0% found this document useful (0 votes)
31 views15 pages

Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja Di Solihuddin School, Chana Thailand

This document discusses a study on the relationship between the learning of moral character (aqidah akhlak) and the development of morality among adolescents at Solihuddin School in Chana, Thailand. The study was conducted through observations, interviews, documentation and questionnaires given to 30 students, which is 30% of the total student population of 103 students. The study found that the implementation of teaching moral character has a significant relationship with the development of morality among adolescents at the school. Moral education in Islam aims to develop students' faith and noble character through the inculcation of religious knowledge and practice of moral virtues.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
31 views15 pages

Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja Di Solihuddin School, Chana Thailand

This document discusses a study on the relationship between the learning of moral character (aqidah akhlak) and the development of morality among adolescents at Solihuddin School in Chana, Thailand. The study was conducted through observations, interviews, documentation and questionnaires given to 30 students, which is 30% of the total student population of 103 students. The study found that the implementation of teaching moral character has a significant relationship with the development of morality among adolescents at the school. Moral education in Islam aims to develop students' faith and noble character through the inculcation of religious knowledge and practice of moral virtues.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

Hidayah Baisa & Hielda Novianty

180 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja


Di Solihuddin School, Chana Thailand

Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan


Perkembangan Akhlak Remaja di Solihuddin School,
Chana Thailand
Hidayah Baisa
Fakultas Agama Islam (FAI)- Universitas Ibnu Khaldun Bogor
Jalan KH Sholeh Iskandar KM.2, Kedung Badak, Tanah Sereal, Kedung Badak,
Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat
Email: hidyusuf@yahoo.co.id

Hielda Novianty
Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM)
Pekan Bangi, 43600 Bangi, Selangor, Malaysia
Email:

Diterima: 10 Agustus 2017 Revisi: 20 Oktober 2017 Disetujui: 5 Desember 2017

Abstract
This article discusses the phenomenon of matters of adolescent morality that is very
apprehensive in the global era. Teenagers seem to have escaped from the intrinsic values of
religion as the benefit of the people’s life. Aqidah akhlaq education has become a
curriculum in schools, students are expected to grow and improve their faith; through
attitude and praiseworthy behavior. In addition, students are also expected to achieve
balance material and spiritual, alignment of the relationship between humans in the social
sphere of society and the environment, also especially strengthen human relationships with
God. This paper intends to know the relationship of aqidah akhlak with the development
of morals in Solihuddin School, Chana Thailand. How is the implementation of moral
aids in Solihuddin School Chana Thailand ?; And how is the development of morality in
the environment of Solihuddin School Chana, Tahiland? And how is the relationship
between the learning of moral character and the development of morals in Solihuddin School
Chana Thailand? The research was conducted at Solihuddin School, Chana Thailand.
The data obtained through observation, interviews, documentation and questionnaire given
to 30 students as sample or 30% of the total population of 103 students. From the
research, it can be concluded that the implementation of aqidah akhlak teaching has
significant relationship with the development of morality in adolescent at Solihuddin School,
Chana Thailand.
Keywords: Morals of youth, learning and development of aqidah akhlak

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 181
Di Solihuddin School, Chana Thailand

Abstrak
Artikel ini membahas tentang fenomena persoalan akhlak dalamremaja
Kontek yang
Modernitas
sangat
memprihatinkan di era global. Remaja seakan sudah melepaskan diri dari nilai–nilai
hakiki keagamaan sebagai kemaslahatan kehidupan umat. Pendidikan aqidah akhlaq
telah menjadi kurikulum di sekolah, siswa diharapkan dapat menumbuhkan dan
meningkatkan keimanannya; melalui sikap dan tingkah laku terpuji. Selain itu, siswa
juga diharapkan dapat mencapai keseimbangan lahiriyah dan batiniyah, keselarasan
hubungan antara manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya, juga
terutama menguatkan hubungan manusia dengan Tuhannya. Tulisan ini bermaksud
untuk mengetahui hubungan pembelajaran akidah akhlak dengan perkembangan akhlak
remaja di Solihuddin School, Chana Thailand. Bagaimanakah pelaksanaan
pembelajaran akidah akhlak di Solihuddin School Chana Thailand?; Dan
bagaimanakah perkembangan akhlak remaja di lingkungan Solihuddin School Chana,
Tahiland? Serta bagaimanakah hubungan antara pembelajaran akidah akhlak dengan
perkembangan akhlak remaja di Solihuddin School Chana Thailand? Penelitian ini
dilakukan di Solihuddin School, Chana Thailand. Data-data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket yang diberikan kepada 30 siswa sebagai sampel
atau 30% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 103 siswa. Dari penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak memiliki
hubungan yang signifikan dengan perkembangan akhlak pada remaja di Solihuddin
School, Chana Thailand.

Kata kunci: Akhlak remaja, pembelajaran dan perkembangan aqidah akhlak

A. Pendahuluan
Pendidikan Akhlak dalam konsep Islam diartikan sebagai proses
pendidikan mental dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi
untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam kehidupan
masyarakat selaku hamba Allah. Pendidikan akhlak ini berarti juga untuk
menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung jawab
pada seseorang. Sesuai firman Allah dalam surat Al Imran: 19
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam, tiada berselisih
orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS. Ali-Imran ayat 19).1

1 Depatemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
182 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

Ayat tersebut di atas merupakan petunjuk dari Allah SWT bahwasanya


tidak ada agama disisiNya dari seseorang yang diterima selain Islam. Yaitu
mengikuti para Rasul pada setiap apa yang mereka bawa pada setiap saat
hingga berakhir pada Nabi Muhammad SAW. Jalan menuju diri-Nya ditutup
kecuali melalui jalan Nabi Muhammad. Maka barang siapa meninggal dunia
setelah diutusnya Nabi Muhammad dalam keadaan memeluk agama yang
tidak sejalan dengan syariat-Nya, tidak akan pernah diterima.
Demikian halnya pada Surat Ali Imran Ayat 85 juga menjelaskan bahwa
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) dari padanya”. Kemudian Allah swt., memberitahukan
bahwa orang-orang yang telah diberi Al-Kitab di masa-masa lalu berbeda
pendapat setelah adanya hujjah bagi mereka dengan diutusnya para Rasul
kepada mereka serta diturunkannya kitab-kitab kepada para Rasul tersebut.
Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah “maksudnya barang siapa
mengingkari apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya, maka Allah SWT
akan membalas perbuatannya dan melakukan perhitungan atasnya”.2
Oleh karena itu, jika seorang muslim benar-benar menjadi penganut
agama yang baik maka harus menaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat
Allah tetap berada pada dirinya, memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajarannya yang dilandasi oleh iman sesuai dengan aqidah islamiyah. Untuk
tujuan itulah pendidikan harus dilaksanakan kepada setiap manusia melalui
proses pendidikan Islam.
Pendidikan aqidah akhlak merupakan bagian dari sistem pendidikan
Islam yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin
kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah
menjiwai dan mewarnai corak kepribadian. Dengan bekal ilmu akhlak, orang
dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang tidak baik atau
yang dilarang, juga dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang yang
berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufik, dan hidayah sehingga dapat
mewujudkan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Pendidikan Agama Islam merupakan proses yang memiliki fokus kepada
norma-norma yang memberi arti, arah, dan tujuan hidup manusia. Pendidikan
Agama Islam sebagai apresiasi bentuk kesadaran beragama secara ideal yang
merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai etika dan moral baik

2 Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid II, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i,

Cet ke II, Juni 2003), h. 23.

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 183
Di Solihuddin School, Chana Thailand

secara khusus maupun secara universal. Negara yang memiliki pengakuan


terhadap suatu agama akan melakukan pendidikan moral dalam Kontek pendidikan
melalui Modernitas
agama. Menurut Harun Nasution, “pendidikan agama banyak dipengaruhi
oleh trend barat yang lebih mengutamakan pengajaran dari pada pendidikan
moral, padahal inti sari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral.” 3
Sasaran utama dalam pendidikan aqidah akhlak di sekolah adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan dan ketaqwaannya.
Menanamkan nilai-nilai aqidah dan menumbuhkan akhlak mulia kepada
seseorang adalah menjadi tugas dan tanggung jawab dari keluarga khususnya
orang tua. Mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai ketuhanan kepada
manusia, sampai mengajarkan penerapan sikap dan perilaku yang berakhlak
terhadap diri sendiri dan sesama umat serta terhadap lingkungan lainnya
adalah hal yang penting dan berpengaruh kuat terhadap kehidupan di masa
depannya.
Ditegaskan dalam firman Allah SWT. pada surat At-Tahrim ayat 6, yang
artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa keluarga khususnya
orang tua dianjurkan untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka,
yaitu dengan menyuruh ta’at kepada Allah dan menghindari perbuatan-
perbuatan durhaka kepada Allah SWT.4
Berdasarkan kandungan makna ayat tersebut di atas dapat difahami
bahwa manusia memiliki batasan-batasan dalam bersikap dan berperilaku agar
tidak terjadi penyimpangan kepercayaan terhadap Allah. Seseorang yang
melakukan penyimpangan terhadap Akidah merupakan sumber malapetaka
dan bencana dalam kehidupannya. Seseorang yang tidak memiliki Akidah
yang benar maka sangat rawan termakan oleh berbagai macam keraguan dan
kerancuan pemikiran. Dengan demikian, dalam sistem pendidikan Islam

Harun Nasution, Islam Rasion, (Bandung: Mizan, 1995), h. 289.


3
4Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid VIII (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i,
Cet ke II, Juli 2003), h. 229.

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
184 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

seorang guru harus memiliki kepribadian Muslim dan sekaligus mampu


menanamkan nilai-nilai keislaman melalui subyek pelajaran atau bidang studi
yang diasuhnya, yang dalam penelitian ini dikhususkan kepada bidang studi
Aqidah Akhlak.
Demikian pula dengan problematika yang ada disalah satu sekolah di
negara tetangga yaitu Thailand, peserta didik yang memiliki kedisplinan dalam
menjalankan ibadah shalat wajib dan shalat sunnah lainnya bahkan
penampilan sikap dan perilaku yang bisa dikatakan patuh pada aturan Islam,
ternyata tidak menutup kemungkinan peserta didik pun masih memiliki
akhlak yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari perilaku seperti kurangnya
sopan santun terhadap orang yang lebih tua, cara berbicara yang terkadang
membuat orang lain tersinggung, atau tidak nyaman dengan ucapan yang
dilontarkan beberapa peserta didik, kurangnya adab terhadap guru, seperti
pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, tak jarang siswa keluar
dari kelas tanpa izin guru atau bicara terlebih dahulu kepada guru. Ketika
proses pembelajaran sedang berlangsung ada juga beberapa siswa yang tidur
pada saat guru sedang menjelaskan materi, atau siswa cenderung asik
berbincang dengan teman di sebelahnya, terkadang siswa justru mengeluarkan
buku pelajaran lain.5
Kurangnya adab dalam proses pembelajaran di dalam kelas juga terjadi
ketika guru bidang studi tidak hadir, sehingga ada guru pengganti yang
seharusnya memberikan materi tambahan atau setidaknya mengganti guru
bidang studi dengan hal-hal positif yang membuat siswa menjadi tidak malas
saat pembelajaran berlangsung. Di sekolah tersebut, ada fasilitas ruang yang
dilengkapi dengan televisi dan internet, namun fasilitas tersebut terkadang
oleh guru pengganti digunakan untuk mengajak anak menonton film.
Sehingga ketika ada waktu untuk guru lain yang ingin menggunakan ruang
tersebut terhalang, karena cara berfikir peserta didik sudah terpola untuk
menonton film atau mendengar lagu dari youtube. Bahkan ketika pembelajaran
komputer, terkadang dengan alasan agar peserta didik tak merasa jenuh maka
guru mengijinkan peserta didik untuk bermain sosial media seperti facebook.
Selain itu, peserta didik bisa meninggalkan pelajaran yang tidak disukai untuk
kembali ke asramanya sebelum mata pelajaran berakhir atau sebelum
waktunya pulang, meskipun hal ini merupakan pelanggaran tata tertib

5 Sumber data hasil wawancara dengan ust. Khorlet Maji tgl. 15/4/2016, pkl. 11.00 WIB

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 185
Di Solihuddin School, Chana Thailand

sekolah. Dengan demikian, jelaslah diketahui bahwa peserta didik terbiasa


dalam Kontek Modernitas
dengan hal-hal yang membuat mereka menjadi malas belajar.
Penelitian ini di laksanakan di Solihuddin School Chana Thailand
Solihuddin School, yang beralamat 10 SOI masjid Solihuddin T. Banna A
Chana, Songkhla Thailand, pada bulan Maret—Mei 2016. Tujuannya untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak, kondisi akhlak remaja,
dan pengaruh pembelajaran aqidah akhlak terhadap perilaku peserta didik di
Solihuddin School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
metode deskriptif. Adapun populasi yang menjadi target adalah seluruh siswa
Mathium tun (tingkat menengah pertama) Solihuddin School. Sedangkan
populasi yang terjangkau adalah siswa kelas III mathium tun tahun pelajaran
2015-2016 berjumlah 103 orang.6

B. Profil Solihuddin School – Sassana Bambrung


Rungrien Sassanabamrung Songkhla didirikan pada tahun 1953 yang
beralamatkan di Solihuddin School. No. 10 SOI Masjid Solihuddin T. Banna
A. Chana’ Songkhla. Solihuddin School ini memiliki empat program study
yaitu program Sains, Akuntansi, Bahasa dan Keagamaan. Dan ditunjang
dengan guru yang mayoritas lulusan pondok dan universitas di luar negeri.
Untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran, Rungrien
Sassanabamrung Songkhla memiliki fasilitas antara lain ruang teori maupun
praktek, dan ruang komputer. Selain itu, seperti yang dijelaskan di atas
dukungan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya siap
memberikan layanan pendidikan prima.
Agar pendidikan dapat dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat,
Rungrien Sassanabamrung Songkhla memberikan bantuan beasiswa yang
berasal dari kerajaan. Sekolah gratis, asrama dan biaya listrik gratis dan siswa
yang tidak tinggal di asrama disediakan bus dan beberapa mobil antar jemput
gratis serta segala bentuk kegiatan sekolah seperti pameran, membatik dan
kegiatan-kegiatan lainnya disediakan segala kebutuhannya dengan gratis.
Dengan fasilitas pendidikan yang memadai dan mendukung tatanan
organisasi melalui sistem manajemen mutu, Rungrien Sassanabamrung
Songkhla siap memberikan layanan yang prima untuk menghadapi persaingan
global.

6 Sumber data Solihuddin School Chana Thailand

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
186 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

1. Sejarah Perkembangan Solihuddin School


Yayasan Sasana Bamrung (Solihuddin) terletak di 10 M 2 Banna. Chana
Songkhla. Yayasan ini berasal dari sebuah pondok kecil yang didirikan oleh
Alm. H. Ahmad Sholih Latik pada tahun 1953 M. Pondok ini mengajarkan
kitab ditambah dengan mengajar membaca Quran. Masjid adalah tempat
belajar siswa laki-laki maupun perempuan yang kesemuanya terdiri dari 50
santri. Dan istri beliau yang mengajar membaca Al-Quran untuk santri putri.
Pondok ini memiliki output yang berkualitas, di mana lulusan pondok ini
banyak yang mendirikan pondok baru di desanya masing-masing dan
beberapa yang lainnya meneruskan belajarnya ke luar negeri seperti ke Saudi
Arabia.7
Semakin lama pondok Sasana Bamrung ini memiliki perkembangan yaitu
pada tahun 1970 M (2513 BE) membentuk sekolah. Dan pada tahun 1971 M
(2514 BE) pemerintah Thailand mengirim tenaga kerja dari Dinas pendidikan
sebagai guru akademik. Pengiriman tenaga kerja oleh pemerintah Thailand
dilakukan karena sekolah ini belum masuk daftar ijinnya sehingga tidak
memiliki bantuan subsidi untuk menggaji guru. Beberapa tahun kemudian
sekolah Islam ini ditutup karena beberapa hal, padahal pada waktu itu santri
yang mengaji sekitar 200 orang.
Pada tahun 2001 M (2544 BE) sekolah kembali dibuka oleh Abdul Halim
Latik sebagai manajer sekaligus pemegang surat ijin operasional sekolah dan
ibu Sarah Bin Hayeekonoh sebagai Direktur Utama (Guru Besar). Sekolah
Islam ini kini menjadi sebuah yayasan Islamic Sasana Bamrung School
(Solihuddin School) yang masih terdiri dari madrasah Ibtida’iyah. Pada tahun
2004 M (2547 BE), yayasan ini membuka tingkatan baru yaitu madrasah
Tsanawiyah (Mathium). Yayasan ini setiap tahunnya selalu mengadakan
perkembangan dan pengembangan baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
seperti dibukanya lokal baru dan guru tambahan dari beberapa universitas
ternama di Thailand maupun di luar negeri. Sampai pada tahun 2005 M (2548
BE) yayasan ini membuka kelas Tadika.
Pada tahun 2010 M (2553 BE) Rungrien Sassanabamrung Songkhla
terakreditasi dengan hasil baik. Selain karena kualitas juga fasilitas yang
memadai di mana sudah tersedia dua gedung besar, satu khusus kelas Tadika
dan satu gedung lantai tiga untuk praktum, mathium tun dan mathium play (SD,
SMP dan SMA) karena memang jumlah siswa yang semakin meningkat.

7 Sumber data Solihuddin School, Chana Thailand

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 187
Di Solihuddin School, Chana Thailand

Tersedia juga Lababoratorium Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Bahasa,


Meeting Room, Library, Ruang BK, Kamar mandi, dan dalam Kontek
ruang guruModernitas
di setiap
kelas.

2. Visi dan Misi Solihuddin School


Adapun visi dari Solihuddin School adalah menjadikan siswa yang
beriman dan berakhlak, unggul dalam akademik, dapat diterima di universitas
ternama, mampu beradaptasi dengan masyarakat. Sedangkan misi dari
Solihuddin School adalah mengembangkan pendidikan untuk meningkatkan
kualitas siswa, meningkatkan ilmu tekhnologi bagi seluruh guru dan staf,
menciptakan suasana belajar yang efektif, menanamkan keimanan dan akhlak
kepada siswa, membiasakan budaya sehat jasmani dan rohani, meningkatkan
kualitas structural manajemen pendidikan yang baik, menciptakan suasana
belajar yang kondusif di dalam maupun di luar kelas.

3. Kurikulum Solihuddin School


Sementara itu, kurikulum merupakan mata pelajaran yang harus ditempuh
peserta didik, pengalaman belajar dan juga sebagai perencanaan program
pembelajaran. Di mana pembelajaran berlangsung sesuai dengan kurikulum
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.8
Begitu pula dengan kurikulum akidah akhlak yang merupakan
pembelajaran terkait kepada ketauhidan dan perilaku atau sikap seseorang.
Terdapat perbedaan dalam hal pola kurikulum atau nama mata pelajaran.
Tidak seperti pada umumnya di Indonesia, di Thailand khususnya, Solihuddin
School Chana, Songkhla Menurut Ustad. Abdul Haleem Latih sebagai Ketua
Yayasan dan penasehat di Solihuddin School (Pengurus Pusat Islam Thailand)
komite muslim atau kerajaan memisahkan antara mata pelajaran aqidah dan
akhlak. Hal itu disebabkan karena kurang dari 20 tahun kebelakang, kerajaan
mengganti kurikulum terdahulu di mana akhlak masuk dalam kurikulum
agama. Tetapi saat ini kerajaan menjadikan bidang agama masuk ke dalam
kurikulum yang di dalamnya hanya terdapat mata pelajaran aqidah, fiqih,
hadist, dan tafsir (dalam bahasa melayu disebut hadist quran).
Sedangkan mata pelajaran akhlak terpisah dari akidah karena dianggap
sebagai salah satu dari ilmu sosial, dan di luar kurikulum yang ditetapkan oleh
kerajaan. Sehingga pihak akademik dari Solihuddin School tetap menjadikan

8 Sumber data hasil wawancara Ust. Abdul Haleem Latih tgl 29/4/2016, pkl 12.53 WIB

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
188 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

akhlak sebagai mata pelajaran karena dianggap dapat berpengaruh positif


terhadap perkembangan akhlak atau sosial siswanya. Hal ini juga bertujuan
agar siswa dapat dengan mudah memahami dasar-dasar aqidah dan
menerapkannya dalam keseharian, mendalami pelajaran akidah dan akhlak
agar dapat memisahkan antara akidah yang lebih kepada ketauhidan dan
akhlak lebih kepada adab-adab sikap atau perilaku yang sudah tertanam dalam
diri. Namun implementasinya pelajaran aqidah serupa dengan akidah akhlak
di Indonesia dan begitupun dengan pelajaran akhlak.
Adapun kurikulum yang berlaku untuk siswa kelas 3 Mathium di
Solihuddin School antara lain: agama, matematika, bahasa asing (Arab,
Inggris, Melayu, China), sains (Witayasat), ilmu sosial, akhlak, biologi,
pertanian, komputer, olahraga, dan seni lukis.

4. Struktur Organisasi Solihuddin School


Tatanan struktur organisasi sekolah, baik guru dari tingkatan Annuban
(Elementary School) sampai Mathium (High School) menjadi satu kesatuan yang
utuh, artinya tidak ada perbedaan yang mendasar karena setiap ada kegiatan
seluruh guru yang ada beserta TU ikut berpartisipasi tanpa membedakan
tingkatan mengajar. Terdapat sekitar 80 orang guru dan TU mulai dari
Anuban, Tadika, Practum, Mathium yang jumlah keseluruhan mencapai sekitar
1500 siswa.

5. Sarana dan Prasarana Solihuddin School


Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting untuk
kelancaran dan mutu dari suatu proses pendidikan. Oleh sebab itu,
pendidikan tinggi didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang harus
memadai. Begitu halnya dengan sekolah agama Solihuddin School, untuk
melaksanakan proses pembelajaran disediakan beberapa fasilitas yaitu untuk
tingkat Mathium berupa ruang kelas untuk tingkat I terdiri dari 4 kelas, tingkat
II memiliki 3 kelas, tingkat IV 2 kelas, tingkat V 2 kelas, tingkat VI 2 kelas,
dan kelas tambahan yaitu intensive class ada 1 ruang kelas. Sedangkan, untuk
tingkat Practum mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, masing-masing
terdapat 2 ruang kelas.
Tidak hanya sarana untuk siswa saja, tetapi di sekolah ini juga terdapat
ruang guru, masing-masing ruang guru berada diantara 2 (dua) ruang kelas.
Ruang guru terdapat di setiap lantai sekolah yang terdiri dari 3 (lantai).
Masing-masing lantai memiliki 3 ruang guru, sehingga jumlah keseluruhan

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 189
Di Solihuddin School, Chana Thailand

ruang guru 18 ruang yang masing-masing dilengkapi dengan kamar mandi,


tidak hanya ruang guru dan ruang kelas Solihuddin Schooldalam Kontek Modernitas
dilengkapi juga
dengan 1 ruang administrasi, 1 ruang lababoratorium komputer yang di
dalamnya terdapat 30 unit komputer, lalu ada 1 ruang IDP yang di dalamnya
terdapat televisi dan beberapa media peraga untuk pembelajaran. Selanjutnya
terdapat 1 ruang meeting dan dilengkapi televisi, ada 1 ruang laboratorium, 1
ruang kepala direktur, 1 ruang akademik, 1 aula, dan terdapat kamar mandi
untuk siswa putra dan siswa putri yang terpisah dan terdapat masing-masing 6
kamar mandi, tempat wudhu, dan wastafel yang dilengkapi dengan cermin.
Selain itu di lantai 2 dan 3 terdapat kamar mandi khusus untuk tamu
berjumlah 2 untuk laki-laki dan 2 untuk perempuan.
Selain fasilitas yang terdapat di dalam sekolah, ada juga prasarana yang
terdapat di luar sekolah antara lain: kantin sekolah, lapangan futsal, tempat
parkir terdapat 2 sisi yaitu di depan sekolah dan belakang sekolah, dan ada 2
kamar mandi umum, dan juga lapangan sepak takraw, dan juga ada
akomodasi antar jemput bagi siswa yang tidak tinggal di asrama, yaitu 1 mobil
van, 1 mini bus, dan 1 mobil bak.

C. Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Perkembangan


Akhlak Remaja
Penelitian yang dilaksanakan di Solihuddin T. Banna A. Chana’ Songkhla,
Thailand, diperoleh hasil yang akan disajikan secara berturut-turut tentang
pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak, tentang keadaan akhlak remaja serta
tentang hubungan antara pembelajaran akidah akhlak dengan perkembangan
Akhlak remaja.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak


Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak di
Solihuddin School Chana, Thailand, maka kami melakukan penggalian data
melalui angket kepada siswa serta wawancara dengan pihak pengelola. Siswa
yang telah ditetapkan sebagai sampel yaitu berjumlah 30 orang menjawab
angket tentang pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak. Angket ini terdiri
dari 20 butir soal dengan masing-masing 4 alternatif jawaban sejak mulai dari
jawaban “a” dengan score 4 sebagai jawaban kategori terbaik, jawaban “b”
dengan score 3 kategori cukup baik, jawaban “c” dengan score 2 kategori
kurang, dan jawaban “d” dengan score 1 kategori tidak baik.

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
190 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

Berdasarkan rekapitulasi data tentang pelaksanaan pembelajaran akidah


akhlak dihasilkan bahwa jawaban tertinggi adalah jawaban “b” sebanyak 12
orang dengan prosentase 38,3%, disusul dengan urutan kedua yaitu jawaban
“c” sebanyak 8 orang dengan prosentase 27,5%, jawaban “a” sebanyak 6
orang dengan prosentase 20 %, dan terrendah adalah jawaban “d” sebanyak 4
orang dengan prosentase 14,3%. Dengan demikian berarti pelaksanaan
pembelajaran akidah akhlak di Solihuddin School Chana tergolong pada
kategori “cukup baik”.
Jawaban ini diperkuat melalui observasi dan wawancara langsung
terhadap guru akidah akhlak di kelas, bahwa guru berusaha memberikan
pembelajaran yang terbaik untuk para siswanya. Hasil wawancara bersama
narasumber lain juga menjelaskan bahwa selama proses pembelajaran guru
berusaha menggunakan metode-metode yang sekiranya lebih efektif kepada
siswa. Guru berusaha menegur dan memberi hukuman bila diperlukan untuk
mendisiplinkan siswa. Maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guru
akidah akhlak dapat dikatakan cukup baik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.

2. Akhlak remaja
Untuk mengetahui keadaan akhlak remaja di lingkungan lokasi penelitian,
maka peneliti menggunakan instrumen angket yang disebarkan kepada 30
siswa di sekolah tersebut. Angket tentang akhlak remaja ini terdiri dari 20
butir soal yang yang masing-masing item soal disediakan 4 alternatif jawaban.
Setelah dilakukan scoring terhadap jawaban angket maka hasil rekapitulasi
datanya diperoleh jawaban, yaitu; bahwa keadaan Akhlak remaja dinyatakan
“cukup baik”, berdasarkan hasil rekapitulasi data dengan rata-rata jawaban
angket terbesar yaitu jawaban “b” dengan frekuensi 11 atau 37%, sedangkan
jawaban lainnya pada kategori “a” diperoleh frekuensi 6 atau 20%, jawaban
“c” dengan frekuensi 9 atau 29% dan jawaban “d” dengan frekuensi 4 atau
15% .

D. Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Perkembangan


Akhlak Remaja di Solihuddin School
Berkaitan dengan pertanyaan bagaimana hubungan pembelajaran aqidah
akhlak dengan perkembangan akhlak remaja di Solihuddin School, maka
dilakukan analisa data menggunakan rumus “Product Moment” berikut ini.

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 191
Di Solihuddin School, Chana Thailand

N = 30, ∑XY = 86347, ∑X² = 84080,


∑Y² = 90243 dalam Kontek Modernitas

Sementara itu, untuk melakukan interpretasi hasil penelitian dilakukan


dengan menggunakan dua cara, yaitu:
a) Interpretasi secara kasar/sederhana
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi product
moment yaitu sebesar 0,435. Jika diperhatikan, angka indeks korelasi yang
diperoleh tidak bertanda negatif, ini berarti korelasi antara variabel X
(pemebelajaran akidah akhlak) dengan variabel Y (akhlak remaja) terdapat
hubungan yang searah, adapun pedoman yang umumnya digunakan
dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka
koefisien adalah menggunakan tabel kriteria sebagai berikut:
Besarnya nilai r Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup kuat

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
192 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Kurang kuat


Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tidak kuat
(tidak ada korelasi)

Selanjutnya apabila memperhatikan besarnan nilai rxy yang telah


diperoleh yaitu 0,435, dan ternyata terletak pada rentang antara 0,400 –
0,600 akan memberi arti bahwa kedua variabel tersebut memiliki
hubungan yang cukup kuat. Dengan demikian, berarti pelaksanaan
pembelajaran akidah akhlak memiliki hubungan yang cukup kuat dengan
akhlak remaja di Solihuddin School.

b) Interprestasi dengan menggunakan Tabel nilai “r” product moment


Langkah I : Merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y

Langkah II : Mencari df atau db dengan rumus Df= N-nr


Keterangan:
Df : degre of freedom
N : Number of cases
Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Dalam penelitian ini yang ditetapkan sebagai populasi adalah keseluruhan


siswa kelas III mathium tun Solihuddin School Chana, Thailand yang
seluruhnya berjumlah 30 orang. Dengan demikian N= 30, variabel X
(pembelajaran Akidah Akhlak) dan variabel Y (Akhlak remaja) menjadi nr
= 2. Dengan rumus di atas maka diperoleh nilai df = 30-2 = 28

Langkah III: Berkonsultasi pada tabel ‘r” product moment


Dengan melihat tabel Nilai “r” product moment, maka dapat diketahui
bahwa dengan df sebesar 28 diperoleh “r” product moment pada taraf 5% =
0,361 dan pada taraf 1% = 0,463

Langkah IV : Mengkonsultasikan besarnya “rxy” dengan “rt”


Nilai rxy yang diperoleh 0,435 sedangkan nilai rt masing-masing pada
taraf signifikansi 5% = 0,361 dan pada taraf signifikasi 1% = 0,463.

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja 193
Di Solihuddin School, Chana Thailand

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai rxy lebih besar dengan “rt”
dalam
pada taraf signifikansi 5% (0,435>0,361), sehingga KontekHa
berarti Modernitas
diterima
dan Ho ditolak.
Dengan demikian berarti “terdapat hubungan yang signifikan antara
pembelajaran Akidah Akhlak dengan perkembangan Akhlak remaja di
Solihuddin School Chana, Thailand”. Sedangkan dan pada taraf
signifikansi 1% diketahui bahwa nilai rxy lebih kecil dari nilai “rt”
(0,435<0,463). Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima, yang
berarti “tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran
Akidah Akhlak dengan perkembangan akhlak remaja di Solihuddin
School Chana, Thailand”.
Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran akidah akhlak di Solihuddin school memiliki
hubungan yang signifikan dengan perkembangan Akhlak remaja di
Solihuddin school Chana, Thailand, pada taraf signifikansi 5%. Dengan
demikian semakin baik pelaksanaan pembelajaran akidah akhlaknya di
Solihuddin school Chana, Thailand tersebut akan semakin baik
perkembangan akhlak remajanya.

E. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
proses pembelajaran khususnya pada bidang studi pembelajaran akidah
akhlak dapat dikatakan cukup baik, bahwa guru akidah akhlak dalam proses
pembelajaran berusaha menggunakan metode-metode yang efektif kepada
siswa dan berusaha menegur dan memberi hukuman bila diperlukan untuk
mendisiplinkan siswa.
Keadaan akhlak remaja pada siswa yang diperoleh dari hasil rekapitulasi
jawaban angket tentang akhlak remaja, bahwa siswa belum sepenuhnya
berakhlak baik. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan pihak
Solihuddin School, bahwasanya masih ada siswa yang tidak disiplin dalam
pembelajaran, bersikap dan berprilaku kurang sopan di dalam maupun di luar
proses pembelajaran.
Sedangkan hubungan pembelajaran akidah akhlak dengan akhlak remaja
diperoleh nilai rxy atau nilai hitung lebih besar dari “rt” atau r tabel pada taraf
signifikansi 5% yaitu 0,435>0,361) maka Ha di terima dan Ho ditolak, yang
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah akhlak

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X
Hidayah Baisa & Hielda Novianty
194 Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja
Di Solihuddin School, Chana Thailand

dengan perkembangan akhlak remaja di Solihuddin School Chana, Thailand.


Sedangkan pada taraf signifikansi 1% menunjukkan nilai rxy atau nilai hitung
lebih kecil dari nilai “rt” (0,435< 0,463) dengan demikian Ha ditolak dan Ho
diterima, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara pembelajaran akidah akhlak dengan perkembangan akhlak
remaja di Solihuddin School.[]

Daftar Pustaka

Al-Qur’an dan Tarjamah, Depatemen Agama RI.


Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid II, Bogor: Pustaka Imam asy-
Syafi’i, Cet ke II, Juni 2003.
Abu Ghuddah, Abdul Fattah, Muhammad Sang Guru, Temanggung: Armasta,
2015
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2009
Adian Husaini, Pendidikan Islam, Jakarta: Cakrawala Adabi Pers, 2012
Asep Saepul Hamdi & E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan, Yogyakarta: Deepublish, 2012
Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2011
Choiruddin, Akhlak & Adab Islami, Jakarta: Qibla, 2015
Harun Nasution, Islam Rasion, Bandung: Mizan, 1995
Sofwan Iskandar dkk, Aqidah Akhlak, Depok: Arya Duta, 2008
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,
2012
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, Jakarta: Kalam Mulia, 2010
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, Jakarta: Amzah, 2011
Nana Syaodih & Ibrahim R, Perencanaan Penngajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Seputar pendidikan003.blogspot.com

Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :: Volume 01; Nomor 02, Desember 2017
p-ISSN: 2579-3241; e-ISSN: 2579-325X

You might also like