Admin,+8
Admin,+8
http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
ABSTRAK
Latar Belakang: Pengukuran persentase lemak tubuh sebagai
perkiraan obesitas, diantaranya dapat dilakukan dengan metode pengukuran
Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan meteran inci inelastis. Kedua
metode ini dapat digunakan secara mudah, aman dan tidak invasif. Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan pengukuran
obesitas dengan BIA dan meteran inci inelastis. Metode: Metode yang
digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional, sampel diambil dan dipilih melalui metode simple random sampling.
Data diperoleh langsung berdasarkan pengukuran pada 65 sampel yang diambil
secara proporsional pada tiap peminatan mahasiswi angkatan 2014 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Data skrining obesitas diperoleh
dengan mengukur persentase lemak tubuh menggunakan metode BIA dan
meteran inci inelastis. Hasil: Hasil persentase mahasiswi dengan obesitas
menggunakan BIA adalah 29,2% dan meteran inci inelastic adalah 21,5%
dengan uji statistik t test menunjukkan t hitung adalah 0,897 (sig >0.05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan hasil pengukuran rerata obesitas BIA dengan
meteran inci inelastis alat skrining dan memiliki validitas yang cukup baik
dalam mengukur obesitas.
Kata Kunci: Obesitas, lemak tubuh, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA),
meteran inci inelastis
140
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
PENDAHULUAN memiliki cadangan lemak tubuh terutama di
Obesitas (kegemukan) adalah keadaan area perut dibandingkan laki-laki.
terdapatnya timbunan lemak berlebihan dalam Obesitas memiliki proses yang
tubuh. Obesitas atau kegemukan dari segi panjang, sehingga kebanyakan orang
kesehatan merupakan salah satu penyakit salah cenderung mengabaikan penyakit ini karena
gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang tanda dan gejala tidak ditunjukkan oleh tubuh.
jauh melebihi kebutuhannya. (Ali dkk., 2017). Patogenesis penyakit justru timbul saat
Obesitas merupakan penyakit serius yang penderita sudah pada tahap obesitas. Begitu
dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, pula pada mahasiswa, kebanyakan merasa
hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan tidak obesitas karena ukuran tubuh yang tidak
kanker, di antara penyakit lainnya. terlalu besar. Padalah bisa saja kadar lemak
Kejadian obesitas sering diabaikan pada tubuhnya melebihi dari standar normal.
oleh kebanyakan orang dalam masyarakat Pengukuran obesitas dapat dilakukan
sekarang ini. Permasalahan obesitas menjadi dengan berbagai cara, seperti pengukuran
masalah seluruh dunia karena peningkatan skinfold (triceps, biseps, subscapula dan lain-
prevalensi pada usia dewasa maupun anak, lain) maupun pengukuran dengan metode BIA
baik di negara maju maupun negara (Calara S, 2014).
berkembang (Tuerah dkk., 2014). Menurut Selama ini kebanyakan orang
laporan gizi global atau Global Nutrition menggunakan indeks massa tubuh (BMI)
Report (2014) Indonesia termasuk dalam 17 untuk menentukan adipositas. Namun BMI,
negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sebagai metode klasifikasi obesitas memiliki
sekaligus, yaitu stunting (pendek), wasting kelemahan yakni tidak akurat untuk mengukur
(kurus), dan juga overweight (obesitas). Data olahragawan yang cenderung mengalami
Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa sebesar obesitas karena memiliki massa otot yang
26,3% kelompok dewasa usia >18 tahun berlebihan walupun jumlah presentase lemak
mengalami kelebihan berat badan, dimana tuhuhnya dalam kadar rendah (Sri M dan
14,8% diantaranya obesitas dengan IMT Vilda, 2013). Oleh karena itu, lebih tepat untuk
(Indeks Massa Tubuh) > 27. menyelidiki persentase kadar lemak untuk
Berdasarkan penelitian oleh menciptakan ukuran obesitas yang lebih
Rachmawati (2014) ternyata obesitas terjadi akurat.
pada usia remaja berisiko tinggi untuk Penelitian ini mencari perbandingan
meningkat pada usia dewasa dan antara alat BIA (Bioelectrical Impedance
meningkatkan mortalitas serta menjadi faktor Analysis) dengan meteran inci inelastis untuk
risiko penyakit degeneratif. Obesitas pada membantu skrining penyakit obesitas
remaja dipengaruhi oleh faktor genetik dan berdasarkan persentase lemak tubuh responden.
lingkungan. Asupan makanan pada remaja BIA merupakan suatu metode untuk mengukur
menjadi salah satu faktor lingkungan yang komposisi tubuh. Penggunaan BIA ini cukup
berperan penting dalam terjadinya obesitas. mudah. Beberapa studi menunjukkan korelasi
Selain itu, menurut Sajawadi (2015) ada yang kuat antara BIA dengan total cairan tubuh
beberapa faktor lain yang berpengaruh menggunakan dilusi isotop, massa bebas lemak
terhadap obesitas yaitu kurangnya aktifitas menurut hydrodensitometry dan total kalium
fisik termasuk gerak tubuh atau olahraga dan tubuh pada orang dewasa normal dan obesitas.
juga pengaruh emosional/psikologi. Pengukuran BIA untuk mengukur lemak tubuh
Sementara itu, dalam semua bagian menggunakan berat badan (BB), tinggi badan
dunia, perempuan lebih cenderung menjadi (TB), umur dan jenis kelamin sebagai parameter.
gemuk daripada laki-laki, dan dengan BIA ini mudah digunakan, murah dan diproduksi
demikian memiliki risiko lebih besar terkena secara massal (Indonesia Fitness Trainer
diabetes, penyakit jantung dan beberapa jenis Association, 2014). BIA adalah metode yang
kanker (WHO, 2012). Kusteviani (2015) dalam valid untuk estimasi komposisi tubuh yaitu
penelitiannya menunjukkan bahwa faktor massa bebas lemak dan persen lemak tubuh
risiko yang berpengaruh terhadap obesitas (Mastria, A, 2014).
pada usia produktif (15-64 tahun) di Kota Kedua metode ini yaitu pengukuran
Surabaya adalah berjenis kelamin perempuan, BIA (Gold Standard) dan meteran inci inelastis
utamanaya obesitas abdominal karena (skrining manual) memiliki potensi
141
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
142
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
Hasil penghitungan proporsi sampel pada masing-masing peminatan, dimuat dalam Tabel 3.1.
Tabel 1. Proporsi Besar Sampel Mahasiswi S1 KESMAS FKM UNAIR Angkatan 2014 berdasarkan
Peminatan.
No. Nama Kelompok Populasi Sampel
1. AKK 31 11
2. K3 30 10
3. PKIP 29 10
4. KESLING 28 10
5. KESPRO 7 3
6. EPID 22 8
7. BIOS 27 10
8. Gizi 11 3
Jumlah 185 65
Variabel bebas dalam penelitian ini Pengukuran dilakukan saat ekshalasi normal
adalah persentase lemak tubuh dari dan kedua tangan rileks di samping. (d)
pengukuran meteran inci inelastis. Variabel Pengukuran lingkar pinggul (D) dilakukan
terikat dalam penelitian ini adalah persentase
BIA (Bioelectrical Impedance Analysis). pada lingkar paling besar pada pinggul
Adanya perbedaan hasil skrining obesitas subyek. Pengukur menghadap sisi kanan
antara meteran inci inelastis dengan BIA akan subyek dan menempatkan meteran pada
dilihat melalui uji t test independent. pinggul melewati tonjolan terbesar otot
gluteus subyek. Tonjolan terbesar ini dapat
Alat Skrining ditemukn oleh pengukur dengan cara melihat
Alat skrining yang digunakan yaitu dari samping. Subyek tidak diperbolehkan
meteran inci inelastis dengan mengacu pada menggunakan pakaian yang dapat
prosedur dan kalkulasi presentase lemak tubuh merampingkan tubuh sejak 30 menit sebelum
Body Composition Assessment (BCA) of US pengukuran dilakukan. (e) Setelah hasil
Navy. Prosedur BCA bagi perempuan diawali penghitungan
diperoleh,
bagi
rumus
dalamperempuan
US NavyA,Circumference
CWanamaker B, C,
kalkulasi dan menggunakan
dilakukan
(2017)Dberikut
presentase lemak
Methodtubuh
ini: 2011
dengan pengukuran tinggi badan (A), lingkar
leher (B), lingkar pinggang (C), dan lingkar
pinggul (D) (Official US Navy Website,
2017).
Alat Diagnostik (Gold Standard)
Langkah-langkah dalam mengkalkulasi
Bioimpedance Analysis (BIA)
presentase lemak tubuh berdasarkan produk
adalah
BCA adalah (a) Pengukuran tinggi badan (A)
salah satu alat yang digunakan untuk
dilakukan saat subyek berdiri di atas
mengukur komposisi tubuh. Alat ini
permukaan datar, dengan posisi kepala
merupakan evolusi dari timbangan berat
horizontal lurus ke depan, dan dagu paralel
badan yang bekerja sebagai elektroda untuk
terhadap permukaan yang diinjak. Tubuh
mengukur sinyal listrik pada tubuh, sehingga
subyek harus tegak, namun tidak kaku. Hasil
nilai massa otot, lemak tubuh, kadar air
pengukuran tinggi badan akan dibulatkan ke
tubuh, lemak viseral (lemak dalam organ),
dalam inci yang terdekat. (b) Pengukuran
Basal Metabolic Rate (BMR) dan massa
lingkar leher (B) dilakukan pada titik di
tulang dapat diketahui. Langkah-langkah
bawah laring dan tegak lurus terhadap garis
penggunaan BIA terdiri atas: (a) Persiapan :
panjang leher. Subyek diharuskan melihat
Mempersiapkan timbangan (BIA) yang akan
lurus ke depan dengan bahu turun ke bawah
digunakan dengan memeriksa baterai dan
atau dalam posisi rileks. Kondisi leher yang pastikan timbangan dapat berfungsi dengan
diukur harus tidak tertutupi oleh lapisan baik, meletakkan timbangan pada lantai yang
pakaian apapun. (c) Pengukuran lingkar datardan sebelum memulai pengukuran pada
pinggang (C) dilakukan pada lingkar responden, timbangan dapat dicoba oleh
abdominal terkecil yang terletak di tengah peneliti terlebih dahulu untuk memastikan
jarak antara pusar dengan sternum. Apabila lagi bahwa timbangan dapat berfungsi
situs ini sulit ditemukan, maka pengukuran dengan baik. (b) Prosedur penimbangan
dapat dilakukan pada situs probabel dengan
menggunakan hasil nilai yang terkecil. 143
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3(2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
responden : Mengarahkan responden untuk posisi kaki subyek agar tepat di tengah
membuka alas kaki dan jaket serta timbangan. Usahakan agar subyek tetap
mengeluarkan isi kantong yang berat (seperti tenang dan kepala tidak menunduk (mata
kunci dan handphone), memasukkan umur, memandang lurus ke depan), tunggu
berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin beberapa detik sampai display menunjukkan
responden pada timbangan, mengaktifkan angka berat badan subyek, biarkan sampai
timbangan dengan cara: tekan tombol di angka tidak berubah. baca dan catat angka
bagian bawah timbangan sampai display yang terakhir muncul pada display, minta
menunjukkan angka 0,00 lalu subyek diminta subyek untuk turun dari timbangan,
naik ke timbangan dengan telapak kaki timbangan akan OFF secara otomatis, Ulangi
menginjak bagian tengah timbangan dan setiaplangkahnya untuk mengukur responden
tangan lurus ke depan sambil menggenggam berikutnya Jika seluruh responden telah
pegangan yang tersedia.Perhatikan juga diukur, bandingkan hasil pengukuran dengan
nilai presentase lemak tubuh yang dijadikan
sebagai cut-acuan dalam penelitian ini :
Kategori presentase lemak tubuh yang negative sedangkan suatu skrining dengan
memiliki risiko bagi kesehatan meliputi: spesifisitas yang rendah akan menghasilkan
“Very Low”, “Moderately High”, “High”, dan banyak false positive (Najmah, 2014).
“Very High” (Oreopoulos et al, 2011:685; Berdasarkan hasil skrining, diketahui
Family Education, 2017). bahwa sensitifitas skrining obesitas dengan
Perhitungan validitas yaitu dengan meteran inci inelastis adalah 52,6% dan
menghitung nilai sensitivitas, nilai spesifisitas, spesifisitas 91,3%. Oleh karena itu dapat
nilai prediksi positif (NPP), dan nilai prediksi disimpulkan, tes dengan meteran inci inelastis
negatif (NPN), dengan rumus perhitungan dapat mengklarifikasikan mahasiswi angkatan
yakni: 2014 di FKM Unair yang benar-benar obesitas
pada kenyataannya adalah sekitar 52,6% dan
Sensitivitas = sudah termasuk baik karena tidak banyak false
negative. Sedangkan, hasil tes dengan meteran
Spesifisitas = inci inelastis dapat mengkonfirmasi
mahasiswi angkatan 2014 di FKM Unair yang
NPP = benar-benar bebas dari obesitas sesuai hasil
NPN = dan kenyataannya sebesar 91,3% dan juga
termasuk baik, sehingga dari kedua
sensitivitas dan spesifisitas tidak banyak
ditemukan false positive dan false negative.
HASIL Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai t
Sensitivitas akan dikatakan rendah hitung adalah 0,897 (sig >0.05), artinya ada
apabila tes menunjukkan hasil negatif pada perbedaan hasil pengukuran obesitas antara
banyak individu dengan obesitas, sedangkan menggunakan metode BIA dengan meteran
spesifisitas dikatakan rendah apabila hasil tes inci inelastis. Selain itu, data menunjukkan
menempatkan banyak orang dalam kelompok bahwa pengukuran yang menunjukkan rerata
obesitas meskipun memiliki persentase lemak obesitas lebih tinggi adalah menggunakan
yang normal. Dalam teori dikatakan bahwa metode BIA sebesar 29,38
suatu skrining dengan sensitivitas yang rendah
akan meningkatkan beberapa jumlah false 144
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3(2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
daripada menggunakan meteran inci inelastis sedangkan BIA yang pengukurannya digital
sebesar 28,4. bisa mengukur seluruh lemak dalam tubuh.
Pengukuran dengan menggunakan meteran Hal ini menyebabkan nilai dari pengukuran
inci inelastis tidak selalu akurat, karena persentase lemak tubuh meteran inci inelastis
pengukuran bergantung pada kondisi sampel nilainya lebih rendah dibandingkan alat BIA.
seperti ketebalan dan jenis pakaian,
sementara kemampuan operator yang PEMBAHASAN
melakukan pengukuran juga dapat Karakteristik Sampel Penelitian ini
berpengaruh. Pengukuran dengan metera inci melibatkan 65 orang mahasisiwi angkatan
inelastis mengukur lemak berdasarkan lingar 2014 yang diambil secara proporsional dari
leher, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul ketujuh departemen di Fakultas Kesehatan
responden, Masyarakat Universitas Airlangga.
Gambaran umum sampel disampaikan
berdasarkan karakteristik berikut ini :
Tinggi badan responden paling banyak paling sedikit pada kategori 141 – 150 sebesar
pada kategori 151 – 160 sebesar 48 orang ( 7 orang ( 10,8 % ).
73,8 % ) sedangkan tinggi badan responden
Tabel 5. Gambaran Distribusi Frekuensi Obesitas berdasarkan Pengukuran Meteran Inci Inelastis
Kategori Obesitas Frekuensi Perentase (%)
145
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
Tabel 7. Rerata Hasil Pengukuran Obesitas berdasarkan Metode BIA dan Meteran Inci Inelastis
Kelompok Jumlah (n) Mean Standard Deviation
Menggunakan metode BIA
65 29,38 5,66
Menggunakan metode Meteran Inci
Inelastis 65 28,40 6,70
146
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
SARAN
Bagi penelitian selanjutnya dalam
mengukur tinggi badan pada responden
Penghitungan Nilai Prediksi Negatif: sebaiknya di ukur secara langsung tidak
dengan ingatan terakhir para responden dan
pada saat mengukur lingkar leher, pinggang
dan panggul lebh berhati-hati karena itu
merupakan area yang sensitif. Bagi mahasiswi
FKM karena jumlah mahasiswa yang terkena
KESIMPULAN obesitas cukup tinggi yakni melebihi dari
Berdasarkan hasil penelitian dan separuh populasi maka untuk mencegah
pembahasan yang telah dijabarkan pada bab obesitas dapat mengatur pola makan,
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa memodifikasi perilaku makan dan melakukan
data yang menunjukkan pengukuran rerata aktifitas fisik yang teratur.
obesitas lebih tinggi adalah menggunakan
metode BIA sebesar 29,38 daripada
menggunakan meteran inci inelastis sebesar
147
Putu, et al. Skrining dan Uji Diagnostik Obesitas dengan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 140-148
Biolectrical Impedance Analysis dan Meteran Inci http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Inelastis pada Mahasiswi PTN di Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Widianti, Franly Onibala, dan Yolanda Official Us Navy Website, 2017. Guide
Bataha. 2017. Perbedaan Anak Usia 4. Body Composition Assessment
Remaja yang Obesitas dan Tidak (BCA). Diakses dari:
Obesitas terhadap Kualitas Tidur di http://www.public.navy.mil/bupers-
SMP Ngeri 8 Manado. e-Journal npc/support/21st_Century_Sailor/physi
Keperawatan (e-Kp), 5 (1), Februari cal/Documents/Guide%204-
2017. %20Body%20Composition%20Assess
Calara, S. 2014. Tubuh Dengan Skinfold ment%20(BCA).pdf .
Caliper Dan Bioelectrical Impedance Rachmawati S, Sulchan M. 2014. Asupan
Analysis ( Bia ) Jurnal Media Medika Lemak dan Kadar High Density
Muda Lipoprotein (Hdl) Sebagai Faktor
CWanamaker. 2017. How to Calculate Your Risiko Peningkatan Kadar C-Reactive
Body Fat Percentage Using a Tape Protein (Crp) pada Remaja Obesitas
Measure. Diakses dari: dengan Sindrom Metabolik. Journal of
https://caloriebee.com/misc/Five- Nutrition College, 3 (3), pp. 337-345.
Methods-to-Calculate-your-Body-Fat- Sajawadi,L. 2015. Pengaruh obesitas pada
Percentage-by-Using-a-Tape-Measure. berkembangan siswa sekolah dasar dan
Dunn, S. J., 2013. The Fit Woman’s Guide to penanganannya dari pihak sekolah dan
Body Fat. Diakses dari: keluarga. Jurnal UMP.
https://www.oxygenmag.com/fat- Shah, N.R. dan Braverman, E.R., 2012.
loss/the-fit-womans-guide-to-body-fat- Measuring adiposity in patients: the
9235 utility of body mass index (BMI),
Fatimah, S. N., Akbar, I. B., Purba, A., percent body fat, and leptin. PloS one,
Tarawan, V. M., Nugraha, G. I., Tessa, 7(4), p.e33308.
P.,Biologi, F. 2017. The Association Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja
Between Fat Mass Measurement And dan Permasalahannya. Sagung Seto:
Body Mass Index In, 89(1), 29–34. Jakarta.
Indonesia Fitness Trainer Association. 2014. Sri Soenarwati, V. A. V. 2013. Body Mass
What is Bioimpedance Index (BMI) Sebagai Salah Satu Faktor
Analysis. Diakses dari: Yang Berkontribusi Terhadap, 12(2),
www.n1health.com/Media/Corporate/ 163–169.
CFM/Documents/Other%20Resources/ Tanita. 2017. Body fat percentage: are you at
What%20is%20Bioimpedance%20An a healthy weight?. Diakses dari:
alysis.pdf. https://tanita.eu/tanita-
Kim, C.H., Park, H.S., Park, M., Kim, H. dan academy/understanding-your-
Kim, C. 2011. Optimal cutoffs of measurements/body-fat-
percentage body fat for predicting percentage#prettyPhoto. s.
obesity-related cardiovascular disease The American Council on Exercise, 2017.
risk factors in Korean adults. The Percent Body Fat Norms for Men and
American journal of clinical nutrition, Women. Diakses dari:
94(1), pp.34-39. https://www.acefitness.org/education-
Li, Y., Wang, H., Wang, K., Wang, W., Dong, and-resources/lifestyle/tools-
F., Qian, Y., Gong, H., Xu, G., Li, G., calculators/percent-body-fat-calculator
Pan, L. dan Zhu, G., 2017. Optimal [Accessed: 13 Dec 2017].
body fat percentage cut-off values for Tuerah, Wulan, Aaltje Manampiring, dan
identifying cardiovascular risk factors Fatimawali. 2014. Prevalensi Obesitas
in Mongolian and Han adults: a pada Remaha di SMA Kristen Tumou
population-based cross-sectional study Tou Kota Bitung. Jurnal 2-Biomedik, 2
in Inner Mongolia, China. BMJ open, (2), pp. 514-518.
7(4), p.e014675.Kusteviani, F. WHO. 2017. Obesity and Overweight.
2015. Faktor Yang Berhubungan Diakses dari:
Dengan Obesitas Abdominal, 45–56. http://www.who.int/mediacentre/factsh
Mastria, A. 2014. Hubungan Persentase Lemak eets/fs311/en/.
Tubuh Dengan Total Body Water
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang. 148
Junal Media Medika Muda.