100% found this document useful (1 vote)
241 views6 pages

Dietary Habits Linked to Child Obesity

This document summarizes a study that examined the relationship between dietary behaviors and childhood obesity. The study was conducted in Elementary School Number 42 in Pekanbaru, Indonesia from September 2018 to March 2019. It involved 269 student participants. The results found a significant relationship between dietary behaviors and childhood obesity, with a p-value of 0.000 which is less than 0.05. Most students had poor dietary behaviors like consuming junk food and snacks. It is recommended that the school limit food vendors on campus that provide unhealthy foods for children.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
100% found this document useful (1 vote)
241 views6 pages

Dietary Habits Linked to Child Obesity

This document summarizes a study that examined the relationship between dietary behaviors and childhood obesity. The study was conducted in Elementary School Number 42 in Pekanbaru, Indonesia from September 2018 to March 2019. It involved 269 student participants. The results found a significant relationship between dietary behaviors and childhood obesity, with a p-value of 0.000 which is less than 0.05. Most students had poor dietary behaviors like consuming junk food and snacks. It is recommended that the school limit food vendors on campus that provide unhealthy foods for children.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

E-ISSN - 2477-6521

Vol 5(1) Februari 2020 (58-63)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian Anak Obesitas


Ifni Wilda*, Desmariyenti1
Akademi Kebidanan Sempena Negeri Pekanbaru
email: Ifniwilda1@gmail.com

Submitted :14-08-2019, Reviewed:23-08-2019, Accepted:10-09-2019


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v5i1.4361

ABSTRACT
There are 42 million children who are obese and 35 million of them are from developing countries. In
Indonesia, People affected by excess weight (overweight) reached 21.7% and continued to rise each
year. Obesity one of the diseases of false nutrition style as a result of consuming the foods which exceed
body’s need and high fat and low fiber. This research aims to know the dietary relationship with
incidence of children obesity in Elementary school number 42 Pekanbaru. Type of this research is
quantitative analysis using correlation. The design of this study used ross sectional. This research was
conducted in Elementary School Number 42 Pekanbaru frome september 2018 to March 2019.
population of this research are students with the total number of 826 students. The sample are 269
students. Techniques of sampling was consecutive sampling method. Analysis was conducted trough
univariate and bivariat analysis (chi square). The research results obtained the value of p = 0.000 α <
0.05. It can be concluded that there is a relationship dietary with childhood obesity in Elementary
school number 42 Pekanbaru. It is recomended to the elementary school 42 Pekanbaru to limit the
traders in the school to provide food that is not good for children to consume.

Keywords: Diet, Obesity

ABSTRAK
Ada 42 juta anak mengalami obesitas dan 35 juta diantaranya berasal dari Negara-negara
berkembang. Di Indonesia orang yang mengalami kelebihan berat badan (overweight) mencapai
21,7% dan terus meningkat setiap tahunnya. Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu
penyakit salah gizi, sebagai akibat mengkonsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan tubuh yang
tinggi lemak dan rendah serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan
dengan kejadian anak obesitas di SD Negeri 42 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
menggunakan analisis kolerasi. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri 42 pekanbaru pada bulan September-Maret Tahun 2019. Populasi dalam
penelitian ini seluruh siswa berjumlah 826 orang, sampel berjumlah 269 orang. Dengan teknik
pengambilan sampel consecutive sampling, analisis penelitian yaitu analisa univariat dan analisa
bivariatdengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh nilai p=0,000 < α=0,05. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anak obesitas di SD Negeri 42
Pekanbaru. Bagi tempat peneliti disarankan agar membatasi penjual kaki lima yang ada disekolah
yang menyediakan makanan yang tidak baik dikonsumsi anak.

Kata Kunci: Pola Makan, Obesitas

LLDIKTI Wilayah X 58
Ifni Wilda dan Desmariyenti| Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian Anak Obesitas

(58-63)
PENDAHULUAN makan dengan kejadian anak obesitas di
Obesitas didefinisikan sebagai suatu SDN 42 Pekanbaru. Instrumen dalam
kelainan atau penyakit yang ditandai penelitian ini adalah menggunakan pita
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh meter dan timbangan untuk variabel
secara berlebihan (Hartini, 2014). Di dependen dan kuisioner untuk variabel
Indonesia prevalensi obesitas pada anak independen. Populasi dari penelitian ini
semakin meningkat dari tahun 2007-2010 adalah seluruh siswa berjumlah 826 yang
dari 8.05% meningkat menjadi 9.2% berada di SD Negeri 42 Pekanbaru Tahun
(Ogden, 2007). 2019. Sedangkan menjadi sampel dalam
Penyebab terjadinya obesitas penelitian ini adalah 269 dengan teknik
diantaranya adalah faktor genetik, faktor pengambilan sampel menggunakan
kesehatan, faktor psikologis, faktor kurang consecutive sampling.
gerak/olahraga, faktor lingkungan dan juga
pola makan. Pola makan yang merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
pencetus terjadinya kegemukan dan A. Hasil
obesitas adalah mengkonsumsi makan porsi Tabel 1
besar (melebihi dari kebutuhan), makanan Distribusi Frekuensi Pola Makan
tinggi energi, tinggi lemak, tinggi Pada AnakObesitas Di
karbohidrat sederhana dan rendah serat. SDN 42 Pekanbaru
Sedangkan perilaku makan yang salah
adalah tindakan memilih makanan dalam Pola Frekuensi Persentase
kemasan dan minuman ringan (soft drink) Makan
(Diana, 2013). Pemahaman masyarakat Baik 113 42%
tentang dampak obesitas pada anak belum Tidak 156 58%
sepenuhnya diketahui, menurut mereka Baik
anak yang gemuk selalu dianggap sebagai Total 269 100%
anak yang sehat dan konsep semakin
gemuk semakin sehat (Soetjiningsih, 2012). Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan
Pola makan yang merupakan pencetus bahwa Distribusi Frekuensi perilaku pola
kegemukan dan obesitas adalah makan pada anak obesitas mayoritas pola
mengkonsumsi makanan porsi besar makan tidak baik yaitu sebanyak 156 anak
(melebihi dari kebutuhan), makan tinggi (58%) dan minoritas pola makan yang baik
energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat yaitu sebanyak 113 anak (42%) di SD
sederhana dan rendah serat. Perilaku makan Negeri 42 Pekanbaru Tahun 2019.
yang salah diantaranya adalah memiliki Tabel 2
makanan berupa junk food, makanan dalam Distribusi Frekuensi Kejadian
kemasan dan minuman ringan (softdrink). Anak Obesitasdi SD Negeri
Kekurangannya aktivitas merupakan faktor 42 Pekanbaru
penyabab kegemukan dan obesitas pada Anak Frekuensi Persentase
anak sekolah. Kemajuan teknologi berupa Obesitas
alat elektronik seperti video games, Kurus 100 37,2%
playstation, televise, computer, laptop, Normal 120 44,6%
tablet PC, handphone menyebabkan anak Obesitas 49 18,2%
malas melakukan aktivitas fisik
Total 269 100%
(Kemenkes, 2012).
Dari tabel .2 dapat dilihat bahwa anak
dengan berat badan normal yaitu sebanyak
METODE PENELITIAN
120 (44,6%) anak, yang kurus sebanyak
Jenis penelitian ini adalah 100 (37,2%) anak, dan dengan obesitas
kuantitatif menggunakan analisis korelasi yaitu sebanyak 49 (18,2%).
untuk mengetahui hubungan perilaku pola

LLDIKTI Wilayah X 59
Ifni Wilda dan Desmariyenti| Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian Anak Obesitas

(58-63)
B. PEMBAHASAN makan manusia dipengaruhi oleh
1. Pola makan usia,selera pribadi, kebiasaan, budaya dan
Distribusi frekuensi pola makan sosial ekonomi (Almatsier, 2002).
didapatkan bahwa mayoritas adalah tidak Menurut penelitian Lestari (2017)
baik dengan jumlah 156 anak (58,0), Pada penelitian ini diketahui pola makan
sedangkan minoritas baik dengan jumlah didominasi oleh kelompok pola makan
113 anak (42,0). beresiko sebanyak 72 anak (58,1%) dan
Menurut (Batissini, 2005) pola makan kelompok pola makan tidak beresiko
adalah segala sesuatu mengenai frekuensi sebanyak 52 anak (41,9%). Pola makan
konsumsi makanan, sehari-hari. Anak usia yang beresiko diantaranya tidak sarapan
sekolah mempunyai karakteristik banyak pagi sehingga pada saat makan siang anak
melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena cenderung makan dengan dengan porsi
itu, anak harus memiliki pola makan yang lebih banyak, kebiasaan makan fast food,
sehat untuk menunjang aktivitasnya. Pola kebiasaan makan snack/cemilan,
makan yang sehat berpengaruh positif dari kurangnya konsumsi buah dan sayur,
diri anak seperti menjaga kesehatan, serta kebiasaan minum softdrink.
mencegah atau membantu menyembuhkan Menurut asumsi peneliti mayoritas
penyakit. Pedoman pola makan sehat untuk pola makan tidak baik disebabkan karena
masyarakat secara umum yang paling baru anak sering mengkonsumsi makanan siap
diperkenalkan adalah “Gizi Seimbang saji yang ada di jual disekolah nya dan
Bangsa Sehat Berprestasi”. Slogan tersebut pola makan tidak teratur.
memiliki arti gizi seimbang menjadi syarat 2. Obesitas
mutlak atau hal penting untuk mewujudkan Distribusi frekuensi obesitas
generasi atau bangsa yang sehat, cerdas, didapatkan bahwa anak dengan berat
berprestasi, unggul bersaing sehingga badan kurus 100 anak (37,2%) yang
menjadi perhatian dan disegani bangsa- normal ada 120 anak (44,6%) sedangkan
bangsa lain dalam persahabatan global yang obesitas ada 49 anak (18,2%).
(Kemenkes, 2014). Obesitas adalah kondisi perbandingan
Pola makan yang salah akan berat badan dan tinggi badan melebihi
menimbulkan dampak buruk meskipun standar yang ditentukan. Obesitas adalah
makanan itu merupakan makanan sehat. keadaan peningkatan lemak tubuh baik
Tubuh minimal membutuhkan zat gizi yang diseluruh tubuh maupun dibagian tertentu
terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, (Egger dan Swinburn, 1997). Obesitas
vitamin, dan mineral. Setiap makanan merupakan total peningkatan total lemak
mengandung zat gizi tertentu yang berbeda tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak
kadarnya dengan maknan lain. Sedangkan tubuh >25% pada pria dan 33% pada
tubuh membutuhkan serangkaian zat gizi wanita. Obesitas merupakan suatu
dalam kadar tertentu. Kadar gizi pada kelainan kompleks pengeturan nafsu
makanan harus seimbang atau sesuai makan dan dan metabolism energi
dengan gizi yang dibutuhkan tubuh. Gizi dikendalikan oleh beberapa faktor biologic
yang masuk dalam tubuh tidak boleh spesifik (Suganda 2006).
kurang atau lebih. Menurut penelitian Lestari (2017) di
Pola makan dapat diartikan suatu ketahui jumlah anak di TK dan SD Kelas
kebiasaan menetap dalam hubungan III Budi Mulia dua Yogyakarta didominasi
dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan kelompok berat badan overweight
jenis bahan makanan :makanan pokok, sebanyak 78 anak (62,9%), kelompok
sumber protein, sayur, buah, dan berat badan normal sebanyak 28 (22,6%)
berdasarkan frekuensi:harian, mingguan, anak dan kelompok berat badan obesitas
pernah, dan tidak pernah sama sekali. sebanyak 18 anak (14,5%). Obesitas dapat
Dalam halpemilihan makanan dan waktu diartikan kelebihan lemak yang tidak

LLDIKTI Wilayah X 60
Ifni Wilda dan Desmariyenti| Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian Anak Obesitas

(58-63)
normal dapat menimbulkan dampak Menurut (Kemenkes RI (2012), 2014)
negative tarhadap kesehatan. pola konsumsi makan adalah susunan
Berdasarkan asumsi peneliti, makanan yang bisa dimakan mencakup
tingginya angka anak obesitas dikarenakan jenis dan jumlah bahan maknan yang
pola makan yang berlebihan dikonsumsi seseorang atau kelompok
4.2.2 Hasil Bivariat orang/penduduk dalam frekuensi dan
Dari hasil uji statistikdistribusi jangka waktu tertentu. Pola makan adalah
frekuensi hubungan perilaku pola makan karakteristik kegiatan yang berulang kali
dengan kejadian anak obesitas di SD dalam memenuhi kebutuhan akan makan
Negeri 42 Pekanbaru Tahun 2019, termasuk macam dan jumlah bahan
didapatkan hasil uji chi square dengan makanan yang dimakan setiap hari serta
nilaip value 0,000 < α (0,05), maka dapat cara memilih makanan (H. Sulistyoningsih,
disimpulkan bahwa terdapat hubungan 2011).
pola makan dengan kejadian anak Obesitas adalah kondisi perbandingan
obesitas. berat badan dan tinggi badan melebihi
Pola makan adalah cara yang standar yang ditentukan. Obesitas adalah
ditempuh seseorang atau sekelompok keadaan peningkatan lemak tubuh baik
untuk memilih makanan dan diseluruh tubuh maupun dibagian tertentu
mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh (Egger dan Swinburn, 1997). Obesitas
melalui suatu pendapatan setiap hari yang merupakan total peningkatan total lemak
disebut serve diet (Santoso & Ranti, 2004). tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak
Pola makan adalah berbagai informasi tubuh >25% pada pria dan 33% pada
yang memberikan gambaran mengenai wanita. Obesitas merupakan suatu kelainan
jumlah dan jenis. Bahan makanan yang kompleks pengeturan nafsu makan dan dan
dimakan setiap hari oleh seseorang dan metabolism energi dikendalikan oleh
merupakan ciri khas untuk suatu beberapa faktor biologic spesifik (Suganda
masyarakat tertentu. Menu seimbang 2006).
merupakan menu yang terdiri dari Menurut Mayer di dalam (Utomo,
beraneka ragam makanan dalam jumlah 2012) obesitas merupakan keadaan
dan porsi yang sesuai, sehingga memenuhi patologis karena penimbunan lemak
kebutuhan gizi seseorang guna berlebihan dari pada yang diperlukan untuk
memelihara dan memperbaiki sel-sel fungsi tubuh . Penderita obesitas adalah
tubuh dan proses kehipan serta seorang yang timbunan lemak bawah
pertumbuhan dan perkembangan kulitnya terlalu banyak. Obesitas dari segi
(Almatsier, 2006). kesehatan merupakan salah satu penyakit
Pola makan berdasarkan jumlah, salag gizi, sebagai akibat konsumsi
menggunakan acuan Angka Kecukupan makanan yang jauh melebihi
Gizi (AKG) tahun 2012 tentang jumlah kebutuhannya. Perbandingan normal antara
makanan yang harus dikonsumsi oleh lemak tubuh dengan berat badan adalah
kelompok masyarakat. Pola makan bersifat sekitar 12-35% pada wanita dan 18-23%
formal berlaku secara umum dan sebagai pada pria. Obesitas merupakan salah satu
pedoman. Berbeda dengan pola makan, faktor resiko penyebab terjadinya penyakit
kebiasaan makan berupa makanan pokok degenerative seperti diabetes militus,
dalam bentuk nasi, jagung ubi, ataupun penyakit jantung coroner, dan hipertensi
buah-buahan namun dalam bentuk jagung. menurut laurentika (Nuri Rahmawati,
Sedangkan kebiasaan makan lebih personal 2009).
dan terbentuk berdasarkan selera dan Hasil penelitian Lestari (2017)
ketersediaan makanan di tingkat rumah menunjukan bahwa ada hubungan antara
tangga (Irianto, 2014). pola makan dengan kejadian obesitas di
TK dan SD Budi Mulia Dua Seturan

LLDIKTI Wilayah X 61
Ifni Wilda dan Desmariyenti| Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian Anak Obesitas

(58-63)
Yogyakarta dengan nilai p value < 0,05 Distribusi frekuensi Pola Makan Dengan
(0,002 < 0,05). Kejadian Anak Obesitas Di SD Negeri 42
Hasil penelitian dari Bidjuni (2014) Pekanbaru Tahun 2019, anak dengan berat
setelah dilakukan tabulasi silang dan uji badan normal yaitu sebanyak 120 (44,6%)
statistik chi-square (X²) antara pola makan anak, yang kurus yaitu sebanyak 100
dengan kejadian obesitas menunjukkan (37,2%) anak, dan dengan obesitas yaitu
nilai p (0,049) < 0,05 dengan odds ratio sebanyak 49 (18,2%). Berdasarkan uji chi
1,762, artinya terdapat hubungan square diperoleh p 0,000 artinya p value ≤
signifikan antara variabel pola makan 0,05 sehingga Ha diterima , kesimpulannya
dengan kejadian obesitas. ada hubungan antara pola makan dengan
Sejalan dengan hasil penelitian ini, kejadian anak obesitas di SD Negeri 42
didukung pula oleh beberapa hasil Pekanbaru.
penelitian diantaranya penelitian yamin,
(2013) di Kota Manado Dengan Judul
Hubungan Asupan Energy Dengan UCAPAN TERIMAKASIH
Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Penulis menyampaikan ucapan
Dasar Dikota Manado, dengan nilai terimakasih sebesar-besarnya kepada
p=0,002. Diperoleh nilai OR sebesar 4,058 rekan-rekan penulis dan Staf guru Di SD
(95% CI= 1,320-2,417). (yamin, 2013). Negeri 42 Pekanbaru yang telah banyak
Hasil penelitian (Damopolii W,2013) memberikan bantuan dan iukut berperan
Dikota Manado dengan judul Fast Food dalam memperlancar penelitian ini.
Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak SD Sujud dan terimakasih yang sangat
Dikota Manado dengan nilai p=0,024. dalam penulis persembahkan kepada
Prevalensi anak obesitas di Kota Manado ibunda dan ayahanda tercinta, atas
tahun 2013 adalah laki-laki 44 orang dorongan yang kuat, kebijaksanaan dan
(32,4) dan perempuan 24 orang (17,6%) do’a. Tidak lupa ucapan terimakasih
(Damopolii, 2013). kepada sahabat seperjuangan yang selalu
Menurut asumsi dari hasil peneliti ada mensupport dan membantu dalam
anak yang pola makan baik tetapi berat melakukan penelitian ini.
badan kurus kemungkinan disebabkan dari
jenis makanan yang dimakan dan ada juga DAFTAR PUSTAKA
responden yang pola makannya tidak baik
tetapi berat badan normal kemungkinan Allender, J.A & sparadley, B. W. (2005).
disebabkan oleh proses metabolisme tubuh community health nursing.
anak yang bagus. Almatsier, dkk. (2011). gizi seimbang
dalam daur kesehatan. jakarta:
gramedia pustaka.
SIMPULAN Alwi I, Simadibra K M,setiati S, setiyohadi
B, S. A. W. (2010). buku ajar ilmu
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyakit dalam. jakarta: interna
“Hubungan Perilaku Pola Makan Dengan
publishing.
Kejadian Anak Obesitas Di SD Negeri 42 Batissini. (2005). pola makan anak dan
Pekanbaru Tahun 2019” yang dilakukan remaja. jakarta: PT Gramedia Pustaka.
melalui penyebaran kuesioner dan Damopolii, W. (2013). Hubungan
pemeriksaan. Pada penelitian yang Konsumsi Fast Food Dengan
dilakukan diperoleh kesimpulan, yaitu : Kejadian Anak Obesitas Pada SD Di
Distribusi Frekuensi Perilaku Pola Makan Kota Manado. Skripsi Universitas
Pada Anak Di SD Negeri 42 Pekanbaru Sam Ratulangi Manado Fakultas
2019 Mayoritas pola makan tidak baik 156 Kedokteran Ilmu Keperawatan
anak (58,0%), sedangkan Minoritas pola Diana. (2013). makanan anak usia
makan baik adalah 113 anak (42,0%).

LLDIKTI Wilayah X 62
Ifni Wilda dan Desmariyenti| Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian Anak Obesitas

(58-63)
sekolah. jakarta: mitra wacan media. Kesehatan Masyarakat Program
Galih Tri Utomo. (2012). pengaruh latihan Kesehatan Masyarakat Depok.
senam aerobik terhadap penurunan Santoso,S dan Ranti L.A, 2004. Kesehatan
berat badan, persen lemak tubuh dan Dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta
kadar kolestrol pada remaja putri Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak
penderita Obesitas di sanggar senam dan Permasalahannya dalam Buku
studio 88 salatiga. Ajar I Ilmu Perkembangan Anak Dan
Guyton A.C. and J.E. Hall. (2007). buku Remaja. Jakarta :Sagungseto
ajar fisiologi kedokteran. jakarta: Suganda, dkk. 2006. Hubungan jumlah dan
EGC. jenis konsumsi gorengan dengan
hartoyo E. (2007). gemuk belum tentu sebagai kudapan pagi terhadap indeks
sehat. masa tubuh pada anggota TNI AD
Hartini, Kadek, dkk. 2014. Korelasi Derajat Yonzipur Dayeuhkolot Bandung.
Obesitas dengan Prestasi Belajar Prociding Pendidikan Dokter.
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Sari Fakultas Kedokteran. Universitas
Pediatri Volume 16 No 1 Juni 2014 Islam Bandung. ISSN 2460-657x
Hendro Bidjuni. (2017). hubungan pola Sulistyoningsih, H, 2011. Gizi Untuk
makan dengan kejadian obesitas pada Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu.
anak usia 10 tahun di SD katolik03 Yogyakarta
frater don bosco manado. Yamin, Bahrudin, ddk. 2013. Hubungan
Hidayah, Ainun,. 2011. Kesalahan- Asupan Energi Dengan Kejadian
kesalahan pola makan pemicu seabrek Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Di
penyakit mematikan. Jogjakarta : Kota Manado. ejournal keperawatan
penerbit buku biru. (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus
Irianto, K. (2014). gizi seimbang dalam 2013
kesehatan reproduksi. Bandung:
Alfabeta.
Kharisma pratama. (2016). hubungan
pengetahuan tentang pola makan
dengan kejadian berat badan berlebih
pada usia remaja.
Kemenkes. (2014). pedoman gizi
seimbang. jakarta: Kemenkes RI.
Lestari, Saraswati. (2017). Hubungan Pola
Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Anak Usia 3-8 Tahun Di Tk Dan
Sd Budi Mulia Dua Seturan
Yogyakarta. Skripsi Program Studi
Bidan Pendidik Jenjang Diploma Iv
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
Ogden, Jane. 2007. Health Psychology (4th
Ed). Newyork. Open University Press
Rahmawati, Nuri. 2009. Aktifitas Fisik,
Konsumsi Makanan Cepat Saji
(Fastfood) dan Keterpaparan Media
serta Faktor Lain yang Berhubugnan
dengan Kejadian Obesitas pada Siswa
SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan
Tahun 2009. Skripsi Fakultas

LLDIKTI Wilayah X 63

You might also like