JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA,TINGKAT
PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT
PENDIDIKAN AYAH DENGAN KEJADIAN
STUNTING DI DESA NOELBAKI KECAMATAN
KUPANG TENGAH
Ferdinan Yupiter Manhitu1,Muslimah Anugerah2,Feris Kamlasi3
Mahasiswa S1 Keperawtan Stikes Nusantara Kupang1,Dosen S1 Keperawatan Stikes Nusantara Kupang2,Dosen D-III Kebidanan Stikes Nusantara
Kupang3
Provinsi Nusa Tenggara Timur
E-mail: ferdinanpiter@gmail.com1,anugerahmuslimah@yahoo.com2,feriskamlasi@gmail.com3
ABSTRAK
Background: In Indonesia based on the results of the Basic Health Research (RISKESDAS) in 2010 the prevalence of short
children by 35.6%, but the prevalence of short children again increased in 2013 to 37.2% and in 2018 noted that the
presentation of stunting presentations in Indonesia decreased to 30.8%. stunting presentation in East Nusa Tenggara based on
the results of Riskesdas in 2017 which was 51.7% and in 2018 decreased to 42.6 this figure decreased by 9.1 when compared
to the presentation in 2017.Method: the study was conducted from December 2019 - January 2020 located in the working area
of the Noelbaki village health center with a descriptive correlation design and a cross sectional sample approach of 50 cases
aged 0 -59 months. Family income, mother's knowledge level about nutrition and father's level of education with the
occurrence of stunting. Bivariate and univariate data analysis using chy-square tes.t Results: The results showed that low
family income by 90% moderate family income by 6% and high income as much as 4%, knowledge of mothers about
malnutrition by 12%, knowledge of mothers about nutrition enough by 78% and knowledge of mothers about good nutrition
amounted to 10%, father's education level is not schooled by 18%, elementary school by 22%, junior high school by 24%
and high school by 40%, toddlers who are stunted by 50 people. Research results show family income is not significantly
related (p = 0.891) with the incidence of stunting, the level of maternal knowledge about nutrition is significantly related (p =
0,000) with the incidence of stunting and the level of father's education is not significantly related (p = 0.373) with the
incidence of stunting
Keywords: family income, mother's level of knowledge about nutrition, father's education level and stunting
1
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
PENDAHULUAN
Masalah gizi kronis yang di sebabkan oleh asupan kurang,kurus dan gemuk.Prevelensi balita pendek
gizi yang kurang dalam waktu lama,umumnya karena mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5%
asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi .stunting menjadi 29,6% prevelensi balita pendek cenderung
mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak statis.hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
berusia dua tahun ,selain pertumbuhan terhambat prevelensi balita pendek di indonesia sebesar 36,8%.
,stunting juga di kaitkan dengan perkembangan otak pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan menjadi
yang tidak maksimal ,yang menyebabkan kemampuan 35,6%.namun prevelensi balita pendek kembali
mental dan belajar yang kurang,serta presentasi sekolah meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%.
yang kurang.Stunting berkembang dalam jangka waktu Prevelensi balita pendek selanjutnya akan di peroleh dari
panjang karena kombinasi dari beberapa masalah.kurang hasil RISKESDAS tahun 2018 yang juga menjadi ukuran
gizi kronis dalam waktu panjang,retradasi pertumbuhan keberhasilan program yang sudah di upayakan oleh
intrauterine,tidak cukup protein dalam proporsi total pemerintah RISKESDAS mencatat bahwa presentase
asupan kalori,perubahan hormon yang di picu karena stunting di indonesia pada tahun 2018 mengalami
stress dan sering menderita infeksi di awal kehidupan penurunan.angka.Stunting turun dari 37,2% menjadi
seorang anak.Perkembangan stunting adalah proses 30,8%.presentase stunting di NusaTenggara Timur
lambat,kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan berdasarkan hasil RISKESDAS 2018 juga mengalami
makanan saat ini tidak memadai kegagalan pertumbuhan penurunan dari 51,7% menjadi 42,6%.Angka ini turun
mungkin telah terjadi di masa lalu seorang .Gejala yang sebesar 9,1%jika di bandingkan dengan angka hasil
mungkin timbul yaitu anak berbadan lebih pendek untuk RISKESDAS 2017 lalu.Namun,Nusa Tenggara Timur
anak seusianya ,proporsi tubuh cenderung normal tetapi masih tetap berada di urutan atas presentase stunting di
anak tampak lebih mudah atau kecil untuk usianya,berat indonesia . pemerintah propinsi Nusa Tenggara Timur
badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan pun terus mengambil langkah demi pencegahan dan
tulang yang tertunda. penanganan stunting di Nusa Tenggara Timur. Akar
WHO menetapakan batas toleransi masalah tersebut yaitu status ekonomi yang memberikan
stunting(bertubuh pendek) maksimal 20% atau seperlima dampak buruk terhadap status gizi.Status gizi
dari jumlah keseluruhan balita .Sementara,di indonesia memberikan indikasi masalah gizi yang bersifat kronis
tercatat 7,8juta dari 23 juta balita adalah penderita sebagai akibat dari kemiskinan, pola pemberian makan
stunting atau sekitar 35,6%.sebanyak 18,5% kategori yang kurang, prilaku hidup sehat sejak anak di lahirkan
sangat pendekdan 17,1%kategori pendek .ini juga hingga berakibat anak menjadi pendek karakteristik
mengakibatkan WHO menetapkan indonesia sebagai keluarga yaitu pendapatan keluarga berhubungan dengan
negara dengan status gizi buruk.Di dunia lebih dari dua kejadian stunting pada balita, pendidikan seseorang
juta kematian anak di bawah 5 tahun berhubungan berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika tingkat
langsung dengan gizi buruk terutama akibat stunting. pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi
.Indonesia merupakan salah satu negara yang balitanya juga baik. Data WHO) dan Pendidikan orang
mengalami beban gizi ganda.meskipun telah terjadi tua terutama ayah memiliki hubungan timbal balik
penurunan prevelensi stunting dari 37,2 % di tahun 2013 dengan pekerjaan. Pendidikan ayah merupakan faktor
menjadi 30,8%di 2018 tetapi angka tersebut tergolong yang mempengaruhi harta rumah tangga dan komoditi
cukup tinggi Kejadian balita stunting (pendek) pasar yang dikonsumsi karena dapat mempengaruhi
merupakan masalah gizi utama di Indonesia.berdasarkan sikap dan kecenderungan dalam memilih bahan-bahan
data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun konsumsi.
terakhir,pendek memiliki prevelensi tertinggi di Solusi dari masalah tersebut yaitu pemerintah daerah
bandingkan dengan masalah gizi lain seperti gizi dapat memberikan subsidi pada kebutuhan sehari-hari
2
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
contohnya sembako agar daya beli masyarakat teknik sampling non random yang mana peneliti
meningkat dan menyediakan usaha-usaha kecil yang menentukan pengambilan sampel dengan cara
dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga, menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi tujuan penelitian sehingga di harapkan dapat
melalui penyuluhan dan kegiatan pelatihan terhadap menjawab permasalahan penelitian (Notoatmodjo,
kader-kader posyandu penting gizi bagi tumbuh 2010).dengan jumlah sampel berjumlah 50 orang
kembang balita untuk mencegah stunting. dengan kategori sangat pendek 2 orang dan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti pendek 48 orang
tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan
tujuan untuk melihat” hubungan pendapatan Hasil Penelitian
keluarga,tingkat pengetahuan ibu tentang gizidan tingkat
pendidikan ayah dengan kejadian stunting” di wilayah Table 1 Data Umum responden berdasarkan umur
kerja Puskesmas Tarus( Desa Noelbaki jumlah balita
Umur (tahun) f %
yang megalami stunting 50 kasus yang terbagi dua
kategori pendek 48 kasus dan sangat pendek 2 kasus) 20- 26 17 34
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang provinsi
27-33 11 22
Nusa Tenggara Timur
Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui 34-40 22 44
hubungan pendapatan keluarga,tingkat
Total 50 100
pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat
pendidikan ayah dengan kejadian stunting di
kelurahan di Desa Noelbaki (sumber :data primer 2019)
Metode Penelitian Berdasakan table 1 menunjukan bahwa dari
50 responden ,yang berusia 20-26: 17 orang
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif (34%),yang berusia 27-33: 11 orang (22%) dan
korelasi dan pendekatan cross sectional , dengan yang berusia 34-40 tahun: 22 orang (44%)
tujuan menganalisis hubungan pendapatan Tabel 2 Data umum responden berdasarkan tingkat
keluarga,tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan pendidikan
tingkat pendidikan ayah dengan kejadian stunting
Pendidikan ibu F %
di kelurahan di Desa Noelbaki Tidak Sekolah 5 10
Populasi dan Sampel
SD 16 32
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian
yang ada dalam suatu wilayah penelitian SLTP 5 10
( Arikunto, 2002) yang menjadi populasi dalam SLTA 24 48
jumlah penelitian adalah 78 orang yang berada
dalam desa Noelbaki kecamatan kupang tengah Total 50 100
sesuai dengan pengambilan data awal bulan
(sumber :data primer 2019)
oktober 2019 . Sampel adalah sebagian dari
Berdasarkan tabel .2 menunjukan bahwa
populasi yang akan di teliti dan di anggap telah
dari 50 ibu responden yang tidak sekolah 5 orang
mewakili dari populasi (Widiyanto,2012).
(10%),yang berpendidikan SD:16 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan (32%),yang berpendidikan SLTP:5 orang (10%)
adalah purposive sampling merupakan salah satu dan yang berpendidikan SLTA:24 orang 48%)
3
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
Tabel 3 data khusus pendapatan keluarga
Pendapatan Keluarga F % SLTA 20 40
Tinggi 2 4 Total 50 100
Sedang 3 6 (sumber :data primer 2019
Rendah 45 90
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa
Total 50 100% dari tingkat pendidikan ayah dengan kejadian
stunting .dengan jumlah yang tidak bersekolah 7
Berdasarkan tabel.3 menunjukan bahwa orang (14%),SD:11 orang (22%),SLTP:12 orang
pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting (24%),SLTA:20 orang (40%)
dengan kategori tinggi berjumlah 2 (4%),kategori Table 6 data khusus kejadian stunting
sedang berjumlah 3 (6%) dan yang dengan Kejadian stunting F %
kategori rendah berjumlah 45 (90% Sangat pendek 2 4%
Table 4 data khusus tingkat pengetahuan Pendek 48 86%
Total 50 100
ibu tentang gizi
Tingkat pengetahuan F % (sumber :data primer 2019)
ibu tentang gizi
Baik 6 12
Berdasarkan tabel .6 menunjukan bahwa
Cukup 39 78 dari jumlah 50 anak yang mengalami stunting
Kurang 5 10
dengan kategori sangat pendek berjumlah 48
anak(96%) dan jumlah kategori pendek berjumlah
Total 50 100 2 anak(4%
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa Table 7 Tabulasi silang hubungan atara
pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian pendapatan keluarga dengan kejadian stunting di
desa Noelbaki kecamtatan kupang tengah
stunting dengan kategori baik berjumlah 6
(12%),kategori cukup berjumlah 39(78%) dan
N Pendapa Kejadian stunting Jumlah P
kategori kurang berjumlah 5 (10%) O tan value
keluarga
pende % Sang % to % .891
Table 5 data khusus tingkat pendidikan ayah
k at tal
pend
Tingkat pendidikan F % ek
ayah
1 Rendah 43 86 2 4.0 45 90
Tidak bersekolah 7 14
.0 % .0
SD 11 22 % %
SLTP 12 24 2 Sedang 3 6. 0 0 3 6.
4
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
0 % 0 % %
% %
Total 48 96 2 4 50 10
3 Tinggi 2 4. 0 0 2 4. .0 % 0
0 % 0 % %
% %
Berdasarkan table 5.8 dapat di ketahui
Total 48 96 2 4 50 10 bahwa responden dengan pengetahuan kurang 6
.0 % 0 responden (12%) dan kejadian stunting kategori
% %
pendek sebanyak 48 responden (96%), tingkat
(sumber :data primer 2019) pengetahuan cukup 39 responden(78%) dan
kejadian stunting kategori pendek terdapat 39
Berdasarkan table .7. di atas dapat di ketahui responden (78%) dan untuk kategori sangat pendek
bahwa responden dengan pendapatan rendah dan tidak ada, dan untuk pengetahuan baik dan
kejadian stunting kategori pendek sebanyak 43 responden kejadian stunting kategori pendek terdapat 5
(86.0%), dan pendapatan rendah dengan kejadian stuting responden (10%), dan kejadian stunting dengan
kategori sangat pendek terdapat 2 responden (4,0%), kategori sangat pendek tidak ada.
sedangkan tingkat pendapatan sedang dan kejadian Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah
stunting kategori pendek terdapat 3 responden (.6.0%) dilakukan analisa dan menggunakan SPSS dengan
dan untuk kategori sangat pendek tidak ada, dan untuk uji Chy Square dengan nilai p value sebesar 0,000
pendapatan tinggi dan kejadian stunting kategori pendek berarti p -value < 0,005, sehingga dapat di
terdapat 2 responden (4.0%), dan kejadian stunting simpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara
dengan kategori sangat pendek tidak ada. pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian
Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah dilakukan stunting di desa Noelbaki kecamatan kupang tenga
analisa dan menggunakan SPSS dengan uji Chy Square Table .9 Tabulasi silang hubungan atara
dengan nilai p value sebesar 0891., berarti p value > 0,05, pendidikan ayah dengan kejadian stunting di desa
sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan Noelbaki kecamtatan kupang tengah
antara pendapatan keluarga dengan kejadian stunting di
desa Noelbaki kecamatan kupang tengah N Pendidi Kejadian stunting Jumlah P-
O kan Val
Table 8 Tabulasi silang hubungan atara ayah ue
pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian stunting di
desa Noelbaki kecamtatan kupang tengah pende % Sangat % Juml % .373
k pende ah
k
1 Tidak 7 14 2 4 7 14
N Pengeta Kejadian Stunting Jumlah P- sekolah
O huan ibu valu
tentang e 2 SD 11 22 0 0 11 22
gizi Pen % Sangat %
dek pende 3 SMP 12 24 0 0 12 24
k
1 Kurang 6 12 2 4 6 12 4 SMA 20 40 0 0 20 40
% % %
0,00 Total 48 96 2 4 50 10
2 Cukup 39 78 0 0 39 78 0 % 0
% %
3 baik 5 10 0 0 9 10
5
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
Berdasarkan table 5.9 dapat di ketahui uji Chy Square dengan nilai p value sebesar 0.891.,
bahwa responden dengan tingkat pendidikan (tidak berarti p value= <0,05, sehingga dapat di
sekolah) dan kejadian stunting kategori pendek 48 simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
(96%) sebanyak 7 responden (14%), dan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian stunting di
pendidikan (tidak sekolah) dengan kejadian stuting desa Noelbaki kecamatan kupang tengah
kategori sangat pendek terdapat 2 responden (4 %), Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hendra
sedangkan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) A dkk. Kajian stunting pada anak balita
dan kejadian stunting kategori pendek terdapat 11 berdasarkan pola Asuh dan pendapatan keluarga di
responden (22%) dan untuk kategori sangat pendek kota banda aceh pada anak usia 12-60 bulan pada
terdapat 2 responden (4 %), dan untuk tingkat bulan September dan oktober 2010 dari 48 sampel
pendidikan sekolah lanjut tingkat pertama (SLTP) atau balita ada sebanyak 20 keluarga yang
dan kejadian stunting kategori pendek terdapat 11 pendapatan nya rendah dan sebanyak 28 keluarga
responden (22%), dan kejadian stunting dengan yang pendapatan nya tinggi hal ini memiliki
kategori sangat pendek tidak ada, untuk tingkat perbedaan yang tidak terlalu jauh antara
pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan pendapatan keluarga yang rendah dan pendapatan
kejadian stunting kategori pendek terdapat 18 keluarga yang tinggi berdasasarkan hasil uji chy-
responden (36%), dan kejadian stunting dengan squaredi peroleh nilai p=0,026(p=>0,05)sehingga
kategori sangat pendek tidak ada dapat di katakana tidak ada hubungan antara
Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah tingkatan pendapatan keluarga dengan
dilakukan analisa dan menggunakan SPSS dengan stunting(pendek)pada balita . Daya beli keluarga
uji Chy Square dengan nilai p value sebesar 0.373, untuk makanan bergizi dipengaruhi oleh
berarti p value > 0,05, sehingga dapat di simpulkan pendapatan keluarga karena dalam menentukan
bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ayah jenis pangan yang akan dibeli tergantung pada
dengan kejadian stunting di desa Noelbaki tinggi rendahnya pendapatan. Daya beli pangan
kecamatan kupang tengah. rumah tangga mengikuti tingkat pendapatan
Pembahasan keluarga. Dengan pendapatan yang tinggi dapat
dimungkinkan terpenuhinya kebutuhan makanan
Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Di
seluruh anggota keluarga. Namun sebaliknya
Desa Noelbaki tingkat pendapatan keluarga yang rendah
Berdasarkan table 5.7. di atas dapat di ketahui mengakibatkan rendahnya daya beli pangan
bahwa responden dengan pendapatan rendah dan rumah tangga. Daya beli terhadap bahan pangan
kejadian stunting kategori pendek sebanyak 43 yang rendah menyebabkan kurang terpenuhinya
responden (86.0%), dan pendapatan rendah dengan kebutuhan zat gizi Menurut Adriani (2012)
kejadian stuting kategori sangat pendek terdapat 2 Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di
responden (4,0%), sedangkan tingkat pendapatan Desa Noelbaki pada bulan desember tahun 2019
sedang dan kejadian stunting kategori pendek tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
terdapat 3 responden (.6.0%) dan untuk kategori pendapatan keluarga dengan kejadian stunting .
sangat pendek tidak ada, dan untuk pendapatan salah satu faktor yaitu pekerjaan orang tua di mana
tinggi dan kejadian stunting kategori pendek di desa Noelbaki rata-rata petani yang bercocok
terdapat 2 responden (4.0%), dan kejadian stunting tanam jadi untuk mencukupi asupan gizi pada anak
dengan kategori sangat pendek tidak ada. balita. Orang tua lebih memilih mengolah makanan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah dari hasil yang di dapatkan di ladang atau
dilakukan analisa dan menggunakan SPSS dengan perkebunan walaupun pendapatan keluarga pada
6
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
umumnya rendah.dan juga ada bahan pangan yang (30,9%), dan diketahui bawa ibu balita mempunyai anak
cukup mahal sehingga orang tua cenderung stunting 7 (12,7%) memiliki pengetahuan tinggi dari
memilih makanan yang lebih murah masyarakat pada ibu yang memiliki anak normal atau tidak stunting
beranggapan bahwa makanan yang murah pun bisa yaitu 18 (32,7 %), Hasil analisa chi-square menunjukkan
mencukupi asupan gizi pada anak nya walaupun bahwa pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang
tidak mengetahui zat gizi apa yang terkandung berhubungan dengan kejadian stunting pada balita
dalam bahan makanan yang di konsumsi setiap dengan (p=0.027) (w. hapsari 2017)
hari Wellem Elseus Pormes Sefti Rompas Amatus Yudi
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang gizi Dengan Ismanto(2014)Hubungan tingkat pengetahuan orang
kejadian Stunting Di Desa Noelbaki tuatentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5
Berdasarkan table 5.8 dapat di ketahui bahwa tahunpada TK malaekat pelindung manado Desain
responden dengan pengetahuan kurang 6 responden Penelitian cross sectional.uji chy-square Subjek:60 anak
(12%) dan kejadian stunting kategori pendek sebanyak yaitu semua anak yang ada di TK Malaekat Pelindung
48 responden (96%), tingkat pengetahuan cukup 39 Manado. dan sampel yang diambil menggunakan teknik
responden(78%) dan kejadian stunting kategori pendek purposive sampling, Hasil penelitian ini membuktikan
terdapat 39 responden (78%) dan untuk kategori sangat bahwa Ada hubungan pengetahuan orang tua tentang gizi
pendek tidak ada, dan untuk pengetahuan baik dan dengan stunting pada anak usia 4-5 tahun di TK
kejadian stunting kategori pendek terdapat 5 responden Malaekat Pelindung Manado (p =0,000).@< 0,05
(10%), dan kejadian stunting dengan kategori sangat Pengetahuan gizi yang tidak memadai kurangnya
pendek tidak ada. pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta
Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah dilakukan pengertian tentang konstribusi gizi dari berbagai jenis
analisa dan menggunakan SPSS dengan uji Chy Square makanan akan menimbulkan masalah gizi(Wulandari
dengan nilai p value sebesar 0,000 berarti p -value < dan Indra, 2013).Penyediaan bahan dan menu makanan
0,005, sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status
bermakna antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan gizi akan dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat
kejadian stunting di desa Noelbaki kecamatan kupang pengetahuan gizi yang baik..ketidaktahuan mengenai
tengah. informasi tentang gizi dapat menyebabkan kurangnya
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di mutu atau kualitas gizi makanan bagi keluarga
simpulkan bahwa pengetahuan ibu yang cukup lebih khususnya bagi makanan y a n g di konsumsi balita
banyak dari pada ibu yang berpengetahuan kurang dan (Sjahmien,2003). Salah satu penyebab gangguan gizi
baik adalah kurangnya pengetahuan gizi dan kemampuan
Dari hasil analisa uji statistic terhadap pengetahuan seorang menerapkan informasi tentang gizi dalam
ibu tentang gizi dengan kejadian stunting,maka diperoleh kehidupan sehari-hari. Tingkat pengetahuan gizi ibu
hasil uji chy square dengan nilai (p value = 0,00), mempengaruhi sikap dan perilaku dalam memilih bahan
berarti p value <0,05 sehingga dapat disimpulkan ada makanan,yang lebih lanjut akan mempengaruhi
hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan kejadian keadaan gizi keluarganya (Suhardjo2003).
stunting di desa Noelbaki kecamatan kupang tengah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Hubungan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian Stunting
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bayudono II Di Desa Noelbaki
Kabupaten Boyolali pada bulan Desember 2017,
Berdasarkan table 5.9 dapat di ketahui bahwa
diketahui bawa ibu balita mempunyai anak stunting 27
responden dengan tingkat pendidikan (tidak sekolah) dan
(49,0%) memiliki pengetahuan rendah dari pada ibu
kejadian stunting kategori pendek 48 (96%) sebanyak 7
yang memiliki anak normal atau tidak stunting yaitu 17
responden (14%), dan tingkat pendidikan (tidak sekolah)
7
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
dengan kejadian stuting kategori sangat pendek terdapat dengan kemandirian dan kerja keras dapat mampu
2 responden (4 %), sedangkan tingkat pendidikan mencukupi kebutuhan
sekolah dasar (SD) dan kejadian stunting kategori KESIMPULAN
pendek terdapat 11 responden (22%) dan untuk kategori
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
sangat pendek terdapat 2 responden (4 %), dan untuk
maka di tarik kesimpulan sebagai berikut:
tingkat pendidikan sekolah lanjut tingkat pertama
. Pendapatan keluarga dengan kejadian stunting di
(SLTP) dan kejadian stunting kategori pendek terdapat
desa Noebaki, pendapatan dalam kategori pendapatan
11 responden (22%), dan kejadian stunting dengan
rendah sebanyak 45 (90%%)responden, pendapatan
kategori sangat pendek tidak ada, untuk tingkat
sedang 3 (6%)responden dan pendapatan tinggi 2(4%)
pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan kejadian
responden
stunting kategori pendek terdapat 18 responden (36%),
.Pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian
dan kejadian stunting dengan kategori sangat pendek
stunting di desa Noelbaki, pendidikan ibu tentang gizi
tidak ada
dalam kategori kurang sebanyak 6 (12%), pengetahuan ibu
Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah dilakukan
tentang gizi dalam kategori cukup sebanyak 39 (78%) dan
analisa dan
pengetahuan ibu tentang gizi dalam kategori baik
menggunakan SPSS dengan uji Chy Square dengan
sebanyak 5 (10%)
nilai p value sebesar .373, berarti p value > 0,05,
.Tngkat pendidikan ayah dengan kejadian stunting
sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan
di desa Noelbaki, tingkat pendidikan ayah (tidak sekolah)
antara pendidikan ayah dengan kejadian stunting di desa
sebanyak 7 (14%), SD 11 (22%), SMP 12 (24%) dan
Noelbaki kecamatan kupang tengah
SMA 20 (40%)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Tidak ada hubungan antara pendapatan keluaraga
Ibrahim IA dan Faramitha R di wilayah kerja puskesmas
dengan kejadian stunting di desa Noelbaki dengan nialai p
barombong kota makasar pada tahun 2014 berdasarkan
value =0.891 artinya bahwa pendapatan keluarga tidak ada
uji chy-square di dapatkan nilai p=0.150(p=>0,05)
pengaruh yang signifikan dengan kejadian stunting di desa
sehingga dapat di katakan tidak ada hubungan bermakna
Noelbaki
antara tingkat pendidikan ayah dengan kejadian
Ada hubungan ntara pengetahuan ibu tentang giz dengan
stunting(pendek) pada balita hal ini di sebabkan oleh
kejadian stunting di desa Noelbaki dengan nialai p value=
tingkat pendidikan ayah tidak terlalu berpengaruh
0.000 artinya bahwa pengetahuan ibu memiliki pengarauh
terhadap status gizi anak .Tingkat pendidikan ayah dapat
yang signifikan terhadap kejadian stunting di desa
mempengaruhi pekerjaan dan penghasilan keluarga.
Noelbaki
Ayah dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki
Tidak ada hubungan anatara pendidikan ayah dengan
pekerjaan dengan penghasilan lebih sehingga pemasukan
kejadian stunting di desa Noelbaki dengan nialai p value=
keluarga untuk di alokasikan pembelian bahan pangan
3.73 artinya bahwa pendidikan ayah tidak ada pengarauh
pun lebih tinggi
yang signifikan terhadap kejadian stunting di desa
Berdasarkan hasil penelitian saya di desa Noelbaki
Noelbaki
pada bulan desember 2019 tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan ayah dengan Saran
kejadian stunting di sebabkan oleh pola pikir masyarakat
khususnya ayah bahwa pendidikan yang rendah bisa Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi
menjamin kebutuhan rumah tangga. Pola pikir yang peneliti lain yang tertarik dengan penelitian
membuat masyarakat Desa Noelbaki khususnya ayah tak tentang stunting dapat menjadikan penelitian ini
perlu berpendidikan tinggi untuk bisa bertahan hidup sebagai acuan awal dan melanjutkan dengan
dalam hal mencukupi kebutuhan sehari hari cukup variabel-variabel lain yang terkait.
8
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
Bagi institusi Stikes Nusantara Kupang Hasil Data pemantauan status gizi (PSG) : Ditjen kesehatan
penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sebagai masyarakat 2017
data dasar bagi peneliti selanjutnya dibidang Departemen kesehatan RI 2011 (gizi buruk kronis
kesehatan, khususnya tentang stunting dan juga ,stunting)
diharapkan dapat memberikan informasi bagi Farah O A., Ninna R., Mury R.(2016) Faktor-faktor
mahasiswa yang akan melakukan penelitian terkait yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada
status gizi dan stunting pada balita. mengenai apa AnakBalita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan
itu status gizi balita dan bagaimana hubungan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural
antara pendapatan keluarga,tingkat pengetahuan and Urban Areas)
ibu tentang dan tingkat pendidikan ayah dengan Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan RI
kejadian stunting Nomor:1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar
antropometri
Bagi Puskesmas Tarus Diharapkan kepada penilaianstatusgizianak.Jakarta:Direktorat Jenderal
bagian pengelola program gizi agarmeningkatkan Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
penyuluhan-penyuluhan dan pemberian informasi Kesehatan Republik Indonesia.
mengenai pentingnya gizi yang cukup agar Nurul Fajrina 2016.Hubungan faktor ibu dengan kajadian
tercapai status gizi yang baik untuk balita sehingga stunting pada balita di puskesmas piyungan
angka pravelensi stunting bisa diturunkan. kabupaten bantul
Notoadmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian
Bagi masyarakat desa Noelbaki Diharapkan
Kesehatan. Jakarta :RINEKA
dapat memberikan informasi dan pengetahuan Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI tentang
situasi balita pendek(stunting) di Indonesia tahun
dalam menambah wawasan bagi orangtua
2018
khususnya ibu yang memiliki anak balita Paramita.A.(2012).faktor faktor yang behubungan dengan
stunting pada balita usia 26-50 di kelurahan kaliburu
Daftar Pustaka depok
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Tentang
Agus H AL Rahmad dan Ampera M(2010). Kajian Prevelensi Stunting Di Indonesia
Stunting Pada Anak Balita Berdasarkan Pola Asuh Wellem E P Sefti R A Yudi I (2014).Hubungan tingkat
Dan Pendapatan Keluarga Di Kota Banda Aceh pengetahuan orang tuatentang gizi dengan stunting
Badan Pengembangan & PenelitianKesehatan.(2013). pada anak usia 4-5 tahun pada TK malaekat
Riset KesehatanDasar tahun 2013. pelindung manado
DepartemenKesehatan Republik Indonesia.
Badan pusat statistik,Kabupaten Kupang Nusa Tengara Wulandari dan Indra, 2013. Pengetahuan gizi yang
Timur Tahun 2018 tidak memadai kurangnya pengertian tentang
Buletin jendela data dan informasi kesehatan Issn kebiasaan makan yang baik.
2088-270x 2018.Di akses tanggal 31oktober 2019 WHO.(2018) Child Stunting Data Visualizations
Cahyono F,Manongga S.P, Picauly I(2016).faktor penentu Dashboard http://apps.who.int/gho/data/node.sdg.2-
stunting anak balita pada berbagai zona ekosistem di 2-viz-1?lang=en
kabupaten kupang
9
JURNAL KESEHATAN NUTRIX|| STIKES NUSANTARA
10