0% found this document useful (0 votes)
388 views5 pages

Formulasi Sediaan Perona Pipi Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) DALAM BENTUK STICK

The document discusses the formulation of a stick blush product using natural dye from purple sweet potato extract (Ipomoea batatas L.). The extract is obtained through maceration using 96% ethanol solvent. Physical characterization tests of the formulations showed that they had a pale purple to dark pink color and were preferred by panelists at 20%, 25%, and 30% pigment concentrations.

Uploaded by

erin shabrina
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
388 views5 pages

Formulasi Sediaan Perona Pipi Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) DALAM BENTUK STICK

The document discusses the formulation of a stick blush product using natural dye from purple sweet potato extract (Ipomoea batatas L.). The extract is obtained through maceration using 96% ethanol solvent. Physical characterization tests of the formulations showed that they had a pale purple to dark pink color and were preferred by panelists at 20%, 25%, and 30% pigment concentrations.

Uploaded by

erin shabrina
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

FORMULATION OF STICK BLUSH ON DOSAGE FORM FROM ETHANOL EXTRACT


PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea batatas L.)

FORMULASI SEDIAAN PERONA PIPI EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU


(Ipomoea batatas L.) DALAM BENTUK STICK

Novia Hanna Purnomo1)*, Hosea J. Edy1), Jainer P. Siampa1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
*hannapurnomo11@gmail.com

ABSTRACT
Color is one of the determining factors in quality in cosmetics. Usage of synthjetic dye in blush on
could cause irritation on facial skin, irritation on respiratory tract, and damage to the liver. The
aim of this study was to formulate and to evaluate the physical characterization of the blush on
preparation by using natural dye from the purple sweet potato extract (Ipomoea batatas L.) with the
variation concentration on 20%, 25%, and 30%. Formulation of stick blush on used fusion method.
The extract is obtained by means of maceration using ethanol solvent 96%. Organoleptics, color
homogeneity, pH, stability toward light, polish test and preference test were included in the
evaluation of the physical properties of the preparation. The result of the physical properties test
showed the preparation’s color ranged from pale purple to dark pink, a distinctive scent of oleum
rose perfume, soft texture, all preparation had homogenous arrangement, pH value of the
preparation ranged from 6.00-6.61, the best polish were on concentration 25% and 30% this is
characterized by a one-time polishing of the ready has given a clear color when polished on the
skin of the back of the hand, color observation at all preparation did not had any changes in 14
days, and the preferred preparation by the panelists were the preparation with pigment
concentration of 20%, 25% and 30%. It can be concluded that the combination of the purple sweet
potato extract (Ipomoea batatas L.) can be used as a natural dye in blush on preparation.

Keywords: Ipomoea batatas L., Blush on, Formulation

ABSTRAK

Warna adalah salah satu faktor penentu mutu kosmetika. Penggunaan pewarna sintesis pada perona
pipi dapat menyebabkan iritasi pada kulit wajah, iritasi pada saluran pernapasan, dan kerusakan
pada hati. Tujuan Penelitian ini untuk memformulasi serta mengetahui evaluasi fisik sediaan perona
pipi dengan memanfaatkan pewarna alami dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dengan
konsentrasi 20%, 25% dan 30%. Pembuatan sediaan perona pipi menggunakan metode peleburan.
Evaluasi fisik sediaan meliputi organoleptik, homogenitas warna, pH, stabilitas terhadap cahaya, uji
poles dan uji kesukaan. Hasil pengujian sifat fisik menunjukkan bahwa sediaan yang dihasilkan
memberikan warna ungu pucat hingga merah muda tua, bau khas parfum oleum rose, teksturnya
lembut, semua sediaan memiliki susunan yang homogen, nilai pH sediaan 6,00-6,61, polesan
terbaik pada konsentrasi 25% dan 30% hal ini ditandai dengan satu kali pemolesan sediaan telah
memberikan warna yang jelas saat dipoleskan pada kulit punggung tangan , selama 14 hari
pengamatan warna pada semua sediaan tidak mengalami perubahan terhadap cahaya, dan sediaan
yang disukai oleh panelis adalah sediaan dengan konsentrasi zat warna 20%, 25% dan 30%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) dapat
digunakan sebagai pewarna alami dalam sediaan perona pipi.

Kata kunci: Ipomoea batatas L., Perona pipi, Formulasi.

743
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

PENDAHULUAN ringan dan lembut menyatu dengan sempurna ke


Perona pipi atau blush merupakan salah satu kulit, menghasilkan hasil matte yang terasa
kosmetik dekoratif yang digunakan untuk nyaman.
memberikan warna rona pada pipi dengan Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
sentuhan artistik sehingga dapat menimbulkan ingin mengekstraksi zat warna dari Ubi Jalar
kesan estetika dalam tata rias wajah. Blush Ungu yang kemudian dilanjutkan pada formulasi
merupakan perona pipi yang dikemas dengan perona pipi dengan menggunakan zat warna alami
berbagai macam bentuk diantaranya compact, dari ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)
powder, liquid, cream, batang (stick) dan masih dalam bentuk stick.
banyak bentuk lainnya (Tranggono dan Latifah,
2007). METODOLOGI PENELITIAN
Bentuk stik ini seperti lipstick, kaya akan Waktu dan Tempat Peneliatian
krim, sehingga cocok untuk semua jenis kulit. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020
Tidak seperti perona pipi powder yang mudah – September 2020 di Laboratorium Farmasi lanjut
hancur, perona pipi ini mudah diaplikasikan Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan
karena dikemas seperti tabung putar seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam
lipstik. Formula cream to powder yang ringan dan Ratulangi.
lembut menyatu dengan sempurna ke kulit,
menghasilkan hasil matte yang terasa nyaman. Rancangan Penelitian
Cara pemakaiannya adalah dengan Penelitian ini ialah penelitian eksperimental
mengaplikasikannya secara lurus pada pipi, laboratorium dengan membuat fomulasi sediaan
kemudian diratakan dengan jari (Muliyawan dan perona pipi ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu
Suriana, 2013). (Ipomoea batatas L.) dengan konsentrasi 20%,
Pewarna yang digunakan dalam kosmetik 25%, dan 30%.
biasanya berasal dari pewarna sintetik dan
pewarna alami. Untuk menghindari bahaya Alat dan Bahan
penggunaan pewarna sintetik seperti Rhodamin B Alat
yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, Alat-alat yang digunakan yaitu alat-alat
saluran pernapasan, dan bahkan bersifat gelas (pyrex ® Iwaki), blender (Philips), lumpang
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dan alu porselen, timbangan analitik (BB Adam),
(Nurheti dan Yulianti, 2007). Maka penggunaan Hot plate magnetic stirrer (Nesco Lab), pH meter
zat pewarna dari alam dalam formulasi blush (Emeltron), toples, kertas saring, kaca objek,
secara umum dianggap lebih aman dan lebih aluminium foil (Klin Pak), wadah perona pipi dan
diminati masyarakat. Adapun tanaman yang dapat vacum rotary evaporator.
dimanfaatkan sebagai pewarna alami ialah
tanaman Ubi Jalar Ungu. Bahan
Ubi jalar ungu merupakan salah satu tanaman Bahan yang digunakan yaitu sampel Ubi
yang berpotensi sebagai sumber zat warna alami. Jalar Ungu, etanol 96%, asam sitrat 2%, natrium
Dibandingkan jenis tanaman yang lain, Ubi Jalar metabisulfit 0,1%, kaolin, zink oksida, talkum,
Ungu memiliki keunggulan, salah satunya parfum, lanolin, isoprofil miristat, aquadest, dan
mengandung antioksidan dan pigmen antosianin lilin carnaubawax.
yang lebih tinggi dari sumber lain seperti kubis
ungu, blueberry dan jagung merah (Rosidah, Prosedur Penelitian
2010). Ubi Jalar Ungu umumnya diperdagangkan Penyiapan dan Pengambilan Sampel
dalam bentuk segar dan pemanfaatannya terbatas Sampel yang digunakan pada penelitian
untuk konsumsi langsung (dikukus/digoreng) ini ialah Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)
(Ginting et al, 2011). segar yang diambil dari Kelurahan Walian Dua,
Tujuan dari pembuatan perona pipi stick ini Kecamatan Tomohon Selatan. Ubi jalar ungu
dilihat dari kelebihannya. Perona pipi dalam (Ipomoea batatas L.) yang telah dikumpulkan,
bentuk stick ini tidak seperti perona pipi powder disortasi, lalu ditimbang sebanyak 500 gram
yang mudah hancur, perona pipi ini mudah dicuci dengan air mengalir, ditiriskan, lalu
diaplikasikan karena dikemas seperti tabung putar dihaluskan dengan menggunakan blender dan
seperti lipstik. Formula cream to powder yang dilanjutkan dengan proses ekstraksi.
744
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

Ekstraksi dari cahaya sambil sering diaduk dan disaring


Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) yang dengan kertas saring, filtrat ditampung (filtrat
telah dihaluskan dimaserasi menggunakan pelarut pertama). Hasil yang diperoleh lalu diuapkan
etanol 96% sebanyak 2,5 L yang telah dengan alat vacum rotary evaporator pada
dicampurkan dengan 2% asam sitrat yang temperatur kurang lebih 50ºC sehingga diperoleh
berfungsi untuk menjaga kestabilan antosianin ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) yang
dan ditambahkan 0,1% natrium metabisulfit untuk berwarna ungu tua.
mencegah oksidasi (Hidayat dan Saati, 2006).
Ditutup dan didiamkan selama 5 hari terlindung

Pembuatan Perona Pipi Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu

Tabel 1. Formula Perona Pipi Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)

Konsentrasi
Bahan Fungsi Satuan
F0 F1 F2 F3
Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu Pewarna g - 1 1,25 1,5
Kaolin Adsorben g 2 2 2 2
Pengikat
Zink Oksida g 1 1 1 1
serbuk
Lanolin Pelembab g 1,5 1,5 1,5 1,5
Isoproply Miristate Pengikat mL 0,02 0,02 0,02 0,02
Nipagin Pengawet g 0,05 0,05 0,05 0,05
Pemberi
Lilin Caranaubawax Struktur g 0,5 0,5 0,5 0,5
batang
Oleum Rose Pengaroma mL 0,02 0,02 0,02 0,02
Talkum Basis g 3 2 1,75 1,5

Pembuatan Perona Pipi Ekstrak Etanol Ubi baik pada kulit. Zink oksida berfungsi sebagai
Jalar Ungu pengikat kering dan memiliki beberapa sifat
Semua bahan yang akan digunakan terapeutik serta membantu menghilangkan
ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan takaran kecacatan pada kulit. Pelembab yang digunakan
yang dianjurkan. Masukan bahan serbuk kaloin, adalah lanolin dan isopropyl miristate, fungsinya
zink oksida, nipagin, talkum ke dalam lumpang untuk mencegah serta mengatasi kulit kering.
lalu digerus hingga homogen. Kemudian lilin Pengawet yang digunakan yaitu nipagin yang
carnaubawax, lanolin dan zat pengikat isopropil berfungsi menjaga kontaminasi produk selama
miristat dimasukkan dalam cawan penguap lalu pembuatan dan memperpanjang umur simpan
dilebur diatas penangas air dengan suhu produk. Lilin carnaubawax fungsinya untuk
± 70℃ , kemudian masukkan semua bahan serbuk pemberi struktur batang pada perona pipi dalam
dan ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu lalu digerus bentuk stick dan menjaga tetap padat walau dalam
sampai homogen, ditambahkan pengaroma oleum keadaan hangat.
rose dan dimasukkan ke dalam wadah perona pipi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sediaan perona pipi yang dibuat
menggunakan pewarna alami dari ekstrak etanol
Ubi Jalar Ungu. Talkum merupakan bahan dasar
dari sediaan perona pipi yang bersifat mengurangi
minya berlebih dan mencegah timbulnya ruam
pada kulit. Kaolin digunakan sebagai adsorben
karena kemampuannya yang menempel dengan
745
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

saat pengamatan dan tidak ada warna yang


berbeda atau merata, sehingga sediaan perona
pipi ini merupakan perona pipi yang homogen.

Tabel 4. Hasil uji pH


Sediaan pH Keterangan
F0 6,00 Memenuhi syarat
F1 6,10 Memenuhi syarat
F2 6,40 Memenuhi syarat
Gambar 1. Hasil uji organoleptik F3 6,61 Tidak Memenuhi syarat

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Menurut Wasitaatmadja (1997) syarat pH sediaan


Sediaan Tekstur Bau Warna perona pipi yang baik sesuai dengan interval pH
F0 Lembut Parfum Putih kulit secara umum yaitu 4,5 – 6,5. Menurut
F1 Lembut Parfum Ungu Pucat Kusnandar et al (2015) ekstrak etanol Ubi Jalar
F2 Lembut Parfum Merah Muda Ungu memiliki warna antosianin pada pH 1-2
Merah Muda merah, pH 3 merah memudar, pH 4 merah
F3 Lembut Parfum
Gelap keunguan, pH 5-6 ungu, dan pH 7 ungu biru.
Berdasarkan hasil pengujian pH sediaan dengan
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan konsentrasi 20% dan 25% memenuhi syarat,
untuk melihat bentuk fisik dari sediaan perona sedangkan sediaan dengan konsentrasi 30% tidak
pipi yang dibuat meliputi bentuk, warna dan bau. memenuhi syarat. Menurut Young (2012) nilai pH
Semakin tinggi jumlah pewarna dalam suatu suatu sediaan bergantung dari komponen
formula maka warnanya akan semakin pekat penyusun baik zat aktif atau zat tambahan yang
(Bu’ulolo, 2019). Berdasarkan hasil pengujian digunakan dalam sediaan Sediaan perona pipi
organoleptik pada sediaan perona pipi tekstur memiliki pH yang lebih rendah dapat
yang dihasilkan dari perona pipi yaitu padat dan mengakibatkan iritasi dan jika pH yang lebih
terasa lembut tidak terasa adanya partikel - tinggi dapat mengakibatkan kulit kering.
partikel kecil, perona pipi memiliki bau khas Uji stabilitas terhadap cahaya dilakukan
parfum dari oleum rose. Perona pipi yang terhadap masing-masing sediaan perona pipi
dihasilkan berwarna ungu pucat dan merah muda dengan menggunakan penyinaran lampu selama
hal ini dikarenakan ekstrak dari Ubi Jalar Ungu 14 hari pengamatan, setelah dilakukan pengujian
yang berwarna ungu kemerahan. Sediaan ini bahwa ternyata warna pada sediaan tidak berubah
memiliki bau khas parfum yaitu oleum rose dan saat dilakukan penyinaran menggunakan lampu
teksturnya lembut. maka dinyatakan bahwa pigmen warna tersebut
tahan terhadap cahaya (Bu’ulolo, 2019).
Tabel 3. Hasil homogenitas warna Berdasarkan hasil pengamatan uji stabilitas
Sediaan Homogenitas terhadap cahaya pada masing-masing sediaan
perona pipi ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu
F0 Homogen
menunjukkan bahwa selama 14 hari pengamatan
F1 Homogen warna pada semua sediaan tidak mengalami
F2 Homogen perubahan terhadap cahaya. Dari hasil tersebut
menyatakan bahwa pigmen warna pada semua
F3 Homogen sediaan perona pipi tahan terhadap cahaya.
Pada pemeriksaan zat warna pada perona
Uji homogenitas warna pada sediaan pipi dilakukan dengan menggunakan metode uji
perona pipi bertujuan untuk mengetahui partikel poles secara visual dilakukan terhadap sediaan
pembawa maupun zat warna dapat membaur atau dengan cara dipoleskan lima kali pada kulit
tercampur dengan baik (Bindharawati et al, 2013). punggung tangan manusia kemudian diamati
Berdasarkan hasil uji homogenitas warna banyaknya warna yang menempel pada kulit
menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat tidak punggung tangan manusia tersebut (Risnawaty et
terlihat adanya butiran kasar pada kaca objek pada al, 2012). Berdasarkan hasil uji poles yang
746
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

diperoleh sediaan yang menghasilkan pemolesan Bu’ulolo, P. 2019. Formulasi Sediaan Pemerah
yang baik adalah sediaan pada konsentrasi 25% Pipi Kombinasi Ekstrak Umbi Bit Merah
dan 30%. Hal ini ditandai dengan satu kali (Beta vulgaris L.) dan Ekstrak Angkak
pemolesan sediaan telah memberikan warna yang Dalam Bentuk Stick. [Skripsi]. Institut
jelas saat dipoleskan pada kulit punggung tangan. Kesehatan Helvetia, Medan.
Pada sediaan konsentrasi 20% tidak menghasilkan
pemolesan yang baik karena walaupun sudah Ginting, Erliana, Joko S. Utomo, Rahmi
dioleskan hingga lima kali tapi tidak memberikan Yulifianti, dan M. Jusuf. 2011. Potensi
warna yang jelas. Ubi Jalar Ungu sebagai Pangan
Uji kesukaan (hedonic test) merupakan Fungsional. Jurnal Iptek Tanaman
metode uji yang digunakan untuk mengukur Pangan 6(1): 116-138.
tingkat kesukaan terhadap sediaan yang dibuat.
Jumlah panelis uji kesukaan semakin besar Hidayat, N. dan Saati, E.A. 2006. Membuat
semakin baik. Sebaiknya jumlah itu melebihi 30 Pewarna Alami. Penerbit Trubus
orang panelis dengan cara: setiap panelis Agrisarana, Surabaya.
mempoleskan masing-masing sediaan perona pipi
pada kulit punggung tangannya lalu memberikan Kusnandar, F., Nuri, A., dan Ai, M. 2015.
penilaian terhadap masing-masing sediaan Karakterristik Warna dan Aktivitas
berdasarkan warna, bau dan tekstur (Soekarto, Antioksidan Antosianin Ubi Jalar Ungu.
1981). Berdasarkan nilai hasil uji kesukaan Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
terhadap 9 orang panelis, menunjukan bahwa 25(2): 176-184.
sediaan perona pipi yang disukai yaitu dengan
konsentrasi 20%, 25% dan 30%. Hal ini dikarena Muliyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A-Z tentang
warna pada setiap sediaan memberikan warna Kosmetik. Elex Media Komputindo,
yang sesuai dengan kulit pipi, sehingga disukai Jakarta.
panelis.
Nurheti, Yulianti. 2007. Awas bahaya dibalik
KESIMPULAN Lezatnya Makanan. Edisi Pertama. CV.
Berdasarkan Hasil Penelitian maka dapat ANDY Offset, Yogyakarta.
disimpulkan bahwa, ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu
dapat diformulasikan menjadi pewarna alami Risnawaty., Nazliniwaty., dan Purba, D. 2012.
dalam formulasi sediaan perona pipi. Sediaan Formulasi Lipstik Menggunakan Ekstrak
perona pipi dengan konsentrasi zat warna 25% Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
telah memenuhi standar evaluasi fisik. Sebagai Pewarna. Journal of
Pharmaceutics and Pharmacology 1(1) :
SARAN 78–86.
Disarankan untuk penelitian lebih lanjut
untuk melakukan uji evaluasi fisik lainnya seperti Rosidah. 2010. Potensi Ubi Jalar sebagai Bahan
uji iritasi, uji keretakan, dan uji angka lempeng Baku Industri Pangan. Teknobunga 2(2) :
total. 44-52.

DAFTAR PUSTAKA Soekarto. 1981. Penilaian Organoleptik Pusat


Bindharawati, N. 2013. Formulasi Sediaan Pengembangan Teknologi Pangan. IPB
Pemerah Pipi dari Ekstrak Kelopak Bunga Press, Bogor. Hal 145.
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)
Sebagai Pewarna dalam Bentuk Compact Wasitaadmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu
Powder. [Skripsi]. Fakultas Farmasi Kosmetik Medik.UI Press, Jakarta.
Universitas Katolik Widya Mandala,
Surabaya. Young, A. 2012. Practical Cosmetic Science.
Mills and Boon Limited, London.

747

You might also like