ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO (PER), DEBT TO EQUITY RATIO
(DER), RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR) DAN FIRMSIZE
    TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PBV) PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PROPERTY, REAL ESTATE & BUILDING CONSTRUCTION YANG TERDAFTAR DI
              BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2012
                                        Ratih Anggraini
                        Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
                             Universitas Dian Nuswantoro Semarang
                                          ABSTRACT
         Price Book Value (PBV) or company value is the ratio between the share price against
the book value. Price Book Value (PBV) describes how large the market appreciates the book
value of a company stock. The higher this ratio means market will believe the company's
prospect. The purpose of this study was to examine the influence of price earning ratio (PER),
debt to equity ratio (DER), return on assets (ROA), current ratio (CR) and firm size. The
population in this research is all property, real estate & building construction listed on
Indonesia Stock Exchange period 2008 to 2012. The sampling technique was conducted with
purposive sampling method that is based on certain criteria, so that the sample data obtain is 22
property, real estate & building construction. Methods of analysis used in this research is
multiple linear regression by using SPSS that previously perform statistical analysis descriptive
and classical assumption test.
         The results of this research indicate that price earning ratio (PER), debt to equity ratio
(DER), return on asset (ROA), current ratio (CR) and firm size simultaneously influence on
company value (PBV) with the adjusted values of coefficient of 33,5%. Individually price earning
ratio (PER), debt to equity ratio(DER), return on asset (ROA) and firm size is a positive and
significant influence on company value (PBV), while current ratio (CR) has no influence on
company value (PBV).
Keywords: price to book value, price earning ratio, debt to equity ratio, return on asset, current
ratio, firm size
PENDAHULUAN
   Pasar modal dikatakan efisien bila harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan
semua informasi yang tersedia serta dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai
modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga-harga
saham. Sebagian besar saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan
normal dengan memilih secara acak atau random saham-saham dalam kelompok risiko tertentu.
Dan karena penyampaian informasi begitu sempurna, tidak mungkin bagi pemodal mana pun
untuk memperoleh laba ekonomi (imbalan abnormal) dengan memanipulasi informasi yang
tersedia khusus baginya (Pandji Anoraga, 2008:83). Namun informasi baru datangnya tidak bisa
diduga, maka perubahan harga pun tidak bisa diduga. Pada saat investor ingin mengambil
keputusan tentang investasi tentu saja investor tersebut membutuhkan informasi tentang saham
itu sendiri.
   Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku
saham suatu perusahaan. PBV memberikan sinyal kepada investor apakah harga yang kita bayar
atau investasikan kepada perusahaan tersebut terlalu tinggi atau tidak sehingga dapat membantu
memberikan gambaran resiko kepada investor jika perusahaan tutup. Meningkatnya nilai
perusahaan (PBV) adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena
dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.
Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
                                              Tabel 1
        Hasil Penelitian Berbagai Peneliti Mengenai Variabel Yang Mempengaruhi
                                     Nilai Perusahaan (PBV)
                                                              Leli
                     Tri                      Durrotun                     Umi
                                                            Amnah &                    Oktavina     Mafizatun
                  Wahyuni,     Rizki Widi    Nasehah &                   Mardiyati,
   Variabel                                                  Barbara                     Tiara      Nurhayati
                    et al        (2012)      Endang Tri                    et al
                                                            Gunawan                     (2013)       (2013)
                   (2013)                      (2012)                     (2012)
                                                             (2011)
Debt to Equity
                    (-) S         (+) S       (-) S         (-) TS        (+) TS         (-) TS
Ratio (DER)
Dividend
Payout Ratio       (+) TS                     (+) S          (-) S        (+) TS          (+) S
(DPR)
Ukuran
Perusahaan          (+) S        (+) TS       (-) S                                                   (+) S
(Firm Size)
Price Earning
                    (+) S                                    (+) S                        (+) S
Ratio (PER)
Return On
                    (+) S                     (+) S                        (+) S
Equity (ROE)
Pertumbuhan
Aset (Asset                       (+) S       (-) S
Growth)
Return On
                                                                                                      (+) S
Asset (ROA)
Current Ratio
                                                                                                       (-) S
(CR)
Sumber: Tri Wahyuni, et al (2013), Rizki (2012), Durrotun, et al (2012), Leli, et al (2011), Umi, et al (2012),
Oktavina (2013), Mafizatun (2013)
   Pada penelitian ini, variabel yang diambil adalah variabel Price Earning Ratio (PER), Debt
to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan ukuran perusahaan
(Firm Size). Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) tidak dipakai karena tidak semua perusahaan
membagikan dividen pada setiap tahunnya. Variabel pertumbuhan aset (Asset Growth) tidak
dipakai karena tidak semua perusahaan mengalami pertumbuhan secara terus menerus setiap
tahunnya, pada tahun tertentu perusahaan mengalami penurunan dan pada tahun berikutnya
mengalami kenaikan kembali. Jika variabel Dividend Payout Ratio (DPR) dan pertumbuhan aset
(Asset Growth) digunakan sampel yang dihasilkan akan sangat sedikit, sehingga dapat
mengurangi tingkat keakuratannya. Variabel Return On Equity (ROE) tidak dipakai karena sudah
terwakili oleh variabel Return On Asset (ROA) yang sudah termasuk dalam rasio profitabilitas.
TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Signaling Theory
   Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan
sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan Houston (2001:36) dalam Silvia (2013),
menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang
memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari
penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan
menggunakan hutang.
   Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan
informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan
informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak
luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi
asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal
pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Silvia, 2013).
2. Efficient Market Theory
   Efficient Market Theory atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar baru dimana saham
yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang mungkin terjadi dengan cepat dan
akurat. Efficient Market Theory menyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor informasi
yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga tereflesi pada harga saham yang mereka
transaksi. Jadi, harga saham yang berlaku di pasar modal sudah mengandung faktor informasi
tersebut (Meygawan, 2012). Menurut Jones (1996) dalam Meygawan (2012), mengungkapkan
bahwa suatu pasar yang efisien adalah pasar yang harga sekuritasnya secara cepat dan penuh
mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan (PBV)
a. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Nilai Perusahaan
   Price Earning Ratio merupakan rasio harga dengan perbandingan antara harga pasar per
lembar saham (market price per share) dan laba per lembar saham (earning per share). PER
yang semakin positif menandakan bahwa investasi perusahaan semakin bagus. Menurut Leli
Amnah (2011), apabila PER semakin tinggi maka akan membuat nilai perusahaan akan naik
dihadapan para investor karena PER yang tinggi akan memberikan pandangan bahwa perusahaan
dalam keadaan sehat dan menunjukkan pertumbuhan perusahaan. PER penting dilakukan dan
bisa dijadikan sebagai salah satu indikator nilai perusahaan dalam model penelitian (Harmono,
2009:57).
       Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
b. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan
   Debt to Equity Ratio adalah rasio utang yang diukur dengan perbandingan antara total utang
yang berbunga (total debt), baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan ekuitas
pemegang saham (equity). Menurut Durrotun Nasehah (2012), DER mempengaruhi kinerja
perusahaan yaitu semakin tinggi beban maka resiko yang ditangung juga besar. Hal ini akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan dan selanjutnya akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai
perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
diharapkan investor dapat menangkap sinyal positif tersebut dari perusahaan. Kepercayaan
investor ini akan ditunjukkan melalui pengembalian saham perusahaan tersebut yang nantinya
akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
       Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
c. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Nilai Perusahaan
   Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara
keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu perusahaan. Dengan rasio ROA yang
tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Semakin
diminatinya saham perusahaan tersebut oleh para investor akan mengakibatkan nilai perusahaan
tersebut akan meningkat (Helmy Fahrizal, 2013).
       Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
d. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Nilai Perusahaan
   Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan (proteksi)
dalam menghadapi masalah likuiditas (memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek)-nya.
Semakin tinggi rasio CR berarti semakin likuid sebuah perusahaan. Semakin tinggi likuiditas
perusahaan, maka akan semakin banyak dana tersedia bagi perusahaan untuk membiayai operasi
dan investasinya, sehingga persepsi investor pada kinerja perusahaan akan meningkat dan
selanjutnya berpengaruh pada nilai perusahaan (Said Kelana dan Chandra, 2010:34).
        Current Rasio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
e. Pengaruh Firm Size terhadap Nilai Perusahaan
   Firm Size atau ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai total asset. Nilai total asset
digunakan dengan dasar bahwa besarnya nilai total asset mencerminkan harta atau kekayaan
yang dimiliki perusahaan. Menurut Tri Wahyuni (2013), saat perusahaan meningkatkan ukuran
perusahaannya maka harga saham perusahaan akan ikut meningkat sehingga nilai perusahaan
akan tinggi. Perusahaan dengan tingkat asset yang semakin besar dianggap lebih mampu untuk
memberikan pengembalian atas investasinya sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian
para investor.
        Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
 Variabel Terikat (Dependen Variable) yaitu Nilai Perusahaan (PBV).
 Variabel Bebas (Independen Variable) yaitu Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio
   (DER), Return On Asset (ROA), Current Rasio (CR) dan Firm Size.
                                           Tabel 2
                           Ringkasan Definisi Operasional Variabel
            Jenis
  No.                             Definisi                       Pengukuran
          Variabel
  1.    Nilai        Rasio yang menggambarkan
        Perusahaan   seberapa besar pasar menghargai
        (PBV)        nilai buku saham suatu perusahaan.
  2.    PER          Rasio yang menggambarkan
                     keuntungan perusahaan terhadap
                     harga sahamnya.
  3.    DER          Rasio ini digunakan untuk
                     mengukur permodalan perusahaan,
                     dan secara tidak langsung juga
                     untuk mengukur kemampuan
                     perusahaan dalam memenuhi
                     kewajibannya membayar utang.
  4.     ROA             Rasio yang mengukur
                         pengembalian atas total aktiva
                         setelah bunga dan pajak.
  5.     CR              Rasio yang menunjukkan besarnya
                         kewajiban lancar dapat ditutupi
                         dengan aktiva.
  6.     Firm Size       Variabel yang diproksikan dengan
                         nilai total asset, yaitu nilai yang
                         mencerminkan harta atau kekayaan        Size = Ln Total Asset
                         yang dimiliki perusahaan.
2. Penentuan Populasi dan Sampel
   Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam sektor property, real
estate & building construction dengan jumlah perusahaan sebanyak 53 perusahaan. Dari 53
perusahaan sektor property, real estate & building construction harus dilakukan pemilihan
sampel. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan
memilih atau menentukan sampel berdasarkan kriteria yang dipilih oleh peneliti.
                                           Tabel 3
                                 Kriteria Penentuan Sampel
       No.                                         Kriteria                                      Jumlah
              Populasi seluruh perusahaan yang termasuk dalam sektor property, real estate
        1.                                                                                             53
              & building construction
              Saham perusahaan sektor property, real estate & building construction yang
        2.                                                                                         (14)
              tidak aktif selama tahun 2008-2012
        3.    Saham perusahaan yang masih aktif dalam sektor property, real estate &
                                                                                                       39
              building construction selama tahun 2008-2012.
        4.    Perusahaan yang memiliki variabel bernilai negatif                                   (17)
        5.   Menyajikan data secara lengkap sesuai kriteria                                            22
       Sumber: IDX, ICMD 2008-2012 (diolah)
Dari hasil metode purposive sampling melalui kriteria diatas diperoleh 22 sampel perusahaan
dengan tahun penelitian 5 tahun, sehingga total data observasi sebanyak 110.
HASIL PENELITIAN
1. Uji Statistik Deskriptif
                                                  Tabel 4
                                       Hasil Uji Statistik Deskriptif
                                                Descriptive Statistics
                                      N         Minimum        Maximum      Mean      Std. Deviation
              PBV                         110           .01          5.97    1.4026           1.14619
              PER                         110           .61        168.85   23.4918          28.83016
              DER                         110           .01          7.75    1.3974           1.28181
              ROA                         110           .00           .20     .0515            .03532
              CR                          110           .12         11.96    1.8141           1.65603
              FIRMSIZE                    110         12.24         17.03   14.7597           1.01485
                                            Descriptive Statistics
                                  N         Minimum       Maximum      Mean      Std. Deviation
           PBV                        110           .01         5.97    1.4026          1.14619
           PER                        110           .61       168.85   23.4918         28.83016
           DER                        110           .01         7.75    1.3974          1.28181
           ROA                        110           .00          .20     .0515           .03532
           CR                         110           .12        11.96    1.8141          1.65603
           FIRMSIZE                   110         12.24        17.03   14.7597          1.01485
           Valid N (listwise)         110
           Sumber: Data sekunder diolah, 2014
   Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai data
yang dilihat dari sampel. Jika mean > std.deviation maka data stabil dan tidak terjadi
penyimpangan data, sedangkan jika mean < std.deviation maka data tidak stabil dan terjadi
penyimpangan data. Pada tabel 4 dapat dijelaskan, data variabel PBV, DER, ROA, CR dan
FIRMSIZE stabil dan tidak terjadi penyimpangan data karena memiliki nilai mean >
std.deviation, hanya data pada variabel PER tidak stabil dan terjadi penyimpangan data karena
memiliki nilai mean < std.deviation.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
   Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika hasil signifikansi pada uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal, dan jika hasil signifikansi uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) lebih kecil dari 0,05 maka data harus dinormalkan dengan
melakukan penghapusan data yang termasuk dalam outliers. Berdasarkan hasil pengujian nilai
residual terdistribusi normal dengan diperoleh keseluruhan data observasi sebesar 78, nilai
Kolmogorov-Smirnov 1,333 dan nilai signifikansi sebesar 0,057. Karena nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
   Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance
dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF
≥ 10. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen
mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,10 serta mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dengan
demikian model regresi dalam penelitian ini bebas dari gejala multikoloniearitas karena
memenuhi asumsi multikoloniearitas.
c. Uji Autokorelasi
   Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Syarat bebas autokorelasi adalah nilai
Durbin Watson (DW test) berada pada posisi (du < dw < 4 – du). Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh angka DW sebesar 2,105 dan nilai (dl = 1,4991) (du = 1,7708) (4-du = 2,2292) (4-dl =
2,5009). Dengan demikian, nilai tersebut berada diantara batas bawah dan batas atas (du < dw <
4 – du) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat
autokorelasi atau bebas dari gejala autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
   Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini menggunakan uji park. Uji
park dilakukan dengan cara mengkuadratkan residual RES_1 dan di logaritma naturalkan. Syarat
uji statistik menggunakan uji park adalah jika variabel independen memiliki signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka secara statistik tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel independen.
Berdasarkan hasil uji park dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen dalam
penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas dengan nilai signifikansi diatas 0,05. Secara
statistik variabel independen dalam penelitian ini tidak mempengaruhi variabel dependen LnU2i
sehingga model regresi tidak mengandung atau bebas dari heteroskedastisitas.
3. Uji Simultan (Uji F)
   Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Imam Ghozali, 2006:88). Nilai uji statistik F harus memiliki nilai
probabilitas atau signifikansi dibawah 0,05 jika nilai signifikansi diatas 0,05 berarti data
observasi tidak memenuhi dan harus dilakukan penambahan data observasi. Berdasarkan hasil uji
F, diperoleh nilai F hitung sebesar 8,742 dengan tingkat probabilitas atau signifikansi sebesar
0,000. Karena signifikansi jauh lebih kecil dibawah tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel PER, DER, ROA, CR dan FIRMSIZE mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen (PBV). Hal ini berarti model regresi variabel independen
dapat digunakan untuk mengukur variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV).
4. Uji Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis (uji t)
                                             Tabel 5
                                                  Coefficientsa
                       Unstandardized           Standardized
                        Coefficients            Coefficients                           Collinearity Statistics
      Model            B          Std. Error       Beta            t          Sig.     Tolerance       VIF
      1 (Constant)     -5.366          1.216                      -4.415        .000
        PER                .019          .007             .282    2.823         .006           .865      1.157
        DER                .334          .122             .279    2.744         .008           .837      1.194
        ROA            14.848          3.289              .483    4.515         .000           .757      1.322
        CR                 .109          .164             .068         .666     .507           .822      1.217
        FIRMSIZE           .338          .077             .409    4.385         .000           .993      1.007
     a. Dependent Variable: PBV
     Sumber: Data sekunder diolah, 2014
a. Regresi Linear Berganda
   Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Berdasarkan tabel 5 dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut:
       PBV = - 5,366 + 0,019 PER + 0,334 DER + 14,848 ROA + 0,109 CR + 0,338 FIRMSIZE + e
Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat disimpulkan, nilai konstanta negatif sebesar
-5,336 menunjukkan bahwa pada saat PER, DER, ROA, CR dan Firm Size tetap atau tidak
mengalami perubahan maka variabel dependen (PBV) akan bernilai -5,336. Sedangkan pada
keseluruhan variabel PER, DER, ROA, CR dan FIRMSIZE menunjukkan nilai positif, sehingga
menggambarkan setiap kenaikan 1% variabel PER, DER, ROA, CR dan FIRMSIZE dengan
asumsi variabel lain tetap, maka akan meningkatkan variabel dependen (PBV) sesuai angka
dalam persamaan tiap variabel yang mengalami kenaikan.
b. Uji Hipotesis (uji t)
   Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam
Ghozali, 2006:88). Jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka variabel
independen berpengaruh, sedangkan jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari 0,05
maka variabel independen tidak berpengaruh. Hasil uji t pada tabel 5 diatas dapat disimpulkan:
  Variabel PER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada
     tingkat signifikansi 0,006. Dengan demikian hipotesis pertama diterima. Semakin tinggi
     PER berarti saham perusahaan memiliki kinerja baik yang dapat menarik minat investor
     untuk membeli saham perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori efisiensi pasar
     yang dijelaskan Jones (1996) dalam Meygawan (2012), menyatakan bahwa suatu pasar yang
     efisien adalah pasar yang harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua
     informasi yang tersedia. Jadi, apabila PER semakin meningkat maka pasar akan menangkap
     sinyal tersebut sebagai informasi yang baik bagi investor. Dengan adanya sinyal baik
     tersebut akan terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham yang dapat meningkatkan
     nilai perusahaan (PBV) dihadapan investor.
  Variabel DER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada
     tingkat signifikansi 0,008. Dengan demikian hipotesis kedua diterima. Semakin tinggi
     rasio utang (DER) semakin meningkatkan nilai perusahaan (PBV) karena perusahaan yang
     meningkatkan utang dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan
     di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor yang akan
     ditunjukkan melalui pengembalian saham perusahaan tersebut yang nantinya akan
     meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan teori signal yang dijelaskan
     Brigham dan Houston (2001:36) dalam Silvia (2013), menyatakan bahwa sinyal adalah
     suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi
     investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan
     dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
     mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang.
  Variabel ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada
     tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima. Semakin tinggi
     rasio ROA maka akan meningkatkan nilai perusahaan (PBV). Rasio ROA merupakan
     pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan
     dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan rasio ROA
     yang tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan
     dan selanjutnya akan mengakibatkan nilai perusahaan (PBV) akan meningkat. Para analis
     sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini. Semakin tinggi
     return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi nilai perusahaan.
  Variabel CR tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada tingkat
     signifikansi 0,507. Dengan demikian hipotesis keempat ditolak. Yang artinya apabila
     variabel CR mengalami peningkatan maka hal itu tidak akan diikuti oleh peningkatan nilai
     perusahaan (PBV). Hal ini dikarenakan current ratio (CR) yang relatif besar, artinya
     perusahaan cukup aman untuk melangsungkan usahanya, namun dengan current ratio (CR)
     yang besar bila tidak digunakan seoptimal mungkin perusahaan tidak akan mampu
     memperoleh hasil yang maksimal khususnya laba perusahaan, sebab aktiva lancar yang
     diperoleh telah dipergunakan untuk membayar hutang lancar. Sehingga current ratio (CR)
     lebih berkaitan dengan kondisi internal perusahaan dalam mendanai kebutuhan operasional
     perusahaan dalam jangka pendek dan investor kurang memperhatikan rasio jangka pendek,
     investor lebih memperhatikan rasio dalam jangka panjang yang lebih memiliki nilai dalam
     pengembalian atas investasi.
  Variabel firm size memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV)
     pada tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis kelima diterima. Semakin
     tinggi ukuran perusahaan maka nilai perusahaan akan ikut meningkat. Perusahaan dengan
     tingkat asset yang semakin besar dianggap lebih mampu untuk memberikan pengembalian
     atas investasinya sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian para investor, selain itu
     juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan
     laba dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat asset yang kecil.
5. Uji Koefisien Determinasi ( )
   Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan pengujian Adjusted R Square, diperoleh
nilai koefisien determinasi sebesar 0,335 yang berarti 33,5% perubahan variabel dependen
(PBV) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu Price Earning Ratio (PER), Debt
to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Firm Size, sedangkan
sisanya 66,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio
   (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Firm
   Size secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap variabel nilai perusahaan
   (PBV) pada tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian, model regresi variabel independen
   dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur variabel dependen yaitu nilai
   perusahaan (PBV).
2. Dari hasil pengujian secara individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel Price Earning
   Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Firm Size berpengaruh
   positif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan (PBV). Sedangkan variabel Current
   Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap variabel nilai perusahaan (PBV).
3. Variabel Return on Asset (ROA) dalam pengujian secara individual memiliki pengaruh positif
   signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada tingkat signifikansi 0,000. Nilai koefisien β
   0,483 yang berarti variabel Return on Asset (ROA) mempengaruhi variabel nilai perusahaan
   (PBV) sebesar 48,3%. Nilai koefisien β 48,3% merupakan nilai koefisien tertinggi diantara
   variabel lain yang memiliki pengaruh sama secara individual terhadap nilai perusahaan
   (PBV), maka setiap kenaikan atau penurunan variabel Return on Asset (ROA) akan
   berpengaruh besar pada perubahan variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV).
4. Dari kelima variabel independen dalam pengujian secara individual, hanya variabel Current
   Ratio (CR) yang tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada tingkat
   signifikansi 0,507. Current Ratio (CR) yang meningkat dapat berarti penurunan laba. Karena
   aktiva yang diperoleh lebih banyak dipergunakan untuk melakukan pembayaran hutang
   jangka pendek. Dengan demikian, current ratio (CR) tidak bisa dijadikan patokan dalam
   pengambilan keputusan dalam berinvestasi karena tidak memiliki pengaruh terhadap
   perubahan nilai perusahaan (PBV).
5. Dari hasil koefisien determinasi ( ) menunjukkan bahwa variasi variabel Price to Book
   Value (PBV) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu Price Earning Ratio
   (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Firm
   Size sebesar 33,5%. Nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 33,5% merupakan nilai yang
   cukup besar, karena nilai Adjusted R Square dalam mengevaluasi melakukan pemilihan model
   regresi yang terbaik. Dengan demikian, apabila ditambahkan satu variabel independen belum
   tentu dapat menjelaskan nilai koefisien determinasi ( ) dengan jumlah yang besar, nilai
   koefisien determinasi ( ) bisa saja naik atau turun apabila satu variabel independen
   ditambahkan kedalam model.
Saran
1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menambah variabel independen selain
   variabel dalam penelitian ini, seperti: struktur modal, kepemilikan manajerial, kepemilikan
   institusional, reputasi auditor, underpricing, dan corporate governance.
2. Dalam penelitian ini rentang waktu yang digunakan relatif singkat, yaitu pada tahun 2008-
   2012. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rentang waktu yang lebih panjang
   agar jumlah data observasi lebih banyak sehingga dapat meneliti kembali gangguan yang
   terjadi pada tahun tertentu.
3. Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda. Pada penelitian selanjutnya
   diharapkan menggunakan alat uji lain, misalnya uji beda. Sehingga hasil yang diperoleh dapat
   diuraikan lebih spesifik menggunakan alat uji yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal. Edisi 3. Jakarta: Rineka Cipta.
Aji, Meygawan Nurseto dan Irene Rini Demi Pangestu. 2012. “Analisis Faktor-faktor Yang
      Mempengaruhi Price Earning Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
      Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2010)”. Jurnal Manajemen. Volume 1. Nomor 1.
      Halaman 382-391. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Ardiatmi, Uliva Dewi. 2014. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total
      Asset Turnover dan Firm Size Terhadap Profitabilitas (ROE) (Studi Kasus pada
      Perusahaan Manufaktur Food and Baverages Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012)”.
      Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2010. Pengantar Valuasi. Jakarta: Salemba Empat.
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia
      Indonesia.
Ayuningtyas, Yuanita. 2014. “Pengaruh ROE, DER, Kepemilikan Manajerial, Firm Size, dan
        Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
        Indonesia Tahun 2009-2011”. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Edisi 3. Jakarta:
      Salemba Empat.
Estuari, Artik. 2009. “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On
      Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap
      Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia”.
F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10.
      Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi: Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Fahrizal, Helmy. 2013. “Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan
      Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan”. Fakultas Ekonomi dan
      Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Empat.
      Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Edisi 1. Jakarta: Bumi
      Aksara.
Herlianto, Didit. 2010. Seluk Beluk Investasi di Pasar Modal di Indonesia. Cetakan Pertama.
      Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hidayat,      Teguh.     2011.    Cara       Menganalisis      Debt    to     Equity     Ratio.
      http://www.teguhhidayat.com/2011/07/tips-menganalisis-debt-to-equity-ratio.html.
Mardiyati, Umi et. al. 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas
      Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
      Periode 2005-2010”. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Vol. 3. No. 1.
      Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
Mustarsyidah, Anni. 2009. “Pengaruh Perubahan Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba
      di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta
      Islamic Index Tahun 2004-2008”. Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan
      Kalijaga Yogyakarta.
Nasehah, Durrotun dan Endang Tri Widyarti. 2012. “Analisis Pengaruh ROE, DER, DPR,
      Growth dan Firm Size Terhadap Price to Book Value (PBV)”. Jurnal Manajemen. Volume
      1. Nomor 1. Halaman 1-9. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro
      Semarang.
Nurhayati, Mafizatun. 2013. “Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya
      Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa”. Jurnal Keuangan
      dan Bisnis. Volume 5. Nomor 2 (Juli 2013). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
      Mercu Buana Jakarta.
Purnasari, Octavia. 2012. “Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Dividen TErhadap Price
      Earning Ratio Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010”.
      Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Qodariyah, Silvia Lailiyah. 2013. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan
     Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan
     Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahardjo, Budi. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan. Cetakan pertama (edisi kedua).
     Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rakhimsyah, Leli Amnah dan Barbara Gunawan. 2011. “Pengaruh Keputusan Investasi,
      Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai
      Perusahaan”. Jurnal Investasi. Volume 7. Nomor 1 (Juni 2011). Halaman 31-45.
      Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Saputra, Rizky Widi. 2012. “Variabel-variabel Yang Mempengaruhi Nilai Peusahaan Makanan
      dan Minuman (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
      Efek Indonesia)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Sari, Oktavina Tiara. 2013. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan
      Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Analisis Manajemen. ISSN 2252-
      6552. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta: Elex
      Media Komputindo.
Wahyuni, Tri et. al. 2013. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan di Sektor
      Property, Real Estate & Building Construction Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-
      2012”. Jurnal Ilmiah. Volume 2. Nomor 1. Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas
      Surabaya.
Wibowo, Ramadani dan Siti Aisjah. 2012. “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,
      Kebijakan Dividen, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
      Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)”. Fakultas
      Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Widhi, Metta Siddhayatri. 2010. “Analisis Kemampuan Rasio-rasio Keuangan Dalam
      Memprediksi Perubahan Laba”.
www.idx.co.id