Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol.1, No. 3, 2022: 803-818
 Effect of Partial Replacement of Sand with Granite Stone Waste
   and Hair on Compressive Strength and Flexural Strength of
                            Concrete
                         Carnegie Sebastian Sudarman
                          Universitas Tama Jagakarsa
ABSTRACT: Concrete is a mixture consisting of fine aggregate, coarse aggregat
e, water, cement, and with or without the use of other additives. This study tries
to add one of the wastes, namely granite and hair as a substitute for sand. The
purpose of the study was to determine the effect of the use of granite and hair
on the compressive strength of concrete and the flexural strength of concrete in
various variations. Concrete testing was carried out at the age of 7, 14, 21, 28
and 35 days. With the percentage of 2.5%, 7.5%, 12.5%, 17.5% and 22.5%. From
this study, the results of the comparison of the compressive strength of normal
concrete with mixed concrete in the 35 day old concrete test for normal concrete
is 321.1 kg/cm2 while for mixed concrete is 308.2 kg/cm2. For the results of the
comparison of the flexural strength of normal concrete with mixed concrete in
the 35 day old concrete test for normal concrete is 32 kg/cm2 while for mixed
concrete it is 30.6 kg/cm2. It turns out that the compressive and flexural
strength of concrete by adding granite and hair with certain variations to the
mixture is still lower than the strength of normal concrete.
Keywords: Granite, Hair, Sand, Compressive Strength, Flexural Strength
  )DOI prefik: 10.55927                                                       803
( ISSN-E: 2829-8896
  https://journal.formosapublisher.org/index.php/fjmr
Sudarman
Pengaruh Pergantian Sebagian Pasir dengan Limbah Batu Granit
   dan Rambut Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton
                       Carnegie Sebastian Sudarman
                        Universitas Tama Jagakarsa
ABSTRAK: Beton merupakan campuran yang terdiri dari atas agregat halus,
agregat kasar, air, semen, dan dengan atau tanpa menggunakan zat zat tambah
an lainnya. Penelitian ini mencoba untuk menambahkan salah satu limbah
yaitu batu granit dan rambut sebagai pengganti pasir. Tujuan penelitian menge
tahui pengaruh penggunaan batu granit dan rambut terhadap kuat tekan beton
dan kuat lentur beton dalam berbagai variasi. Pengujian beton dilakukan pada
umur 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Dengan persentase 2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan
22,5%. Dari penelitian ini didapatkan hasil perbandingan kuat tekan beton nor
mal dengan beton campuran pada pengujian beton umur 35 hari untuk beton
normal adalah 321,1 kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran adalah 308,2
kg/cm2. Untuk hasil perbandingan kuat lentur beton normal dengan beton
campuran pada pengujian beton umur 35 hari untuk beton normal adalah 32
kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran sebesar 30,6 kg/cm2. Ternyata kuat
tekan dan lentur beton dengan menambah granit dan rambut dengan variasi
tertentu ke dalam campuran masih lebih rendah dari kuat beton normal.
Keywords: Granit, Rambut, Pasir, Kuat Tekan, Kuat Lentur
      Submitted: 08-07-2022; Revised: 18-07-2022; Accepted:26-07-2022
*Corresponding Author: amirhamzahpohan@gmail.com
804
                            Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                       Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
PENDAHULUAN
      Penggunaan batuan Granit banyak dipakai dalam pembangunan konstruk
si seperti pembuatan batu hias, lantai ataupun ornamen dinding. Granit dengan
karakteristik memiliki butiran yang kasar dan mempunyai kepadatan yang
lebih keras dari marmer. Kepadatan tersebut memungkinkan granit untuk taha
n terhadap erosi dan abrasi, mampu menahan beban yang berat, menjadikan
beton lebih kedap dan awet, serta tahan terhadap pelapukan batuan.
       Manusia terus menerus mengupayakan keindahan rambutnya salah
satunya adalah mengubah model rambut dengan cara memotongnya dengan
berbagai macam model. Fenomena ini mengakibatkan jumlah limbah rambut
yang dihasilkan setiap hari dari ribuan pangkas rambut di Indonesia meningkat
pesat.
      Perkembangan ilmu kontruksi berupaya untuk menginovasikan produk
yang ramah lingkungan gencar dilakukan, salah satunya dalam dunia konstruk
si pada pembuatan beton. Beton normal merupakan campuran yang terdiri dari
atas agregat halus, agregat kasar, air, semen, dan dengan atau tanpa mengguna
kan zat-zat tambahan lainnya. Jadi beton merupakan campuran dari berbagai
bahan atau material yang kemudian mengeras dengan bentuk sesuai wadah/ce
takannya. Kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh material pencampurannya
untuk itu penelitian dilakukan untuk mendapatkan perbandingan kekuatan ku
at tekan beton dan kuat lentur beton dengan menambahkan limbah untuk digu
nakan kembali sebagai campuran beton.
       Banyak peneliti telah melakukan pencampuran material untuk beton.
Serbuk Besi dan Baja (Paryati, 2015), Serat Plastik PET (Ahmad, 2017), Serbuk
Batu Dolmit (Arya, 2020), Limbah Botol Kaca (Ayu Suhartini, 2014), Fly Ash
dan Rice Husk Ash (Mardiaman., 2020), Pecahan Keramik dan Serat Sabut
Kelapa (Desi, 2020), Serbuk Cangkang Kerang dan Serbuk Kaca (Nurjanah,
2020).
      Sementara itu untuk penelitian terkait batu granit sudah dilakukan oleh
(Hadi, 2020)namun ada perbedaan. Hasil pengujian beton dengan penambahan
batu granit sebagaian pada agregat kasar, dimana digunakan benda uji berupa
beton silinder 15x30 cm dengan komposisi batu granit 0%, 8%, 10%, dan 12%
dapat ditarik hasil bahwa penambahan batu granit pada beton normal ialah
sebesar 26.09 MPa, penambahan batu granit dengan persentase 8% sebesar
24.58 MPa, penambahan 10% sebesar 22.69 MPa, penambahan 12% sebesar
21.28 MPa. Kuat tekan beton normal masih lebih tinggi dibandingkan dengan
beton dengan penamabahan batu granit, semakin tinggi persentase
penambahan batu granit yang digunakan, kuat tekan beton semakin menurun.
      Penelitian ini mencoba untuk menambahkan salah satu limbah yaitu batu
granit dan rambut sebagai pengganti pasir. Tujuan penelitian mengetahui
pengaruh penggunaan batu granit dan rambut terhadap kuat tekan beton dan
kuat lentur beton dalam berbagai variasi sehingga dapat dilihat apakah
hasilnya lebih kuat atau lemah dari beton normal.
                                                                              805
Sudarman
TINJAUAN PUSTAKA
1.    Pengertian Beton
      Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari campuran semen,
pasir, kerikil, dan air. Untuk mendapatkan mutu yang baik dalam pengerjaann
ya ditambahkan bahan tambahan (admixture atau additive), limbah ataupun
bahan lainnya dengan nilai perbandingan tertentang (Hadi, 2020). Tabel 1
menjelaskan jenis mutu beton dan penggunaannya.
                       Tabel 1. Jenis mutu beton dan penggunaannya
  Jenis      Fc’          Uraian
  Beton      (M
             pa)
  Mutu T 35- K4 Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tia
  inggi      65     00- ng pancang beton prategang, gelagar
                    K8 beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
                    00
             20 - K2 Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti
  Mutu       <      50- pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang,
  Sedang 35         K4 diafragma, kerb beton percetak, gorong-gorong beton
                    00 bertulang, bangunan bawah jembatan
  Mutu              K1 Umumnya digunakan untuk struktur beton tanpa
  Renda 15 - 75- tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan
  h          <      K2 batu kosong yang diisikan adukan pasangan batu.
             20     50
                 K1     Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali
            10 - 25-    dengan beton
            <    K1
            15   75
                    Sumber : (Nji L. T., 2018)
2.    Karakteristik Beton
      Beton memiliki beberapa sifat yaitu : kemudahan pekerjaan (workability),
sifat kedap air, kekuatan beton, sifat tahan lama (durability). Tabel 2 menjelaska
n penentuan nilai slump menurut jenis konstruksi yang diterapkan.
                        Tabel 2. Penentuan Nilai Slump
      Jenis Konstruksi                           Slump (mm)
                                                 Maks              Min
      Dinding penahan dan pondasi                76,2              25,4
      Pondasi sederhana, sumuran, dan            76,2              25,4
      dinding sub struktur
      Balok dan dinding beton                    101,6             25,4
      Kolom structural                           101,6             25,4
      Perkerasan dan slab                        76,2              25,4
      Beton masal                                50,8              25,4
806
                             Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                        Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
         Sumber : ACI 211.1-91
3.     Agregat Halus
       Menurut SNI 03-6820-2002 (2002:171), agregat halus adalah agregat isi
yang berupa pasir alam hasil disintegrasi alam dari batu-batuan (natural sand)
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat-alat pemecah batuan
(artificial sand) dengan ukuran kecil (0.15-5-). Agregat halus yang baik harus
bebas bahan organik, lempung, partikel yang lebih kecil dari saringan No.200
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton. Syarat agregat halus :
agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras dan kandungan
lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
4.     Agregat Kasar
       Agregat kasar didenfinisikan sebagai butitan yang tertahan saringan 4.75
mm. Agregat kasar mempengaruhi kekuataan akhir beton keras dan daya
tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya.
a.     Syarat Fisik
1)     Kadar lumpur, maksimal 1%
2)     Bagian yang hancur bila diuji dengan menggunakan mesin Los Angles,
       tidak boleh lebih dari 27% berat.
3)     Besar butir agregat maksimum, tidak boleh lebih besar dari 1/5 jarak
       terkecil bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat atau ¾ dari
       jarak bersih minimum tulangan.
4)     Kekerasan yang ditentukan dengan menggunakan bejana Rudellof tidak
       boleh mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm lebih dari
       16% berat.
5)     Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat, terutama
       untuk beton yang mutu tinggi.
b.     Syarat Kimia
1)     Kekekalan terhadap Na2SO4 bagian yang hancur, maksimum 12% berat,
       dan kekekalan terhadap MgSO4 bagian yang hancur, maksimum 18%.
2)     Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus negatif sehingga tidak
       berbahaya.
             Tabel 3. Persyaratan batas-batas susunan butir agregat kasar
           Ukuran mata            Persentase berat bagian yang lewat ayakan
           ayakan (mm)            Ukuran Nominal Agregat
                                  38-4,76         19,0-4,76          9,6-4,76
           38,1                   95-100          100
           19,0                   37-70           95-100             100
           9,52                   10-40           30-60              50-85
           4,76                   0-5             0-10               0-10
   Sumber : (SNI 03-2834-2000)
                                                                               807
Sudarman
5.    Air
      Persyaratan air yang digunakan dalam campuran beton adalah:
      a. Air tidak boleh mengandung lumpur (benda-benda melayang lain)
          lebih dari 2 gram/liter
      b. Air tidak boleh mengandug garam_garam yang dapat merusak beton
      c. Air tidak boleh mengandung CH lebih dari 0,5 liter
      d. Air tidak boleh mengkandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter
6.    Semen
      Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara menghalusk
an klinker yang terdiri dati bahan utama silikat-silikat kalsium dan bahan
tambahan batu gypsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan (Nji, 2018).
      Ada banyak bahan kimia dan material yang terkandung dalam bubuk
semen, setiap kandungan bahan tertentu mempengaruhi kualitas semen. Secara
umum, semen adalah bubuk abu-abu gelap yang terbuat dari kapur (CaO),
Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), Iron Oxide (Fe2O3), Magnesium Oksida (MgO),
Sulfur Trioxide (SO3), dan Alkali (K2O). Selain itu semen memiliki sifat fisik
yaitu pengikat dan pengerasan, ketahanan terhadap sulfat dan asam, kehalusan
, dan panas hidrasi.
Dua (2) jenis semen yang biasa digunakan pada pembuatan beton, yaitu :
a.    Semen PCC (Portland Cement Composite)
      Semen PCC merupakan semen yang banyak dipakai pada bidang konstru
ksi. Semen ini banyak terjual dipasaran sehingga mudah sekali ditemukan.
Semen PCC memiliki komposisi bahan 70% - 90% Clinker olahan dari batu
kapur, pasir silika, pasir besi, dan lempung. Semen ini mempunyai sifat dan
karakteristik hampir sama dengan semen portland, namun mempunyai kualitas
yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
Semen PCC mengandung 3 unsur utama yaitu :
1)    Semen Portland
2)    Gips
3)    Bahan anorganik, bisa lebih dari satu macam bahan anorganik seperti
      terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozzolan, senyawa silikat, batu
      kapur
b.    Semen OPC (Ordinary Portland Cement)
      Menurut SNI 15-0302-2004 Semen portland didefinisikan sebagai semen
hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutam
a yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-
sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa
kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Jenis-jenis
semen portland (OPC) pada SNI 15 2049 2004 dikelompokkan berdasar penggu
naanya.
808
                              Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                         Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
                      Tabel 4. Jenis - Jenis Semen
            Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
 Tipe I
            memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang
            diisyaratkan pada jenis-jenis lain
 Tipe II Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
            ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang
            Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
 Tipe III
            kekuatan tinggi pada tahan permulaan setelah pengikatan
            terjadi
 Tipe IV Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
            panas hidrasi rendah
 Tipe V Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
            ketahanan tinggi terhadap sulfat
                      Sumber : SNI 15-0302-2004
7.    Batu Granit
      Batu granit adalah salah satu jenis batuan beku yang memiliki warna
cerah, butirannya kasar, tersusun dari mineral dominan berupa kuarsa sebesar
10-50% dari kandungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar
sebanyak 65-90%.
      Sifat Fisik penampilan : batu alam dengan tampilan yang cantik dan
tersedia dalam berbagai warna dan bentuk, daya tahan : bahan yang paling
tahan lama granit bisa tetap dalam kondisi baik selama bertahun-tahun, tahan
panas : batu ini juga tahan panas meski tetap tidak disarankan untuk suhu
tinggi,tahan noda : memiliki ketahanan noda yang terbaik dapat membersihkan
noda dengan cukup mudah, tahan gores : batu alam termasuk yang paling
keras pada skalanya.
      Sifat Kimia Batu Granit :
a.    SiO2 72,04% (silika); Al2O3 14,42% (alumina); K2O 4,12%; Na2O 3,69%; CaO
      1,82%; FeO 1,68%; Fe2O3 1,22%; MgO 0,71%; TiO2 0,30%; P2O5 0,12%; MnO
      0,05%.
b.    Batuan Granit memiliki komposisi kimia dengan kadar silika kurang lebih
      50% hingga 70 %, dimana pada suatu tubuh pegmatit kadar silika bisa
      mencapai 100%. Komposisi mineral utama batuan Granit adalah mineral
      kuarsa, alkali feldspar, plagioklas, piroksen, hornblende, biotit, muskovit,
      turmalin.
8.    Rambut
      Kandungan kimia utama rambut adalah protein keratin yang terdiri dari
18 jenis asam amino, sedangkan kandungan sampingannya yaitu pigmen mela
nin (3% dari total), elemen kecil (besi, mangan, kalsium, magnesium, seng, dan
tembaga selain komponen anorganik seperti fosfor dan silikon), dan lemak (1-
9%), contohnya squalane, monogliserida, digliserida, trigliserida, asam lemak
bebas, kolesterol, ester kolesterol, dan ester lemak).
9.    Kuat Tekan Beton
      Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabk
an benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesi tekan. Menurut Samekto dan Rahmadiyanto (1995:42),
                                                                                809
Sudarman
kuat tekan beton merupakan sifat utama yang umumnya harus dimiliki oleh
beton dan kekuatan beton ditentukan oleh perbandingan agregat kasar, agregat
halus, hidrasi semen dengan iar sebagai bahan pengikat dalam beton. Perhitun
gan kuat tekan menggunakan rumus berikut:
dimana:
F'c = kuat tekan beton           (Mpa)
P = beban maksimum               (N)
A = luas penampang benda uji     (mm2)
10.    Kuat Lentur Beton
       Dalam SNI 03-2847-2002, dijelaskan bahwa untuk beton dengan beban
normal yang tidak menggunakan tulangan, nilai modulus keruntuhan dapat
diperoleh dari rumus sebagai berikut:
                                  √
dimana :
fr = Modulus keruntuhan/kuat lentur batas (MPa)
f ’c = Kuat tekan beton (MPa)
                Gambar 1 Pengujian Kuat Lentur
METODOLOGI
     Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 sampai 31
Oktober 2021 di PT Waskita Beton Precast. Metode yang diigunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lain dan
membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah inovasi.
     Pengujian beton dilakukan pada umur 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Jumlah
benda uji beton masing-masing sebanyak 5 untuk setiap variasi. Jadi jumlah
benda uji sebanyak 30 untuk pengujian kuat tekan. Sementara untuk pengujian
kuat lentur adalah 30, masing-masing 5 untuk uji hari ke 7, 14, 21, 28, dan 35.
Benda uji untuk kuat tekan berbentuk silinder berukuran diamter 15 dan tinggi
30 cm, untuk kuat lentur berbentuk balok berukuran 15x15x60 cm. Pasir yang
digunakan adalah Pasir Jambi.
810
                           Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                      Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
    Gambar 2 Cetakan Silinder                Gambar 3 Cetakan Balok
    Gambar 4 Cetakan Slump                      Gambar 5 Molen
     Tabel 5 menjelaskan pengkodean untuk menyerderhanakan suatu data
atau hasil eksperimen yang mungkin ketikan dilampirin semua akan tidak
cukup pada satu kolom tabel atau pada grafik agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melakukan pengujian.
                             Tabel 5. Penyajian Kode
No. Pengkodean Keterangan
      (coding)
1     N             beton normal tanpa bahan tambah
2     BG+R 2,5%     Penambahan batu granit dan rambut 2,5% dari
                    pergantian sebagian pasir
3     BG+R 7,5%     Penambahan batu granit dan rambut 7,5% dari
                    pergantian sebagian pasir
4     BG+R 12,5% Penambahan batu granit dan rambut 12,5% dari
                    pergantian sebagian pasir
5     BG+R 17,5% Penambahan batu granit dan rambut 17,5% dari
                    pergantian sebagian pasir
6     BG+R 22,5% Penambahan batu granit dan rambut 22,5% dari
                    pergantian sebagian pasir
        Sumber : hasil penelitian di plan Waskita Beton Precast Becakayu
G = granit
R = rambut
     Tabel 6 menjelaskan metode Mix Design DOE untuk beton normal, dan
untuk komposisi beton campuran akan menyesuaikan.
                                                                             811
Sudarman
               Tabel 6. Kebutuhan bahan campuran beton untuk 1m3
                Slump Semen Split Rambut Jambi Granit Air Density
%      Mutu                                                        W/C
                (cm)  (kg)  (kg) (kg)    (kg)  (kg)   (kg) (Kg/m3)
2,5    K 300    12 ± 2 335      1066 8,17       654     7           180   2250     0,537
7,5    K 300    12 ± 2 335      1055 24,27      647     23          180   2264     0,537
12,5   K 300    12 ± 2 335      1043 40,12      642     39          180   2279     0,537
17,5   K 300    12 ± 2 335      1036 55,22      631     55          180   2292     0,537
22,5   K 300    12 ± 2 335      1024 70,28      625     72          180   2305     0,537
                    Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
HASIL PENELITIAN
      Pengujian yang dilakukan pada material agregat halus dalam penelitian
ini yaitu: pengujian gradasi, berat jenis SSD (Saturated Surface Dry), penyerapa
n, fine modulus, berat isi, dan kandungan organik. Tabel 7 memperlihatkan
bahwa semua uji agregat halus yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.
                       Tabel 7. Hasil Uji Agregat Halus
Jenis          Referensi Metode Hasil        Syarat Batas       Status
Pengujian      Pengujian           Uji
Kadar          ASTM C 40, SNI No.3           Max. No.3          Memenuhi
Organik        2816:2014
Analisa        ASTM C 136, SNI 2,80          FM=2,30 s/d        Memenuhi
Saringan       1968:2010                     3,10
                                   In Of Grafik = In Of
                                   Limits Limits
Berat    Jenis ASTM C 128, SNI 2,56          Min. 2,4           Memenuhi
SSD            1970:2008
Penyerapan     ASTM C 128, SNI 1,11%         Max.4%             Memenuhi
               1970:2008
Berat          ASTM C 29, SNI 1502,53 Min.              1200    Memenuhi
Volume         03-4804-1998                  kg/m  3
Kadar Air      ASTM C 566, SNI 8,55%         Tidak
               1971:2011                     Bersyarat
Kadar          ASTM C 117, SNI 1,54%         3%       (Beton    Memenuhi
Lumpur         03-4142-1996                  terabrasi)
                                             5%       (Beton
                                             tidak terabrasi)
Tanah Liat     ASTM C 142, SNI 0,24%         Max. 3%            Memenuhi
               4141:2015
                    Sumber: Laboratorium Waskita Precast
812
                             Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                        Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
      Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini merupakan jenis batua
n pecah alami yang memiliki ukuran maksimum 2,5 cm, untuk mengetahui
karakteristik dan agregat kasar yang digunakan sebagai bahan penyusun
campuran beton maka dilakukan beberapa pengujian. Tabel 8 menyajikan hasil
uji agregat kasar tentang gradasi, berat jenis SSD, penyerapan, berat volume,
kadar air, kadar lumpur, abrasi, penyerpihan, dan tanah liat. Hasil uji menyata
kan semua jenis uji telah memenuhi syarat.
                       Tabel 8. Hasil Uji Agregat Kasar
Jenis Pengujian Referensi Metode Hasil           Syarat         Status
                  Pengujian           Uji        Batas
Analisa           ASTM C 136, SNI 6,30           FM= 6.10       Memenuhi
Saringan     5-10 1968:2010                      s/d 6.70
mm                                    In    Of Grafik = In
                                      Limits     Of Limits
Berat Jenis SSD   ASTM C 127, SNI 2,44           Min. 2.4       Memenuhi
                  1969:2008
Penyerapan        ASTM C 127, SNI 5,06%          Max. 2.4       Memenuhi
                  1969:2008
Berat Volume      ASTM C 29, SNI 1394,78 Min. 1200              Memenuhi
                  03-4804-1998                   kg/m3
Kadar Air         ASTM C 556, SNI 5,09%          Tidak          -
                  1971:2011                      Bersyarat
Kadar Lumpur      ASTM C 117, SNI 0,87%          Max. 1%        Memenuhi
                  03-4142-1996
Abrasi            ASTM C 131, SNI 30,44%         Max. 40%       Memenuhi
                  2417:2008
Penyerpihan       BS 812:105.1        24,15%     Max. 25%       Memenuhi
Tanah Liat        ASTM C 142, SNI 1,94%          Max. 2%        Memenuhi
                  4141:2015
                     Sumber: Laboratium Waskita Precast
      Tabel 9 menunjukkan nilai slump. Terlihat bahwa slump terendah sebesar
10 cm untuk penambahan granit dan rambut sebesar 2,5% dan 7,5%, untuk
slump tertinggi sebesar 12 cm dengan penambahan granit dan rambut sebesar
22,5%. Nilai slump pada beton dipengaruhi oleh nilai fas (faktor air semen)
dengan bandingan lurus. Maksudnya, apabila nilai fas kecil maka nilai slump
juga menjadi kecil. Apabila nilai fas menjadi besar maka nilai slump memiliki
nilai semakin besar.
                                                                               813
Sudarman
                            Tabel 9. Nilai Slump
               KODE BENDA UJI SLUMP TEST (cm)
               K-300 NORMAL        12
               GR+R 2,5%           10 CM
               GR+R 7,5%           10 CM
               GR+R 12,5%          11 CM
               GR+R 17,5%          11 CM
               GR+R 22,5%          12 CM
             Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
     Tabel 10 menunjukkan Hasil Uji Kuat Tekan Beton Campuran dengan
penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar 2,5%, 7,5%, 12,5%,
17,5%, dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.
                      Tabel 10. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Campuran
                                                                   28         35
            Jenis Beton      7 Hari     14 Hari      21 Hari
                                                                   Hari       Hari
            Normal        215,6   281,1    296,8       318,3     321,1
            G+R 2,5%      208,8   268,1    281,7       301,1     308,2
            G+R 7,5%      198,6   273,0    274,5       282,7     303,8
            G+R 12,5% 210,6       271,6    278,8       279,5     293,2
            G+R 17,5% 202,9       261,7    271,0       281,1     299,5
            G+R 22,5% 200,5       262,2    268,0       281,9     294,8
                    Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
     Gambar 6 menunjukkan diagram batang Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Campuran dengan penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.
                                      Kuat Tekan
      350                                                   318,3        321,1
                                                              301,1        308,2
                                                                             303,8
                                                                                 299,5
                                                296,8                              294,8
                                                                               293,2
      300                          281,1273
                                         271,6    281,7
                                                      278,8
                                                    274,5       282,7 281,9
                                                                    281,1
                                                                  279,5
                                     268,1 261,7
                                             262,2      271
                                                          268
      250
                      215,6 210,6
                        208,8 202,9
                          198,6 200,5
      200
      150
      100
       50
        0
                0            7            14          21           28           35
            Normal   G + R 2,5%   G + R 7,5%   G + R 12,5%   G + R 17,5%   G + R 22,5%
                              Gambar 6 Hasil Uji Kuat Tekan
814
                                        Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                                   Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
     Tabel 11 menunjukkan Hasil Uji Kuat Lentur Beton Campuran dengan
penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar 2,5%, 7,5%, 12,5%,
17,5% dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.
     Tabel 11. Hasil Uji Kuat Lentur Beton Campuran
                                                  21        28         35
  Jenis Beton        7 Hari       14 Hari
                                                  Hari      Hari       Hari
   Normal       21,4     27,5        29,2   31,1      32
   G+R 2,5%     19,9     23,6        27,0   29,1      30,6
   G+R 7,5%     18,2     23,1        27,2   28,6      30,3
   G+R 12,5% 18,9        26,7        27,4   28,7      30,1
   G+R 17,5% 19,2        28,7        29,2   29,8      30,3
   G+R 22,5% 17,7        25,0        27,9   29,9      30,4
       Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
     Gambar 7 menunjukkan diagram batang Hasil Uji Kuat Lentur Beton
Campuran dengan penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.
                                         Kuat Lentur
 35                                                                                 32
                                                                    31,1
                                                    29,2      29,2    29,1      29,9 30,6
                                                                              29,8     30,3
                                                                                          30,1 30,4
                                                                                            30,3
 30                                           28,7              27,9       28,7
                                                                         28,6
                                     27,5 26,7         27  27,4
                                                         27,2
                                                 25
 25                                    23,6
                                         23,1
                     21,4
   kg/cm2
                       19,9 18,9
 20                       18,2 19,2
                                 17,7
 15
 10
  0
               0              7             14             21             28             35
                                              Umur (Hari)
            Normal   G + R 2,5%      G + R 7,5%    G + R 12,5%     G + R 17,5%     G + R 22,5%
                         Gambar 7 Hasil Uji Kuat Lentur
PEMBAHASAN
      Tabel 10 dan gambar 6 menunjukkan bahwa kuat tekan beton maksimum
normal dan campuran batu granit+rambut sebagai pergantian pasir sebanyak
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur 7; 14; 21; 28 dan 35 hari berturut-
turut sebesar 321,1; 308,2; 303,8; 293,2; 299,5; 294,8 kg/cm2. Terlihat jelas bahwa
penambahan granit dan rambut masih berada dibawah kuat tekan beton normal
(321,1 kg/cm2). Kuat beton normal maksimum terjadi pada usia 35 hari.
      Sementara itu kita lihat bahwa kuat tekan maksimum dengan memasukkan
granit dan rambut sebagai pergantian pasir terjadi dengan penambahan granit
dan rambut sebesar 2,5% (308,2 kg/cm2) pada umur 35 hari. Selanjutnya
                                                                                                 815
Sudarman
penambahan granit dan rambut dengan interval 5% tidak mengalami kenaikan
secara linier. Penururan terjadi sampai penambahan sebesar 12,5% kemudian
naik kembali 17,5% lalu turun kembali 22,5%. Kuat tekan beton maksimum baik
normal maupun dengan menambah granit dan rambut sebagai pergantian pasir
terjadi pada usia 35 hari. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Hadi, 2020),
semakin tinggi penambahan granit dan rambut yang digunakan, maka semakin
menurun hasil kuat tekan beton tersebut. Kuat tekan beton maksimum baik
normal maupun dengan penambahan granit dan rambut sebagai pergantian
pasir terjadi pada usia 35 hari.
      Tabel 11 dan gambar 7 menunjukkan bahwa kuat lentur beton maksimum
normal dan campuran batu granit+rambut sebagai pergantian pasir sebanyak
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur 7; 14; 21; 28 dan 35 hari berturut-
turut sebesar 32; 30,6; 30,3; 30,1; 30,3; 30,4 kg/cm2. Terlihat jelas bahwa
penambahan granit dan rambut masih berada dibawah kuat lentur beton normal
(32 kg/cm2). Kuat beton normal maksimum terjadi pada usia 35 hari.
      Sementara itu kita lihat bahwa kuat lentur maksimum dengan memasukka
n granit dan rambut sebagai pergantian pasir terjadi dengan penambahan granit
dan rambut sebesar 2,5% (30,6 kg/cm2) pada umur 35 hari. Terjadi penurunan
sampai penambahan sebesar 12,5% kemudian naik kembali 17,5% lalu turun
kembali 22,5%. Pendapat ini juga didukung oleh (Ahmad, 2017), dimana pada
penggunaan limbah plastik tersebut rata-rata kuat lentur beton mengalami
penurunan kekuatan seiring dengan penambahan limbah botol plastik PET. Kuat
lentur beton maksimum baik normal maupun dengan penambahan granit dan
rambut sebagai pergantian pasir terjadi pada usia 35 hari.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
     Beberapa kesimpulan didapatkan berdasarkan hasil dari analisis dan
pembahasan penelitian mengenai Pengaruh Pergantian sebagian pasir dengan
limbah batu granit dan rambut sebagai berikut:
1)   Pengaruh pergantian sebagian pada pasir dalam campuran beton sangat
     mempengaruhi kuat tekan beton, semakin besar persentase campuran
     dalam beton semakin rendah hasil kuat tekan. Hasil kuat tekan tertinggi
     saat pengujian beton berumur 35 hari pada persentase campuran limbah
     granit dan rambut 2,5% sebesar 308,2 kg/cm2.
2)   Pengaruh pergantian sebagian pada pasir dalam campuran beton sangat
     mempengaruhi kuat lentur beton. Hasil kuat lentur tertinggi saat
     pengujian beton berumur 35 hari pada persentase campuran limbah granit
     dan rambut 2,5% sebesar 30,6 kg/cm2.
3)   Hasil perbandingan nilai kuat tekan beton normal dengan beton
     campuran pada pengujian beton berumur 35 hari untuk beton normal
     adalah 321,1 kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran sebesar 308,2
     kg/cm2. Untuk hasil perbandingan nilai kuat tekan lentur beton normal
     dengan beton campuran pada pengujian beton berumur 35 hari untuk
     beton normal adalah 32 kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran sebesar
     30,6 kg/cm2.
816
                             Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
                                                        Vol. 1, No.2, 2022: 803-818
PENELITIAN LANJUTAN
       Penelitian ini sudah diusahakan dan dilaksanakan semaksimal mungkin
sesuai dengan maksud dan tujuan penilitian, namun demikian masih memiliki
keterbatasan penelitian yaitu :
1)   Menambahkan perbedaan suhu temperatur pada setiap variasi beton
     campuran serta beton normal
2)   Adanya keterbatasan sampel pada masing-masing benda uji sehingga bisa
     lebih diperbanyak
UCAPAN TERIMA KASIH
      Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan rekan-rekan membantu
mengambil data, PT Waskita Beton Precast dan sumbangannya dan Universitas
Tama Jagakarsa dan Bapak Amir serta Formosa Journal of Multidisciplinary
Research (FJMR) yang telah memberikan motivasi sehingga tulisan ini dapat
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2017, Oktober 17). Pengaruh Penambahan Serat Plastik PET
    (Polyethylene Terepthalate) Pada Beton Normal Terhadap Kuat Lentur.
    Repository Universitas Jember, 5-21.
Arya, S. P. (2020, Desember). Pengaruh Penambahan Serbuk Batu Dolomit
      Sebagai Pengganti Semen Terhadap Kuat Tekan Beton. Faculty of Civil
      and Planning Engineering, Bung Hata University, 2(2), 1-2.
Ayu Suhartini, A. S. (2014, Januari 10). PENGARUH PENAMBAHAN
    TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI
    AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR
    BETON. BENTANG, 2(No 1), 67-70.
Dede Indah Permana, A. S. (2014, Juli). PENGARUH PENAMBAHAN
     TUMBUKAN KULIT KERANG JENIS ANADARA GRANOSASEBAGAI
     AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON K-225.
     BENTANG, 2(2), 36-46.
Desi, A. M. (2020, Juni 11). Pengaruh Penggunakan Limbah Pecahan Keramik
       Dan Penambahan Serat Sabut Kelapa Terhadap Kekuatan Beton Serat.
       Institut Teknologi PLN, 1-7.
Dwita, E. M. (2017, Desember). Analisis Pengaruh Penggunaan Batu Pecah
      Granit Pulau bangka Terhadap Kuat Tekan Dan Porositas Beton Berpori
      Sebagai Bahan Penutup Halaman. Forum Profesional Teknik Sipil, 5(2), 86-
      95.
                                                                               817
Sudarman
Fanto Pardomuan Pane, H. T. (2015, Mei 5). PENGUJIAN KUAT TARIK
      LENTUR BETON DENGAN VARIASI. media.neliti, 3(5), 313-321.
Hadi, S. (2020). Pengaruh Penambahan Limbah Granit Terhadap Kuat Tekan
      Beton. GANEC SWARA, 14(1), 476-480.
Indrayani, I. S. (2022, Januari). Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat
      Terhadap Kuat Lentur Beton Geopolimer. BENTANG, 10(1), 69-76.
Jamal Mahbub, R. D. (2021, April). ANALISIS PERBANDINGAN MUTU
      BETON NORMAL K250 DAN K350 TERHADAP KADAR SEMEN,
      DENSITY, DAN KUAT TEKAN RATA-RATA BETON. jurnal.polines,
      7(1), 42-48.
Juliansyah. (2015). Pengaruh Temperatur Kalsinasi Terhadap Struktur Mineral
       Granit Yang Terdapat Di Nagari Surian Kecamatan Pantai Kabupaten
       Solok. Pillar of Physics, 6(2), 09-16.
Juwadi. (2013). Pengertian Rambut. Retrieved From https://dlscrib.com/queue/pema
     nfaatan-limbah-rambut-manusia-untuk-menambah-kuat-tarik-pada-beton_.
Leonardus Malino, S. E. (2019, Juni). PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN
      KUAT TARIK LENTUR BETON SERAT KAWAT BENDRAT YANG
      DITEKUK DENGAN VARIASI SUDUT BERBEDA. ejournal, 7(6), 711-
      722.
Lianasari, A. E. (2013, Oktober). Potensi Batu Bauksit Pulau Bintan Sebagai
      Pengganti Agregat Kasar Pada Beton. Jurnal Teknik Sipil UAJY, 12(3), 155-
      160.
Mardiaman., D. H. (2020, Desember). KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT
     LENTUR PADA BETON MUTU FC’35 DITAMBAH FLY ASH DAN
     ABU SEKAM PADI RICE HUSK ASH. E-journal Widya Eksakta(2), 7-11.
Nji. (2018). Semen. Retrieved From Lauw Tjun Nji: https://lauwtjunnji.weebly.com/se
        men.html.
Nji, L. T. (2018). Pengelompokan Beton. Retrieved From Lauw Tjun Nji:
      https://lauwtjunnji.weebly.com/pengelompokan-beton.html.
Nurjanah, N. R. (2020). Pengaruh Penambahan Limbah Serbuk Cangkang
      Kerang dan Serbuk Kaca Sebagai Bahan Pengganti Semen Terhadap
      Kuat Tekan Beton Normal. PROKONS: Jurusan Teknik Sipil, 14(1), 22-29.
818