BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
RS Khusus Bedah Hasta Husada didirikan sebagai Klinik Khusus Bedah
pada tanggal 11 Maret 2001 oleh Alm. Dr. Boedi Prijatno, Sp.B, Finacs,MM,SE,
Pada tahun 2007 Klinik Khusus Bedah Hasta Husada telah berubah menjadi
Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada. Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta
Husada telah terakreditasi versi 2007 pada tahun 2011 dengan 5 Pelayanan.
Berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan professional
serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan yang
juga mencakup kebidanan, maka mungkin akan terjadi pergeseran peran
kebidanan dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Bidan sebagai pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik.
Taylor dalam bukunya The Principles of Scientific Management (1911)
menganjurkan bahwa pekerjaan harus dipelajari secara ilmiah untuk menentukan
jalan terbaik dalam melaksanakan setiap tugas. Prinsip yang dianut adalah
menghasilkan produksi semaksimal mungkin dengan pengeluaran energi yang
minimal. Manajemen ilmiah ini membutuhkan revolusi mental dan tanggung
jawab moral yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dengan kata
lain, semua kegiatan harus direncanakan sebaik mungkin baik dari segi
keuntungan maupun kerugiannya berdasarkan parameter-parameter ilmiah yang
telah ditetapkan. Manajemen adalah proses yang dinamis, yang senantiasa
berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Manajemen merupakan proses
mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan yang
akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen kebidanan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
untuk memberikan asuhan kebidanan secara professional (Nursalam, 2012).
1
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para
pasien dengan menggunakan fungsi dan peran perawat (Gillies, 1989 dalam
Mugianti, 2016). Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.
Dari keempat fungsi manajemen tersebut saling terkait dan saling berhubungan
dan memerlukan keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual
yang mendukung agar tercapainya asuhan yang bermutu, dan berdaya guna bagi
klien. Maka manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan menjadi
prioritas utama dalam pegembangan profesi keperawatan, dengan tututan global
baik dalam perkembangan ataupun perubahan memerlukan perencanaan dan
pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan dan
kemajuan yang terjadi (Nursalam, 2014).
Menurut Depkes RI 2005 Manajemen Kebidanan adalah metode dan
pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Manejemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh bidan
berupa proses pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dimulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Dalam praktiknya bidan harus berpikir kritis, etis, tidak pragmatis untuk
menjamin keamanan dan kepuasan klien sebagai hasil asuhan (Saminem, 2010).
Pelayanan kebidanan yang berkualitas ditentukan oleh faktor input dan
proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi
kebijakan, tenaga yang dilayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan,
standar/ pedoman lain yang tersedia serta metode yang disepakati. Sedangkan
faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada, dalam
interaksi antara bidan dan pasien, meliputi penampilan kinerja sesuai dengan
standar, hubungan interpersonal dan penerapan etika dan kode etik kebidanan.
Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP) adalah
suatu kerangka kerja bidan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan yang terdiri dari 5 komponen yaitu manajemen kebidanan,
2
standar praktik pelayanan kebidanan, paradigma kebidanan, falsafah kebidanan
dan model praktik kebidanan.
Keuntungan dari MPAKP antara lain asuhan kebidanan yang diberikan
bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Selain itu pembagian tugas yang
jelas dan dilakukan sesuai peran akan meringankan beban kerja bidan. Hal ini
dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien, bidan dan tenaga kesehatan lainnya
sehingga tercapai suatu pelayanan yang berkualitas.
Salah satu untuk meningkatkan keterampilan manajemen yang handal,
maka diperlukan praktik untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam
mempraktikkan teori yang telah didapat dibangku kuliah. Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Kebidanan Malang Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang, dituntut untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerial dengan suatu kasus yang diberikan. Praktik tersebut diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Praktik Manajemen Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Profesional (MPKP).
1.2 Rumsan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditentukan rumusan
masalahnya sebagai berikut: bagaimanakah langkah-langkah pengambilan data,
penganalisisan SWOT dan perencanaan dalam pengelolaan manajemen pelayanan
kebidanan profesional di RS Khusus Bedah Hasta Husada?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan pembelajaran Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan Profesional ini diharapkan mahasiswa mampu mengintegrasikan
fungsi-fungsi kepemimpinan dan manajemen pada lingkup manajemen pelayanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktik manajemen pelayanan kebidanan professional
mahasiswa akan mampu :
1) Melakukan pengkajian kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan
3
2) Melakukkan analisa kebutuhan manajemen pelayanan kebidanan
3) Melakukkan perencanaan manajemen pelayanan kebidanan
4) Melakukkan pengorganisasian pelayanan kebidanan
5) Melakukkan pengelolaan pelayanan kebidanan
6) Melakukkan pengendalian dan monitoring pelayanan kebidanan
7) Melakukkan evalusi pelayanan kebidanan
8) Mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam manajemen pelayanan
kebidanan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi RS Khusus Bedah Hasta Husada
a Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
Kebidanan
b Meningkatkan daya tarik Rumah Sakit untuk tampil lebih baik dimata
masyarakat
c Memberikan contoh aplikasi pelaksanaan manajemen pelayanan
Kebidanan agar kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien
1.4.2 Bagi Instalasi Kamar Bersalin
a Meningkatkan profesionalisme kebidanan
b Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisis
pelaksanaan proses manajemen di Instalasi Kamar Bersalin RS
Khusus Bedah Hasta Husada
d Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam menerima pelayanan
Kebidanan di Instalasi Kamar Bersalin RS Khusus Bedah Hasta
Husada
e Meningkatkan kepercayaan klien pada bidan yang bertugas di Intalasi
Kamar Bersalin RS Khusus Bedah Hasta Husada dalam pelaksanaan
Asuhan kebidanan yang sesuai dengan teori manajemen
1.4.3 Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana pembelajaran manajemen pengelolaan pelayanan
kebidanan professional
b. Mengasah softskill mahasiswa dalam kepemimpinan menuju dunia
kerja
4
Dafpus
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Saminem. 2010. dokumentasi asuhan kebidanan. jakarta: egc.