0% found this document useful (0 votes)
63 views10 pages

743 3895 1 PB

Uploaded by

Arul Efansyah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
63 views10 pages

743 3895 1 PB

Uploaded by

Arul Efansyah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Original Research

SAGO: Gizi dan Kesehatan


Analisis pelaksanaan program indonesia sehat 2021, Vol. 3(1) 85-94
dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) pada © The Author(s) 2021

Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya


Analysis of the implementation of the healthy DOI: http://dx.doi.org/10.30867/gikes.v3i1.743
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/
Indonesia program with a family approach (PIS-PK) gikes
Poltekkes Kemenkes Aceh
at the Public Health Centers in Nagan Raya Regency

Darmansyah1*

Abstract
Background: The achievement indicators of the healthy Indonesia program with a family approach (PIS-PK) at the Nagan Raya
District Health Center was still low. The implementation of the PIS-PK program was only training, preparation, analysis of the
initial healthy family index. In contrast, further intervention and analysis have not run optimally, so the existing data has not
been used appropriately.
Objective: The purpose of the study, to analyze the implementation of the healthy Indonesia program with a family approach
at the Public Health Centers (PHC) in Nagan Raya Regency.
Method: This research design is a cross sectional study conducted in Nagan Raya Regency in 2021. The data were collected using
a questionnaire with a sample size of 70 officers. The measurement of the variables of government support, infrastructure,
community support, human resources for health workers, monitoring and evaluation, was measured using a questionnaire sheet.
Data analysis used Chi-Square statistical test and Binary Logistic Regression with a significance level of 95%.
Results: The results was showed that there was a relationship between community support (p= 0.010, OR = 3.72), facilities
and infrastructure (p= 0.019, OR= 3.2),, government support (p= 0.00, OR= 6.15), health personnel resources (p=0.008, OR=
4.8), monitoring evaluation (p= 0.007, OR= 4.52) with the implementation of the PIS-PK program. Based on the multivariate
test, the dominant variable associated with the PIS-PK program was government support.
Conclusion: The good government support is 6.15 times related to the success of the PIS-PK program implementation program
compared to less government support.

Keywords
Facilities and infrastructure, implementation of PIS-PK, resources, support

Abstrak
Latar Belakang: Capaian indicator Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kabupaten
Nagan Raya masih rendah pelaksanaan implementasi program PIS-PK hanya pelatihan, persiapan, analisis indeks keluarga
sehat awal sedangkan intervensi lanjut dan analisis belum berjalan maksimal sehingga data yang sudah ada diaplikasi belum
dimanfaatkan dengan baik.
Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada
Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya.
Metode: Desain penelitian ini cross sectional study, dilakukan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2021. Data yang dikumpulkan
menggunakan kuesioner dengan besar sampel 70 petugas. Pengukuran variabel dukungan pemerintah, sarana prasarana,
dukungan masyarakat, SDM tenaga kesehatan, monitoring dan evaluasi, diukur menggunakan lembar kuesioner. Analisis data
menggunakan uji statistik Chi-Square dan Regresi Binary Logistic dengan tingkat kemaknaan 95%.
Hasil: Menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan masyarakat (p= 0.010, OR= 3.72), sarana dan prasarana (p= 0.019,
OR= 3.2), dukungan pemerintah (p= 0.00, OR= 6.15), sumber daya tenaga kesehatan (p= 0.008, OR= 4.8), monitoring evaluasi

1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Direktorat Pasca sarjana, Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, Indonesia.
E-mail: darmansyahmbo8@gmail.com

Penulis Koresponding:
Darmansyah: Jln. Kapten Muslim, Helvetia Tengah, Kota Medan. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Direktorat Pasca sarjana,
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, Indonesia. E-mail: darmansyahmbo8@gmail.com

Diterima: 29/10/2021 Revisi: 15/12/2021 Disetujui: 20/12/2021


86 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

(p= 0.007, OR= 4.52) dengan pelaksanaan implementasi program PIS-PK. Berdasarkan uji multivariat, variabel dominan yang
berhubungan dengan program PIS-PK adalah dukungan pemerintah.
Kesimpulan: Dukungan pemerintah yang baik 6.15 kali berhuhungan dengan keberhasilan program pelaksanaan program PIS-
PK dibandingkan dengan dukungan pemerintah yang kurang.

Kata Kunci
Dukungan, sarana dan prasaran, sumber daya, pelaksanaan PIS-PK

Pendahuluan keluarga memilik/memakai air bersih (84%),


keluarga memiliki/memakai jamban sehat (81%),

P rogram Indonesia sehat dengan pendekatan


keluarga (PIS-PK) adalah strategi operasional
pembangunan kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan status
dan sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes (90%)
(Dinkes Nagan Raya, 2021a)
Capaian program PIS-PK di Kabupaten Nagan
Raya tahun 2021 yaitu keluarga mengikuti KB
gizi masyarakat yang dimulai dari pendekatan yang (27.7%), ibu bersalin di fasilitas Kesehatan (87.2%),
berbasis dasar yaitu keluarga (Putra & Hasana, bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap (74.2%),
2019). Program ini terdiri dari kegiatan bayi diberi asi eksklusif selama 6 bulan (69.0%),
pengumpulan data, analisis data untuk identifikasi pertumbuhan balita dipantau setiap bulan (89.7%),
masalah, dan penyusunan rencana kegiatan (Agni, penderita TB paru berobat sesuai standar (32.2%),
2018). Keberhasilan setiap pembangunan dalam penderita hipertensi berobat teratur (31.0%),
bidang Kesehatan disertai oleh kesetimbangan gangguan jiwa berat tidak diterlantarkan (46.9%),
antar upaya program, lintas sektor dan kegiatan tidak ada anggota keluarga yang merokok (32.6%),
yang terlaksana (Panggabean, 2020). keluarga memilik/memakai air bersih (81.5%),
Terdapat 12 indikator utama program PIS-PK keluarga memiliki/memakai jamban sehat (71.8%),
yaitu keluarga mengikuti KB, ibu bersalin di fasilitas dan sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes (91.7%)
Kesehatan, bayi mendapatkan imunisasi dasar (Dinkes Nagan Raya, 2021a)
lengkap, bayi diberi asi eksklusif selama 6 bulan, Beberapa kendala dalam pelaksanaan
pertumbuhan balita dipantau setiap bulan, program PIS-PK yaitu kendala di bidang pendanaan
penderita TB paru berobat sesuai standar, program BOK belum jelas juknis dan waktu keluar
penderita hipertensi berobat teratur, gangguan dananya dan pemanfaatan sumber dana lain, di
jiwa berat tidak diterlantarkan, tidak ada anggota bidang sarana aplikasi keterbatasan jaringan
keluarga yang merokok, keluarga memilik/memakai sehingga membuat petugas harus kerja ekstra
air bersih, keluarga memiliki/memakai jamban waktu diluar jam kerja, kondisi masyarakat belum
sehat, dan sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes tersosialisasi dengan baik, dukungan masyarakat
(Kemenkes, 2017) kebijakan atau dukungan pemerintah daerah belum
Jumlah rata–rata persentase kunjungan tersedia dan hubungan dengan pusat dan akses
rumah dalam pelaksanaan PIS-PK tahun 2019 di data belum terlaksana dengan baik (Dewi, 2019)
Indoneisa (47.05%). Persentase tertinggi saat ini Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PIS-
berada di Provinsi Sulawesi Barat (80.91%). PK di Kabupaten Nagan Raya ditemukan bahwa
Peringkat terendah berada di DKI Jakarta (2.24%). pelaksanaan implementasi program PIS-PK baru
Provinsi Aceh berada pada posisi kedua puluh sebatas tahap pelatihan, persiapan, analisis IKS awal
(27.34%) sedangkan intervensi lanjut dan analisis perubahan
Capaian program PIS-PK di Provinsi Aceh IKS belum berjalan maksimal sehingga data yang
tahun 2021 yaitu keluarga mengikuti KB (36%), ibu sudah ada diaplikasi belum dimanfaatkan dengan
bersalin di fasilitas Kesehatan (89%), bayi baik, belum terintegrasi antar program puskesmas,
mendapatkan imunisasi dasar lengkap (68%), bayi kurangnya tenaga bidan desa, gizi, kesling dan
diberi asi eksklusif selama 6 bulan (65%), petugas promkes sebagai tim pembina desa, mutasi
pertumbuhan balita dipantau setiap bulan (85%), atau perpindahan pegawai cukup tinggi sehingga
penderita TB paru berobat sesuai standar (33%), banyak tenaga yang sudah dilatih PIS-PK yang sudah
penderita hipertensi berobat teratur (38%), pindah tugas, kurangnya pendanaan program,
gangguan jiwa berat tidak diterlantarkan (36%), peralatan posyandu kurang memadai, masyarakat
tidak ada anggota keluarga yang merokok (40%), masih kurang tersosialisasi, kurangnya kerjasama
Darmasnyah 87
Analisis pelaksanaan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) pada....

dengan tokoh masyarakat, dukungan masyarakat dalam pelaksanaan program Indonesia sehat
kurang, kendala terbatas jaringan internet untuk serta sudah mengikuti pelatihan atau On The Job
mengentrie data, monitoring dan evaluasi Training (OJT). Teknik pengambilan sampel
pelaksanaan PIS-PK yang masih belum maksimal. menggunakan total sampling.
Kondisi desa (seperti desa alue sapek, alue waki, Pengumpulan data dilakukan secara
seumambek) harus menyebrang sungai dan wawancara menggunakan instrument kuesioner.
beberapa desa lainnya memilik akses jalan yang Kuesioner penelitian ini diambil dari kuesioner
rusak, waktu tempuh dari puskesmas ke desa Kemenkes. (2017b) dan (Dewi, 2019), sehingga
sekitar 30-40 menit, jika dalam kondisi hujan sangat tidak memerlukan pengujian validitas dan
sulit untuk mengakses ke beberapa desadi tambah reabilitas. Data yang dikumpulkan meliputi
lagi dengan kondisi pandemi covid 19 yang harus identitas responden, usia, jenis kelamin,
menerapkan protokol kesehatan (Dinkes Nagan pendidikan, data dukungan masyarakat, sarana
Raya, 2021b). dan prasarana, dukungan pemerintah, SDM
Strategi penting untuk menyukseskan tenaga kesehatan dan pelaksanaan program
program PIS-PK yaitu adanya perencanaan indonesia sehat.
Pemerintahan dilakukan untuk mengklarifikasi Pengukuran variabel dukungan
tujuan organisasi dan menyusun langkah-langkah pemerintah, sarana prasarana, dukungan
guna mencapai tujuan (tujuan konkret dan terukur) masyarakat, SDM tenaga kesehatan, monitoring
organisasi, pengorganisasian sumber-sumber dan evaluasi, diukur menggunakan lembar
pemerintahan; realisasi (implementasi) langkah- kuesioner yang terdiri dari masing-masing aspek
langkah tersebut memerlukan sumber daya, baik pengukuran sebanyak lima butir pertanyaan. Cara
SDA, SDM, maupun SDB. Sebelum digunakan mengukur yaitu bila persentase soal benar lebih
sumber daya harus diorganisasikan agar siap pakai, rendah dari 60% atau benar menjawab 2 soal
penggunaan sumber-sumber pemerintahan; pertanyan maka dukungan pemerintah kurang,
dilakukan untuk menggerakan sumber-sumber namun jika persentase benar lebih besar dari 60%
pemerintahan agar mendapatkan hasil-hasil yang atau benar lebih dari 3 soal pertanyaan maka
sudah ditetapkan, kontrol Pemerintahan; dilakukan dukungan pemerintah baik. Sedangkan variabel
untuk menjamin kesesuaian antar target pada pelaksanaan program indonesia sehat diukur juga
perencanaan dengan hasil yang diperoleh dari menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari
penggunaan sumber-sumber pemerintahan 10 pertanyaan. Cara mengukurnya yaitu jika
tersebut (Aini & Febrina, 2019) persentase soal benar lebih rendah dari 60% atau
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, benar menjawab 5 soal pertanyan maka
maka rumusan tujuan penelitian yaitu untuk pelaksanaan program PIS-PK kurang, namun jika
melakukan analisis pelaksanaan program indonesia persentase benar lebih besar dari 60% atau benar
sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) pada lebih dari 6 soal pertanyaan maka pelaksanaan
Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya tahun 2021. program PIS-PK baik.
Pengolahan data dapat dilakukan dengan
diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Editing, data primer dan data sekunder yang telah
Metode terkumpul diperiksa, jika ada yang kurang lengkap
Penelitian deskriptif analitik menggunakan desain dilakukan perbaikan. Koding, data yang sudah
rancangan penelitian dengan study crossectional, terkumpul dikelompokkan dan diberi kode pada
telah selesai dilakukan di Puskesmas wilayah setiap responden agar mudah dalam pengolahan
kerja Dinkes Nagan Raya pada bulan Agustus data. Skoring, memberikan nilai pada masing-
tahun 2021. masing responden yang telah diwawancarai
Sampel merupakan petugas kesehatan melalui kuesioner dan check list. Prosesing/entry
pada 14 puskesmas di Kabupaten Nagan Raya jadi data yaitu kegiatan memasukkan data dan kode
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah jawaban yang sudah terisi kedalam aplikasi
sebanyak 70 responden setiap puskesmas 5 orang komputer.
responden yang terdiri dari user, surveyor, Analisis data studi ini menggunakan tiga jenis
supervisor dan tim pembina wilayah kriteria analisis, yaitu analisis univariat bertujuan untuk
sampel diambil dari petugas kesehatan yang aktif memperoleh gambaran terkait dengan karakteristik
88 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

subjek, data dukungan masyarakat, sarana dan Tabel 1. Karakteristik responden dalam pelaksanaan
prasarana, dukungan pemerintah, SDM tenaga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
kesehatan dan pelaksanaan program indonesia Keluarga (PIS-PK)
sehat. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat yaitu Karakteristik Responden f %
menggunakan uji statistik Chi-Square dengan Usia
tingkat kemaknaan 95%. Analisis ini bertujuan 20-30 tahun 8 11.4
untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel 31-40 tahun 42 60
independent (dukungan masyarakat, sarana dan 41-50 tahun 20 28.6
prasarana, dukungan pemerintah, SDM tenaga Jenis Kelamin
kesehatan) dengan variabel dependen yaitu Laki-laki 17 24.3
pelaksanaan program indonesia sehat. Analisis yang Perempuan 53 75.7
ketiga, yaitu analisis multivariat menggunakan uji Pendidikan
statistik Regresi Logistik, yang bertujuan untuk Sarjana 29 41.4
menilai aspek paling berpengaruh terhadap Diploma III 41 58.6
pelaksanaan program indonesia sehat. Jumlah 70 100

Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan


Hasil Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan
Karakteristik Subjek Keluarga (PIS-PK)
Secara umum terlihat karakteristik subjek dalam Hasil penelitian (Tabel 2) telah menunjukkan bahwa
penelitian ini berdasarkan kelompok usia yaitu kurang baiknya dukungan masyarakat (74.2%) dan
antara 31-40 tahun (60.0%), dan didominasi oleh pemerintah (76.3%) serta kurangnya keberadaan
responden perempuan (75.7%). Berdasarkan tenaga kesehatan menghasilkan tidak
tingkat pendidikan terkahir yang ditempuh, 58.6% terlaksananya pelaksanaan program PIS-PK secara
masih Diploma-III. baik.

Tabel 2. Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan program indonesia sehat melalui pendekatan
keluarga (PIS-PK) pada beberapa Puskesmas di Nagan Raya, 2021
Pelaksanaan Program PIS-PK
Jumlah
Variabel Independen Terlaksana Tidak Terlaksana Nilai OR Nilai p
f % f % f %
Dukungan Masyarakat
Baik 22 56.4 17 43.6 39 100 3.72 0.010
Kurang 8 25.8 23 74.2 31 100
Sarana dan Prasarana
Baik 19 57.6 14 42.4 33 100 3.20 0.019
Kurang 11 29.7 26 70.3 37 100
Dukungan Pemerintah
Baik 21 65.6 11 34.4 32 100 6.15 0.000
Kurang 9 23.7 29 76.3 38 100
SDM Tenaga Kesehatan
Baik 26 53.1 23 46.9 49 100 4.80 0.008
Kurang 4 19.0 17 81 21 100
Monitoring dan Evaluasi
Baik 25 54.3 21 45.7 46 100 4.52 0.007
Kurang 5 20.8 19 79.2 24 100
Jumlah 30 42.9 40 57.1 70 100

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan dengan
hubungan signifikan antara dukungan pelaksanaan program PIS-PK (p < 0.05) di
masyarakat, pemerintah dan keberadaan Sumber Kabupaten Nagan Raya.
Darmansyah 89
Analisis pelaksanaan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) pada....

Lebih lanjut, hasil penelitian (Tabel 2) juga Faktor Dominan Keberhasilan Pelaksanaan
menunjukkan bahwa kurangnya ketersedian sarana Program PIS-PK
dan prasarana secara baik (70.3%) cenderung tidak Berdasarkan hasil analisis bivariat (Tabel 2)
terlaksana pelaksanaan program PIS-PK di Nagan terhadap semua variabel, telah ditetapkan
Raya, begitujuga dengan kurangnya dilakukan bahwa kesemua variabel masuk kedalam
monitoring (57.1%) berdampak terhadap tidak kandidat pemodelan (p < 0.25) untuk dilakukan
terlaksananya program PIS-PK pada Puskesmas di analisis multivariat yatu menggunakan uji
Kabupaten Nagan Raya. Hal tersebut, diperkuat Regresi Logistik Berganda.
dengan bukti statistik yang menunjukkan bahwa Variabel kovariat yang masuk ke dalam
terdapat hubungan signifikan (p < 0.05) antara pemodelan setelah dilakukan uji Regresi Logistik
ketersediaan sarana dan prasarana serta Berganda dengan menggunakan metode Enter
monitoring dan evaluasi dengan pelaksanaan diperoleh hasil sebagai mana disajikan pada
program PIS-PK di Kabupaten Nagan Raya. Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis multivariat tahap awal analisis pelaksanaan program indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga (PIS-PK) pada Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2021
Variabel Koefisien Nilai p OR CI 95%
Dukungan Masyarakat -0.381 0.569 0.683 0.184 – 2.539
Sarana dan Prasarana -0.601 0.344 0.548 0.158 – 1.906
Dukungan Pemerintah -1.240 0.037 0.289 0.090 – 0.930
SDM Tenaga Kesehatan -0.824 0.292 0.439 0.095 – 2.028
Monitoring dan Evaluasi 0.701 0.342 0.496 0.117 – 2.107

Berdasarkan hasil analisis data (Tabel 3) terpisahkan dengan kunjungan rumah. Pelaksanaan
didapatkan bahwa setelah dilakukan uji multivariat Perkesmas di rumah, dapat diberikan dalam bentuk
ternyata terdapat satu variabel kovariat yang homecare pada anggota keluarga yang menderita
memiliki nilai p dibawah 0,05 yaitu dukungan penyakit akut maupun kronis sehingga keluarga
pemerintah. Sehingga faktor dominan keberhasilan dapat meningkatkan fungsinya dalam merawat
program PIS-PK di Kabupaten Nagan Raya adalah anggota keluarga yang mempunyai risiko tinggi
dukungan pemerintah. masalah kesehatan (Haris et al., 2020)
Dukungan masyarakat didapatkan dari
keaktifan keluarga mengikuti setiap kegiatan PIS-PK
Pembahasan yang diadakan oleh Puskesmas. Sesuai penelitian
Sumiatin (2020) menemukan bahwa ada pengaruh
Hubungan Dukungan Masyarakat dalam antara peran keluarga dalam program indonesia
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan sehat dengan pendekatan keluarga.(PIS-PK).
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada Puskesmas di (Sumiatin & Ningsih, 2020)
Kabupaten Nagan Raya Penelitian ini juga menemukan bahwa
Penelitian ini telah menemukan bahwa terdapat dukungan masyarakat baik mempengaruhi
hubungan antara dukungan masyarakat dalam keberhasilan program PIS-PK, sedangkan dukungan
pelaksanaan program indonesia sehat dengan masyarakat kurang menyebabkan program PIS-PK
pendekatan keluarga (PIS-PK) di Puskesmas tidak terlaksana. Masalah yang banyak dikeluhkan
Kabupaten Nagan Raya dengan kekuatan hubungan dalam pengumpulan data adalah kendala untuk
3.72 kali. Artinya dukungan masyarakat baik mendapatkan data yang lengkap mengenai suatu
mempengaruhi 3.72 kali keberhasilan program PIS- keluarga. Hal itu bisa karena penghuni rumah sulit
PK dibandingkan dengan dukungan masyarakat ditemui, atau bahkan menolak dikunjungi
kurang. (Pujosiswanto et al., 2020). Untuk mengatasi
Sesuai dengan penelitian Haris (2020) hambatan tersebut hasil diskusi mengarah pada
menemukan adanya hubungan antara partisipasi pentingnya sosialisasi dan kerjasama dengan lintas
masyarakat dengan keberhasilan indeks keluarga sektor, dalam hal ini adalah pihak RT, RW, dan
sehat yang merupakan indikator keberhasilan PIS- kelurahan bisa dilakukan pada saat pertemuan
PK. Pelaksanaan PISPK menjadi bagian tidak lokakarya mini tribulanan puskesmas untuk
90 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

melakukan sosialisasi dan advokasi pelaksanaan sarana prasana terpenuhi dalam pelaksanaan PIS-
PIS-PK (Asri & Budiono, 2019). PK, sehingga pelaksanaan menjadi terkendala dan
Dengan koordinasi dan kerjasama lintas menghambat pelaksanaan.
sektordalam melakukan kunjungan akan lebih Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
mendapatkan kerjasama dan pemahaman dari PIS-PK sarana prasarana yang dibutuhkan untuk
warga. melibatkan lintas sektor juga dianjurkan mendukung dalam pelaksanaan kegiatan
dalam petunjuk teknis PISPK (Agni, 2018) pendataan keluarga di Puskesmas terdapat
Dukungan dari masyarakat hanya akan kesesuaian dengan pedoman yang terdiri dari
terjadi bila sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Prokesga, Pinkesga, komputer, koneksi internet,
Kabupaten Nagan Raya secara merata ke seluaruh tensimeter, stetoskop, family folder, ruang
elemen masyarkat seperti ketua keuchik, kepala penyimpanan, alat transpotasi, id card, alat tulis,
dusun, imam gampong dan masyarakat desa. aplikasi dan stiker. Sedangkan di Puskesmas
Sosialisasi sangat diperlukan dalam mencapai hasil Kabupaten Nagan Raya tidak semua sarana prasana
yang baik terhadap Program Indonesia Sehat terpenuhi dalam pelaksanaan PIS-PK, terutama
dengan Pendekatan Keluarga, apalagi sosialisasi sarana koneksi internet yang lambat, komputer
dengan masyarakat sangat berguna agar terbatas untuk melakukan input data, tensimeter,
tercapainya komunikasi yang baik dan nantinya stetoskop yang belum memadai sebagai alat untuk
akan memperlancar pelaksanaan Program melakukan intervensi awal maupun intervensi
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga lanjut pada kegiatan pelaksanaan pendekatan PIS-
(Virdasari et al., 2018). PK yang terintegrasi seperti progam kelas ibu hamil,
prolanis, posyandu lansia ini disebabkan karena
Hubungan Sarana Prasarana dalam Pelaksanaan puskesmas belum memvalidasi data di Aplikasi
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK)
Keluarga (PIS-PK) pada Puskesmas di Kabupaten sehingga perencanaan kebutuhan sarana dan
Nagan Raya prasarana tidak diterima oleh tim penganggaran,
Studi ini telah melaporkan bahwa sarana dan Keberhasilan implementasi akan dicapai bila
prasarana memiliki hubungan dalam pelaksanaan dilakukan perbaikan dari kekurangan, baik dari sisi
program indonesia sehat dengan pendekatan kebutuhan jumlah sarana dan prasarana yang
keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kabupaten Nagan memadai serta menjaga ketersedian sarana dan
Raya dengan kekuatan hubungan 3.2 kali. Artinya prasarana untuk menjamin keberlangsungan
sarana prasarana baik mempengaruhi 3.2 kali program dengan jalan selalu memvalidasi dan
keberhasilan program PIS-PK dibandingkan dengan mengupdate data di Aplikasi Sarana, Prasarana dan
sarana dan prasarana kurang. Alat Kesehatan (ASPAK). Di samping itu pelaksanaan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi program yang ada bisa diatasi dengan tersedianya
(2019) yang menemukan bahwa sarana prasarana pendanaan yang cukup serta perencanaan yang
berhubungan secara bermakna dengan matang sehingga bisa mengakomodir kebutuhan riil
pelaksanaan progam Indonesia sehat dengan sarana dan prasarana dilapangan (Sulaiman &
pendekatan keluarga di Kecamatan Kabupaten Wibowo, 2016).
Juang Kabupaten Bireuen p = 0.033 < 0.05 (Dewi,
2019). Menurut Susilawati et al. (2020) menjelaskan Hubungan Dukungan Pemerintah dalam
bahwa program PIS-PK dapat terlaksana dengan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
adanya komunikasi, sumber daya, sarana prasarana Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada Puskesmas di
dan struktur birokrasi yang baik. Kabupaten Nagan Raya
Penelitian ini juga menemukan bahwa sarana Penelitian telah menemukan bahwa dukungan
prasarana baik mempengaruhi keberhasilan pemerintah memiliki hubungan signifikan dengan
program PIS-PK, sedangkan sarana prasarana pelaksanaan program indonesia sehat dengan
kurang menyebabkan program PIS-PK tidak pendekatan keluarga (PIS-PK) di Puskesmas
terlaksana. Kendala dilapangan didapatkan bahwa Kabupaten Nagan Raya dengan kekuatan hubungan
hasil wawancara dengan informan selaku surveyor 6.15 kali. Artinya dukungan pemerintah baik
mengenai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan mempengaruhi 6.15 kali keberhasilan program PIS-
program Indonesia sehat dengan pendekatan PK dibandingkan dengan dukungan pemerintah
keluarga, maka diperoleh informasi tidak semua kurang.
Darmansyah 91
Analisis pelaksanaan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) pada....

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi terhadap program indonesia sehat dengan
(2019) menemukan bahwa dukungan pemerintah pendekatan keluarga (PIS-PK), juga telah dibuktikan
berhubungan secara bermakna dengan secara statistik bahwa terdapat hubungan
pelaksanaan progam Indonesia sehat dengan monitoring dan evaluasi dalam Pelaksanaan
pendekatan keluarga di Kecamatan Kabupaten Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Juang Kabupaten Bireuen p = 0.024 < 0.05. Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kabupaten Nagan
Penelitian ini juga menemukan bahwa Raya dengan kekuatan hubungan 4.52 kali. Artinya
dukungan pemerintah baik mempengaruhi monitoring evaluasi baik mempengaruhi 4.52 kali
keberhasilan program PIS-PK, sedangkan keberhasilan program PIS-PK dibandingkan dengan
pemerintah kurang menyebabkan program PIS-PK monitoring evaluas kurang
tidak terlaksana. Masalah yang terjadi di lapangan, Sejalan dengan Penelitian Novianti (2020)
pemerintah Nagan Raya sudah memberikan menyebutkan bahwa untuk mencapai keberhasilan
dukungan untuk keberhasilan program PIS-PK program PIS-PK diperlukan monitoring dan evaluasi
berupa dana yang dialokasikan untuk kegiatan, dari berbagai sector baik dari pemerintah daerah,
tetapi dana tersebut belum maksimal di gunakan dinas Kesehatan, puskesmas, dan masyakat
untuk program PIS-PK karena pemerintah masih (Novianti et al., 2020). Dalam melaksanakan suatu
memfokuskan dana untuk mengatasi covid 19. intervensi, diperlukan kerjasama lintas program
Dukungan stakeholder kebijakan atau dengan bidang/bagian yang terkait kegiatan
dukungan pemerintah dalam pelaksanaan program tersebut. Selain itu perencanaan strategis dilakukan
Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, maka dengan menggali sumber daya yang ada, termasuk
diperoleh informasi tidak ada satu pun kepala Desa upaya keterpaduan antara pemegang program dan
yang mengambil sebuah kebijakan yang dukungan politis pemerintah daerah, pihak swasta,
mendukung untuk memperlancar pelaksanaan dan patisipasi masyarakat untuk dijadikan sebagai
kegiatan (Laelasari et al., 2017). Walaupun suatu kekuatan dan peluang mencapai sasaran
sebenarnya pemerintah Kabupaten Nagan Raya kebutuhan lokal (Agustina et al., 2019).
telah menerbitkan Peraturan Bupati Nagan Raya Penelitian ini juga menemukan bahwa
Nomor 64 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis monitoring evaluasi baik mempengaruhi
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan keberhasilan program PIS-PK, sedangkan
Pelaksanaan Gampong Sehat yang biasa diadopsi monitoring evaluasi kurang menyebabkan program
sebagai dasar pelaksanaan Program PIS-PK. PIS-PK tidak terlaksana. Masalah yang terjadi di
Keberhasilan program ini tentunya lapangan, monitoring dan evaluasi belum dapat
memerlukan pemahaman dan komitmen yang dilaksanakan dengan baik, karena belum adanya
sungguh-sungguh, sistematis dan terencana dari pembiayaan yang cukup agar proses monitoring
seluruh petugas puskesmas dalam menjalankan dapat terlaksana, ini disebabkan karena anggaran
semua program harus terintegrasi dan tidak dana untuk proses kegiatan monitoring dan
berjalan masing-masing. Kesamaan pemahaman evaluasi sudah dialokasikan untuk covid 19.
dan komitmen yang kuat akan menghasilkan Dalam melaksanakan suatu implementasi
tercapainya target area prioritas/sasaran dari kebijakan terdapat jaringan yang harus dibentuk
program ini (Utami, 2019). Komitmen untuk bekerja guna merealisasikan tujuan kebijakan melalui
di dalam dan di luar gedung puskesmas tentu juga aktivitas instansi yang melibatkan berbagai pihak
perlu didukung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) yang berkepentingan. Dalam PIS-PK implementasi
Kabupaten Nagan Raya sebagai induk dari kebijakan melibatkan peran serta dinas kesehatan,
puskesmas untuk melakukan sosialisasi pada puskesmas, dan lintas sektor terkait yang saling
forum-forum lintas program maupun lintas sektor bersinergi. Dukungan dari perangkat desa atau
terkait. kelurahan juga sangat diperlukan untuk
memudahkan akses ke masyarakat. Untuk daerah
Hubungan Monitoring dan Evaluasi dalam yang belum melaksanakan pendataan, perlu
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan menggalang dukungan dari lintas sektor karena baik
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada Puskesmas di pihak dinas kesehatan maupun puskesmas belum
Kabupaten Nagan Raya melakukan sosialisasi (Sulaiman & Wibowo, 2016).
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa Demi kelangsungan pelaksanaan PIS-PK,
kurangnya monitoring dan evaluasi berdampak maka dibuatlah rencana Monitoring, yaitu dengan
92 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

membuat WAG KS yang anggotanya mulai dari kurang dalam pelaksanaan program indonesia
berbagai tingkatan sehingga dapat melihat sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) sebesar
perkembangan pelaksanaan PIS PK di berbagai 54.3%.
tingkatan yaitu mulai dari RT, RW, Kelurahan, Dalam melaksanakan suatu intervensi,
Puskesmas sampai dengan Dinas Kesehatan. Di diperlukan kerjasama lintas program dengan
kabupaten Labuan Batu, analisa PIS-PK dilakukan bidang/bagian yang terkait kegiatan tersebut.
oleh semua petugas yang melakukan entry data. Selain itu perencanaan strategis dilakukan dengan
Sehingga begitu diketahui nilai IKS selanjutnya menggali sumber daya yang ada, termasuk upaya
diidentifikasi indikator mana yang cakupannya keterpaduan antara pemegang program dan
rendah untuk ditentukan skala prioritas intervensi. dukungan politis pemerintah daerah, pihak swasta,
Saat intervensi melibatkan lurah sebagai kepala dan patisipasi masyarakat untuk dijadikan sebagai
lingkungan. Lurah lebih berfungsi sebagai suatu kekuatan dan peluang mencapai sasaran
koordinator dan corong informasi ke masyarakat kebutuhan lokal. Demikian halnya dengan kegiatan
(Utami, 2019). pendataan PIS-PK diperlukan dukungan lintas sector
Sebagai sebuah program kesehatan yang demi kelancaran kegiatan. Pada kabupaten yang
sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri sudah melaksanakan lebih dari 50% pendataan,
Kesehatan Nomor 39 tahun 2016, PIS-PK sudah dinas kesehatan kabupaten terlebih dahulu
menjadi kebijakan dan program DIY juga. Agar melakukan sosialisasi mengenai kegiatan dan
pelaksanaan penerapan program ke depan dapat manfaat PIS-PK ke Satuan Kerja Perangkat Daerah
lancar dan efektif perlu dilakukan monitoring dan (SKPD) seperti bappeda, kecamatan,
evaluasi terhadap kegiatan uji coba tersebut di atas. keluarahan/desa. Kegiatan sosialisasi ini umumnya
Monitoring atau pemantauan dilakukan untuk dilakukan pada saat rapat koordinasi SKPD. Selain
melihat konsekuensi dari sebuah implementasi bertujuan untuk memperkenalkan program baru,
program serta untuk melihat kendala-kendalanya. sosialisasi juga diperlukan untuk membangun
Sedangkan sebuah evaluasi diharapkan dapat jaringan. Dalam melaksanakan suatu implementasi
memberi informasi mengenai kinerja dan hasil dari kebijakan terdapat jaringan yang harus dibentuk
sebuah kebijakan (Agni, 2018). guna merealisasikan tujuan kebijakan melalui
aktivitas.
Dukungan pemerintah Kabupaten Nagan
Faktor Dominan yang mempengaruhi Pelaksanaan Raya berdasarkan visi, misi dan tujuan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan pembangunan dari Bupati dan Wakil Bupati
Keluarga (PIS-PK) pada Puskesmas di Kabupaten Kabupaten Nagan Raya tahun 2017-2022, maka
Nagan Raya Tahun 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya menindak
Faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap lanjuti dari visi, misi dan tujuan pembangunan di
pelaksanaan program Indonesia sehat dengan Kabupaten Nagan Raya terutama Bidang Kesehatan
pendekatan keluarga (PIS-PK) di Nagan Raya adalah yaitu misi ke 6 “Meningkatkan pelayanan yang
dukungan pemerintah, setelah dikontrol variabel berkualitas mewujudkan masyarakat yang sehat”
lain seperti dukungan masyarakat, sarana dengan sasaran: Meningkatnya angka Usia Harapan
prasarana, SDM tenaga kesehatan dan monitoring Hidup dan Meningkatnya kualitas kesehatan
evaluasi. masyarakat dengan strategi Peningkatan akses dan
Sesuai dengan penelitian Dewi (2019) mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
menemukan keeratan hubungan dukungan berkualitas, Peningkatan kualitas pelayanan
pemerintah dengan program PIS-PK dengan nilai kesehatan masyarakat, Peningkatan fasilitas rawat
Odd Ratio (OR) 7.111, yang berarti bahwa dukungan inap di puskesmas, Pemantapan pola hidup bersih
pemerintah baik mempunyai peluang lebih tinggi dan sehat.
dalam pelaksanaan progam Indonesia sehat dengan Demikian halnya dengan kegiatan pendataan
pendekatan keluarga sebanyak 7 kali dibandingkan PIS-PK diperlukan dukungan lintas sector demi
dengan dukungan pemerintah kurang. Penelitian ini kelancaran kegiatan. Pada kabupaten yang sudah
juga menemukan bahwa dukungan pemerintah melaksanakan lebih dari 50% pendataan, dinas
yang baik dalam pelaksanaan program indonesia kesehatan kabupaten terlebih dahulu melakukan
sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) sebesar sosialisasi mengenai kegiatan dan manfaat PIS-PK
45.7% sedangkan dukungan pemerintah yang ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti
Darmansyah 93
Analisis pelaksanaan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) pada....

bappeda, kecamatan, keluarahan/desa. Kegiatan triwulanan puskesmas, forum musyawarah


sosialisasi ini umumnya dilakukan pada saat rapat masyarakat desa untuk menyampaikan
koordinasi SKPD. Selain bertujuan untuk perkembangan pelaksanaan program PIS-PK.
memperkenalkan program baru, sosialisasi juga
diperlukan untuk membangun jaringan
Keberhasilan program ini tentunya Deklarasi Konflik Kepentingan
memerlukan pemahaman dan komitmen yang
sungguh-sungguh, sistematis dan terencana dari Dalam penelitian ini, penulis menyatakan bahwa
seluruh petugas puskesmas. Kesamaan tidak ada konflik kepentingan yang substansial baik
pemahaman dan komitmen yang kuat akan yang berasal dari institusi atau faktor lain yang
menghasilkan tercapainya target area terkait dengan penelitian yang telah dilakukan,
prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk serta nilai berdasarkan identitas penulis dan nilai
bekerja di dalam dan di luar gedung puskesmas publikasi.
tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kabupaten/Kota sebagai induk dari
puskesmas. Ucapan Terima Kasih
Penguatan lintas sektoral untuk intervensi- Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
intervensi dalam menangani masalah-masalah kepada pihak Program Studi Magister Ilmu
kesehatan di keluarga perlu dilakukan dan Kesehatan Msyarakat Direktorat Pascasarjana
dijalankan dengan baik. Tanpa adanya komitmen Universitas Sari Mutia Indonesia. Selanjutnya
lintas sektoral yang kuat khususnya dengan kepala ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Dinas
desa dan lurah sebagai pemangku kebijakan di level Kesehatan Kabupaten Nagan Raya, serta Kepala
desa dan kelurahan maka PIS-PK hanya sekedar Puskesmas dalam wilayah Dinas Kesehatan
pendataan terhadap keluarga dan tidak akan Kabupaten Nagan Raya, yang telah mendukung dan
menghasilkan perubahan-perubahan yang memberikan izin penelitian ini. Selanjutnya kepada
diharapkan pada ke-12 indikator yang telah responden yang telah terlibat dan membantu
ditetapkan sebelumnya. Komitmen lintas sektoral secara aktif peneliti sehingga penelitian dapat
yang dimaksud diatas bisa diupayakan dalam terselesaikan.
kegiatan mini lokakarya antara puskesmas dengan
aparat sipil pemerintahan desa/kelurahan (Novianti
et al., 2020). Daftar Rujukan
Agni, M. G. K. (2018). Program Indonesia Sehat
Kesimpulan Dengan Pendekatan Keluarga. Jurnal Formil
(Forum Ilmiah) KesMas Respati, 3(1), 43–49.
Pelaksanaan program PIS-PK pada puskesmas di Agustina, S. C., Trisnantoro, L., & Handono, D.
Kabupaten Nagan Raya sangat dipengaruhi oleh (2019). Implementasi Program Indonesia
dukungan pemerintah, sarana prasarana, dukungan Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK)
masyarakat, SDM tenaga kesehatan, monitoring Menggunakan Tenaga Kontrak di Kabupaten
dan evaluasi. Faktor dominan yang paling Kulon Progo Tahun 2018. Jurnal Kebijakan
berpengaruh yaitu dukungan pemerintah. Kesehatan Indonesia: JKKI, 8(3), 104–112.
Saran, perlu dilakukan penyusunan road map Aini, Z., & Febrina, R. (2019). Manajemen
atau peta jalan untuk pelaksanaan implementasi Pemerintahan dalam Pelayanan Program
PIS-PK untuk mendukung pencapaian Standar Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten bidang Keluarga (PIS-PK) di Kecamatan Pekenbaru
kesehatan serta memanfaatkan data PIS-PK sebagai Kota Pekanbaru tahun 2017-2018. JOM FISIP,
bagian dari perencaaan program puskesmas baik 6(1), 1–14.
program esensial maupun program inovatif. Asri, A. C., & Budiono, I. (2019). Pelaksanaan
Diperlukan juga koordinasi lintas sektor baik tingkat Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
kabupaten, kecamatan, keluarahan/desa saat Keluarga di Puskesmas. HIGEIA (Journal of
sosialisasi kegiatan misalnya dengan Public Health Research and Development),
memanfaatkan forum-forum pertemuan lokakarya 3(4), 556–567.
94 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Dewi, R. S. (2019). Analisis Pelaksanaan program Puskesmas Kabupaten Polewali Mandar.


Indonesia Sehat dengan Pendekatan Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim, 3(1).
Keluarga di Kecamatan Kota Juang Putra, I. D., & Hasana, U. (2019). Analisis Sikap
Kabupaten Bireuen Tahun 2018. Institut Keluarga Dalam Penerapan Program
Kesehatan Helvetia. Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Dinkes Nagan Raya. (2021a). Feedback Data PIS-PK Keluarga ( PIS-PK). Jurnal Kesehatan, 8(6),
Provinsi Aceh. 51–55.
Dinkes Nagan Raya. (2021b). Laporan Dinkes Nagan Sulaiman, A., & Wibowo, U. B. (2016). Implementasi
Raya 2021. sistem penjaminan mutu internal Sebagai
Haris, Herawaty, L., Norhasanah, & Irmawati. upaya meningkatkan mutu pendidikan di
(2020). Pengaruh Kunjungan Rumah Universitas Gadjah Mada. Jurnal
terhadap Indeks Keluarga Sehat ( IKS ) dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 4(1),
Tingkat Kemandirian Keluarga. Jurnal Media 17–32.
Karya Kesehatan, 3(2), 221–238. Sumiatin, T., & Ningsih, W. T. (2020). Peran Keluarga
Kemenkes. (2017). Buku Saku Pendekatan Keluarga dalam Program Indonesia Sehat dengan
bagi Petugas Kesehatan. Kementrian Pendekatan Keluarga (PIS-PK) melalui
Kesehatan Republik Indonesia. Pelaksanaan Program Keluarga Berencana
Laelasari, E., Anwar, A., & Soerachman, R. (2017). (KB). Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of
Evaluasi kesiapan pelaksanaan program Ners and Midwifery), 7(2), 170–176.
Indonesia sehat dengan pendekatan https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.art.p170-
keluarga. Indonesian Journal of Health 176
Ecology, 16(2), 57–72. Susilawati, M. D., Sulistiowati, E., & Hartati, N. S.
Novianti, Sulistiyowati, N., Simarmata, O. S., (2020). Peran Dinas Kesehatan Provinsi dan
Prasodjo, R. S., Anwar, A., Laelasari, E., & Kabupaten/Kota dalam Implementasi
Irianto, J. (2020). Evaluasi pelaksanaan PIS-PK Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
di Puskesmas Kabupaten Labuan Batu Keluarga (PIS-PK) di Lima Provinsi, Indonesia.
Provinsi Sumatera Utara dan Kota Semarang, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Provinsi jawa Tengah. Jurnal Ekologi, 19(1), Pelayanan Kesehatan, 13–22.
59–75. Utami, S. B. (2019). Inovasi kampung rasa sebagai
Panggabean, T. N. (2020). Tinjauan intervensi PIS-PK di Puskesmas Semanggang
Penatalaksanaan Program Indonesia Sehat Kabupaten Kotawaringin Barat. Berita
Dengan Pendekatan Keluarga ( PIS-PK ) Pada Kedokteran Masyarakat, 35(4), 2–6.
Puskesmas Tegal Sari Tahun 2019. Jurnal Virdasari, E., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2018).
Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan analisis kegiatan pendataan keluarga
Imelda, 5(1), 45–52. program indonesia sehat dengan pendekatan
Pujosiswanto, K. H., Palutturi, S., & Ishak, H. (2020). keluarga di puskesmas kota semarang (Studi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kasus pada Puskesmas Mijen). Jurnal
Implementasi Program Indonesia Sehat Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(5), 52–
Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) Di 64.

You might also like