0% found this document useful (0 votes)
43 views22 pages

Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Deviden

This document summarizes a research paper that examined the effect of liquidity, firm size, leverage, and profitability on dividend policy. The research found that firm size affected dividends, meaning higher profitability leads to higher dividend policy. Leverage also affected dividends, reflecting the value of a company's debt in predicting dividend behavior. Additionally, firm size affected dividend policy, showing larger size enables greater earnings. However, liquidity as measured by current ratio did not affect dividends, meaning changes in current ratio do not impact dividend policy levels. The study used data from 43 consumer goods and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2018.

Uploaded by

YEREMIA WIRAWAN
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
43 views22 pages

Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Deviden

This document summarizes a research paper that examined the effect of liquidity, firm size, leverage, and profitability on dividend policy. The research found that firm size affected dividends, meaning higher profitability leads to higher dividend policy. Leverage also affected dividends, reflecting the value of a company's debt in predicting dividend behavior. Additionally, firm size affected dividend policy, showing larger size enables greater earnings. However, liquidity as measured by current ratio did not affect dividends, meaning changes in current ratio do not impact dividend policy levels. The study used data from 43 consumer goods and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2018.

Uploaded by

YEREMIA WIRAWAN
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 22

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi e-ISSN : 2460-0585

PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN


PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN

Nindi Apriliyona
apriliyonanindy@gmail.com
Nur Fadjrih Asyik

ABSTRACT

This research aimed to examine the effect of liquidity, firm size, leverage, and profitability on dividend policy.
While, liquidity was referred to dividend payout ratio, liquidity was referred to current ratio and quick ratio,
firm size was referred to Ln total asset and leverage was referred to debt equity ratio, Meanwhile, profitability
was referrend to return on equity. The population was consumer goods and property companies which were
listed on Indonesia Stock Exchange 2015-2018. Moreover, the data collection technique used purposive
sampling. In line with, there were 43 samples. Thus, the total data were 172. Furthermore, the data analysis
technique used multiple linier regression. The research result concluded firm size affected dividend. It meant, the
higher the profitability, the higher the dividend policy would be, Likewise, leverage affected dividends. This
reflected the value of company’s debt which predict the behavior of company’s dividend policy. Additionally, firm
size affected dividend policy. This showed its size is used to produce greater earning. On the other hand, liquidity
which was referred to current ratio did not affect dividends, In other words, no matter how big or small the
change in current ratio, it won’t affect the company’s dividend policy level.

Keywords: liquidity, firm size, leverage, profitability, dividend policy.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas terhadap kebijakan dividen yangdiproksi dengan dividend payout ratio, likuiditas diproksi
current ratio dan quick ratio, ukuran perusahaan diproksi Ln total asset, leverage diproksi debt equity
ratio, profitabilitas diproksi return on equity. Penelitian sampel diperoleh dengan menggunakan
metode purposive sampling pada perusahaan sektor barang konsumsi dan property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015 - 2018 dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
maka diperoleh sampel sebanyak 43 sampel, sehingga didapatkan 172 data penelitian. Metode analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian membuktikan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap dividen artinya semakin tinggi profitabilitas, maka kebijakan
dividen akan semakin meningkat.Leverage berpengaruh terhadap dividen, hal ini mencerminkan nilai
dari hutang perusahaan untuk memprediksi perilaku dari kebijakan dividen perusahaan. Ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen, artinya besar ukuran perusahaan diperkirakan
akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar. Tetapi likuiditas yang
diproksi oleh current ratio tidak berpengaruh terhadap dividen, artinya berapapun besar atau kecil
perubahan current ratio tidak akan mempengaruhi tingkat kebijakan dividen perusahaan.

Kata kunci: likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kebijakan dividen.

PENDAHULUAN

Pasar modal Indonesia memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari
investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Aktivitas investasi merupakan aktivitas
yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian oleh para investor. Untuk
mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan
berbagai macam informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
2

suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan, seperti analisis rasio keuangan
(Sunarko dan Kartika, 2013). Menurut Ikhsan (2011: 91), analisis rasio keuangan
mengungkapkan antara hubungan keuangan secara numerik diantara pelaporan dalam
laporan keuangan dan menggunakannya untuk membandingkan secara rasional periode
saat ini terhadap periode sebelumnya.
Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Sehingga tinggi rendahnya likuiditas perusahaan
dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan (Kasmir, 2012: 129). Beberapa
penelitian yang melakukan kajian mengenai hubungan maupun pengaruh dari likuiditas
(current ratio dan quick ratio). Namun, masing-masing terdapat perbedaan dari hasil
penemuannya.Variabel likuiditas (current ratio) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen (dividend payout ratio) pada penelitian Parica et al.(2013) dan Karami (2013)
namun kontradiktif dengan hasil penelitian Lopolusi (2013) dimana current ratio tidak
berpengaruh signifikan. Likuiditas (quick ratio) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio dari hasil penelitian Afriani (2015), namun juga kontradiktif dengan
hasil penelitian Yudistra et al.(2017) menjelaskan quick ratio tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Variabel firm size merupakan ukuran perusahaan, yang mana perusahaan memiliki
asset besar lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga reputasi, mereka
akan membagikan dividen dalam jumlah besar. Menurut Brigham & Houston (2010: 4)
ukuran perusahaan adalah sebagai berikut: Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar
kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukan atau dinilai oleh total asset, total penjualan,
jumlah laba, beban pajak dan lain-lain. Beberapa penelitian yang melakukan kajian
mengenai hubungan maupun pengaruh dari ukuran perusahaan (firmsize). Namun, masing-
masing terdapat perbedaan dari hasil penemuannya.Variabel ukuran perusahaan (size)
dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) pada
penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009). Namun, kontradiktif dengan hasil penelitian
Chasanah (2008) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).
Leverage mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang
(Rodoni dan Ali, 2010: 123). Beberapa penelitian yang melakukan kajian mengenai hubungan
maupun pengaruh dari leverage (DER). Namun, masing-masing terdapat perbedaan dari
hasil penemuannya.Variabel leverage (debt to equity ratio) dinyatakan berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) pada penelitian Karami (2013) dan Asif
etal. (2011), namun kontradiktif dengan hasil penelitian Arilaha (2009) dimana leverage (debt
to equity ratio) tidak berpengaruh signifikan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Menurut Hanafi dan
Halim (2015: 85) rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena
dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam
jangka pendek atau jangka panjang. Beberapa penelitian yang melakukan kajian mengenai
hubungan maupun pengaruh dari profitbailitas (ROE). Namun, masing-masing terdapat
perbedaan dari hasil penemuannya.Variabel profitabilitas (return on equity) dinyatakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) pada
penelitian Prawira et al. (2014), namun kontradiktif dengan hasil penelitian Ginting dan
Munawarah (2018) yang menyatakan bahwa (return on equity) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
3

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1) Apakah current ratio berpengaruh terhadap kebijakan dividen?
2) Apakah quick ratio berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 3) Apakah ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 4) Apakah leverage berpengaruh
terhadap kebijakan dividen? 5) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan
dividen?. Untuk mencegah pembahasan yang meluas, maka penelitian ini dibatasi pada
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi dan property yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia dengan menganalisa likuiditas, ukuran perusahaan,leverage dan profitabilitas
terhadap kebijakan deviden. Sedangkan laporan keuangan yang digunakan adalah laporan
keuangan tahun 2015 sampai dengan 2018.

TINJAUAN TEORITIS

Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling, 1976 (dalam Chasanah, 2008),
hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain
(agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang dalam
pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Dalam prakteknya manajer sebagai pengelola
perusahaan mengetahui lebih banyak informasi internal dan prospek perusahaan di waktu
mendatang dibandingkan pemegang saham. Sehingga sebagai pengelola, manajer memiliki
kewajiban memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.

Dividend Signalling Theory


Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam kebijakan dividen adalah teori
signalling. Teori signalling dikembangkan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang
dalam (insider) perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih
cepat berkaitan dengan kondisi terbaru dari perusahaan, serta prospek perusahaan di masa
datang dibandingkan investor luar. Dividend Signalling Theory pertama kali dicetuskan oleh
Pramastuti (2011). Teori ini mendasari dugaan bahwa perubahan cash dividend mempunyai
kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham.

Pengertian Kebijakan Dividen


Kebijakan dividen atau dividen policy merupakan keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di
masa yang akan datang (Harjito dan Martono, 2014: 270).Pendapat kedua menurut Sudana
(2011: 219) mengungkapkan bahwa kebijakan dividen berkaitan erat dengan penentuan
besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya besarnya persentase laba bersih setelah pajak
yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusa dividen ini merupakan
bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan
pembelanjaan intern perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan
memperngaruhi besar kecilnya laba yang ditahan.
Dividend payout ratio adalah rasio perbandingan antara total dividen yang dibayarkan
dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Rasio
ini akan menentukan antara jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen kepada
para pemegang saham dan laba yang akan ditahan sebagai sumber pendanaan perusahaan.
DPR menunjukkan presentase laba yang diperoleh perusahaan yang dibayarkan berupa
dividen kas kepada para pemegang saham, sehingga dapat disimpulkan apabila nilai DPR
suatu perusahaan semakin tinggi maka, jumlah laba yang akan dibayarkan sebagai dividen
kepada pemegang saham juga semakin tinggi. Kebijakan dividen yang digunakan untuk
mengukur dalam penelitiann ini adalah DPR.
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
4

Dividen Per Lembar Saham


DPR =
Laba Per Lembar Saham

Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansialnya dengan segera. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aset likuid
yang bisa diubah menjadi kas untuk membayar tagihan yang tak terduga. Apabila
perusahaan tidak mampu membayar tagihan tersebut maka bisa terancam mengalami
kebangkrutan (Amanah et al, 2014). Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian adalah
current ratio. Current ratio adalah kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini
penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut.
Current ratiomenurut Kasmir (2012: 136) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aset Lancar
CR =
Hutang Lancar
Likuiditas diukur dengan quick ratio atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangk pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya mengabaikan nilai sediaan, dengan cara
dikurangi dari total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat
untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Quick
ratiomenurut Kasmir (2012:138) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aset Lancar-Persediaan
QR =
Hutang Lancar

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, dimana ukuran perusahaan terbagi dalam 3 kategori
yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan
kecil (small firm). Menurut Riyanto (2010: 299) ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya perusahaan yang ditunjukan pada total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata
penjualan dan total aktiva. Menurut Murhadi (2013), ukuran perusahaan diukur dengan
mentrasfor -masikan total aset yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural.
Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan log natural total aset dengan tujuan
agar mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Dengan menggunakan log natural, jumlah aset
dengan nilai ratusan miliar bahkan triliun akan disederhanakan, tanpa mengubah proporsi
dari jumlah aset yang sesungguhnya, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset).

Rasio Leverage
Hanafi dan Halim (2012:79) rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
memenuhi liabilitas jangka panjangnya. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah debt to equity ratio.Debt to equity ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi hutang pada pihak luar dan menggambarkan perbandingan hutang
dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
perusahaan sendiri untuk memenuhi kewajibannya dan apabila semakin tinggi debt to equity
ratio menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, juga akan
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga
tingkat risiko perusahaan semakin besar. Selain itu Hartono, (2013: 213) debt to equity
ratiojuga merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
5

mencari rasio ini dengan cara membandingkan seluruh utang termasuk utang lancar dengan
ekuitas sebagai berikut:

Total Hutang
DER =
Total Ekuitas

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Sartono (2012:122) adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset, maupun modal sendiri.
Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis
profitabilitas ini, misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang akan
benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah return on equity. ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan
(Syamsudin, 2009: 64). Oleh karena itu, motivasi untuk meningkatkan dividen yang akan
dibagikan ditentukan oleh harapan dan keyakinan manajemen atas capaian laba di tahun-
tahun mendatang (Gumanti, 2013:86). Jadi semakin tinggi ROE maka dividen yang diterima
para pemegang saham akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Rumusnya menurut
Sartono (2012:125)dapat dihitung sebagai berikut :

Laba Bersih (EAT)


ROE =
Total Ekuitas

Rerangka Pemikiran
Berdasar pada tinjauan teoretis dan penelitian-penelitian terdahulu, maka penulis
membuat rerangka pemikiran atas penelitian yang telah disajikan pada gambar berikut ini:

Perusahaan Manufaktur

Laporan Keuangan Tahunan

Analisis Keuangan

Likuiditas Ukuran Perusahaan Leverage Profitabilitas


(CR & QR) (Ln Total Aset) (Debt To Equity) (Return On Equity)

Kebijakan
Dividen

Gambar 1
Rerangka Pemikiran

Pengembangan Hipotesis
Berikut ini dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen dalam
bentuk hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
6

Pengaruh Likuiditas (CR) terhadap Kebijakan Dividen


Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aset lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula
dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan (Kasmir, 2012:134).Menurut Horne dan Wachowicz (2014:167), semakin tinggi
rasio lancar, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai
tagihannya, akan tetapi rasio ini harus dianggap sebagai ukuran besar karena tidak
memperhitungkan likuiditas dari setiap komponen aset lancer. Parica, et al. (2013) dalam
penelitian dengan judul: Pengaruh laba bersih, arus kas operasi, likuiditas, dan profitabilitas
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan Automotive and Allied Product yang terdaftar di
BEI, membuktikan, bahwa semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk kewajiban
membayar DPS yang terutang). Dari uraian tersebut, hipotesis disimpulkan sebagai berikut:
H1:Current ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Pengaruh Likuiditas (QR) terhadap Kebijakan Dividen


Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban
atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aset lancar tanpa memperhitungkan nilai
persediaan (inventory). Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu
relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk
membayar kewajibannya dibandingkan dengan aset lancar lainnya (Kasmir, 2012:138).
Semakin tinggi quick ratio maka perusahaan semakin cepat dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya karena tanpa persediaan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka
pendek, dengan begitu perusahaan dapat memaksimalkan laba. Selain dapat memenuhi
kewajiban lancar; dengan laba yang relatif tinggi perusahaan juga akan bisa memenuhi
kewajiban jangka pendeknya terhadap investor berupa dividen. Semakin besar posisi kas
dan likuiditas perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan membayar
dividen (Sartono, 2012: 293). Sehingga Quick Ratio (QR) berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen (DPR). Dari uraian tersebut, hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut:
H2:Quick ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen


Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya ukuran perusahaan yang
ditentukan oleh total aset perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010: 119)
mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total aset untuk tahun bersangkutan
sampai beberapa tahun. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan
dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Perusahaan dengan asset yang besar lebih
cepat mendiversifikasikan hutang yang lebih besar dan menekan financial distress dibanding
dengan perusahaan yang memiliki asset kecil. Semakin besar ukuran perusahaan semakin
mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalamjumlah yang lebih besar terutama dari
hutang, sehinggaukuran perusahaan (firm size) mempunyai pengaruh positif terhadap
dividend payout ratio.Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Handayani
dan Hadinugroho (2009), ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividend payout
ratio (DPR). Dari uraian tersebut, hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut:
H3:Ukuran perusahaam berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen


Leverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal yang digunakan untuk
membayar hutang. Semakin rendah tingkat leverage semakin tinggi kemampuan perusahaan
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
7

membayar seluruh kewajibannya. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan akan


menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga dan cicilan hutang.
Semakin besar proporsi hutang yang digunakan dalam leverage, maka semakin besar pula
kewajiban (beban tetap) yang ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Karena
apabila perusahaan memiliki nilai DER yang tinggi, maka hal itu menunjukkan bahwa
semakin besar perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Perusahaan yang memiliki hutang
yang tinggi, akan sulit memperoleh laba yang tinggi. Sehingga apabila perusahaan kesulitan
memperoleh laba yang tinggi, maka akan berdampak pada pembagian dividen yang kecil
kepada pemegang saham. Dengan demikian, nilai DER sangat mempengaruhi dalam
keputusan pembayaran dividen.Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Karami (2013) dan Asif et.al (2011), leverage (debt to equity ratio) dinyatakan berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio). Dari uraian tersebut, hipotesis
dapat disimpulkan sebagai berikut:
H4: Leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan deviden.

Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Kebijakan Dividen


ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsudin, 2009: 64). Oleh karena
itu, motivasi untuk meningkatkan dividen yang akan dibagikan ditentukan oleh harapan
dan keyakinan manajemen atas capaian laba di tahun-tahun mendatang (Gumanti, 2013:86).
Jadi semakin tinggi ROE maka dividen yang diterima para pemegang saham akan semakin
tinggi, demikian pula sebaliknya. Karena itu perusahaan yang sudah mantap akan
mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan kecil atau
masih baru.Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prawira et al. (2014),
return on equity dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen
(dividend payout ratio) artinya semakin tinggi profit maka akan semakin tinggi juga rasio
pembagian dividen perusahaan. Dari uraian tersebut, hipotesis dapat disimpulkan sebagai
berikut:
H5: Return On Equity berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian


Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan kausal kompratif (Causal Comparative
Research), penelitian dimana berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan
perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain telah
diamati bahwa kelompok berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha
mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut. Penelitian
kausal komparatif merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap
data-data yang dikumpulkan setelah terjadinya fakta atau peristiwa.Perusahaan go public
sektor sektor industri barang konsumsi dan property yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode pengamatan tahun 2015-2018 merupakan populasi dalam
penelitian ini.

Teknik Pengambilan Sampel


Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti memilih
sampel berdasarkan penilaian informasi tertentu terhadap beberapa kriteria anggota
populasi yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Proses purposive sampling dalam
penelitian ini dapat ditentukan jumlah sampel sebagai berikut :
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
8

Tabel 1
Ringkasan Pemilihan Sampel Penelitian
No Kriteria Jmlh
1 Perusahaan sektor barang konsumsi dan propertyyang terdaftar di BEI selama 63
tahun 2015-2018 secara berturut-turut.
2 Perusahaan sektor barang konsumsi dan property yang laporan keuangan tahunan (7)
auditan per 31 Desember secara berturut-turut untuk tahun 2015-2018 tidak dapat
diperoleh.
3 Perusahaan sektor barang konsumsi dan property dalam laporan keuangan (5)
tahunan auditan per 31 Desember dalam laporannya memiliki laba rugi periode
2015-2018.
4 Perusahaan sektor barang konsumsi dan property yang menyajikan laporan (8)
keuangannya dengan tidak menggunakan mata uang Rupiah.
Sampel akhir untuk penelitian 43
Sumber : www.idx.co.iddiolah, 2019

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumenter yaitu jenis data penelitian berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu
kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian. Sumber data yang di
gunakan merupakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan, literatur
dan jurnal penelitian terdahulu yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara atau dicatat oleh pihak lain dalam hal ini data keuangan dari periode 2015-2018.
Adapun data yang dibutuhkan dari setiap perusahaan sampel merupakan data sekunder
yang mencakup tentang data tanggal penyampaian laporan keuangan, rasio current ratio,
quick ratio, firm size, leverage dan return on equityterhadap kebijakan deviden. Data diperoleh
dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.iddan Galeri Bursa Efek
Indonesia STIESIA Surabaya.

Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu variabel terikat (dependen) dan
variabel bebas (independen). Variabel terikat (dependen) penelitian ini adalah kebijakan
dividen. Sedangkan variabel bebas (independen) meliputi current ratio, quick ratio, firm size,
leverage dan return on equity.

Definisi Operasinal Variabel


Definisi operasional, indikator variabel dan skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini akan dijelaskan secara jelas sebagai berikut:

Current Ratio (CR)


Current ratio adalah kemampuan aset lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena
masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Current ratio
menurut Kasmir (2012: 136) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aset Lancar
CR =
Hutang Lancar

Quick Ratio (QR)


Quick Ratio (QR) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aset lancar minus
persediaan karena dianggap kurang likuid (Raharja, 2009: 200). Quick ratio menurut Kasmir
(2012:138) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aset Lancar-Persediaan
QR =
Hutang Lancar
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
9

Fim Size (Ukuran Perusahaan)


Firm size merupakan simbol ukuran suatu perusahaan. Menurut Riyanto (2010: 299)
berpendapat bahwa ukuran perusahaan (firm size) merupakan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan pada total aset, jumlah penjualan, rata-rata
penjualan dan total aset.Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritme total
aset (Ln TA), hal ini dilakukan untuk mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran
perusahaan yang terlalu besar dan ukuran perusahaan yang terlalu kecil atau sedang.
Menurut Murhadi (2013) ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus:

Firm size = Ln (Total Aset)

Debt to Equity Ratio


Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar. Juga dapat menggambarkan perbandingan
hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
perusahaan sendiri untuk memenuhi seluruh kewajibannya dan apabila semakin tinggi debt
to equity ratio menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, juga akan
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga
tingkat risiko perusahaan semakin besar. Menurut Hartono, (2013: 213), dengan rumus
sebagai berikut:

Total Hutang
DER =
Total Ekuitas

Return On Equity
ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsudin, 2009: 64). Menurut
Sartono (2012:125) dengan rumus sebagai berikut :

Laba Bersih (EAT)


ROE =
Total Ekuitas

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear
berganda (multiple regression) dengan variabel terikatnya adalah kinerja keuangan. Analisis
regresi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen baik secara partial maupun
simultan.Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan dua jenis pengujian
yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu metode dalam mengorganisir dan menganalisis
data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan.
Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain: frekuensi, tendesi sentral (mean,
median, modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel
penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala
pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian.

Uji Asumsi Klasik


Untuk memenuhi syarat yang ditentukan sehingga pengguna model regresi linear
berganda perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
10

normalitas, analisis grafik, uji multikolinearitas, heterokedastisitas, dan uji autikorelasi yang
secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

Uji Normalitas
Uji normalitas atau kenormalan digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi
variabel-variabel bebas dan terikat adalah normal. Menurut Santoso (2008:212) metode yang
digunakan adalah pengujian secara visual dengan metode gambar normalgrafik Normal P-
Plot of Regression Standarized Residual dalam program SPSS yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Suatu model dikatakan memenuhi asumsi normalitas
apabila apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Pendekatan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Cara lain untuk mendeteksi kenormalan
sebaran data adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dua arah ini
menggunakan derajat kepercayaan 5%.

Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi di variabel–
variabel independen yang masuk ke dalam model (Ghozali, 2013: 155). Uji multikolinearitas
dilakukan untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance
Inflation Faktor).

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan mengetahui apakah dalam model regresi terdapat
kesamaan atau perbedaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual dari pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika
varians berbeda disebut heterokdastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat
ada atau tidak adanya pola tertentu pada grafik, apabila tidak ada pola yang jelas (titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y), maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 156).

Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(Ghozali 2013: 161). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).Salah satu cara mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi yaitu Uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen
(Ghozali, 2013: 163).

Metode Analisis Regresi Berganda


Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk
mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Model persamaan regresi yang akan diuji
dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:
DPR=α +β1CR +β2QR + β3LnTA +β4DP R + β5ROE + e

Keterangan:
DPR : Kebijakan Dividen
α : Konstanta.
β1...........β5 : Koefisien Regresi (CR, QR, LnTA, DER, ROE)
CR : Current Ratio
QR : Quick Ratio
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
11

LnTA : Firm Size


DER : Leverage
ROE : Return on Equity
e : Error term.

Uji Kecocokan Model


Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual diukur dari goodness of
fit. Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau
presentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel
dependen. Artinya nilai R2=0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan
semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data
silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtut waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013: 164).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka (R2) pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan
untuk menggunakan nilai adjusted (R2) pada saat mengevaluasi mana model regresi yang
terbaik. Nilai adjusted (R2) dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambah
ke dalam model (Ghozali, 2013: 164).

Uji Parsial (uji t)


Uji t digunakan menguji kemaknaan koefisien regresi parsial masing-masing variabel
independen. Uji t ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Adapun kriteria pengujian secara parsial adalah:Ho; β =0 : artinya variabel current ratio, quick
ratio, firm size, leverage dan return on equity secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kebijakan deviden.Ha; β ≠0 : artinya variabel current ratio, quick ratio, firm
size, leverage dan return on equity secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan deviden.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan analisis deskriptif terlebih dahulu
terhadap variabel-variabel penelitian yaitu likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan
profitabilitas dan kebijakan dividen pada sektor barang konsumsi dan property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 - 2018. Terlebih dahulu akan ditinjau
mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif
memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
12

Tabel 2
Descriptive Statistics
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 172 .00 4.14 .3542 .43379
Current Ratio 172 .58 15.16 3.0142 2.39364
Quick Ratio 172 .05 12.41 1.9109 1.91652
Uk. Perusahaan 172 13.39 30.53 24.1358 5.00312
DER 172 .09 4.55 .8895 .78302
ROE 172 -0.15 2.25 .1508 .55443
Valid N (listwise) 172
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat diketahui jumlah pengamatan yang diteliti


sebanyak 172 pengamatan, berdasarkan 4 periode terakhir laporan keuangan tahunan (2015-
2018), dalam statistik deskriptif dapat dilihat nilai mean, serta tingkat penyebaran (standard
deviation) dari masing-masing tabel yang diteliti. Nilai mean merupakan nilai yang
menunjukan besaran pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen.
(1) Kebijakan dividen yang diproksi dengan DPR memiliki mean sebesar 0,3542 dengan
deviasi standar 0,43379, serta nilai minimum sebesar 0,00 pada PT Indofarma Tbk., PT
Kedaung Indah Can Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT. Bekasi Asri Pemula Tbk, PT. Lippo
Cikarang Tbk, selama 2015-2018. Dan nilai maksimum sebesar 4.14 pada PT Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, tahun 2016 (lampiran 2). Dengan rentang nilai maksimum dan
minimum yang sangat jauh yakni 0,00 dan 4,14 menunjukkan bahwa kemapuan perusahaan
dalam membagikan dividennya sangat berbeda.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi memiliki distribusi data yang normal atau tidak. data dalam penelitian ini
menggunakan grafik normal P-Plot dan statistik non patametik kolmogorov smirnov (KS). Data
dikatakan menyebar apabila disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis siagonal,
maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Namun apabila data menyebar
jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka tidak memenuhi
asumsi normalitas.

Gambar 2
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan gambar dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik tidak menyebar di


sekitar garis normal, maka analisis grafik tersebut menujukkan bahwa pola distribusi tidak
normal. Sedangkan uji normalitas dengan uji statistik non-parametik Kolmogrov-Smirnov (KS)
dapat terdistribusi dengan normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besari dari 0,05.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
13

Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 172
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .39026901
Most Extreme Differences Absolute .118
Positive .114
Negative -.118
Test Statistic 1.543
Asymp. Sig. (2-tailed) .076
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Uji Kolmogrov-Smirnov (KS) dalam tabel dapat dilihat bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan yaitu 0,076 > 0,05 yang artinya bahwa tidak
terjadi non normalitas, sehingga disimpulkan bahwa model regresi terdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas
Pada uji multikolinieritas dilakukan pengujian yang bertujuan untuk menguji adanya
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai tolerance
> 0,10 dan nilai VIF < 10, maka regresi tidak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan hasil uji
kolinieritas ganda atau uji Variance Influence Faktor(uji VIF) diperoleh nilai VIF pada masing-
masing variabel bebas adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Current Ratio 0,668 2,994
1 Quick Ratio 0,741 2,135
Uk. Perusahaan 0,867 1,153
DER 0,693 1,443
ROE 0,947 1,056
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan dari hasil Tabel 4 tersebut menunjukkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10,
sehingga dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat multikolinieritas.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam
variabel-variabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian autokorelasi
adalah menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
Tabel 5
Model Summaryb
Model Durbin_Watson
1 1,495
a. Predictors : (Constant), ROE, Quick Ratio, Uk. Perusahaan, Current Ratio
b. Dependent Variable: DPR
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
14

Berdasarkan Tabel 5 hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa model regresi
yang terbentuk tidak terjadi autokorelasi karena mempunyai angka Durbin-Watson sebesar
1,495 yang terletak antara -2 sampai +2.

Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear
terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Mengacu hasil yang ditunjukkan pada Gambar 3, diketahui bahwa titik-titik yang
ditunjukkan cenderung tidak membentuk pola tertentu dan menyebar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung
unsur heterokedastisitas.

Analisis Regresi Berganda


Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi
linier berganda bertujuan untuk mengetahui dampak variabel dependen dengan variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen (DPR).
Sedangkan untuk variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas, ukuran
perusahaan, leverage dan profitabilitas. Berikut ini adalah tabel hasil analisis regresi linear
berganda berdasarkan output SPSS 22.
Tabel 6
Persamaan Regresi Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta
1 (Constant) .917 .172
Current Ratio -.017 .095 -.092
Quick Ratio -.007 .036 -.032
Uk. Perusahaan .029 .065 .334
DER .087 .046 .157
ROE .130 .056 .166
Dependen Variabel: DPR
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa analisis linier berganda digunakan untuk


mendapat koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan
diterima atau ditolak. Atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar tingkat
signifikansi sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut:
DPR = 0.917 - 0.017CR - 0.007QR + 0.029UP + 0,087DER + 0,130ROE + ε
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
15

Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)


Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Koefisien determinasi berganda (R2) digunakan untuk mengukur persentase besarnya
pengaruh current ratio, quick ratio, ukuran perusahaan, debt to equity, dan return on equity
terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil koefisien determinasi berganda (R2) adalah sebagai
berikut:
Tabel 7
Nilai Adjusted R-Square
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R RSquare Durbin-Watson
Square Estimate
1 .466a 0.291 0.266 0.39610 1.495
a. Predictors: (Constant), ROE, Quick Ratio, Uk. Perusahaan, DER, Current Ratio
b. Dependent Variable: DPR
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,291. Hal ini menunjukan
bahwa sebesar 29,1% variasi dari kebijakan dividen (DPR) dapat dijelaskan oleh variabel
current ratio, quick ratio, ukuran perusahaan, debt to equity, return on equity sedangkan sisanya
sebesar 0,709 atau 70,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model
penelitian.

Uji Koefisien (Uji F)


Uji goodness of fit digunakan untuk menguji kelayakan model yang digunakan dalam
penelitian. Model goodness on fit yang diukur dari nilai koefisien determinasi, dan nilai
statistik F (Ghozali, 2013: 167). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
adalah current ratio, quick ratio, ukuran perusahaan, debt to equity, return on equity sebagai
variabel independen, dan kebijakan dividen (DPR) sebagai variabel dependen dalam
penelitian ini.
Tabel 8
Uji goodness of fit
ANOVAb
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
Regression 6.133 5 1.227 7.818 .000a
1 Residual 26.045 166 .157
Total 32.178 171
a. Predictors: (Constant), ROE, Quick Ratio, Uk. Perusahaan, DER, Current Ratio
b. Dependent Variable: DPR
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Hasil uji statistik F menunjukan nilai Fhitung sebesar 7,818 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000, karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), sehingga
simpulannya model yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan pada
penelitian. Dengan demikian model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kebijakan
dividen (DPR) atau bisa dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan oleh
masing-masing model regresi tersebut secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan
dividen (DPR), dengan demikian variabel current ratio, quick ratio, ukuran perusahaan, debt to
equity, return on equity, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependenya, yaitu kebijakan deviden

Uji Hipotesis (Uji t)


Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 178).
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
16

Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 5%. Dari pengujian
hipotesis secara parsial dengan menggunakan SPSS 22 didapat hasil uji t seperti yang tersaji
pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9
Hasil perhitungan Uji t
Coefficientsa
Model B thitung Sig. Keterangan
Current Ratio -.017 -.563 .574 Ditolak
Quick Ratio -.007 -.202 .840 Ditolak
Uk. Perusahaan .029 4.453 .000 Diterima
DER .087 1.877 .042 Diterima
ROE .130 2.312 .022 Diterima
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Dari hasil uji t dalam penelitian diatas menunjukkan pengaruh variabel-variabel antara
variabel independen terhadap variabel dependen.

Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh likuidtas (current ratio, quick ratio), ukuran perusahaan
(LnTA), leverage (debt to equity), profitabilitas (return on equity) terhadap kebijakan dividen
yang diproksikan dengan Dividen Payout Ratio. Penjelasan dari masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
Pengaruh current ratio terhadap kebijakan dividen
Hasil pengujian dalam penelitian ini, seperti nampak dalam Tabel 9 uji t, likuiditas
(CR)tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR) dengan nilai t sebesar -0,563
dengan tingkat signifikan sebesar 0,574 berada lebih tinggi pada = 0,05 (α = 5%) dengan
probabilitas 0,574 > 0,05, menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, artinya berapapun besar atau kecil perubahan current ratio tidak akan
mempengaruhi tingkat kebijakan dividen perusahaan. Hal ini diduga likuiditas yang tinggi
oleh perusahaan tidak digunakan untuk membayar dividen kas, melainkan dialokasikan
untuk pembelian aset baru atau digunakan untuk perluasan usaha. Selain itu hutang lancar
yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas operasional perusahaan banyak digunakan untuk
membayar hutang kepada pihak ketiga akibatnya mengurangi kemampuan perushaan
memperoleh laba bersih yang optimal yang berdampak pada pembayaran dividen.
Berdasarkan nilai rata-rata variabel current ratio dan dividen payout ratio sebagai berikut:
Grafik Rata-rata Current Ratio

3,5
3
2,88 3,09 3,06 3,03
2,5
2
CR
1,5
1 DPR
0,5 0,31 0,39 0,36 0,35
0
2015 2016 2016 2018
Gambar 4
Grafik Rata-rata Hasil Perhitungan Current Ratio
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
17

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat rata-rata current ratio dan dividen payout ratio
pada periode pengamatan antara 2015-2018, dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 10
Hasil Rekapitulasi Rata-rata Antara CR dan DPR
Tahun Curret Ratio Dividen Payout Ratio
2014 2,88 0,31
2015 3,09 0,39
2016 3,06 0,36
2017 3,03 0,35
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan bahwa rasio current ratio tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen (DPR) awal tahun penelitian 2014 diperoleh nilai rasio current
ratio yang kecil namun pada tahun yang sama justru nilai rasio dividen meningkat. Namun
tahun 2015 nampak adanya peningkatan rasio current ratio namun pada tahun berikutnya
mengalami penurunan, sehingga rasio dividen juga mengalami penurunan.Selain itu hutang
lancar yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas operasional banyak digunakan untuk
membayar hutang kepada pihak ketiga akibatnya mengurangi kemampuan perushaan
memperoleh laba bersih yang berdampak pada pembayaran dividen.

Pengaruh quick ratio terhadap kebijakan dividen


Hasil pengujian dalam penelitian ini, seperti nampak dalam Tabel 10 uji t, likuiditas
(QR)tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR) dengan nilai t sebesar -0,202
dengan tingkat signifikan sebesar 0,840 berada lebih tinggi pada = 0,05 (α = 5%), sehingga
hasil penelitian ini menolak hipotesis yang diajukan. Kondisi QR perusahaan sampel berada
pada klasifikasi di atas sedang, namun rata-rata QR perusahaan sampel lebih kecil dari rata-
rata industri, sehingga kondisi QR kurang baik. Selain itu, perusahaan dalam memenuhi
hutang lancar tidak mengikutsertakan persediaan sehingga membutuhkan aset lancar yang
lebih untuk memenuhi kewajiban lancar yang jatuh tempo.
Hasil penelitian inipun tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono
(2012: 293) yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan menjadi pertimbangan utama
dalam melakukan kebijakan dividen karena bagi perusahaan dividen merupakan kas keluar.
Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan maka semakin besar
pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Berdasarkan data-data yang ada
maka diperoleh nilai rata-rata variabel quick ratio dan dividen payout ratio sebagai berikut:

Grafik Rata-rata Quick Ratio


2,5
2
1,86 2,01 1,92 1,86
1,5
QR
1
0,31 0,39 0,36 0,35 DPR
0,5
0
2015 2016 2016 2018

Gambar 5
Grafik Rata-rata Hasil Perhitungan Quick Ratio
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
18

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat rata-rata quick ratio dan dividen payout ratio
pada periode pengamatan antara 2015-2018, dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 11
Hasil Rekapitulasi Rata-rata Antara QR dan DPR
Tahun Quick Ratio Dividen Payout Ratio
2014 1,86 0,31
2015 2,01 0,39
2016 1,92 0,36
2017 1,86 0,35
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa rasio quick ratio tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen (DPR) karena pada tahun 2016-2018 mengalami penurunan rasio
quick ratio serta terjadi pula penurunan pada rasio dividen. Hal ini dapat disimpulkan
likuiditas pada perusahaan menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya. Kewajiban jangka pendek pastinya akan
mempengaruhi laba yang akan dihasilkan perusahaan, semakin besar persentase kewajiban
jangka pendek, maka laba yang diperoleh akan semakin kecil. Hasil penelitian ini
mendukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudistra et al. (2017) yang
menyatakan bahwa likuiditas (quick ratio) tidak berpengaruh terhadap Dividen payout ratio.

Pengaruh ukuran perusahaanterhadap kebijakan dividen


Berikutnya hasil penelitan variabel ukuran perusahaan pada Tabel 12, ukuran
perusahaan (firms size) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (DPR) dengan
perolehan nilai t sebesar 4,453 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 berada lebih rendah
pada = 0,05 (α = 5%), sehingga hipotesis penelitian diterima. Dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang memiliki skala atau ukuran perusahaan (firms size) yang besar akan
cenderung memiliki pendapatan atau laba yang tinggi, hal tersebut akan berdampak pada
kebijakan dividen. Dengan ukuran perusahaan serta laba yang tinggi maka perusahaan akan
cenderung membagikan dividen kepada pemegang saham, hal ini bertujuan agar dapat
menjaga reputasi perusahaan di kalangan pemegang saham. Perusahaan yang cenderung
membagikan dividen kepada pemegang saham merupakan salah satu hal yang diperhatikan
oleh pemegang saham atau investor, karena dengan kecenderungan tersebut pemegang
saham lebih mempertimbangkan untuk berinvestasi atau menanamkan modalnya pada
perusahaan yang skala atau ukuran perusahaannya besar. Berdasarkan nilai rata-rata
variabel ukuran perusahaan dan dividen payout ratio sebagai berikut:

Grafik Rata-rata Ukuran Perusahaan


30
25
20 24,02 24,1 24,18 24,25
15 UP
10
DPR
5 0,31 0,39 0,36 0,35
0
2015 2016 2016 2018

Gambar 6
Grafik Rata-rata Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 5 Mei 2020
19

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat rata-rata ukuran perusahaan dan dividen
payout ratio pada periode pengamatan antara 2015-2018, dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 12
Hasil Rekapitulasi Rata-rata Antara Ukuran Perusahaan dan DPR
Tahun Uk. Perusahaan Dividen Payout Ratio
2014 24,02 0,31
2015 24,10 0,39
2016 24,18 0,36
2017 24,25 0,35
Sumber: laporan keuangan diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa rasio ukuran menunjukkan nilai rasio rata-
rata yang meningkat setiap tahunnya, dimana pada tahun 2014 dengan nilai rasio 24,02,
tahun 2015 sebesar 24,10, tahun 2016 sebesar 24,18 dan pada tahun 2015 juga meningkat
sebesar 24,25. Sedangkan pada rasio kebijakan dividen mengalami fluktuatif dimana tahun
2014 sebesar 0,31, tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,39, namun tahun 2016
menurun sebesar 0,36 serta diikuti tahun 2018 sebesar 0,35. Dengan melihat pergerakan dari
grafik tersebut makan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan deviden. Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Handayani dan Hadinugroho (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap Dividen payout ratio.

Pengaruh debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen


Hasil penelitan pada Tabel 12 uji t menunjukkan leverage (DER) memperoleh nilai t
sebesar 1,877 dengan tingkat signifikan sebesar 0,042 berada lebih rendah pada = 0,05 (α =
5%), sehingga hipotesis penelitian ditolak. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio
terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan apabila perusahaan memiliki nilai DER
yang tinggi, maka hal itu menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan yang dibiayai oleh
hutang. Sehingga apabila perusahaan kesulitan memperoleh laba yang tinggi, maka akan
berdampak pada pembagian dividen yang kecil kepada pemegang saham. Karena
perusahaan pasti akan lebih mengutamakan pembayaran hutang dari pada pembagian
dividennya. Hasil penelitian ini didukung teori pecking order yang menunjukkan bahwa
hutang diperbolehkan selama pengorbanannya melebihi biaya hutangnya, karena hal
tersebut mampu memberi value bagi perusahaan berupa peningkatan DPR. Hasil penelitian
didukung Atmoko et al. (2017) yang membuktikan bahwa DER berpengaruh positif terhadap
dividen payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan periode 2011-2015.

Pengaruh return on equity terhadap kebijakan dividen


Untuk variabel profitabilitas yang diproksi Return On Equity (ROE) pada Tabel 12
secara uji t diperoleh nilai t sebesar 2,312 dengan tingkat signifikan sebesar 0,022 berada
lebih tinggi pada = 0,05 (α = 5%). Dapat disimpulkan bahwa Return On Equity (ROE)
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (DPR), sehingga hasil penelitian ini
mendukung hipotesis yang diajukan. Sebaliknya, apabila Return On Equity (ROE) mengalami
penurunan maka kebijakan dividen (DPR) juga akan mengalami penurunan. Return on equity
(ROE), merupakan rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri.
Semakin tinggi Return On Equity (ROE) maka semakin tinggi tingkat keuntungan pemilik
perusahaan. Tingkat keuntungan pemilik perusahaan yang tinggi akan meningkatkan
Earning Per Share(EPS) perusahaan dan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
20

Yudistra et al. (2017), profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Dividen payout
ratio (DPR) pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di BEI Periode 2012-2015).

SIMPULAN DAN SARAAN

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut : 1) Hasil pengujian likuiditas (CR) tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen (DPR). Hasil dari penelitian menunjukkaan berapapun besar atau kecil perubahan
current ratio tidak akan mempengaruhi tingkat kebijakan dividen perusahaan. Hal ini diduga
current ratio perusahaan tidak digunakan untuk membayar dividen kas, melainkan
dialokasikan untuk pembelian aset baru atau digunakan untuk perluasan usaha.2) Hasil
pengujian menunjukkanlikuiditas (QR) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen
(DPR). Hasil ini mengindikasikan bahwa likuiditas yang dimiliki perusahaan tidak
digunakan untuk memprediksi tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor
serta likuiditas yang tinggi oleh emiten tidak digunakan untuk membayar dividen, tetapi
digunakan untuk membayar semua hutang yang jatuh tempo dan dialokasikan untuk
pembelian aset tetap atau digunakan untuk biaya operasional perusahaan. 3) Hasil
pengujian menunjukkanukuran perusahaan (firms size) berpengaruh terhadap kebijakan
dividen (DPR). Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran yang
besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini
perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang saham. 4) Hasil
pengujian menunjukkan leverage (DER) berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal
ini menunjukkan apabila perusahaan memiliki nilai DER yang tinggi, maka hal itu
menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Perusahaan
yang memiliki hutang yang tinggi, akan sulit memperoleh laba yang tinggi. 5) Hasil
pengujian menunjukkan profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap kebijakan dividen
(DPR). Hasil ini mengindikasikan apabila return on equity (ROE) meningkat maka kebijakan
dividen (DPR) juga akan meningkat.

Keterbatasan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, penelitian ini memiliki
keterbatasan yang perlu diperhatikan bagi penelitian yang akan datang, yaitu: 1) Penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan terhadap variabel yang lebih luas dalam mempengaruhi
kebijakan dividen, dimana masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi DPR yang
belum dibahas dalam penelitian ini. 2) Perusahaan yang digunakan sebagai sampel masih
terbatas pada perusahaan sektor barang konsumsi dan property serta periode yang pendek
yaitu 4 tahun. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
sampel penelitian yang berbeda dalam waktu pengamatan yang lebih lama sehingga
diharapkan hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan.

Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan diatas, maka saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut: 1) Bagi para investor dan calon investor yang hendak
berinvestasi saham di perusahaan - perusahaan manufaktur dan memiliki preferensi untuk
mendapatkan dividen, karena berdasarkan hasil penelitian variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen adalah ukuran perusahaan, leverage dan
profitabilitas. Sehingga investor dapat melihat rasio laba perusahaan sebagai pertimbangan
yang lebih besar dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai perusahaan yang memberikan
21

keputusan kebijakan dividen, sehingga investor dapat lebih berhati-hati dalam melakukan
penilaian terhadap perusahaan yang dipilih untuk berinvestasi. 2) Bagi perusahaan,
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan, khususnya manajemen
perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Perusahaan juga
harus lebih memperhatikan profitabilitas dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Ukuran perusahaan dan profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan
pembayaran dividen yang tinggi pula pada para pemegang saham. Serta leverage yang kecil,
hal ini dapat menarik investor untuk berinvestasi. 3) Bagi teoritis, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Dengan mempertimbangkan beberapa
faktor penting dalam penelitian ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel lain yang berbeda yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap kebijakan dividen.

DAFTAR PUSTAKA

Atmoko, Y., F, Defung., dan I, Tricahyadinata.2017. Pengaruh Return On Assets, Debt to


Equity Ratio, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio. E-Jurnal Ekonomi Bisnis.
Universitas Mulawarman. 14(2): 103-109.
Afriani, F. 2015. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Growth terhadap Kebijakan Dividen. Skrispi. Jurusan Manajemen, STIE MDP:
Palembang.
Amanah, R., D. Atmanto., dan D.F. Azizah. 2014. Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode
2008-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 12(1): 31-41
Arilaha, M. A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan.13(1): 51-63
Asif, A., R. Waqas., dan Y. Kamal. 2011. Impact of financial leverage on dividend policy:
Empirical evidence from Karachi Stock Exchange listed companies. African Journal of
Business Management. 5(5): 56-92
Brigham, E. F., dan J. F. Housto. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
Chasanah, A. N. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR)
Pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia.Tesis Universitas Diponegoro.
Hanafi, M., dan A. Halim,. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama.
Penerbit UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Handayani, D.R., dan B. Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Hutang, Return On Assets, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen.
Jurnal Fokus Manajerial.7(1): 64-71.
Harjito, A. D., dan Martono. 2014. Manajemen Keuangan. EKONISIA. Yogyakarta.
Hartono, J. 2013. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Kedelapan BPFE. Yogyakarta.
Ginting, W. A., dan Munawarah. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. 4(1): 21-37
Gitman, L. J. 2009. Principles of Managerial Finance. Pearson Addison Weasley.Boston.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gumanti, T. A. 2013. Kebijakan Dividen: Teori, Empiris, dan Implikasi. Cetakan Pertama. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta.
Horne, V. J. C., dan J. M. Wachowiez. 2014. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”. Buku Satu,
Edisi 9. Terjemahan oleh Heru Sutujo. Salemba Empat. Jakarta.
Pengaruh Likuiditas, Ukuran... Nindi Apriliyona; Nur Fadjrih Asyik
22

Ikhsan, A. 2011. Akuntansi Manajemen Perusahaan Jasa. Edisi Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Jensen, M. C.; dan W. Meckling. 1976. Theory of the firm: Managerial behavior; agency costs
andcapital structure.Journal of Financial Economics. 3(2): 305–360. Terjemahan Chasanah,
A. N. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio (DPR) Pada Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia.Tesis. Universitas
Diponegoro Semarang.
Karami, L. C. 2013. The Influence Of Liquidity and Leverage on Dividend Policy (Empirical
Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2008-2010). Jurnal
Ilmiah Universitas Brawijaya. 1(1): 1-10
Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lopolusi, I. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor
Manufaktur yang Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah
Universitas Surabaya. 2(1): 34-41
Parica, R.H.R., Zulbahridar dan Rusli. 2013. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi,
Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Automotive and Allied Product yang terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi Universitas Riau.
2(1): 25-30
Pramastuti, S. 2011. Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signaling Theory dan
Rent Extraction Hypothesis. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Prawira, I. Y., M. A.R. Dzulkirom., dan G. W. E. N.P. Maria. 2014. Pengaruh Leverage,
Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).15(1): 61-63
Raharja, P. 2009. Manajemen Keuangan dan Akutansi UntukEksekutif Perusahaan. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Riyanto, B. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE Yogyakarta.
Rodoni, A., dan H. Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Santoso, S. 2008. Statistik Multivariat. PT Elex Komputindo. Jakarta.
Sartono. A. 2012. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. BPFE UGM. Yogyakarta.
Suciptayasa, I. G. A. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur
Modal. http://igedearisuciptayasa.blogspot.com.
Sudana, I. M. 2011. Manajemen Keuangan: Teori dan Praktek. Airlangga. Surabaya
Sulistiyowati, I. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen
dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) XIII. Purwokerto.
Sunarko dan A. Kartika. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di
Bursa Efek Jakarta. Eksis Jurnal Bisnis dan Ekonomi.10(1): 53-61
Syamsuddin, L. 2009. Manajemen Kuangan Perusahaan Edisi Baru. Rajawali Pers. Jakarta.
Yudistra, F. A., T. Dikdik., dan Azib. 2017. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap
Kebijakan Dividen (Studi Kasus Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di
BEI Periode 2012-2015). Jurnal Prosiding Manajemen.3(1): 34-42

You might also like