0% found this document useful (0 votes)
63 views9 pages

Admin,+8

1) The study aimed to analyze the comparison of obesity measurements using bioelectrical impedance analysis (BIA) and inelastic inch gauges on college students in East Java. 2) The percentage of female students with obesity using BIA was 29.2% and using the inelastic inch gauge was 21.5%. 3) There were differences found in the average obesity measurements between BIA and the inelastic inch gauge screening tools, though both tools have good validity for measuring obesity.

Uploaded by

Dewi Ratnasari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
63 views9 pages

Admin,+8

1) The study aimed to analyze the comparison of obesity measurements using bioelectrical impedance analysis (BIA) and inelastic inch gauges on college students in East Java. 2) The percentage of female students with obesity using BIA was 29.2% and using the inelastic inch gauge was 21.5%. 3) There were differences found in the average obesity measurements between BIA and the inelastic inch gauge screening tools, though both tools have good validity for measuring obesity.

Uploaded by

Dewi Ratnasari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148

http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

SKRINING DAN UJI DIAGNOSTIK OBESITAS DENGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE


ANALYSIS DAN METERAN INCI INELASTIS PADA MAHASISWI PTN DI JAWA TIMUR
Screening and Obesity Dagnostic Test with Boelectrical Impedance Analysis and Inelastic Gauge
on College Student in East Java

Putu Roselya Mutiara Pratiwi1, Ni Luh Putu Arum Puspitaning Ati2


1,2Faculty of Public Health, Airlangga University, Surabaya
roselyamutiara@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


Background: Measurement of body fat percentage as estimates of
Article History: obesity, which can be done with the method of measuring the bioelectrical
Received: impedance analysis (BIA) and the meter inches inelastic. Both of these methods
th can be used as a simple, safe and non-invasive. Purpose: The purpose of this
Mei, 09 , 2019
study was to analyze the comparative measurement of obesity with the BIA and
Revised: the meter inches inelastic. Methods: This research was conducted with
th observational analytic with cross sectional design. Samples were taken and
From June, 14 , 2019
selected through simple random sampling method. Data obtained directly by
Accepted: measuring samples that met the inclusion criteria. Obesity screening data
th obtained by measuring the percentage of body fat using BIA method and meter
August, 27 , 2019
inches inelastic. Based on the calculation, as many as 65 samples taken by
Published online proporsional in each specialization the student of the Faculty of Public Health
th 2014 Airlangga University. Results: The percentage of female students with
March, 30 2019
obesity using the BIA was 29.2% and inelastic inch meter is 21.5%. The
statistical test showed t test was 0.897 (sig> 0.05). Conclusion: There are
differences in the measurement results mean obesity BIA metered inches
inelastic screening tools and have a good validity in measuring obesity.
Keywords: Obesity, body fat, bioelectrical impedance analysis (BIA), inch
inelastic meter

ABSTRAK
Latar Belakang: Pengukuran persentase lemak tubuh sebagai
perkiraan obesitas, diantaranya dapat dilakukan dengan metode pengukuran
Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan meteran inci inelastis. Kedua
metode ini dapat digunakan secara mudah, aman dan tidak invasif. Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan pengukuran
obesitas dengan BIA dan meteran inci inelastis. Metode: Metode yang
digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional, sampel diambil dan dipilih melalui metode simple random sampling.
Data diperoleh langsung berdasarkan pengukuran pada 65 sampel yang diambil
secara proporsional pada tiap peminatan mahasiswi angkatan 2014 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Data skrining obesitas diperoleh
dengan mengukur persentase lemak tubuh menggunakan metode BIA dan
meteran inci inelastis. Hasil: Hasil persentase mahasiswi dengan obesitas
menggunakan BIA adalah 29,2% dan meteran inci inelastic adalah 21,5%
dengan uji statistik t test menunjukkan t hitung adalah 0,897 (sig >0.05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan hasil pengukuran rerata obesitas BIA dengan
meteran inci inelastis alat skrining dan memiliki validitas yang cukup baik
dalam mengukur obesitas.
Kata Kunci: Obesitas, lemak tubuh, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA),
meteran inci inelastis

140
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
PENDAHULUAN memiliki cadangan lemak tubuh terutama di
Obesitas (kegemukan) adalah keadaan area perut dibandingkan laki-laki.
terdapatnya timbunan lemak berlebihan dalam Obesitas memiliki proses yang
tubuh. Obesitas atau kegemukan dari segi panjang, sehingga kebanyakan orang
kesehatan merupakan salah satu penyakit salah cenderung mengabaikan penyakit ini karena
gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang tanda dan gejala tidak ditunjukkan oleh tubuh.
jauh melebihi kebutuhannya. (Ali dkk., 2017). Patogenesis penyakit justru timbul saat
Obesitas merupakan penyakit serius yang penderita sudah pada tahap obesitas. Begitu
dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, pula pada mahasiswa, kebanyakan merasa
hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan tidak obesitas karena ukuran tubuh yang tidak
kanker, di antara penyakit lainnya. terlalu besar. Padalah bisa saja kadar lemak
Kejadian obesitas sering diabaikan pada tubuhnya melebihi dari standar normal.
oleh kebanyakan orang dalam masyarakat Pengukuran obesitas dapat dilakukan
sekarang ini. Permasalahan obesitas menjadi dengan berbagai cara, seperti pengukuran
masalah seluruh dunia karena peningkatan skinfold (triceps, biseps, subscapula dan lain-
prevalensi pada usia dewasa maupun anak, lain) maupun pengukuran dengan metode BIA
baik di negara maju maupun negara (Calara S, 2014).
berkembang (Tuerah dkk., 2014). Menurut Selama ini kebanyakan orang
laporan gizi global atau Global Nutrition menggunakan indeks massa tubuh (BMI)
Report (2014) Indonesia termasuk dalam 17 untuk menentukan adipositas. Namun BMI,
negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sebagai metode klasifikasi obesitas memiliki
sekaligus, yaitu stunting (pendek), wasting kelemahan yakni tidak akurat untuk mengukur
(kurus), dan juga overweight (obesitas). Data olahragawan yang cenderung mengalami
Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa sebesar obesitas karena memiliki massa otot yang
26,3% kelompok dewasa usia >18 tahun berlebihan walupun jumlah presentase lemak
mengalami kelebihan berat badan, dimana tuhuhnya dalam kadar rendah (Sri M dan
14,8% diantaranya obesitas dengan IMT Vilda, 2013). Oleh karena itu, lebih tepat untuk
(Indeks Massa Tubuh) > 27. menyelidiki persentase kadar lemak untuk
Berdasarkan penelitian oleh menciptakan ukuran obesitas yang lebih
Rachmawati (2014) ternyata obesitas terjadi akurat.
pada usia remaja berisiko tinggi untuk Penelitian ini mencari perbandingan
meningkat pada usia dewasa dan antara alat BIA (Bioelectrical Impedance
meningkatkan mortalitas serta menjadi faktor Analysis) dengan meteran inci inelastis untuk
risiko penyakit degeneratif. Obesitas pada membantu skrining penyakit obesitas
remaja dipengaruhi oleh faktor genetik dan berdasarkan persentase lemak tubuh responden.
lingkungan. Asupan makanan pada remaja BIA merupakan suatu metode untuk mengukur
menjadi salah satu faktor lingkungan yang komposisi tubuh. Penggunaan BIA ini cukup
berperan penting dalam terjadinya obesitas. mudah. Beberapa studi menunjukkan korelasi
Selain itu, menurut Sajawadi (2015) ada yang kuat antara BIA dengan total cairan tubuh
beberapa faktor lain yang berpengaruh menggunakan dilusi isotop, massa bebas lemak
terhadap obesitas yaitu kurangnya aktifitas menurut hydrodensitometry dan total kalium
fisik termasuk gerak tubuh atau olahraga dan tubuh pada orang dewasa normal dan obesitas.
juga pengaruh emosional/psikologi. Pengukuran BIA untuk mengukur lemak tubuh
Sementara itu, dalam semua bagian menggunakan berat badan (BB), tinggi badan
dunia, perempuan lebih cenderung menjadi (TB), umur dan jenis kelamin sebagai parameter.
gemuk daripada laki-laki, dan dengan BIA ini mudah digunakan, murah dan diproduksi
demikian memiliki risiko lebih besar terkena secara massal (Indonesia Fitness Trainer
diabetes, penyakit jantung dan beberapa jenis Association, 2014). BIA adalah metode yang
kanker (WHO, 2012). Kusteviani (2015) dalam valid untuk estimasi komposisi tubuh yaitu
penelitiannya menunjukkan bahwa faktor massa bebas lemak dan persen lemak tubuh
risiko yang berpengaruh terhadap obesitas (Mastria, A, 2014).
pada usia produktif (15-64 tahun) di Kota Kedua metode ini yaitu pengukuran
Surabaya adalah berjenis kelamin perempuan, BIA (Gold Standard) dan meteran inci inelastis
utamanaya obesitas abdominal karena (skrining manual) memiliki potensi
141
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

besar untuk penentuan obesitas berdasarkan


persentase lemak tubuh. Oleh karena itu,
peneliti meneliti perbandingan pengukuran
obesitas antara menggunakan BIA dengan
meteran inci inelastis, sehingga dapat dianalisis
metode yang sesuai untuk mengukur obesitas
bagi mahasiswi sebagai remaja putri. Keterangan:
n = Jumlah sampel
METODE n = Jumlah populasi
Penelitian ini dilakukan pada d = Tingkat kepercayaan (0,1)
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Dengan demikian, sampel yang
Universitas Airlangga, pada bulan Agustus diambil dalam penelitian ini sebesar 65
2017. Penelitian ini merupakan penelitian mahasiswi S1
observational analitik dengan rancangan cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah KESMAS angkatan 2014 dari kedelapan
mahasiswi angkatan 2014 yang berasal dari peminatan di FKM UNAIR.
delapan peminatan program studi S1
Kesehatan Masyarakat UNAIR, berusia 18-25 Teknik Sampling
tahun dan bersedia diikutsertakan dalam Perhitungan sampel setiap kelompok
penelitian. Sampel dieksklusikan apabila dilakukan secara proportional lalu pada
responden memiliki riwayat penyakit ginjal, masing-masing kelompok, sampel dipilih
mengkonsumsi obat-obatan anti hipertensi. dengan cara simple random sampling. Mula-
Populasi sasaran yang dituju adalah mahasiswi mula, penentuan proporsi sampel dilakukan
angkatan 2014 prodi S1 Kesehatan Masyarakat pada setiap kelompok secara seimbang, sesuai
(KESMAS) dari kedelapan peminatan di dengan jumlah total subyek di masing-masing
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas kelompok. Kemudian, pemilihan secara acak
Airlangga (FKM UNAIR). Peminatan pada dilakukan pada setiap proporsi tersebut untuk
prodi tersebut meliputi Administrasi dan memperoleh subyek penelitian (Gravetter dan
Kebijakan Kesehatan (AKK), Kesehatan dan Forzano, 2011).
Keselamatan Kerja (K3), Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku (PKIP), Kesehatan
Lingkungan (KESLING), Kesehatan
Reproduksi (KESPRO), Epidemiologi (EPID),
Biostatistika (BIOS), dan Gizi. Sebelum Keterangan:
dilakukan wawancara, responden akan diberi n = Besar sampel di setiap
informed consent terlebih dahulu. kelompok (proporsi)
X = Besar populasi di setiap
Estimasi besar sampel kelompok
N = Besar populasi (secara
Penghitungan besar sampel dari total
populasi 185 mahasiswi dilakukan berdasarkan keseluruhan)
N1 = Besar sampel (secara
rumus Notoatmodjo (2005) sebagai berikut:
keseluruhan)
(Sugiyono, 2007)

142
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

Hasil penghitungan proporsi sampel pada masing-masing peminatan, dimuat dalam Tabel 3.1.
Tabel 1. Proporsi Besar Sampel Mahasiswi S1 KESMAS FKM UNAIR Angkatan 2014 berdasarkan
Peminatan.
No. Nama Kelompok Populasi Sampel
1. AKK 31 11
2. K3 30 10
3. PKIP 29 10
4. KESLING 28 10
5. KESPRO 7 3
6. EPID 22 8
7. BIOS 27 10
8. Gizi 11 3
Jumlah 185 65

Variabel bebas dalam penelitian ini Pengukuran dilakukan saat ekshalasi normal
adalah persentase lemak tubuh dari dan kedua tangan rileks di samping. (d)
pengukuran meteran inci inelastis. Variabel Pengukuran lingkar pinggul (D) dilakukan
terikat dalam penelitian ini adalah persentase
BIA (Bioelectrical Impedance Analysis). pada lingkar paling besar pada pinggul
Adanya perbedaan hasil skrining obesitas subyek. Pengukur menghadap sisi kanan
antara meteran inci inelastis dengan BIA akan subyek dan menempatkan meteran pada
dilihat melalui uji t test independent. pinggul melewati tonjolan terbesar otot
gluteus subyek. Tonjolan terbesar ini dapat
Alat Skrining ditemukn oleh pengukur dengan cara melihat
Alat skrining yang digunakan yaitu dari samping. Subyek tidak diperbolehkan
meteran inci inelastis dengan mengacu pada menggunakan pakaian yang dapat
prosedur dan kalkulasi presentase lemak tubuh merampingkan tubuh sejak 30 menit sebelum
Body Composition Assessment (BCA) of US pengukuran dilakukan. (e) Setelah hasil
Navy. Prosedur BCA bagi perempuan diawali penghitungan
diperoleh,
bagi
rumus
dalamperempuan
US NavyA,Circumference
CWanamaker B, C,
kalkulasi dan menggunakan
dilakukan
(2017)Dberikut
presentase lemak
Methodtubuh
ini: 2011
dengan pengukuran tinggi badan (A), lingkar
leher (B), lingkar pinggang (C), dan lingkar
pinggul (D) (Official US Navy Website,
2017).
Alat Diagnostik (Gold Standard)
Langkah-langkah dalam mengkalkulasi
Bioimpedance Analysis (BIA)
presentase lemak tubuh berdasarkan produk
adalah
BCA adalah (a) Pengukuran tinggi badan (A)
salah satu alat yang digunakan untuk
dilakukan saat subyek berdiri di atas
mengukur komposisi tubuh. Alat ini
permukaan datar, dengan posisi kepala
merupakan evolusi dari timbangan berat
horizontal lurus ke depan, dan dagu paralel
badan yang bekerja sebagai elektroda untuk
terhadap permukaan yang diinjak. Tubuh
mengukur sinyal listrik pada tubuh, sehingga
subyek harus tegak, namun tidak kaku. Hasil
nilai massa otot, lemak tubuh, kadar air
pengukuran tinggi badan akan dibulatkan ke
tubuh, lemak viseral (lemak dalam organ),
dalam inci yang terdekat. (b) Pengukuran
Basal Metabolic Rate (BMR) dan massa
lingkar leher (B) dilakukan pada titik di
tulang dapat diketahui. Langkah-langkah
bawah laring dan tegak lurus terhadap garis
penggunaan BIA terdiri atas: (a) Persiapan :
panjang leher. Subyek diharuskan melihat
Mempersiapkan timbangan (BIA) yang akan
lurus ke depan dengan bahu turun ke bawah
digunakan dengan memeriksa baterai dan
atau dalam posisi rileks. Kondisi leher yang pastikan timbangan dapat berfungsi dengan
diukur harus tidak tertutupi oleh lapisan baik, meletakkan timbangan pada lantai yang
pakaian apapun. (c) Pengukuran lingkar datardan sebelum memulai pengukuran pada
pinggang (C) dilakukan pada lingkar responden, timbangan dapat dicoba oleh
abdominal terkecil yang terletak di tengah peneliti terlebih dahulu untuk memastikan
jarak antara pusar dengan sternum. Apabila lagi bahwa timbangan dapat berfungsi
situs ini sulit ditemukan, maka pengukuran dengan baik. (b) Prosedur penimbangan
dapat dilakukan pada situs probabel dengan
menggunakan hasil nilai yang terkecil. 143
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3(2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

responden : Mengarahkan responden untuk posisi kaki subyek agar tepat di tengah
membuka alas kaki dan jaket serta timbangan. Usahakan agar subyek tetap
mengeluarkan isi kantong yang berat (seperti tenang dan kepala tidak menunduk (mata
kunci dan handphone), memasukkan umur, memandang lurus ke depan), tunggu
berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin beberapa detik sampai display menunjukkan
responden pada timbangan, mengaktifkan angka berat badan subyek, biarkan sampai
timbangan dengan cara: tekan tombol di angka tidak berubah. baca dan catat angka
bagian bawah timbangan sampai display yang terakhir muncul pada display, minta
menunjukkan angka 0,00 lalu subyek diminta subyek untuk turun dari timbangan,
naik ke timbangan dengan telapak kaki timbangan akan OFF secara otomatis, Ulangi
menginjak bagian tengah timbangan dan setiaplangkahnya untuk mengukur responden
tangan lurus ke depan sambil menggenggam berikutnya Jika seluruh responden telah
pegangan yang tersedia.Perhatikan juga diukur, bandingkan hasil pengukuran dengan
nilai presentase lemak tubuh yang dijadikan
sebagai cut-acuan dalam penelitian ini :

off. Tabel berikut merupakan kategori


Tabel 2. Kategori Presentase Lemak Tubuh pada Perempuan
Category Fat%
Very Low <16%
Low 16% to 20%
Normal 21% to 28%
Moderately High (Moderately Overweight) 29% to 30%
High (Overweight) 31% to 33%
Very High (Obese) >33%
Sumber: Kim et al (2011); Oreopoulos et al (2011:584-585); Dunn (2013); Familyeducation (2017),
Li et al (2017).

Kategori presentase lemak tubuh yang negative sedangkan suatu skrining dengan
memiliki risiko bagi kesehatan meliputi: spesifisitas yang rendah akan menghasilkan
“Very Low”, “Moderately High”, “High”, dan banyak false positive (Najmah, 2014).
“Very High” (Oreopoulos et al, 2011:685; Berdasarkan hasil skrining, diketahui
Family Education, 2017). bahwa sensitifitas skrining obesitas dengan
Perhitungan validitas yaitu dengan meteran inci inelastis adalah 52,6% dan
menghitung nilai sensitivitas, nilai spesifisitas, spesifisitas 91,3%. Oleh karena itu dapat
nilai prediksi positif (NPP), dan nilai prediksi disimpulkan, tes dengan meteran inci inelastis
negatif (NPN), dengan rumus perhitungan dapat mengklarifikasikan mahasiswi angkatan
yakni: 2014 di FKM Unair yang benar-benar obesitas
pada kenyataannya adalah sekitar 52,6% dan
Sensitivitas = sudah termasuk baik karena tidak banyak false
negative. Sedangkan, hasil tes dengan meteran
Spesifisitas = inci inelastis dapat mengkonfirmasi
mahasiswi angkatan 2014 di FKM Unair yang
NPP = benar-benar bebas dari obesitas sesuai hasil
NPN = dan kenyataannya sebesar 91,3% dan juga
termasuk baik, sehingga dari kedua
sensitivitas dan spesifisitas tidak banyak
ditemukan false positive dan false negative.
HASIL Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai t
Sensitivitas akan dikatakan rendah hitung adalah 0,897 (sig >0.05), artinya ada
apabila tes menunjukkan hasil negatif pada perbedaan hasil pengukuran obesitas antara
banyak individu dengan obesitas, sedangkan menggunakan metode BIA dengan meteran
spesifisitas dikatakan rendah apabila hasil tes inci inelastis. Selain itu, data menunjukkan
menempatkan banyak orang dalam kelompok bahwa pengukuran yang menunjukkan rerata
obesitas meskipun memiliki persentase lemak obesitas lebih tinggi adalah menggunakan
yang normal. Dalam teori dikatakan bahwa metode BIA sebesar 29,38
suatu skrining dengan sensitivitas yang rendah
akan meningkatkan beberapa jumlah false 144
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3(2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

daripada menggunakan meteran inci inelastis sedangkan BIA yang pengukurannya digital
sebesar 28,4. bisa mengukur seluruh lemak dalam tubuh.
Pengukuran dengan menggunakan meteran Hal ini menyebabkan nilai dari pengukuran
inci inelastis tidak selalu akurat, karena persentase lemak tubuh meteran inci inelastis
pengukuran bergantung pada kondisi sampel nilainya lebih rendah dibandingkan alat BIA.
seperti ketebalan dan jenis pakaian,
sementara kemampuan operator yang PEMBAHASAN
melakukan pengukuran juga dapat Karakteristik Sampel Penelitian ini
berpengaruh. Pengukuran dengan metera inci melibatkan 65 orang mahasisiwi angkatan
inelastis mengukur lemak berdasarkan lingar 2014 yang diambil secara proporsional dari
leher, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul ketujuh departemen di Fakultas Kesehatan
responden, Masyarakat Universitas Airlangga.
Gambaran umum sampel disampaikan
berdasarkan karakteristik berikut ini :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Tinggi Badan


Tinggi Badan (cm) Frekuensi Persentase (%)
141-150 7 10,8
151-160 48 73,8
161-170 10 15,4

Tinggi badan responden paling banyak paling sedikit pada kategori 141 – 150 sebesar
pada kategori 151 – 160 sebesar 48 orang ( 7 orang ( 10,8 % ).
73,8 % ) sedangkan tinggi badan responden

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Berat Badan


Tinggi Badan Frekuensi Persentase (%)
< 41 2 3.1
41–50 18 27.7
51–60 20 30.8
61–70 20 30.8
> 71 5 7.7

Berat badan responden paling banyak Persentase Lemak Tubuh menggunakan


pada kategori 51 – 60 dan 61 – 70 masing – Alat Skrining Meteran Inci Inelastis
masing sebesar 20 responden ( 30.8% ) Pengukuran persentase lemak tubuh
sedangkan berat badan responden yang ppaling yang diperoleh dengan menggunakan alat
sedikit pada kategori < 41 sebesar 2 responden skrining manual yaitu meteran inci inelastis,
(3.1%). dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Gambaran Distribusi Frekuensi Obesitas berdasarkan Pengukuran Meteran Inci Inelastis
Kategori Obesitas Frekuensi Perentase (%)

Very Low 2 3,1


Low 3 4,6
Normal 30 46,2
Moderately High 5 7,7
High (Overweight) 11 16,9
Obesitas 14 21,5

145
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

Tabel 5 menunjukkan bahwa kategori


persentase lemak tubuh dengan meteran inci Persentase Lemak Tubuh menggunakan
inelastis terbanyak adalah kategori normal. Alat Diagnostik (Gold Standard) BIA
Data menyatakan bahwa mean persentase Pengukuran persentase lemak tubuh yang
lemak tubuh sampel yaitu 28,4, standard diperoleh dengan menggunakan alat
deviation sebesar 6,7, minimum persentase diagnostik yaitu BIA, dapat dilihat pada Tabel
lemak tubuh sampel adalah 15,67, dan 6.
maksimum persentase lemak tubuh sampel
adalah 45

Tabel 6. Gambaran Distribusi Frekuensi Obesitas berdasarkan Pengukuran BIA


Kategori Obesitas Frekuensi Perentase (%)
Very Low 0 0
Low 5 7,7
Normal 19 29,2
Moderately High 13 20,0
High (Overweight) 9 13,8
Obesitas 19 29,2
Tabel 6 menunjukkan bahwa kategori
persentase lemak tubuh dengan BIA terbanyak Pengukuran Obesitas dengan BIA dan
yaitu pada kategori normal. Data menyatakan Meteran Inci Inelastis
bahwa mean persentase lemak tubuh sampel Perbedaan obesitas dengan pengukuran
yaitu 29,38, standard deviation sebesar 5,66, BIA dan meteran inci inelastis diuji dengan
minimum persentase lemak tubuh sampel menggunakan uji t test berpasangan yang
adalah 16,00, dan maksimum persentase lemak ditunjukkan pada Tabel 7.
tubuh sampel adalah 39,30.

Tabel 7. Rerata Hasil Pengukuran Obesitas berdasarkan Metode BIA dan Meteran Inci Inelastis
Kelompok Jumlah (n) Mean Standard Deviation
Menggunakan metode BIA
65 29,38 5,66
Menggunakan metode Meteran Inci
Inelastis 65 28,40 6,70

Prevalensi Obesitas Mahasiswi S1 KESMAS bahwa perempuan dengan normal weight


FKM UNAIR Angkatan 2014 obesity akan mengira bahwa ia tidak
Penghitungan prevalensi obesitas mengalami obesitas. Dengan kata lain, ia tidak
Mahasiswi S1 KESMAS FKM UNAIR akan mengetahui risiko kesehatan yang ia
Angkatan 2014 didapatkan dengan cara miliki, kecuali ia melakukan pengukuran
sebagai berikut: presentase lemak tubuh.
Faktor risiko terkait kardiovaskuler
tidak hanya berlaku bagi kategori obesitas,
melainkan juga bagi kategori overweight.
Biladihitung prevalensi overweight pada
populasi sasaran penelitian ini, yakni
mahasiswi dengan Fat % > 28%, akan
diperoleh hasil sebagai berikut:

146
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

Prevalensi obesitas sebanyak 29.2%, sasaran penelitian ini dapat digolongkan


diperoleh berdasarkan jumlah mahasiswi yang sebagai overweight. Studi Kim et al (2011)
memiliki presentase lemak tubuh lebih dari membuktikan bahwa risiko tinggi terhadap
33%. Sesuai Oreopoulos et al (2011:685), faktor risiko kardiovaskuler, antara lain
perempuan dengan presentase lemak tubuh hipertensi, hipertrigliseridemia, kolesterol,
sebanyak ini memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes, adalah 1.95 kali lebih besar pada
koroner dan sindrom metabolik. Perempuan perempuan overweight dan 3.21 lebih besar
dengan berat tubuh normal sekalipun, dapat pada perempuan obesitas, dibandingkan
terdiagnosa memiliki presentase lemak lebih dengan perempuan normal.
dari 33%, atau yang dikenal dengan normal
weight obesity. Peniliaian Alat Skrining
Obesitas jenis ini kerap dihubungkan Uji validitas terhadap alat skrining
dengan peningkatan risiko kematian akibat dilakukan dengan cara membandingkan hasil
penyakit kardiovaskuler hingga dua kali lipat. skrining dengan gold standard pada Tabel 5.1
Hal ini disebabkan oleh misklasifikasi yang kemudian melakukan penghitungan
sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif,
dapat ditimbulkan oleh metode BMI, yakni
dan nilai prediksi negatif.
Dengan demikian, lebih dari separuh populasi

Tabel 8. Perbandingan Alat Skrining dan Gold Standard


Instrument Skrining Gold standard
Total
Obesitas Tidak Obesitas
Obesitas 10 4 14
Tidak Obesitas 9 42 51
Total 19 46 65
28,4. Sementara itu, uji perbedaan hasil dengan
Penghitungan Sensitivitas: uji t menunjukkan nilai sebesar 0,897 (sig
>0.05) , berarti artinya ada perbedaan hasil
pengukuran obesitas antara menggunakan
metode BIA dengan meteran inci inelastis.
Hasil perhitungan data validitas memperoleh
Penghitungan Spesifisitas: hasil sensifitas 52,6% spesifisitas 91,3%
prediksi positif 74,1 %, prediksi negatif 82,3
%, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa alat
skrining memiliki validitas yang cukup baik
dalam mengukur obesitas karena memiliki
Penghitungan Nilai Prediksi Positif: perbedaan yang tidak terlalu signifikan.

SARAN
Bagi penelitian selanjutnya dalam
mengukur tinggi badan pada responden
Penghitungan Nilai Prediksi Negatif: sebaiknya di ukur secara langsung tidak
dengan ingatan terakhir para responden dan
pada saat mengukur lingkar leher, pinggang
dan panggul lebh berhati-hati karena itu
merupakan area yang sensitif. Bagi mahasiswi
FKM karena jumlah mahasiswa yang terkena
KESIMPULAN obesitas cukup tinggi yakni melebihi dari
Berdasarkan hasil penelitian dan separuh populasi maka untuk mencegah
pembahasan yang telah dijabarkan pada bab obesitas dapat mengatur pola makan,
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa memodifikasi perilaku makan dan melakukan
data yang menunjukkan pengukuran rerata aktifitas fisik yang teratur.
obesitas lebih tinggi adalah menggunakan
metode BIA sebesar 29,38 daripada
menggunakan meteran inci inelastis sebesar
147
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Widianti, Franly Onibala, dan Yolanda Official Us Navy Website, 2017. Guide
Bataha. 2017. Perbedaan Anak Usia 4. Body Composition Assessment
Remaja yang Obesitas dan Tidak (BCA). Diakses dari:
Obesitas terhadap Kualitas Tidur di http://www.public.navy.mil/bupers-
SMP Ngeri 8 Manado. e-Journal npc/support/21st_Century_Sailor/physi
Keperawatan (e-Kp), 5 (1), Februari cal/Documents/Guide%204-
2017. %20Body%20Composition%20Assess
Calara, S. 2014. Tubuh Dengan Skinfold ment%20(BCA).pdf .
Caliper Dan Bioelectrical Impedance Rachmawati S, Sulchan M. 2014. Asupan
Analysis ( Bia ) Jurnal Media Medika Lemak dan Kadar High Density
Muda Lipoprotein (Hdl) Sebagai Faktor
CWanamaker. 2017. How to Calculate Your Risiko Peningkatan Kadar C-Reactive
Body Fat Percentage Using a Tape Protein (Crp) pada Remaja Obesitas
Measure. Diakses dari: dengan Sindrom Metabolik. Journal of
https://caloriebee.com/misc/Five- Nutrition College, 3 (3), pp. 337-345.
Methods-to-Calculate-your-Body-Fat- Sajawadi,L. 2015. Pengaruh obesitas pada
Percentage-by-Using-a-Tape-Measure. berkembangan siswa sekolah dasar dan
Dunn, S. J., 2013. The Fit Woman’s Guide to penanganannya dari pihak sekolah dan
Body Fat. Diakses dari: keluarga. Jurnal UMP.
https://www.oxygenmag.com/fat- Shah, N.R. dan Braverman, E.R., 2012.
loss/the-fit-womans-guide-to-body-fat- Measuring adiposity in patients: the
9235 utility of body mass index (BMI),
Fatimah, S. N., Akbar, I. B., Purba, A., percent body fat, and leptin. PloS one,
Tarawan, V. M., Nugraha, G. I., Tessa, 7(4), p.e33308.
P.,Biologi, F. 2017. The Association Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja
Between Fat Mass Measurement And dan Permasalahannya. Sagung Seto:
Body Mass Index In, 89(1), 29–34. Jakarta.
Indonesia Fitness Trainer Association. 2014. Sri Soenarwati, V. A. V. 2013. Body Mass
What is Bioimpedance Index (BMI) Sebagai Salah Satu Faktor
Analysis. Diakses dari: Yang Berkontribusi Terhadap, 12(2),
www.n1health.com/Media/Corporate/ 163–169.
CFM/Documents/Other%20Resources/ Tanita. 2017. Body fat percentage: are you at
What%20is%20Bioimpedance%20An a healthy weight?. Diakses dari:
alysis.pdf. https://tanita.eu/tanita-
Kim, C.H., Park, H.S., Park, M., Kim, H. dan academy/understanding-your-
Kim, C. 2011. Optimal cutoffs of measurements/body-fat-
percentage body fat for predicting percentage#prettyPhoto. s.
obesity-related cardiovascular disease The American Council on Exercise, 2017.
risk factors in Korean adults. The Percent Body Fat Norms for Men and
American journal of clinical nutrition, Women. Diakses dari:
94(1), pp.34-39. https://www.acefitness.org/education-
Li, Y., Wang, H., Wang, K., Wang, W., Dong, and-resources/lifestyle/tools-
F., Qian, Y., Gong, H., Xu, G., Li, G., calculators/percent-body-fat-calculator
Pan, L. dan Zhu, G., 2017. Optimal [Accessed: 13 Dec 2017].
body fat percentage cut-off values for Tuerah, Wulan, Aaltje Manampiring, dan
identifying cardiovascular risk factors Fatimawali. 2014. Prevalensi Obesitas
in Mongolian and Han adults: a pada Remaha di SMA Kristen Tumou
population-based cross-sectional study Tou Kota Bitung. Jurnal 2-Biomedik, 2
in Inner Mongolia, China. BMJ open, (2), pp. 514-518.
7(4), p.e014675.Kusteviani, F. WHO. 2017. Obesity and Overweight.
2015. Faktor Yang Berhubungan Diakses dari:
Dengan Obesitas Abdominal, 45–56. http://www.who.int/mediacentre/factsh
Mastria, A. 2014. Hubungan Persentase Lemak eets/fs311/en/.
Tubuh Dengan Total Body Water
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang. 148
Junal Media Medika Muda.

You might also like