by

FetiArdianti
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

Jurnal B-Dent, Vol 1, No.

1, Juni 2014 : 70 - 82

UJI IMUNOMODULATOR BEBERAPA SUBFRAKSI EKSTRAK


ETIL ASETAT MENIRAN (Phyllanthus niruri [L]) PADA MENCIT
PUTIH JANTAN DENGAN METODA CARBON CLEARANCE
Yufri Aldi, Nisya Ogiana, Dian Handayani
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang

KATA KUNCI ABSTRAK

Phyllanthus niruri L., Meniran has scientific name Phyllanthus niruri L..It uses to increase
Imunostimulant Effect, imun system of human body. Nonspecific of Imun system is first
Ethyl Acetat, Carbon defendent to protect human body from microorganism, because it gives
Clearance method direct respon to antigen then it will destroy bacteria with phagocytosis
process. Meniran extract is known can obstruct xanthin oksidase
invitro, protect hepatocyte cell of liver from carbon tetrachloride and
cytotoxity that induction with galaktosamin.To determined
imunomodulator activity of some ethyl acetat extract subfraction of
meniran (Phyllanthus niruri [L.]). Some ethyl acetat extract subfraction
of meniran (Phyllanthus niruri [L.]) administered orally with single
dose 100 mg/kg BB for eight group of subfraction and Tween 80 1% as
control for 6 days. After 6 days subfractions have been conducted in
white male mice with carbon clearance method. A value of Index
Phagocytosis (IF) < 1 has imunosupressant activity and IF > 1 has
imunostimulant activity. The increasing of phagositosis index with
carbon clearance method showed the effect from each group of
subfraction with control was unsignificant (P>0,05). The incerasing of
leucocyte cell component especially for limfosit cell, eusinofil, and
segmen neutrofil was significant for each group of subfraction
(P<0,05). The increasing of relative spleen weight showed optimal
effect in subfraction number three (P>0,05). The increasing of spleen
limfosit cell showed optimal effect in subfraction number three
(P<0,05).The third ethyl acetat extract subfraction of meniran was the
best of imunostimulant than other subfractions.

PENDAHULUAN neutrofil dan monosit.Sel-sel fagosit tersebut

Sistem imun non spesifik merupakan harus berada dalam jarak dekat dengan

pertahanan tubuh terdepan dalam partikel bakteri, sehingga memungkinkan

menghadapi serangan mikroorganisme, lepasnya zat atau mediator tertentu yang

karena memberikan respons langsung disebut faktor leukotaktik atau kemotaktik

terhadap antigen1,2,3. Salah satu upaya tubuh yang berasal dari bakteri ataupun makrofag

untuk mempertahankan diri terhadap yang sebelumnya telah berada dilokasi

masuknya antigen, misalnya bakteri adalah bakteri atau yang dilepaskan oleh

menghancurkan bakteri bersangkutan secara komplemen4.

non spesifik dengan proses fagositosis. Salah satu herba yang dapat dimanfaatkan

Makrofag sebagai sel fagosit mononuklear sebagai peningkat sistem pertahanan tubuh

dalam pertahanan seluler non spesifik adalah meniran. Meniran adalah herba yang

memegang peranan penting demikian pula berasal dari genus Phyllanthus dengan nama

70
Yufri Aldi : uji imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak etil asetat meniran ....

ilmiah Phyllanthus niruri L5,6. Tanaman alkaloid, tanin, saponin, glikosida, dan
meniran banyak digunakan untuk hepatitis, komponen fenolik19.
infeksi salurankencing, serta untuk Ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L.)
merangsang keluarnya air seni (diureticum), memiliki aktivitas melindungi hati dari zat
untuk penyembuhan diare, infeksi saluran toksik baik berupa parasit, obat-obatan, virus
pencernaan dan penyakit yang disebabkan maupun bakteri20. Pada penelitian lain
karena gangguanfungsi hati.Buahnya berasa menunjukkan bahwa tanaman meniran
pahit, digunakan untuk luka dan (Phyllanthus niruri L.) memiliki aktivitas
scabies.Akar segar digunakan untuk melindungi sel hepatosit hati dari karbon
pengobatan hepatitis. Daun digunakan untuk tetraklorida dan sitotoksitas yang diinduksi
7,8,9
penambahan nafsu makan dan antipiretik . dengan galaktosamin21. Kemudian pada
Meniran juga mempunyai manfaat sebagai penelitian tentang senyawa filantin dan
imunostimulan yang dapat memperbaiki hipofilantin yang terdapat pada tumbuhan
sistem imun yang fungsinya terganggu10. meniran (Phyllanthus amarus) mempunyai
Secara klinis imunomodulator digunakan aktivitas sebagai antitumor pada dosis 50
pada pasien dengan gangguan imunitas, mg/kg dan 100 mg/kg22. Berdasarkan
antara lain pada kasus keganasan HIV/AIDS, keterangan dilakukan penelitian tentang uji
malnutrisi, alergi, dan lain-lain11,12,13,14,15,16. imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak
Berbagai penelitian telah dilakukan etil asetat meniran (Phyllanthus niruri L.)
menggunakan ekstrak herba meniran, seperti dengan metoda carbon clearance dan
pengujian efek antihiperurisemia ekstrak diperoleh perbandingan subfraksi mana yang
etanol Phyllanthus niruri L. yang memiliki aktivitas imunomodulator pada
memperlihatkan penghambatan xanthin herba Phyllanthus niruri.Metoda carbon
oxidase secara in vitro dengan IC5039,39 clearance digunakan untuk mengukur
µg/mL13. Penelitian ekstrak meniran aktivitas sel-sel fagosit untuk membunuh
(Phyllanthus niruri L.) mempunyai aktivitas organisme patogen yang masuk kedalam
diuretik karena terjadi peningkatan volume tubuh.
+ + -
urin dan ekskresi Na , K , Cl setelah ekstrak
kental dari Phyllanthus niruri L. disuntikkan METODE PENELITIAN
pada tikus albino dosis 200 mg/kg dan 400 Alat
mg/kg yang sebelumnya telah diinduksi Kertas saring, botol coklat, rotary
menggunakan hidroklorthiazid dosis 10 evaporator, kromatografi kolom flash, vial,
17,18
mg/kg . Penelitian lain tentang kandungan bejana (chamber) dan plat KLT,desikator,
kimia dari Triphala megaext mempunyai pipet tetes, lampu UV 365 nm,
efek imunomodulasi yaitu flavonoid, spektrofotometer UV-Vis, alat suntik, gelas

71
Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Juni 2014 : 70 - 82

ukur, timbangan hewan, spatel, jarum oral, Dengan membuat campuran silika
timbangan analitik, mikroskop, wadah pereabsorbsi sebanyak 80 g ekstrak kental
(botol), lumping, stamfer, kaca objek, meniran dan silika pereabsobsi sebanyak 80
gunting bedah. g, kemudian in vacuo. Setelah itu masukkan
silika gel 100 g ke dalam kolom yang
Bahan dibasahi dengan n-heksan. Sediaan
Herba meniran(Phyllanthus niruri Linn.), n- preabsorbsi dimasukkan sedikit demi sedikit
heksan, etil asetat, metanol, etanol, aquadest, kedalam kolom aga, kemudian dilakukan
pewarna Giemsa, minyak emersi, NaCl elusi dengan menurut metode SGP (step
fisiologis, Na-CMC,larutan dapar fosfat, gradien polarity) menggunakan eluen:
asam asetat 1% dan mencit putih jantan n-heksan 100% 1000 mL
dengan berat 20-30 g. n-heksan : etil asetat (19:1) 1000 mL
n-heksan : etil asetat (9:1) 500 mL
n-heksan : etil asetat (4:1) 500 mL
n-heksan : etil asetat (2:1) 500 mL
Prosedur Kerja n-heksan : etil asetat (1:1) 500 mL
n-heksan : etil asetat (1:4) 500 mL
Pengambilan Herba Meniran
Etil asetat 100 % 500 mL
Meniran (Phyllanthus niruri L.) diambil di
Simpang Tanjung, Padang Pariaman, Penyiapan Hewan Percobaan
Sumatera Barat. Bagian tanaman meniran Hewan percobaan yang digunakan dalam
yang digunakan herba. penelitian adalah mencit putih jantan dengan
berat 20-40 gram berumur 2-3 bulan yang
Pembuatan Subfraksi Meniran dikondisikan selama 1 minggu dalam
Sebanyak 1.5 kg sampel kering meniran yang kandang yang baik untuk menyesuaikan
telah bersih dan dirajang halus dimaserasi lingkungannya.
dengan menggunakan 3 l pelarut etil asetat
dalam botol coklat selama 5 hari sambil Penentuan Dosis
sesekali dikocok. Setelah 5 hari perendaman, Dosis tunggal subfraksi meniran yang
diambil maseratnya dengan cara disaring dan digunakan yaitu 100 mg/kg BB24.
perendaman dilanjutkan sampai 3 kali. Penyiapan Sediaan Uji
Gabungan maserat yang didapat diuapkan
secara in vacuo sehingga didapat ekstrak a.Penyiapan Suspensi Karbon Koloid
kental. Ekstrak kental dilakukan uji Sebanyak 1,6 g tinta cina yang telah
kromatografi lapis tipis23. dikeringkan, suspensikan dengan 25 mL
Ekstrak kental dipisahkan berdasarkan tween 80 (1%) b/v dalam larutan NaCl
peningkatan derajat kepolaran dengan fisiologis 0.9 %, sampai didapatkan
25
menggunakan alat kromatografi flash. konsentrasi larutan 64 mg/mL .

72
Yufri Aldi : uji imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak etil asetat meniran ....

b. Penetapan Kadar Karbon Kelompok I : diberi sediaan Tween 80


Tinta cina sebanyak 5 g dimasukkan ke (1%)
dalam cawan penguap dan diuapkan dalam Kelompok II : diberi sediaan
0
oven pada suhu 105 C selama 30 suspensisubfraksi 1
menit.Pengeringan kemudian dilanjutkan Kelompok II : diberi sediaan
dalam desikator sampai berat konstan. suspensisubfraksi 2
Kelompok IV : diberi sediaan suspensi
c. Pembuatan Kurva Baku Karbon subfraksi 3
Tinta cina yang telah dikeringkan lalu Kelompok V : diberi sediaan suspensi
ditimbang sebanyak 100 mg, didispersikan subfraksi 4
dalam 100 mL asam asetat sehingga Kelompok VI : diberi sediaan suspense
konsentrasi 1 mg/mL. Masing-masing larutan subfraksi 5
dipipet sebanyak 2, 3, 4, 5, dan 6 mL, Kelompok VII : diberi sediaan suspense
kemudian dicukupkan dengan asam asetat subfraksi 6
1% hingga volume 50 mL, sehingga Kelompok VIII : diberi sediaan suspense
didapatkan kadar karbon 40, 60, 80, 100, dan subfraksi 7
120 μg/mL. Dari masing-masing kadar Kelompok IX : diberi sediaan suspense
tersebut dipipet sebanyak 4 mL, selanjutnya subfraksi 8
ditambahkan darah mencit yang diambil dari Tiap kelompok diberikan secara oral satu kali
ujung vena ekor sebanyak 25 µL. Setelah sehari selama 6 hari berturut-turut. Setelah
dihomogenkan, ukur adsorbannya dengan pemberian suspensi sampel pada masing-
spektrofotometer UV-Vis pada panjang masing kelompok, ujung ekor mencit
gelombang 650 nm. Plot adsorben yang dipotong dan darah ditampung pada plat tetes
diperoleh dengan kadar karbon, digunakan yang ditambahkan NaEDTA hingga
untuk membuat kurva kalibrasi. Sebagai homogen.Darah diambil 25μl dan dilisis
blanko digunakan darah mencit dan aquadest dengan 4 ml asam asetat 1%.Contoh darah
saja. pertama ini dipakai sebagai blanko (menit
ke-0). Kemudian 0,1 mL/10 g BB suspensi
Pengujian Aktivitas Subfraksi Meniran karbondisuntikkan secara intravena pada
a. Uji Bersihan Karbon pada Sel Fagosit bagian ekor, darah mencit diambil 25μL
Mencit dibagi menjadi 9 kelompok dengan selama menit ke 3, 6, 9, 12, dan 15 setelah
dosis tunggal 100 mg/kgBB.Tiap kelompok penyuntikkan. Masing-masing darah dilisis
terdiri dari 5 ekor mencit jantan. Hewan dengan 4 ml asam asetat 1% dan diukur
dikelompokkan sebagai berikut: serapannya pada panjang gelombang 650 nm
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

73
Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Juni 2014 : 70 - 82

Setelah dua belas jam, kemudian hewan dengan aquades mengalir dan kering
tersebut dikorbankan dan limfanya diambil anginkan. Hitung jumlah sel eusinofil,
untuk ditimbang. neutrofil batang, limfosit monosit di bawah
Dihitung konstanta fagositosis (K) dan mikroskop perbesaran 40x dengan
indeks fagositosis (IF)dengan menggunakan menggunakan minyak emersi.
rumus:
c. Penghitungan Sel Limfosit Limpa
Timbang 50 mg limpa dari mencit yang telah

Keterangan : dikorbankan, kemudian suspensikan ke

K = Konstanta fagositosis dalam 3 mL larutan dapar fosfat pH 7,4.

A = Absorban pada waktu ke-0 Suspensi limpa diambil sebanyak 20 µL dan

t = Waktu (3, 6, 9, 12 dan 15) diteteskan di atas kaca objek, lalu biarkan

n = Periode pengambilan (1, 2, 3, 4,) mengering. Setelah itu fiksasi dengan


metanol selama dua menit, kemudian dibilas
dengan aquadest dan dikering anginkan.
Untuk pewarnaan, preparat yang telah
difiksasi lalu diwarnai dengan cara
Keterangan:
meneteskan pewarna Giemsa sebanyak 5
IF = Indeks fagositosis
tetes yang sebelumnya telah diencerkan
Mencit Z = Mencit yang telah
dengan aquadest 1:10. Biarkan kontak
diperlakukan dan ditentukan
selama 5 menit, lalu bilas dengan aquadest,
harga konstanta
kemudian dikering anginkan.Preparat yang
fagositosisnya
telah diwarnai, dihitung jumlah limfositnya
dibawah mikroskop perbesaran 40x dengan
Indeks fagositosis dari tiap kelompok uji
menggunakan minyak emersi.
dibandingkan dengan kelompok control26,27,28

b. Penghitungan Jumlah Sel Leukosit Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis secara statistik
Sebanyak 1 mL darah diteteskan pada kaca dengan metode analisis variansi(anova) satu
objek lalu ratakan dengan kaca objek lain arah kemudian dilanjutkan dengan analisis
untuk memperoleh lapisan darah homogen, Duncan.
kering anginkan dan tambahkan metanol
biarkan 5 menit kemudian ditambahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan Giemsa (encerkan dengan air suling)
Dari penelitian yang telah dilakukan
sebanyak 10 tetes biarkan 20 menit, bilas
didapatkan hasil sebagai berikut:

74
Yufri Aldi : uji imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak etil asetat meniran ....

1. Dari 10 kg meniran segar diperoleh 1.5 7. Pengukuran nilai adsorban darah mencit
kg sampel kering meniran. putih yang mengandung karbon setelah
2. Dari 1.5 kg sampel kering meniran pemberian beberapa subfraksi meniran
diperoleh ekstrak etil asetat kental selama enam hari dengan dosis tunggal
sebanyak 178 gram. 100 mg/kg BB diperoleh penurunan
3. Dari 178 gram ekstrak etil asetat kental berturut-turut setiap selang waktu uji
yang dikromatografi kolom diperoleh pada masing-masing dosis. Harga indeks
subfraksi sebanyak : fagositosispadasubfraksi 1, subfraksi 2,
a. Subfraksi 1n- heksan 100 % 89,5 subfraksi 3, subfraksi 4, subfraksi 5,
gram subfraksi 6, subfraksi 7, dan subfraksi
b. Subfraksi 2 n-heksan : etil asetat 8hasilnya lebih besar dari satu (IF>1).
(19:1) 8,5 gram Nilai IF terendah diperoleh pada
c. Subfraksi 3 n-heksan : etil asetat subfraksi 8 yaitu 1,02654 sedangkan
(9:1) 4 gram nilai IF tertinggi pada subfraksi 3 yaitu
d. Subfraksi 4 n-heksan : etil asetat 1,64622.
(4:1) 4,2 gram 8. Penghitungan jumlah komponen sel
e. Subfraksi 5 n-heksan : etil asetat leukosit darah mencit setelah pemberian
(2:1) 7,6 gram beberapa subfraksi meniran selama
f. Subfraksi 6 n-heksan : etil asetat enam hari, menunjukkan peningkatan
(1:1) 9,7 gram jumlah komponen sel leukosit tertinggi
g. Subfraksi 7 n-heksan : etil asetat pada kelompok subfraksi 3 dengan dosis
(1:4) 8,3 gram tunggal 100 mg/kgBB.
h. Subfraksi 8 etil asetat 100%4,5 gram 9. Penimbangan bobot limpa dan bobot
4. Untuk identifikasi dari semua subfraksi limpa relatif mencit setelah pemberian
meniran: beberapa subfraksi meniran selama
Pemerian: warna hijau tua, bau enam hari, menunjukkan peningkatan
menyengat dan tajam, rasa pahit bobot tertinggi pada subfraksi 3 dengan
Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dosis tunggal 100 mg/kgBB.
5. Hasil penghitungan kadar karbon tinta 10. Penghitungan jumlah sel limfosit pada
cina didapatkan tinta cina dengan kadar limpa mencit setelah pemberian
karbon 22,46%. beberapa subfraksi meniran dengan
6. Hasil penghitungan kurva kalibrasi dosis tunggal 100 mg/kgBB selama
karbon diperoleh persamaan linear y = enam hari, menunjukkan peningkatan
0,0058x - 0.0084 dengan r= 0,9940. jumlah sel pada setiap kelompok
subfraksi.

75
Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Juni 2014 : 70 - 82

Ekstrak kental yang di dapat dilakukan uji dibuat kurva kalibrasi untuk melihat
karakteristik ekstrak menggunakan KLT hubungan linear antara konsentrasi karbon
(romatografi lapis tipis)Hasil KLT dari dalam darah dengan nilai absorban. Dari
ekstrak tersebut dapat dilihat Gambar 1. kurva baku tersebut diperoleh persamaan
regresi serapan dan konsentrasi karbon yaitu
y = 0,0058x - 0,0084dengan r = 0,9940. Hasil
tersebut menunjukkan adanya hubungan
linier antara konsentrasi karbon dalam darah
mencit putih jantan dengan nilai
absorban.Semakin tinggi konsentrasi karbon
Gambar 1. Hasil KLT dari ekstrak meniran. dalam darah maka akan semakin tinggi pula
Dari ekstrak meniran diperoleh 8
subfraksi dengan hasil KLT dapat dilihat nilai absorban yang diperoleh. Data lengkap
Gambar 2.
dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Nilai absorban dari carbon yang terkandung


di dalam darah mencit putih.

Gambar 2. Hasil KLT dari subfraksi eksrak meniran.


Pada penelitian yang dilakukan, terjadi
Keterangan Gambar : penurunan nilai absorban pada semua
E. Ektrak Etil Asetat kelompok subfraksi dibandingkan dengan
1. Subfraksi 1 (n-heksan) 100% kelompok kontrol. Penurunan nilai absorban
2. Subfraksi 2 (n-heksan:etil asetat) 19:1 terbesar pada dosis tunggal 100 mg/kgBB
3. Subfraksi 3 (n-heksan:etil asetat) 9:1 diperoleh pada subfraksi 3, lalu setelah itu
4. Subfraksi 4 (n-heksan:etil asetat) 4:1 subfraksi 4, subfraksi 5 , subfraksi 2,
5. Subfraksi 5 (n-heksan:etil asetat) 2:1 subfraksi 6, subfraksi 1, subfraksi 7, dan
6. Subfraksi 6 (n-heksan:etil asetat) 1:2 subfraksi 8. Semakin menurunnya nilai
7. Subfraksi 7 (n-heksan:etil asetat) 1:4 absorban berarti konsentrasi karbon yang
8. Subfraksi 8 (etil asetat) 100% tinggal dalam darah mencit semakin sedikit.
Hal ini memperlihatkan bahwa terjadi
Nilai absorban diukur dengan peningkatan aktivitas fagositosis pada
spektrofotometer UV-Vis pada panjang masing-masing kelompok subfraksi.
gelombang 650 nm, setelah sebelumnya

76
Yufri Aldi : uji imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak etil asetat meniran ....

Data absorban digunakan untuk menghitung bersihan karbon, yang berarti semakin cepat
nilai konstanta fagositosis. Konstanta sel fagositik melakukan proses fagositosis
fagositosis merupakan salah satu parameter seperti terlihat pada Gambar 3. Hal ini
yang digunakan untuk menentukan kecepatan menunjukkan adanya pengaruh subfraksi
fagositosis. Semakin besar harga konstanta meniran terhadap kecepatan eliminasi karbon
fagositosis maka semakin tinggi kecepatan di dalam darah mencit.
Absorban

Kontrol Subfraksi 1 Subfraksi 2


Subfraksi 3 Subfraksi 4 Subfraksi 5
Subfraksi 6 Subfraksi 7 Subfraksi 8 Waktu (menit)

Gambar 3. Grafik konstanta fagositosis dari darah mencit setelah pemberian subfraksi meniran
(Phylanthus niruri Linn.) selama 6 hari.

Berdasarkan harga konstanta fagositosis pemberian subfraksi meniran.Apabila nilai


diperoleh nilai indeks fagositosis yang rata-rata indeks fagositosis lebih besar dari
digunakan sebagai parameter pengujian satu (IF >1) menunjukkan zat uji tersebut
aktivitas imunomodulator.Nilai rata-rata mempunyai kemampuan imunostimulan dan
indeks fagositosis menunjukkan aktivitas nilai indek fagositosis dapat dilihat Gambar
fagositosis sel-sel fagositik terhadap partikel 44,29,30,31.
karbon sebagai antigen akibat pengaruh
Absorban

Kontrol Subfraksi 1 Subfraksi 2


Subfraksi 3 Subfraksi 4 Subfraksi 5
Subfraksi 6 Subfraksi 7 Subfraksi 8 Waktu (menit)

Gambar 4. Grafik indeks fagositosis dari darah mencit putih setelah pemberian Subfraksi meniran (Phylanthus niruri
Linn.) selama 6 hari

77
Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Junii 2014 : 70 - 82

Data pada gambar 10 memperlihatkan jauh. Berdasarkan nilai rata


rata-rata indeks
peningkatan nilai indeks fagositosis rata-
rata fagositosis tiap subfraksi yang diberikan
ratauntuk dosis tunggal 100 mg/kgBB pada padaa dosis tunggal 100 mg/kgBB yang
masing-masing
masing kelompok subfraksi 1, diberikan, terlihat bahwa efek imunostimulan
subfraksi 2, subfraksi 3, subfraksi 4, yang paling optimal diberikan oleh kelompok
subfraksi 5, subfraksi 6, subfraksi 7 dan subfraksi 3 dosis 100 mg/kgBB.
subfraksi 8 yaitu lebih besar dari satu (IF>1).
(IF>1) Pada penghitungan sel leukosit dengan
Hal ini berarti pada setiap
seti kelompok metoda hapusan darah menggunakan larutan
subfraksi meniran mempunyai kemampuan Giemsa sebagai pewarna, kemudian
meningkatkan sistem pertahanan tubuh menggunakan minyak emersi sebagai
32
terhadap aktivitas fagositosis sel fagositik . penjelas bentuk sel leukosit terlihat sel
Dari hasil uji statistik menggunakan analisis neutrofil batang, sel eusinofil, sel monosit,
variansi satuarah terlihat bahwa dosis tunggal sel neutrofil segmen, dan sel limfosit33.
100 mg/kg BB dari masing
masing-masing Sedangkan sel basofil yang bersifat basa
kelompok subfraksi perlakuan terhadap tidak dapat diamati karena sel ini larut dalam
kontrol tidak berbeda nyata (P>0,05).
(P Hal ini pewarna Giemsa.Hasil perhitungan jumlah
berarti kemampuan fagositosis kedelapan sel leukosit darah mencit dputih dapat dilihat
kelompok subfraksi tersebut tidak berbeda Gambar 5.
% Sel Leukosit

subfraksi
Neutrofil Batang Eusinofil Monosit

Gambar 5. Grafik persentase komponen sel leukosit darah mencit putih jantan terhadap subfraksi meniran
(Phylanthus niruri Linn.) selama 6 hari secara oral dengan metoda hapusan darah.

Dari hasil uji statistik menggunakan analisis subfraksi perlakuan terhadap kontrol berbeda
variansi satu arah, terlihat bahwa efek dosis secara nyata(P <0,05) pada setiap kelompok
tunggal 100 mg/kgBB beberapa kelompok subfraksi untuk sel neutrofil batang,

78
Yufri Aldi : uji imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak etil asetat meniran ....

eusinofil, neutrofil segmen, dan limfosit, dengan beberapa kelompok subfraksi


sedangkan tidak berbeda nyata untuk sel perlakuan. Peningkatan terjadi berturut-turut
monosit. Setelah dilakukan uji lanjut dengan pada dosis tunggal 100 mg/kgBB kelompok
uji berjarak duncan terlihat bahwa pada sel subfraksi 8, subfraksi 7, subfraksi 1,
eusinofil, sel neutrofil batang, limfosit dan subfraksi 6, subfraksi 2, subfraksi 5,
sel neutrofil segmen terdapat perbedaan subfraksi 4, dan subfraksi 3. Dari hasil uji
yangbermakna antara masing-masing duncan dapat dilihat bahwa bobot limpa pada
kelompok subfraksi. kelompok kontrol, dosis tunggal 100
Pengujian uji respon imun spesifik dilakukan mg/kgBB subfraksi 3, subfraksi 4, subfraksi
dengan menimbang bobot limpa dan 5, subfraksi 2, subfraksi 6,subfraksi 1,
penghitungan jumlah sel limfosit pada limpa subfraksi 7, dan subfraksi 8 tidak berbeda
34
mencit . Limpa merupakan tempat nyata satu sama lain. Hal ini berarti semakin
pembentukan limfosit yang digiatkan untuk meningkatnya bobot limpa maka semakin
masuk ke dalam darah. Limpa bereaksi tinggi sel fagositik yang dihasilkan dalam
terhadap antigen yang terbawa darah dan pembentukan antibodi.Peningkatan optimal
merupakan organ pembentukan antibodi. didapat pada dosis 100 mg/kgBB kelompok
Hasil penimbangan bobot limpa dan bobot subfraksi 3.
limpa relatif beberapa subfraksi meniran Pada penghitungan jumlah sel limfosit limpa
dapat dilihat pada Gambar 6. terjadi peningkatan jumlah sel yang
ditunjukkan oleh persentase kenaikan jumlah
sel limfosit pada setiap kelompok subfraksi.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 7. Berdasarkan analisis statistik
terlihat bahwa efek dosis perlakuan terhadap
kontrol berbedasecara nyata (P<0,05).
Peningkatan sel limfosit limpa diperoleh
berturut-turut pada dosis tunggal 100 mg/kg
Gambar 6. Grafik bobot limpa relatif terhadap
kelompok subfraksi meniran (Phylanthus BB pada kelompok subfraksi 8, subfraksi 7,
niruri Linn.) pada mencit putih jantan
setelah pemberian subfraksi selama 6 subfraksi 1, subfraksi 6, subfraksi 2,
hari
subfraksi 5, subfraksi 4, dan subfraksi 3. Dari
Setelah dilakukan analisis statistik
hasil uji lanjutan menggunakan uji berjarak
menggunakan anova satu arah, terlihat
duncan dapat diketahui bahwa dosis tunggal
peningkatan tersebut tidak mempengaruhi
100 mg/kg BB subfraksi 3 berbeda nyata
bila dibandingkan dengan kontrol (P>0,05).
dengan subfraksi 4, subfraksi 5. Hasil
Hasil tersebut menunjukkan kenaikan bobot
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
limpa relatif pada dosis tunggal 100 mg/kg

79
Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Juni 2014 : 70 - 82

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian subfraksi meniran dengan
dosis tunggal 100 mg/kg BB pada
subfraksi 1, subfraksi 2, subfraksi 3,
subfraksi 4, subfraksi 5, subfraksi 6,
Gambar 7. Grafik persen sel limfosit limpa terhadap subfraksi 7, dan subfraksi 8,dapat
kelompok subfraksi meniran (Phylanthus
niruri Linn.) pada mencit putih jantan meningkatkan aktivitas
setelah pemberian ekstrak selama 6 hari
imunostimulanpada mencit putih jantan.

Dari data diatas didapatkan dosis tunggal 100 2. Uji respon imun nonspesifik dengan

mg/kgBB subfraksi optimal yang dapat metoda bersihan karbon (carbon

meningkatkan jumlah sel limfosit limpa yaitu clearance) memberikan efek optimal pada

kelompok subfraksi 3 dosis 100 mg/kgBB. subfraksi 3 dosis 100 mg/kg BB.

Peningkatan jumlah sel limfosit pada limpa Sedangkan dengan metoda penghitungan

juga berarti peningkatan pula pada respon jumlah komponen sel leukosit darah,

imun spesifik. Sel limfosit terdiri dari sel menunjukkan perbedaan secara nyata

limfosit B dan sel limfosit T. Sel limfosit B pada sel limfosit, eusinofil, dan neutrofil

akan mengalami proliferasi dan diferensiasi segmen pada semua kelompok subfraksi

membentuk sel plasma dan sel memori. Sel (P<0,05).

plasma inilah yang membentuk antibodi yang 3. Uji respon imun spesifik dengan metoda

terbentuk setelah kontak dengan antigen. penimbangan bobot limpa dan bobot

Untuk membentuk antibodi, sel plasma perlu limpa relatif menunjukkan efek optimal

melakukan kerja sama dengan sel limfosit T pada subfraksi 3 dosis 100 mg/kg BB

(sel T-helper)4,35. (P>0,05). Sedangkan dengan metoda

Ditinjau dari keempat parameter uji, yaitu penghitungan sel limfosit limpa juga

kecepatan fagositosis, peningkatan jumlah memberikan hasil optimal pada subfraksi

sel leukosit darah, peningkatan bobot limpa 3 dosis 100 mg/kg BB (P<0,05).

dan bobot limpa relatif, serta peningkatan


jumlah sel limfosit limpa, diketahui bahwa SARAN
subfraksi 3 meniran yaitu dengan Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
perbandingan subfraksi n-heksan:etil asetat meneliti pengaruh pemberian subfraksi
(9:1) dosis 100 mg/kgBB memiliki aktivitas meniran terhadap sitokin yang
imunostimulant paling tinggi. mempengaruhi aktivitas fagositosi

80
Yufri Aldi : uji imunomodulator beberapa subfraksi ekstrak etil asetat meniran ....

DAFTAR PUSTAKA 16. Anonim. 2012. Extraction Technologies for


Medicinal and Aromatic Plants. Trieste, Italy
1. Bellanti, J.A. 1993. Immunologi III. : ICS-UNIDO.
Washington. D.C: Georgetown University 17. Taylor. L. 2003. Herbal Secrets of the
School of Medicine. Rainforest, (2nd ed.), Sage Press, Inc.
2. Baratawidjaja, K.G. dan Rengganis, I. 18. Udupa, A.L. 2010. Diuretic activity of
2009.Imunologi Dasar,Edisi VIII. Jakarta: Phyllanthus niruri (Linn.) in rats. HEALTH
Penerbit Universitas Indonesia. Vol.2, No.5, 511-512.
3. Burmester, G.R. and Pezzetto, A.P. 2003. 19. Rinki, Sonkar. 2011. Imunomodulatory
Color Atlas of Immunology. New York: Activity of Triphala Megaext.International
Thieme Stuttgart. Journal of Research in Pharmaceutical and
4. Kresno, S.B. 2007. Imunologi: Diagnosis Biomedical Sciences.Vol 2 (2).Sagar Institute
dan Prosedur Laboratorium.Edisi IV, of Pharmaceutical Sciences.
Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Universitas 20. Mathur, R. 2011. Antimicrobial Effect of
Indonesia. Phyllanthus niruri on Human Pathogenic
5. Heyne, K. 2001. (in Indonesian).Tumbuhan Microorganisms.International Journal of
Berguna Indonesia[Useful Indonesian Drug Discovery and Herbal Research 1(4) :
Plants].Jilid III. Penerjemah: Badan Litbang 234-238.
Kehutanan. Jakarta: Badan Litbang 21. Kashaw V., Nema1, Amit K., Agarwal,
Kehutanan. Abhinav. 2011. Hepatoprotective Prospective
6. Anonim.2009. Marker Compounds of Select Of Herbal Drugs and Their Vesicular
Ayurvedic Drugs.Arumbakam : CCRAS Carriers–A Review. International Journal of
7. Sudarsono.1998. Tumbuhan Obat Research in Pharmaceutical and Biomedical
Indonesia.Yogyakarta : Universitas Gadjah Sciences vol. 2: 1-15. India
Mada. 22. Aminul I., Selvan T., Mazumder U.K, and
8. Darwin, E. 2006.Imunologi dan infeksi. Ghosal S. 2008. Antitumour Effect Of
Padang; UNAND Press Phyllanthin and Hypophyllanthin From
9. Hariana, A. 2007.Tumbuhan Obat dan Phyllanthus amarus Against Ehrlich Ascites
Khasiatnya. Seri I. Jakarta: Penebar Carcinoma In Mice. Pharmacologyonline 2:
Swadaya. 796-807.
10. Anonim.2007. Master Document Phyllanthus 23. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia,
amarus.Bangalore : Dept. Quality Control Penuntun Cara Modern Menganalisa
Natural Remedies. Tumbuhan (Edisi II). Bandung: Penerbit ITB.
11. Sjahrurachman, A., Sukmana, N., Setiati, S., 24. Thompson, E.P. 1990. Bioscreening of drug,
Munazir, Z., Rubiana, H., Nelwan, Lesmana evaluation technique & pharmacology. New
dan Dianiati.2004. Pemberian Terapi York: Weinheim Basel Cambridge
Imunomodulator Herbal.Jurnal HTA 25. Anief M. 1995. Ilmu Meracik Obat, Teori
Indonesia, 37-40. dan Praktik. (Ed.V). Yogyakarta: Gadjah
12. Francisco, A., Bonilla., Raif, S. and Geha. Mada University Press.
2005. Are You Immunodeficient?.Journal of 26. Irawan, D. W. 2011. Pengaruh Phyllanthus
Allergy and Immunology. niruri L (Flavonoid) Pada Sistem Imun
13. Murugaiyah, V., Chan, K. 2009. Mechanisms Tubuh .(Skripsi). Yogyakarta: Fakultas
of Antihyperuricemic Effect of Phyllanthus Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.
niruri and its Lignan Constituents. Journal 27. Jindal, S.K. 2004. Immunostimulation, Does
of Ethnopharmacology.University Sains it works in COPD?.CHEST Journal,126,
Malaysia. 5,1406-1408.
14. Sharma, Priyanka, Parmar, Jyoti, Verma, 28. Kusmardi, Kumala, S. danTriana., E.E. 2007.
Preeti, Goyal, PK. 2009. Anti-tumor Activity Efek Imunomodulator Ekstrak Daun
of Phyllanthus niruri (a Medicinal Plant) on Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap
Chemical-induced Skin Carcinogenesis in Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis
Mice.Asian Pacific Journal of Cancer Makrofag.Makara Kesehatan, 11, 2, 50-53.
Prevention, Vol 10 : 1-6. 29. Wagner, H. and Jurcic. K. 1991. Assay for
15. Anonim. 2011.Meniran dan Ragam Immunomodulation and Effect on Mediator
Informasinya. Diakses tanggal 12 April of Inflamation.Methods Inflant
2013.http:/ Biochemistry.Vol 6.ISBN.201-202.
www.diarypengetahuan.blogspot.com. 30. Wirawan, S.dan Erwin, S. 1996.
Pemeriksaan Laboratorium Hematologi

81
Jurnal B-Dent, Vol 1, No. 1, Juni 2014 : 70 - 82

Sederhana. Edisi II. Jakarta: Fakultas 33. Zlabinger,G.J., Nohammer, C., Bohmig,
Kedokteran Universitas Indonesia. G.A., dan Menzel,J.E. 1994. Mode of action
31. Nurliyani, Wayan, T.A. and Zuheid, N. 2005. in immune cells. Journal of Cancer Research
Respon Antibodi dan Aktivitas Fagositosis Clinical Oncology, 120,17-18.
Makrofag Peritoneal Mencit yang Diberi 34. Thakur, Mayank, B., Shilpi and Dixit, V. K.
Protein Susu Kuda Pasteurisasi dan 2006.Immunomodulatory Activity of
Fermentasi. Media Kedokteran Hewan, 21, 2, Chlorophytum borivilianum Sant. F. India :
51-57. Department of Pharmaceutical Sciences, Dr
32. Yogendrasinh, Sunita, Solanki, Jain, M. H.S. Gour Vishwavidyalaya, Sagar, Madhya
2010. Immunomodulatory Activity of Pradesh.
Ayurvedic Plant Aparajita (Clitoria Ternatea 35. Virella, G. 2007. Medical imunologi.(6th
L.)In Male Albino Rats.Global Journal of edition). New York: Informa Healthcare
Science Frontier Research vol. 10 : 1-10. USA Inc.

82

You might also like