1.
PENGERTIAN BIOETIKA DAN APLIKASI DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
I. Pengantar
Mata kuliah Bioetika dimulai dengan materi pengertian bioetika dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Mata kuliah Bioetika diharapkan
dapat meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap sesama, terhadap
organisme lain dan lingkungan. Dengan mempelajari Bioetika diharapkan
pula dapat meningkatkan keterampilan dasar Bioeteknologi secara beretika.
A. Kompetensi Dasar
Memiliki kemampuan dasar dalam menjelaskan dan mendeskrikan
pengertian bioetika dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami dan mampu menjelaskan pengertian bioetika
2. Menjelaskan dan mengaitkan keilmuan bioetika dalam kehidupa sehari-
hari
3. Menganalisis ketidakseimbangan alam dengan aplikasi bioetika dalam
masyarakat
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Pembelajaran dilakukan dengan metoda presentasi dosen, diskusi dan
presentasi kelompok
2. Mahasiswa memahami penjelasan dosen selama 30 menit dan
selanjutnya diajukan masalah ke setiap kelompok untuk didiskusikan dan
setiap kelompok presentasi di depan kelas
II. MATERI
A. Pendahuluan
Dimasa yang akan datang pertumbuhan penduduk dunia akan semakin
meningkat. Proyeksi pada tahun 2030 seperti yang telah dilaporkan Brown dan
Kane dalam “Full House. Reseasessing the Earths Population Carrying
Capacity” (1994), memperlihatkan peningkatan jumlah penduduk yang cukup
fantastis, kurang lebih 160 persen dari jumlah penduduk tahun 1990. Predikis di
Asia, India menempati peringkat pertama (590 juta), disusul Cina (490 juta),
Pakistan (197 juta), Bangladesh (129 juta), dan Indonesia (118 juta). Saat
ini diduga 900 juta dari 5,8 milliar penduduk dunia, terutama di negara Asia
dan Afrika, sedang mengalami kelaparan akibat penurunan produksi pertanian
per kapita. Penyebab utama penurunan produksi adalah gangguan hama dan
penyakit tanaman serta gulma. Laju peningkatan jumlah penduduk yang tidak
terkendali serta tidak langsung juga ikut andil memperburuk situasi ini.
Peningkatan teknologi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai
tambah sumber daya alam, produktivitas pertanian, dan penyediaan bahan
pangan dengan menggunakan bioteknologi modern. Sebagai contoh di bidang
pertanian telah dikembangkan dengan bioteknologi modern berbagai tanaman
pangan, sayuran, buah-buahan, bunga dan tanaman perkebunan yang tahan
terhadap hama dan penyakit yang beproduksi tinggi. Penggnaan bioteknologi
modern di Indonesia memberikan kemungkinan yang besar untuk mengatasi
masalah pangan, sandang, papan dan mendukung industri dalam negeri.
(Abdul Rizal, 2008)
Keunggulan bioteknologi yaitu kemampuannya dalam mengubah suatu sifat
organisme menjadi sifat yang baru dan lebih unggul serta sesuai dengan yang
dikehendaki, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan manusia akan
organisme tersebut. Perkembangan bioteknologi saat ini telah memasuki masa
pemasaran hasil-hasil dari bioteknologi. Perakitan tanaman transgenik dengan
sengaja diarahkan untuk memperolah kultivar tanaman yang memiliki tingkat
produksi yang tinggi, nutrisi yang mencukupi, dan memiliki penampilan dengan
kualitas tinggi maupun ketahanan tanaman tersebut terhadap hama penyakit
serta cekaman dari lingkungan. Melalui teknik rekayasa genetika, fragmen
DNA transforman yang memiliki keunggulan yang diinginkan dapat disisipkan
kedalam genom organisme jenis lain, bahkan yang sangat jauh hubungan
kekerabatannya sekalipun. Pemindahan gen tersebut ke dalam genom lain
tidak mengelam batas jenis maupun golongan organisme karena DNA bersifat
universal pada semua makhluk hidup. Melihat manfaat dan potensi yang dapat
disumbangkan, pendekatan bioteknologi dipandang mampu menyelesaikan
problematika pangan di dunia, terutama pada negara yang sedang
berkembang, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara maju.
Meskipun aplikasi dari bioteknologi memberikan manfaat signifikan dalam
bidang pertanian, aplikasi tersebut harus tetap diiringi dengan langkah yang
perlu diambil untuk memastikan produk tersebut tidak membahayakan
kehidupan manusia. Walaupun secara umum semua teknologi yang
dimanfaatkan oleh manusia memiliki resiko yang dapat membahayakan
manusia, jika digunakan tidak dengan hati-hati, dan tidak sesuai dengan
prosedur. Demikian juga dengan bioteknologi modern sekarang ini, selain dapat
meningkatkan nilai tambah keanekaragaman hayati, perbaikan kesehatan
manusia dan perbaikan hasil produksi pertanian, juga memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian atau kerusakan bagi keanekaragaman hayati dan
kesehatan lingkungan dan manusia.
Ho (1999) mengemukakan empat jenis resiko yang mungkin ditimbulkan oleh
produk transgenik, yaitu: a) Efek akibat gen asing yang diintroduksi kedalam
organisme transgenik, b) efek yang tidak diharapkan dan tidak ditargetkan
akibat penyisipan gen secara random dan interaksi antar gen asing dan gen
inang didalam organisme transgenik, c) efek yang dikaitkan dengan sifat
kontroksi gen artificial yang disisipkan ke dalam organisme transgenik, d) efek
dari aliran gen, terutama penyebaran secara horizontal dan sekunder dari gen
dan kontroksi gen dari organisme transgenik ke spesies yang tidak berkerabat.
Untuk mengatasi dan meminimalisir resiko yang akan ditimbulkan oleh produksi
transgenik maka dimunculkanlah konsep bioetika. Bioetika sendiri berasal dari
kata “Bios” yang berarti hidup atau segala sesuatu yang menyangkut
kehidupan, dan kata “ethicos” yang berhubungan dengan etika moral.
Munculnya konsep ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh adanya masalah-
masalah yang timbul dari kecerobohan manusia seperti polusi lingkungan yang
berkembang pesat, sehingga menyebabkan lingkungan bumi beserta sistem
ekologinya berada dalam bahaya. Pada saat itu bioetika merupakan ilmu untuk
mempertahankan hidup dalam mengatasi kepunahan lingkungan dan
mengatasi kepunahan manusia. Dalam perkembangannya bioetika cenderung
mengarah pada penanganan isu-isu tentang nilai-nilai dan etika yang timbul
karena perkembangan ilmu dan teknologi yang cepat selama 15 tahun
terakhir.
B. ISTILAH BIOETIKA
Istilah ini relatif baru dan terbentuk dari dua kata Yunani (“Bios” = Hidup dan
“Ethos” = adat istiadat atau moral), yang secara harfiah berarti etika hidup.
Dalam khazanah medis 1960-an, istilah ini masih sulit ditemui walaupun minat
dan perhatian dalam bidang bioetika telah mucnul sejak 1960-an dan awan
1970-an. Malah, setelah perang dunia ke dua dikeluarkan Kodeks Nuerberg di
Jerman (1946), tahun 1948 dicetuskan Deklarasi Geneva di Swiss oleh
Asosiasi Medis Dunia sebagai versi modern dari Sumpah Hippokrates (460-377
SM). Dua tahun setelah Deklarasi Universal tentang Hak-hak Manusia (1948),
tepatnya pada tanggal 4 November 1950, diselenggarakan konvensi
perlindungan hak-hak manusia dan kebebasan dasar, yang menelurkan
rentetan pernyataan tentang perlindungan hidup dan integritas fisik bersama
perlindungan dan penyelamatan kebebasan dasar sipil dan politik hingga
dikeluarkannya pernyataan, konvensi, rekomendasi, dan piagam-piagam.
Dalam arti luas, bioetika merupakan penerapan etika dalam ilmu-ilmu yang
biologis, obat, pemeliharaan kesehatan, dan bidang- bidang terkait. Sebuah
pendekatan interdisipliner yang diandaikan dalam Bioetika.
Sebagai etika rasional, bioetika bertitik tolak dari analisis tentang data- data
ilmiah, biologis, dan medis. Keabsahan campur tangan manusia dikaji. Nilai
transendental manusia disoroti dalam kaitan dengan Sang Pencipta sebagai
nilai mutlak. Terkadang, istilah bioetika digunakan untuk mengganti sebutan
etika medis yang mencakup masalah-masalah etis tentang ilmu-ilmu biologis
seperti penyelidikan tentang hewan, serta usaha-usaha untuk memanipulasi
spesies-spesies bentukan genetik non manusiawi. Acap kali, penggunaan
istilah bioetika dan etika medis saling dipertukarkan.
Sejak diabadikan pada tahun 1971, istilah ini mendunia dan digunakan di
beberapa kawasan seperti Universitas Georgetown Washington di Amerika
Serikat. Pada than 1973, bioetika dianggap sebagai cabang ilmu baru. Pada
tahun 1978, terbit ensiklopedi bioetika pertama (Encyclopedia of Bioethics)
yang terdiri dari empat volume setebal 1.800 halaman dengan 315 artikel
tentang masalah-masalah etika dan sosial dalam bidang hidup, obat, dan
kesehatan. Hanya dalam jangka waktu sepuluh tahun, telah berdiri sekitar 15
pusat atau lembaga bioetika di Amerika Serikat dan Kanada. Sedangkan di
Ero[a Barat, telah muncul sejumlah lembaga riset dan institut bioetika seperti
Instituto de Bioetica (Ibio) di Barcelona dan Centre des Etudes Bioethiques di
Universitas Katolik Lounvain, Belgia (1983). Tampak bahwa kesadaran akan
pentingnya peran bioetika dalam hidup manusia kian meningkat. Pertanggung
jawaban atas hidup, kesehatan, penyakit dan ajal manusia perlu
disosialisasikan sejak dino, seperti melalui segmen hidup, pendidikan formal,
karya maupun pelayanan. Menghargai dan merawat hidup masih belum
sungguh-sungguh diperhatikan oleh kebanyakan anggota masyarakat. (Chang,
William, 2009). Sebenarnya makna asli bioetika merujuk pada studi sistematis
atas prilaku dalam ilmu-ilmu tentang hidup dan kesehatan, sejauh perilaku ini
diuji dalam cahaya nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral. Sementara itu, Callahan
melukiskan bioetika sebagai sebuah disiplin baru yang bertanggung jawab atas
tugas pengolahan sebuah metodologi yang membantu para pakar medis dan
mereka yang terjun dalam bidang ilmu pengetahuan untuk mengambil
keputusan-keputusan yang baik dan benar dari tinjauan sosiologis, psikologis
dan sejarah. Sedangkan Varga menekankan tugas bioetika untuk mempelajari
moralitas tentang perilaku manusia dalam bidang ilmu pengetahuan tentang
hidup. Ini mencakup etika medis, namun dari sisi lain melampaui masalah-
masalah moral klasik dalam bidang pengobatan dan masalah-masalah etis
tentang ilmu biologi.
C. Rangkuman
Bioteknologi merupakan metode, teknik, dan ilmu yang membatasi
perkembangan teknologi yang berkaitan dengan kesejahteraan manusia
dengan ikatan moral, agama, dan lingkungan sehingga hasil-hasil dari
perkembangan ilmu yang berkaitan dengan eksistensi manusia di dunia tidak
bekerja sebaliknya dengan menghalangi dan merusak eksistensi kehidupan
manusia.
Pada perkembangannya, bioetika yang awalnya hanya berupa wacana,
berkembang menjadi cara untuk mengatur batasan-batasan suatu penelitian
dan perkembangan teknologi, pada masa sekarang ini telah berkembang
menjadi sangat pesat dengan terbentuknya lembaga-lembaga yang turut serta
mengatur bidang-bidang yang berkaitan dengan eksistensi manusia. Pada
perkembangannya di Indonesia, bioetika sudah diatur dan dikendalikan oleh
pemerintah dimana telah terdapat peraturan perundang-undangan yang
mengatur penelitian-penelitian para ilmuwan dengan mengutamakan
perlindungan nilai-nilai dan norma-norma agama, masyarakat, dan lingkungan
serta biodiversitas yang menjamin eksistensi manusia dibumiIstilah sel (bahasa
Yunani: Kytos = sel; bahasa Latin: cella = ruang kosong) pertama kali
digunakan oleh Robert Hooke (1635 – 1703). Sel adalah unit dasar kehidupan.
Semua tumbuhan dan hewan dibangun atas sel-sel (M. Schleiden dan T.
Schwann). Suatu sel harus memperoleh energi dari luar untuk digunakan dalam
proses vital, seperti pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Sel merupakan
suatu sistem yang sangat kompleks dan memiliki mekanisme kerja yang sangat
canggih atau modern, dinamis, dan hidup. Sel merupakan materi yang akan
menyusun tubuh makhluk hidup.
Latihan
1. Mengapa ilmu Bioetika sangat pening bagi ilmu bioteknologi ?
2. Bagaiamana peranan bioetika dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa arti bioetika ?
4. Apa yang terjadi jika di dunia ini tidak ada bioetika ?
DAFTAR BACAAN
[1]. Thomas A shano. 1995. Pengantar Bioetika. ISBN:9796051753
[2]. Jusuf Hanafia. 2008. Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan. Gramedia.
Jakarta
[3]. Robert Hubrech and james Kirkwood. 2010. The UFAW Handbook on the
Care and Management of Laboratory and Other Reseach
animals.Willy-BlackWell
[4]. K. Bertens .2010. Etika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta