Pemboran 3
Pemboran 3
Oleh
PEM Akamigas
OIeh:
&{tor,
2. Akhmad Sofyan M.T. ( )
ABSTRACT
In drilling, completion, Work Over & Well Service operations, drilling lines have
a very important role. Drilling line failures in operations have an impact on the costs that
must be borne by the rig due to downtime damage and potential hazards that can harm
working personnel. Therefore the selection of the right drilling line is very necessary in
the operation of the rig. For the lowest cost usage, drilling crew and all levels of drilling
management must know how to get a long life from the drilling line. These costs can
swell if the drilling line used is not in accordance with the specifications of the rig or
incorrect cutting program. Rig PDSI # 11.2 N80 / B-01 have 10 lines and 143ft mast
height so that the standard minimum line length that must be owned is 1900ft, while Rig
PDSI # 11.2 N80 / B-01 already has 3175ft . The results for cutting the drilling line are 28
meters. At the working limit of the Rig PDSI # 11.2 N80 / B-01 tonmile set a tonmile
working limit of 1200 Tonmile and can only be cut. While in API we can get results for
cutting lengths of 27.5 meters or 91 ft per 1000 - 1300 Tonmile. In calculating Tonmile
roundtrip for routes 12 1/4 ", there is a slight difference between the standard formula and
the formula used in the field, on the tonmile record data for 12 1/4" roundtrip get the
results of 146.81 Tonmile, whereas when using the standard formula get the calculation
results 136.60 Tonmile. Slipping & cut off must be done for efforts to smooth and safe
drilling operations so that it can help optimize costs incurred, because if the drilling line
used is not slipping and cut off according to the API 9B standard, at any time the drilling
line used can break and will greatly hamper the operation, the string is damaged due to
drilling line breaking, NPT, risk of crew accident (fatality).
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
INTISARI ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penulisan ...................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................... 3
iii
IV. EVALUASI PENGGUNAAN DRILLING LINE UNTUK
UPAYA OPTIMASI COST OPERASI RIG PDSI #11.2 N80/B-01
PADA SUMUR BN-56 PT. PERTAMINA EP ASSET 5 BUNYU
FIELD ……………………………………………………. 36
4.1 Drilling Line …... ..................................................................... 32
4.2 Identifikasi Drilling line Pada Rig PDSI #11.2 N80/B-01…... 37
4.3 Slipping & Cut Off Program .................................................... 39
4.4 Data Record Tonmile drilling line ........................................... 42
4.5 Kalkulasi Tonmile & Tegangan drilling line ............................ 44
4.6 Perhitungan cost operasi dengan memperhatikan penggunaan
drilling line ............................................................................... 52
V. PENUTUP .......................................................................................... 54
5.1 Simpulan .................................................................................. 54
5.2 Saran ........................................................................................ 55
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Peta Pulau Bunyu .............................................................................. 6
3.1 Drilling Line....................................................................................... 11
3.2 Bagian Drilling Line .......................................................................... 12
3.3 Jenis Konstruksi Wire Rope ............................................................... 16
3.4 Arah Simpul dari Wire Rope .............................................................. 18
3.5 Diameter drilling line ......................................................................... 19
3.6 Tolerance rope diameter API 9-A ...................................................... 20
4.2 Recommended Cut Off Length API RP 9B ........................................ 40
4.2.1 Total work of Drilling Line cricteria .............................................. 40
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jenis-Jenis Ukuran dan Konstruksi Wire Rope .................................. 14
3.2 Diameter nominal Wire rope.............................................................. 19
3.3 Panjang Drilling Line pada Berbagai Tinggi Menara ........................ 24
3.4 Recommended Cut Off Length For Drilling Lines (API 9B) ............. 25
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Catatan Ton Mile Halaman 1 ................................................................ 57
2. Catatan Ton Mile Halaman 2 ................................................................ 58
3. Catatan Ton Mile Halaman 3 ................................................................ 59
4. Certificate wirerope .............................................................................. 60
5. Certificate Rig ....................................................................................... 61
6. Well Program ........................................................................................ 62
vii
I. PENDAHULUAN
diperlukan dana yang tidak sedikit (hight cost), memerlukan teknologi yang
qualityman) dan resiko yang besar (high risk). Maka dari itu, perlu dilakukan
perencanaan dan persiapan yang teliti. Perencanaan dan persiapan perlu dilakukan
secara baik dan sistematis untuk meminimalkan biaya dan meminimalkan masalah
beberapa komponen yang dibutuhkan untuk menunjang sarana dan prasarana agar
proses pemboran dapat berjalan lancar dan tepat waktu, salah satu dari komponen
utama rig tersebut adalah hoisting system yang berfungsi untuk mengangkat dan
menurunkan drill string, casing string dan peralatan subsurface lainnya dari dan
harganya mahal dan pada saat operasi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
drilling line lebih banyak dibandingkan dengan biaya untuk drillpipe atau bahkan
pemboran dan semua tingkat managemen pemboran harus tahu bagaimana untuk
mendapatkan usia yang panjang dari drilling line. Biaya tersebut dapat
membengkak apabila drilling line yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi
1
rig atau program pemotongan yang tidak benar. Pemotongan yang terlalu cepat
mengganggu jalannya pemboran serta membahayakan kru bor jika drilling line
tersebut putus.
untuk mengangkat hal ini dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) dengan judul
“Evaluasi penggunaan Drilling Line untuk upaya optimasi cost operasi Rig
BUNYU Field”.
2
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan program studi Diploma III yang dijalani, maka penulisan
Kertas Kerja Wajib ini penulis membatasi tulisan hanya pada identifikasi drilling
penggunaan drilling line pada rig Rig PDSI #11.2 N80/B-01 yang digunakan
BAB I, PENDAHULUAN
drilling line.
3
Pembahasan Evaluasi penggunaan Drilling Line untuk upaya optimasi
cost operasi Rig PDSI #11.2 N80/B-01 pada sumur BN-56 PT.
BAB V, PENUTUP
4
II. ORIENTASI UMUM
yang melakukan pemboran di sumur B-001 hingga B-016. Dua puluh tahun
perusahaan patungan antara BPM dan pemerintah Hindia Belanda. Sejak tahun
BPM dalam NIAM bukan lagi pemerintah Hindia Belanda melainkan pemerintah
menjadi hak pemerintah Indonesia dijadikan modal perusahaan minyak baru yang
PERTAMINA.
5
bernama PT Ustraindo di tahun 1993 sampai dengan 1994, PT. Pertamina
kemudian kembali mengambil alih lapangan ini dan hingga kini berada di
alam, gas lift, dan pompa. Adapun kondisi operasi produksi lapangan
b) 2009 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2009 adalah 1.811 BOPD, 4.594
c) 2010 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2010 adalah 4.454 BOPD, 5.123
d) 2011 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2011 adalah 5.347 BOPD, 5.459
6
e) 2012 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2012 adalah 7.420 BOPD, 8.867
f) 2013 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2013 adalah 5.501 BOPD, 8.003
g) 2014 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2014 adalah 5.991 BOPD,
h) 2015 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2015 adalah 4.146 BOPD, 9.600
i) 2016 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2016 adalah 3444 BOPD, 8416
j) 2017 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2017 adalah 2945 BOPD, 7094
k) 2018 : Laju produksi rata-rata pada tahun 2018 adalah 4948 BOPD, 7837
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) sekitar 187,5 km² dengan memiliki lima
BUNYU. Pada formasi Bunyu mempunyai ketebalan sekitar 300-700 meter dan
terletak secara tak selaras di atas formasi Tarakan. Litologinya terdiri dari batuan
selang seling dengan lignit dan serpih. Pada umumnya batu pasir lebih tebal, lebih
7
kasar, dan lebih kompak dibandingkan dengan batu pasir dari formasi Tarakan.
Tebal batu pasir dan batubara berkisar dari 1 – 30 meter. Rata-rata kedalaman
sumur di Lapangan Bunyu 2000 – 3000 meter dengan formasi untuk sumur
penghasil minyak di kedalaman 800 – 1500 meter dan untuk sumur penghasil gas
Gathering Station, Loading Terminal, Gas Compressor Station (GCS) Bunyu dan
oleh operator yang berada di lapangan ataupun dioperasikan dan dikontrol secara
juga dilengkapi dengan fasilitas Shut Down System, dimana fasilitasini akan
a. Separator
yaitu:
8
1. Fasa Gas, di mana gas ini kemudian diproses di dalam Scrubber untuk
dijadikan gas bersih sebagai gas suction kompresor dan sebagian lagi
2. Fasa Minyak, dimana minyak ini kemudian dikirim ke tangki untuk proses
emulsi.
3. Fasa Air, yang kemudian diinjeksikan lagi ke dalam sumur sebagai air
b. Scrubber
menjadi bersih.
Negara (PLN) Bunyu, Tarakan, dan Pemda Bulungan untuk gas rumah
tangga.
9
PEP Bunyu mempunyai 2 Stasiun Kompresor Gas, dimana Stasiun
gas lift serta menaikkan tekanan bahan bakar gas bersih untuk Pembangkit
Negara (PLN) Bunyu dan Tarakan serta program city gas untuk gas rumah
tangga.
10
III. DASAR TEORI
Drilling line atau yang biasa disebut dengan wire rope merupakan wire
Tali ini dililitkan secara bergatian melalui katrol pada crown block dan traveling
block kemudian digulung pada rotating drawwork drum (Gambar 3.1). Drilling
untuk menahan atau menarik beban yang diderita oleh hook. Beban-beban yang
11
c. Operasi pemancingan (fishing job).
a. Core: Bagian tengah dari drilling line yang dililit oleh strand.
12
Drilling line pada hoisting system terdiri dari beberapa susunan
a. Reveed “drilling line” : tali yang melewati roda-roda crown block dan
b. Dead line : tali tidak bergerak yang ditambatkan pada substructure (tali
mati).
rig.
Salah satu jenis dari drilling line adalah wire rope. Wire rope dibuat dari
carbon steel yang didinginkan dengan cepat dan mempunyai variasi ukuran dan
kekuatan (lihat Tabel 3.1) API mengklasifikasikan ukuran wire rope sebagai
berikut :
13
Tabel 3.1 Jenis-Jenis Ukuran dan Konstruksi Wire Rope
14
15
Pada umumnya EIPS dan IPS yang mempunyai kekuatan tinggi digunakan
saat ini untuk drilling line. Elemen utama dari wire rope adalah kawat-kawat
tunggal. Lembaran-lembaran kawat diuntai di sekeliling inti dari wire rope. Inti
dapat dibuat dari tali fiber, plastik, baja, atau kawat tunggal. Wire rope umumnya
dibagi dari bentuk inti dan jumlah dari simpul yang membungkus di sekitar inti,
mengelilinginya.
16
b) Filler wire : Konstruksi ini mempunyai 2 (dua) layer dengan ukuran
setengah jumlah wire dari yang disusun di layer bagian luar. Filler wire
kecil dengan jumlah sama dengan wire dalam diletakkan di celah inner
layer.
memiliki jumlah yang sama untuk setiap layer. Wire yang berukuran
inner layer dan dua macam diameter wire, secara bergantian besar dan
kecil dibagian outer layer. Wire besar duduk di lembah dan wire kecil
di punggung innerlayer.
centre wire, dua layer pertama berpola warrington dengan layer ketiga
17
Arah Pintaran
Tidak semua wire rope mempunyai puntiran atau pintalan strand sama, ada
yang ke kiri dan ada yang ke kanan. Arah wirenya juga ada yang ke kiri dan ke
Arah dari tali dapat dibagi berdasarkan simpul yang melingkari inti dan
1. Right Regular Lay (RRL) Arah strand ke kanan dan arah wire
2. Left Regular Lay (LRL) Arah strand ke kiri dan arah wire berlawanan
3. Right Lang Lay (RLL) Arah strand ke kanan dan arah wire searah
dengan strand.
4. Left Lang Lay (LLL) Arah strand ke kiri dan arah wire searah dengan
arah strand.
5. Composite atau Reverse Lay Rope Bila strand terbagi dalam arah jalinan
yang berlawanan.
18
Ukuran Diameter
Ukuran diameter wire rope diukur dari puncak strand ke strand yang
Ukuran wire rope umumnya lebih besar sedikit dari ukuran nominalnya.
Ini merupakan kondisi yang normal karena apabila dipakai pada operasi setelah
beberapa saat maka wire rope tersebut akan berukuran sebesar ukuran nominal.
0–¾ 0 1/32
1 3/8 – 1 ½ 0 1/16
Ukuran wire rope tidak boleh lebih kecil dari ukuran nominal, tetapi boleh besar
19
Gambar 3.6 Tolerance rope diameter API 9-A
• Design Factor
maka wire rope dan peralatan yang berkaitan harus dipastikan dalam kondisi
Design minimum factor dari wire rope digunakan untuk mengetahui nilai
batas minimal dari penggunaan wire rope yang aman. Design minimum factor
BS x N x Eta
Design Faktor = ----------------
W
Dimana :
BS = breaking strength
N = jumlah lilitan
W = beban total
20
Berikut adalah nilai minimum desain factor dari masing-masing wire rope:
Safety factor
- Sand line. 3
Bila nilai desain minimum factor yang digunakan lebih dari nilai minimum
Tensile Strength
Tensile strength adalah gaya per satuan luas penampang yang dibutuhkan
untuk dapat menahan beban tanpa rusak sedikitpun. Tujuan dari perhitungan
tensile strength adalah untuk mengetahui nilai beban yang harus ditanggung
oleh drilling line. Karena dihitung dalam kondisi statis/diam, maka nilai
tensile strength pada drilling line sama dengan nilai tensile strength pada fast
W
Ff = Fd = ---------
N
Rumus diatas fungsi dari jumlah lilitan (N) menjadi tidak efisien. Nilai
Application, Care and Use of Wire Rope for Oilfield Services. Oleh karena itu
rumus perhitungan tensile load pada drilling line dan fast line menjadi :
21
W
Ff = ----------------
ExN
Dimana:
ditentukan wire rope yang sesuai dengan rig serta daerah operasi pemboran yang
akan dilakukan. Pemilihan wire rope yang tepat sangatlah penting, jangan sampai
drilling line yang dipesan tidak sesuai dengan spesifikasi rig dan kondisi daerah
pemboran.
dari crown, drum dan traveling block. Tidak boleh lebih besar
2. Arah pintalan (lay) harus sesuai dengan drum. Left lay digunakan
3. Jenis core yang sesuai untuk drilling line adalah IWRC. Fiber core
22
akan tetapi wire rope dengan inti fiber tidak cocok untuk
4. Grade of Steel dari wire rope yang digunakan sebagai drilling line
sesuai dengan rekomendasi API adalah IPS atau EIPS. API juga
optimal.
diperlukan agar dapat menarik pipa pada posisi terendah dengan ditambah pada
drum drawwork masih tersisa sejumlah batas aman. Batas aman drilling line di
drum drawwork adalah plain drum satu layer ditambah 4 sampai enam lilitan
kalau pada groove drum cukup sejumlah 6 sampai 9 lilitan. Apabila drilling line
tidak sesuai dengan panjang minimum berarti keausan dari drilling line tidak
dapat diratakan dan karena hanya untuk sekali terpasang, akibatnya banyak bagian
optimal. Tetapi panjang drilling line yang terlalu panjang juga dapat berakibat
23
Tabel 3.3 Panjang Drilling Line pada Berbagai Tinggi Menara
services life dari drilling line. Penggeseran drilling line dilakukan untuk
keausan terbesar itu terjadi pada titik di mana saat mulai menaikkan dan
menurunkan beban yang di sebut titik kritis. Titik kritis tersebut terdapat pada
24
crown block, traveling block, cross over drum dan dead line yang terjadi di tempat
Cut Off Practice for Drilling Line Ton Mile before cut API RP 9B. Untuk
menentukan ton mile diperlukan data diameter drilling line, tinggi menara
dan kekerasan formasi yang akan dibor serta safety factor yang digunakan.
Tabel 3.4 Recommended Cut Off Length For Drilling Lines (API 9B
25
Yang harus diperhatikan saat slipping dan cutting drilling line :
matematis.
Sebagian besar dari kerja drilling line yang dilakukan adalah untuk
pekerjaan round trip. Jumlah kerja yang di lakukan untuk round trip dapat
1
D (L + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶)
TR = +
10.560.000 2.640.000
Keterangan :
D = Kedalaman lubang, ft
26
LS = Panjang drill pipe per stand, ft.
C = berat excess, yaitu selisih berat seluruh drill collar assembly dalam
lumpur dikurangi berat drill pipe dalam lumpur untuk panjang yang sama, lbs.
Bouyancy Factor
keterangan :
Rumus ton mile drilling dengan top drive tanpa reaming adalah
sebagai berikut:
27
Keterangan :
Ton mile untuk short trip dapat dihitung ton mile round trip dari
kedalaman dasar dikurangi ton mile round trip dari kedalaman casing shoe.
𝑇𝑆 = 𝑇𝑅𝑇 – 𝑇𝑅𝐶
Keterangan :
TRT = Ton mile round trip dari kedalaman akhir, ton mile
TRC = Ton mile round trip dari kedalaman casing shoe, ton mile
Prinsip penghitungan sama dengan rumus round trip biasa, tetapi berbeda
dengan perhitungan berat excess, yang harus diperhitungkan pula escess HWDP.
1
D (L + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶𝐻)
( +
10.560.000 2.640.000 )
Tc =
2
28
Keterangan :
CH = berat excess yang besarnya sama dengan selisih berat seluruh drill
collar dan heavy weight drill pipe dalam Lumpur dengan berat drill pipe
Pada saat rig up perlu juga dihitung ton mile drilling line yang digunakan
untuk menarik menara. Rumus ini hanya berlaku pada rig dengan tipe menara
1415 x w x h
𝑇𝑟𝑢 =
10.560.000
Keterangan :
H = Tinggi Menara, ft
2
(Woe + 3 (Wdp x Ls)) 𝑁 𝑥 𝐿𝑠
Tsu =
10560000
Keterangan:
29
Ls = Panjang stand, feet
N = Jumlah stand
penggeseran. Pasang safety U-bolt clamp atau wire clip untuk tiap
penggeseran.
hal-hal berikut:
• Setelah klem agak longgar goyang wire rope agar wire rope
bergerak naik.
baut) agar jika klem terlalu longgar dan bergerak naik dengan
line anchor.
30
5. Kencangkan kembali baut klem dead line anchor.
1. Selanjutnya clamp dengan wire rope clips fast line dengan line
lainnya supaya pada waktu drilling line yang ada di drum dilepas,
putaran drum dan buka klem drilling line pada drum drawwork.
kerapatan gulungan.
6. Setelah selesai angkat traveling block dan lepas wire rope clips di
fast line.
31
2. Untuk memindahkan reel, dengan memakai linggis (batang pipa)
4. Jangan menjatuhkan reel dari truck dan lain-lain yang akan merusak
rope
safety factor yang cukup agar drilling line dapat dikatakan aman.
ft/menit.
stabilizer atau drilling line guide harus dipasang. Hal ini tidak
32
dilakukan pada rig MSH 2000/30 karena wireline stabilizer tidak di
pasang
sekali.
5. Fleet angle atau sudut yang dibentuk fast line pada saat di posisi
pinggir drum dengan garis center antara drum dan fast line sheave
drum.
hang line atau penahan agar traveling block posisi tegak dekat
rotary table.
33
2. Letakkan reel pada posisi sedekat mungkin dengan dead line
stringing grip.
7. Gulung terus kabel tua sampai kabel baru masuk drul dengan
jumlah cukup.
8. Ikat Drilling Line baru dan lepas swivel type string grip. Keluarkan
wraps dari pada faced drum harus mempunyai satu layer penuh
10. Dead Line Anchor hold down sheavesnya harus paling sedikit 15 x
diameter wire rope, klem dengan bath jangan sampai link flatten
tertekan kembali.
11. Setelah selesai angkat traveling block dan lepas hang off line dari
traveling block.
34
12. Berikan waktu break in, dengan memberi beban ringan terlebih
35
IV. EVALUASI PENGGUNAAN DRILLING LINE UNTUK
BUNYU FIELD
Pada bab ini akan di bahas evaluasi mengenai “Penggunaan Drilling Line
untuk upaya optimasi cost operasi Rig PDSI #11.2 N80/B-01 pada Sumur BN-56
harganya mahal dan pada saat operasi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
drilling line lebih banyak dibandingkan dengan biaya untuk drillpipe atau bahkan
usia yang panjang dari drilling line. Biaya tersebut dapat membengkak apabila
drilling line yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi rig atau program
pembengkakan biaya yang terjadi akibat dari pembelian drilling line melebihi
36
kerusakan pada drilling line dan dapat mengganggu jalannya pemboran serta
Adapun usaha usaha untuk mencapai hal tersebut adalah sebagai berikut :
kebutuhan
dengan kondisi rig (tinggi menara, diameter drum, jenis drum). Penentuan
cut off program sangat penting untuk menjaga umur pakai yang maksimal.
4.2 Identifikasi Drilling line Pada Rig PDSI #11.2 N80/B-01 (menurut API
9A)
Drilling Line pada Rig PDSI #11.2 N80/B-01 memiliki Spesifikasi sebagai
•Nominal Diameter = 1 ¼
37
Dari data Spesifikasi diatas maka dapat kita identifikasi Drilling line Pada
6x19 = strand dan wire, yaitu 6 strand & 19 wire per strand
maka drilling line pada rig PDSI #11.2 N80/B-01 aman untuk digunakan,
karena apabila lebih besar dan lebih kecil akan mengakibatkan pergeseran
dan pergesekan.
Rig PDSI #11.2 N80/B-01 adalah rig dengan desain tinggi mast
43,28 meter (143 ft) dengan 10 lines yang mampu mengangkat load
hingga 317,4 Ton. Namun karena safety faktor, saat ini Rig PDSI #11.2
Rig PDSI #11.2 N80/B-01 memiliki 10 lines dan tinggi mast 143ft
maka secara standard panjang line minimum yang harus dimiliki adalah
580 m (1900 ft), sedangkan yang dianjurkan adalah 1828 m (6000 ft). Rig
PDSI #11.2 N80/B-01 pada saat ini memiliki panjang 968 m (3175 ft), ini
38
memenuhi standard untuk panjang minimum yang harus dimiliki, tetapi
sudah memenuhi panjang minimum yang harus dimiliki, jika 968 m cukup
panjang digunakan pada sumur BN-56 maka drilling line Rig PDSI #11.2
Slipping dan Cut Off berguna untuk menaikkan service life dari drilling
line. Untuk proses Slipping dan Cut Off terdapat kalkulasi perhitungan dengan
39
Gambar 4.2. Recommended Cut Off Length API RP 9B
40
Data Rig Rig PDSI #11.2 N80/B-01 = Tinggi Menara : 143 ft.
Maka kita bisa mendapatkan hasil untuk panjang pemotongan adalah 27.5
meter atau 91 ft setiap 1000 – 1300 Tonmile, ini tergantung seberapa sulit rig
melakukan pemboran.
Ini sesuai dengan data lapangan yaitu Rig PDSI #11.2 N80/B-01 untuk
pemotongan drilling line adalah sebesar 28 meter. Pada batas kerja tonmile Rig
PDSI #11.2 N80/B-01 menetapkan batas kerja tonmile sebesar 1200 Tonmile baru
bisa dilakukan pemotongan. Tentu saja itu bisa dilakukan, karena pada hal ini
pemboran di BN-56 cenderung aman maka batas kerja tonmile ditetapkan pada
juga mempengaruhi cost karena apabila terlalu cepat melakukan pemotongan akan
41
line di geser sepanjang 7 meter pada hospel, sedangkan untuk tonmile
Jadi dapat kita simpulkan apabila drilling line Rig PDSI #11.2
4.4 Data Record Tonmile drilling line Rig PDSI #11.2 N80/B-01
42
16 23 Aprl ↓Rangkaian Bit 12 1/4" PDC + BHA Rotary 31.69 530.13
dari 826 s/d 1650 m
17 23 Aprl ↑Rangkaian BHA Rotary 1650 to surface 63.38 593.51
18 23 Aprl ↓↑ Rangkaian BHA Rotary 0 - 1650 - 0 m 75.76 669.27
19 24 Aprl ↓ Rangkaian casing 9 5/8" dari 0 - 759 m 47.34 716.61
20 24 Aprl ↓ Lanjut run casing 9 5/8" dari 759 s/d 1648 m 18.94 735.55
21 ↓Rangkaian Bit TCB 8 1/2" 0 - 1165 m 52.08 787.63
(Slip #1)
22 26 Aprl Lanjut Bor DSCC + Cement dari 1165 m s/d 12.78 800.41
1655 m
23 26 Aprl ↑ 8 1/2" TCB + BHA Rotary to surface 51.6 852.01
24 27 Aprl ↓ BHA DD + Bit 8 1/2" 0 - 500 m 33.14 885.15
25 27 Aprl 8 1/2" PDC Bit + BHA DD formasi 500 - 1654 23.33 908.48
m
26 27 Aprl Lanjut bor formasi bit 8 1/2" PDC + BHA DD 15.62 924.1
dari 1650 s/d 1843 m
27 28 Aprl Lanjut bor formasi bit 8 1/2" PDC + BHA DD 4.47 928.57
dari 1843 s/d 2070 m
28 29 Aprl Lanjut bor formasi bit 8 1/2" PDC + BHA DD 19.5 938.07
dari 2070 s/d 2640 m
29 30 Aprl Lanjut bor formasi bit 8 1/2" PCD + BHA DD 24.7 962.77
2640 s/d 2699 m
30 1 Mei ↑Rangkaian BHA DD + Bit 8 1/2" PDC dari 130.21 1092.98
2700 s/d 0
31 2 Mei ↓BHA Trip (rotary) 8 1/2" PDC 0 - 1645 m 59.52 1152.5
(Slip #2)
32 ↓ BHA Trip 8 1/2" PDC + BHA Rotary 1645 - 37.73 1190.23
2699 m
33 ↑ Rangkaian BHA Rotary + Bit 8 1/2" PDC 94.69 1284.92
dari 2700 - 0 m
34 5 Mei ↓↑ BHA Trip (rotary) 8 1/2" PDC 0 - 2700 - 0 171.02 1455.94
m
(Slip #3)
35 7 Mei ↓ Casing 7" + Dp 5" penghantar 0 - 2695 m 47.31 1503.25
36 ↑ Dp 5" penghantar liner hanger 7" 1583 m 39.61 1542.86
37 ↑ 8 1/2" TCB 1583 - 0 m 85.76 1628.62
38 8 Mei ↓↑ TCB 6" , Cabut dan masuk rangkaian TCB 127.44 1756.06
6" dari 0 s/d 2664 m
43
standard API 9B dilakukan pemotongan apabila telah mencapai batas
pada kasus ini saat masih mencapai 498.44 tonmile drilling line dipotong
sepanjang 14 meter, hal ini bisa saja dilakukan karena beberapa aspek
diantaranya kondisi drilling line yang sedikit rusak dan mengambil batas
1. Tonmile Roundtrip
Perhitungan ton mile pada saat melakukan round trip drill pipe
dapat dihitung guna untuk mementukan beban yang akan di terima oleh
drilling line pada saat melakukan suatu pekerjaan round trip drill pipe.
1
D (L + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶)
TR = +
10.560.000 2.640.000
Keterangan :
D = Kedalaman lubang, ft
44
C = Berat excess, yaitu selisih berat seluruh drill collar assembly
D = 2788ft
Ls = 93 ft
Wm = 16.89 lbs/ft
M = 25000 lbs
C = 41384 lbs
1
D (Ls + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶)
TR = +
10.560.000 2.640.000
sebesar 61.1 tonmile, ini adalah hasil perhitungan secara matematis dengan rumus
standard API, 10,28% lebih besar dari hasil yang didapat dengan perhitungan
lapangan yaitu sebesar 55.40 Ton Mile. Hal ini dikarenakan beberapa rangkaian
45
Data untuk Drilling 12 ¼ “ :
D = 5413 ft
Ls = 93 ft
Wm = 16.72 lbs/ft
M = 25000 lbs
C = 37220 lbs
1
D (Ls + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶)
TR = +
10.560.000 2.640.000
sedikit selisih perbedaan antara rumus baku dengan rumus yang digunakan
hasil sebesar 146.81 Tonmile, 7,4% lebih besar dari hasil yang didapat
karena beban yang diterima oleh drilling line tidaklah sedikit, maka dari
46
itu perhitungan ton mile pada saat running casing harus diperhatikan
dengan sebaik-baiknya.
Keterangan :
Trayek 9 5/8”
data :
D = 5408 ft
LCS = 40 ft
M = 25000 lbs
terdapat sedikit selisih perbedaan antara rumus baku dengan rumus yang
47
mendapatkan hasil sebesar 66.28 Tonmile, 11% lebih kecil dari hasil yang
beratnya.
Pada saat short trip perhitungan ton mile harus tetap di hitung agar
tidak terjadi ke ausan ataupun hal tidak diinginan pada saat pekerjaan short
trip walaupun tidak seberat dari pekerjaan running casing short trip harus
𝑇𝑆 = 𝑇𝑅𝑇 – 𝑇𝑅𝐶
TS = 136.6 – 77.33
TS = 59.27 tonmile
diperhatikan dengan seksama karena banyak rangkaian yang ikut pada saat
proses round trip ini, sehingga harus di hitung dengan benar agar tidak
1
D (L + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶𝐻)
( +
10.560.000 2.640.000 )
Tc =
2
Keterangan :
48
CH = berat excess yang besarnya sama dengan selisih berat seluruh drill
collar dan heavy weight drill pipe dalam Lumpur dengan berat drill pipe
D = 5413 ft
Ls = 93 ft
Wm = 16.72 lbs/ft
M = 25000 lbs
CH = 37220
Maka :
1
D (L + D) Wm 𝐷 (𝑀 + 2 𝐶𝐻)
( +
10.560.000 2.640.000 )
Tc =
2
dilapangan, yaitu sebesar 10,92%. Pada data record tonmile untuk roundtrip
49
5. Ton Mile Stand Up
drill collar harus dihitung karena pengangkatan ini diletakkan di lantai bor
dan harus dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan ton mile harus di
hitung dengan benar karena jika ada kesalahan akan terjadi akibat yang
buruk.
2
(Woe + 3 (Wdp x Ls)) 𝑁 𝑥 𝐿𝑠
Tsu =
10560000
Keterangan:
N = Jumlah stand
2
(𝑊𝑜𝑒 + 3 (𝑊𝑑𝑝 𝑥 𝐿𝑠)) 𝑁 𝑥 𝐿𝑠
𝑇𝑠𝑢 =
10560000
2
(25000 + 3 (19.5 𝑥 93)) 90 𝑥 93
𝑇𝑠𝑢 =
10560000
50
30.12 Tonmile, sedangkan apabila menggunakan rumus baku mendapatkan
Diketahui:
𝐵𝑗 𝑘𝑓
W = L x Wn (1 − ) + 𝑊. 𝐵𝑙𝑜𝑐𝑘
𝐵𝑗 𝑆𝑡𝑒𝑒𝑙
9.33 𝑝𝑝𝑔
= 5413 ft x 19.5 lb/ft (1 − ) + 25000
65.5 𝑝𝑝𝑔
= 115459 lb
𝑘 𝑛 −1
Efisiensi =( )
𝑘 𝑠 𝑛(𝑘−1)
1.0410 −1
=( )
1.045 𝑥 10 (1.04−1)
= 0.986
s = jumlah sheave
K(Konstanta): 1.04
𝑤
Tfl (Fast Line) = ( 𝑛 𝑥 𝐸𝑓)
115459
= ( 10 𝑥 0.986)
= 11.7 klbs
51
𝑤 𝑥 𝑘𝑛
Tdl (Tension Dead Line) = ( )
𝑛 𝑥 𝐸𝑓
115459 𝑥 1.0410
=( )
10 𝑥 0.986
= 17.3 klbs
line
= US$ 1.000.000
52
pemotongan dan penggeseran drilling line memakan waktu selama 12 jam
dalam 40 hari pemboran tersebut. Biaya yang dikeluarkan akibat NPT (non
25000
Total Cost yang terpakai = 12 ( )
24
= US$ 12.500
Jadi, total cost dari NPT akibat pemotongan dan penggeseran drilling
Slipping & cut off memang harus dilakukan untuk upaya untuk
kegiatan operasi pemboran yang lancar dan aman sehingga dapat membantu
tidak dilakukan slipping and cut off sesuai standard API 9B maka sewaktu-
waktu drilling line yang digunakan bisa putus dan akan sangat menghambat
operasi, rangkaian string rusak akibat drilling line putus, NPT, resiko
kecelakaan kru (fatality). Dan apabila drilling line putus maka harus diganti
dengan drilling line baru, untuk pembelian 1 gulungan drilling line bernilai
US$ 30000.
ataupun rusak dari segi fisiknya agar pekerjaan pemboran menjadi lancar,
3 dalam 1 strand
6 dalam 1 wire
12 dalam 1 line
53
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil pengamatan system sirkulasi pada Rig PDSI #11.2 N80/B-
1. Rig Rig PDSI #11.2 N80/B-01 memiliki 10 lines dan tinggi mast 143ft
maka secara standard panjang line minimum yang harus dimiliki adalah
1900ft, sedangkan Rig PDSI #11.2 N80/B-01 Rig PDSI #11.2 N80/B-
batas kerja tonmile Rig PDSI #11.2 N80/B-01 menetapkan batas kerja
54
5. Pada perhitungan Tonmile running casing untuk trayek 9 5/8”,
Tonmile.
5.2 Saran
2. Apabila tonmile masih kecil sedangkan bentuk dari drilling line sudah
penangan wire rope ketika masih ada di reel dan penanganan selama
4. Lakukan perawatan secara rutin agar drilling line yang tetap terjaga
kualitasnya.
5. Penghitungan ton mile harus dilakukan secara akurat agar usia pakai
55
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Alexandri, ____ , Pemeliharaan drilling line dan perhitungan ton mile
4. Drilling Data Handbook 9th Edition, 2014, Hoisting System, G. Gabolde and J.
Nguyen, Paris.
6. API RP 9B, 2015, " Application, Care, and Use of Wire Rope for Oil Field
Service”
7. IADC Drilling Manual (eBook Version V.11), 2000, “IADC Drilling Manual”,
Houston.
56
Lampiran 1. Catatan Ton Mile Halaman 1
Lampiran 2. Catatan Ton Mile Halaman 2
Lampiran 3. Catatan Ton Mile Halaman 3
Lampiran 4. Certificate wirerope
Lampiran 5. Certificate Rig
1. Nama Lokasi : B-1815
2. Nama Sumur : BN-56
3. Daerah / Region : Bunyu / Kalimantan Timur
4. Klasifikasi Sumur : Pengeboran Eksploitasi
5. Jenis Sumur : Directional S Type
6. Koordinat permukaan : X = 593242,70 m dan Y = 384900,73 m
Koordinat bawah tanah : X= 592980 m dan Y = 385046m
7. Elevasi/Ground Level : 27,85m di atas permukaan laut.
8. Tinggi Lantai Bor : 6.09 m dari GL
9. KOP : 120 m
10. Azimuth/Inklinasi : 298.94 deg / 21,93 deg
11. Horisontal Displacement: 295 m
12. Rig/Drilling Kontraktor : Rig 1000 HP / PT. PDSI(#11.2/N-80B-M)
13. Tujuan Pengeboran : Pengembangan Struktur Bunyu Nibung
14. Prospek Utama : Grup H,BB, CC
15. Prospek Tambahan : -
16. Rencana Kedalaman Akhir : 2700mMD
17. Perkiraan Hari Kerja : 39 hari
Hari Kerja Bor : 28 hari (dry hole basis)
Perkiraan Hari Komplesi : 11 hari (completion basis)
18. Rencana Waktu Tajak : Maret 2019
19. No AFE : 19-190-656-OO