ORIGINAL ARTICLE
Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 2: 284-289
P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084
Perbedaan stress kerja pada perawat di ruang unit
gawat darurat dengan perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit “S” di Kota Denpasar tahun 2017 CrossMark
Published by DiscoverSys
Putu Dharma Putri Mahastuti,1* I Made Muliarta,2 Luh Made Indah Sri Handari Adiputra2
ABSTRACT
Introduction: Job stress can be interpreted as a demand or stressor that 25 inpatients (43.1%) experienced moderate stress meanwhile,
can cause a complaint or stress caused by work. This study was conducted at 18 ER nurses (31%) and 4 inpatients (6.9%) had severe stress.
to know the difference of job stress that happened at Emergency Room Based on statistical test to find out the difference of work stress
and inpatient ward at Sanglah Hospital Denpasar. Method: This study using Mann-Whitney test, the result of Mann-Whitney U value is
used cross sectional analytic design and the data was analyze from the 841.0 and p value is 0.000. So it can be concluded that p value
job stress questionnaire that was validated. Questionnaires were given <0.05.
to nurses that working in the emergency room and inpatient ward at Conclusion: Thus, there is a significant difference in the level of
Sanglah Hospital Denpasar. The samples size is 116 subjects. work stress between nurses who served in the emergency room with
Result: The result is 7 nurses at the emergency room (12.1%) and inpatient care.
29 inpatients (50%) had mild stress, 33 ER nurses (56.9%) and
Keywords: Job Stress, Emergency Room, Inpatient Ward, Nurse.
Cite This Article: Mahastuti, P.D.P., Muliarta, I.M., Adiputra, L.M.I.S.H. 2019. Perbedaan stress kerja pada perawat di ruang unit gawat darurat
dengan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit “S” di Kota Denpasar tahun 2017. Intisari Sains Medis 10(2): 284-289. DOI: 10.15562/ism.
v10i2.212
ABSTRAK
Latar Belakang: Stres kerja memiliki arti sebagai tuntutan atau 58 perawat UGD dan 58 perawat di ruang rawat inap. Data dianalisis
stressor yang dapat menimbulkan suatu keluhan atau stres yang menggunakan program SPSS versi 24.
diakibatkan oleh pekerjaan. Penelitian yang dilakukan ini untuk Hasil: Dari 116 subyek didapatkan, 7 perawat UGD (12,1%) dan
mengetahui adanya perbedaan stres kerja yang terjadi di ruang Unit 29 perawat rawat inap (50%) mengalami stres ringan, 33 perawat
Gawat Darurat dengan ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Sanglah UGD (56,9%) dan 25 perawat rawat inap (43,1%) mengalami stres
Denpasar. sedang, dan 18 perawat UGD (31%) dan 4 perawat rawat inap (6,9%)
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan analitik potong mengalami stres berat. Berdasarkan uji statistik untuk mengetahui
lintang. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang dibagikan kepada adanya perbedaan stres kerja menggunakan uji Mann-Whitney
perawat. Kuesioner stres kerja yang digunakan telah diuji validasi. diperoleh hasil nilai Mann-Whitney U sebesar 841,0 dan nilai p value
Kuesioner dibagikan kepada perawat yang bertugas di ruang unit yang didapatkan sebesar 0,000.
gawat darurat serta ruang rawat inap RSUP Sanglah Denpasar. Simpulan: terdapat perbedaan secara bermakna terhadap tingkatan
1
Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas kedokteran, Universitas Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Jumlah stres kerja antar perawat yang bertugas di ruang Unit Gawat Darurat
Udayana total seluruh sampel yang didapatkan adalah 116 subyek terdiri atas dengan Rawat Inap.
2
Bagian Ilmu Faal, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana
Kata Kunci : Stres Kerja, Unit Gawat Darurat, Rawat Inap, Perawat
*
Correspondence to: Cite Pasal Ini: Mahastuti, P.D.P., Muliarta, I.M., Adiputra, L.M.I.S.H. 2019. Perbedaan stress kerja pada perawat di ruang unit gawat darurat dengan
Putu Dharma Putri Mahastuti, perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit “S” di Kota Denpasar tahun 2017. Intisari Sains Medis 10(2): 284-289. DOI: 10.15562/ism.v10i2.212
Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas kedokteran, Universitas
Udayana
dharmaputrimahastuti@yahoo.com PENDAHULUAN
Perawat merupakan salah satu tenaga professional dan berinteraksi dengan pasien serta keluarga
Diterima: 06-04-2018 yang bekerja di rumah sakit dan memiliki peran pasien terutama pasien yang rumit dan kritis
Disetujui: 07-05-2018 penting dalam pelayanan kesehatan. Tugas yang sehingga dapat menjadi pemicu timbulnya stres
Diterbitkan: 01-08-2019 dilakukan perawat mengharuskan mereka kontak kerja.1,2
284 Open access: http://isainsmedis.id/
ORIGINAL ARTICLE
Stres diartikan sebagai ketidakmampuan kuesioner stres kerja dari penelitian Juniar tahun
individu untuk mengatasi ancaman dari sesuatu 2005 yang telah dimodifikasi oleh Jusnimar tahun
sehingga dapat mempengaruhi kesehatan fisik indi- 2012.6 Penilainan pengukuran tingkat stres terdiri
vidu tersebut.1 Stres kerja dapat diartikan sebagai dari 16 pertanyaan dengan parameter: konflik
emosi negatif serta respon fisik yang dapat dialami yang dialami dengan dokter, teman sejawat, kepala
apabila tuntutan kerja yang didapat tidak sesuai ruangan, keluarga pasien, beban kerja, keter-
dengan kemampuan karyawan.3,18 batasan fasilitas, kematian dan kesakitan pasien.
World Health Organization (WHO) melaporkan Pengukuran ini menggunakan skala likert, dengan
lebih dari setengah karyawan pada negara indus- mengisi tanda checklist (√). Interpretasi tingkat
tri mengalami stres kerja.4 Hampir 11 juta orang stress dikelompokkan menjadi sebagai berikut,
mengalami stres kerja di Amerika Serikat dan apabila nilai skor total 16-32; stres ringan, 32-48;
dikatakan bahwa stres kerja merupakan masalah stress sedang, dan 48-64; stres berat.6
terbesar dan terpenting dalam kehidupan.4 Stres Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini telah
kerja dapat dihubungkan dengan masalah psikologi dilakukan oleh Jusnimar pada tahun 2012.6 Nilai
dan fisik.5 Beberapa hal yang dapat menjadi pence- uji validitas yang didapatkan antara 0,539-0,810
tus kondisi stres pada perawat, yaitu tingginya dan dinyatakan valid. Uji reliabilitas mendapatkan
beban kerja, risiko terinfeksi penyakit, permasala- hasil alpha cronbach 0,904 dan kuesioner tersebut
han dalam keluarga, jauhnya tempat tinggal dari dikatakan reliable (IK 95%).6
tempat kerja, kemacetan lalu lintas, serta fasilitas Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan
yang kurang di tempat kerja.2 Berdasarkan studi dari komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas
yang dilakukan PPNI tahun 2006, 50,9% tenaga Udayana dan ijin penelitian dari RSUP Sanglah.
kerja perawat di Indonesia dari empat provinsi Penelitian telah dilakukan dari bulan Mei sampai
menderita stres kerja dikarenakan tuntutan kerja September 2017.
yang tinggi dan menghabiskan banyak waktu, serta
rendahnya pendapatan dan insentif yang diberi-
HASIL
kan.1 Stres yang tidak ditangani dengan tepat dapat
menyebabkan keluhan jasmani, psikologis maupun Telah dilakukan penelitian terhadap 116 subyek
mempengaruhi pelayanan perawat kepada pasien.2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
Penulis menyadari tingginya peranan perawat dimana pada masing-masing kelompok yaitu
di dunia kesehatan sehingga penting untuk dilaku- pada ruang UGD 58 subyek dan ruang rawat inap
kannya penelitian mengenai perawat yang mender- 58 subyek.
ita stres kerja di Rumah Sakit Denpasar, Sehingga Dapat dilihat pada Tabel 1, dari 116 subyek
peneliti melakukan studi mengenai perbedaan dalam penelitian ini terdapat 46 perawat UGD
stres kerja pada perawat di UGD dan rawat inap di (79,3%) dan 48 perawat rawat inap (82,7%) yang
Rumah Sakit Sanglah Kota Denpasar, Bali. memiliki usia antara 20 sampai 40 tahun. Terdapat
12 perawat UGD (20,7%) dan 10 perawat rawat
inap (17,3%) yang memiliki usia antara 41 sampai
METODE
dengan 65 tahun. Rerata usia perawat yang paling
Penelitian ini merupakan penelitian analitik banyak pada ruang UGD dan rawat inap adalah
dengan rancangan potong lintang. Penelitian usia 20-40 tahun.
menggunakan sampel seluruh perawat yang Berdasarkan jenis kelamin pada Tabel 1.
bekerja di ruang UGD dan perawat di ruang rawat terdapat 13 perawat UGD (22,4%) dan 2 perawat
inap RS Sanglah di Denpasar pada tahun 2017. rawat inap (3,4%) yang berjenis kelamin laki-laki.
Besar sampel dihitung menggunakan formula dua Sedangkan terdapat 45 perawat UGD (77,6%)
kelompok independen. Sampel penelitian dipi- dan 56 perawat rawat inap (96,6%) yang berjenis
lih secara purposive dari populasi target sampai kelamin perempuan. Rerata jenis kelamin perawat
besar sampel terpenuhi. Besar sampel ditentukan yang paling tinggi di ruang UGD dan rawat inap
60 subyek untuk tiap kelompok berdasarkan hasil adalah Perempuan.
perhitungsn sampel dan antisipasi drop out sebesar Berdasarkan tingkat pendidikan pada Tabel 1.
25%. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu, masa kerja terdapat 43 perawat UGD (74,1%) dan 50 perawat
minimal satu tahun, bersedia berpartisipasi sebagai rawat inap (86,2%) dengan tingkat pendidikan D3
subjek dalam penelitian serta menandatangani atau D4 keperawatan, 15 perawat UGD (25,9%)
lembar persetujuan subjek penelitian. Data pene- dan 8 perawat rawat inap (13,8%) dengan tingkat
litian ini merupakan data primer, dimana semua pendidikan S1 keperawatan. Rerata tingkat pendi-
data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. dikan tertinggi pada perawat ruang UGD dan rawat
Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu inap adalah D3/D4 Keperawatan.
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 284-289 | doi: 10.15562/ism.v10i2.212 285
ORIGINAL ARTICLE
Berdasarkan status perkawinan terdapat Dari hasil uji statistik hubungan antara stres
42 perawat UGD (72,4%) dan 51 perawat rawat inap kerja dengan usia menggunakan uji korelasi pear-
(88%) telah menikah. Sedangkan 16 perawat UGD son chi-Square dapat dilihat pada Tabel 2. diketahui
(27,6%) dan 7 perawat rawat inap (12%) belum nilai p sebesar 0,571. Berdasarkan kriteria yang ada,
menikah. Rerata status perkawinan perawat pada hubungan antara dua variabel p>0,05 atau Ho diter-
ruang UGD dan rawat inap yang paling banyak ima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
yaitu menikah. Usia tidak berhubungan dengan tingkat stress.
Berdasarkan masa kerja terdapat 21 perawat Hubungan antara stres kerja dengan jenis
UGD (36,2%) dan 18 perawat rawat inap (31%) kelamin pada Tabel 2 didapatkan nilai p sebesar
dengan lama kerja 1 sampai dengan 5 tahun, 0,142. Nilai p value 0,142 (p>0,05), sehingga, dapat
17 perawat UGD (29,3%) dan 24 perawat rawat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
inap (41,4%) dengan lama kerja 6 tahun sampai jenis klamin dengan tingkat stres kerja.
dengan 10 tahun, 20 perawat UGD (34,5%) dan Hubungan antara stres kerja dengan status
16 perawat rawat inap (27,6%) dengan lama kerja perkawinan pada Tabel 2 didapatkan nilai p sebesar
lebih dari 10 tahun. Rerata masa kerja tertinggi 0,462. Sehingga dapat ditentukan bahwa p value
yaitu 6-10 tahun. 0,462 (p>0,05) atau Ho diterima. Dengan demikian,
Berdasarkan tingkat stres kerja terdapat dapat disimpulkan bahwa Status Perkawinan tidak
1 perawat UGD (1,7%) dan 25 perawat rawat berhubungan dengan tingkat stress.
inap (43,1%) mengalami stres ringan, 39 perawat Hasil hubungan antara stres kerja dengan tempat
UGD (67,2%) dan 29 perawat rawat inap (50%) kerja pada Tabel 2 didapatkan nilai p sebesar 0,000
mengalami stres sedang, pada 18 perawat UGD (p<0,05), dengan demikian, didapatkan tempat
(31%) dan 4 perawat rawat inap (6,9%) mengalami kerja berhubungan dengan tingkat stress.
stres berat. Tingkat stress tertinggi pada kedua Tingkat stres sedang berat paling tinggi didapa-
ruangan adalah stress sedang tkan di ruang UGD sebanyak 51 orang (87,9%)
sedangkan pada ruang rawat inap didapatkan stres
Analisis Bivariat sedang berat sebnayak 22 orang (37,9%).
Uji Chi-Square digunakan pada penelitian ini Hasil hubungan antara stres kerja dengan ting-
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kat pendidikan pada Tabel 2 nilai p sebesar 0,233.
diantara variabel bebas (usia, jenis kelamin, tingkat Sehingga dapat. ditentukan bahwa p value 0,233
pendidikan, status perkawinan, masa kerja, dan (p>0,05), dengan demikian, dapat disimpulkan
tempat kerja) dengan variabel tergantung (tingkat bahwa Tingkat pendidikan tidak berhubungan
stres). dengan stres kerja.
Tabel 1 Karakteristik dasar subyek
UGD Rawat Inap
Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%)
Usia 20-40 tahun 46 79,3 48 82,7
41-65 tahun 12 20,7 10 17,3
Jenis Kelamin Laki-laki 13 22,4 2 3,4
Perempuan 45 77,6 56 96,6
Tingkat D3/D4 Keperawatan 43 74,1 50 86,2
Pendidikan S1 Keperawatan 15 25,9 8 13,8
Status Perkawinan Menikah 42 72,4 51 88
Belum Menikah 16 27,6 7 12
Masa Kerja 1-5 tahun 21 36,2 18 31
6-10 tahun 17 29,3 24 41,4
> 10 tahun 20 34,5 16 27,6
Tingkat Stres Kerja Stres Ringan 1 1,7 25 43,1
Stres Sedang 39 67,2 29 50
Stres Berat 18 31 4 6,9
286 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 284-289 | doi: 10.15562/ism.v10i2.212
ORIGINAL ARTICLE
Tabel 2 Hubungan Stres Kerja dengan Variabel Bebas
Stres kerja
Ringan Sedang Berat
Variabel n % n % Nilai p*
Usia 20-40 tahun 36 38,3 58 61,7 0,571
41-65 tahun 7 31,8 15 68,2
Jenis Kelamin Laki-laki 3 20 12 80 0,142
Perempuan 40 39,6 61 60,4
Status Perkawinan Belum Menikah 7 30,4 16 69,6 0,462
Menikah 36 38,7 57 61,3
Tempat Kerja UGD 7 12,1 51 87,9 0,000
Rawat Inap 36 62,1 22 37,9
Tingkat Pendidikan D3 atau D4 32 34,4 61 65,6 0,233
S1 11 47,8 12 52,2
Masa Kerja 1-5 tahun 16 41 23 59
6-10 tahun 18 43,9 23 56,1 0,189
> 10 tahun 9 25 27 75
* pearson Chi-Square
Tabel 3 Uji Mann-Whitney perbedaan tingkat stres kerja pada UGD dan rawat inap
Tempat Kerja n Mann-Whitney U Z p Value
Tingkat Stres UGD 58 841 -5,551 0,000*
Rawat Inap 58
Total 116
*p<0,05
Hasil dari korelasi antara stres kerja dengan sebanyak 51 orang (87,9%) sedangkan pada ruang
masa kerja pada Tabel 2 didapatkan nilai p sebe- rawat inap didapatkan tingkat stres paling tinggi yaitu
sar 0,189, dengan demikian, dapat disimpulkan stres ringan sebanyak 36 orang (62,1%).
bahwa masa kerja tidak berhubungan dengan stres
kerja.
PEMBAHASAN
Uji Mann-Whitney Pada Tabel 2. Didapatkan hasil usia tidak berhubun-
Uji ini yaitu Mann-Whitney pada Tabel 3. digunakan gan dengan tingkat stres. Pada sebuah penelitian
untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat didapatkan hasil yang sama yaitu tidak didapatkan
stres (variabel terikat) antara tempat kerja (variabel hubungan yang siginfikan antara usia dengan stres
bebas). Tempat kerja dikategorikan menjadi UGD kerja.7 Sama halnya dengan penelitian di German
dan ruangan rawat inap dan tingkat stres dikategori- mengenai hubungan usia dengan stres kerja secara
kan menjadi stres sedang berat dan stres ringan. umum tidak didapatkan hubungan yang signifikan
Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil nilai antara usia dengan stres kerja.8
Mann-Whitney U sebesar 841,0 dan nilai p value Hasil uji statistik hubungan antara stres kerja
sebesar 0,000. Sehingga dapat ditentukan p value dengan jenis kelamin pada Tabel 2. disimpulkan
0,000 (p<0,05) atau Ho ditolak. Dengan demikian, bahwa Jenis Kelamin tidak berhubungan dengan
maka terdapat perbedaan secara bermakna pada tingkat stres. Hasil yang sama didapatkan pada
tingkat stres antara perawat yang bertugas di UGD penelitian di Amerika dimana tidak ditemukan
dengan Rawat Inap. perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan
Hasil rerata skor stres pada masing-masing ruang perempuan terhadap stres kerja dan burnout.9
UGD dan ruang rawat inap yaitu 43 pada ruang UGD Didapatkan juga hasil Status Perkawinan tidak
dan 34 pada ruang rawat inap. Berdasarkan tingkatan berhubungan dengan tingkat stres pada Tabel 2.
stres dari ringan dan sedang berat, pada ruang UGD Hasil ini berbeda dengan temuan di India dimana
didapatkan tingkat stres tertinggi yaitu sedang berat terdapat hubungan antara stres kerja dengan status
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 284-289 | doi: 10.15562/ism.v10i2.212 287
ORIGINAL ARTICLE
perkawinan wanita yang telah menikah mengalami Inap RS ‘S’ di Kota Denpasar Tahun 2017”, dapat
stres kerja lebih tinggi dibandingkan yang belum diambil kesimpulan sebagai berikut. Didapatkan
menikah.10 Hasil yang berbeda ini dikarenakan perbedaan yang bermakna pada tingkat stres antara
perbedaan cara pengukuran data serta jumlah perawat yang bertugas di UGD dengan perawat di
sampel yang digunakan. ruang rawat inap.
Berdasarkan Tabel 2. Mengenai hubungan
antara stres kerja dengan tempat kerja didapat- SARAN
kan hasil yaitu tempat kerja berhubungan dengan
tingkat stres. Dari hasil penelitian yang dilakukan Bagi manajemen Rumah Sakit Sanglah, perlu
di Manado hal ini dapat terjadi karena lingkungan adanya rotasi atau pertukaran perawat yang telah
kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan hasil lama bertugas di Ruang UGD maupun di ruang
ini didapatkan dengan nilai p= 0,009.11 rawat inap. Bagi perawat di Ruang UGD dan Ruang
Pada Penelitian ini tidak didapatkan hubun- Rawat Inap pada saat libur sebaiknya perawat
gan antara tingkat pendidikan dengan stres kerja benar-benar menggunakan waktunya untuk libur
(Tabel 2). Hasil yang sama juga didapatkan pada dan beristirahat. Bagi peneliti lain perlu diperha-
penelitian di RSJ Grahasia Yogyakarta yaitu tidak tikan jumlah subyek serta distribusi karakteris-
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan tik subyek agar data yang didapat bisa mewakili
dengan stres kerja dengan nilai p= 0,939.12 populasi.
Hasil uji statistik pada Tabel 2. Tidak didapat-
kan hubungan antara masa kerja dengan stres kerja. DAFTAR PUSTAKA
Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian yang
1. Widodo. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Perawat
dilakukan mengenai analisis faktor-faktor yang Kritis dan Perawat Gawat Darurat di RSUD DR. Moewardi
berhubungan dengan kejadian stres kerja pada Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
karyawan bank didapatkan hasil bahwa masa kerja Surakarta. Skripsi. 2010.
2. Martina, A. Gambaran Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat
berhubungan dengan stres kerja dengan nilai p= Inap Rumah Sakit Paru Dr. Moehammad Goenawan
0,015.13 Hasil ini berbeda dikarenakan jumlah data Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG). Jakarta: Fakultas
subyek serta instrumen yang digunakan berbeda. Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Skripsi. 2012.
3. Najimi, A., Goundarzi, A.M., Sharifirad, G. Causes of Job
Berdasarkan Tabel 3. pada ruang UGD didapat- Stress in Nurses: A Cross-Sectional Study. Iranian Journal
kan tingkat stres tertinggi hal ini dikarenakan pada of Nursing and Midwifery Research. 2012; 17: 301-305.
departemen kegawatdaruratan merupakan suatu 4. WHO. Stress at The Workplace. Occupational Health
Topics. 2007. Tersedia di : http://www.who.int/
lingkungan yang penuh dengan tekanan. Karena occupational_health/topics/stressatwp/en/
pada tempat ini terjadi interaksi dengan anggota 5. Sepahvand, E., Mirzaei, M., et al. Evaluation of
tim interdisipliner lainnya serta situasi yang terkait Occupational Stress and the Effective Factor on it in the
Staff of Educational Hospital of Shohada – e – Ashayer
dengan lingkungan gawat darurat seperti trauma, of Khoram Abad in 2014. IOSR Journal of Dental and
kematian, kesedihan, kegembiraan dan ketidak- Medical Sciences. 2015. 14(9):80-84.
pastian umum setiap saat.14 Tekanan atau stresor 6. Jusnimar. Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat Intensive
Cace Unit (ICU) di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
yang paling sering diidentifikasi yaitu dari aspek Jakarta: Universitas Indonesia. Skripsi. 2012
lingkungan kerja, termasuk bagaimana beban kerja, 7. Preston, J., Shipton, H. The Relationship Between Age,
terlalu ramai, kejadian traumatis, shift kerja, konflik Stress and Learning During Organisational Change.
Chartered Institute of Personnel and Development Centres
antar staf, serta kurangnya kerja tim.15 Conference, Keele University. 2011.
Hasil yang sama didapatkan pada penelitian 8. Rauschenbach, C., Krumm, S., Thielgen, M., Hertel, G.
di Banjarmasin dimana ditemukan perbedaan Age and Work-related stress: a review and meta-analysis.
Journal of Managerial Psychology. 2012. 28 (7/8): 781-804.
tingkat stres kerja pada perawat IGD dan rawat Tersedia di: http://www.emeraldinsight.com/loi/jmp
inap didapatkan nilai p= 0,001.16 Pada studi yang 9. McCarty, W.P., Zhao, J.S., Garland, B.E. Occupational Stress
dilakukan di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM and Burnout Between Male and Female Police Officer Are
There Any Gender Differences?. An International Journal
Manado terdapat perbedaan tingkat stres pada of Police Strategies & Management. 2007. 30 (4): 672-691.
perawat Instalasi Gawat Darurat dengan Ruang Tersedia di: http://www.emeraldinsight.com/loi/pijpsm
Rawat Inap dimana perawat IGD didapatkan 10. Parveen, Nagina. Investigating Occupational Stress Among
Married and Unmarried Working Woman In Hyderabad
menderita stres lebih tinggi daripada perawat Unit City. Bahria Journal of Professional Psychology. 2009. 5:
Rawat Inap dengan nilai p= 0,002.17 21-37.
11. Potu, Aurelia. Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan
Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan pada
SIMPULAN Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku
Utara di Manado. Jurnal EMBA. 2013. 1 (4): 1208-1218.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian 12. Aiska, S. Analisi Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada
Tingkat Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
“Perbedaan Stres Kerja pada Perawat di Ruang Unit Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Gawat Darurat dengan Perawat di Ruang Rawat Yogyakarta. Skripsi. 2014.
288 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 284-289 | doi: 10.15562/ism.v10i2.212
ORIGINAL ARTICLE
13. Fitri, Azizah Musliha. Analisis Faktor-Faktor Yang 17. Mulyadi, L.K. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat
Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja Pada Karyawan Instalasi Gawat Darurat dan Unit Rawat Inap di
Bank (Studi Pada Karyawan Bank BMT). Semarang : Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. eJournal
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNDIP. 2013. 2(1). Keperawatan Universitas Sam Ratulangi. 2015. 3(1).
14. Heglund, S.D. Stressor Experienced By Emergency 18. Prasanty, D, Husada, M.S, Effendy, E, SImbolon, M.J.
Department Registered Nurses At The Bedside : A Work-related psychological distress and social dysfunction
Phenomenological Study. College of Nursing at the in Nurses at Haji Hospital Medan-Indonesia. Bali Med J.
University of Central Florida Orlando, Florida. 2012. 2018. 7(2):279-284.
15. Healy, S., Tyrrell, M. Stress in Emergency Departments :
Experiences of Nurse and Doctors. Emergency Nurse.
2011. 19 (4): 31-37.
16. Rosadi, D., Rahman, F., Yulia, V., Rahman, M.A., et al.
Perbedaan Tingkat Stres Kerja pada Perawat Instalasi
Gawat Darurat (IGD) dan Unit Rawat Inap di RSUD This work is licensed under a Creative Commons Attribution
DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Pekalongan. 2015.
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 284-289 | doi: 10.15562/ism.v10i2.212 289