HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN KEJADIAN
DYSMENORRHEA PRIMER PADA SISWA SMA AK ABDURRAB
                 PEKANBARU TAHUN 2017
                   NASKAH PUBLIKASI
 Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana
                        Diajukan oleh:
                       Yogi Hermawan
                          13101051
          PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
             UNIVERSITAS ABDURRAB
                  PEKANBARU
                      2017
                    NASKAH PUBLIKASI
   HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN KEJADIAN
DYSMENORRHEA PRIMER PADA SISWA SMA AK ABDURRAB
                 PEKANBARU TAHUN 2017
                            Oleh :
                       Yogi Hermawan
                       NIM : 13101051
Kepada Prodi Kedokteran Fakultas Kesehatan Dan Ilmu Kesehatan
                    Universitas Abdurrab
                       Disetujui Oleh :
                        Pembimbing
                     dr. Feriandri Utomo
                     NIK : 112011010020
                                  ABSTRACT
 RELATION Body Mass Index (BMI) WITH DYSMENORRHEA PRIMARY
  EVENTS AT STUDENTS SMK AK ABDURRAB PEKANBARU IN 2017
                                Yogi Hermawan
Background: The prevalence of dysmenorrhea in the world is still high at around
50% experiencing primary dysmenorrhea, the prevalence of dysmenorrhea in
Indonesia 64.25%. Researchers have previously conducted a study between BMI
(Body Mass Index) relationship to primary dysmenorrhea. Some researchers
claim there was a relationship between BMI with dysmenorrhea and other
researchers stated no relationship. SMA AK Pekanbaru a little different from
general SMA because have long time study and has some chemical practice.
Objective: In this study to determine the relationship of abnormal BMI status that
is underweight, overweight, and obesity with the incidence of primary
dysmenorrhea in SMA AK Abdurrab Pekanbaru.
Methods: This research is a cross sectional study using 126 students as research
respondents and using random sampling. To know the status of BMI (Body Mass
Index) on the student then measured height and body weight, while to know
dysmenorrhea at student then given questionnaire. In this study used chi-square
test by looking for BMI relationship with dysmenorrhea incidence and calculate
ratio prevalence to find how much BMI can cause primary
Results: there was a relation between abnormal BMI and primary dysmenorrhea
with p value 0,015 and prevalence rate (PR) : 1,58 that mean women with an
abnormal BMI 1,58 times are at higher to get primary dysmenorrhea than women
who have normal BMI (normoweight).
Conclusion: There was a significant correlation between abnormal BMI and the
incidence of primary dysmenorrhea in students of SMA AK Abdurrab Pekanbaru
Riau.
Keyword : Body Mass Index (BMI), dysmenorrhea primer, obesitas, overweight,
underweight.
PENDAHULUAN                                belum jelas dan masih dilakukan
         Dysmenorrhea        merupakan     penelitian mengenai hal ini (Naik et
fenomena yang sering terjadi pada          al, 2015).
remaja    paling    sering   diabaikan.              Prevalensi dysmenorrhea di
Dysmenorrhea        merupakan     nyeri    dunia yaitu lebih dari 50% wanita
yang terjadi pada saat menstruasi.         disetiap         negara           mengalami
Dysmenorrhea ada 2 tipe yaitu              dysmenorrhea primer, sedangkan 40-
primer dan sekunder, dysmenorrhea          95% wanita memiliki gangguan pada
primer merupakan nyeri pada saat           saat menstruasi (Silvana, 2013). Pada
menstruasi tanpa adanya gangguan           studi      epidemiologi          mendapatkan
dari organ lain sedangkan sekunder         sekitar         59.7%             mengalami
adalah nyeri pada saat menstruasi          dysmenorrhea primer pada wanita
yang disebabkan oleh organ lain.           berusia        12-17         tahun        dan
Beberapa penyebab yang umum                mengganggu            kegiatan     sehari-hari
yang menyebabkan dysmenorrhea              (Lestari,      2013).      Wanita       yang
adalah            seperti        stress,   mengalami nyeri dysmenorrhea berat
ketidakseimbangan hormon dan juga          mencapai 12%, nyeri sedang 37%,
faktor prostaglandin (Naik, 2015).         sedangkan nyeri ringan mencapai
Gejala     yang      dirasakan    pada     49%       (Lestari,     2013).     Prevalensi
dysmenorrhea adalah rasa kram pada         dysmenorrhea di Asia cukup tinggi,
perut bagian bawah yang dirasakan          dalam       penelitian    Silvana (2012)
dalam waktu 12-72 jam atau sekitar         mengatakan 75,2% wanita di Taiwan
3 hari dan bisa menimbulkan gejala-        mengalami dysmenorrhea primer.
gejala gastrointestinal seperti mual                 Dysmenorrhea                 primer
dan muntah (Khodakarami et al,             merupakan fenomena yang sering
2015).      Dysmenorrhea         dapat     dialami oleh wanita pada saat haid.
menyebabkan penyakit lain apabila          Sekitar      34-50%       pekerja      wanita
terjadi secara terus-menerus seperti       mengalami         dysmenorrhea           pada
endometriosis        tapi     mengenai     setiap bulannya, sekitar 40% anak
hubungan antara kedua ini masih            usia          sekolah             mengalami
dysmenorrhea setiap bulannya yang               Disease Control and Prevention,
dikarenakan oleh beberapa faktor                2015).     Keadaan BMI yang tidak
penyebab.          Amerika            Serikat   normal merupakan faktor risiko dari
melaporkan kasus dysmenorrhea ini               berbagai macam penyakit seperti
dapat merugikan jam kerja sebanyak              penyakit       kardiovaskular               dan
600      jam    kerja     dan     merugikan     penyakit-penyakit yang berhubungan
penghasilan sekitar 2 juta dolar                dengan sindroma metabolik seperti
Amerika        setiap     bulannya.      Iran   diabetes melitus (Suprasetyo, 2015).
melaporkan             sekitar      22-40%               Hubungan         BMI          dengan
mengalami         dysmenorrhea         setiap   dysmenorrhea       masih            kontrovesi,
bulannya       yang      disebabkan     oleh    Penelitian     tentang        dysmenorrhea
beberapa faktor penyebab yaitu Body             pernah dilakukan di Thailand dengan
Mass      Index        (BMI).     Prevalensi    responden pelajar         berusia 16-19
dysmenorrhea di Indonesia masih                 tahun    (Tangchai       et     al,     2004).
tinggi     yaitu        sekitar     64,25%      Khodakarami         et         al       (2015)
diantaranya        54,89%         mengalami     menyimpulkan       bahwa            tidak   ada
dysmenorrhea primer dan 9,36%                   hubungan signifikan antara BMI dan
mengalami dysmenorrhea sekunder                 Dysmenorrhea sedangkan singh et al
(Madhubala et al, 2012).                        (2008)       mengatakan         sebaliknya.
         Pengukuran BMI merupakan               Singh et al (2008) menyatakan
indikator paling sering digunakan               bahwa          proporsi               kejadian
untuk mengukur status gizi populasi             dysmenorrhea             pada           wanita
pada orang dewasa. Untuk penelitian             overweight dan obesitas lebih besar
epidemiologi digunakan BMI yaitu                dibandingkan      dengan             kelompok
berat badan dalam kilogram (kg) dan             wanita       underweight            sedangkan
tinggi badan dalam meter kuadrat                Fujiwara dan Nakata (2010) dalam
(m2). Ada 4 kategori dari BMI untuk             Khodakarami         et        al,       (2015)
dewasa         yaitu      apabila       hasil   menyatakan          bahwa               wanita
perbandingan berat badan dan tinggi             underweight memiliki risiko lebih
badan             underweight,         ideal,   besar          untuk                mengalami
overweight dan obesitas (Centers for            dysmenorrhea.          Madhubala et al
(2012) menyimpulkan bahwa wanita              sebanding dengan SMA (Sekolah
remaja dengan intake nutrisi yang             Menengah Atas).
kurang       berisiko      besar     untuk    METODE PENELITIAN
terjadinya                 dysmenorrhea.              Jenis penelitian yang akan
Berdasarkan uraian di atas maka               dilakukan    ini    merupakan      studi
peneliti tertarik untuk melakukan             observasi    analitik     yaitu   dengan
penelitian tentang hubungan BMI               desain studi secara cross sectional.
(underweight,       overweight,        dan    Dimana         peneliti      melakukan
obesitas)        terhadap          kejadian   observasi atau pengukuran variabel
dysmenorrhea pada siswa SMA AK                sekali dan sekaligus pada waktu
karena remaja merupakan faktor                yang sama (Siswanto et al, 2013).
risiko          terhadap           kejadian   Populasi target pada penelitian ini
dysmenorrhea                        primer.   adalah seluruh siswa SMA AK
Dysmenorrhea primer tidak terjadi             Abdurrab dengan jumlah 251 siswa,
pada     awal      remaja      menstruasi     setelah digunakan rumus Slovin
(menarche) tetapi terjadi pada masa           dengan error tolerance 5% maka
remaja (Silvana, 2012). Estrogen              didapatkan     sampel      154    siswa.
menyebabkan umpan balik negatif               Populasi terjangkau pada penelitian
terhadap        Follicle      Stimulating     ini adalah siswa SMK Analisis
Hormone (FSH) sedangkan terhadap              Kesehatan Abdurrab berusia 16-18
Luteinizing Hormone (LH), estrogen            tahun, dengan menggunakan simple
menyebabkan umpan balik negatif               random sampling dan menggunakan
jika kadarnya rendah dan umpan                rumus slovin sebagai berikut :
balik positif jika kadarnya tinggi
                                                     N
perbandingan antara SMK dan SMA               n=           =…
                                                   1+ Nd 2
terletak pada jumlah aktivitas yang
dimiliki oleh derajat tersebut. SMK           Keterangan :
merupakan suatu strata pendidikan             n: Jumlah Sampel
setara SMA yang memiliki lebih                N: Jumlah Populasi
banyak       aktivitas     fisik    seperti   d: Batas Toleransi Kesalahan (error
banyaknya praktikum, yang tidak               tolerance)
         251                                                              Persentasi
n=                   =¿                  Dysmenorrhea       Frekuensi
     1+251 ( 0,05 )2                                                          (%)
n=154                                     Tidak Sakit          58             46.0
     didapatkan             dengan           Sakit             68             54.0
menggunakan total sampling.
                                             Total            126             100
HASIL PENELITIAN
1. Analisis univariat
    Tabel 1. Distribusi Responden            Berdasarkan          tabel   2   dalam
          Berdasarkan BMI
                                        penelitian ini untuk melihat angka
                          Persentasi    kejadian dysmenorrhea primer pada
  BMI        Frekuensi
                              (%)       responden.         Setelah        dilakukan
Normal            57          45.2      pengambilan        data      menggunakan
 Tidak                                  kuesioner maka didapatkan responden
                  69          54.8
Normal                                  yang mengalami dysmenorrhea primer
 Total           126          100       sebanyak 68 sresponden (54,0%) dan
                                        terdapat      58     responden         tidak
            Berdasarkan tabel 1 dalam   mengalami       dysmenorrhea          primer
penelitian ini untuk melihat status     (46,0%).
BMI yang terdapat pada siswa SMA
tersebut. Pada hasil penelitian ini
didapatkan sebanyak 57 responden
dengan BMI yang normal (45,2%)
dan 69 siswa memiliki status BMI
yang tidak normal (54,8%).      tahun
yang lebih banyak dari pada yang
masa kerja ≤ 4 tahun .
                                         2. Analisis Bivariat
      Tabel 2 Distribusi Responden
                                           Tabel 3 Hubungan Antara BMI
          Berdasarkan Kejadian
                                                   dengan Dysmenorrhea
               Dysmenorrhea
                                                                Selain itu hasil PR = 1,58 dapat
                         Dysmenorrhea                           disimpulkan bahwa wanita yang memiliki
                              Primer                            BMI tidak normal 1,58 kali lebih tinggi
                                               Total
                        SAKIT     TIDAK                         mengalami          dysmenorrhea              primer
                                   SAKIT                        dibandingkan siswa yang memiliki BMI
      TIDAK              44            25         69            normal.
      NORMAL
BMI                                                                       Pada    penelitian        ini    terdapat
       NORMAL            24            33         57
                                                                hubungan         yang     signifikan         karena
      Total              68            58         126           kejadian dysmenorrhea sangat tinggi
                                                                pada       BMI         yang     tidak       normal
                     Uji yang digunakan adalah uji              (underweight).           Hasil            penelitian
              chi-square,       dengan        p         value   Madhubala, et al (2012) mendapatkan
              menunjukan        angka       0,015,       oleh   lebih banyak BMI yang tidak normal dari
              karena p value <0,05 maka terdapat                pada BMI yang normal. Pada penelitian
              hubungan yang bermakna antara                     Madhubala         et     al      (2012)       dapat
              BMI yang tidak normal dengan                      disimpulkan              bahwa             kejadian
              terjadinya dysmenorrhea, yaitu dari               dysmenorrhea            pada        BMI        yang
              nilai prevalence rate (PR) = 1,58,                underweight lebih tinggi dibandingkan
              artinya pada penelitian ini seorang               BMI yang overweight dan obesitas.
              wanita yang memiliki BMI yang                     Underweight            dapat        menyebabkan
              tidak normal memiliki peluang 1,58                dysmenorrhea karena kekurangan intake
              kali   lebih      berisiko      mengalami         nutrisi    (Madhubala          et    al,     2012).
              dysmenorrhea dari pada yang BMI                   Kekurangan intake gizi pada underweight
              normal.                                           dapat     menyebabkan          anemia       dimana
      3.      Pembahasan Analisis Bivariat                      tubuh akan kekurangan zat besi yang
      1.      Hubungan BMI dengan Kejadian                      akan berdampak kepada okesigen menuju
           Dysmenorrhea Primer                                  ke miometrium berkurang yang akan
                 Hasil pada penelitian ini terdapat             menyebabkan hypoxia pada miometrium
      hubungan antara BMI yang tidak normal                     menstimulus kontraksi myometrium yang
      dengan kejadian dysmenorrhea primer                       berlebihan dan mengakibatkan keluarnya
      secara signifikan dengan p value 0,015.                   prostaglandin yang akan menyebabkan
dysmenorrhea (Fitriana dan Rahmayani,           diabaikan maka dampaknya akan terjadi
2013 dalam Febriyani, 2015). Selain itu         keluhan – keluhan yang menimbulkan
Dyah (2009) mengatakan bahwa terdapat           rasa ketidaknyaman selama siklus haid
hubungan antara BMI yang tidak normal           (Paath, 2004 dalam Dyah, 2009).
dengan kejadian dysmenorrhea, dan pada                        Penelitian lain yang sejalan
penelitian Dyah (2009) didapatkan siswa         dengan penelitian ini adalah penelitian
yang memiliki BMI underweight lebih             Nohara et al (2011) yang mendapatkan
berisiko mengalami dysmenorrhea dari            terdapat hubungan antara BMI dan
pada BMI normal maupun overweight.              kejadian dysmenorrhea primer. Penelitian
Hal ini disebabkan karena makanan               Nohara et al (2011) didapatkan bahwa
bergizi   itu    sangat     penting   karena    faktor stress lebih berpengaruh dari pada
makanan bergizi akan mempengaruhi               BMI. Oleh karena itu pada penelitian
pertumbuhan      dan      juga   pertumbuhan    Nohara et al (2011) menyimpulkan faktor
organ reproduksi juga akan terganggu.           stress    lebih     berisiko     menyebabkan
Selain itu juga      pada beberapa remaja       dysmenorrhea primer dari pada BMI. Hal
keluhan    ini    akan       hilang   apabila   tersebut terjadi karena adanya peran
mengkonsumsi makanan bergizi dan                sistem saraf dan endokrin. Hal ini
diiringi oleh aktivitas fisik yang cukup        disebabkan        karena stress    merupakan
(Paath, 2004 dalam Dyah, 2009). Selain          suatu masalah psikologis yang akan
itu juga pada penelitian Andriani (2015)        mengganggu sirkulasi darah didalam
mendapatkan nutrisi sangat penting pada         tubuh yang akan menjadi vasokontriksi.
remaja    perempuan          karena   sangat    Vasokontriksi pada pembuluh darah akan
dibutuhkan pada saat haid, terutama pada        menyebabkan kurangnya darah ke organ-
fase luteal, sehingga terjadi peningkatan       organ       salah       satunya      dibagian
kebutuhan nutrisi. Fase luteal adalah fase      myometrium yang bisa menyebabkan
setelah ovulasi karena pada fase ini            iskemia (Ismail et al, 2015). Beberapa
terjadi pembentukan dan pemeliharaan            peneliti menyatakan bahwa vasopressin
korpus     luteum,        sehingga    terjadi   dan katekolamin menimbulkan kontraksi
peningkatan asupan energi pada fase             otot, vasokontriksi pembuluh darah arteri
luteal dibandingkan fase folikel sebesar        spiralis, ischemia endometrium, bahkan
87 – 500 Kkal/hari. Apabila hal ini             bisa     merusak      jaringan    yang   akan
mengeluarkan fosfolipid. Makin banyak                   salah satu faktor risiko terbesar terjadinya
terbentuk katekolamin dan vasopressin                   dysmenorrhea primer (Naik et al, 2015).
menyebabkan kontraksi otot uterus makin                            Pada        penelitian         ini
kuat, dan tekanan intrauterine semakin                  menggunakan kuesioner sebagai acuan
tinggi. Kontraksi otot makin kuat dan                   untuk        menegakkan             diagnosis
akan menstimulus saraf-saraf yang ada                   dysmenorrhea primer pada siswa SMA
disekitar yang dapat menyebabkan nyeri,                 yang diisi langsung setelah mendengarkan
rangsangannya akan dialirkan melalui                    penjelasan dari peneliti. Pada saat mengisi
serabut saraf simpatik dan parasimpatik,                kuesioner subjektivitas responden begitu
sehingga      terjadinya          dysmenorrhea          tinggi.   Pada    penelitian    selanjutnya
(Manuaba, 2010 dalam Yuniyanti, 2014).                  diharapkan dapat menggunakan alat ukur
             Penelitian yang tidak sejalan yang lebih objektif lagi. Pada penelitian
dengan penelitian ini adalah penelitian ini sampel yang seharusnya adalah 154
yang dilakukan oleh Purnawati et al responden tetapi pada saat hari dilakukan
(2015) yang mendapatkan hasil bahwa penelitian sampel yang didapatkan hanya
tidak ada hasil yang signifikan antara 126 responden, karena ketidakhadiran
hubungan       BMI        dengan        terjadinya responden. Pada penelitian selanjutnya
dysmenorrhea.         Hal       ini    disebabkan diharapkan bisa menambahkan variabel
mungkin       ada       faktor        lain      yang lain yaitu faktor-faktor yang berhubungan
menyebabkan dysmenorrhea seperti usia dengan kejadian dysmenorrhea primer.
menarche,     stress,       durasi     menstruasi, Selain itu juga ada faktor risiko penyebab
merokok, dan aktivitas fisik.                           dysmenorrhea primer lain seperti stress,
             Pada penelitian ini didapatkan karena menurut beberapa penelitian stress
adanya     hubungan antara            BMI tidak merupakan salah satu risiko terbesar
normal dengan kejadian dysmenorrhea, terjadinya dysmenorrhea primer tetapi
tetapi didapatkan pula 24 sampel dengan peneliti tidak menggunakan alat ukur
BMI        normal         yang          mengalami stress sebagai tambahan.
dysmenorrhea          primer.     Hal        tersebut
disebabkan karena adanya faktor lain
seperti     stress.      Menurut         beberapa 4.        Kesimpulan
penelitian bahwa stress juga merupakan
             Berdasarkan hasil penelitian       2. Bagi Institusi Pendidikan
terdapat hubungan BMI yang tidak                         Kepada sekolah diharapkan
normal dengan kejadian dysmenorrhea             untuk selalu memberikan pendidikan
primer, dengan p value 0,015 dan PR:            dan     pengetahuan         kepada     siswa
1,58 sehingga dapat diartikan BMI yang          perempuan         tentang      berat   badan.
tidak     normal      berisiko   1,58    kali   Karena berat badan yang tidak ideal
mengalami dysmenorrhea primer dari              merupakan faktor risiko terjadinya
pada yang memiliki BMI normal. selain           dyemenorrhea primer.
itu juga didapatkan bahwa pada siswa            3. Bagi Responden
SMA banyak didapatkan BMI yang tidak                         Pada responden diharapkan
normal 69 (54,8%) dibandingkan yang             agar bisa mengontrol berat badan
BMI normal 57 (45,2%). Sedangkan                yang      ideal       untuk       membantu
kejadian dysmenorrhea juga cukup tinggi         mencegah dysmenorrhea primer.
yaitu 68 siswa mengalami dysmenorrhea
                                                DAFTAR PUSTAKA
primer dan 58 siswa tidak mengalami
dysmenorrhea primer.                            Andriana,       F.    (2012).     Hubungan
5.   Saran                                            Sindrom        Premenstruasi       dan
                                                      Dysmenorrhea dengan Motivasi
1. Bagi Dinas Kesehatan
                                                      Belajar pada Mahasiswa D-III
        Diharapkan     kepada    staf   dinas         Kebidanan Stikes Karya Husada
kesehatan      agar    selalu    memberikan           Pare      Kediri.        Tesis    tidak
edukasi terhadap masyarakat khususnya                 diterbitkan.Surakarta        ;   PSKK
kepada anak perempuan dan para remaja                 USM.
perempuan yang memiliki Pendidikan              Andriani,       Y.(2015).         Hubungan
SMP, dan SMA untuk menjaga berat                      Indeks Massa Tubuh, Tingkat
badan, Karena berat badan yang kurang                 Stress,     dan     Aktivitas     Fisik
ataupun berlebih merupakan salah satu                 Dengan         Tingkat      Disminore
faktor risiko terjadinya dysmenorrhea                 Pada           Mahasiswa          DIII
primer.                                               Kebidanan Semester II STIKES
                                                      ‘AISYIYAH Yogyakarta. Skripsi
                                                      Tidak Diterbitkan. Yogyakarta:
   STIKES                    ‘AISYIYAH              Obstetrics, (24th edition). United
   Yogyakarta.                                      States. Mc Graw Hill Education.
Beddu,      S.,     Mukarramah,          S.,    Dyah,        T     dan       Tinah.(2009).
   Lestahulu, V. (2015). Hubungan                   Hubungan Indeks Massa Tubuh
   Status Gizi dan Usia Menarche                    <20           Dengan            Kejadian
   Dengan Disminore Primer Pada                     Dismenore Pada Remaja Putri di
   Remaja Putri. The Southeast                      SMA Negeri 3 Sragen. Jurnal
   Asian Journal Midwifery; Vol.                    Kebidanan. Vol.1(2).
   1(1);16-21.                                  Febriyani,       N.M.W.,         Adhi,     K.T.
Boodhana, G. (2013). Children’s                     (2015). Hubungan Indeks Massa
   Body Mass Index, Overweight,                     Tubuh Terhadap Umur (IMT/U)
   and Obesity.The Health and                       dan      Status      Anemia          dengan
   Social         Clare      Information            Kejadian Dysmenorrhea pada
   Centre; 1(11).                                   Siswi Kelas X SMA Negeri di
Calis, K.A. (2015). Dysmenorrhea.                   Kota           Denpasar               Tahun
   Medscape Reference. (Diakses                     2015.Community Health: Vol.
   pada 10 Agustus 2016)                            2(1).
CDC Healthy Weight. (2015). About               Grandi, G., Ferrari, S., Xholi, A.,
   Adult      BMI.         (Diakses       27         Cannoletta, M., Palma, F.,
   September 2016)                                   Romani,          C.,        Volpe,      A.,
Chinedu, S.N dan Emiloju , O.C.                      Cagnacci,              A.           (2012).
   (2014).                  Underweight,             Prevalence of Menstrual Pain
   Overweight,            And        Obesity         in Young Women: What is
   Amongst Young Adults in Ota,                      Dysmenorrhea?.Journal                   of
   Nigeria.       Journal       of   Public          Pain Research; Vol. 5:169-
   Health and Epidemiology : Vol.                    174.
   6(7):235-238.                                Ismail, I.F., Kundre, R., Lolong, J.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J.,                      (2015).       Hubungan          Tingkat
   Spong,         C.Y.,     Dashe,      J.S.,        Stress        Dengan           Kejadian
   Hoffman, B.L., Casey, B.M.,                       Dismenorea Pada Mahasiswi
   Shefield, J.S. (2014). William                    Semester VII Program Studi
     Ilmu      Keperawatan          Fakultas    Madhubala, C. dan Jyoti, K. (2012).
     Kedokteran Universitas Sam                     Relation                         Between
     Ratulangi Manado. Ejournal                     Dysmneorrhea and Body Mass
     Keperawatan; Vol.3(2).                         Index in Adolescents with Rural
Joslin Diabetes Center. (2016). BMI                 Versus     Urban          Variation.The
     for Asian and Asian American                   Journal      of        Obstetrics     and
     Adults.       Asian           American         Gynecology of India; Vol. 62
     Diabetes      Initiative       (Diakses        (4):442-445.
     pada 10 Agustus 2016).                     Mohamed,              E.M.            (2012).
Khodakarami, B., Masoumi, S.J.,                      Epidemiology                           of
    Faradmal,      J.,     Nazari.        M.,        Dysmenorrhea                       among
    Saadati,     M.,           Sharifi,   F.,        Adolescent Students in Assiut
    Shakhbabaei, M. (2015). The                      City,     Egypt.        Life     Science
    Safety of Dysmenorrhea and its                   Journal; 9(1):348-353.
    Relationship with Body Mass                 Naik, P., Tanna, A.S., Mudaliat,
    Index         among               Female         P.N.,     Tari,        A.D.      (2015).
    Adolescents           in        Hamdan,          Variation        of     Dysmenorrhea
    Iran.Journal of Midwifery &                      During Stress and Non Stress
    Reproductive Health; Vol. 3                      Condition in College Going
    (4):444-450.                                     Girls in Belgium City: A Cross
Larsen, F dan Moyer, M. (2015). The                  Sectional        Study.International
    State of Obesity. Robert Wood                    Journal of Physiotherapy and
    Johnson Foundation. (Diakses                     Research; Vol. 3(2):1012-16.
    pada 2 Desember 2016)                       Nohara, M., Momoeda, M., Kubota,
Lefebvre, G. dan Pinsonneailt, O.                    T., Nakabayashi, M. (2011).
     (2005). Primary Dysmenorrhea                    Menstrual Cycle and Menstrual
     Consensus           Guideline.SOGC              Pain Problems and Related
     Clinical Practice Guideline;                    Risk Factors among Japanese
     Number 169.                                     Female      Workers.           Industrial
Lestari, N.M.S.D. (2013). Pengaruh                   Health; Vol 49:228-234.
    Dismenorea Pada Remaja.
Novia, I dan Puspitasari, N. (2008).               Produk        Susu           dengan
     Faktor            Risiko         Yang         Dysmenorrhea       Primer      pada
     Mempengaruhi                 Kejadian         Mahasiswi FIK dan FKM UI
     Disminore           Primer.       The         Depok Tahun 2012. Skripsi tidak
     Indonesian Journal of Public                  diterbitkan.Depok : FKM UI.
     Health; Vol.4(2):96-104.                  Singh, A., Kiran, D., Singh, H., Nel,
Osayande, A.S. dan Meholic, S.                      B., Singh, P., Tiwari, P. 2008.
     (2014). Diagnosis and Initial                  Prevalence and       severity of
     Management                          of         dysmenorrhea : a problem
     Dysmenorrhea.               American           related to menstruation, among
     Family Physican; Vol. 89(5).                   first and second year female
Pinson, R.D. (2011). Body Mass                      medical     students.Indian       J
    Index          :            Interrelated        Physiol     Pharmacol;         Vol.
    Comorbidities. (Diakses pada 3                  52(4):389–397
    November 2016)                             Singh, K., Srivastava, D., Misra, R.,
Rahmadhayanti, E dan Rohmin, A.                     Tyagi, M. (2015). Relation
    (2016). Hubungan Status Gizi                    Between                    Primary
    dan Usia Menarche Dengan                        Dysmenorrhea        and       Body
    Disminorhea          Primer       Pada          Consumption       Parameters     in
    Remaja Putri Kelas XI SMA                       Young Females. International
    Negeri 15 Palembang. Jurnal                     Journal of Health Sciences and
    Kesehatan: Vol.7(2):255-259                     Research; Vol. 5(7).
Rustam,     E.    (2014).        Gambaran      Suprasetyo, A. (2015). Status Gizi
    Pengetahuan         Remaja       Puteri        Anak Tunagrahita Berdasarkan
    Terhadap            Nyeri         Haid         Indeks Massa Tubuh di SLB
    (Disminore)           dan          cara        Tunas Bhakti Pleret. Skripsi
    Penanggulangannya.              Jurnal         tidak diterbitkan.Yogyakarta :
    Kesehatan Andalas; Vol. 3(1).                  FIK UNY.
Silvana, P.D. (2012). Hubungan                 Tangchai,        K.,           Titapant.,
    Antara Karakteristik Individu,                  Boriboonhirunsarn, D. (2004).
    Aktifitas fisik, dan Konsumsi                   Dysmenorrhea         in        Thai
     Adolescents:Prevalence,
     Impact     and      Knowledge      of
     Treatment.J Med Assoc Thai;
     Vol. 87:69-73.
WHO.     (2011)        Overweight     and
    Obesity Fact Sheet. (Diakses
    pada 10 Agustus 2016).
Yuniyanti, B., Masini., Salim, H,H,S.
    (2014).     Hubungan        Tingkat
    Stress        Dengan        Tingkat
    Dysmenorrhea Pada Siswi Kelas
    X    dan      XI     SMK        Bhakti
    Karyakota      Magelang         Tahun
    2014.       Jurnal      Kebidanan.
    Vol.3(7).