Jurnal Paedagogy: Vol. 8 No.
3 : Juli 2021
p-ISSN: 2355-7761
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
e-ISSN: 2722-4627
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/index
pp. 364-368
Email: jurnalfip@ikipmataram.ac.id
Upaya Meningkatkan Pemahaman Bahaya Bullying Melalui Bimbingan Klasikal
bagi Siswa SMPN 22 Mataram
Ni Ketut Seriasih
SMPN 22 Mataram, Kota Mataram - Provinsi NTB
Corresponding Author. Email: niketutseriasih@gmail.com
Abstract: This study aims to describe the increased understanding of the dangers Article History
of bullying through classical guidance to class VIII.A students of SMPN 22 Received: 05-04-2021
Mataram in the 2020/2021 academic year. This research is a classroom action Revised: 06-05-2021
research. The subjects in this study were 32 students. The instrument used in Accepted: 22-05-2021
this research is a questionnaire. While the data analysis technique to test the Published:.07-07-2021
difference in the mean of the pretest and posttest after the action was carried out
was using the t-test. The results showed that after being given classical guidance
services, the understanding of the dangers of bullying was in the very high
category with a total frequency of 23 which was 71, 875%. In the very high Key Words:
category it has reached more than half the number of students. In the high Bullying, Classical
category with a total frequency of 6 of 18, 75 %, in the medium category the Guidance.
number of frequency 3 of 9, 375%, in the low category the number of 0 is 0%,
the category is very low with a total frequency of 0 of 0%. Thus, it can be
concluded that classical guidance is an effective and innovative strategy to
increase the understanding of class VIIIA students of SMPN 22 Mataram
regarding the understanding of the dangers of bullying.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan Sejarah Artikel
pemahaman bahaya bullying melalui bimbingan klasikal pada siswa kelas Diterima: 05-04-2021
VIII.A SMPN 22 Mataram Tahun Ajaran 2020/2021. Penelitian ini merupakan Direvisi: 06-05-2021
penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa. Disetujui: 22-05-2021
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Sedangkan teknik Diterbitkan: 07-07-2021
analisis data untuk menguji perbedaan rerata pretest dan posttest setelah
dilakukan tindakan menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah diberikan layanan bimbingan klasikal, pemahaman bahaya bullying
berada pada kategori sangat tinggi yaitu dengan jumlah frekuensi 23 sebesar 71, Kata Kunci:
875 %. Dalam kategori sangat tinggi sudah mencapai lebih dari setengah jumlah Bullying, Bimbingan
siswa yang ada. Pada kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 6 sebesar 18, 75 Klasikal.
%, kategori sedang jumlah frekuensi 3 sebesar 9, 375 %, kategori rendah jumlah
0 sebesar 0 %, kategori sangat rendah dengan jumlah frekuensi 0 sebesar 0 %.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan
strategi yang efektif dan inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas
VIIIA SMPN 22 Mataram mengenai pemahaman bahaya bullying.
How to Cite: Seriasih, N. (2021). Upaya Meningkatkan Pemahaman Bahaya Bullying Melalui Bimbingan
Klasikal bagi Siswa SMPN 22 Mataram. Jurnal Paedagogy, 8(3), 364-368.
doi:https://doi.org/10.33394/jp.v8i3.3763
https://doi.org/10.33394/jp.v8i3.3763 This is an open-access article under the CC-BY-SA License.
Pendahuluan
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program bimbingan dan
konseling di sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada tidaknya landasan hukum atau
ketentuan dari pemerintah. Namun yang lebih penting adalah adanya kesadaran atau
komitmen untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Di sekolah yang terdiri dari berbagai karakter
siswa, tak jarang terjadi suatu perbedaan pendapat, permusuhan dan lain sebagainya untuk itu
Jurnal Paedagogy Vol. 8. No. 3: Juli 2021 Copyright © 2021, Seriasih, N. 364
Jurnal Paedagogy: Vol. 8 No. 3 : Juli 2021
p-ISSN: 2355-7761
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
e-ISSN: 2722-4627
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/index
pp. 364-368
Email: jurnalfip@ikipmataram.ac.id
bimbingan dan konseling mengambil peran dalam hal ini, khususnya agar pendidikan mampu
berjalan secara efektif dan efisien (Romlah, 2006; Gunawan et al., 2020; Fitriatun et al.,
2018; Zultoni, et al., 2020; Surodiana, 2020).
Penyimpangan perilaku kekerasan seperti tawuran, berkelahi dan lain sebagainya
justru banyak dilakukan dan berawal di sekolah. Fenomena kekerasan antar siswa ini
ditemukan pada hampir seluruh sekolah dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah
lanjut tingkat atas. Namun kesadaran sekolah untuk menanggulangi hal tersebut masih sangat
rendah. Hal ini sangat ironis, karena sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan
nyaman untuk belajar harus dinodai dengan penyimpangan perilaku seperti kekerasan.
Hal lain yang lebih ironis adalah kekerasan yang harusnya semakin lama semakin
berkurang justru saat ini kekerasan semakin bertambah. Sesuai dengan peraturan pemerintah
dan kebijakan-kebijakan sekolah yang mengatur pendidikan, siswa memiliki hak untuk
merasa aman dan memperoleh pendidikan. Tetapi nampaknya peraturan-peraturan yang ada
tidak berjalan dengan baik, sehingga masih banyak kasus-kasus kekerasan atau
penyimpangan lainnya yang tidak diselesaikan atau bahkan dibiarkan begitu saja. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kasus bunuh diri yang terjadi pada siswa akibat ulah temannya
yang selalu menghina dan menganiayanya.
Penanganan kasus ini menyadarkan banyak pihak, sayangnya banyak pihak yang
tersadar setelah adanya korban. Jika peraturan dan kebijakan yang telah ada dijalankan
dengan baik dunia pendidikan tidak harus menelan korban bunuh diri. Banyaknya kasus
kekerasan yang terjadi di sekolah menjadikan pendidikan tidak dapat terlaksana secara
maksimal. Menurut beberapa ahli kekerasan yang terjadi di sekolah berasal dari tindakan
bullying. Menurut Priyatna (2010) “satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah
mengalami bullying, baik itu di sekolah, di lingkungan masyarakat maupun di dunia maya”.
Begitupun sebaliknya satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan tindakan bullying pada
temannya. Bullying di sekolah bisa dilakukan oleh individu ke individu, kelompok ke
individu atau kelompok ke kelompok. Tak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya
adalah pelaku ingin menunjukkan kekuatan kepada yang lain. Menurut Sucipto (2012)
bullying dapat berbentuk fisik seperti pukulan, tendangan, tamparan, dorongan, serta
serangan fisik lainnya. Yang berbentuk non fisik bullying dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu verbal maupun nonverbal. Salah satu contoh kasus bullying kasus bullying terjadi antara
senior dengan adik kelasnya. Rh dipukuli seniornya ketika dia kelas VIIIA di SMP , tapi
tidak ditindaklanjuti serius pihak sekolah.
Kejadian ini berawal ketika Rh kedapatan tengah berfoto-foto di lingkungan sekolah.
Rupanya aksi Rh menyebabkan beberapa seniornya di SMP Negeri 22 Mataram merasa
terganggu. Tiga kakak kelas Rh memaksa Rh masuk ke dalam mobil. Satu orang menyetir
berputar-putar. Dua senior lainnya memukuli Rh. Rh dipaksa telentang di bagian tengah
mobil. Rusuk Rh retak parah mendekati patah. Setelah dianiaya, Rh takut masuk sekolah. Rh
bahkan tidak ikut ujian mid semester dan tidak pernah mau mengatakan identitas ketiga
seniornya itu. (http//.kompas.com/kekerasan.masih.terjadi.di.sekolah.htm 14 April 2020).
Keberadaan layanan bimbingan konseling di sekolah yang belum dimanfaatkan siswa
secara maksimal, disebabkan karena masih banyak siswa yang belum mengetahui fungsi dan
layanan bimbingan konseling. Untuk itu penting bagi guru bimbingan konseling memberikan
informasi mengenai fungsi dan layanan-layanan yang ada di Bimbingan Konseling di
sekolah. Selain kurang informasi mengenai keberadaan bimbingan dan konseling, guru
pembimbing di sekolah biasanya juga akan memberikan layanan jika telah terjadi suatu
permasalahan seperti halnya bullying. Sebelum suatu permasalah itu terjadi seharusnya ada
Jurnal Paedagogy Vol. 8. No. 3: Juli 2021 Copyright © 2021, Seriasih, N. 365
Jurnal Paedagogy: Vol. 8 No. 3 : Juli 2021
p-ISSN: 2355-7761
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
e-ISSN: 2722-4627
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/index
pp. 364-368
Email: jurnalfip@ikipmataram.ac.id
upaya pencegahan terlebih dahulu, karena tindakan bullying biasanya dilakukan secara
tertutup dan tidak semua siswa dan guru tahu. Untuk itu salah satu cara yang dapat digunakan
yaitu memberikan informasi melalui bimbingan klasikal menggunakan teknik diskusi
kelompok terhadap siswa mengenai bahaya bullying.
Berdasarkan wawancara dengan koordinator bimbingan dan konseling SMP Negeri
22 Matarampada tanggal 3 Mei 2021 dapat disimpulkan bahwa materi bahaya bullying
selama ini memang belum dimasukkan dalam layanan dasar bimbingan dan konseling,
selama ini memang ketika ada laporan dari siswa, atau indikasi terjadi bullying di sekolah
masuk dalam layanan responif. Banyak metode yang ada dalam bimbingan klasikal, namun
peneliti memilih teknik diskusi kelompok sebagai teknik yang digunakan. Alasan
menggunakan teknik diskusi kelompok karena dengan menggunakan teknik diskusi
kelompok dalam satu kelas, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas
masalah yang akan dipecahkan secara bersama.
Dalam hal ini peneliti akan memberikan masalah yang terkait dengan bullying.
Menurut Muro (dalam Romlah 2006) “diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan
masalah tetapi juga untuk mencerahkan suatu persoalan, serta untuk pengembangan pribadi”.
Siswa dilatih untuk memecahkan masalah bullying yang banyak terjadi di sekolah, selain itu
melatih kemampuan sosial siswa jika dipossisikan pada diskusi kelompok yang melibatkan
beberapa orang di dalamnya. Teknik diskusi kelompok ini juga digunakan agar pada suatu
saat ketika siswa dihadapkan pada permasalahan bullying, siswa tersebut mampu menghadapi
dan menyelesaikannya sendiri. Selain itu bimbingan klasikal ini melibatkan seluruh siswa di
kelas, sehingga siswa akan mendapat materi yang sama mengenai bullying. Peneliti berharap
dengan mendapatkan materi yang sama akan mengurangi tindakan bullying bagi siswa yang
pernah melakukan bullying, dan mencegah terjadinya bullying bagi siswa yang belum pernah
melakukan tindakan bullying.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan metode
bimbingan klasikal dengan teknik diskusi kelompok dalam meningkatkan pemahaman
bahaya bullying pada siswa kelas VIIIA di SMP Negeri 22 Mataram tahun ajaran 2020/2021.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.A SMP Negeri 22 Mataram tahun ajaran
2020/2021 yang berjumlah 32 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah
angket. Sedangkan teknik analisis data untuk menguji perbedaan rerata pretest dan posttest
setalah dilakukan tindakan menggunakan t-test.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan klasikal dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai bahaya bullying pada siswa kelas VIII.A SMP
Negeri 22 Mataram tahun ajaran 2020/2021. Untuk itu, peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara prosedur ilmiah. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Tabel 1. Kategori Skor Distribusi Frekuensi Data Pemahaman Bahaya Bullying
Setelah diberi Tindakan (Posttest)
Interval Frekuensi F% Kategori
30 – 40 23 71, 875 % Sangat Tinggi
23 – 29 6 18,75 % Tinggi
17 - 22 3 9, 375 % Sedang
Jurnal Paedagogy Vol. 8. No. 3: Juli 2021 Copyright © 2021, Seriasih, N. 366
Jurnal Paedagogy: Vol. 8 No. 3 : Juli 2021
p-ISSN: 2355-7761
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
e-ISSN: 2722-4627
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/index
pp. 364-368
Email: jurnalfip@ikipmataram.ac.id
10 – 16 - - Rendah
0–9 - - Sangat Rendah
Total 32 100 %
Bagi anak-anak yang sudah terlibat bullying maka sebagai proses rehabilitasi perlu
dilakukan penyaluran minat dan bakat dengan tepat ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan
ekskul di sekolah, maupun di luar sekolah. Penyesuaian diri siswa dengan lingkungan sosial
serta pengembangan diri dalam mengembangkan potensi positifnya juga perlu dilakukan
dalam langkah pengentasan.
Gambar. 1 Peningkatan Skor Pemahaman Bahaya Bullying Siswa Kelas
VIII A Sebelum dan Setelah diberi Layanan Bimbingan Klasikal
Tingkat pemahaman siswa tentang bahaya bullying sebelum (pretest) dan sesudah
(posttest) diberikan layanan bimbingan klasikal ada pergeseran garis yang menunjukkan
adanya peningkatan skor pemahaman siswa tentang bahaya bullying sebelum (pretest) dan
sesudah (posttest) diberi layanan bimbingan klasikal. Sebelum diberi layanan bimbingan
klasikal (pretest) sebagaimana Gambar 1, skor siswa yang berada pada kategori sangat
rendah berjumlah 0 siswa., pada kategori rendah berjumlah 3 siswa, pada kategori sedang
berjumlah 6 siswa, pada kategori tinggi berjumlah 8 siswa, dan kategori sangat tinggi 15
siswa. Setelah diberi layanan bimbingan klasikal (posttest) skor pemahaman siswa mengenai
bahaya bullying mengalami peningkatan yang signifikan. yaitu skor siswa yang berada pada
kategori sangat rendah berjumlah 0 siswa, pada kategori rendah berjumlah 0 siswa, pada
kategori sedang berjumlah 3 siswa, pada kategori tinggi berjumlah 6 siswa dan pada kategori
tinggi berjumlah 23 siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa antusias dan
merasa senang ketika pelaksanaan bimbingan klasikal yang membahas tentang bahaya
bullying berlangsung. Penggunaan bimbingan klasikal merupakan strategi yang efektif dan
inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII ASMP Negeri 22 Mataram
mengenai pemahaman bahaya bullying. Ada peningkatan pemahaman bahaya bullying
melalui bimbingan klasikal pada siswa kelas VIII ASMP Negeri 22 Mataram. Siswa yang
memiliki pemahaman bahaya bullying pada kategori rendah dan sedang hendaknya lebih aktif
dalam mencari berbagai informasi agar pemahamannya terus meningkat, seperti membaca
koran, majalah dan melalui internet. Bagi siswa yang berada pada kategori tinggi dan sangat
tinggi hendaknya dipertahankan dan diharapkan mampu berbagi informasi dengan teman-
Jurnal Paedagogy Vol. 8. No. 3: Juli 2021 Copyright © 2021, Seriasih, N. 367
Jurnal Paedagogy: Vol. 8 No. 3 : Juli 2021
p-ISSN: 2355-7761
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
e-ISSN: 2722-4627
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/index
pp. 364-368
Email: jurnalfip@ikipmataram.ac.id
temannya yang belum tahu atau kurang tahu mengenai bahaya bullying. Informasi mengenai
bahaya bullying tersebut dapat dicari melalui berbagai media yang sekarang sudah semakin
maju.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi guru bimbingan dan konseling dalam upaya
meningkatkan pemahaman bahaya bullying pada siswa, dapat melalui layanan bimbingan
klasikal di sekolah.
Daftar Pustaka
Fitriatun, E., Nopita, N., & Muliyani, S. (2018). Karakter Empati Dalam Konseling Teman
Sebaya Pada Masa Remaja. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan
Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 4(1),
16-23. doi:https://doi.org/10.33394/jk.v4i1.897
Gunawan, I., Hartati, A., & Mulachela, F. (2020). Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap
Perilaku Agresif Siswa di SMKN 4 Mataram. Jurnal Paedagogy, 7(4), 385-392.
doi:https://doi.org/10.33394/jp.v7i4.2881
Kompas.com. “Kekerasan Masih Terjadi di Sekolah.
”file:///G:/skripsi/Kekerasan.Masih.Terjadi.di.Sekolah.htm. yang diunduh tanggal
14 April 2020, 07.30 WIB.
Priyatna, Andi. (2010). Let’s End Bullying (Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying).
Jakarta: Grasindo
Romlah, Tatiek. (2006). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sanders, E, Cheryl dan Phye, D, Gary. (2004). Bullying implication for The Clasroom.
London : Elsevier Academic Press.
Suharsimi, Arikunto. (2019). Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta : Aditya Media.
Sucipto. (2012). Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal
Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan, 1(1): 19-30.
Surodiana, S. (2020). Peran Kearifan Lokal Suku Sasak di Era Disrupsi dalam Menangkal
Perilaku Menyimpang pada Kalangan Siswa di MAN 1 Lombok Timur. Jurnal
Paedagogy, 7(3), 156-167. doi:https://doi.org/10.33394/jp.v7i3.2646
Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Pustaka
Bani Quraisy
. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press
Walgito, Bimo, (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi.
www.merdeka.com, diakses 20 Agustus 2019.
Zultoni, J., & Herna Astuti, F. (2020). PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDU
TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SMAN 2
PRINGGARATA. Jurnal Paedagogy, 3(2), 45-51.
doi:https://doi.org/10.33394/jp.v3i2.3036
Jurnal Paedagogy Vol. 8. No. 3: Juli 2021 Copyright © 2021, Seriasih, N. 368