0% found this document useful (0 votes)
43 views11 pages

1 PB

Hii

Uploaded by

Amanda Mandaa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
43 views11 pages

1 PB

Hii

Uploaded by

Amanda Mandaa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

available at http://ejournal.unp.ac.id/students/index.

php/pek/index
ONLINE ISSN 2654-8429

Published by Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol. 4 No. 2, 2021


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Indonesia Page 259-269

Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah

Fitry Aryani 1, Armiati 2


Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
aryanifitry98@gmail.com1, mia.feunp@gmail.com2

Abstract : This study aims to determine the arrangement of the library space in SMA
N 5 Solok Selatan and to know the physical and non-physical conditions of the library
space in SMA N 5 Solok Selatan. This research is a descriptive study with qualitative
methods which have 2 types of data, namely primary data and secondary data. This
research instrument uses a list of interview questions and data collection techniques by
conducting observations, interviews, and documentation to support the implementation
of this research. Based on the research results, it shows that: the library of SMA N 5
Solok Selatan is in line with the function of the school library in general, where the
location of the library can be said to be strategic because it is in the middle of a school
environment. However, the area of the library building / space is currently categorized
as narrow when compared to the large number of students. Then, for the arrangement of
the library space is still classified as not paying attention to psychological, functional
and aesthetic aspects. Another thing is also seen from the physical condition of the
library which is still said to be inadequate, this can be seen from the less bright lighting
and the dark and hot air circulation. Meanwhile, the non-physical condition is still
incomplete, seen from the lack of furniture and equipment available in the library.

Keywords : analysis, library layout, school

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author.

PENDAHULUAN
Permasalahan dalam tata ruang sering terjadi di beberapa instansi atau lembaga lainnya,
baik di lembaga pemerintah maupun swasta. Tata ruang sendiri memiliki arti yaitu tata (cara)
dan ruang (tempat) atau istilah lainnya yaitu cara bagaimana bisa mengatur ruang tersebut
agar terlihat lebih rapi dan teratur sehingga nyaman ataupun indah untuk dilihat (Suwarno,
2011:45). Penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa instansi atau lembaga itu mengalami
permasalahan terkait tata ruang kantor dimana terdapat hal-hal yang seharusnya diterapkan
dalam tata ruang itu sendiri namun kenyataannya belum sepenuhnya terlaksana (Oki sunardi,
dkk, 2009). Hal ini mengakibatkan terganggunya proses pekerjaan di suatu lembaga (Pramana,
2020; Mariam & Narasis, 2014; Anggraeni & Yuniarsih , 2017). Saat ini tata ruang merupakan
salah satu hal wajib diperhatikan dalam sebuah gedung atau ruang karena hal ini menjadikan
salah satu unsur penting untuk dapat menghasilkan kinerja yang baik pada sebuah instansi dan
begitu pula sebaliknya (Sadermayanti, 2001). Jika masalah yang ada pada tata ruang kantor
kurang diperhatikan, maka hal tersebut dapat menghambat aktivitas-aktivitas pada instansi
tersebut.

259 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


Tata ruang penting sekali diperhatikan pada sebuah organisasi seperti kantor, begitu
pula pada sebuah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah mempunyai arti sebagai suatu
tempat yang didalamnya terdapat tugas dan fungsinya tersendiri yang mana secara umum
digunakan untuk kebutuhan pengetahuan siswa maupun tujuan dari pendidikan sekolah
tersebut (Bafadal, 2008:150). Oleh karena itu, tata ruang pada perpustakaan sangatlah penting,
karena dengan penataan tersebut menjadikan pemakaian ruangan terlihat lebih luas dan tidak
sempit. Selain itu dengan adanya tata ruang yang sesuai akan membantu prosedur pekerjaan
agar dapat berjalan dengan baik hingga terciptanya suatu ketenangan, ketentraman bagi
pengunjung yang diperoleh dari tata ruang yang baik dan teratur (Rustiana & Rosmawati,
2010; Arifiani & Wahyono, 2018). Oleh sebab itu maka perpustakaan sebaiknya di desain
dengan teratur dan cermat, agar dapat menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi
pengunjungnya (Yusuf dalam Ladeta, 2007).
Tata ruang pada perpustakaan harus memiliki hubungan antara ruang yang dilihat dari
berbagai aspek mulai dari segi efesiensi, alur kerja, layanan yang bermutu, dan keamanan serta
adanya pengendalian berupa pengawasan. Perabot perpustakaan seharusnya ditempatkan
sesuai dengan pembagian ruangan pada perpustakaan sebagai contohnya yaitu adanya lobi
yang diposisikan perabot berupa lemari penitipan barang, kemudian ditambahkan papan
mading dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas. Selanjutnya ruang peminjaman,
ruang ini juga merupakan aspek penting dalam sebuah perpustakaan. Dengan adanya ruangan
peminjaman maka dapat diletakkan perabot-perabot yang dibutuhkan saat meminjam seperti
meja dan kursi sirkulasi, lemari arsip, dan rak/laci-laci kartu pengguna. Kemudian adanya
ruang baca dan ruang koleksi buku yang mempunyai peran sangat penting dalam
perpustakaan serta ruang administrasi yang berguna untuk keperluan administrasi pengunjung
atau petugas sehingga dibutuhkan komputer, pesawat telepon, lemari buku dan sebagainya
(Herlina dalam Janiar, 2013:131). Selain itu ruang perpustakaan perlu menyediakan dan
memperhatikan layout guna memberikan kenyaman, perabot yang lengkap untuk kebutuhan
perpustakaan maupun pengunjung, kondisi ruang yang nyaman, penghawaan ruang yang
sejuk, pencahayaan serta penggunaan warna cat dinding yang sesuai dan nyaman akan
menarik orang untuk berkunjung (Utanya, 2019).
Perpustakaan SMAN 5 Solok Selatan menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
perpustakaan sekolah pada umumnya. Penataaan tata ruang perpustakaan di sekolah tersebut
belum efektif. Hal ini terlihat mulai dari sisi luar gedung atau ruang perpustakaan yang belum
terpenuhi oleh standarnya karena luas gedung atau ruang perpustakaan sekolah itu
bergantung pada banyaknya siswa yang diberikan pelayanan karena jika jumlah siswa itu
banyak maka seharusnya luas pula gedung perpustakaan tersebut (Darmono, 2001:208). Pada
aturan yang ditemukan untuk jenjang dan tipe sekolah SMU/K Tipe A yang memiliki jumlah
siswa sekitar 850-1150 siswa dengan luas ruang perpustakaan yang dibutuhkan seluas 400m2,
kemudian jenjang dan tipe sekolah SMU/K tipe B yang memiliki siswa sekitar 400-850 maka
luas ruangan perpustakaan yang dibutuhkan sebesar 300m2. Sedangkan pada SMAN 5 Solok
Selatan jumlah siswanya sebanyak 712 untuk periode 2019-2020 dengan tipe sekolah B dan
jumlah siswanya pada rentang 400-850 orang maka luas ruang perpustakaan yang dibutuhkan
yaitu seluas 300 m2. Tetapi di SMAN 5 Solok Selatan hanya memiliki ruangan perpustakaan
seluas 120m2. Hal ini tentu saja belum memenuhi syarat untuk luas perpustakaan dengan tipe

260 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


sekolah B sehingga ruang perpustakaan tersebut dapat dikatakan sempit dengan jumlah siswa
sebanyak 712 orang.
Selain itu, pada penataan ruang perpustakaan di SMAN Solok Selatan ditemukan
beberapa perabot yang tidak ditempatkan sesuai dengan alur, pembagian ruang dan fungsinya
seperti 1) Rak penitipan tas yang diletakkan di depan meja sirkulasi, hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya siswa dalam peminjaman buku-buku. 2) Lemari katalog yang
diletakkan di samping meja baca lesehan, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan pada siswa
dalam menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya
karena letak lemari katalog yang jauh. 3) Rak-rak penyimpanan/koleksi buku yang ditempatkan
tidak beraturan, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan siswa dalam menemukan buku karena
harus melewati beberapa perabot agar buku tersebut dapat ditemukan, selain itu juga tidak
sesuai dengan alur pekerjaan pada perpustakaan, sebab alur pekerjaan pada perpustakaan
bergerak maju yang artinya meja-meja yang terdapat pada ruang perpustakaan itu disusun
sesuai dengan garis lurus untuk agar mendukung kelancaran arus lalu lintas di perpustakaan
sekolah (Prastowo, 2018). 4) Terdapat tumpukan kardus yang berisi buku-buku lama yang
diletakkan dibelakang tempat memamerkan buku-buku fiksi maupun non fiksi, hal tersebut
mengakibatkan ruangan perpustakaan menjadi lebih sempit. 5) Study Carrel (meja baca untuk
seorang), bahwa perpustakaan di SMA N 5 Solok Selatan tidak ada study carrel dalam ruangan,
berdasarkan kegunannya perpustakaan sekolah juga perlu menyediakan beberapa meja baca
perorangan untuk tempat siswa belajar sendiri dengan tenang (Perpustakaan Nasional RI
dalam Nurhakim, 2006).
Selanjutnya, untuk menciptakan ruang perpustakaan yang baik perlu dilakukannya
penataan ruang secara hati-hati dari berbagai aspek dan penataan yang menarik serta
fungsional. Hal ini bertujuan untuk memikat perhatian dari pengunjung karena jika ruang
perpustakaan tertata rapi dan memberikan nuasa nyaman maka banyak dari siswa ataupun
pemustaka tertarik untuk membaca literasi-literasi yang ada di perpustakaan tersebut (Ranija,
2018). Pada sebuah penataan ruang perpustakaan yang mempunyai struktur bangunan dan
segi ruangan yang baik serta literasi atau bahan pustaka yang ditata dengan rapi akan
menambah kenyamanan dan kepuasaan bagi pengunjung perpustakaan (Anugrah, D., &
Ardoni, A.,2013). Berdasarkan uraian diatas maka tulisan ini bertujuan untuk menganalisis
penataan ruang perpustakaan di SMAN 5 Solok Selatan dan mengetahui kondisi fisik dan non
fisik pada ruang perpustakaan di SMAN 5 Solok Selatan.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif.
Penelitian deksriptif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menyampaikan atau
memberikan penjelasan mengenai sesuatu hal berdasarkan apa adanya dan berdasarkan fakta
yang ada (Arikunto, 2006:105). Penelitian ini merupakan suatu bentuk usaha dalam
mengungkapkan masalah atau kejadian sebagaimana adanya sehingga dapat dikatakan sebagai
pengungkapan fakta yang terjadi (Armiati dan Holizah, N, 2019). Penelitian ini dilaksanakan di
SMA N 5 Solok Selatan lebih tepatnya pada gedung perpustakaannya. Jenis data pada
penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara wawancara dan observasi
langsung ke subjek penelitian, dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen,

261 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


laporan, jurnal-jurnal dan sebagainya yang berkaitan dengan subjek penelitian serta sumber
data pada penelitian ini didapatkan dari para narasumber atau informan yang mengetahui
dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia memberikan informasi mengenai
penataan ruang perpustakaan.
Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa daftar pertanyaan,
wawancara, alat perekam dan kamera. Selanjutnya, teknik pengumpulan data pada penelitian
ini dengan menggunakan teknik observasi atau pengamatan dan wawancara yang terstruktur
serta pengumpulan dokumentasi sebagai data pendukung. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian menggunakan teknik berupa reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan penarik kesimpulan atau verifikasi (conclusion
drawing/verification). Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yang
artinya menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Dalam menguji keabsahan data untuk penelitian ini dengan menggabungkan hasil
obsevasi, wawancara dan dokumentasi serta membandingkan data yang diperoleh dari
informan terkait dengan analisis tata ruang perpustakaan sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tata Ruang Perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan
Penataan ruang seharusnya telah memenuhi komponen-komponen yang terdapat di
sebuah ruang perpustakaan. Oleh karena itu, penting sekali luas sebuah gedung/ruang
perpustakaan sekolah untuk diperhatikan sehingga dapat menampung murid selama berada di
ruang pustaka dan dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kelancaran kegiatan di suatu
perpustakaan.. Seperti halnya lokasi gedung perpustakaan, lokasi perpustakaan sekolah harus
mudah dijangkau dari segala akses agar siswa maupun guru dengan mudah menuju
perpustakaan sekolah tersebut (Bafadal, 2009; Azwar dan Rusli dalam Lestari, 2016).
Hasil wawancara dan pengamatan peneliti diperoleh bahwasanya perpustakaan sekolah
sudah menjalankan fungsinya sebagai fungsi informative. Kemudian dilihat dari lokasi gedung
perpustakaan di SMAN 5 Solok Selatan sudah berada di tempat strategis, begitupun
kemudahan akses untuk menuju ke perpustakaan, sudah mudah dicapai karena dekat dengan
gedung lainnya dan juga kelas siswa. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan
informan ibu Y selaku kepala pustaka yang menjelaskan bagaimana keadaan lokasi gedung dan
luas perpustakaan di SMA N 5 Solok Selatan yang mengatakan bahwa:
“Mudah, kalau menurut ibuk sih sudah starategis yah, sudah mudah
dicapai oleh siswa yang terutamanya, karenakan sudah dekat dengan
kelas, dan juga tidak begitu jauh jika para guru ingin mengunjungi
perpustakaan. Kalau untuk luasnya belum, kalau kita melihat luas perpus
sekarang ini, itu bisa dibilang sempit, kalau dibandingkan dengan jumlah
siswa sekarang sebanyak 712 orang. Sedangkan luas perpus ini cuma 180
m2, sehingga untuk menampung siswa itu sekarang belum banyak. Jadi
ibu rasa belum memenuhi kriteria”.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh bu RO yang mengatakan:
“Menurut ibu, akses menuju gedung perpustakaan sudah sangat mudah
untuk dicapai, sudah di tengah-tengah lingkungan sekolah, jadi kalau
siswa ke perpustakaan itu tidak susah, karena dekat. Untuk luasnya ibu

262 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


fikir belum , karena perpus ini sempit, tidak sebanding dengan jumlah
siswa sebanyak saat ini”.
Berdasarkan pengamatan peneliti menyimpulkan bahwa, untuk luas gedung
perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan tidak selaras dengan gambaran yang dijelaskan oleh
(Darmono, 2001) mengenai tipe dan luas ruangan sekolah yang dibutuhkan. Dimana luas
perpustakaan ini belum memenuhi kriteria dengan jumlah siswa saat ini, karena ruang
perpustakaan tidak begitu luas dan bisa dikategorikan sempit. Seharusnya perpustakaan
sekolah menyediakan ruangan yang luas agar dapat menampung siswa dengan banyak di
dalamnya dan juga untuk setiap koleksi yang baru masuk dapat tersusun dengan rapi. Selain
itu dengan luas ruangan yang luas nantinya dapat dilakukan pembagian setiap area agar ruang
perpustakaan menjadi lebih terbentuk dan sesuai dengan alur aktivitas perpustakaan. Area
tersebut terdiri dari area koleksi buku yang berguna untuk menempatkan buku-buku sesuai
kebutuhan, terdapat juga area baca yang digunakan untuk tempat bagi siswa yang membaca,
lalu ada area layanan sirkulasi yang berguna untuk memberikan pelayanan kepada
pengunjung, dan area meja kerja kepala pustaka (Azizah, 2014 ; Hartono dalam Riska 2016).
Kondisi ini diperkuat dengan hasil wawancara dari kepala pustaka mengenai pembagian setiap
jenis area di dalam ruang perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan. Berikut penjelasan oleh
informan Y yang mengatakan bahwa:
“Dengan melakukan perubahan penataan ruang dalam 1 tahun sekali,
dengan membaginya berdasarkan area-area untuk membaca, mengolah
buku, pelayanan sirkulasi, area koleksi. Tapi, sayangnya area-area tersebut
hanya terbagi dalam skala kecil. Kondisi disini ruang koleksi buku yang
masih bercampur dengan tempat baca. Terus pengolahan sebenarnya kita
sering melakukan pengolahan bahan pustaka, tapi kita tidak mempunyai
ruangan yang cukup. Pengolahan buku dilakukan disekitar area baca dan
koleksi”.
Selanjutnya, informan WY menjelaskan bahwa:
“Dengan menata ruangan ini, kakak masih terus berpikir bagaimana kakak
mengkosep perpus ini dengan keadaan disini. lalu dengan adanya area kerja
atau ruang kepala sekolah membatasi ruang gerak kakak menata ruang ini.
Hal itu adalah minus yang paling besar. kakak masih belum bisa upayakan
hal lebih untuk kelancaran aktifitas yang berlangsung. Yang kakak lakukan
alternatifnya dengan penempatan perabot sekondusif mungkin biar tidak
terlalu sempit ruang geraknya”.
Dari uraian diatas dapat disimpukan bahwa dalam menata letak perabot dalam tata
ruang perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan itu belum efektif dan belum memperhatikan fungsi
dari perabotnya dan alurnya bagaimana. Sehingga hal tersebut berdampak kepada kelancaran
arus lalu lintas maupun pengguna di dalam perpustakaan. Sementara itu, untuk menghasilkan
tata ruang yang efektif, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu, aspek
fungsional berkaitan dengan fungsi benda-benda yang diletakkan di ruangan, aspek psikologi
berkaitan dengan kenyamanan pengunjung dan keleluasaan bergerak di perpustakaan serta
aspek estetika berkaitan dengan keindahan di ruangan perpustakaan (Tobing, 2019; Rustikasari,
2017; Oktavia, 2014; Jailani, 2019).
Pada Perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan untuk aspek fungsional sendiri peneliti
menemukan ada beberapa perabot/benda yang diletakkan tidak sesuai dengan fungsi/perannya
seperti lemari catalog yang seharusnya berada sebelum pintu keluar atau di depan meja
peminjaman (Yaya, 2014). Lalu rak penitipan tas, yang seharusnya berada di ruang lobby

263 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


(Komala sari, 2009). Selain itu, rak koleksi yang tidak beraturan dan meja baca yang kurang
kondusif yang telah dijelaskan sebelumnya yang mana seharusnya bahwa meja baca itu
ditempatkan sebelum masuk ke rak-rak buku dan rak buku ditempatkan dibelakang meja baca
(Yaya, 2014). Lalu seperti kardus berisi buku yang diletakkan di belakang ruangan yang
seharusnya kardus tersebut ditempatkan diruang gudang untuk dilakukan penyiangan
(Rahayuningsih, 2007).
Selain itu dilihat dari aspek Psikologis berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti selama melakukan observasi di lapangan peneliti melihat bahwa masih ada yang
kurang karena pendingin ruangan masih belum memadai. Dan dilihat dari aspek Estetika nya
juga kurang, karena tidak ada perubahan pada gambar-gambar yang di pajang pada dinding
dan juga tanaman hidup pada ruangan kurang banyak. Sehingga ruangan tersebut terlihat
kaku dan formal sekali. Sementara itu, ketiga aspek tersebut saling berhubungan dimana aspek
fungsional memiliki kaitan yang erat dengan aspek psikologi pemustaka begitu juga
sebaliknya. Jika dua aspek ini belum dapat tercapai maka tidak akan terciptanya aspek estetika
pada ruang perpustakaan karena aspek estetika ini merupakan penilaian dari keseluruhan
aspek (Azwar & Rusli, 2016).

Kondisi Fisik Tata Ruang Perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan


Di sisi lain, penataan ruang perpustakaan tidak hanya mengenai aturan pada segi
penyusunan perabotan saja. Ada hal lain yang juga yang harus diperhatikan seperti
pencahayaan yang mencukupi dalam penerangan ruangan perpustakaan agar pustakawan
dapat menghasilkan pekerjaannya dengan baik dan benar, efisien tanpa membuat kesalahan.
Tata ruang perpustakaan yang baik tidak akan menimbulkan ruangan menjadi gelap atau
terlalu terang (Putri & Madeten, 2019; Azizah & Iyati, 2017). Penerangan yang dibuat oleh
manusia ataupun penerangan secara alami merupakan penerangan yang dapat dimanfaatkan
oleh pemustaka. Berdasarkan pengamatan peneliti selama berada di lapangan peneliti melihat
bahwa cahaya yang digunakan maupun cahaya langsung dari matahari belum membantu
memberikan penerangan pada ruangan perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan. Hal ini diperkuat
dari hasil wawancara oleh informan S yang mengatakan:
“Kalau dari cahaya buatan (lampu) yah, itu memang kurang terang, lampu
yang digunakan itu masih lampu kecil 6 buah dengan 15 watt. kalau dari
cahaya matahari juga kurang terang, karena ada penambahan kelas
dibelakang, jadi cahaya yang masuk itu terhambat ditambah lagi lampu
kurang terang, jadi agak sedikit gelap suasana ruangan ini”.
Pernyataan diatas dilengkapi dengan pendapat oleh siswa SF yang mengatakan:
“Kurang sih buk, kan sudah banyak yang sekolah disini buk, pasti banyak
penambahan kelas baru di tempat yang kosong buk, seperti di belakang
perpus itu buk, sebelumnya tidak ada, tapi sekarang sudah di bangun buk,
jadi cahaya yang biasanya masuk dari sana sekarang jadi sedikit buk, jadi
cahaya kurang menerangi dalam perpus ditambah lagi lampu yang
digunakan juga kurang terang juga buk.”
Berdasarkan penjelasan dari Informan tersebut sebaiknya sinar lampu yang digunakan
untuk di dalam ruangan itu diganti dengan sinar lampu yang lebih besar lagi dari sekarang
agar menghasilkan cahaya yang terang dan memberikan efek tidak sakit pada mata (Maluani
dalam Azwar dan Rusli, 2012). Selain pencahayaan, sirkulasi udara juga mempengaruhi kondisi

264 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


fisik suatu perpustakaan karena perpustakaan juga membutuhkan udara yang tercukupi dalam
memberikan kenyamanan bagi pengunjung ataupun pemustaka (Lasa dalam Anisatun, 2005).
Berdasarkan observasi penulis dengan kepala pustaka, pustakawan, dan siswa
menyatakan bahwa sirkulasi udara pada ruangan perpustakaan masih kurang karena udara
yang masuk melewati ventilasi itu kurang memberikan kenyamanan dan kesegaran bagi
penyelenggara perpustakaan maupun penggunannya. Hal ini disebabkan oleh faktor letak
perpustakaannya yang berada di tengah bangunan lainnya sehingga udara yang masuk itu
terhambat dengan bangunan lainnya yang didepan maupun yang dibelakang perpustakaan
serta fasilitas pendingin yang belum memadai. Hal ini diperkuat oleh informan Y yang
mengatakan bahwa:
“Kalau rasa sejuk itu kurang, karena dulu nya sebelum ada penambahan
kelas dibelakang ini, itu angin-angin sepoy sering terasa masuk ke dalam
ruangan ini melewati ventilasi, tapi sekarang tidak lagi. Karena kita tidak
menggunakan AC yah, dan kipas angin kita rusak, jadinya ruangan ini kita
menggunakan kipas angin yang berdiri itu dua buah, satu untuk
pustakawan dan satu lagi untuk pengunjung. Meskipun begitu ibu rasa juga
belum membantu, karenakan siswa/pengunjung yang datang kadang
banyak pada waktu jam istirahat, tentu tidak bisa dirasakan oleh
pengunjung secara merata.”
Informan NI juga menjelaskan bahwa:
“Bagaimana yah, kalau itu ibu rasa kurang, karena kipas angin yang
sebelumnya sudah rusak, hanya menggunakan kipas angin yang berdiri aja
sekarang, kalo ibu pikir itu pun tidak mampu menghendel ruangan jadi
sejuk, meskipun ventilasi ada yah, tapi karena ada bangunan kelas di
belakang jadi udara yang masuk itu berkurang, kalo menurut ibu sebaiknya
jendela perpus itu juga dibuka saja.”
Selain itu, pewarnaan pada dinding perpustakaan merupakan kondisi fisik ruangan yang
penting dipertahankan. Untuk pemilihan warna di ruang perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan
itu sudah menggunakan warna yang tepat yaitu dengan menggunakan warna putih yang
bersifat netral dan memberikan kesan bersih sehingga membantu dalam memberikan
kecerahan pada ruangan perupstakaan tersebut (Atmowidirjo dkk, 2011). Selanjutnya, kondisi
fisik ruangan yang baik tentunya juga dilihat dari kebersihan ruangan itu sendiri. Berdasarkan
penjelasan diatas penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Maulani,
dkk (2012) yang menyimpulkan bahwa warna, penerangan dan ventilasi sangat berpengaruh
kepada motivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan.

Kondisi Non Fisik Tata Ruang Pepustakaan SMA N 5 Solok Selatan


Dalam penataan ruang perpustakaan tidak hanya dilihat dari kondisi fisiknya saja
melainkan juga dari Non Fisiknya yang berupa perabot, perlengkapan dan peralatan yang
dibutuhkan oleh perpustakaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan peneliti melihat bahwa
untuk perabot sendiri masih ada yang kurang seperti tidak adanya study carrel dan kurangnya
meja baca lesehan pada ruangan, lalu perlengkapan pada perpustakaan yang dimiliki itu sudah
lengkap seperti buku inventaris, cap perpustakaan, buku klasifikasi (Darmono, 2001) dan yang
lainnya sudah ada. Sedangkan untuk Peralatan itu juga masih ada yang kurang seperti

265 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


pendingin ruangan, computer dan kereta buku. Hal ini juga disampaikan oleh kepala pustaka
ibu Y yang mengatakan bahwa:
“Perabotan itu yang kurang meja baca untuk perorangan, karena tidak ada
tempat lagi untuk itu, karena ruangan sempit juga, perabotan lainnya itu
besar-besar juga kan, jadi tidak ada space lagi. perlengkapan tentang data
baik catatan lainnya atau perlengkapannya yang dibutuhkan tentang
perpustakaan itu sudah lengkap. Kalau peralatan, itu seperti yang sudah ibu
bilang tadi yah, komputer itu belum ada”
Selanjutnya Pustakawan Syarianti juga mengatakan bahwa:
“Kalau perabot yang kurang itu kayak meja baca perorangan, itu perlu yah
disetiap perpustakaan, terus kalau perlengkapan kakak rasa sudah, dan
peralatan yang kurang itu seperti komputer dan kipas angin perlu
diperbaiki atau ditambah”
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk perabot dan peralatan pada
ruang Perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan itu masih ada yang kurang dan belum lengkap.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Maryatun (2018) yang menyimpulkan bahwa kurangnya
ketersediaan komputer, meja baca dan kursi itu berpengaruh terhadap kondisi sebuah ruangan
perpustakaan. Seharusnya hal ini menjadi perbedaan yang perlu dilirik dalam penataan
perpustakaan. Pada sekarang ini ada beberapa masalah yang disebabkan oleh kurangnya
fasilitas perpustakaan mulai dari kurangnya ruang yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik,
dan kurangnya sarana yang mendukung ruang perpustakaan. Dalam penataan ruang
perpustakaan semestinya ditata dengan aturan yang berlaku sehingga menciptakan kondisi
ruang perpustakaan yang efektif dan efisien.

SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa Perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan telah sesuai dengan fungsi perpustakaan secara
umum, dimana untuk lokasi perpustakaan sudah bisa dikatakan strategis karena sudah berada
di tengah lingkungan sekolah. Sementara itu akibat dari kurang luasnya ruangan perpustakaan
berdampak pada kurangnya fungsi ruang perpustakaan secara menyeluruh. Penempatan untuk
koleksi yang baru datang maupun yang sudah lama masih belum bisa dikondisikan. Sehingga
kondisi perpustakaan yang seperti saat ini mengakibatkan ruang perpustakaan belum bisa
mengatur pengelolaan perpustakaan maupun kebutuhan pengunjung mulai dari kelengkapan
sarana dan prasarana pada setiap kegiatan pelayanan hingga ketersediaan perabot untuk
kegiatan perpustakaan.
Upaya yang dilakukan kepala perpustakaan dan pustakawan SMA N 5 Solok Selatan
yakni dengan mengubah lay out perpustakaan setiap satu tahun sekali berdasarkan area-area
yang dibutuhkan, mengatur tata letak perabot perpustakaan dan menerapkan ketiga aspek
dalam menghasilkan penataan interior maupun tata ruang yang optimal. Namun, hal tersebut
belum sepenuhnya terlaksana. Upaya yang dilakukan untuk membatasi setiap area masih
belum sempurna karena terbatasnya oleh luas ruangan. Begitupun dengan mengatur letak
perabotnya, meskipun sudah menggunakan panduan tapi belum terlaksana dengan baik, masih
ada beberapa perabot yang diletakkan tidak berdasarkan fungsi yang semestinya. Sehingga,
alur atau arus pergerakan di dalam perpustakaan menjadi tidak lancar atau tersendat-sendat.

266 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


Selanjutnya, kondisi fisik di dalam ruangan perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan masih
dikatakan kurang. Hal tersebut dilihat dari pencahayaan yang berasal dari cahaya buatan
maupun alami masih belum cukup memberikan penerangan pada ruangan. Sementara itu
sirkulasi udara pada ruangan perpustakaan juga belum lancar, sehingga menimbulkan rasa
pengap saat berada di dalam ruangan. Jika dilihat dari warna pada ruangan perpustakaan SMA
N 5 Solok Selatan sudah menggunakan warna yang netral sehingga tidak memberikan rasa
sakit pada mata. Disisi lain terdapat kondisi Non Fisik seperti perabot dan peralatan di dalam
ruangan Perpustakaan SMA N 5 Solok Selatan yang masih belum lengkap. Hal tersebut dapat
dilihat dari tidak adanya perabot study carrel dan kurangnya meja baca lesehan pada ruangan.
Peralatannya yang bersifat tahan lama seperti pendingin ruangan masih belum memadai
sehingga hal tersebut menyebabkan ruangan terasa kurang sejuk dan berdampak kepada siswa
maupun guru sebagai pengunjung kurang nyaman ketika berada di dalam perpustakaan.
Komputer untuk kebutuhan pustakawan maupun kebutuhan akses siswa juga belum ada.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari. 2009. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas
Anggraeni, W., & Yuniarsih, T. (2017). Dampak Tata Ruang Kantor Terhadap Efektivitas Kerja
Pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
(JPManper), 2(2), 105-112.
Anisatun, N., & Jumino, J. (2019). Tanggapan Pemustaka Terhadap Tata Ruang Di
Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 6(3), 291-300.
Anugrah, D., & Ardoni, A. (2013). Penataan Ruangan di Perpustakaan Umum Kota Solok. Ilmu
Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 1(2), 1-8.
Arifiani, D., & Wahyono, W. (2018). Pengaruh Kompetensi Pegawai, Koleksi, Tata Ruang
Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pemustaka Melalui Kualitas Pelayanan Sebagai
Mediator. Economic Education Analysis Journal, 7(1), 286-300.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Armiati, A., & Holizah, N. (2019). Implementasi Sistem Penyusutan Arsip di Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Inovasi Pendidikan Ekonomi (JIPE), 9(2), 126-135.
Atmodiwirjo, dkk. 2011. Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum. Jakarta:
PerpustakaanNasional RI.
Azizah, I. (2014). Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah (Studi Kasus di SD Negeri
Sidotopo 1 Surabaya). Inspirasi Manajemen Pendidikan, 4(4).
Azizah, N., & Iyati, W. (2017). Manajemen Pencahayaan Alami dan Buatan pada Gedung
Pascasarjana UNISMA. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 5(4).
Azwar, M., & Rusli, A. N. (2016). Manajemen tata ruang perpustakaan pesantren madani
Alauddin Pao-Pao Makassar. AL-MAKTABAH, 15(1).
Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, Ibrahim. 2009.Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Askara.
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 7(7).
Hartono. 2016. Manajemen Perpustakaan Sekolah Menuju Perpustakaan Modern dan Profesional.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Herlina. 2013. Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan, Palembang: NoerFikri Offset.
Jailani, A. (2019). Sistem Tata Ruang di Perpustakaan LP2M UIN Antasari Banjarmasin

267 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


Janiar, I. (2018). Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa di
Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang(Doctoral dissertation, UPT Perpustakaan UIN
Raden Fatah Palembang). Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
Ladeta, D. dkk. Pengaruh Tata Ruang, Pelayanan Perpustakaan dan Fasilitas Perpustakaan
Terhadap Minat Baca Siswa Oryza Plus Sijunjung. Skripsi.Jurusan Pendidikan Ekonomi
STKIP PGRI Sumatera Barat.
Lasa, H. S. (2019). Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi. UNILIB: Jurnal
Perpustakaan, 1(1), 7581.
Lestari, A., & Madeten, S. S. Manajemen Perencanaan Tata Ruang Perpustakaan Smp Negeri 8
Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(1).
Mariam, I., & Narasis, O. (2014). Implementasi Tata Ruang Kantor Dalam Mewujdukan
Produktivitas Kerja Pegawai Pada PT Telekomunikasi Selular
(Telkomsel). Epigram, 11(1).
Maryatun, M. (2018). Kondisi fisik dan suasana ruangan di Perpustakaan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 6(2), 109-122.
Maulani, I. F. (2012). Pengaruh Tata Ruang Terhadap Motivasi Kerja.E-journal Mahasiswa Universitas
Padjadjaran, 1(1), 3-4.
Oktavia, M. (2014). Rancang Bangun Tata Ruang Arsip di Dinas Informasi dan Komunikasi Kota
Tangerang (Doctoral dissertation).
Perpustakaan Nasional RI. 2006. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI.
Pramana, D. (2020). PENGARUH TATA Ruang Kantor Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
Pada Kantor Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Administrasi
dan Perkantoran Modern, 9(2).
Prastowo, Andi. 2018. Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar Teori dan Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah. Jakarta: Prenada.
Putri, S., & Madeten, S. S. (2019) MANAJEMEN TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMK
NEGERI 1 PONTIANAK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(9).
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ranija, P., & Madeten, S. S. (2018). Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Koleksi Deposit Pada
Riska, R., & Amir, A. Tinjauan Terhadap Sarana Dan Prasarana Serta Tata Ruang Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa,7(11).
Rustiana, A., & Rosmawati, N. H. (2010). Pengaruh Tata Ruang Dan Komunikasi Intern
Terhadap Efektivitas Kerja Guru Di Smk Negeri 9 Semarang. Dinamika Pendidikan, 5(1).
Rustikasari, R. M. (2017). Rancang Bangun Tata Ruang Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar
Di Pesantren Riyadul Falah (Doctoral dissertation).
Suwarno, Wiji. 2011. Perpustakaan dan Buku. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
Sadermayanti, 2001. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang: Manajemen Perkantoran. Bandung:
Mandar Maju.
Sunardi, O., Winata, Y. W., & Daniel, D. (2017). Perancangan Ulang Fasilitas Tata Letak
Perpustakaan Universitas XYZ. Journal of Industrial Engineering and Management
Systems, 2(2).
Tobing, E. G. A. (2019). Rancang Bangun Tata Ruang Perpustakaan di Perpustakaan Iqro
Pekanbaru (Doctoral dissertation).

268 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah


Utanya, Z. U. H. (2019). Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Di
SMAN 4 Tangerang Selatan (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).
Yusuf, Pawit M & Yaya Suhendar. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta :
kencana prenadamedia group.

269 Analisis Tata Ruang Perpustakaan Sekolah

You might also like