0% found this document useful (0 votes)
53 views9 pages

Activities of Ethanolic Extracts Piper Crocatum As Anti-Inflammatory in Male White Rat Strains Sprague-Dawley

This document describes a study on the anti-inflammatory activities of ethanol extracts of red betel leaf (Piper crocatum) in male white rats. The study tested various doses of the ethanol extract (10mg/200gBB, 20mg/200gBB, 30mg/200gBB) on carrageenan-induced edema in rats. The rat foot volumes were measured every hour for 6 hours using a plethysmometer. The results showed that the ethanol extract had significant anti-inflammatory effects compared to the normal control group. Doses of 10mg/200gBB, 20mg/200gBB and 30mg/200gBB showed no significant differences compared to the positive control, indicating

Uploaded by

septodrasta123
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
53 views9 pages

Activities of Ethanolic Extracts Piper Crocatum As Anti-Inflammatory in Male White Rat Strains Sprague-Dawley

This document describes a study on the anti-inflammatory activities of ethanol extracts of red betel leaf (Piper crocatum) in male white rats. The study tested various doses of the ethanol extract (10mg/200gBB, 20mg/200gBB, 30mg/200gBB) on carrageenan-induced edema in rats. The rat foot volumes were measured every hour for 6 hours using a plethysmometer. The results showed that the ethanol extract had significant anti-inflammatory effects compared to the normal control group. Doses of 10mg/200gBB, 20mg/200gBB and 30mg/200gBB showed no significant differences compared to the positive control, indicating

Uploaded by

septodrasta123
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

Abdul Aziz Setiawan, Sefi Megawati, Dinda Nisa 2016

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav)

SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE-DAWLEY

ACTIVITIES OF ETHANOLIC EXTRACTS Piper Crocatum AS

ANTI-INFLAMMATORY IN MALE WHITE RAT STRAINS SPRAGUE-DAWLEY

Abdul Aziz Setiawan 1*, Sefi Megawati2, Dinda Nisa3


1,2,3Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang

*Corresponding Author Email: alaaziz_setiawan@yahoo.co.id

ABSTRACT Piper crocatum is one of the plants used as traditional medicine and has long been used by
communities. This research was carried out to determine the effect of piper crocatum as an anti-
inflammatory. Inflammation is a natural respon for tissue damage. Treatment of inflammation to used
people is NSAID (Non Steroid Antiinflammatory Drugs) have been used as anti-inflammatory therapy but
have side effect like gastrointestinal bleeding. The research study testing anti-inflammatory effects using
artificial edema in rat foot using 1% carrageen as a chorale maker edema. Subjects who used for testing
anti-inflammatory effects using male white rat strains Sprague-dawley is 24 white male rats and divided
into 6 groups, normal group (Na-CMC), positive group (natrium diclofenac), negative group (aquadest)
and treatmen group extract of piper crocatum dose 10mg/200gBB, 20mg/200gBB and 30mg/200gBB
given peroral. Rat foot volumes be measurement as pletismometer every 1 hour for 6 hour. Based in the
result of the study, the ethanol extract of piper crocatum give effect anti- inflammatory in male
Sprague-dawley rat which was induced by carrageenan 1%. The result of statistic showed that there
were significant differences between each dose of the extract with the normal control. Dose extract
10mg/200gBB, 20mg/200gBB and 30mg/200gBB showed that no significant with positif control at test
level of 0,05. Keyword : piper crocatum, anti-inflammatory, edema

ABSTRAK Sirih merah merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah sebagai
antiinflamasi. Inflamasi adalah suatu respon protektif tubuh terhadap jejas. Pengobatan inflamasi yang
banyak digunakan masyarakat adalah Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS) sebagai terapi
antiinflamasi, namun memiliki efek samping berupa perdarahan pada saluran cerna. Penelitian uji
aktivitas antiinflamasi menggunakan metode edema buatan pada telapak kaki tikus dengan
menggunakan karagenan 1% sebagai zat pembuat udem. Uji efek antiinflamasi menggunakan tikus
putih jantan galur Sprague-dawley sebanyak 24 ekor tikus terbagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu
kelompok kontrol normal (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Na diklofenak), kelompok kontrol negatif
dan kelompok perlakuan ekstrak dengan variasi dosis 10mg/200gBB, 20mg/200gBB dan 30mg/200gBB
yang diberikan secara per oral. Pengukuran volume udem kaki tikus diukur menggunakan alat
pletismometer, dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak etanol daun sirih merah memberikan efek antiinflamasi pada tikus putih jantan yang diinjeksi
karagenan 1%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara setiap kelompok
perlakuan dengan kontrol normal. Pada dosis ekstrak 10mg/200gBB, 20mg/200gBB

Farmagazine Vol. III No. 1 Agustus 2016 1


Abdul Aziz Setiawan, Sefi Megawati, Dinda Nisa 2016
dan 30mg/200gBB menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif
pada taraf uji 0,05. Kata kunci : sirih merah, antiinflamasi, udem PENDAHULUAN
Inflamasi adalah respon perlindungan normal terhadap cidera jaringan yang disebabkan oleh
trauma fisik, bahan kimia berbahaya atau agen mikrobiologi. Inflamasi adalah usaha tubuh
untuk menginaktifkan atau menghancurkan organisme penginvasi, menghilangkan iritan, dan
persiapan tahapan untuk perbaikan jaringan. Bila penyembuhan telah sempurna, proses
inflamasi biasanya mereda. Reaksi inflamasi dapat diamati dari gejala klinis yaitu timbul warna
kemerah- merahan (rubor) karena adanya aliran darah yang berlebihan pada daerah cedera,
peningkatan panas (kalor) merupakan respon inflamasi pada permukaan tubuh, pembengkakan
(tumor) karena pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke daerah interstitial, nyeri
(dolor) karena adanya penekanan jaringan akibat edema, dan gangguan fungsi (function laesa)
(Katzung, 2001). Inflamasi atau radang merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita
oleh masyarakat. Inflamasi memiliki angka kejadian yang cukup tinggi, dimana inflamasi dapat
disebabkan oleh trauma fisik, infeksi maupun reaksi antigen dari penyakit, seperti terpukul
benda tumpul dan infeksi bakteri pada luka terbuka (timbulnya nanah pada luka) yang dapat
menimbulkan nyeri dan mengganggu aktivitas (Noer dan Wasradji, 1986).
Pengobatan pasien dengan inflamasi pada umumnya untuk memperlambat atau membatasi
proses kerusakan jaringan yang terjadi pada daerah inflamasi (Tjay dan Rahardja, 2007).
Berdasarkan mekanisme kerjanya ada dua golongan obat untuk mengatasi inflamasi, yaitu obat
antiinflamasi steroid dan obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Adapun yang banyak di
konsumsi oleh masyarakat adalah obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Pemakaian OAINS
dalam waktu lama dapat menyebabkan ulserasi dan perdarahan pada saluran pencernaan
bawah. Dilaporkan bahwa OAINS menyebabkan luka permukaan dengan mempengaruhi
integritas membran mukosa saluran cerna.
Indonesia terkenal akan beragam jenis tumbuhan, pemanfaatannya telah banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang
Farmagazine Vol. III No. 1 Agustus 2016 2
secara empiris telah banyak digunakan masyarakat adalah sirih merah. Telah dilaporkan bahwa
sirih merah memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi diduga aktivitas antiinflamasi berasal dari
kandungan kimia seperti alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid (Werdhany, 2008). Berdasarkan
uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak
etanol daun sirih merah sebagai antiinflamasi pada tikus putih jantan galur Sprague-dawley dan
konsentrasi atau dosis ekstrak etanol daun sirih merah yang dapat memberikan aktivitas
antiinflamasi.
METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan seperti kandang tikus, tempat makanan dan
minuman tikus, timbangan berat badan tikus, neraca analitik (O’haus), alat- alat gelas (pyrex),
blender, spidol, spuit injeksi 1 ml (terumo), sonde oral, penghitung waktu (stop watch), rotary
evaporator dan pletismometer air raksa.
Bahan 1. Daun sirih merah yang berasal dari Ciledug
Kota Tangerang, Banten. 2. Bahan kimia yang digunakan seperti Na CMC 0,5%, aquadest,
Natrium diklofenak, karagenin, NaCl 0,9% dan etanol 70%. 3. Hewan yang digunakan dalam
penelitian ini, menggunakan tikus putih jantan galur Sprague-dawley berumur 2-3 bulan dengan
berat badan 150-200 g, berasal dari Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka dengan
sertifikat analisis hewan uji no : 232/IPH.1.02/KS.02/IX/2015.
Prosedur Penelitian
1. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biologi-LIPI Cibinong Bogor. 2. Pembuatan Simplisia
Daun sirih merah yang digunakan dicuci dengan air hingga bersih dan ditiriskan, kemudian
dipotong-potong menjadi bagian kecil dan dikeringkan dengan cara diangin- anginkan hingga
menjadi simplisia. Kemudian diblender dan diayak menggunakan ayakan no 20.
Abdul Aziz Setiawan, Sefi Megawati, Dinda Nisa 2016
3. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
Vt = Volume telapak kaki tikus pada waktu t Pembuatan ekstrak daun sirih merah dengan
Vo = Volume telapak kaki tikus pada waktu cara maserasi menggunakan etanol 70%.
nol Simplisia dengan berat 200 gram direndam dalam etanol 70% sebanyak 2 L selama 3
Setelah diperoleh hasil persentase hari. Maserat yang diperoleh dipekatkan
udem selanjutnya dihitung %inhibisi dalam rotary evaporator dan ditimbang berat
menggunakan rumus : ekstrak kentalnya. 4. Pembuatan Suspensi Na-CMC 0,5%
500 mg Na-CMC disuspensikan dalam 100
a−
% penghambatanudem a = % udem rata-rata kelompok = a Farmagazine Vol. III No. 1 Agustus
b
2016 3

x 100%

kontrol ml aquadest panas dengan cara ditaburkan,


negative diaduk kuat-kuat dalam lumpang sampai
b = % udem rata-rata kelompok yang homogen.
diberikan zat uji 5. Pembuatan Suspensi Daun Sirih Merah
450 mg ekstrak daun sirih merah
Data %inhibisi selanjutnya dicari disuspensikan dalam 30 ml Na-CMC, diaduk
nilai slope untuk mengetahui hubungan dalam lumpang sampai homogen.
antara dosis terhadap waktu. Hasil nilai 6. Pembuatan Suspensi Na Diklofenak
slope dianalisa secara statistik Ditimbang 4,5 mg Na diklofenak digerus
menggunakan metode analisis uji Kruskal- dalam lumpang dan ditambahkan 20 ml Na-
Wallis dan dilanjutkan uji BNT (LSD) untuk CMC diaduk sampai homogen.
melihat ada atau tidak ada perbedaan antar 7. Uji aktivitas antiinflamasi
kelompok perlakuan. Dua puluh empat ekor tikus jantan galur Sprague-dawley diaklimitasi
selama ± 1
HASIL DAN PEMBAHASAN minggu, dibagi menjadi 6 kelompok
1. Determinasi tanaman perlakuan secara acak. Sebelum dilakukan
Hasil determinasi menunjukkan bahwa penelitian tikus terlebih dahulu dipuasakan
sampel yang digunakan adalah daun sirih selama ± 18 jam. Kaki kiri belakang tikus
merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) suku terlebih dahulu ditandai dengan spidol
Piperaceae. sebatas mata kaki, lalu diukur pada
2. Hasil ekstraksi bahan pletismometer sebagai volume awal (Vo).
Daun sirih merah sebanyak 200g direndam Tikus diberikan perlakuan secara peroral
dala etanol 70% selama 3 hari dengan 2-3 pada masing-masing kelompok perlakuan,
kali pengadukan setiap harinya. Maserat Na-CMC 2ml/200gBB (kontrol normal), na
dipekatkan dalam rotary evaporator diklofenak 0,45mg/200gBB (kontrol positif),
sehingga diperoleh berat ekstrak 25,0813g aquadest (kontrol negative) dan ekstrak daun
~ 25,08g dengan rendemen 12,54%. sirih merah dengan dosis 10mg/200gBB,
3. Hasil penapisan fitokimia 20mg/200gBB dan 30mg/200gBB dengan
Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia volume pemberian 2ml/200gBB. Setelah pemberian secara oral,
satu jam kemudian
Jenis
NO.
pengujian
tikus diinjeksi dengan karagenin 1% secara intraplantar sebanyak 0,1 ml. satu jam kemudian
dilakukan pengukuran volume udem pada pletismometer setiap 1 jam selama 6 jam (Vt).
Analisa Data
Data yang diperoleh adalah volume udem kaki tikus dari berbagai kelompok yang kemudian
dihitung presentase udem menggunakan rumus :
% udem Keterangan :
(Vt − Vo)
= Vo
x 100%

Hasil pengujian 1. Alkaloid + 2. Saponin + 3. Tannin + 4. Fenolik + 5. Flavonoid + 6. Triterpenoid + 7. Steroid + 8. Glikosida +
4. Hasil Uji Antiinflamasi
Pengujian aktivitas antiinflamasi menggunakan metode pembentukan edema buatan pada
telapak kaki tikus menggunakan karagenan sebagai penginduksi udem. Penyuntikan
karagenan
Abdul Aziz Setiawan, Sefi Megawati, Dinda Nisa 2016
dilakukan secara intraplantar yaitu pada
sekitarnya dan menyebabkan perubahan- bawah telapak kaki belakang tikus,
perubahan pada pembuluh darah yang bertujuan untuk memberikan efek lokal.
merupakan awal mula terjadinya udem (Vinegar Hewan uji dikelompokkan menjadi 6
dkk, 1976). kelompok berdasarkan rumus Federer, sehingga diperoleh 4 ekor tikus pada
masing-masing kelompok perlakuan.
b. Rata-rata persentase udem pada masing-
masing kelompok perlakuan Kelompok perlakuan terdiri atas kelompok perlakuan ekstrak daun
sirih merah terbagi
Tabel 3. Rata-rata persentase udem dalam tiga varian dosis yaitu dosis 10mg/200gBB, dosis
20mg/200gBB dan dosis 30mg/200gBB. Kelompok perlakuan kontrol positif yaitu kelompok
hewan uji yang diberikan bahan pembanding berupa natrium diklofenak dosis 0,45mg/200gBB,
bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun sirih merah sebagai antiinflamasi yang
dibandingkan dengan natrium diklofenak. Kelompok perlakuan
Keterangan : 1 = Kontrol Normal (Na-CMC 2ml/200gBB) kontrol negatif digunakan untuk membandingkan
volume udem yang terbentuk tanpa adanya pemberian bahan uji ataupun bahan pembanding,
kelompok perlakuan kontrol normal yaitu hewan uji
2 = Ekstrak dosis 10mg/200gBB 3 = Ekstrak dosis 20mg/200gBB 4 = Ekstrak dosis 30mg/200gBB 5 = Kontrol Positif (Na diklofenak
0,45mg/200gBB) 6 = Kontrol Negatif
tidak diberikan perlakuan digunakan sebagai pembanding normal. Pemberian bahan uji dan
bahan pembanding diberikan secara peroral satu jam sebelum penyuntikan karagen. Setelah
penyuntikan karagenan 0,1 ml, volume udem diukur setiap satu jam selama 6 jam pada
pletismometer.
Persentase udem dihitung untuk mengetahui persen udem terbesar yang dialami pada
masing-masing hewan uji setelah diinjeksi karagenan. Berdasarkan tabel 3. Menunjukkan
bahwa rata-rata persentase udem terbesar terjadi pada jam ke-4 dan berangsur-angsur
menurun pada jam ke-6.
a. Rata-rata volume udem pada masing-
masing kelompok perlakuan
c. Rata-rata persentase inhibisi udem pada
masing-masing kelompok perlakuan
Tabel 2.Rata-rata volume udem
Tabel 4. Rata-rata persen inhibisi
Kontrol
Keterangan : 1 = Kontrol Normal (Na-CMC 2ml/200gBB) 2 = Ekstrak dosis 10mg/200gBB 3 = Ekstrak dosis 20mg/200gBB 4 =
Ekstrak dosis 30mg/200gBB 5 = Kontrol Positif (Na diklofenak
0,45mg/200gBB) 6 = Kontrol Negatif
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa karagenan 0,1 ml dapat memberikan efek inflamasi
pada telapak kaki tikus. Pembentukan udem yang berperan adalah intermediet prostaglandin
yang terbentuk melalui biosentesa prostaglandin yang bereaksi dengan jaringan di
Farmagazine Vol. III No. 1 Agustus 2016 4
Kontrol Waktu pengamatan (jam) (%)
0123456
10000000
2 0 11,31 23,81 55,56 80,95 93,45 50,6
3 0 10,95 25,19 44,15 38,26 22,41 17,36
4 0 27,44 15,80 23,92 34,77 15,79 12,89 5 0 3,58 40,44 40,72 43,49 38,25 30,52 6 0 27,92 54,17 67,08 71,46 74,38 60,83
Waktu pengamatan (jam) (ml)
Waktu pengamatan (jam) (%) Kontrol
0123456
1 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19
0123456
1 0 100 100 100 100 100 100
2 0,13 0,15 0,16 0,2 0,24 0,25 0,20
2 0 38,68 -14,36 -25,5 -22,86 -151,75 -33,34
3 0,19 0,21 0,23 0,26 0,26 0,23 0,22
4 0,2 0,25 0,23 0,24 0,26 0,23 0,22
3 0 28,54 7,92 4,62 34,30 42,74 45,84
5 0,16 0,17 0,22 0,22 0,23 0,22 0,21
6 0,17 0,21 0,25 0,27 0,28 0,28 0,26
4 0 -97,73 52,36 46,59 34,55 71,08 60,78
5 0 64,28 -68,58 9,84 23,55 1,78 23,39
60000000
Keterangan : 1 = Kontrol Normal (Na-CMC 2ml/200gBB) 2 = Ekstrak dosis 10mg/200gBB 3 = Ekstrak dosis 20mg/200gBB 4 =
Ekstrak dosis 30mg/200gBB 5 = Kontrol Positif (Na diklofenak
0,45mg/200gBB) 6 = Kontrol Negatif
Hal ini terlihat dari konsistensinya dalam
menurunkan edema dan tidak adanya kehilangan
kemampuan menghambat edema.
Nilai %inhibisi selanjutnya dianalisa
secara statistik menggunakan metode analisis uji
Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji BNT (LSD). Hasil
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan kontrol
normal berbeda secara bermakna dengan
kelompok perlakuan dosis 10mg/200gBB, dosis
Gambar 1. Grafik rata-rata %inhibisi terhadap waktu 20mg/200gBB, dosis 30mg/200gBB, kontrol positif
(Na diklofenak
Berdasarkan hal tersebut dapat
Berdasarkan gambar 1. menunjukkan disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun
bahwa semakin besar persentase inhibisi udem sirih merah (Piper crocatun Ruiz & Pav) dengan
maka semakin kecil persentase udemnya. Kontro dosis 10 mg/200gBB, 20 mg/200gBB dan 30
negatif tidak memberikan persen inhibisi hal in mg/200gBB mempunyai efek sebagai antiinflamasi
terjadi karena pada kontrol negatif hanya diinjeks pada tikus putih jantan galur Sprague-dawley yang
karagenan tanpa diberikan perlakuan. Kontro diinduksi karagenan 0,1 ml, memberikan efek
normal menunjukkan presentase terbesar diantara antiinflamasi yang sama dengan natrium diklofenak
semua kelompok perlakuan yaitu mencapai 100% sebagai bahan pembanding. Adanya aktivitas
hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi inhibis antiinflamasi pada ekstrak etanol daun sirih merah
udem atau tidak terjadi udem karena kontrol norma diperkirakan karena adanya senyawa flavonoid,
tidak diinjeksi karagenan. Kontrol positif yaitu saponin dan tanin.
pemberian natrium diklofenak menunjukkan bahwa Menurut Robinson, 1995, mekanisme
pada jam ke-1 memiliki daya hambat terbesa flavonoid dalam menghambat terjadinya inflamasi
dibanding dengan kelompok perlakuan ekstrak ha melalui dua cara yaitu menghambat asam
ini menunjukkan bahwa natrium diklofenak arakhidonat dan sekresi enzim lisosom dari
merupakan obat sintetis yang secara farmakolog endotelial sehingga menghambat proliferase dan
berkhasiat sebagai antiinflamasi. Prostaglandin eksudasi dari proses inflamasi. Terhambatnya
merupakan zat yang berperan dalam pembenukan pelepasan asam arakhidonat dari sel inflamasi
udem yaitu melalui biosentesa prostaglandin yang akan menyebabkan kurang tersedianya substrat
bereaksi dengan jaringan di sekitarnya dan arakhidonat bagi jalur siklooksigenase dan jalur
menyebabkan perubahan-perubahan pada lipooksigenase. Penghambatan lipooksigenase
pembuluh darah yang merupakan awal mula dapat menimbulkan pengaruh yang lebih luas
terjadinya udem (Vinegar dkk, 1976). Berdasarkan karena pengaruh lipooksigenase merupakan
grafik diketahui bahwa Ekstrak daun sirih merah langkah pertama pada jalur yang menuju hormon
dosis 20mg/200gBB menunjukkan efek yang paling eikosanoid seperti prostaglandin dan tromboksan.
baik dalam menghambat pembentukan edema Adanya kemampuan flavonoid dalam menghambat
daripada dosis 10mg/200gBB dan 30mg/200gBB enzim lipooksigenase dapat menyebabkan
penghambatan pada sintesis mediator radan kepercayaan 95%. Hal ini terjadi karena pada
sehingga dapat mengurangi inflamasi. kelompok perlakuan kontrol normal tidak diberikan
induksi karagenan sehingga memiliki perbedaan
yang bermakna antar semua kelompok perlakuan.
KESIMPULAN Kelompok perlakuan kontrol positif tidak berbeda
secara bermakna dengan kelompok perlakuan
Ekstrak etanol daun sirih merah(Pip dosis 10mg/200gBB, dosis 20mg/200gBB dan
crocatumRuiz & Pav) dosis 10mg/200gBB dosis 30mg/200gBB dan kontrol negatif kecuali
20mg/200gBB dan 30mg/200gBB memil kelompok perlakuan kontrol normal.
kemampuan sebagai antiinflamasi yang sam 0,45mg/200gBB) dan kontrol negatif dengan taraf
terhadap kontrol positif (Na diklofenak) pada kepercayaan 95%. Hal ini terjadi karena pada
-180
-160
kelompok perlakuan kontrol normal tidak diberikan
-140 -120
induksi karagenan sehingga memiliki perbedaan
-100 -80
yang bermakna antar semua kelompok perlakuan.
-60 -40
Kelompok perlakuan kontrol positif tidak berbeda
-2002040

6080 100
secara bermakna dengan kelompok perlakuan
120 dosis 10mg/200gBB, dosis 20mg/200gBB dan
0 dosis 30mg/200gBB dan kontrol negatif kecuali
kelompok perlakuan kontrol normal.
%) waktu (jam)
0,45mg/200gBB) dan kontrol negatif dengan taraf
%) waktu (jam)
kepercayaan 95%. Hal ini terjadi karena pada
kelompok perlakuan kontrol normal tidak diberikan
induksi karagenan sehingga memiliki perbedaan
kontrol normal dosis 10 mg
yang bermakna antar semua kelompok perlakuan.
dosis 20 mg dosis 30 mg
Kelompok perlakuan kontrol positif tidak berbeda
kontrol positif kontrol negatif
secara bermakna dengan kelompok perlakuan
A dosis 10mg/200gBB, dosis 20mg/200gBB dan
dosis 30mg/200gBB dan kontrol negatif kecuali
0,45mg/200gBB) dan kontrol negatif dengan tar kelompok perlakuan kontrol normal.
Farmagazine Vol. III No. 1 Agustus 2016 5
Abdul Aziz Setiawan, Dinda Nisa, Nita Rusdiana 2016
taraf kepercayaan 95%. Ekstrak etanol
Noer, S., dan Wasradji, S., 1996, Buku Ajar Ilmu daun sirih merah dosis 20mg/200gBB memiliki
Penyakit Dalam, Jilid I, Balai Penerbitan kemampuan sebagai antiinflamasi yang lebih
Fakultas Kedokteran Universitas baik daripada dosis 10mg/200gBB dan
Indonesia : Jakarta. 30mg/200gBB.
Werdhany, W.I, Marton, A, W, Setyorini, 2008,
Sirih Merah, Primatani Kota, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta. Hal 1-4. Katzung, Bertram, G,. 2001. Farmakologi Dasar
Vinegar, Ralph., Risley, Edwin A., dan Nuss, dan Klinik. Jakarta : penerbit salemba.
Goerge W. Quantitative studies of hal 449-450.
the pathway to acute carrageenan Robinson, T. 1991. Kandungan Organik
Inflamation, Federation Prosedings. Vol Tumbuhan Tinggi. Bandung. ITB. hal
35 No 13. 152-196.
Fitriyani.A,Winarati L, Muslichah S, dan Tjay TH, Rahardja K. 2007. Obat-obat Penting :
Nuri.2011, Uji Antiinflamasi Ekstrak Khasiat Penggunaan dan Efek-efek
Metanol Daun Sirih Merah (Piper Sampingnya. Edisi VI Jakarta : PT. Elex
crocatum Ruiz & Pav), Majalah Obat Komputindo. Hal 259.
Tradisional, 16(1), hal 34-42
Farmagazine Vol. III No. 1 Agustus 2016 6

You might also like