MANAJEMEN RESIKO PADA BISNIS WARALABA FOOD AND BEVERAGE (STUDI KASUS KEDAI KOPI LAIN
HATI DI KOTA MAKASSAR)
This study aims to determine the risks experienced by the food and beverage franchise business in the
case study of Kopi Lain Hati in Makassar City, along with the risk management carried out.
The approach in this study is a qualitative research approach using descriptive methods. This research
was conducted on Inayah Group which is the recipient of Kopi Lain Hati franchise, which operates this
coffee shop on Jalan Sultan Alauddin Makassar. The focus of research in this study is the identification of
operational, logistical and financial risks, as well as the efforts to handle them that have been carried out
by the franchisee.
This study found that in the operational aspect, promotion is a problem that encounters a very crucial
risk. Because the selection of a brand ambassador is a unilateral decision from the franchisor, which in
practice sometimes takes place less effectively and has a huge impact on the level of sales in the field, as
well as the determination of promotional events or sales packages which generally contain sales
discounts on certain days, carried out simultaneously and uniform. Regardless of the conditions in each
region, where each region has a certain price margin. In this aspect, there is no risk management
strategy carried out by the franchisee, but the franchisee hopes that in the future, there will be a forum
for them to submit proposals and objections to this. In the logistics aspect, the risk encountered is the
risk of delays in the availability of raw materials. The strategy carried out by the franchisee is to analyze
spending patterns from week to week. In the financial aspect, the risk encountered is that financially the
franchisee is highly demanded to always maintain sales productivity, because the franchisee has spent
more money to buy a franchise.
Keywords: Franchising, Food and Beverage, Risk Management
                                             NURUL AWAINAH
                                                 Email :
                     Program Pascarjana Magister Manajemen STIE Nobel Indonesia
PENDAHULUAN                                               tersebut gagal, namun fenomena ini yang
                                                          pertama kali memperkenalkan format bisnis
    Waralaba, baik secara konseptual maupun
                                                          waralaba. Di Indonesia, penerapan konsep
secara peraktik pertama kali diperkenalkan
                                                          waralaba pertama kali dimulai pada tahun
pada pertengahan abad ke-19 oleh Isaac Singer,
                                                          pertengahan abad ke 20, Lembaga yang
pembuat     mesin jahit, dengan tujuan untuk
                                                          pertama kali memperkenalkannya ialah Es
meningkatkan proses distribusi dan penjualan
                                                          Teller 77 yang pertama-tama mempopulerkan
mesin jahitnya. Walaupun usaha terbilang
                                                          lembaga waralaba di Indonesia. Pengusaha
tersebut mempunyai cabang-cabang di semua                   bisnis kopi di Indonesia kini sangat pesat, sangat
kota di Indonesia (Sumarso, 2013:15)                        kreatif dan inovatif. Salah satu jenis industri
         Waralaba adalah suatu sistem bisnis                kopi yang terus berkembang adalah kafe
yang sudah khas atau memiliki gaya mengenai                 berbasis kopi yang banyak bermunculan di
bisnis di bidang perdagangan atau jasa, berupa              Indonesia. Banyak kafe yang bermunculan
jenis produk dan bentuk yang diusahakan,                    dengan produk utamanya adalah kopi, salah
identitas perusahaan (rancangan, merek, logo,               satu nama dari kafe tersebut adalah Kopi Lain
bahkan termasuk seragam dan penampilan                      Hati.
karyawan perusahaan), rencana promosi dan                           Kopi Lain Hati memiliki minuman kopi
berbagai bantuan lainnya.                                   dan minuman non kopi yang panas dan dingin.
         Kehadiran        bisnis     waralaba    sebagai    Keunggulan fasilitas Kopi Lain Hati yaitu adanya
suatu sistem usaha memiliki karakteristiknya                penyajian    ruang     yang     dapat    suasana
tersendiri pada sistem perekonomian mikro,                  menciptakan nyaman. Kopi Lain Hati ini pada
namun     juga      menimbulkan          permasalahan       umumnya dijalankan menggunakan konsep
tersendiri di bidang, di berbagai bidang,                   waralaba yang telah beridiri sejak tahun 2018.
khususnya     di    hukum          dikarenakan     bisnis   Kopi Lain Hati merupakan salah satu brand yang
waralaba ini didasarkan pada suatu perjanjian               dipasarkan   melalui    skema    frenchise   atau
yang menimbulkan hak dan kewajiban antara                   waralaba. Kopi Lain Hati merupakan kedai yang
masing-masing       pihak,     sehingga     diperlukan      menawarkan produk yang berupa minuman
adanya    perlindungan         hukum      yang     saling   kekinian dengan cita rasa yang khas, dan tak
menguntungkan bagi masing-masing pihak.                     jarang di setiap pemasarannya bisnis ini
         Waralaba atau istilah lainnya franchise            menggunakan artis ternama atau influencer. Hal
seperti sekeping mata uang yang memiliki dua                tersebut membuat Kopi Lain Hati merupakan
buah sisi. Kita telah menyajikan sisi positif               salah satu bisnis waralaba food and beverage
franchise tetapi kita harus pula mengamati sisi             yang terlaris di Indonesia, yang kini sudah
negatifnya. Pada khususnya, terdapat tiga                   memiliki lebi dari 500 cabang di lebih dari 95
kekurangan di dalam bentuk bisnis franchise,                kota.
yaitu: 1). Biaya Franchise, 2) Pembatasan                           Dewasa ini, tak dapat dipungkiri bahwa
Pengoperasian Bisnis, 3) Hilangnya Kebebasan.               industri food and beverage berkembang dengan
         Salah     satu     bisnis     franchise    yang    pesat. Apabila dibandingkan dengan industri
berkembang       cukup pesat dewasa                ini di   kreatif lainnya, industri makanan dan minuman
Indonesia, ialah bisnis kopi. Perkembangan                  mendapat peluang yang cukup besar untuk
terus bertumbuh. Selain itu, industri makanan           peristiwa   yang        diteliti      (Hadari      Nawawi,
dan minuman harus mempunyai strategi bisnis             2005:31). Penelitian ini dilaksanakan di kedai
yang tepat dan dituntut untuk melakukan                 Kopi Lain Hati di Kota Makassar. Penelitian
banyak inovasi agar bisa menaikkan, baik                dilaksanakan pada bulan Maret 2022 sampai
volume       penjualan       produknya       maupun     dengan bulan April 2022. Adapun fokus
keuntungan perusahaannya, di tengah krisis              penelitian dalam penelitian ini ialah Identifikasi
keuangan global. Serta diharapkan mampu                 Resiko dan Bentuk Penanganan Resiko pada
mengatasi persaingan secara global. Tetapi              bisnis waralaba Kopi Lain Hati di Kota Makassar.
memang       tidak    bisa     dipungkiri     bahwa     Dalam hal ini resiko dan bentuk penangananya
menghadapi persaingan global di masa yang               dibagi ke dalam tiga aspek, yakni aspek
sekarang dan masa yang akan datang bukanlah             operasional,       aspek         logistik,   dan     aspek
sesuatu yang mudah untuk dihadapi.                      keuangan.
         Adapun pada studi kasus Kopi Lain Hati
                                                                Peneliti           menggunakan               teknik
yang berbentuk waralaba, salah satu hal yang
                                                        pengumpulan data dengan cara wawancara
menjadi      pokok    persoalan      ialah     resiko
                                                        mendalam,          studi         dokumentasi,         studi
Operasional,    Logistik     dan   Keuangan.      Hal
                                                        kepustakaan dokumen dan penelusuran data
tersebut sangat umum dialami oleh berbagai
                                                        online. Melalui wawancara mendalam nantinya
bidang bisnis yang berbentuk sistem waralaba.
                                                        akan didapatkan informasi secara langsung yang
METODE PENELITIAN                                       nantinya       dapat         dipertanggungjawabkan.
                                                        Wawancara mendalam dapat dilakukan secara
         Penelitian ini menggunakan pendekatan
                                                        langsung dengan bertatap muka bisa dengan
penelitian     kualitatif     agar       mengetahui
                                                        atau tanpa mengikuti pedoman wawancara.
manajemen resiko bisnis waralaba (franchise)
                                                        Setelah pengumpulan data selesai dilakukan,
waralaba food and beverage pada studi kasus
                                                        langkah berikutnya yaitu dianalisis. Dalam
kedai Kopi Lain Hati di Kota Makassar.
                                                        penelitian ini peneliti menggunakan proses
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
                                                        koding untuk melakukan analisis data.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau               HASIL PENELITIAN
peristiwa    sebagaimana        adanya       sehingga
                                                        Hasil   Penelitian         dan      Pembahsan       dalam
sekedar mengungkapkan fakta. Hasil penelitian
                                                        penelitian ini akan dijabarkan oleh peneliti
deskriptif lebih ditekankan pada pemberian
                                                        berdasarkan     hasil       wawancara        yang    telah
deskripsi atau gambaran secara objektif tentang
dilakukan dengan narasumber dalam beberapa                    frenchise Kopi Lain Hati Cabang Alauddin
sub-pembahasan, yaitu:                                        Makassar, ialah persoalan penentuan promosi
                                                              penjualan. Sebagaimana yang kita ketahui,
Identifikasi      Resiko       Operasional             dan
                                                              promosi penjualan merupakan salah satu
Penangangannya
                                                              strategi marketing yang sangat umum dan
        Kedai Kopi lain Hati yang berada dalam
                                                              efektif dilakukan oleh bisnis food and beverage.
penerimaan waralaba Inayah Group, yang
                                                                       Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan
beroperasional     di     Jalan     Sultan         Alauddin
                                                              promosi penjualan memiliki dua sisi yang
Makassar, dalam perjalanannya telah melalui
                                                              berlawanan, pada sisi positifnya ialah dapat
berbagai fenomena bisnis yang cukup dinamis,
                                                              mendongrak tingkat penjualan, sebagaimana
salah   satunya       ialah   pengalaman            dengan
                                                              yang disebutkan di atas. Namun, pada sisinya
berbagai bentuk resiko yang disebabkan oleh
                                                              buruknya, promosi penjualan terkadang kurang
hubungan bisnis yang dibangun melalui kontrak
                                                              memperhitungkan aspek untung rugi dari pihak
penerimaan       waralaba.        Hasil     penelusuran
                                                              penerima      waralaba.      Sebagaimana    yang
penelitian ini, menemukan setidaknya ada satu
                                                              diketahui, jauhnya jarak antara lokasi bahan
bentuk resiko operasional yang telah dialami
                                                              baku dan lokasi penjualan tentunya memberi
oleh bisnis ini, yakni menyangkut kegiatan
                                                              marjin tertentu dalam penjualan. Sehingga,
promosi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
                                                              penerima waralaba yang berada jauh dari
pada kontrak kerja yang dibangun antara kedua
                                                              tempat prodkusi bahan baku. Tentunya akan
belah pihak telah menyepakati bahwa segala
                                                              mengeluarkan biaya ektra dalam melakukan
bentuk promosi menjadi tanggung jawab dari
                                                              proses     produksi    produk.   Namun,     pada
pihak pemberi waralaba (franchisor). Kendati
                                                              umumnya praktik promosi penjualan selalu
demikian, bukan berarti tidak terdapat sebuah
                                                              dilakukan oleh pihak franchisor, sejatinya
tantangan      yang      menjadi          resiko     dalam
                                                              diberlakukan serentak di sebuah outlet yang
penggunaan skema ini. Dalam penelitian ini,
                                                              ada di indonesia. Pemberlakukan serantak
salah satu yang menjadi resiko dari penerima
                                                              tersebut juga meliputi aspek harga jual, yang
waralaba (franchisee) tentunya adalah aspek
                                                              merupakan     hal     yang   fundamental   dalam
promosi. Kekeliruan dari strategi promosi yang
                                                              menentukan untung-ruginya sebuah bisnis.
dilakukan oleh (franchisor) tentunya sangat
                                                                       Persoalan ini merupakan persoalan
memberi dampak yang sangat besar dari
                                                              yang melibatkan kehendak franchisor dan
operasional penjualan produk.
                                                              dampaknya terhadap penjualan franchisee. Hal
        Selain persoalan pemilihan ambassador,
                                                              tentunya dapat teratasi dengan baik apabila ada
resiko operasional yang dihadapi oleh bisnis
ruang bagi franchise untuk memberi umpan                  bisnis franchise makan cepat saji hal ini
balik terhadap setiap keputusan yang dilakukan            merupakan resiko yang cukup sering ditemui.
oleh franchisor, tetapi penelitian di lapangan            Dan dampaknya sangatlah krusial, sebab dapat
menunjukan bahwa hal tersebut tidak ada.                  menimbulkan         potensi    kerugian         pada
          Media untuk saling bertukar usul dan            perusahaan.
pendapat, merupakan hal yang penting dan                            Keterlambatan datangnya bahan baku
jarang dilakukan oleh bisnis franchise. Diketahui         ke tempat franchisee sehingga menimbulkan
sudah menjadi hal umum bahwa hukum                        berbagai dampak bukanlah menjadi kesalahan
pertama yang wajib dipenuhi oleh penerima                 franchisor     maupun     franchisee.     Hal     ini
waralaba ialah untuk kepada pemberi waralaba.             merupakan resiko yang seringkali dialami oleh
Padahal     diketahui     apapun      langkah      yang   jenis usaha yang menggantungkan bahan baku
dilakukan baik efektif atau tidak tentunya                dari tempat yang jauh. Tanpa manajemen
sangat memberi dampak yang cukup banyak                   resiko yang efektif. Hal ini akan terus terjadi
kepada penerima waralaba sebagai penyalur                 secara       berulang-ulang.   Bahkan       dapat
produk di lapangan. Dan sebagaimana diketahui             menimbulkan kerugian, baik secara finansial
aspek finansial dapat menjadi aspek yang paling           maupun citra brand perusahaan. Oleh karena
terdampak dalam urusan ini.                               itu, hal ini hanya terjadi diawal berdirinya usaha
                                                          ini. Ketika franchisee belum dapat membaca
          Sehingga    dapat   ditarik     kesimpulan
                                                          secara pasti arus penjualan dari minggu ke
bahwa      kurangnya      kendali     dari     pembeli
                                                          minggu.
waralaba       terhadap   bisnisnya     sendiri.    Hal
                                                                    Meski demikian, terlepas dari hal
tersebut dikarenakan semua sistem telah
                                                          tersebut persoalan logistik bukanlah hal yang
ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga
                                                          cukup mempersulit proses bisnis Kedai Lain Hati
ruang gerak pembeli waralaba akan sangat
                                                          Cabang Alauddin Makassar. Logistik dalam hal
terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun
                                                          ini, bahan baku merupakan salah satu hal yang
terkadang tidak dapat diaplikasikan, karena
                                                          cukup membantu dalam hal penyajian dan
adanya perjanjian-perjanjian khusus.
                                                          penjagaan cita rasa produk. Dalam hal ini,
Identifikasi         Resiko         Logistik       dan    bahan baku berada pada posisi sama dengan
Penangangannya                                            kekuatan brand dan keterampilan barista.
          Resiko yang ditimbulkan dari proses             Bahan baku yang disediakan oleh franchisor
penyaluran logisitik, bukanlah hal yang jarang            Kopi Lain Hati sangat otentik, dan sangat
ditemui dalam bisnis franchise. Justru dalam              determinan membangun cita rasa produk.
Sehingga       di   tangan      siapa   saja     yang    melakukan pemotongn dari keuntungan yang
memproduksinya dapat dengan mudah untuk                  didapat.      Penerima       waralaba      (franchisee)
tetap bertahan dengan cita rasanya                       memang          akan     mendapatkan              banyak
Identifikasi        Resiko       Keuangan         dan    kemudahan di saat-saat awal usaha. Tetapi
Penangangannya                                           untuk jangka panjang, para pemilik waralaba
          Dalam bisnis franchise, sudah menjadi          terkadang akan menemukan bahwa memulai
rahasia      umum       jika    terdapat       sebuah    bisnis     sendiri   mungkin      akan     jauh    lebih
pemotongan keuntungan. Dimana, penerima                  menguntungkan.
waralaba (franchisee) memiliki kewajiban untuk                    Hasil penelitian menunjukan bahwa
membayar royalti dari sejumlah keuntungan                penanganan resiko yang paling memungkinan
yang      didapatkan.    Jika   keuntungan       yang    untuk      mengatasi     resiko    keuangan         ialah
didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut          meningkatkan produktifitas penjualan produk.
akan dipotong untuk menutupi biaya tersebut.             Sebab semakin tinggi angka penjualan produk,
Hal tersebut menjadi resiko utama yang patut             diharapkan dapat menutupi biaya-biaya royalti
dihindari oleh penerima waralaba franchise.              bulanan dan biaya yang telah dikeluarkan oleh
Hasil penelitian menemukan bahwa adanya                  penerima waralaba sejak awal. Selain itu, di
biaya pembayaran yang harus dibayarkan oleh              level manajemen keuangan diungkapkan bahwa
pihak franchise, yakni pembayaran pembelian              sudah      menjadi     hal     yang      wajib     untuk
waralaba yang dibayarakan diawal pembukaan               memberikan           sebuah       gambaran          yang
bisnis, yakni sebesar 75 juta rupiah dan                 komprehensif mengenai kesehatan keuangan
pembayaran biaya royalti bulanan, yakni 1,5              perusahaan.
juta rupiah.
          Pada umumnya tak sedikit ditemui               PEMBAHASAN
pemikiran bahwa menjalankan bisnis waralaba              Manajemen Resiko Operasional
akan mudah mendapatkan keuntungan lebih                           Pada aspek operasional diketahui yang
besar karena brand telah dikenal banyak orang.           menjadi resiko         dalam    pelaksanaan        bisnis
Tetapi pada penelitian ini, hal tersebut belum           waralaba Kopi Lain Hati ialah persoalan
tentu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh               ketepatan franchisor dalam memilih brand
pembeli      waralaba    kepada     pihak      pemilik   ambassador dan kurangnya perhitungan secara
waralaba akan dipotong baik itu pemotongan di            finansial dalam pembuatan event promosi
awal, atau dipembelian bahan baku. Atau                  penjualan. Brand ambassador dan paket paket
bahkan ada beberapa jenis franchise yang                 penjual merupakan dua hal yang tak pernah
lepas dari praktik bisnis franchise, hal ini            menanamkan modalnya. Dimana, melalui prakti
merupakan bagian dari promosi, yang dalam               franchising, franchisor dapat mendistribusikan
penelitian Utami (2018) dilakukan sebagai               dan memperkenalkan produknya dalam wilayah
strategi untuk menghadapi persaingan produk             yang luas tanpa perlu mengeluarkan biaya
minuman waralaba yang arus persaingannya                untuk membuka outlet sendiri. Franchisee
sangatlah deras, sebab sangat berpengaruh               dapat menjalankan usaha yang sudah mapan
terhadap minat dan kepuasan konsumen. Hal               dan memperoleh keuntungan dari reputasi yang
ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kotler         dimiliki franchisor (Slamet, 2011).
dan Amstrong, dalam teori pemasaran, bahwa                      Franchisee, di manapun keberadaannya
promosi penjualan yang mencajup berbagai                dan apapun produk yang ditawarkan bukan
macam alat promosi seperti sampel, kupon,               berarti akan melalui jalan mulus, begitu saja.
rabat, potongan harga, hadiah, penghargaan              Ada kemungkinannya semua berjalan tak
atas kesetiaan, peragaan, perlombaan, undian,           seperti apa yang diharapkan. Salah satu pihak
penundaan         pembayaran,      barang     gratis,   yang    merasa      dirugikan      atau    keduanya
penambahan jumlah barang yang dibeli, iklan             mengalaminya. Sebagaimana yang ditemui
bersama dan penambahan jumlah barang yang               dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peran
dibeli, serta perlombaan penjual antar agen,            manajemen resiko sangatlah krusial dalam
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh                 praktik franchising, terutama bagi penerima
manajemen dalam menghadapi deras arus                   waralaba (franchisee). Sebab sebagai pihak
persaingan    pasar.    Hal     tersebut    dianggap    yang    secara     perjanjian     memiliki     sedikit
sebagai     strategi   yang      dirancang     untuk    keweangan dan sedikit pengalaman bisnis
merangsang respon pasar lebih awal dan lebih            ketimbang pihak pemilik waralaba (franchisor).
kuat.                                                           Dalam penelitian ini, salah satu strategi
          Persoalan promosi dalam manajemen             manajemen        resiko    yang   diharapkan     dari
franchise bukanlah perkara yang mudah untuk             penerima waralaba Kopi lain hati, ialah adanya
ditelaah. Berbeda dengan manajemen pada                 medium untuk bertukar ide atau medium untuk
bisnis konvensional. Manajemen franchisee               menyampaikan        usul    dan    keberatan     atas
tidak     dapat    dikatakan      sebagai    sebuah     Tindakan      franchisor.         Namun,       dalam
manajemen tunggal, manajemen franchise                  penanganan        pihak    penerima       mengalami
merupakan manajemen kemitraan. Ada dua                  kebuntuan dikarenakan belum adanya media
atau lebih, pihak yang memiliki kepentingan dan         bagi penerima waralaba (franchisee) untuk
melakukan         berbagai      upaya       termasuk    mengajukan usul atau keberatan atas segala
keputusan yang dikeluarkan oleh pemilik                     layanan dalam bisnis franchise telah ditetapkan
waralaba     (franchisor).     Hal    ini     sangatllah    secara baku (terstandard) oleh franchisor,
disayangkan jika, pemilik waralaba lalai dalam              sehingga     franchisee      tidak    bisa   membuat
mengendalikan bisnisnya sendiri.                            keputusan        sepihak      dalam      menjalankan
        Dalam persoalan ini dapat ditarik                   bisnisnya.
penggambaran         bahwa       meskipun          bisnis            Secara empiris, memang belum banyak
waralaba memiliki pasar yang matang, para                   penelitian    yang     masuk     untuk       membahas
pembeli waralaba biasanya terjebak dalam tren               hubungan antara kedua pihak dan melihat dari
pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah                  sisi kerugian yang diterima oleh pihak penerima
terhadap tren mampu memengaruhi kondisi                     waralaba (franchisee), sebagian besar penelitian
bisnis waralaba. Ketergantungan pada reputasi               terdahulu lebih fokus pada kerugian yang
waralaba lainnya. Jika waralaba yang lain                   dialami oleh pemilik waralaba (franchisor) yang
melakukan kesalahan yang mengakibatkan                      umumnya disebabkan oleh kelalaian franchisee
rusaknya reputasi, maka hal tersebut juga akan              dalam mengikuti kesepakatan yang telah diatur
memengaruhi waralaba yang sedang yang                       sebelumnya. Sebagaimnaya pada penelitian
dikelola. Dan sulitnya lagi pihak penerima                  yang dilakukan oleh Arifah (2008), yang
waralaba tidak dapat melakukan banyak hal                   menyebutkan          bahwa      penerima      waralaba
untuk menangani persoalan yang keputusannya                 sebelum memutuskan untuk membeli hak
hanya dapat diselesaikan oleh pemilik waralaba.             waralaba harus menyesuaikan dengan karakter
Pengendalian      sistem     secara    tunggal      oleh    diri penerima waralaba itu sendiri, karena
pemilik waralaba, tentunya akan membatasi                   format     bisnis     waralaba       harus   mengikuti
ruang gerak bagi penerima waralaba. Ide-ide                 prosedur yang ditentukan pemberi waralaba
untuk berkreatifitas pun terkadang tidak dapat              yang nantinya dirasakan mengekang kreatifitas
diaplikasikan,     karena      adanya         perjanjian-   dan ego penerima waralaba.
perjanjian khusus.                                                   Sebagai       sebuah        hubungan     yang
        Sistem franchise tidak memberikan                   seimbang dan saling menguntung satu sama
kebebasan penuh kepada franchisee karena                    lain. Tentunya segala jenis potensi yang dapat
franchisee terikat perjanjian harus mengikuti               merugikan masing-masing pihak harus dapat
sistem dan metode yang telah dibuat oleh                    ditangani melalui sebuah medium. Bagi pihak
franchisor. Sebagaimana dinyatakan dalam hasil              franchisor, SOP dan Kontrak kerja yang dibuat
penelitian       Sudarmiatin         (2006)       bahwa     bisa jadi merupakan dapat menjadi medium
penetapan harga, jenis produk maupun kualitas               yang     dapat      menangkal     potensi     kerugian.
Namun bagi pihak franchisee diharapkan                    faktor     yang       mempenagruhi         penentuan
adanya media untuk dapat memberi usul dan                 kebutuhan harus diperhitungkan.
mengajukan keberatan atas segala keputusan                          Dan setiap tahap dan langkah kegiatan
yang dikeluarkan oleh franchisor yang dianggap            pengadaan logistik tersebut harus mendapat
merugikan pihak franchisee. Media untuk saling            perhatian secara proposional guna mendukung
bertukar usul dan pendapat, merupakan hal                 kinerja setiap unit kerja maupun mendukung
yang penting dan jarang dilakukan oleh bisnis             efektivitas    dan       efisiensi     bisnis   secara
franchise. Padahal, diketahui apapun langkah              keseluruhan (Supriadi, 2017).
yang dilakukan oleh franchisor, baik efektif atau                   Pada umumnya risiko yang dihadapi
tidak tentunya sangat memberi dampak yang                 pada bisnis yang berurusan dengan persoalan
cukup   banyak      kepada    franchisee      sebagai     logistik adalah ketidakstabilan pasar serta
penyalur produk di lapangan. Dan sebagaimana              ketidakstabilan biaya mobilisasi. Oleh karena
diketahui aspek finansial, pihak franchisee               itu, manajemen risiko logistik merupakan
sangat terdampak pada kasus ini.                          bagian dari proses supply chain yang berfungsi
Manajemen       Resiko    Logistik    Pada      Bisnis    untuk     merencanakan,        melaksanakan,         dan
Waralaba                                                  mengendalikan keefisienan dan keefektifan
        Dalam         menangani            persoalan      penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan
keterlambatan datangnya bahan baku, pihak                 informasi terkait dari titik permulaan (point of
franchisee Kopi Lain Hati melakukan tindakan              origin)    hingga     titik   konsumsi      (point     of
menajerial dengan cara memetakan pola                     consumption)          dalam        tujuannya    untuk
produksi   dari    minggu    ke      minggu     untuk     memenuhi kebutuhan para pelanggan.
mengetahui jadwal pasti kapan pihaknya harus                        Supply    Chain     Management        (SCM)
melakukan pemesanan bahan baku. Hasil                     adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
tersebut menunjukan bahwa pentingnya fungsi               koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian
perencanan        dalam     manejemen         logistik,   terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan
sebagaimana yang diungkap oleh Mary (2010),               pengiriman produk ataupun layanan jasa
sebuah perencanan logistik yang meliputi                  kepada pelanggan yang mencakup administrasi
penetapan sasaran, acuan, dan pengukuran                  harian,    operasi,     logistik     dan   pengolahan
penyelenggaraan bidang logistik. Sementara                informasi mulai dari customer hingga supplier.
penentuan kebutuhan merupakan perincian                   Dalam bentuknya yang lebih kompleks, dapat
dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua             menghubungkan             semua        pihak         yang
                                                          bersangkutan dan proses berubahnya bahan
baku menjadi sebuah produk. Pihak yang ikut               berbagai perubahan yang mungkin terjadi.
serta adalah yang bertanggung jawab untuk                 Ketidakpastian yang tidak dapat diprediksi
memberikan barang–barang jadi hasil produksi              dalam       lingkungan           bisnis     dan      sangat
ke customer pada waktu dan tempat yang tepat              membutuhkan sebuah respon yang tepat. Oleh
dengan cara yang paling efisien (Pangestu,                karena itu, rantai pasokan membutuhkan
2016).                                                    kemampuan untuk menanggapi perubahan
         Sistem seperti ini seharusnya menjadi            (Aisy, 2019).
hal yang wajib untuk diaplikasikan pada bisnis            Manajemen Resiko Keuangan Pada Bisnis
franchisee, khususnya di bidang kuliner atau              Waralaba
food and beverage, sebab pada bisnis kuliner                       Resiko         akan        kehilangan        uang,
pada umumnya bahan baku dipasok dari pusat                merupakan resiko yang dapat saja dialami oleh
dan      tak      dapat        dipungkiri     terkadang   setiap pebisnis, apapun bentuk bisnisnya.
membutuhkan waktu yang lama untuk dapat                   Termasuk pada bisnis franchise, dimana para
sampat digerai franchisee. Oleh karena itu,               franchisee      umumnya            harus    membayarkan
salah satu tujuan manajemen resiko di bidang              franchise    fee     sebagai        persyaratan      utama
logistik ialah harus dapat meminimalkan biaya             membeli franchise. Franchise fee bersifat non-
logistik yang terjadi, dengan tepat memilih               refundable. Artinya tidak dapat ditarik atau
model          transportasi,      penataan       sistem   diambil kembali setelah dibayarkan kepada
penggudangan, pembuatan standar opersional                franchisor. Oleh sebab itu franchisee harus siap
logistik, dan sebagainya.                                 menghadapi resiko kehilangan sejumlah uang
         Selain itu, manajemen resiko di bidang           yang telah dibayarkan jika ternyata franchise
logistik juga diharapkan dapat menekan jumlah             yang     dibelinya       gagal       di    tengah      jalan
penyerapan modal dalam pengadaan bahan                    (Sudarmiatin, 2011).
baku. Dengan mengetahui waktu yang tepat                           Pada       hasil    penelitian       yang    telah
untuk membeli bahan baku, tentunya pihak                  diuraikan sebelumnya, pada aspek keuangan
manajemen tidak akan mengeluarkan modal                   diketahui       yang        menjadi        resiko     dalam
yang banyak untuk menumpuk bahan baku                     pelaksanaan bisnis waralaba Kopi Lain Hati ialah
demi meminimalisir terjadinya kekosongan                  adanya      biaya      royalti     yang     sudah     harus
produksi (Wulandari, Sari, & L, 2016).                    dikeluarkan      dari       awal     dan     adanya     pos
         Manajemen franchise, sejatinya juga              pengeluaran rutin yang cukup besar ialah biaya
dituntut untuk dapat, menganalisa rantai                  mobiliasi bahan baku.
pasokan        dan    dapat     beradaptasi     dengan
         Ancaman yang dapat saja datang dari                    Penelitian terdahulu oleh Situmorang
sektor keuangan jika peroduktifitas penjulanan         (2014) telah menggambarkan bahwa resiko
tidak dapat mengimbangi pengeluaran yang               keuangan merupakan salah satu pemicu dari
telah dikeluarkan untuk operasional bisnis dan         berbagai persoalan yang melibatkan hubungan
produksi. Oleh karena itu, penanganan resiko           antara franchisee dan franchisor, salah satunya
yang paling memungkinan bagi penerima                  ketika    angka      proyeksi   keuangan        yang
franchisee Kopi Lain Hati untuk mengatasi              disampaikan oleh franchisor tidak dapat dicapai
resiko    keuangannya      ialah     meningkatkan      oleh franchisee. Terkadang membuat franchisee
produktifitas penjualan produk. Sebab semakin          kecewa dan tak jarang franchisee membawa
tinggi angka penjualan produk, diharapkan              persoalan ini ke ranah hukum. Franchisor
dapat     menutupi     biaya-biaya    yang    telah    dituduh telah melakukan penipuan, atau telah
dikeluarkan oleh penerima waralaba sejak awal          cedera janji akibat tidak tercapainya performa
(Sudarmiatin, 2011).                                   keuangan yang diperlihatkan dalam proyeksi
         Pada umumnya tak sedikit ditemui              keuangan     tersebut.     Apabila    tuduhan    ini
pemikiran bahwa menjalankan bisnis waralaba            kemudian mencapai ranah hukum, bukan tidak
akan mudah mendapatkan keuntungan lebih                mungkin pihak franchisee akan menggugat
besar karena brand telah dikenal banyak orang.         franchisor-nya     ke    pengadilan   atau   justru
Hal tersebut sangat memudahkan franchisee              melaporkan franchisor ke penegak hukum
sehingga dapat meningkatkan penjualan pada             dengan alasan penipuan.
awal-awal     berdirinya   usaha.    Tetapi    pada             Persoalan       keuangan      merupakan
kenyataannya, hal tersebut belum tentu terjadi.        persoalan yang sangat fundamental dalam
Meski tak sulit untuk mencari pasar dan                sebuah bisnis, termasuk pada bisnis yang
menjual produk. Terkadang produktifitas tidak          menggunkan skema franchisee. Hal ini sangat
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan oleh           mempengaruhi kelangsungan sebuah bisnis dan
franchisee. Sebab penerimaan yang diterima             perkembangannya kedepannya. Dan sangat
oleh pihak franchisee akan dipotong oleh pihak         mempengaruhi masa depan hubungan antara
franchisor.                                            franchisee dan franchisor. Oleh karena itu,
         Pemotongan dapat berlangsung di awal.         manajemen yang kokoh dalam pelaksanaan
Dapat juga dilakukan melalui pembelian bahan           bisnis ini merupakan hal yang wajib untuk
baku. Atau bahkan ada beberapa jenis franchise         direaliasasikan.
yang     melakukan     pemotongan     dari    setiap   KESIMPULAN
keuntungan yang didapat.
          Penelitian ini menemukan terdapat tiga      mengajukan usul dan keberatan akan hal
aspek yang mengalami resiko bisnis, yakni aspek       tersebut.
operasional, aspek logistik dan aspek keuangan.
                                                                Pada aspek logistik, resiko yang ditemui
Pada aspek operasional persoalan promosi
                                                      ialah resiko keterlmbatan ketersediaan bahan
merupakan persoalan yang menemui resiko
                                                      baku. Sebab seluruh bahan baku produksi di
yang sangat krusial. Sebab pemilihan brand
                                                      datangkan dari Jakarta dan membutuhkan
ambassador adalah keputusan sepihak dari
                                                      waktu sekitar 9 – 12 hari. Dan jika hal tersebut
pemilik    franchise    (franchisor)   yang   pada
                                                      tak dapat ditangani, besar kemungkinan proses
pelaksanaan terkadang berlangsung kurang
                                                      penjualan akan berhenti untuk beberapa hari.
efektif dan sangat berdampak pada tingkat
                                                      Adapun strategi yang dilakukan oleh pihak
penjualan di lapangan, serta penentuan event
                                                      franchisee ialah dengan menganalisa pola
promosi atau paket penjualan yang umumnya
                                                      belanja     dari   minggu    ke    minggu,    dan
berisi    potongan     penjualan   pada   hari-hari
                                                      mengeluarkan         modal        lebih      untuk
tertentu, dilakukan serentak dan seragam.
                                                      mendatangkan bahan baku jauh lebih awal.
Tanpa memperhatikan kondisi di masing-masing
daerah. Dalam aspek ini, tak ada strategi                       Pada aspek keuangan, resiko yang
penanganan resiko yang dilakukan oleh pihak           ditemui ialah ketika penjualan mengalami
penerima waralaba (franchisee), namun pihak           kemerosotan. Sebab sejak awal franchisee telah
franchisee      mengharapkan           kedepannya,    mengeluarkan dana untuk menyewa franchisee.
terdapat sebuah wadah bagi mereka untuk               Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti
                                                      tingkat keberlangsungan usaha pun dapat
                                                      terngganggu.
REFERENSI
Abdulkadir, Muhammad. 2010. Hukum                 Risiko    Perbankan,       Jakarta:
     Perusahaan Indonesia. Bandung:               Rajawali Prers
     PT. Citra Aditya Bakti
                                             Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2001.
Aisy, D. H. .2019. Analisis Pengaruh               Dasar-Dasar Pemasaran Jilid. Edisi
      Customer Sensitivity Dan Sourcing            Kedelapan. Jakarta: Erlangga
      Fexibility Terhadap Supply Chain
      Agility Dan Kinerja Perusahaan         Kountour, Ronny. 2004. Manajemen
                                                  Risiko Operasional. Jakarta: PPM
Ali, Mohammad & Mohammad, Asrori.
      2014. Metodologi & Aplikasi Riset      Marrioti,         Steve.          2007.
      Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.           Entrepreneurship: Starting and
                                                  Operating a Small Business. New
Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen                  Jersey: Pearson Prentice Hall.
     Risiko, Jakarta: PT Grasindo
                                             Moh Nasir. 2005. Metode Penelitian.
Cahyadi, S. Alvionita, dkk. 2021. Strategi       Bogor: Ghalia Indonesia.
     Marketing Public Relations Kopi
     Kenangan dalam Membangun                Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
     Brand Awareness. Jurnal: Fakultas           Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
     Ilmu Komunikasi Universitas                 Remaja Rosdakarya Offset.
     Tarumanagara
                                             Safitri, Wiji, dkk. 2020. Pengaruh
Djohanputro,     Bramantyo.   2008.                 Penerapan       Supply      Chain
     Manajemen      Risiko  Koporat.                Management Coffee Shop Kota
     Jakarta: PPM                                   Bandung Bagian Selatan terhadap
                                                    Competitive Advantage. Jurnal:
Faisal, dkk. 2018. WARUNG KOPI,                     Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan
      MEDIA DAN KONSTRUKSI RUANG                    Manajemen Volume 4 No. 1
      PUBLIK DI MAKASSAR. Makassar:                 Maret 2020
      Jurnal Communication Spectrum
      Universitas Hasanuddin                 Salim, H.S. 2010. Perkembangan Hukum
                                                   Kontrak Innominaat Di Indonesia.
Gregoire, Mary. 2010. Food Service                 Jakarta: Sinar Grafika
     Organizations: A Managerial and
     Systems Approach. USA: Pearson          Saliman, Abdul R. 2014. Hukum Bisnis
     Education.                                   Untuk Perusahaan Teori dan
                                                  Contoh Kasus. Jakarta: Kencana
Idroes, Ferry N. 2011. Manajemen                  Prenadamedia Group
Santiago, Faisal. 2009. Pengantar                Risiko (Buku Ajar). Jakarta: Institut
      Hukum Bisnis. Jakarta: Mitra               Manajemen Koperasi Indonesia
      Wacana Media                               (IKOPIN).
Simatupang, Richard Burton. 2007.           Suseno, Darmawan Budi. 2008,
     Aspek Hukum Dalam Bisnis.                   Waralaba      Syariah:     Resiko
     Jakarta: Rineka Cipta                       Minimal, Laba, Maksimal, 100%
                                                 Halal,Yogyakarta: Cakrawala
Slamet, Redjeki. 2011. Waralaba
     (Franchise) Di Indonesia. Jurnal       Utami, Dini. 2018. Pengaruh harga
     Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 2,             promosi      produk    minuman
     April 2011                                  waralaba dalam menghadapi
                                                 persaingan pasar (Studi Kasus
Sudarmiatin, 2011. Praktik Bisnis                Minuman Nyoklat Klasik). Skripsi:
     Waralaba       (Franchise)    Di            Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Syarif
     Indonesia, Peluang Usaha Dan                Hidayatullah
     Investasi. Universitas Negeri
     Malang: Pidato Pengukuhan Guru         Widjaja, Gunawan. 2003. Seri Hukum
     Besar     dalam    Bidang  Ilmu             Bisnis Waralaba. Jakarta: PT Raja-
     Manajemen                                   Grafindo Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian           Wulandari, Sari .2016. Pengaruh Supply
     Kunatitatif Kualitatif dan R&D.            Chain Management Terhadap
     Bandung. Alfabeta                          Kinerja      Perusahaan    Melalui
                                                Keunggulan       Bersaing.   Jurnal
Suharnoko. 2009. Hukum Perjanjian:              Ekonomi.
     Teori dan Analisis Kasus. Jakarta:
     Kencana Prenada Media Group
Sulaiman, 2019. Keuntungan Yang Di
      Dapat Dari Mengembangkan
      Usaha Dengan System Franchise
      (Studi Kasus Di Indonesia). Jurnal:
      Pascasarjana          Universitas
      Mercubuana
Sumarso, Sonny. 2013, Kewirausahaan,
    Yogyakarta: GRAHA Ilmu
Supriyadi, Deddy. 2017.     Manajemen