0% found this document useful (0 votes)
26 views16 pages

Jurnal Terdahulu 5

The document summarizes a study on the effect of partially replacing sand with granite stone waste and hair on the compressive and flexural strength of concrete. Concrete samples were tested at ages of 7, 14, 21, 28, and 35 days with granite and hair replacements of 2.5%, 7.5%, 12.5%, 17.5%, and 22.5%. Test results found the 35-day compressive strength of normal concrete was 321.1 kg/cm2 compared to 308.2 kg/cm2 for mixed concrete. The 35-day flexural strength of normal concrete was 32 kg/cm2 compared to 30.6 kg/cm2 for mixed concrete. In conclusion, the compressive and flex
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
26 views16 pages

Jurnal Terdahulu 5

The document summarizes a study on the effect of partially replacing sand with granite stone waste and hair on the compressive and flexural strength of concrete. Concrete samples were tested at ages of 7, 14, 21, 28, and 35 days with granite and hair replacements of 2.5%, 7.5%, 12.5%, 17.5%, and 22.5%. Test results found the 35-day compressive strength of normal concrete was 321.1 kg/cm2 compared to 308.2 kg/cm2 for mixed concrete. The 35-day flexural strength of normal concrete was 32 kg/cm2 compared to 30.6 kg/cm2 for mixed concrete. In conclusion, the compressive and flex
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)

Vol.1, No. 3, 2022: 803-818

Effect of Partial Replacement of Sand with Granite Stone Waste


and Hair on Compressive Strength and Flexural Strength of
Concrete

Carnegie Sebastian Sudarman


Universitas Tama Jagakarsa

ABSTRACT: Concrete is a mixture consisting of fine aggregate, coarse aggregat


e, water, cement, and with or without the use of other additives. This study tries
to add one of the wastes, namely granite and hair as a substitute for sand. The
purpose of the study was to determine the effect of the use of granite and hair
on the compressive strength of concrete and the flexural strength of concrete in
various variations. Concrete testing was carried out at the age of 7, 14, 21, 28
and 35 days. With the percentage of 2.5%, 7.5%, 12.5%, 17.5% and 22.5%. From
this study, the results of the comparison of the compressive strength of normal
concrete with mixed concrete in the 35 day old concrete test for normal concrete
is 321.1 kg/cm2 while for mixed concrete is 308.2 kg/cm2. For the results of the
comparison of the flexural strength of normal concrete with mixed concrete in
the 35 day old concrete test for normal concrete is 32 kg/cm2 while for mixed
concrete it is 30.6 kg/cm2. It turns out that the compressive and flexural
strength of concrete by adding granite and hair with certain variations to the
mixture is still lower than the strength of normal concrete.

Keywords: Granite, Hair, Sand, Compressive Strength, Flexural Strength

)DOI prefik: 10.55927 803


( ISSN-E: 2829-8896
https://journal.formosapublisher.org/index.php/fjmr
Sudarman

Pengaruh Pergantian Sebagian Pasir dengan Limbah Batu Granit


dan Rambut Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton

Carnegie Sebastian Sudarman


Universitas Tama Jagakarsa

ABSTRAK: Beton merupakan campuran yang terdiri dari atas agregat halus,
agregat kasar, air, semen, dan dengan atau tanpa menggunakan zat zat tambah
an lainnya. Penelitian ini mencoba untuk menambahkan salah satu limbah
yaitu batu granit dan rambut sebagai pengganti pasir. Tujuan penelitian menge
tahui pengaruh penggunaan batu granit dan rambut terhadap kuat tekan beton
dan kuat lentur beton dalam berbagai variasi. Pengujian beton dilakukan pada
umur 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Dengan persentase 2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan
22,5%. Dari penelitian ini didapatkan hasil perbandingan kuat tekan beton nor
mal dengan beton campuran pada pengujian beton umur 35 hari untuk beton
normal adalah 321,1 kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran adalah 308,2
kg/cm2. Untuk hasil perbandingan kuat lentur beton normal dengan beton
campuran pada pengujian beton umur 35 hari untuk beton normal adalah 32
kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran sebesar 30,6 kg/cm2. Ternyata kuat
tekan dan lentur beton dengan menambah granit dan rambut dengan variasi
tertentu ke dalam campuran masih lebih rendah dari kuat beton normal.

Keywords: Granit, Rambut, Pasir, Kuat Tekan, Kuat Lentur

Submitted: 08-07-2022; Revised: 18-07-2022; Accepted:26-07-2022

*Corresponding Author: amirhamzahpohan@gmail.com

804
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

PENDAHULUAN
Penggunaan batuan Granit banyak dipakai dalam pembangunan konstruk
si seperti pembuatan batu hias, lantai ataupun ornamen dinding. Granit dengan
karakteristik memiliki butiran yang kasar dan mempunyai kepadatan yang
lebih keras dari marmer. Kepadatan tersebut memungkinkan granit untuk taha
n terhadap erosi dan abrasi, mampu menahan beban yang berat, menjadikan
beton lebih kedap dan awet, serta tahan terhadap pelapukan batuan.
Manusia terus menerus mengupayakan keindahan rambutnya salah
satunya adalah mengubah model rambut dengan cara memotongnya dengan
berbagai macam model. Fenomena ini mengakibatkan jumlah limbah rambut
yang dihasilkan setiap hari dari ribuan pangkas rambut di Indonesia meningkat
pesat.
Perkembangan ilmu kontruksi berupaya untuk menginovasikan produk
yang ramah lingkungan gencar dilakukan, salah satunya dalam dunia konstruk
si pada pembuatan beton. Beton normal merupakan campuran yang terdiri dari
atas agregat halus, agregat kasar, air, semen, dan dengan atau tanpa mengguna
kan zat-zat tambahan lainnya. Jadi beton merupakan campuran dari berbagai
bahan atau material yang kemudian mengeras dengan bentuk sesuai wadah/ce
takannya. Kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh material pencampurannya
untuk itu penelitian dilakukan untuk mendapatkan perbandingan kekuatan ku
at tekan beton dan kuat lentur beton dengan menambahkan limbah untuk digu
nakan kembali sebagai campuran beton.
Banyak peneliti telah melakukan pencampuran material untuk beton.
Serbuk Besi dan Baja (Paryati, 2015), Serat Plastik PET (Ahmad, 2017), Serbuk
Batu Dolmit (Arya, 2020), Limbah Botol Kaca (Ayu Suhartini, 2014), Fly Ash
dan Rice Husk Ash (Mardiaman., 2020), Pecahan Keramik dan Serat Sabut
Kelapa (Desi, 2020), Serbuk Cangkang Kerang dan Serbuk Kaca (Nurjanah,
2020).
Sementara itu untuk penelitian terkait batu granit sudah dilakukan oleh
(Hadi, 2020)namun ada perbedaan. Hasil pengujian beton dengan penambahan
batu granit sebagaian pada agregat kasar, dimana digunakan benda uji berupa
beton silinder 15x30 cm dengan komposisi batu granit 0%, 8%, 10%, dan 12%
dapat ditarik hasil bahwa penambahan batu granit pada beton normal ialah
sebesar 26.09 MPa, penambahan batu granit dengan persentase 8% sebesar
24.58 MPa, penambahan 10% sebesar 22.69 MPa, penambahan 12% sebesar
21.28 MPa. Kuat tekan beton normal masih lebih tinggi dibandingkan dengan
beton dengan penamabahan batu granit, semakin tinggi persentase
penambahan batu granit yang digunakan, kuat tekan beton semakin menurun.
Penelitian ini mencoba untuk menambahkan salah satu limbah yaitu batu
granit dan rambut sebagai pengganti pasir. Tujuan penelitian mengetahui
pengaruh penggunaan batu granit dan rambut terhadap kuat tekan beton dan
kuat lentur beton dalam berbagai variasi sehingga dapat dilihat apakah
hasilnya lebih kuat atau lemah dari beton normal.

805
Sudarman

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Beton
Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari campuran semen,
pasir, kerikil, dan air. Untuk mendapatkan mutu yang baik dalam pengerjaann
ya ditambahkan bahan tambahan (admixture atau additive), limbah ataupun
bahan lainnya dengan nilai perbandingan tertentang (Hadi, 2020). Tabel 1
menjelaskan jenis mutu beton dan penggunaannya.
Tabel 1. Jenis mutu beton dan penggunaannya
Jenis Fc’ Uraian
Beton (M
pa)
Mutu T 35- K4 Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tia
inggi 65 00- ng pancang beton prategang, gelagar
K8 beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
00
20 - K2 Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti
Mutu < 50- pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang,
Sedang 35 K4 diafragma, kerb beton percetak, gorong-gorong beton
00 bertulang, bangunan bawah jembatan
Mutu K1 Umumnya digunakan untuk struktur beton tanpa
Renda 15 - 75- tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan
h < K2 batu kosong yang diisikan adukan pasangan batu.
20 50

K1 Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali


10 - 25- dengan beton
< K1
15 75

Sumber : (Nji L. T., 2018)

2. Karakteristik Beton
Beton memiliki beberapa sifat yaitu : kemudahan pekerjaan (workability),
sifat kedap air, kekuatan beton, sifat tahan lama (durability). Tabel 2 menjelaska
n penentuan nilai slump menurut jenis konstruksi yang diterapkan.
Tabel 2. Penentuan Nilai Slump
Jenis Konstruksi Slump (mm)
Maks Min
Dinding penahan dan pondasi 76,2 25,4
Pondasi sederhana, sumuran, dan 76,2 25,4
dinding sub struktur
Balok dan dinding beton 101,6 25,4
Kolom structural 101,6 25,4
Perkerasan dan slab 76,2 25,4
Beton masal 50,8 25,4

806
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

Sumber : ACI 211.1-91


3. Agregat Halus
Menurut SNI 03-6820-2002 (2002:171), agregat halus adalah agregat isi
yang berupa pasir alam hasil disintegrasi alam dari batu-batuan (natural sand)
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat-alat pemecah batuan
(artificial sand) dengan ukuran kecil (0.15-5-). Agregat halus yang baik harus
bebas bahan organik, lempung, partikel yang lebih kecil dari saringan No.200
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton. Syarat agregat halus :
agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras dan kandungan
lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
4. Agregat Kasar
Agregat kasar didenfinisikan sebagai butitan yang tertahan saringan 4.75
mm. Agregat kasar mempengaruhi kekuataan akhir beton keras dan daya
tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya.
a. Syarat Fisik
1) Kadar lumpur, maksimal 1%
2) Bagian yang hancur bila diuji dengan menggunakan mesin Los Angles,
tidak boleh lebih dari 27% berat.
3) Besar butir agregat maksimum, tidak boleh lebih besar dari 1/5 jarak
terkecil bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat atau ¾ dari
jarak bersih minimum tulangan.
4) Kekerasan yang ditentukan dengan menggunakan bejana Rudellof tidak
boleh mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm lebih dari
16% berat.
5) Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat, terutama
untuk beton yang mutu tinggi.
b. Syarat Kimia
1) Kekekalan terhadap Na2SO4 bagian yang hancur, maksimum 12% berat,
dan kekekalan terhadap MgSO4 bagian yang hancur, maksimum 18%.
2) Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus negatif sehingga tidak
berbahaya.
Tabel 3. Persyaratan batas-batas susunan butir agregat kasar
Ukuran mata Persentase berat bagian yang lewat ayakan
ayakan (mm) Ukuran Nominal Agregat
38-4,76 19,0-4,76 9,6-4,76
38,1 95-100 100
19,0 37-70 95-100 100
9,52 10-40 30-60 50-85
4,76 0-5 0-10 0-10
Sumber : (SNI 03-2834-2000)

807
Sudarman

5. Air
Persyaratan air yang digunakan dalam campuran beton adalah:
a. Air tidak boleh mengandung lumpur (benda-benda melayang lain)
lebih dari 2 gram/liter
b. Air tidak boleh mengandug garam_garam yang dapat merusak beton
c. Air tidak boleh mengandung CH lebih dari 0,5 liter
d. Air tidak boleh mengkandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter
6. Semen
Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara menghalusk
an klinker yang terdiri dati bahan utama silikat-silikat kalsium dan bahan
tambahan batu gypsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan (Nji, 2018).
Ada banyak bahan kimia dan material yang terkandung dalam bubuk
semen, setiap kandungan bahan tertentu mempengaruhi kualitas semen. Secara
umum, semen adalah bubuk abu-abu gelap yang terbuat dari kapur (CaO),
Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), Iron Oxide (Fe2O3), Magnesium Oksida (MgO),
Sulfur Trioxide (SO3), dan Alkali (K2O). Selain itu semen memiliki sifat fisik
yaitu pengikat dan pengerasan, ketahanan terhadap sulfat dan asam, kehalusan
, dan panas hidrasi.
Dua (2) jenis semen yang biasa digunakan pada pembuatan beton, yaitu :
a. Semen PCC (Portland Cement Composite)
Semen PCC merupakan semen yang banyak dipakai pada bidang konstru
ksi. Semen ini banyak terjual dipasaran sehingga mudah sekali ditemukan.
Semen PCC memiliki komposisi bahan 70% - 90% Clinker olahan dari batu
kapur, pasir silika, pasir besi, dan lempung. Semen ini mempunyai sifat dan
karakteristik hampir sama dengan semen portland, namun mempunyai kualitas
yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
Semen PCC mengandung 3 unsur utama yaitu :
1) Semen Portland
2) Gips
3) Bahan anorganik, bisa lebih dari satu macam bahan anorganik seperti
terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozzolan, senyawa silikat, batu
kapur
b. Semen OPC (Ordinary Portland Cement)
Menurut SNI 15-0302-2004 Semen portland didefinisikan sebagai semen
hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutam
a yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-
sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa
kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Jenis-jenis
semen portland (OPC) pada SNI 15 2049 2004 dikelompokkan berdasar penggu
naanya.

808
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

Tabel 4. Jenis - Jenis Semen


Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
Tipe I
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang
diisyaratkan pada jenis-jenis lain
Tipe II Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
Tipe III
kekuatan tinggi pada tahan permulaan setelah pengikatan
terjadi
Tipe IV Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
panas hidrasi rendah
Tipe V Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat
Sumber : SNI 15-0302-2004
7. Batu Granit
Batu granit adalah salah satu jenis batuan beku yang memiliki warna
cerah, butirannya kasar, tersusun dari mineral dominan berupa kuarsa sebesar
10-50% dari kandungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar
sebanyak 65-90%.
Sifat Fisik penampilan : batu alam dengan tampilan yang cantik dan
tersedia dalam berbagai warna dan bentuk, daya tahan : bahan yang paling
tahan lama granit bisa tetap dalam kondisi baik selama bertahun-tahun, tahan
panas : batu ini juga tahan panas meski tetap tidak disarankan untuk suhu
tinggi,tahan noda : memiliki ketahanan noda yang terbaik dapat membersihkan
noda dengan cukup mudah, tahan gores : batu alam termasuk yang paling
keras pada skalanya.
Sifat Kimia Batu Granit :
a. SiO2 72,04% (silika); Al2O3 14,42% (alumina); K2O 4,12%; Na2O 3,69%; CaO
1,82%; FeO 1,68%; Fe2O3 1,22%; MgO 0,71%; TiO2 0,30%; P2O5 0,12%; MnO
0,05%.
b. Batuan Granit memiliki komposisi kimia dengan kadar silika kurang lebih
50% hingga 70 %, dimana pada suatu tubuh pegmatit kadar silika bisa
mencapai 100%. Komposisi mineral utama batuan Granit adalah mineral
kuarsa, alkali feldspar, plagioklas, piroksen, hornblende, biotit, muskovit,
turmalin.
8. Rambut
Kandungan kimia utama rambut adalah protein keratin yang terdiri dari
18 jenis asam amino, sedangkan kandungan sampingannya yaitu pigmen mela
nin (3% dari total), elemen kecil (besi, mangan, kalsium, magnesium, seng, dan
tembaga selain komponen anorganik seperti fosfor dan silikon), dan lemak (1-
9%), contohnya squalane, monogliserida, digliserida, trigliserida, asam lemak
bebas, kolesterol, ester kolesterol, dan ester lemak).
9. Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabk
an benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesi tekan. Menurut Samekto dan Rahmadiyanto (1995:42),

809
Sudarman

kuat tekan beton merupakan sifat utama yang umumnya harus dimiliki oleh
beton dan kekuatan beton ditentukan oleh perbandingan agregat kasar, agregat
halus, hidrasi semen dengan iar sebagai bahan pengikat dalam beton. Perhitun
gan kuat tekan menggunakan rumus berikut:

dimana:
F'c = kuat tekan beton (Mpa)
P = beban maksimum (N)
A = luas penampang benda uji (mm2)

10. Kuat Lentur Beton


Dalam SNI 03-2847-2002, dijelaskan bahwa untuk beton dengan beban
normal yang tidak menggunakan tulangan, nilai modulus keruntuhan dapat
diperoleh dari rumus sebagai berikut:

dimana :
fr = Modulus keruntuhan/kuat lentur batas (MPa)
f ’c = Kuat tekan beton (MPa)

Gambar 1 Pengujian Kuat Lentur


METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 sampai 31
Oktober 2021 di PT Waskita Beton Precast. Metode yang diigunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lain dan
membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah inovasi.
Pengujian beton dilakukan pada umur 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Jumlah
benda uji beton masing-masing sebanyak 5 untuk setiap variasi. Jadi jumlah
benda uji sebanyak 30 untuk pengujian kuat tekan. Sementara untuk pengujian
kuat lentur adalah 30, masing-masing 5 untuk uji hari ke 7, 14, 21, 28, dan 35.
Benda uji untuk kuat tekan berbentuk silinder berukuran diamter 15 dan tinggi
30 cm, untuk kuat lentur berbentuk balok berukuran 15x15x60 cm. Pasir yang
digunakan adalah Pasir Jambi.

810
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

Gambar 2 Cetakan Silinder Gambar 3 Cetakan Balok

Gambar 4 Cetakan Slump Gambar 5 Molen

Tabel 5 menjelaskan pengkodean untuk menyerderhanakan suatu data


atau hasil eksperimen yang mungkin ketikan dilampirin semua akan tidak
cukup pada satu kolom tabel atau pada grafik agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melakukan pengujian.
Tabel 5. Penyajian Kode
No. Pengkodean Keterangan
(coding)
1 N beton normal tanpa bahan tambah
2 BG+R 2,5% Penambahan batu granit dan rambut 2,5% dari
pergantian sebagian pasir
3 BG+R 7,5% Penambahan batu granit dan rambut 7,5% dari
pergantian sebagian pasir
4 BG+R 12,5% Penambahan batu granit dan rambut 12,5% dari
pergantian sebagian pasir
5 BG+R 17,5% Penambahan batu granit dan rambut 17,5% dari
pergantian sebagian pasir
6 BG+R 22,5% Penambahan batu granit dan rambut 22,5% dari
pergantian sebagian pasir
Sumber : hasil penelitian di plan Waskita Beton Precast Becakayu
G = granit
R = rambut
Tabel 6 menjelaskan metode Mix Design DOE untuk beton normal, dan
untuk komposisi beton campuran akan menyesuaikan.

811
Sudarman

Tabel 6. Kebutuhan bahan campuran beton untuk 1m3


Slump Semen Split Rambut Jambi Granit Air Density
% Mutu W/C
(cm) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (Kg/m3)
2,5 K 300 12 ± 2 335 1066 8,17 654 7 180 2250 0,537
7,5 K 300 12 ± 2 335 1055 24,27 647 23 180 2264 0,537
12,5 K 300 12 ± 2 335 1043 40,12 642 39 180 2279 0,537
17,5 K 300 12 ± 2 335 1036 55,22 631 55 180 2292 0,537
22,5 K 300 12 ± 2 335 1024 70,28 625 72 180 2305 0,537
Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast

HASIL PENELITIAN
Pengujian yang dilakukan pada material agregat halus dalam penelitian
ini yaitu: pengujian gradasi, berat jenis SSD (Saturated Surface Dry), penyerapa
n, fine modulus, berat isi, dan kandungan organik. Tabel 7 memperlihatkan
bahwa semua uji agregat halus yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.

Tabel 7. Hasil Uji Agregat Halus


Jenis Referensi Metode Hasil Syarat Batas Status
Pengujian Pengujian Uji
Kadar ASTM C 40, SNI No.3 Max. No.3 Memenuhi
Organik 2816:2014
Analisa ASTM C 136, SNI 2,80 FM=2,30 s/d Memenuhi
Saringan 1968:2010 3,10
In Of Grafik = In Of
Limits Limits
Berat Jenis ASTM C 128, SNI 2,56 Min. 2,4 Memenuhi
SSD 1970:2008
Penyerapan ASTM C 128, SNI 1,11% Max.4% Memenuhi
1970:2008
Berat ASTM C 29, SNI 1502,53 Min. 1200 Memenuhi
Volume 03-4804-1998 kg/m 3

Kadar Air ASTM C 566, SNI 8,55% Tidak


1971:2011 Bersyarat
Kadar ASTM C 117, SNI 1,54% 3% (Beton Memenuhi
Lumpur 03-4142-1996 terabrasi)
5% (Beton
tidak terabrasi)
Tanah Liat ASTM C 142, SNI 0,24% Max. 3% Memenuhi
4141:2015
Sumber: Laboratorium Waskita Precast

812
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini merupakan jenis batua
n pecah alami yang memiliki ukuran maksimum 2,5 cm, untuk mengetahui
karakteristik dan agregat kasar yang digunakan sebagai bahan penyusun
campuran beton maka dilakukan beberapa pengujian. Tabel 8 menyajikan hasil
uji agregat kasar tentang gradasi, berat jenis SSD, penyerapan, berat volume,
kadar air, kadar lumpur, abrasi, penyerpihan, dan tanah liat. Hasil uji menyata
kan semua jenis uji telah memenuhi syarat.

Tabel 8. Hasil Uji Agregat Kasar


Jenis Pengujian Referensi Metode Hasil Syarat Status
Pengujian Uji Batas
Analisa ASTM C 136, SNI 6,30 FM= 6.10 Memenuhi
Saringan 5-10 1968:2010 s/d 6.70
mm In Of Grafik = In
Limits Of Limits
Berat Jenis SSD ASTM C 127, SNI 2,44 Min. 2.4 Memenuhi
1969:2008
Penyerapan ASTM C 127, SNI 5,06% Max. 2.4 Memenuhi
1969:2008
Berat Volume ASTM C 29, SNI 1394,78 Min. 1200 Memenuhi
03-4804-1998 kg/m3
Kadar Air ASTM C 556, SNI 5,09% Tidak -
1971:2011 Bersyarat
Kadar Lumpur ASTM C 117, SNI 0,87% Max. 1% Memenuhi
03-4142-1996
Abrasi ASTM C 131, SNI 30,44% Max. 40% Memenuhi
2417:2008
Penyerpihan BS 812:105.1 24,15% Max. 25% Memenuhi
Tanah Liat ASTM C 142, SNI 1,94% Max. 2% Memenuhi
4141:2015
Sumber: Laboratium Waskita Precast

Tabel 9 menunjukkan nilai slump. Terlihat bahwa slump terendah sebesar


10 cm untuk penambahan granit dan rambut sebesar 2,5% dan 7,5%, untuk
slump tertinggi sebesar 12 cm dengan penambahan granit dan rambut sebesar
22,5%. Nilai slump pada beton dipengaruhi oleh nilai fas (faktor air semen)
dengan bandingan lurus. Maksudnya, apabila nilai fas kecil maka nilai slump
juga menjadi kecil. Apabila nilai fas menjadi besar maka nilai slump memiliki
nilai semakin besar.

813
Sudarman

Tabel 9. Nilai Slump


KODE BENDA UJI SLUMP TEST (cm)
K-300 NORMAL 12
GR+R 2,5% 10 CM
GR+R 7,5% 10 CM
GR+R 12,5% 11 CM
GR+R 17,5% 11 CM
GR+R 22,5% 12 CM
Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
Tabel 10 menunjukkan Hasil Uji Kuat Tekan Beton Campuran dengan
penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar 2,5%, 7,5%, 12,5%,
17,5%, dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.

Tabel 10. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Campuran

28 35
Jenis Beton 7 Hari 14 Hari 21 Hari
Hari Hari

Normal 215,6 281,1 296,8 318,3 321,1


G+R 2,5% 208,8 268,1 281,7 301,1 308,2
G+R 7,5% 198,6 273,0 274,5 282,7 303,8
G+R 12,5% 210,6 271,6 278,8 279,5 293,2
G+R 17,5% 202,9 261,7 271,0 281,1 299,5
G+R 22,5% 200,5 262,2 268,0 281,9 294,8
Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
Gambar 6 menunjukkan diagram batang Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Campuran dengan penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.

Kuat Tekan
350 318,3 321,1
301,1 308,2
303,8
299,5
296,8 294,8
293,2
300 281,1273
271,6 281,7
278,8
274,5 282,7 281,9
281,1
279,5
268,1 261,7
262,2 271
268
250
215,6 210,6
208,8 202,9
198,6 200,5
200

150

100

50

0
0 7 14 21 28 35

Normal G + R 2,5% G + R 7,5% G + R 12,5% G + R 17,5% G + R 22,5%

Gambar 6 Hasil Uji Kuat Tekan

814
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

Tabel 11 menunjukkan Hasil Uji Kuat Lentur Beton Campuran dengan


penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar 2,5%, 7,5%, 12,5%,
17,5% dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.
Tabel 11. Hasil Uji Kuat Lentur Beton Campuran

21 28 35
Jenis Beton 7 Hari 14 Hari
Hari Hari Hari

Normal 21,4 27,5 29,2 31,1 32


G+R 2,5% 19,9 23,6 27,0 29,1 30,6
G+R 7,5% 18,2 23,1 27,2 28,6 30,3
G+R 12,5% 18,9 26,7 27,4 28,7 30,1
G+R 17,5% 19,2 28,7 29,2 29,8 30,3
G+R 22,5% 17,7 25,0 27,9 29,9 30,4
Sumber: Hasil Laboratium Waskita Precast
Gambar 7 menunjukkan diagram batang Hasil Uji Kuat Lentur Beton
Campuran dengan penambahan granit dan rambut masing-masing sebesar
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur beton 7, 14, 21, 28 dan 35 hari.

Kuat Lentur
35 32
31,1
29,2 29,2 29,1 29,9 30,6
29,8 30,3
30,1 30,4
30,3
30 28,7 27,9 28,7
28,6
27,5 26,7 27 27,4
27,2
25
25 23,6
23,1
21,4
kg/cm2

19,9 18,9
20 18,2 19,2
17,7

15

10

0
0 7 14 21 28 35
Umur (Hari)
Normal G + R 2,5% G + R 7,5% G + R 12,5% G + R 17,5% G + R 22,5%

Gambar 7 Hasil Uji Kuat Lentur

PEMBAHASAN
Tabel 10 dan gambar 6 menunjukkan bahwa kuat tekan beton maksimum
normal dan campuran batu granit+rambut sebagai pergantian pasir sebanyak
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur 7; 14; 21; 28 dan 35 hari berturut-
turut sebesar 321,1; 308,2; 303,8; 293,2; 299,5; 294,8 kg/cm2. Terlihat jelas bahwa
penambahan granit dan rambut masih berada dibawah kuat tekan beton normal
(321,1 kg/cm2). Kuat beton normal maksimum terjadi pada usia 35 hari.
Sementara itu kita lihat bahwa kuat tekan maksimum dengan memasukkan
granit dan rambut sebagai pergantian pasir terjadi dengan penambahan granit
dan rambut sebesar 2,5% (308,2 kg/cm2) pada umur 35 hari. Selanjutnya
815
Sudarman

penambahan granit dan rambut dengan interval 5% tidak mengalami kenaikan


secara linier. Penururan terjadi sampai penambahan sebesar 12,5% kemudian
naik kembali 17,5% lalu turun kembali 22,5%. Kuat tekan beton maksimum baik
normal maupun dengan menambah granit dan rambut sebagai pergantian pasir
terjadi pada usia 35 hari. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Hadi, 2020),
semakin tinggi penambahan granit dan rambut yang digunakan, maka semakin
menurun hasil kuat tekan beton tersebut. Kuat tekan beton maksimum baik
normal maupun dengan penambahan granit dan rambut sebagai pergantian
pasir terjadi pada usia 35 hari.
Tabel 11 dan gambar 7 menunjukkan bahwa kuat lentur beton maksimum
normal dan campuran batu granit+rambut sebagai pergantian pasir sebanyak
2,5%, 7,5%, 12,5%, 17,5% dan 22,5% pada umur 7; 14; 21; 28 dan 35 hari berturut-
turut sebesar 32; 30,6; 30,3; 30,1; 30,3; 30,4 kg/cm2. Terlihat jelas bahwa
penambahan granit dan rambut masih berada dibawah kuat lentur beton normal
(32 kg/cm2). Kuat beton normal maksimum terjadi pada usia 35 hari.
Sementara itu kita lihat bahwa kuat lentur maksimum dengan memasukka
n granit dan rambut sebagai pergantian pasir terjadi dengan penambahan granit
dan rambut sebesar 2,5% (30,6 kg/cm2) pada umur 35 hari. Terjadi penurunan
sampai penambahan sebesar 12,5% kemudian naik kembali 17,5% lalu turun
kembali 22,5%. Pendapat ini juga didukung oleh (Ahmad, 2017), dimana pada
penggunaan limbah plastik tersebut rata-rata kuat lentur beton mengalami
penurunan kekuatan seiring dengan penambahan limbah botol plastik PET. Kuat
lentur beton maksimum baik normal maupun dengan penambahan granit dan
rambut sebagai pergantian pasir terjadi pada usia 35 hari.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Beberapa kesimpulan didapatkan berdasarkan hasil dari analisis dan
pembahasan penelitian mengenai Pengaruh Pergantian sebagian pasir dengan
limbah batu granit dan rambut sebagai berikut:
1) Pengaruh pergantian sebagian pada pasir dalam campuran beton sangat
mempengaruhi kuat tekan beton, semakin besar persentase campuran
dalam beton semakin rendah hasil kuat tekan. Hasil kuat tekan tertinggi
saat pengujian beton berumur 35 hari pada persentase campuran limbah
granit dan rambut 2,5% sebesar 308,2 kg/cm2.
2) Pengaruh pergantian sebagian pada pasir dalam campuran beton sangat
mempengaruhi kuat lentur beton. Hasil kuat lentur tertinggi saat
pengujian beton berumur 35 hari pada persentase campuran limbah granit
dan rambut 2,5% sebesar 30,6 kg/cm2.
3) Hasil perbandingan nilai kuat tekan beton normal dengan beton
campuran pada pengujian beton berumur 35 hari untuk beton normal
adalah 321,1 kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran sebesar 308,2
kg/cm2. Untuk hasil perbandingan nilai kuat tekan lentur beton normal
dengan beton campuran pada pengujian beton berumur 35 hari untuk
beton normal adalah 32 kg/cm2 sedangkan untuk beton campuran sebesar
30,6 kg/cm2.

816
Formosa Journal of Multidisciplinary Research (FJMR)
Vol. 1, No.2, 2022: 803-818

PENELITIAN LANJUTAN
Penelitian ini sudah diusahakan dan dilaksanakan semaksimal mungkin
sesuai dengan maksud dan tujuan penilitian, namun demikian masih memiliki
keterbatasan penelitian yaitu :
1) Menambahkan perbedaan suhu temperatur pada setiap variasi beton
campuran serta beton normal
2) Adanya keterbatasan sampel pada masing-masing benda uji sehingga bisa
lebih diperbanyak

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan rekan-rekan membantu
mengambil data, PT Waskita Beton Precast dan sumbangannya dan Universitas
Tama Jagakarsa dan Bapak Amir serta Formosa Journal of Multidisciplinary
Research (FJMR) yang telah memberikan motivasi sehingga tulisan ini dapat
selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2017, Oktober 17). Pengaruh Penambahan Serat Plastik PET
(Polyethylene Terepthalate) Pada Beton Normal Terhadap Kuat Lentur.
Repository Universitas Jember, 5-21.

Arya, S. P. (2020, Desember). Pengaruh Penambahan Serbuk Batu Dolomit


Sebagai Pengganti Semen Terhadap Kuat Tekan Beton. Faculty of Civil
and Planning Engineering, Bung Hata University, 2(2), 1-2.

Ayu Suhartini, A. S. (2014, Januari 10). PENGARUH PENAMBAHAN


TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI
AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR
BETON. BENTANG, 2(No 1), 67-70.

Dede Indah Permana, A. S. (2014, Juli). PENGARUH PENAMBAHAN


TUMBUKAN KULIT KERANG JENIS ANADARA GRANOSASEBAGAI
AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON K-225.
BENTANG, 2(2), 36-46.

Desi, A. M. (2020, Juni 11). Pengaruh Penggunakan Limbah Pecahan Keramik


Dan Penambahan Serat Sabut Kelapa Terhadap Kekuatan Beton Serat.
Institut Teknologi PLN, 1-7.

Dwita, E. M. (2017, Desember). Analisis Pengaruh Penggunaan Batu Pecah


Granit Pulau bangka Terhadap Kuat Tekan Dan Porositas Beton Berpori
Sebagai Bahan Penutup Halaman. Forum Profesional Teknik Sipil, 5(2), 86-
95.

817
Sudarman

Fanto Pardomuan Pane, H. T. (2015, Mei 5). PENGUJIAN KUAT TARIK


LENTUR BETON DENGAN VARIASI. media.neliti, 3(5), 313-321.

Hadi, S. (2020). Pengaruh Penambahan Limbah Granit Terhadap Kuat Tekan


Beton. GANEC SWARA, 14(1), 476-480.

Indrayani, I. S. (2022, Januari). Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat


Terhadap Kuat Lentur Beton Geopolimer. BENTANG, 10(1), 69-76.

Jamal Mahbub, R. D. (2021, April). ANALISIS PERBANDINGAN MUTU


BETON NORMAL K250 DAN K350 TERHADAP KADAR SEMEN,
DENSITY, DAN KUAT TEKAN RATA-RATA BETON. jurnal.polines,
7(1), 42-48.

Juliansyah. (2015). Pengaruh Temperatur Kalsinasi Terhadap Struktur Mineral


Granit Yang Terdapat Di Nagari Surian Kecamatan Pantai Kabupaten
Solok. Pillar of Physics, 6(2), 09-16.

Juwadi. (2013). Pengertian Rambut. Retrieved From https://dlscrib.com/queue/pema


nfaatan-limbah-rambut-manusia-untuk-menambah-kuat-tarik-pada-beton_.

Leonardus Malino, S. E. (2019, Juni). PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN


KUAT TARIK LENTUR BETON SERAT KAWAT BENDRAT YANG
DITEKUK DENGAN VARIASI SUDUT BERBEDA. ejournal, 7(6), 711-
722.

Lianasari, A. E. (2013, Oktober). Potensi Batu Bauksit Pulau Bintan Sebagai


Pengganti Agregat Kasar Pada Beton. Jurnal Teknik Sipil UAJY, 12(3), 155-
160.

Mardiaman., D. H. (2020, Desember). KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT


LENTUR PADA BETON MUTU FC’35 DITAMBAH FLY ASH DAN
ABU SEKAM PADI RICE HUSK ASH. E-journal Widya Eksakta(2), 7-11.

Nji. (2018). Semen. Retrieved From Lauw Tjun Nji: https://lauwtjunnji.weebly.com/se


men.html.

Nji, L. T. (2018). Pengelompokan Beton. Retrieved From Lauw Tjun Nji:


https://lauwtjunnji.weebly.com/pengelompokan-beton.html.

Nurjanah, N. R. (2020). Pengaruh Penambahan Limbah Serbuk Cangkang


Kerang dan Serbuk Kaca Sebagai Bahan Pengganti Semen Terhadap
Kuat Tekan Beton Normal. PROKONS: Jurusan Teknik Sipil, 14(1), 22-29.

818

You might also like