PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL DAN EKSTERNAL
     LABORATORIUM
          FIK USB
What is QUALITY
✓ Do the right thing at the first time
✓ Quality is free, but the cost of corrective action
are very high
✓ Quality is a journey. There is no final destination
✓ Do what you have written, and write what you
have done
✓ Plan what you will do, and do what you have
planned
           Pengendalian Mutu
•   Quality Control (QC)
•   Quality Assurance (QA)
•   Continuous Quality Improvement (QI)
•   Quality System
QC (Quality Control)
Prosedur manajerial untuk mengerahkan berbagai variasi
  dalam proses analitik di laboratorium pada suatu standar
  yang ditetapkan
QA (Quality Assesment)
Pemantauan sistematik terhadap program QC sepanjang
  “Life Cycle” produk dan pelayanan yang diberikan
QI (Quality Improvement)
Teknik pemecahan masalah terstruktur dengan tujuan
  mencegah timbulnya kembali masalah yang sama
  (Improve Performance)
    QUALITY ASSURANCE
The right result, at the
Right time,       on the
Right specimen,      from the
Right patient, with result interpretation
                 based on
Correct reference data,
and at the Right price
                                  (WHO, 1981)
         PENGENDALIAN MUTU
• The ultimate goal of quality system is to
  obtain test results
• that are reliable, relevant, reproducible
• As accurate as possible
      KEGUNAAN PROGRAM QC
MENINGKATKAN KETERHANDALAN (DAPAT DIPERCAYA)
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM (MUTU HASIL)
MENINGKATKAN MORAL PERSONALIA LABORATORIUM KLINIK
MERUPAKAN PENGAWASAN (KONTROL) YANG EFEKTIF OLEH
PENGANGGUNG JAWAB LABORATORIUM KLINIK
PEMBUKTIAN KEBENARAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM KLINIK BERSANGKUTAN
PENGHEMATAN BIAYA PEMERIKSAAN LABORATORIUM OLEH
PASIEN (MENGHINDARI PENGULANGAN PEMERIKSAAN)
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN AUTOMATED
       HEMATOLOGY ANALYZER
Presisi komponen optik untuk akurasi pemeriksaan
Sampling dan pengenceran secara otomatis
Waktu tunggu pasien pendek
Mengurangi human error
Perkembangan perangkat lunak memberikan
kewaspadaan operator terhadap kesalahan mekanik
                      …KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN…..
Efisiensi workflow
Through put tinggi
Efisiensi tehnologi
→ menurunkan biaya operasional
Mengurangi jumlah tenaga kerja /operator
            Putting it all together
   Troubleshooting your analyzer             Diagnostic instruments
      Patient results                                 Assay development
                        CLSI New standards
                                                      Water quality as part
 Water purification
                                                      of the quality process
Quality system
                            Diagnostic           Quality Control
                           Instruments
                      Water         Medical                        Patient
                      Quality     Technologist                     Results
          Troubleshooting procedures
Sample handling procedures confirmed
  Quality control must be reviewed
   ▪ Shifts and trends
   ▪ Peer group
                         Diagnostic
   ▪ Previous data      Instruments Quality Control
                                  Medical             Patient
  Assay                         Technologist          Results
   ▪ Reagent issue
   ▪ Calibrator stability
  Mechanical
   ▪ Instrument malfunction
   ▪ Error codes
  Masalah yang sering dijumpai
Kalibrasi berulang
CV besar
Variasi hasil (hari/ minggu/ bulan)
Faktor interferensi
The Quality Assurance Cycle
              Patient/Client Prep
              Sample Collection
                                    Personnel Competency
  Reporting                         Test Evaluations
              •Data and Lab
              Management
              •Safety
              •Customer
              Service           Sample Receipt
                                and Accessioning
   Record
   Keeping
                                     Sample Transport
              Quality Control
                 Testing
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sampel
 PEMANTAPAN MUTU (Quality Assurance)
 Semua kegiatan yang ditujukan untuk
  menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
  pemeriksaan laboratorium
 Terdiri dari beberapa komponen :
  - Pemantapan Mutu Internal
  - Pemantapan Mutu Eksternal
  - Verifikasi, validasi, audit
  - Pendidikan dan pelatihan
   S7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
Laboratorium kesehatan harus melaksanakan evaluasi dan kegiatan pengendalian mutu.
 S7 (P1)
 Tim yang bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu Laboratorium.
                                INSTRUMEN
 Tim pengendalian mutu :
 Sekelompok petugas yang diberi tanggung jawab terhadap pengendalian mutu
 Laboratorium, Disahkan oleh Penanggung Jawab Laboratorium.
 Perencanaan :
 Rencana pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, sekurang-kurangnya
 Pemantapan Mutu Internal (PMI).
 Dilaksanakan seluruhnya :
 Seluruh kegiatan pemantapan mutu di laksanakan sesuai perencanaan.
 Dilaksanakan sebagian :
 Bila ada satu kegiatan dalam PMI tidak dilaksanakan
                               INSTRUMEN
Tidak dilaksanakan :
Bila seluruh kegiatan dalam PMI tidak dilaksanakan
Dievaluasi :
Dilakukan penilaian berkala , sekurang- kurangnya 1 kali setahun dan ditindak
lanjuti dalam bentuk perubahan atau perbaikan kalau perlu
   PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
Kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh SETIAP laboratorium
secara TERUS MENERUS agar diperoleh
 hasil pemeriksaan yang AKURAT
3 tahapan proses :
Praanalitik, Analitik dan Paskaanalitik
   Pemantapan Mutu (Quality control)
Definisi :
• Prosedur manajerial untuk menyesuaikan tahapan-
  tahapan proses pemeriksaan laboratorium
   (pra-analitik, analitik, paska-analitik)
   untuk memenuhi standar/ spesifikasi tertentu
   yaitu Presisi dan Akurasi
Quality Control meliputi
QC Reagen
▪Verifikasi reagen
QC Instrumen/alat laboratorium
▪Pengecekan fungsi analyzer
▪Prosedur pemeliharaan analyzer
             Dasar Quality Control
❖ Melibatkan pemeriksaan bahan kontrol
spesifik (serum, urine, darah)
❖   Bahan kontrol : stabil, mempunyai matriks yg
    sama, pooled sera/komersial,
    assayed/unassayed, normal/abnormal
❖   Data hasil pemeriksaan bahan kontrol
    dianalisis secara statistik dan dipantau untuk
    menilai keandalan pemeriksaan
          QUALITY CONTROL (QC)
Statistical Process Control
Tujuan SQC :
▪Memantau mutu analitik suatu metode pemeriksaan
pada kondisi operasi rutin yang stabil
▪Memberikan alarm sedang terjadi masalah
▪Mencegah dilaporkannya hasil pemeriksaan yang
belum terbebas dari kesalahan analitik
  Program QC yang baik
❑ Dapat memantau kinerja pemeriksaan
  (metode, reagen, instrumen, analis)
Tolok ukur = Akurasi, Presisi
❑ Membantu mengidentifikasi masalah
  pemeriksaan dan menilai kehandalan
hasil pemeriksaan
                  PRESISI (Ketelitian)
Kesesuaian antara hasil-hasil pada pemeriksaan berulang.
Secara kuantitatif disebut impresisi
yaitu penyimpangan dari hasil pemeriksaan terhadap
nilai rata-rata
Macam Presisi :
✓ Presisi satu seri (within run)
✓ Presisi dari hari ke hari (between days)
✓ Presisi antar laboratorium
  Tolok ukur Presisi adalah :
 SD (Standard Deviation)
              dan
CV (Coefficient of Variation)
        Standar Deviasi (SD) atau
        Simpangan Baku (SB)
     merupakan ukuran bagaimana
nilai-nilai hasil pemeriksaan secara seri pada
sampel yang sama terdistribusi.
          Koefisien Variasi (KV) atau
           Coefficient Variation (CV)
adalah SD yang dinyatakan dalam
persen terhadap nilai rata-rata
Semakin kecil penyimpangan yang diukur dengan SD
atau CV, berarti semakin dekat hasil pemeriksaan
satu sama lainnya dari satu pemeriksaan berulang
Reproduksi baik
       SD
CV =        X   100%
       X
SD =        (xi - x)2
              N -1
      Manfaat Levey-Jennings Plot
       dan Westgard Multirule
❖memantau   kinerja pemeriksaan
❖menganalisis data QC secara obyektif
❖ membantu dalam pemecahan masalah
                             Levey Jenning Chart
Kurva Levey Jenning dibuat dari hasil pengukuran kontrol
yang diplot dan dapat memberikan indikasi adanya
kecenderungan potensial yang mempengaruhi hasil
Bila KONTROL cenderung naik atau turun dan TIDAK DAPAT
DITERIMA, ini menunjukkan adanya pengaruh reagen,
kalibrasi atau analyzer pada hasil pemeriksaan
                      The Levey Jenning chart for analysis and tracking of controls
     Interpretasi Westgard Rules
Rule                 Deskripsi                      Tipe Error
 1     Hasil keluar dari 3SD                       Random
       2 hasil berturut-turut keluar dari 2SD
 2     pada sisi yang sama                         Sistemik
       2 hasil berturut-turut keluar dari 2SD
 3     pada sisi yang berlawanan                   Random
       2 dari 3 hasil berturut-turut keluar dari
 4     2SD pada sisi yang sama                     Sistemik
       4 hasil berturut-turut keluar dari 1SD
 5     pada sisi yang sama                         Sistemik
       10 hasil berturut-turut berada pada
 6     Mean                                        Sistemik
                KESALAHAN
• TEKNIK :
     RANDOM ERROR
     SISTEMATIC ERROR
• NON TEKNIK :
    DILUAR ANALITIK : clerical
                            1-2S
merupakan PERINGATAN
yaitu 1 (satu) hasil kontrol keluar batasan baik 2 SD (di atas)
atau -2SD (di bawah). Yang harus dilakukan adalah melihat
kinerja hasil kontrol lainnya, yaitu hasil kontrol yang
sebelumnya dalam level yang sama (across run)
                             1-3S
merupakan PENOLAKAN
yaitu 1 (satu) hasil kontrol keluar batasan baik 3 SD (di atas)
atau -3SD (di bawah)
1 – 3 SD merupakan ciri :
◼Kesalahan  random
◼Awal dari kesalahan sistematik yang besar
                               2-2S
merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan sistematik
yaitu :
◼2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama,
keluar di sisi yang sama baik 2SD (di atas) atau -2SD (di
bawah) (across run)
                   2-2S
◼   2 (dua) hasil kontrol dari level yang
    berbeda, keluar di sisi yang sama baik
    2SD (di atas atau -2SD (di bawah)
    (within run)
                                R-4S
merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan random yaitu:
◼2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama (across
run) atau berbeda (within run), keluar dari 2SD di sisi yang
berseberangan sehingga perbedaan nilainya menjadi 4 SD
                            R-4S
Jika 2 level yang dikerjakan dan 2 hasil diantaranya berbeda 4SD
                             4-1S
merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan sistematik
yaitu: 4 (empat) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama
(across run) atau berbeda (with run), berada pada sisi yang sama di
atas nilai 1SD atau di bawah -1SD
                              10X
merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan sistematis yaitu:
10 (sepuluh) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang   sama
(across run) atau berbeda (with run), berada pada sisi yang sama di
atas/di bawah nilai rata-rata
10X
      Saat sebuah pasal dilanggar
• Aturan PERINGATAN = gunakan peraturan lain untuk
  memeriksa titik kontrol
• Aturan PENOLAKAN = "tidak terkendali / diluar kontrol"
     ❑ Stop pemeriksaan
     ❑ Mengidentifikasi dan memperbaiki masalah
     ❑ Pengujian berulang pada sampel pasien dan kontrol
     ❑ Jangan melaporkan hasil pasien sampai masalah
       terpecahkan dan kontrol menunjukkan kinerja yang
       tepat
    Penjaminan mutu pem. Hematologi
Komponen program dari :
1 ) Internal Quality Control ( IQC )
2 ) External Quality Assesment( EQA )
3 ) Standardization
4 ) Proficiency surveillance
Tahap Proses Pengendalian Mutu Laboratorium
     Praanalitik             Analitik     Pasca Analitik
  Persiapan pasien    Kalibrasi          Administratif
  Pengambilan         Kontrol            Pelaporan
  Penampungan         Pemantapan mutu    Penilaian
  Penyimpanan         Reagensia
  Pengiriman
                   HASIL LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Tahap Pra analitk :
   ❖ Persiapan pasien
   ❖ Lamanya pembendungan
   ❖ Kesalahan antikoagulan
   ❖ Kadar antikoagulan tidak tepat
   ❖ Pengocokan tidak baik
      ❖ Kekeruhan : lipemia; ikterik, dll
   ❖ Kesalahan administratif
   ❖ Penundaan pemeriksaan / Pengiriman
Hematology analyzer
 Keadaan yang dapat mempengaruhi parameter
          pemeriksaan hematologi
 Persiapan pasien
           Keadaan                         Pengaruh
    Makan / Minuman       Volume plasma , hemoglobin (Hb) 
    Rokok                 Eritrosit  , leukosit , Hb , eosinofil 
    Aktivitas fisik berat Eritrosit , Hb , leukosit 
    Lama                  Neutrofilia, limfopenia, eosinopenia
    Kortikosteroid        Eosinofil , neutrofil , limfosit 
    Adrenalin             Leukosit , trombosit 
  Keadaan yang dapat mempengaruhi parameter
            pemeriksaan hematologi
     Keadaan                              Pengaruh
Transfusi darah   Susunan darah berubah
Pasca donasi      SI 
Kehamilan         Dilusi → pengaruhi hasil laboratorium : Hb 
Diurnal           Eosinofil pagi < sore
                  SI pagi > sore
Volume plasma      → hasil pemeriksaan darah 
 Sediaan apus darah tepi langsung atau darah
  K3EDTA, paling lambat 1 jam setelah pengambilan.
 Sediaan sumsum tulang langsung atau sumsum
  tulang dengan antikoagulan paling lambat 1 jam
  setelah pengambilan.
  Difiksasi dalam larutan metanol absolut selama 10-
  15 menit.
  Diwarnai dengan pewarnaan May Grundwald–
  Giemsa (MGG).
        TAHAP ANALITIK
 Reagensia
 Kalibrasi : kalibrator
 PMI : Kontrol rendah, normal, tinggi
 PME
           tidak sesuai
      KLINIK
ALAT HITUNG SEL DARAH OTOMATIS
      Metode pemeriksaan :
         Impedans
         Optik
         Flowcytometry ,dll
             flags
    PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Flags
 Bila hasil yang diperoleh di luar batas normal
 Morfologi sel darah abnormal
 Ada kesalahan pada pengoperasian instrumen
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL ( PME )
Program untuk menilai mutu laboratorium
secara PERIODIK, SERENTAK, BERKESINAMBUNGAN
dilaksanakan oleh PIHAK LUAR laboratorium
dengan membandingkan hasil pemeriksaan
antar laboratorium peserta yang mempunyai
metoda pemeriksaan sama ataupun berbeda
S7 (P2) Kegiatan Program Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
                              INSTRUMEN
Program PME :
Kegiatan pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik oleh
pihak diluar Laboratorium untuk menilai kinerja sesaat Laboratorium
Mengikuti seluruh program PME :
Bila mengikuti program PME yang diselenggarakan oleh
Departemen Kesehatan RI untuk seluruh bidang pemeriksaan
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
Teratur :
 Mengikuti tiap siklus penyelenggaraan PME minimal 2 kali setahun
 dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
Tidak teratur :
Tidak mengikuti tiap siklus penyelenggaraan PME
                                INSTRUMEN
Mengikuti sebagian :
Bila ada satu siklus PME yang tidak diikuti atau siklus PME diikuti
secara tidak teratur
Hasil baik :
Bila ≥75% dari hasil PME yang didapat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
dengan hasil baik
Hasil tidak baik :
Bila >25% dari hasil PME yang didapat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
dengan hasil kurang baik
Dievaluasi :
Dilakukan penilaian berkala , sekurang - kurangnya 1 kali setahun dan
ditindaklanjuti dalam bentuk perubahan atau perbaikan kalau perlu
Penyelenggara :
•   Pemerintah (Kemenkes : KALK)
•   Swasta (Organisasi Profesi PDS PatKLin)
•   Internasional (ISO, EQAS, NCCLS)
Diikuti oleh SEMUA laboratorium baik milik
  pemerintah maupun swasta
Dikaitkan dengan :
    AKREDITASI Laboratorium Kesehatan dan
    PERIJINAN Laboratorium Kesehatan Swasta
Tujuan Umum PME
  Mewujudkan harmonisasi yang baik
  antar laboratorium klinik
  dengan melaksanakan PME
  sehingga dicapai hasil yang baik,
  berkualitas prima dan dipercaya
Tujuan Khusus PME
   Mengirimkan spesimen kepada para peserta dan
   menganalisis hasilnya
   Memberikan umpan balik hasil PME kepada peserta
    Melakukan pembinaan kepada peserta
   agar dapat memperbaiki, mengendalikan
   serta meningkatkan mutu laboratorium
   yang ada dalam tanggung jawabnya
MANFAAT PME :
   Mutu Laboratorium peserta PME terjamin
   dengan baik   menguntungkan konsumen
   Terdapat harmonisasi hasil antar laboratorium
   sehingga dapat ikut bersaing dalam pasar global
   Mendorong laboratorium menggunakan
   reagen, metode, peralatan yang bermutu
   Mendorong pelaksanaan kegiatan mutu ‘
   di laboratorium secara berkesinambungan
External Quality Assurance Scheme (EQAS)
Merupakan program penilaian mutu eksternal
untuk menilai kinerja sistem uji laboratorium,
hasil dibandingkan dengan laboratorium lain
di seluruh dunia
Jika EQAS dipakai bersama dengan kontrol
mutu harian, laboratorium akan mendapatkan
gambaran lebih lengkap tentang kinerja pemeriksaan,
meningkatkan keyakinan dalam melaporkan
hasil-hasil uji pasien.
RUANG LINGKUP PME
 Hematologi
 Hemostasis
 Kimia Klinik
 Imunologi
 Mikrobiologi
 Parasitologi
 Kimia Lingkungan
 Toksikologi
FALSAFAH PME :
– Laboratorium sebagai PROVIDER harus memberikan
  pelayanan laboratorium paling baik yang dapat
  diberikannya, dan mempunyai BEBAN MORAL
  kepada konsumennya.
– Sp PK berkewajiban melakukan PEMANTAUAN serta
  PEMBINAAN pada lab yang diampunya atau
  anggotanya (untuk pengurus organisasi)
– Konsumen Laboratorium berhak atas HASIL
  pemeriksaaan laboratorium yang BENAR karena
  konsumen mengeluarkan biaya untuk mendapatkan
  pelayanan laboratorium
                   PME
❑Frekuensi       : 2x/ tahun
❑Evaluasi        :
    ID = (hasil lab – hasil rerata peserta)
                  SD
 0,00 - 1,00 = Baik
 1,01 - 2,00 = Cukup
 2,01 – 3,00 = Kurang
 3,02 – 3,17 = Buruk
              PME
VIS = Variance Index Score
0 - 50 = Sangat baik
51 - 100 = Baik
101 - 200 = Cukup
201 - 300 = Kurang
301 - 400 = Buruk
WHO IS RESPONSIBLE FOR
       QUALITY?
To be responsible for Quality in YOUR LABORATORY