Materi GSE
Materi GSE
Materi GSE
1. GROUND HANDLING
1.1 Describe the processes of movement the aircraft into or come out from hangar
Diawali dengan menghidupkan engine dan pemanasan, maka untuk menjalankan pesawat
harus dilakukan pelan-pelan, personel yang membantu di ground untuk pelaksanaan Taksi
Pesawat ini harus di bawah pengawasan Pilot dan yang Qualified, dan personel yang
berwenang. Perlakuan menjalankan pesawat harus dengan kecepatan rendah dan yakinkan
kecepatan angin tidak akan mempengaruhi jalannya pesawat
Peringatan : Untuk kegiatan Taksi (menjalankan pelan-pelan) di atas Ground yang berbatu
kecil (kerikil), yakinkan bahwa putaran engine diambil yang paling rendah,
agar tidak merusak permukaan struktur pesawat akibat batu/kerikil tadi
terlempar/terhempas oleh putaran engine
Awali dengan menghidupkan engine dan lakukan pemanasan sesuai dengan kaidah
"Pilot Operating Hand Book", sect. 4.3- Starting Procedure
Yakinkan posisi sudut daripada Propeller Blade dalam kondisi minimum,
Jalankan pesawat, untuk beberapa feet kemudian lakukan pengujian Rem (brake), Rem
harus berfungsi dengan baik (efektif)
Pada saat menguji Rem yakinkan kondisi Ground rata, tidak miring, tidak berlubang,
dan tidak licin. Apabila pesawat tersebut terpasang Tail Wheel (roda di belakang),
harus dimaintain dalam posisi lurus
Posisikan pesawat yang benar (lurus)
Airport yang sibuk biasanya memerlukan radio untuk melakukan komunikasi antara
Operator Pesawat dan Menara Pemandu (Control Pemandu). Apabila pesawat akan
bergerak/berjalan pada taxiways atau runways, sedangkan Radio Komunikasi dalam kondisi
bermasalah, maka Menara Pemandu akan memberikan tanda-tanda (signals) dengan
lampu, dengan bantuan signals ini operator akan menangkap arti daripada signals yang
2
diberikan. Signals yang biasa diberikan (sesuai standard penerbangan), yaitu sebagai
berikut :
Steady Green (Warna Hijau yang tetap) Diijinkan untuk Take Off
Flashing Green (Warna hijau yang disorotkan) Diijinkan untuk melakukan Taksi
Flashing Red (Warna merah yang disorotkan) Diijinkan untuk melakukan Taksi di Landing
Area (Runway) untuk dipergunakan
Flashing White (Warna putih yang disorotkan) Harus kembali ke area awal di airport
Alternating Red and Green (Warna merah dan Ada pemberitahuan yaitu harus ekstra hati-
hijau yang berganti-ganti) hati
Pengertian : Pesawat karena ukuran dan beratnya, maka sangat sulit untuk berhenti dan
bergerak atau berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan pergerakan di area
yang sempit. Oleh karena itu, untuk melakukan proses tersebut yang
diutamakan adalan komunikasi dengan mempergunakan isyarat tangan atau
biasa disebut dengan Hand Signaling (Marshalling Signals)
1. Setiap petugas/personil yang memandu harus sudah terlatih dan bersertifikat yang
dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan, Direktorat Jendral Perhubungan
Udara, Kementerian Perhubungan
2. Pemandu harus benar-benar terlihat/terawasi oleh Flight Crew yang akan menjalankan
Pesawat
3
4. Pemandu harus selalu menjaga kontak komunikasi visual sampai pesawat benar-benar
terhenti
5. Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu yang bersamaan ada
pergerakan lain seperti Kargo, GSE, dan sebagainya, hendaknya Pesawat merupakan
Prioritas Utama, yaitu sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti
Pemanduan dengan isyarat mempergunakan Tangan, bisa dilihat langsung gambarnya pada
Chapter 13, halaman 13-21 sampai dengan 13-22
Penarikan Pesawat Terbang (Towing) biasa dilakukan dengan "Towing Bar" dan "Towing Car", tetapi
untuk Pesawat Ringan bisa didorong tanpa alat tersebut, sedangkan untuk pendorongan /
pemindahan secara manual dilakukan pada Wing Leading Edge, atau bisa ditarik melalui bagian
Inboard daripada Propeller Blade
1.2 Describe the function and operational of Jacking and Levelling for fix or rotary wing
Penggunaan Jack/dongkrak selalu dilakukan untuk kegiatan maintenance pesawat, yaitu untuk
mengangkat pesawat (baik secara keseluruan maupun lokal seperti mengangkat satu roda karena
adanya perbaikan pada brake atau penggantian ban ,dsb.) Type dongkrak yang biasa dijumpai di
lapangan yaitu : Mekanik (untuk keperluan yang ringan), Hydraulic, dan Pneumatic, sedangkan
kapasitas angkat juga macam-macam seperti : 6, 10, 17, 20, 30 –ton yang pemakaiannya dipilih sesuai
dengan kebutuhan.
1.2.2 Jacking Procedure and Methods used and Precautions taken during aircraft Jacking (Prosedur dan
Tata cara Menggunakan Dongkrak dan tindakan Pencegahan selama Pendongkrakan)
Pemilihan Dongkrak harus disesuaikan dengan kebutuhan, karena masing-masing bagian /area yang
akan dilakukan pendongkrakan mempunyai beban dan ruang gerak (baik untuk dongkraknya sendiri
maupun untuk operator) yang berbeda-beda, area pendongkrakan harus benar-benar rata dan keras,
tidak licin, tidak miring, kondisi dongkrak diyakinkan siap pakai (contoh : tidak bocor oli hidraulik-nya,
penempatan kepala dongkrak (adapter) harus tepat pada Jacking Point yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuat pesawat, harus tetap terjamin bahwa posisi/kondisi pesawat tetap level, beri papan
4
peringatan didepan pesawat dengan tulisan : “Jacking Aircraft” yang mudah dibaca oleh siapapun
yang berkepentingan dengan pesawat tersebut, perhatikan kecepatan angin yang terjadi di lokasi,
apabila melebihi 60 knot maka sebelum melakukan pendongkrakan lakukan dulu tie down aircraft
Catatan : apabila permukaan dianggap kurang keras, maka lengkapi dengan besi plate/sejenis untuk
menjamin bahwa dongkrak tidak akan amblas/miring, bahkan jatuh
Untuk mendongkrak Pesawat Keseluruhan biasanya dipergunakan Dongrak tipe kaki segitiga (Tripod
Jack) yang bersifat mobile (bisa digeser/dipindahkan), Titik Pendongkrakan (Jacking Point) biasanya di
bawah Main Spar atau tepatnya ikuti pada AIM (aircraft information manual) atau Maintenance
Manual yang dikeluarkan oleh Pabrik Pembuat Pesawat tersebut. Untuk membantu agar Dongkrak
tidak terjadi Stress yang diakibatkan beban dari pesawat tersebut, maka pada bagian tertentu
dipergunakan alat Bantu untuk menyangga pesawat tersebut yang berupa antara lain (Withstand, Jig
yang telah dirancang sesuai dengan bentuk countour permukaan yang akan ditopang), biasanya
dipasangkan pada bagian wing kanan dan kiri, fuselage depan dan belakang.
Tripod Jack ini ada dua tipe yang bisa dipilih, yaitu : Fixed Height dan Variable Height. Untuk yang tipe
Variable Height bisa ditambahkan lagi Extention apabila perlu yang lebih tinggi, di samping itu tipe
Jack ini mempunyai 3 (tiga) komponen utama yaitu : Hydraulic Cylinder, Tubular Steel Wheel Tripod
Leg Structure, and Hydraulic Pump
Pendongkrakan satu roda tidak bisa dihindari apabila ada pekerjaan/ keperluan penggantian ban,
perbaikan Rem (brake), perbaikan Strut Landing Gear. Maka hal-hal yang sangat penting untuk
diperhatikan yaitu :
Dongkrak yang akan dipergunakan adalah Tipe Hidraulik dengan Strut yang pendek, posisi/lokasi
pendongkrakan (jacking point) harus mengikuti pada Maintenance Manual yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat pesawat tersebut. Ada pabrik pesawat yang memberikan kelengkapan khusus
berupa Jack Pad yang dipasangkan pada tuas landing gear yang dalam hal ini untuk dijadikan sebagai
Jacking point Untuk roda yang tidak didongkrak berikan ganjal (chock) di belakang dan di depan roda
sebagai pengaman agar posisi pesawat tidak bergerak. Yakinkan bahwa dongkrak yang akan
dipergunakan tidak akan meleset bahkan jatuh, dan posisi pesawat tidak terjadi kemiringan (level
pesawat tetap terjaga) jangan tinggalkan pesawat dalam kondisi pendongkrakan seperti ini.
Pada saat menurunkan dongkrak (apabila pekerjaan telah usai), yakinkan semua peralatan yang
berada dibawah pesawat yang sekiranya akan menggangu bahkan mengakibatkan kerusakan pada
saat dongkrak diturunkan harus dipindahkan, seperti tangga (Ladders), Work Stands, dan sebagainya,
Kondisi Strut bebas bergerak (tidak terjepit atau terganggu oleh apapun) dan jangan lupa kondisi
landing gear dalam kondisi terkunci.
5
Catatan : Pelaksanaan pekerjaan di atas (pendongkrakan) diwajibkan kepada operator yang sudah
layak mengerjakannya (certified/authorized), sehingga kerusakan/kecelakaan yang fatal
terhadap pesawat bahkan personil bisa dihindari
1.2.5 Mempergunakan Panduan/Manual Weight & Balance untuk menentukan hal- hal di bawah ini :
a) Aircraft maximum allowable jacking weight : lain pesawat lain pula berat maksimum yang
diijinkan untuk dilakukan pendongkrakan, maka dalam kaitan ini harus bekerjasama dengan
Engineering yang terkait menangani bidang ini (Weight & Balance), kesalahan
mengoperasikan/tidak menghiraukan prosedur yang berlaku bisa mengakibatkan kerusakan
bahkan kecelakaan yang fatal
b) Jack Point Location (Lokasi Titik Penempatan Pendongkrakan) : sama halnya dengan butir
sebelumnya bahwa penempatan titik (lokasi) pendongkrakan telah ditentukan oleh pabrik
pembuat pesawat hal ini akan dikenali dengan mudah apabila terlebih dahulu memperhatikan
Maintenance Manual Pesawat tersebut (untuk menghadapi/mengerjakan pesawat yang baru
dikenali), penentuan titik ini sudah diperhitungkan sebelumnya oleh pabrik pembuat pesawat
saat melakukan penghitungan weight and balance dan penetuan Center of Gravity Pesawat
(cog)
c) Correct Capacity of Jack, mempergunakan kapasitas Jack (dongkrak) harus diketahui terlebih
dahulu, daerah/lokasi mana yang akan didongkrak, berat yang akan didongkrak (bila belum
diketahui data berat maka hubungi Engineering, yaitu dari data weight & balance yang pernah
dilakukan). Dengan persiapan seperti ini, maka menentukan Jack dan Kapasitas Jack yang akan
dipergunakan tidak akan salah
d) Lifting and Lowering Procedure (Prosedur melakukan menaikkan dan menurunkan pesawat
“dengan dongkrak”) , Ref. Technical Order (TO) 35.A2-2-39 :
Kondisi lantai rata , keras, tidak miring, dan kering/tidak licin, apabila perlu lapisi
dengan besi plate untuk memperkuat kondisi lantai
Posisi Dongkrak dan penempatan pada Jacking Point diyakinkan telah benar
Buka Release Valve perlahan-lahan/sedikit demi sedikit sampai dengan terbuka penuh
Apabila kondisi dongkrak sudah bebas tidak ada beban yang harus dilakukan, maka tarik
perlahan-lahan dari area tersebut
Tutup lagi/kencangkan Release Valve dengan baik sebelum Dongkrak tersebut disimpan
(posisi release valve selalu mengunci saat tidak dipergunakan)
e) Effect of Wind during jacking operation (Pengaruh angin saat pelaksanaan Pendongkrakan)
Angin dengan kecepatan 60 Knot atau lebih dapat mempengaruhi kondisi pendongkrakan, maka untuk
melakukan kegiatan ini lakukan pengukuran kecepatan angin yang terjadi dilokasi tersebut atau
komunikasikan dengan Menara untuk mendapatkan informasi kecepatan angin yang terjadi bahkan yang
akan terjadi. Apabila kecepatan angin yang terjadi sampai dengan 60 Knot atau lebih maka terlebih
dahulu dilakukan tie down aircraft dengan benar, sehingga posisi pesawat akan tetap terjaga dan tidak
terpengaruh oleh hempasan angin
f) Use Ballast when jacking (Mempergunakan benda penyeimbang biasanya lempengan tembaga/timah,
dsb. Saat melakukan pendongkrakan)
Apabila terjadi kemiringan pesawat saat pendongkrakan (biasanya hanya sedikit miring), maka berikan
Ballast secukupnya agar terjadi keseimbangan/level. Apabila tidak dilakukan cara seperti ini akan rawan
terhadap posisi dongkrak, yaitu bisa slip bahkan jatuh dan pesawat juga akan fatal bila terjadi jatuh tiba-
tiba
Pelaksanaan Leveling harus dilakukan di atas permukaan lantai yang rata dan di dalam Hanggar
yang tertutup (terbebas dari pengaruh angin)
Yakinkan pendongkrakan pesawat dilakukan dengan benar dan pasang/tempatkan trestles dimana
diperlukan
Atur trestle bagian belakang sampai dengan spirit level selalu center (satu titik/lurus)
Atur tinggi rendahnya pesawat dengan dongkrak agar pada kondisi double spirit level tetap satu
titik
Catatan : Yakinkan sebelum melakukan pelevelan kondisi pesawat terbebas dari gangguan apapun
Aircraft Ladders
Leveling Board
Spirit Level
Tail Trestles
1.2.6 Exercise in Aircraft Loading (Contoh sederhana untuk Menaikkan/penempatan barang di Pesawat) :
Pengaturan penempatan dalam menaikkan barang ke dalam pesawat wajib dilakukan dan selalu
diperiksa dengan benar, hal ini terutama terkait dengan beban maksimum yang diijinkan untuk diangkut
oleh pesawat tersebut sesuai dengan kaidah Weight & Balance dan penentuan Center of Gravity di atas,
oleh karena itu dalam pengaturan dan penempatan juga berat barang yang akan diangkut harus
diperiksa oleh personil yang authorized untuk melakukan hal tersebut. Sedangkan tata cara
penyimpanan barang juga perlu diperhatikan dari pelbagai aspek seperti : ukuran barang (panjang,
lebar, tinggi); bentuk barang, jenis atau sifat barang, juga berat barang
8
Contoh sederhana untuk melakukan hal tersebut yaitu : barang dengan dimensi yang relative kecil dan
banyak sebaiknya dijadikan satu dan diamankan dengan keranjang atau dibungkus plastic sehingga tidak
bergerak/tumpah/pindah tempat kemana-mana apabila pesawat mengalamai goncangan apabila
kondisi buruk, barang-barang yang serupa dikumpulkan menjadi satu dan diberikan kemanan agar tidak
bergerak/bergeser dan sebagainya. Sedangkan alat untuk membawa dan menaikkan ke dalam pesawat
harus disesuaikan dengan tipe pesawat tersebut sehingga efisien dalam melakukan pekerjaan tersebut
2. MAINTENANCE SAFETY
2.1 Describe generally about housekeeping requirement in hangars, shops and on flight lines,
like :
Walkways, harus selalu terawat dengan baik yaitu perihal kebersihannya, aman, sehat, dan
rapih dengan maksud :
Bersih, yaitu harus terbebas dari pelbagai kotoran apapun seperti debu, sisa
makanan/minuman, maupun barang apapun yang ditaruh di jalur ini
Aman, yaitu permukaan lantai dipelihara dengan baik dalam arti tidak licin (biasanya dilapisi
dengan anti slip)
Sehat, yaitu harus selalu terawat yang bebas dari pelbagai kuman atau bakteri dengan
melakukan pembersihan/pengepelan dengan anti bakteri (lisol, dsb.)
Rapih, yaitu ditata dengan baik dengan memberikan Garis yang diberikan warna yang kontras
(biasanya jalur ini mempergunakan warna kuning)
Ref. : JPR 1700, Chapter 8.6, Power & Hand Tool Safety
Pemakaian peralatan yang mempergunakan tenaga (power) dari Listrik dan Angin (Pneumatic),
maka sudah pasti akan mempergunakan Cords dan Hose (Unit Kabel dan Unit Selang), maka
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Simpan/amankan atau jauhkan dari sumber panas, oli, atau barang kimia apapun, barang
dengan permukaan yang tajam, jangan sampai tertindih atu terkena tekanan
Lindungi dengan tepat kemungkinan dari kemungkinan terinjak, atau terlindas oleh orang atau
alat
9
Pergunakan Kabel Power yang mempunyai 3 kabel, terkecuali kondisi kabel dilindungi (diisolasi
dengan ganda), disamping itu pergunakan kabel yang sudah berstandard (Certified) atau oleh
“National Fire Protection Association Standard 70, Article 400, Flexible Cords)
Jangan memegang peralatan (Power Tools) pada Kabelnya untuk tujuan mengangkat atau
menurunkan sewaktu-waktu dibutuhkan selama kerja
Pergunakan Plug (Steker) yang berkualitas baik dan mempunyai bentuk yang mudah dilepas
dari stop kontak apabila diperlukan
Yakinkan pada area stop kontak, Steker, dan Penyambung Kabel (Cable Extention) aman (tidak
membahayakan)
Lepas segera Cords dan Hose apabila sudah tidak dipergunakan, dan segera simpan dengan
baik
Tumpahan oli dan grease ke lantai akan mengakibatkan permukaan licin, oleh karena itu segera
lakukan pembersihan untuk mencegah kecelakaan yang tidak diinginkan
Pembersihan juga bisa dengan cairan kimia (degreaser) yang telah dirancang khusus yaitu
mengandung bahan pelarut, penetrasi, dan pembersih, seperti TCO2
Di area yang sangat bising seperti di Flight Line yang diakibatkan oleh suara engine, apabila
hal ini terjadi secara rutin akan menyebabkan kerusakan pendengaran, begitu juga di
daerah bengkel (seperti suara mesin produksi atau perivetan). Oleh karena itu semua
personel yang bekerja di area ini harus dilengkapi dengan pelindung telinga (hearing
protection). Pelindung yang biasa dipergunakan yaitu seperti Earphones, ada yang
berbentuk seperti penyumbat yang dimasukkan langsung pada kedua telinga, untuk lebih
jelasnya alat pelindung telinga (hearing protection) dapat dilihat pada Buku Jepesen,
Chapter 13, sect. B, halaman 13.
Apabila barang seperti Nut, Bolt, maupun Safety Wire tersedot oleh Tubine Engine melalui
engine inlet, atau apabila bergesekan dengan Propeller Blade akan menimbulkan bunga api.
Dengan kejadian ini maka akan menimbulkan kerusakan yang fatal. Oleh sebab itu, maka
sudah menjadi keharusan di area Flight Line harus benar-benar terjamin kebersihannya dari
pelbagai barang yang bisa mengakibatkan seperti dalam contoh tersebut, apabila ada
pelbagai barang sekalipun alat kerja (tools) segera ambil dan masukkan ke dalam kotak
penyimpanan
Pada saat engine Helicopter dihidupkan (engine starting/engine run), personel ada yang
datang atau meninggalkan/menjauh dari lokasi pesawat sesuai dengan kebutuhannya. Oleh
karena itu, yakinkan personel yang menghidupkan engine ini harus berada pada posisi
Cockpit . Yakinkan di daerah Tail Rotor tidak ada benda apapun.
Apabila ada penumpang atau yang tidak familiar dengan Helicopter, maka beri tahu tata
cara yang benar untuk mendekat ke pesawat agar tidak membahayakan bagi penumpang
dan pesawatnya sendiri
Pesawat yang dibuat dengan ukuran kecil/ringan pada dasarnya sangat rawan terhadap kerusakan
akibat hempasan angin yang besar dan hujan yang lebat, oleh karena itu untuk
memperkecil/meminimasi kerusakan perlu dilakukan proteksi pada saat penyimpanan pesawat.
Penyimpanan yang terbaik untuk menghadapi hal tersebut adalah di dalam Hanggar, Tie down yang
dilakukan cukup dengan memberikan Balok sebagai pengganjal pada roda utama (main wheel) dan
pada roda depan (nose wheel) yang dipasangkan di depan dan di belakang roda agar pesawat tidak
bergerak/berpindah dari tempat semula. Akan tetapi sering terjadi penyimpanan pesawat tidak
dilakukan dengan cara seperti ini yang dikarenakan tidak tersedianya Hanggar atau karena factor
lain, oleh karena itu perlu dilakukan tata cara penyimpanan dengan melaklukan Tie-down, seperti :
Tie-down Anchor, atau Tie-down Chain
Seperti yang telah dijelaskan pada butir 1.2 sebelumnya, keselamatan untuk pengoperasian Jack dan
Hoist sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
Untuk melakukan Jacking kondisi lantai harus benar-benar rata dan keras, tidak licin, dan tidak
miring
Kondisi dongkrak diyakinkan siap pakai (contoh : tidak bocor oli hidraulik-nya)
Penempatan kepala dongkrak (adapter) harus tepat pada Jacking Point yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuat pesawat
Apabila pekerjaan di lakukan diruang terbuka dan kondisi angin mencapai 60 Knot, lakukan terlebih
dahulu Tie-down yang benar
Area pendongkrakan yang cukup longgar, sehingga gerakan operator dalam melaksanakan tugas ini
bebas leluasa dalam mengoperasikan Jack
Untuk menjamin keselamatan dalam melaksanakan Taksi Pesawat, maka semua prosedur yang telah
ditetapkan harus dilakukan dengan baik dan benar, oleh karena itu operator yang terlibat dalam
pekerjaan ini wajib melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
Perlakuan menjalankan pesawat harus dengan kecepatan rendah dan yakinkan kecepatan angin
tidak akan mempengaruhi jalannya pesawat
Untuk kegiatan Taksi di atas Ground yang berbatuan kecil (kerikil), yakinkan bahwa putaran engine
diambil yang paling rendah, agar tidak merusak permukaan struktur pesawat akibat batu/kerikil tadi
terlempar/terhempas oleh putaran engine
Penarikan /pemindahan pesawat baik dengan Manual, atau dengan mempergunakan alat
bantuan Towing Bar dan Towing Car, harus dilakukan dengan cara yang benar, oleh
authorized personel, dengan cara seperti ini kecelakaan baik untuk pesawatnya,
lingkungannya, atau personelnya dapat dihindari
Pada umunya proteksi terhadap kebakaran adalah dengan mempergunakan peralatan alarm, ada
juga yang mempergunakan alat yang sangat sensitive terhadap Smoke (asap), tergantung akan
dipergunakan di fasilitas sesuai yang akan dipergunakan. System Alarm harus dirancang/didesain
agar dapat dengan mudah untuk dirawat/maintain
Class A , fires yang dikibatkan oleh kertas, plastic, kayu, karton, dan yang sejenis
Class B, fires yang diakibatkan oleh gasoline, minyak tanah, atau larutan (solvent) organic yang biasa
dipergunakan di Laboratorium
Class C, fires yang diakibatkan oleh peralatan-peralatan listrik (Panel Box, Power Tools, Hot Plates,
Alat Rumah Tangga, dsb.)
12
Class D, fires yang diakibatkan oleh logam yang mudah terbakar seperti Magnesium, Potasium, dan
Sodium
Catatan : Beberapa kemungkinan api (fires) bisa dari kombinasi dari A, B, dan C
Pada umunya type daripada Fire Extinguisher yang dipergunakan adalah “Dry Chemical” untuk Fires
Class BC atau ABC, di samping itu juga ada type “Powder Extinguisher”, dan “Water Extinguisher”
Untuk di daerah Engine yang besar biasanya dilengkapi dengan Fire Extinguisher type Cartridge,
yang beroperasi secara otomatis
Catatan : Untuk Water Extinguisher hanya efektif untuk Api Class A saja
Dry Chemical Extinguisher, efektif dipergunakan untuk fires Class ABC atau BC (isi
dari type fire extinguisher yang biasa dipergunakan untuk fire Class BC adalah
“Sodium atau Potasium Bicarbonate”; sedangkan yang dipergunakan untuk fire class
A,B,C isinya adalah “Ammonium Phosphate”
Peringatan : Dry Chemical Extinguisher yang mempergunakan isi Ammonium Phosphate akan lebih
korosif jika dibandingkan dengan yang mempergunakan isi Sodium atau Potasium
Bicarbonate. Oleh karena itu, untuk yang mempergunakan Ammonium Phosphate
tidak diperkenankan untuk memadamkan api yang terjadi di Pesawat, alat electronics
seperti computer/scanner/dan Scientific Instruments. Akan tetapi apabila dalam
keadaan darurat dan tidak ada yang lain baru boleh dipergunakan
Powder Copper Metal (Cu Metal)-extinguisher, sangat efektif dipergunakan untuk api
class D (special untuk yang bersumber dari Lithium dan Lithium Alloys atau Paduan
Lithium)
a. Tempatkan Alat Pemadam Kebakaran yang sangat mudah untuk dijangkau sewaktu-waktu
dipergunakan
13
b. Periksa tekanan udara pada Indikator , syaratnya harus masih efektif, yaitu pada posisi green
zone
e. Tidak terjadi bocor, dent, karat, atau ada endapan kimia (Chemical deposit) seperti oli, kimia lain
yang korosif, dan tidak boleh kotor (dari debu)
f. Lakukan pengujian ulang Hydrostatic Test apabila usianya telah menjelang kadaluwarsa (expire)
Catatan : Apabila ada yang ditemukan rusak atau perlu diisi ulang (karena tekanannya sudah
rendah, yaitu sudah tidak di posisi “Green Zone”, maka segera lakukan penggantian
dengan yang memnuhi persyaratan seperti yang tersebut di atas
3. AIRCRAFT CLEANING
Describe the procedure and process of the aircraft cleaning, regarding to the kind of dirty
3.4 Cleaning methods & technique for airframe , power plant, parts, tyres, battery compartment
4. AIRCRAFT SERVICING
APU dipergunakan untuk memberikan power pada pesawat yang antara lain : electric, pneumatic,
hydraulic (tergantung daripada desain yang ditetapkan), engine starting. Sebelum engine starting APU
dihidupkan terlebih dahulu dengan mempergunakan Battery yang ada di pesawat.
APU juga dipergunakan untuk men-run peralatan pada saat engine shut down (sebelum starting), yaitu
seperti untuk pemakaian lampu-lampu di cabin, system pesawat sebelum terbang seperti : flight
control, flaps, oleh karena itu APU ada hubungannya atau didesain untuk dihubungkan dengan
Hydraulic Pump yang ada di pesawat
14
APU juga bisa dipakai untuk mem-back up (untuk beberapa type pesawat) saat flight, yaitu apabila ada
kasus pada engine utama (main engine) atau pada hydraulic
Apabila APU mengalami gangguan, maka fungsi ini bisa diatasi dengan GPU (Ground Power Unit)
apabila pesawat sedang di ground
Pada umumnya pesawat terbang mempergunakan jasa hidraulik (hydraulic) untuk pemeriksaaan
rutin Landing Gear saat perawatan. Pemeriksaan ini diawali dengan melakukan Jacking
(Pendongkrakan) untuk menaikkan pesawat terbang, selanjutnya HPU disambungkan/dihubungkan
ke hydraulic system-nya pesawat (alat penghubung ini biasa disebut dengan "Quick - Disconnect
Fitting"), setelah terhubung dengan baik, maka secara otomatis membuka langsung system
hydraulic di pesawat dan Landing Gear dapat digerakkan keluar dan ditarik/dimasukkan lagi, dari
hasil pemeriksaan ini dapat diketahui apakah ada kejanggalan/penyimpangan dari fungsi hydraulic
Landing Gear atau memang masih layak pakai.
Catatan : Sebelum menghubungkan Quick Disconnect Fitting ke Pesawat, yakinkan bahwa kondisi
lingkungan sekitar yang akan terkait dengan pekerjaan ini adalah bersih yang terbebas
dari debu atau kotoran lain yang bisa mengakibatkan kontaminasi terhadap oil
hydraulic yang sedang/akan dioperasikan
Pada umumnya HPU tidak mensuplai Hydraulic Oil kedalam hydraulic system pesawat,
hydraulic yang di pesawat mempergunakan hydraulic oil-nya sendiri yang sudah ada di
pesawat, akan tetapi kesesuaian antara kedua hydraulic oil yang dipergunakan baik
untuk HPU dan yang di pesawat harus sama spesifikasinya, hal ini untuk menghindari
kontaminasi yang terjadi. Karena apabila kontaminasi telah terjadi di pesawat akan
membutuhkan biaya yang cukup mahal, hal ini disebabkan seluruh hydraulic oil yang di
pesawat harus dikosongkan/dikuras, dan sebelum diganti dengan oil yang baru semua
hydraulic system harus dibersihkan, seal-seal diganti dengan yang baru, pelaksanaan
pengerjaan ini harus di "Certified Repair Station"
Pesawat modern terbang pada ketinggian yang cukup tinggi bahkan mempergunakan system
pressurized, maka oksigen untuk keperluan emergensi sangat diperlukan/dibawa untuk persiapan
apabila perlengkapan pressurized mengalami kegagalan/masalah. Untuk pesawat sipil, biasanya
Botol Gas Oksigen yang dipergunakan jenis Steel dengan tekanan 1800 Psi, warna botol Hijau dan
dilabel/diberikan tulisan/tanda “AVIATOR’S BREATHING OXYGEN”
Berat adalah merupakan pertimbangan utama untuk pengoperasian pesawat terbang, oleh karena
itu fuel yang dipergunakan harus mempunyai energy yang tinggi. Salah satu karakteristik utama
yang kritikal yang terkandung di dalam fuel adalah tentang Volatile-nya (kandungan yang mudah
15
menguap), atau dalam istilah lain yaitu kemampuan fuel dalam merubah dari bentuk awal yaitu cair
(liquid) menjadi uap. Volatility biasanya diekpresikan dengan istilah Reid Vapor Pressure (RVP)
4.2.1.1 Volatility
Apabila pengisian bahan bakar (fueling) pada pesawat terbang sedang dilaksanakan akan terlihat
uap bahan bakar (fuel) yang bersumber dari bahan bakar yang berada di dalam tank pesawat. Oleh
karena itu apabila volatile sangat tinggi akan menimbulkan tekanan uap bahan bakar tersebut yang
tinggi pula, maka dalam hal ini perlu perhatian yang sangat khusus. Dengan alasan tersebut maka
pengisian dan pengosongan bahan bakar (fueling dan de-fueling) tidak diperkenankan di dalam
hangar atau ruangan tertutup, dan apabila ada tumpahan fuel harus segera dibersihkan dengan air
melalui kain lap (pel) yang basah, dan jangan sekali-kali membersihkannya dengan kuas/sikat yang
kering atau yang sejenis karena sangat bahaya apabila terjadi dengan “Static Elecricity” yang
ditimbulkan oleh kuas/sikat tersebut.
Apabila penyimpanan fuel dilakukan di container maka harus yang telah di approved oleh instansi
yang berwenang, tertutup dengan baik, dan suhu penyimpanan yang dingin serta terisolasi dengan
baik
Pengujian RVP adalah metoda pengujian untuk mengukur/menentukan Tekanan Uap (Vapor
Pressure) perminyakan (produk minyak seperti fuel, avtur, gasoline, dsb.). Pengujian dimaksudkan
untuk mengukur/mengetahui tekanan uap yang terkandung dalam minyak dengan cara mengukur
kompisisi daripada hydrocarbon yang terkandung
4.2.1.3 Detonation
Engine pesawat terbang yang dipergunakan terus menerus memerlukan kualitas tinggi dari bahan
bakar yang akan dipergunakan hal ini untuk menjamin kepercayaan dalam hal keamanan selama
beroperasi
Untuk diketahui, apabila bahan bakar telah terserap dalam silinder pada engine yang
mempergunakan Piston, maka bahan bakar tersebut harus terbakar dengan mudah oleh
pengapian yang ditimbulkan oleh Busi. Idealnya bahan bakar terbakar dengan cepat dan stabil,
akibat pembakaran tersebut akan mengakibatkan tekanan gas yang kuat untuk menggerakkan
piston kebawah dan menimbulkan putaran pada Crankshaft yang selanjutnya menimbulkan
tenaga penggerak
Detonasi adalah ledakan yang diakibatkan pembakaran yang tidak sempurna, detonasi akan
mengganggu pada dinding silinder dan pada piston, biasanya akan membikin kerusakan pada
piston, connecting rods, dan bearings. Detonasi juga akan menyebabkan panas yang tinggi
(overheats) pada Silinder bagian atas (Head Cylinder), dan apabila ini terjadi terus menerus maka
akan membuat bagian dari komponen engine yang meleleh
16
Detonasi ini bisa disebabkan karena pemakaian bahan bakar dengan grade yang lebih rendah dari
yang dipersyaratkan. Dengan terjadinya detonasi, maka akan terjadi overheated dan pada saat
take off akan mempergunakan rpm yang tinggi tetapi kecepatan yang diperoleh tidak maksimum,
disamping itu dalam penerbangan akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan yang dipersyaratkan, karena kerja engine kurang efektif
4.2.1.4 Pre-Ignition
Pre-ignition adalah pembakaran di dalam silinder yang lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan, hal ini disebabkan antara lain adanya sisa-sisa pembakaran yang berupa kerak/kotoran
(carbon deposit) yang menempel pada busi, retaknya keramik pelindung pada busi, atau adanya
kerusakan pada sekitar combustion chamber. Akibat kejadian ini yang lebih fatal bisa
menyebabkan kerusakan yang sangat serius pada engine yaitu akan mengurangi usia pemakaian
engine
Bahan bakar pesawat diformulasikan untuk dapat membakar dengan halus, tanpa terjadi
detonasi, dan knocking (pukulan), mempunyai nomor grade sesuai dengan yang dipersyaratkan
sehingga bisa untuk mengantisipasi detonasi. Grade yang lebih tinggi lebih tahan terhadap
knocking . Biasanya penomoran Grade dimaksudkan untuk mengetahui/menentukan Oktan yang
terkandung, jumlah/nomor oktan yang disebutkan dalam bahan bakar (fuel) merupakan
perbandingan antara anti knock properties daripada fuel untuk campuran dari iso oktan dan
normal heptanes. Sebagai contoh Grade 80, artinya sama dengan anti knock properties sebagai
campuran dari 80 % iso-oktan dan 20 % heptanes
Beberapa jenis fuel mempunyai dua kode penomoran seperti 100/130, angka pertama
menunjukkan nilai Rating Campurannya yang minimum, sedangkan penomoran kedua yang
maksimum
Agar tidak membingungkan operator dalam penanganan di lapangan dalam menentukan Grade
daripada fuel yang akan dipergunakan, maka dipergunakan penomoran dengan persyaratan Grade
minimum, seperti : AVGAS 80, 100, dan 100 LL, sedangkan maksud dari LL adalah kandungan
timbale-nya rendah (Low Lead content)
Untuk menghindari terjadinya korosi pada ruang pembakaran (combustion chamber), biasanya
fuel ditambahkan dengan Additive (campuran tambahan) seperti dengan Ethylene Bromide.
Fungsi Bromide yaitu untuk bereaksi dengan aktif terhadap Lead (Timbal) yang ditimbulkan saat
terjadi proses pembakaran, yang selanjutnya dengan reaksi ini akan mengurangi endapan
(deposite) yang korosif di area pembakaran , sedangkan untuk mencegah terjadinya detonasi
biasa diberikan additive jenis “Tetraethyl Lead”
Gasoline (AVGAS) merupakan type bahan bakar (fuel) yang bisa dipergunakan untuk engine dengan
jenis Turbine untuk waktu yang sangat terbatas, hal ini disebabkan kandungan Tetraethyl Lead akan
menggumpal sebagai kerak pada blade engine (turbine blade) yang akan mengurangi efisiensi
engine
Jangan mempergunakan Turbine Fuel dan Jet Fuel untuk engine type Piston pada pesawat terbang
Gasoline (AVGAS) dipergunakan untuk engine type Piston, karena dengan fuel ini pembakaran
lembut dan tidak menimbulkan detonasi dan knocking
Turbine fuel adalah bahan bakar untuk pesawat yang dipergunakan sebagai sumber tenaga
penggerak Turbo Jet, Turbo Prop, dan Turbo Shaft engines. Type yang biasa dipergunakan yaitu :
JET A, JET A-1, yaitu type Minyak Tanah, sedangkan JET B, adalah campuran antara Gasoline
dengan Minyak Tanah. Perbedaan antara JET A dan JET A-1 terletak pada Freeze Point (Titik Beku).
Untuk JET A-1 Freeze Point-nya -470C atau – 52.60F, sedangkan JET A -400C atau -400F
JET B, biasa dipergunakan untuk pesawat militer (khususnya untuk Angkatan Udara), type ini sama
dengan JP-4 yang mempunyai Freeze Point -50 0C atau -580F
Fuel pesawat terbang sangat cenderung terkontaminasi, beberapa kontaminasi yang biasa
ditemukan yaitu dengan benda padat (solid), air, mikro organic, yang becampur bersama dengan
fuel. Mikro organic akan menjadikan masalah yang serius terhadap Turbine Fuels
Untuk memeriksa yang sangat sederhana terhadap kontaminasi pada fuel, yaitu dengan metoda
pengujian terhadap Viscositas Fuel (keenceran). Fuel dengan viscositas tinggi cenderung kecil
kontaminasi yang terkandung
Pada saat fuel yang terkontaminasi dipergunakan untuk pembakaran pada Turbine Engine akan
cenderung lebih sensitif pengaruhnya dibanding dengan Piston Engine, dan akan berakumulasi
lebih cepat pada Fuel Control Unit
Kebersihan Fuel sangat berpengaruh terhadap engine Piston maupun engine Turbine
Diawali dari pengiriman Fuel (bahan bakar) yang dibawa oleh Mobil Tanki Bahan Bakar ke
lokasi/area pengisian bahan bakar di Airport. Quality Control melakukan pemeriksaan terhadap
Surat Pengiriman Bahan Bakar (Packing List/Delivery Note/ Bill of Loading) untuk mengetahui jenis
dan grade (spesifikasi) bahan bakar yang dikirim apakah sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan untuk pesawat yang akan diisi.
18
Pemeriksaan bahan bakar (fuel) dilakukan dengan cara mengambil sampel dari mobil tanki yang
dimasukkan kedalam Gelas Lab (transparant) selanjutnya diperiksa, apakah bahan bakar tersebut
benar-benar bersih dan jernih atau terkontaminasi/atau keruh akibat faktor lingkungan, apabila
hasil pemeriksaan dinyatakan baik (released), maka bahan bakar tersebut siap/boleh untuk disikan
ke pesawat.
Bahan Bakar (fuel) direkomendasikan untuk diendapkan didalam Mobil Tanki paling tidak 2 jam
sebelum dipompakan ke pesawat, tetapi untuk Jenis Gazoline tidak perlu pengendapan dalam arti
bisa langsung diisikan ke pesawat setelah kualitas dinyatakan baik oleh Quality Control
Sebelum melakukan pengisian bahan bakar dari Mobil Tanki didekatkan ke Pesawat Terbang
dengan cara paralel dengan Wing Pesawat, periksa lagi mutu bahan bakar dengan cara didrain
sedikit/secukupnya dari mobil tanki, apabila tetap jernih/bersih, maka lakukan penyambungan
selang (hose) ke Fuel Point Cap (Tutup Pengisian Bahan Bakar) yang letak posisinya ada yang diatas
Wing atau juga ada yang di bawah Wing.
Yakinkan Hand Rem Mobil Tanki difungsikan, sehingga tidak akan bergerak bahkan mencelakai
pesawat saat pengisian bahan bakar berlangsung
Baca Placard di area Fuel Point Cap dengan baik tentang spesifikasi bahan bakar (jenis dan grade)
yang dipersyaratkan untuk dipergunakan oleh pesawat tersebut, dan yakinkan apakah sama
dengan spesifikasi bahan bakar yang akan diisikan
Yakinkan selang (hose) tidak akan membikin kerusakan pada permukaan struktur pesawat (surface
structure), seperti scratches pada Wing
Pasang/hubungkan Kabel Ground (Static Wire) Nozzle dan pesawat, dan selanjutnya buka Fuel
Point Cap, buka/lepas penutup debu yang terpasang di Nozzle
Masukkan Nozzle secara hati-hati ke dalam tank pesawat, tetapi jangan sampai ke permukaan tank
yang bawah, karena bisa mengakibatkan goresan atau dent pada tanki dan fatalnya bisa
mengakibatkan bocor
Catatan : Mobil Tanki harus dilengkapi dengan Filter, pemisah air, dan Pompa Pendorong bahan
bakar ke pesawat terbang. Inlet hose selalu dihubungkan dengan Underground
Hydrant Valve
Peringatan :
1. Pengisian Bahan Bakar (Fueling) harus dilakukan oleh personel yang bersertifikat dan
berwenang (authorized, certified/qualified)
2. Mobil Tanki Bahan Bakar yang dipergunakan harus benar-benar Approved oleh yang
berwenang, dan dikhususkan untuk pengangkutan Bahan Bakar Pesawat
19
3. Pengisian Bahan Bakar harus dilakukan di luar hanggar atau di area terbuka
4. Pengisian Bahan Bakar harus jauh dari terminal airport atau bangunan lainnya paling
tidak 50 feet
5. Tidak diperkenankan merokok, menyalakan api, atau yang bisa mengakibatkan
pengapian (seperti memainkan kunci kontak on/off di radius paling tidak 100 feet dari
lokasi pengisian bahan bakar
6. Pasang Papan Pengumuman yang mudah terbaca bahwa sedang ada kegiatan Pengisian
Bahan Bakar Pesawat Terbang
7. Tidak diperkenankan menghidupkan Radio Transmitter, memfungsikan Antena, atau
yang lainnya seperti "Switch Electrical Appliance" yang berada di pesawat/kendaraan
yang bisa menimbulkan pengapian paling tidak 50 feet dari lokasi pengisian bahan bakar
8. Apabila terjadi tumpahan bahan bakar ke permukaan pesawat, segera lakukan tindakan
pembersihan dengan prosedur "Part 180 Airport Rules and Regulations", yaitu dilap
dengan air dan jangan sekali-kali dilakukan dengan mempergunakan sapu atau yang
sejenis
9. Apabila terkena tumpahan bahan bakar ke badan operator, segera bersihkan dengan
detergent (air sabun)
10. Tidak diperkenankan untuk penumpang/person yang tinggal di dalam pesawat,
sekalipun di ramp door, maupun Cabin door selama pengisian bahan bakar
4.2.3.3 De-Fueling
Adalah suatu kegiatan untuk mengosongkan/menguras Tanki Bahan Bakar Pesawat Terbang dalam
rangka : maintenance, atau alasan lain sehingga bahan bakar berada di tanki pesawat harus di
kosongkan. Masalah sarana keselamatan dan antisipasi keselamatan sama dengan kegiatan Pengisian
Bahan Bakar (Fueling).
Pelaksanaan de-fueling juga tidak diperkenankan di dalam hanggar, harus ditempat terbuka yang
cukup dengan ventilasi
Bahan Bakar hasil pengosongan dari tanki pesawat boleh disimpan sebagai stock apabila telah melalui
pemeriksaan dan mutunya masih memenuhi dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Sebelum ada
status, maka penyimpanan bahan bakar ini harus dipisahkan dengan yang Fresh New, dan diberi Tanda
(Marking) bahwa bahan bakar diproleh dari hasil de-fueling
Pada saat penyimpanan bahan bakar dari hasil de-fueling langsung dimasukkan ke dalam Drum, maka
bahan bakar ini sudah tidak diperkenankan lagi untuk dipergunakan sebagai bahan bakar pesawat
terbang, sedangkan penggunaannya bisa diperuntukkan : GPU, Pemanas Ruangan, Mobil
Pengungkit/Crane, dan yang sejenis
Peringatan :
Baik untuk Fueling ataupun De-Fueling, apabila dalam pelaksanaannmya sedang mengalami turun
hujan, maka yakinkan bahwa air hujan tidak akan masuk sedikitpun ke dalam tanki pesawat
terbang/atau bercampur dengan bahan bakar, oleh karena itu perlu perlengkapan yang memadai
apabila pelaksanaan ini cuaca dalam kondisi mendung
Starting engine pesawat harus mempergunakan prosedur yang special/khusus, maksudnya beda type
engine juga berbeda pula prosedur pengoperasiannya, oleh karena itu pelajari dengan baik dan benar
prosedur yang berlaku yaitu pada Airplane Flight Manual saat melakukan engine starting, dan
dapatkan dari personel yang sudah berpengalaman. Di samping itu juga pelajari prosedur umum
untuk engine reciprocating
Sebelum melakukan engine starting, yakinkan bahwa daerah propeller sudah dalam kondisi bebas
(tidak ada benda apapun). Jangan sampai memparkir pesawat di atas atau di area yang berbatuan
kecil-kecil, karena pengaruh putaran blade batu-batu tersebut bisa terlempar dan bisa mengenai blade
tersebut atau permukaan struktur pesawat, sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang fatal,
disamping itu bisa juga mengenai pesawat lain yang terdekat atau bangunan di sekitar
Lengkapi dengan alat pemadam kebakaran dengan type CO2 (Carbon Diokside), untuk pesawat
ukuran besar Penjaga Pemadam Kebakaran harus selalu siap di dekat lokasi Starting Engine, karena
posisi engine tidak bisa langsung terlihat oleh operator yang menghidupkan engine
Pembakaran dengan system induksi merupakan kebanyakan yang dipergunakan oleh “Reciprocating
Engine”. Pembakaran akan dilaksanakan oleh bahan bakar yang telah dikabutkan oleh Carburetor
(Karburator) yang diakibatkan oleh gerakan piston melalui engkol penggerak, dari gerakan ini
terjadilah kompresi yang tinggi di dalam silinder, bahan bakar yang sudah berupa kabut terisap
dengan kuat dan dalam waktu bersamaan diberikan percikan api yang selanjutnya terjadilah
pembakaran.
Engine Radial yang besar, mempunyai problem yang besar terhadap kebocoran oli melalui Ring Piston
yang masuk ke dalam silinder. Dalam tempo 30 menit oli yang terisap sudah cukup menimbulkan
masalah seperti hydraulic lock. Dengan hydraulic lock oli akan mengisi pada bagian bawah silinder,
pada titik tertentu hal ini akan mengganggu pergerakan piston, sehingga kompresi yang ditimbulkan
oleh gerakan piston juga terganggu (berkurang), sehingga pembakaran akan bermasalah pula, yang
selanjutnya energy yang dikeluarkan oleh engine akan berkurang atau tidak efisien. Oleh karena itu
hydraulic lock harus dihindarkan, cara sederhana untuk mengatasi hal ini yaitu dengan cara memutar
engine secara manual (dengan tangan) dengan posisi pembakaran off (pengapian tidak difungsikan)
sampai dengan gerakan piston normal tidak ada hambatan
Engine Float-Type Carburetor (Karburator dengan system Pelampung), untuk memulai menghidupkan
engine (starting engine) yaitu pasang “mixture control” pada posisi “full rich” (penuh maksimum),
buka throttle (katup penutup) sekitar ½ “. Putar “Master Switch On” dan lanjutkan putar lagi, engine
akan berputar, setelah itu periksa tekanan oli pada indicator harus menunjukkan positip dan atur
throttle hingga mencapai 1000 rpm
Catatan : Pada umunya Reciprocating Engine dilengkapi dengan Carburetor-Heat atau “Alternating
Air” yang diletakkan pada Carburetor Air Inlet System, yaitu untuk menghidupkan dan
menjalankan engine di Ground, alat ini tidak dilengkapi dengan filter maka harus baik cara
penanganan/penyimpanannya
21
Untuk mematikan engine, tarik “mixture control” pada posisi idle cut off, apabila engine
mati putar “ignition dan master switch pada posisi off.
Prosedur yang spesifik untuk melakukan starting engine, dan check list yang dikeluarkan oleh
manufacturer harus diikuti dengan benar. Personel yang akan melakukan engine starting dan taksi
pesawat harus mengerti betul tentang prosedur bila terjadi kebakaran, oleh karena itu perlengkapan
untuk mendukung kegiatan ini harus benar-benar tersedia.
Yakinkan tidak ada barang apapun di area engine inlet, dan yakinkan semua pintu tertutup dengan
benar
Hidupkan switch “Aircraft Rotating Beacon” (Lampu Penandaan yang Berputar) dan signal untuk
pemadam kebakaran dengan maksud sedang ada kegiatan Starting Engine
Hidupkan Auxiliary Hydraulic Pump, buka ground interconnect dan fungsikan Parking Brake (Rem
untuk Parkir)
Buka bleed valves (Klep Isap) dan lakukan verifikasi (pemeriksaan ulang) bahwa Ground Power Unit
(GPU) atau Auxiliary Power Unit (APU) telah benar-benar mensuplai untuk kegiatan ini
Buka “Start Valve” untuk engine yang akan dihidupkan, dan amati bahwa “start valve” telah menyala
Amati Indikator pada “ Oil Pressure” dan N2 bekerja dalam waktu 2 atau 3 detik. Apabila N2 mencapai
20 % dan telah ada konfirmasi dengan N1, naikkan Fuel Lever keluar dari posisi cut off ke posisi run
Lakukan pemeriksaan segera terhadap fuel flow indicator untuk mengkonfirmasi “Fuel Flow” dan lihat
pada EGT (Exhaust Gas Temperature) Indicator lampunya tidak menyala. Dalam kondisi seperti ini
Starting Engine bisa dilaksanakan
Lakukan terus menerus pemeriksaan pada EGT indicator dan bila terjadi panas saat engine start maka
segera matikan engine.
5.1 Describe The Function, location, and operational of the aircraft tie-down
Pesawat yang dibuat dengan ukuran kecil/ringan pada dasarnya sangat rawan terhadap kerusakan
akibat hempasan angin yang besar dan hujan yang lebat, oleh karena itu untuk
memperkecil/meminimasi kerusakan perlu dilakukan proteksi pada saat penyimpanan pesawat.
Penyimpanan yang terbaik untuk menghadapi hal tersebut adalah di dalam Hanggar, Tie down
yang dilakukan cukup dengan memberikan Balok sebagai pengganjal pada roda utama (main
wheel) dan pada roda depan (nose wheel) yang dipasangkan di depan dan di belakang roda agar
pesawat tidak bergerak/berpindah dari tempat semula. Akan tetapi sering terjadi penyimpanan
pesawat tidak dilakukan dengan cara seperti ini yang dikarenakan tidak tersedianya Hanggar atau
karena factor lain, oleh karena itu perlu dilakukan tata cara penyimpanan yang lain seperti :
Pada umumnya Air Port sudah melengkapi tempat khusus untuk melakukan Tie Down Pesawat
untuk daerah-daerah yang sering terjadi adanya angin kencang yaitu dengan melengkapi Fasilitas
Anchor (Pengkait) yang permanen yang dipasang pada permukaan Ramp yang kuat
Banyak Airport yang mempergunakan Chain (rantai) untuk melakukan Tie-down, alasan utama
usia pemakaian lebih lama dan mudah mempergunakannya dibanding dengan Nylon Rope, akan
tetapi penggunaan rantai harus dilengkapi dengan ring dan sebagai pengencangnya dilengkapi
dengan Kancing (Snap)
5.2 Describe how to secure aircraft from storm condition, wind storm damage, on method used
Pesawat harus dilakukan Tie-down (diikat/ditambat) dan /atau dikunci di tempat, agar tidak
bergerak/berpindah kemana-mana akibat hempasan angin kencang (seperti tornado yang biasanya
terjadi di awal musim panas di bagian tengah Amerika Serikat), di bagian Control Surface biasanya
pesawat dilengkapi dengan Internal Control Lock untuk menjaga agar posisi control surface tetap
streamlined (lurus), akan tetapi dengan menggunakan Internal Control Lock sering tidak mampu
menahan hempasan angin sehingga kerusakan akan terjadi, maka solusinya yaitu dengan cara
menutup atau melapisi pada Control Surface agar posisi tetap terjaga dan tidak rusak yaitu dengan
mempergunakan Rubber Foam dengan ketebalan 1 (satu) inchi yang direkatkan pada Kayu
(Plywood) untuk dua permukaan (atas dan bawah) control surface selanjutnya diikat dengan Nylon
Cord berdeameter ¼ inchi. Pengikatan tidak boleh terlalu kuat yang bisa mengakibatkan kerusakan
pada wing leading dan trailing edge pesawat dan Nylon Rope/Cord tidak boleh bersentuhan
langsung dengan Wing, maka perlu dilapisi dengan Carpet atau Rubber Foam
23
Pada umumnya lapisan pengaman ini diberi warna (dicat) merah dan digantungi dengan pita merah
yang cukup panjang dan mudah terbaca dengan tulisan : “Remove Before Flight”
Catatan : Rubber Foam yang diposisikan bersentuhan dengan control surface dan untuk
mempermudah pengikatan, maka pada bagian kayu dibuatkan/dilengkapi dengan
spoiler
Disamping bagian Control Surface, pada bagian belakang yaitu Elevator juga harus di
Lock untuk mencegah terjadinya kerusakan yang sama, termasuk pada bagian pintu
dan jendela pesawat harus benar-benar diyakinkan tertutup rapat sehingga tidak bisa
terbuka akibat hempasan angin, bagian engine yang sekiranya terbuka harus ditutup
untuk menghindari masuknya debu dan kotoran lain (termasuk bagian Pitot)
2. Untuk Helicopter
Untuk Helicopter yang ber type Skids, maka pengikatan dilakukan pada skids yang posisi
penempatan ikatan telah ditentukan oleh Pabrik Pembuat Helicopter tersebut, selanjutnya ikatan
yang lain dilakukan pada Ground yang telah tersedia
Untuk Helicopter yang ber type roda (wheel), maka dilakukan pada posisi mengerem, dan Balok
Pengganjal diberikan pada depan dan belakang roda
Catatan : Posisi Main dan Tail Rotor Blade harus mengacu pada Operational Manual yang
dikeluarkan oleh Pabrik Pembuat Helicopter tersebut
5.3 Describe The Function And Procedure Of Airframe Preservation And Storage
Pencegahan korosi dan evaluasi, merupakan program kegiatan yang dilakukan rutin tahunan, yaitu untuk
mengevaluasi Struktur daripada pesawat. Data hasil perawatan dikoleksi dan dipergunakan untuk melakukan
evaluasi /analisa oleh engineering sebagai bahan untuk perbaikan. Kelainan-kelainan yang terjadi
didokumentasikan dibikin 3D dengan maksud sebagai Pedoman untuk mengembangkan atau analisa
kecenderungan korosi/penyimpangan ditempat lain, dengan demikian sebelum terjadi harus dilakukan
pencegahan/preservasi lebih awal
Pemeriksaan terhadap korosi dilakukan dengan cara visual dengan bantuan alat-alat seperti kaca pembesar,
mirrors, borescopes, dan alat bantu lain yang menunjang pemeriksaan ini
Area yang biasa terkena korosi lebih awal yaitu disekitar sambungan-sambungan yang dipergunakan Bolt, di
area sekitar Antena
24
Untuk pencegahan/preservasi di daerah Bolt/sambungan perlu diberikan compound dengan maksud untuk
memisahkan beda potensial antara Bolt dan Skin/Frame yang disambung
Untuk pencegahan korosi disekitar antena, maka bersihkan permukaan struktur/skin yang akan dipasang
antenna dan berikan/pergunakan "Conductive Gel Gasket" untuk memasang Antenna
Untuk bahan material dari jenis Magnesium, berikan lapisan (coating), karena sifat material ini sangat sensitif
terhadap korosi. Lapisan yang biasa dipergunakan adalah jenis "Baked Epoxy Coating" (P/N 750-450-004) atau
yang sejenis, dan bisa pula dikombinasi dengan BT-C-E12-12, dengan cara ini sangat efektif untuk melindungi
dari pengaruh korosi
Untuk Helicopter, area yang sensitif terhadap korosi adalah sambungan-sambungan di area Tail Cone (biasa
disambung dengan Bolt)
Area yang harus dilakukan pemeriksaan, perawatan dan/atau preservasi untuk pesawat NC 212-100/200, yaitu :
Seluruh Permukaan Luar Kondisi perivetan, korosi, dan kondisi secara umum
Sambungan antar Skin Kondisi perivetan, korosi, dan kondisi secara umum
Landing Gear terhadap Fuselage Kondisi perivetan, korosi, dan kondisi secara umum
Horizontal dan Vertical Stabilizer, Kondisi perivetan, korosi, distorsi, dan kondisi secara umum
termasuk fitting2 nya
Internal Fuselage Kondisi perivetan, korosi, distorsi, dan kondisi secara umum,
dengan membuka Floor pada Main Cabin dan Flight Deck
Rail untuk Kursi yang ada di Main Kondisi korosi, distorsi, dan kondisi secara umum
Cabin dan Flight Deck
Center Wing terhadap Fuselage, yaitu Kondisi korosi, distorsi, dan kondisi secara umum
Fitting2nya