Potensi Kereta Api Sebagai Angkutan Barang Di Provinsi Lampung Dr. Rahayu Sulistyorini., ST., MT
Potensi Kereta Api Sebagai Angkutan Barang Di Provinsi Lampung Dr. Rahayu Sulistyorini., ST., MT
LAMPUNG
ABSTRACT
In terms of traffic volume, land transportation plays an important role at Lampung Province.
In land transport sub-sector at Sumatera Region, road transportation still dominate,
especially for the movement of the passengers and goods. Specifically for the transport of
goods, trains is primary conveyance to insure transportation continuity from commodity
sourcing to processing place, marketing spot, or transfer spot to airport, bus station or
shipping dock.
Coal is greatly potential goods that can transport at Lampung particularly and generally at
Sumatera. Coal from mine site at Tanjung Enim, South Sumatera, carried to Tarahan Port by
train along the 60 railway coach each series of train and each railway coach load 50 ton
coal. But there are still companies that use trucks to transport coal. It makes a negative
externality for the residents who live along the streets be passed by coal trucks. The negative
externality that appear is the destruction of a nation road and road infrastructure, traffic
jam, pollution and the number of traffic accidents caused by coal trucks.
Research conducted in three mining companies, they are PT. Bukit Asam Tbk, that used train,
and two other companies, PT. Sumatera Bahtera Raya dan PT. Putera Lampung, that used
trucks. Data collection was conducted using survey and interview.
From analysis we can take that the factors affected the company in determining
transportation was location of the mine and stockpile and The company's production targets.
For transport costs per tonne/km railway has the advantage has the advantage of cheaper
costs for large loads and further distance but less flexible to reach certain places. So, trucks
still needed for companies that less production. Special line for coal trucks need for the
trucks do not pass the highway that make destruction of a nation road and traffic jam in the
interest of private companies.
ABSTRAK
Ditinjau dari volume lalu lintas barang yang dapat dilayani, peranan angkutan darat di
wilayah Lampung saat ini memegang peranan yang sangat penting. Dalam Sub sektor
transportasi darat di wilayah Sumatera maka angkutan jalan masih mendominasi, terutama
untuk pergerakan penumpang dan barang menuju wilayah lain di Pulau Sumatera. Khusus
untuk perangkutan barang, kereta api merupakan prasarana utama untuk menjamin
kelancaran angkutan tersebut dari sumber komoditas menuju pengolahan, daerah pemasaran
maupun titik transfer moda lainnya seperti bandara, terminal maupun dermaga pelabuhan.
1 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.03 NO. 01
Angkutan barang yang sangat potensial di Lampung khususnya dan Sumatera umumnya
adalah Batubara. Batubara dari lokasi tambang Tanjung Enin, Sumatera Selatan, diangkut ke
Pelabuhan Tarahan dengan kereta api sepanjang 60 gerbang untuk setiap rangkaian dan
masing-masing gerbong memuat 50 ton batubara. Namun ada banyak perusahaan yang masih
menggunakan truk sebagai angkutan batubara. Digunakannya jalan nasional untuk
transportasi angkutan truk pengangkut batubara membawa eksternalitas negatif bagi
penduduk di sepanjang jalan tersebut. Eksternalitas negatif yang timbul yaitu rusaknya jalan
nasional dan infrastruktur jalan, kemacetan, polusi, dan banyaknya korban kecelakaan
lalulintas oleh truk batubara.
Penelitian dilakukan di tiga perusahaan pertambangan batubara yaitu PT. Bukit Asam Tbk
yang menggunakan moda kereta api, serta dua perusahaan yang menggunakan moda truk
yaitu PT. Sumatera Bahtera Raya dan PT. Putera Lampung. Pengumpulan data dilakukan
dengan survey wawancara dan pembagian kuesioner.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam
menentukan moda angkutan adalah letak tambang dan stockpile serta target produksi
perusahaan. Untuk biaya pengangkutan per ton/km kereta api memiliki keunggulan biaya
yang lebih murah untuk beban yang besar dan jarak yang semakin jauh tetapi kurang fleksibel
untuk menjangkau tempat-tempat tertentu. Jadi, moda truk tetap dibutuhkan untuk
perusahaan batubara yang memiliki target produksi yang tidak memungkinkan menggunakan
moda kereta api. Jalur khusus angkutan truk batubara dibutuhkan agar angkutan truk
pengangkut batubara tidak melewati jalan raya sehingga tidak mengakibatkan kemacetan
serta rusaknya infrastruktur jalan negara akibat kepentingan pribadi perusahaan
pertambangan batubara.
PENDAHULUAN
Melimpahnya kandungan batu berwarna
Indonesia memiliki sumber cadangan hitam ini tidak didukung oleh lokasi
batubara yang cukup besar, akan tetapi baru tambang. Jauhnya lokasi penambangan,
sedikit yang dapat dieksploitasi. Potensi serta tujuan penampungan (Stockpile) yang
Batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera berbeda antara perusahaan batubara
Selatan diketahui mencapai sekitar 85% mengakibatkan perbedaan dalam pemilihan
dari total cadangan yang terkandung dalam moda angkutan. Dalam distribusi angkutan
bumi Sumatera, atau sekitar 22,24 milyar barang batubara terdapat perusahaan yang
ton. Artinya, sekalipun penambangannya menggunakan moda kereta api yaitu PT
dimaksimalkan hingga 50 juta ton Bukit Asam Tbk, sedangkan yang
pertahunnya, batubara tidak akan habis menggunakan moda truk ialah perusahaan
ditambang selama 200 tahun. swasta. Banyak faktor yang mempengaruhi
Pengangkutan batubara dari Provinsi Peneltian ini dibatasi oleh ruang lingkup
Sumatera Selatan menuju Provinsi sebagai berikut:
Lampung menggunakan moda truk 1. Wilayah studi dari penelitian ini dalah
mengakibatkan rusaknya infrastruktur jalan wilayah yang berada di dua provinsi
akibat beban berlebih (overloading). Truk- yang berbeda yaitu wilayah Tanjung
truk yang membawa batubara membawa Enim dan Lahat yang berada di Provinsi
muatan batubara melebihi kapasitas wajar. Sumatera Selatan dan wilayah Provinsi
Truk-truk tersebut membawa muatan Lampung.
batubara sebanyak 25-30 ton, sedangkan 2. Bangkitan perjalanan yang dilakukan
batas wajar hanya 20 ton, sehingga dengan dua moda yang berbeda yaitu
membawa beberapa efek negatif yang kereta api dan truk.
merugikan masyarakat dan Negara. 3. Moda angkutan yang akan diteliti dalam
Masyarakat tidak memperoleh kompensasi penelitian ini adalah truk dan kereta api
dari pengusaha batubara atas ekternalitas babaranjang rute Provinsi Sumatera
negatif yang ditimbulkan oleh truk-truk Selatan menuju Provinsi Lampung.
pengangkut batubara yang melintasi jalan 4. Barang yang dibahas dalam penelitian
nasional. ini adalah batubara saja.
Penelitian ini bertujuan untuk : 5. Perusahaan batubara yang diteliti ialah :
1. Mengetahui faktor-faktor yang a. PT. Bukit Asam, Tbk.
mempengaruhi pemilihan moda b. Perusahaan Swasta.
angkutan batubara.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap
perusahaan dalam menentukan moda angkutan batubara.
2. Menganalisis perbandingan biaya angkut antara kereta api
dan truk persatuan ton/km untuk pengangkutan batubara.
3. Mengetahui respon/persepsi perusahaan batubara terhadap
rencana pengembangan jalur rel kereta api.
Analisis
Kompilasi dan pengolahan data
Sumber : PT. KAI Sube Divre III.2 Tanjung Karang, Seksi Jalan Rel, 2013
Tabel 4 Target Rencana dan Realisasi Harian Perusahaan Tahun 2013 Serta Kapasitas
Stockpile Masing-Masing Perusahaan.
Rencana Realisasi Kapasitas
Angkutan Harian Angkutan Stockpile
No Nama Perusahaan
Tahun 2013 ( Harian Tahun Perusahaan
ton/hari) 2013 (ton) (ton)
PT. Sumatera
1 1.500-2.000 1.800-1900 27.000-35.000
Bahtera Raya
PT. Putera
2 1.000-1.500 1.250-1.450 10.000-15.000
Lampung
PT. Bukit Asam 560.000-
3 30.000-35.000 32.000-34.000
Tbk 600.000
Tabel 5Data Rincian Angkutan Perusahaan PT. Sumatera Bahtera Raya Tahun 2013
Nama Rencana Kapasitas Jarak Biaya
Realisasi
Perusahaan Angkutan Stockpile Angkut Perton/Km
PT.
± 75-90 Truk 27000-
Sumatera ±1800- 450 Rp. 790
= 1500-2000 35000
Bahtera 1900 Ton Km Perton/Km
Ton Ton
Raya
Tabel 6. Data Rincian Angkutan Perusahaan PT. Putera Lampung Tahun 2013.
Nama Rencana Kapasitas Jarak Biaya
Realisasi
Perusahaan Angkutan Stockpile Angkut Perton/Km
± 50-75 Truk 10000-
PT. Putera ±1250- 455 Rp. 791
= 1000-1500 15.000
Lampung 1450 Ton Km Perton/Km
Ton Ton
Tabel 7. Data Rincian Angkutan PT. Bukit Asam Tbk Tahun 2013.
Biaya
Rencana Realisasi Stam Frekuensi Jarak
Perton/K
Harian Harian Formasi Harian Angkut
m
13
30.000- 32.500- 50-60 Rp.383
Keberangkatan 410 Km
35.000 34.000 Gerbong Ton/Km
Isi dan Kosong
Biaya angkut keseluruhan yang dibutuhkan Muara Enim menuju Stasiun Suka Menanti
dengan skenario angkutan dari tambang menggunakan Moda Kereta Api
menuju Stasiun Muara Enim dilanjutkan dari Stasiun Suka Menanti
menggunakan Moda Truk kemudian dari menuju stockpile di Tanjung Bintang = Rp
Tabel 8 Selisih Biaya Angkut Dengan Skenario Angkut Dengan Moda truk Dan Dengan
Kombinasi Antara Moda Truk Dan Kereta Api.
Alternatif
Biaya
No Cara Jarak Volume Biaya Total Biaya
Perton/Km
Pengangkutan
Moda Truk
450 Rp
1 Lahat-Tanjung 2000 Ton Rp 790,- Rp 711.000.000
Km 711.000.000
Bintang
Moda Truk
Dari Lahat- 54 Km 2000 Ton Rp 790,- Rp 85.320.000
Muara Enim
Moda Kereta
Api Muara 397 Rp
2 2000 Ton Rp 383,- Rp 304.102.000
Enim - Suka Km 421.022.000
Menanti
Moda Truk
Dari Suka
20 Km 2000 Ton Rp 790,- Rp 31.600.000
Menanti –
Stockpile