Pengenalan Teknologi Kloning Melalui Media Pembelajaran Interaktif "Lakon" Pada Siswa SMA Di Kota Yogyakarta
Pengenalan Teknologi Kloning Melalui Media Pembelajaran Interaktif "Lakon" Pada Siswa SMA Di Kota Yogyakarta
124
Bimantara, dkk - Pengenalan Teknologi Kloning Melalui Media Pembelajaran ...
perwakilan siswa kelas XII, berbagai materi beranggapan negatif mengenai penerapan
yang akan digunakan untuk mendukung teknologi kloning. Melalui penyuluhan ini
pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan diharapkan siswa dapat memahami dengan
dikumpulkan. Studi pustaka dilakukan benar dasar-dasar teknologi kloning
untuk mencari dan membandingkan beserta perkembangannya saat ini.
keefektifan masing-masing metode 4. Tahap pengenalan teknologi kloning melalui
yang akan diaplikasikan dalam kegiatan media pembelajaran interaktif Lakon
pengabdian masyarakat.
Praktik “Lakon” dilakukan agar siswa
4. Persiapan alat bahan dapat lebih mudah memahami prinsip
Persiapan berbagai alat bahan yang dasar teknologi tersebut. Siswa akan
mendukung pelaksanaan pengenalan mendapatkan gambaran yang lebih jelas
teknologi kloning mencakup : LCD mengenai teknologi kloning dengan
proyektor, laptop, plastisin, gunting, stiker, melakukan simulasi didampingi oleh tim
kertas karton, pewarna, dan video interaktif pelaksana pengabdian masyarakat. Selain
mengenai penerapan “Lakon” dalam itu, praktek langsung juga akan membuat
pengenalan teknologi kloning. siswa akan lebih lama mengingat materi
yang diberikan selama kegiatan jika
Pelaksanaan dibandingkan dengan hanya dilakukan
1. Pre-Test pemberian teori saja. Siswa akan dibagi
Tahapan ini dilaksanakan selain untuk menjadi 5 kelompok agar penyerapan
mengetahui kemampuan awal siswa materi praktek berjalan lebih efisien. Hal-
juga digunakan sebagai perbandingan hal yang akan dilakukan pada tahap ini
pemahaman siswa setelah dilakukan antara lain:
sosialisasi “Lakon” guna evaluasi program. a. Setiap kelompok akan didampingi oleh
Topik yang diujikan dalam pre-test ini satu pendamping dari tim pengabdian
adalah kesan siswa terhadap kata kloning, b. Pembagian media pembelajaran
pengertian kloning, metode kloning, interkatif Lakon berupa puzzle yang
kerugian kloning, manfaat kloning, hukum berisi gambaran beberapa bahan yang
kloning dan implementasi kloning yang digunakan dalam teknologi kloning,
mereka ketahui. antara lain : vektor kloning, DNA
2. Tahap penyuluhan pentingnya menjadi target, enzim restriksi endonuklease,
generasi anti-hoax enzim ligase, vektor transformasi, dan
Pada tahap ini akan diadakan penyuluhan beberapa salinan dari plasmid yang
kepada siswa MA Muhammadiyah telah disisipi DNA.
Yogyakarta mengenai pentingnya c. Tim pendamping akan melakukan
menghindari penyebaran berita hoax review ulang mengenai dasar kloning
di masyarakat sekaligus menjadi agen dan menjelaskan alat serta bahan
pemberantasnya. Pengetahuan mengenai yang akan digunakan dalam simulasi
pentingnya menjadi generasi anti-hoax tersebut.
sangat bermanfaat bagi siswa sehingga d. Siswa akan diarahkan untuk
terlatih menjadi pribadi yang kritis dan melakukan praktek simulasi langsung
tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan oleh tim pendamping (Gambar 2)
yang buruk.
e. Video interaktif akan ditampilkan di
3. Tahap penyuluhan mengenai sejarah dan akhir sesi praktek simulasi sebagai
perkembangan teknologi kloning bahan review materi dan praktik
Pemahaman yang benar mengenai simulasi yang dilakukan sebelumnya.
teknologi kloning sangat penting dimiliki f. Siswa akan diberikan waktu untuk
oleh masyarakat agar terhindar dari budaya mengerjakan soal-soal terkait materi
anti-kemajuan. Beberapa orang masih dan praktek simulasi yang dilakukan
sebagai bahan evaluasi (post test) pendonor inti sel dengan kesamaan materi
keefektifan metode pembelajaran. genetik yang identik. Dalam perkembangannya,
g. Pengumpulan nomor kontak media teknologi kloning tidak hanya ditujukan untuk
sosial Whatsapp siswa untuk dibentuk pengembangan individu baru seperti domba
suatu grup yang akan digunakan dolly, tetapi telah mencapai ke arah yang
sebagai salah satu media penyampaian lebih substansial yaitu molekuler. Kloning
update informasi mengenai teknologi pada aras molekuler memungkinkan manusia
kloning dan teknik molekuler lainnya memproduksi protein atau molekul lainnya
kepada siswa, sehingga siswa selalu dalam skala besar dalam waktu yang cepat
mengingat materi yang diberikan dengan biaya yang relatif murah. Pengembangan
ketika penyuluhan dan mendapatkan tersebut didasari pada penyisipan gen penyandi
gambaran mengenai kemajuan IPTEK protein yang diinginkan ke dalam vektor plasmid.
saat ini. Plasmid adalah materi genetik selain DNA inti
yang biasa terdapat di dalam bakteri. Saat ini
Pelaksanaan praktek simulasi-persuasif
plasmid sudah dikomersialkan untuk tujuan
Lakon diharapkan mampu mengefisienkan
kloning ditingkat molekuler yang lebih dikenal
proses transfer pemahaman teknologi kloning
dengan nama vektor plasmid. Vektor plasmid
kepada siswa. Kegiatan simulasi tersebut
yang telah disisipi gen lain kemudian dimasukkan
dilakukan dengan melibatkan seluruh peserta
ke dalam bakteri yang bertugas memproduksi
kegiatan menggunakan bahan dan alat yang
protein yang disandi oleh gen tersebut. Bakteri
sederhana sehingga lebih mudah dipahami
tersebut dapat dikembangbiakkan secara masal
seperti yang diilustrasikan pada Gambar
dalam waktu singkat dan biaya yang rendah.
2. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini
Ketika mencapai jumlah yang yang diinginkan,
membutuhkan waktu 4 bulan dimulai dari
bakteri dipanen dan diekstraksi proteinnya dan
tahapan perizinan hingga evaluasi. Adapun
dimurnikan sehingga didapatkan protein yang
timeline pelaksanaan pengabdian ditunjukkan
diinginkan. Protein yang dihasilkan dari proses
oleh Tabel 1.
ini disebut sebagai protein rekombinan. Sebagai
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tambahan informasi, enzim, dan hormon adalah
Kegiatan pengabdian masyarakat yang contoh protein yang dapat diproduksi dengan
dilakukan diharapkan mampu menciptakan cara ini. Dengan cara ini, manusia saat ini dapat
agen-agen milenial pembawa pemahaman memproduksi hormon insulin untuk terapi
keilmuan yang benar untuk dapat menyebarkan penyakit diabetes dalam jumlah besar dalam
literasi tentang kloning dan keilmuannya. waktu singkat tanpa harus ektraksi hormon
Domba dolly merupakan salah satu penelitian insulin dari pankreas babi. Kloning sebagai salah
di bidang kloning yang fenomenal di dunia. satu teknologi rekayasa genetika telah digunakan
Prinsip perangkaian domba dolly adalah dengan dalam berbagai tujuan saat ini (Souii et.al.,
menggabungkan inti sel dewasa dari domba yang 2013). Proses kloning yang diejawantahkan
satu (donor inti sel) dengan sel telur domba yang dalam bentuk media pembelajaran interaktif
lain yang inti selnya sudah dikeluarkan. Individu Lakon diilustasikan pada Gambar 1.
yang akan terlahir akan menyerupai individu
Teknologi DNA rekombinan yang lebih menarik dari sekadar penyampaian teori.
mengizinkan manusia dapat memproduksi Media pembelajaran interaktif yang melibatkan
protein yang diperlukan dari potongan gen dengan siswa secara langsung dalam simulasi dapat
kendali penuh pada mulanya hanyalah sebuah menyederhanakan teori kloning tersebut tanpa
imajinasi peneliti di bidang bioteknologi (Khan menghilangkan substansi inti dari teknologi
et.al., 2016). Saat ini teknologi kloning sudah tersebut. Lakon dalam bentuk puzzle bertujuan
semakin pesat seiring dengan perkembangan untuk menanamkan pemahaman teknologi
perangkat pendukung yang telah diciptakan. kloning tersebut dengan lebih mudah dan
Proses kloning pada Gambar 1 terlalu rumit jika sederhana. Komponen yang diperlukan dalam
disampaikan hanya dengan penyampaian teori proses kloning tersebut terwujud dalam puzzle
atau diskusi. Siswa memerluka suatu media yang Lakon yang diilustrasikan pada Gambar 2.
Kegiatan pengabdian masyarakat diawali mengenai teknologi kloning yang umum terdapat
dengan melakukan pre-test untuk mengetahui di masyarakat antara lain :
pemahaman awal siswa terhadap teknologi a. Kloning adalah mesin duplikasi
kloning. Rata-rata pemahaman siswa dari tujuh
Pemahaman ini biasanya muncul dari
soal yang diberikan pada saat pre-test adalah
film-film populer di dunia. Beberapa film
45,86%. Jawaban yang salah paling banyak
menunjukkan bahwa untuk menciptakan
terdapat pada soal pertama (P1) mengenai kesan
manusia bisa dilakukan dengan kloning
siswa terhadap teknologi kloning (hanya 5%
seperti untuk menciptakan pasukan
yang menjawab benar) (Gambar 4). Mayoritas
perang. Manusia yang akan dikloning
siswa menjawab teknologi kloning adalah
dimasukkan ke dalam suatu mesin lalu
teknologi yang berbahaya, merupakan tindakan
akan muncul manusia baru di mesin yang
kejahatan dan menyalahi aturan Tuhan. Selain
lain. Pemahaman kloning semacam ini
itu pada soal yang lain siswa masih menganggap
merupakan pemahaman yang salah. Kloning
kloning tidak akan memberikan manfaat kepada
adalah sebuah teknologi yang prosesnya
manusia dan hanya akan membuat kerusakan di
didasarkan pada ilmu bioteknologi.
dunia. Akan tetapi mayoritas siswa mengetahui
produk kloning seperti hormon insulin walau b. Oganisme hasil kloning bukan makhluk
belum paham jika produk tersebut saat ini hidup sesungguhnya
dihasilkan dari teknologi kloning. Persentase Pemahaman ini juga sangat keliru mengingat
jawaban benaruntuk soal lainnya dalam pre-test organisme hasil kloning terwujud dari
secara berturut-turut adalah P2 37%, P3 21%, proses pembiakan biologis layaknya
P4 95%, P5 47%, P6 21% dan P7 95%. oragnisme normal. Hal yang membedakan
Hasil pre-test menunjukkan bahwa siswa hanya bagian campur tangan manusia untuk
masih banyak yang terjebak pada informasi menambah atau mengurangi beberapa
hoax mengenai teknologi kloning. Siswa perlu bagian untuk menghasilkan organisme
diberikan pemahaman mengenai teknologi ini yang lebih baik.
mengingat mereka adalah generasi yang kan c. Produk kloning hanyalah bagian dari organ
menjadi penerus bangsa ini kedepannya. Mereka tubuh sesungguhnya
diharapkan akan menjadi agen-agen anti-hoax Pemahaman ini masih berkaitan dengan
yang akan mengembalikan kemurnian informasi pemahaman pada poin (b). Beberapa orang
berlandaskan kebenaran sejati. Oleh karena percaya bahwa produk kloning hanyalah
itu tahapan kegiatan pengabdian masyarakat berasal dari salah satu organ saja sehingga
yang dilakukan selanjutnya adalah penyuluhan tidak bisa disebut makhluk hidup.
mengenai generasi anti-hoax. Dalam penyuluhan d. Kloning hanya dilakukan oleh ilmuwan gila
ini siswa diberikan pemahaman mengenai
Pemahaman ini juga biasanya diperoleh
pentingnya filtrasi informasi sebelum disebarkan
dari tokoh jahat di dunia perfilman. Tokoh
dan bahaya dari menyebarkan informasi hoax.
seorang peneliti yang jahat dan gila akan
Dari hasil diskusi mahasiswa mengaku banyak
penemuan untuk kejahatan bioasanya
mendapatkan informasi saat ini dari media
menjadi ilmuwan yang menciptakan
sosial dibanding referensi yang lebih dapat
duplikat manusia. Hal yang harus dipahami
dipercaya. Hoax di dalam media sosial telah
adalah teknologi kloning hanya bisa
menjadi masalah yang serius di dunia termasuk
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
di Indonesia (Satyawati et.al., 2019).
keahlian khusus dengan pengawasan tingkat
Setelah penyuluhan mengenai generasi nasional atau internasional ekstra ketat dan
anti-hoax dilakukan, siswa mendapatkan fasilitas yang memadai. Perizinan untuk
penyampaian materi terkait teknologi kloning. melakukan kloning juga sudah tertuang
Untuk menyambung materi sebelumnya, dalam peraturan terutama terkait bioetika.
penyampaian didahului tentang mitos atau Hal tersebut menyebabkan teknologi ini
pemahaman yang salah mengenai teknologi tidak bisa dilakukan oleh sembarangan
kloning. Beberapa pemahaman yang salah orang termasuk oleh ilmuwan gila.
Berdasarkan hasil evaluasi, pelaksanaan besar yaitu 7-8 orang dalam satu kelompok.
program pelatihan media interaktif Lakon Hal tersebut mengakibatkan beberapa siswa
berhasil meningkatkan poemahaman siswa merasa kurang maksimal dalam melakukan
mengenai teknologi dengan cepat dan praktis. praktek. Jumlah anggota kelompok yang paling
Metode ini sangat efektif untuk memberikan optimal dalam pelaksanaan pengabdian yang
pemahaman yang benar sehingga siswa memerlukan praktek adalah 3 orang siswa.
terhindar dan dapat membentengi diri dari hoax MA Muhammadiyah Yogyakarta merupakan
mengenai kloning. Setelah dilakukan proses salah satu sekolah yang berwawasan agama
penyuluhan dan belajar melalui media interaktif, Islam dan gerakan Muhammadiyah juga
informasi mengenai kloning membuka wawasan mendukung kegiatan ini dengan memberikan
siswa terhadap pemahaman yang baru. Media pernyataan bahwa:
interkatif lakon menjadi salah satu alat peraga
1. Hasil pemikiran manusia dengan agama
yang user friendly bagi siswa dalam memahami
akan seimbang bila hasil pemikiran
teknologi kloning. Media ini diharapkan akan
tersebut didasarkan pada sistem dan
menjadi salah satu media bagi siswa untuk ikut
metode pemikiran yang benar, dan agama
serta dalam sosialisasi teknologi kloning di
digali dengan daya ijtihad yang benar pula.
masyarakat. Siswa-siswa tersebut diharapkan
Keduanya saling kuat-menguatkan.
menjadi agen-agen anti-hoax yang terbuka akan
ilmu pengetahuan baru. Dalam jangka panjang 2. Kloning ditinjau dari segi aspek teologis
media Lakon diharapkan dapat melahirkan memperluas wawasan pengenalan
generasi-generasi peneliti yang kritis terhadap terhadap kodrat iradat Ilahi, bahkan
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan guna teknologi itu sebagai bukti keagungan
meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Allah yang tertuang dalam ciptaan-Nya dan
Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam membuktikan ke Maha Kuasaan-Nya.
pelaksanaan pengabdian sejenis dengan sasaran 3. Kloning terhadap organ manusia dengan
siswa SMA/MA/SMK. Hal pertama adalah tujuan untuk dijadikan sumber organ
mengenai waktu pelaksanaan kegiatan utama transplantasi dapat dibenarkan sepanjang
akan lebih baik jika dilakukan dalam dua hari tidak bertentangan dengan tujuan syara’.
guna menghindari kejenuhan pada siswa dalam
mengikuti penyuluhan. Hari pertama adalah 4. SIMPULAN
pelaksanaan penyuluhan dilanjutkan dengan
Proses pengabdian ini fokus pada media
praktek pada hari kedua. Hal berikutnya yang
interaktif sebagai proses komunikasi yang
perlu diperhatikan adalah memperkecil jumlah
menghadirkan transfer ide dan menerima ide
anggota kelompok dalam pelaksanaan praktek
baru untuk mendapatkan kesepakatan yang
simulasi teknologi kloning. Anggota dalam satu
sama dengan siswa didik. Hasil evaluasi yang
kelompok siswa pada pengabdian ini terlalu
telah dilakukan dalam kegiatan ini menunjukkan ke masyarakat lebih lanjut. Model media
bahwa dari proses persiapan sampai pada pembelajaran ini diharapkan bisa diterapkan
evaluasi, model pengabdian masyarakat ini untuk sekolah (dalam hal ini MA Muhammadiyah
berhasil menghadirkan metode pembelajaran Yogyakarta) sebagai media penumbuh ide baru
yang baru untuk memberikan ranah keilmuan yang interaktif.
sains dan teknologi tanpa menyinggung atau
menggunakan perspektif agama di dalamnya.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Tim pengabdian menyadari masih banyak
kekurangan dalam proses pengabdian ini Terima kasih kami ucapkan kepada
antara lain terkait waktu pelaksanaan kegiatan LPPM Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang
utama yang perlu ditambah dan jumlah anggota telah memberikan fasilitas pendanaan untuk
kelompok siswa yang perlu dioptimalkan melakukan kegiatan masyarakat ini dan MA
dalam kegiatan praktik. Secara teknis metode Muhammadiyah Yogyakarta yang telah bersedia
pengenalan kloning diharapkan mampu menjadi mitra untuk mengembangkan metode
menjadi sarana pembelajaran yang interaktif, pembelajaran dengan media interaktif ini
kreatif, dan efisien. Harapan selanjutnya dan telah menjadi tempat menguji produk
adalah agar rekomendasi ini menjadi evaluasi pengabdian Lakon bagi SMA di Kota Yogyakarta.
untuk mengadakan program pengabdian
DAFTAR PUSTAKA
Ayala, F. J. 2015. Cloning humans? Biological, Ethical, and Social Considerations. Proceedings of the
National Academy of Sciences of the United States of America, 112(29) : 8879–8886.
Fajar, M. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Komunikasi. Pustaka Utama: Jakarta, hal.31.
Hammond, L.D., Flook, L., Harvey, C.C., Barron, B. and Osher, D. 2020. Implications for Educational
Practice of the Science of Learning and Development. Applied Developmental Science, 24(2):97-
140.
Khan, S., Ullah, M.W., Siddique, R., Nabi, G., Manan, S., Yousaf, M. and Hou, H. 2016. Role of Recombinant
DNA Technology to Improve Life. International Journal of Genomics, 2016:14pp.
Klotzko, A. J. 2004. A Clone of Your Own? The Science and Ethics of Cloning. Oxford University Press:162
pp.
Maio, G. 2006. Cloning in the Media and Popular Culture. An Analysis of German Documentaries Reveals
Beliefs and Prejudices that are Common Elsewhere. EMBO Reports, 7(3), 241–245.
Nurudin. 2016. Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Popular. Rajagrafindo Persada: Jakarta, hal.17.
Prasetya, B. 2019. Regulasi Produk Rekayasa Genetik (PRG) di Indonesia “Posisi Sekarang dan
Tantangan ke Depan”. FGD Pemanfaatan Bioteknologi Untuk Mendukung Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan. Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika.
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L. 1., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R., & Campbell, N. A. 2014.
Campbell Biology (Tenth edition). Boston:Pearson.
Satyawati, N.P., Utari, P. and Hastjarjo, S. 2019. Fact Checking of Hoaxes by Masyarakat Antifitnah
Indonesia. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 6(6):159-172.
Souii, A., Ben M’hadheb, M., and Gharbi, J. 2013. Gene Cloning: A Frequently Used Technology in A
Molecular Biology Laboratory - Alternative Approaches, Advantages and Limitations. American
Journal of Research Communication, 1(5):18-35.
Wulff, H.J. 2001. Clone in Media. Medien Praktisch, 3:47–53.