E-ISSN.
2809-9346
Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 3, No. 1 June 2023
KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (ORDO ANURA) DI KAWASAN
HUTAN LINDUNG BUKIT RIKI DESA SUKA MAJU KECAMATAN AIR
NIPIS KABUPATEN BENGKULU SELATAN
DIVERSITY OF AMPHIBIAN SPECIES (ORDO ANURA) IN THE
PROTECTED FOREST AREA OF BUKIT RIKI SUKA MAJU VILLAGE, AIR
NIPIS, SOUTH BENGKULU REGENCY
Muhamad Dasir, Agus Susatya, Fajrin Hidayat,
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
Jl. WR supratman,Bengkulu
Abstract
The Bukit Riki Protected Forest Area is a suitable habitat for amphibians (Anura spp) because the
environmental conditions in the area are very supportive and consist of several types of habitats, among them
land and river habitat suitable for habitation for amphibians (Anura spp). However, this area has experienced
ecosystem damage caused by encroachment. The purpose of this study was to determine the diversity of
amifibi species (Anura spp) and to find out the environmental conditions of amphibians (Anura spp) in the
Bukit Riki Protected Forest Area, Suka Maju Village, Air Nipis, South Bengkulu. Environmental condition data
is obtained by collecting individual encountered at the observation site. The environmental condition data
taken are air temperature and humidity, using thermometer and hygrometer, soil pH, using soil tester tool,
and the thickness of the debris,using ruler. The results of this study showed that there were 5 families, 9
genera, 14 species and 244 individuals of amphibians of the Anura spp in the Bukit Riki Protection Forest
Keywords: Species diversity, Amphibians, Bukit riki, Protection Forest
Abstrak
Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki merupakan habitat yang sesuai bagi amfibi (ordo Anura) karena
kondisi lingkungan yang terdapat pada kawasan tersebut sangat mendukung dan terdiri dari beberapa tipe habitat
diantaranya habitat Darat dan habitat Sungai yang cocok untuk tempat tinggal bagi amfibi (ordo Anura) namun
kawasan ini mengalami kerusakan ekosistem yang disebabkan perambahan.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui keanekaragaman jenis amifibi (ordo Anura) di Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki Desa Suka
Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan dan mengetahui kondisi lingkungan amifibi (ordo
Anura) di Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu
Selatan.Data kondisi lingkungan diperoleh melalui pengambilan data di setiap individu yang dijumpai di lokasi
pengamatan. Adapun data kondisi lingkungan yang diambil yaitu suhu udara dan kelembapan udara
mengunakan alat Thermometer dan Hygrometer ,pH tanah mengunakan alat Soil Tester, dan ketebalan seresah
diambil mengunakan pengaris.Dari hasil penelitian ini terdapat 5 famili, 9 genus, 14 jenis dan 244 individu
amfibi ordo Anura di Hutan Lindung Bukit Riki Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu
Selatan
Kata Kunci: Keanekaragaman Jenis , Amfibi, Hutan Lindung Bukit Riki.
PENDAHULUAN
Amfibi merupakan hewan yang hidup pada dua habitat, yaitu perairan dan daratan.
Herpetofauna yang satu ini memiliki kelembaban kulit yang tinggi dan tidak tertutupi
rambut. Kata amfibi sendiri berasal dari kata “amphi” yang berarti ganda dan “bios” yang
berarti hidup. Amfibi dibagi menjadi 3 ordo yaitu Caudata, Gymnophiona dan Anura Secara
asal kata, amfibi didefinisikan sebagai hewan-hewan melata yang dapat hidup di dua alam.
Ordo Anura (katak dan kodok) merupakan kelompok dari kelas amfibia yang tidak memiliki
ekor, umumnya hidup di air dan tempat yang lembab di darat. (Brotowidjoyo,1989)
Penelitian mengenai amfibi di Sumatera telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu
Wanda dkk., (2012) melaporkan sebanyak satu ordo, 5 famili, 10 genus dan 19 spesies
dengan jumlah keseluruhan 127 individu di Hutan Harapan Jambi. Ariza dkk., (2014) juga
[1]
E-ISSN. 2809-9346
Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 3, No. 1 June 2023
menemukan sebanyak 5 famili dengan 15 spesies dengan total 105 individu di Youth Camp
Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Putra dkk., (2012)
melaporkan sebanyak 14 jenis, 8 genus dan 3 famili dengan total 115 individu di Kawasan
Hutan Harapan Jambi. (2013 Nola dkk.,) menemukan 13 jenis amfibi ordo Anura sebanyak
189 yang berada pada Kawasan Kampus
Universitas Riau Pekanbaru. Winata dkk., (2015) melaporkan di Desa Kepenuhan
Hulu Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, ditemukan 4
famili, 6 genus dan 10 spesies dengan total 114 individu, Rohadian (2019) di Kawasan
Hutan Pendidikan Palak Siring Kemumu Bengkulu Utara ditemukan 14 jenis ordo Anura,
dan Chairani (2020) di kawasan PT. SIPEF Biodiversity Indonesia dengan jumlah 16 jenis
dan 80 individu.
Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.628/Menlhk-Setjen/2015 tentang penempatan
lokasi Hutan Lindung Bukit Riki memiliki luas ± 4150 Ha. Secara geografis Kawasan Hutan
Lindung ini terletak pada 4°15’00 ” - 4°30’00” LS dan 102°55’00” - 103°10’0 0” BT dan
termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan
Provinsi Bengkulu. Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki merupakan habitat yang sesuai bagi
amfibi (ordo Anura) karena kondisi lingkungan yang terdapat pada kawasan tersebut sangat
mendukung dan terdiri dari beberapa tipe habitat diantaranya habitat Darat dan habitat Sungai
yang cocok untuk tempat tinggal bagi amfibi (ordo Anura) namun kawasan ini mengalami
kerusakan ekosistem yang disebabkan perambahan.
Ancaman terhadap ordo Anura seperti aktivitas ilegal logging, tanah longsor dan
kerusakan lingkungan di kawasan ini menyebabkan keberadaan amfibi terutama ordo Anura
akan terganggu karena sensitifitas amfibi terutama ordo Anura sangatlah tinggi terhadap
perubahan sekecil apapun pada lingkungan. Hal itu juga dapat menjadi sebuah ancaman
serius bagi keberadaan amfibi di kawasan Hutan Lindung Bukit Riki, sehingga perlu
dilakukan eksplorasi lebih lanjut mengenai keanekaragaman ordo Anura di kawasan ini.
MATERI DAN METODE
Pengambilan data dilakukan pada Februari dan Maret tahun 2021. Penelitian ini
dilakukan pada Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis
Kabupaten Bengkulu Selatan.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Pengambilan data keanekaragaman jenis dari ordo Anura dilakukan dengan
menggunakan metode Line Transect, pemilihan lokasi transek berdasarkan survei yang telah
[2]
E-ISSN. 2809-9346
Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 3, No. 1 June 2023
dilakukan sebelumnya. Line Transect adalah jalur sempit melintang lokasi yang diamati (
Ramzas, 2012). Line Transect yang digunakan memili lebar 40 m dan panjang 300 m yang
terdapat pada dua habitat, yaitu habitat pinggiran sungai dan habitat darat yang mana line
transek ini memiliki lebar dan panjang yang sama. Terkhusus pada habitat pinggiran sungai
lebar transek 40 m dihitung mulai tengah badan sungai hingga pingiran kiri kanan badan
sungai. Untuk bentuk dan letak line transek bisa dilihat pada peta di bawah ini.
Gambar 2 Bentuk dan letak line transek
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ordo Anura Pada Habitat Darat dan Habitat Pinggiran Sungai
Jenis ordo Anura yang ditemukan di Kawasan Hutan Lindung Bukit Riki Desa Suka
Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan jumlahnya sama jika dibandingkan
dengan Jenis Amfibi ordo Anura pada Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba yaitu
sebanyak 14 jenis, yaitu Limnonectes kuhii, Limnonectes sp (macrodon), Limnonectes
sisikdagu, Limnonectes paramacrodon, Leptobrachium sp, Megophrys lancip, Kaloula
beleta, Hylarana nicobariensis, Odorrana hosii, Polypedates leucomystax, Rhacaphorus
achantharhena, Asper gravenhorst, Duttaphrynus melanostictus, dan Ingerrophrynus
biforcatus (Gumi,2021).
Kurva Penemuan Jenis
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kurva penemuan jenis yang
berguna untuk menentukan jumlah pengamatan yang dilakukan di setiap lokasi penelitian.
Kurva Penemuan Jenis dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 3 Kurva Penemuan Jenis
[3]
E-ISSN. 2809-9346
Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 3, No. 1 June 2023
Keanekaragaman Jenis
Indeks keanekaragaman jenis dari ordo Anura pada penelitian ini dilakukan pada
habitat darat sebesar 1,657 dan pada habitat pinggiran sungai sebesar 1.662. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman pada habitat pinggiran sungai lebih tinggi
dibandingkan dengan habitat darat. Hal ini karena habitat pinggiran sungai merupakan
habitat yang memiliki ketersedian makanan lebih banyak, sumber air melimpah dan
menyediakan tempat berlindung untuk amfibi terutama ordo Anura. Nilai di atas
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis ordo Anura pada kawasan Hutan Lindung
Bukit Riki di habitat darat lebih kecil dibandingkan pada habitat darat yang terdapat di
Kawasan TWA Bukit Kaba (Diofani,2021) dan KawasanHutanPendidikan(Rohadian,2019),
namun lebih besar dari PT. SIPEF BIODIVERSITY INDONESIA(Chairani,2020) dengan
nilai 1,413. Sedangkan nilai indeks pada habitat pinggiran sungai lebih kecil dibandingkan 3
lokasi tersebut.
Kekayaan Jenis
Kekayaan jenis merupakan ukuran keanekaragaman hayati yang menggambarkan
jumlah jenis dalam suatu komunitas (Santosa, 1995). Kekayaan jenis di lokasi penelitian
ditemukan 14 jenis yang masuk kedalam 8 genus dan 5 famili. Hasil perhitungan untuk
indeks kekayaan jenis pada habitat darat sebesar 1,669 dan pada habitat pinggiran sungai
sebesar 1,663. Nilai indeks kekayaan jenis pada habitat pinggiran sungai tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan penelitian Rohadian (2019) di kawasan Hutan Pendidikan Palak Siring
Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara dengan nilai kekayaan jenis sebesar 2,410 pada
Sempadan Sungai dan 1,903 pada habitat Hutan Sekunder
Namun nilai indeks kekayaan jenis tersebut lebih kecil jika dibandingkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Chairani (2020) di kawasan PT. Sipef Biodiversity Indonesia
dengan Nilai kekayaan jenis yakni sebesar 3,092 pada habitat sempadan sungai dan 1,559
pada habitat hutan sekunder.
Kemerataan Jenis
Indeks kemerataan jenis menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan individu antar
jenis. Kemeratan jenis dapat digunakan sebagai indikator adanya gejala dominansi suatu
jenis dalam suatu komunitas. Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama,
maka kemerataan jenis pada komunitas tersebut memiliki nilai maksimum (Santosa, 1995).
Nilai kemerataan jenis (E) akan semakin mendekati 0 apabila terjadi pemusatan spesies.
Kemerataan jenis (E) merupakan salah satu parameter yang memperlihatkan kekayaan jenis
serta keseimbangan jumlah setiap jenis dalam komunitas. Suatu komunitas memiliki
keanekaragaman tinggi apabila semua jenis memiliki kelimpahan yang sama atau hampir
sama.
Nilai kemerataan jenis dari ordo Anura yaitu sebesar 0,925 pada habitat darat, dengan
nilai tersebut tergolong stabil yang berarti tidak ada individu yang mendominasi pada habitat
darat. Sedangkan nilai kemerataan 0,722 menunjukkan kemerataan labil pada habitat
pinggiran sungai. Nilai indeks kemerataan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan
penelitian Yani, dkk (2015) di Gunung Poteng Kalimantan Barat dengan nilai indeks
kemerataan pada habitat akuatik sebesar 0,835 dan pada habitat terestrial sebesar 0,77.
Peluang Perjumpaan
Indeks peluang perjumpaan jenis dari ordo Anura di lokasi penelitian secara
keseluruhan adalah sebesar 9,760 individu/jam dengan total waktu pengamatan selama 25
jam (pagi dan malam) selama 5 hari pengamatan di lapangan. Pengamatan dilakukan secara
[4]
E-ISSN. 2809-9346
Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 3, No. 1 June 2023
terkonsentrasi pada habitat darat dan pinggiran sungai. Seluruh jenis ordo Anura yang
ditemui merupakan hasil pengamatan atau perjumpaan secara langsung pada lokasi
penelitian. Terdapat beberapa jenis individu ordo Anura yang relatif lebih mudah dijumpai
dibandingkan dengan jenis individu ordo Anura lain, yaitu Fejervarya cancrivora sebanyak
96 individu dengan nilai peluang perjumpaan yaitu 3,840 ind/jam.
Kesamaan Jenis
Kesamaan jenis dilihat dari berapa jumlah jenis individu yang sama pada tiap habitat.
Kesamaan jenis pada kedua habitat memiliki nilai 25 persen yang menunjukkan tidak
terdapatnya kesamaan yang indentik pada setiap jenis individu. Nilai tersebut lebih rendah
dibanding penelitian (Chairani,2020) di kawasan PT. Sipef Biodiversity Indonesia yang
mana kesamaan jenis pada kedua habitat yaitu 46 persen
Kelimpahan Relatif
Kelimpahan relatif tertinggi terdapat pada jenis Fejervarya cancrivora yang mana
dijumpai 96 individu dengan nilai 42,86% dan kelimpahan relatif terendah terdapat pada
jenis Hylarana nicobariensis yang memiliki nilai 0,89%. Jenis dengan nilai tertinggi
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohadian (2019) di kawasan Palak
Siring Kemumu Bengkulu Utara yang memiliki nilai tertingi pada jenis Huia masonii yaitu
sebesar 20,90%, Sedangkan penelitian Chairani (2020) di kawasan PT. Sipef Biodiversity
Indonesia dengan nilai tertinggi terdapat pada jenis Megophrys nasuta dengan nilai sebesar
38,46%.
Status Konservasi
Status konservasi bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kelangkaan suatu spesies.
Penentuan status perlindungan mengacu pada status konservasi untuk jenis-jenis yang secara
global terancam punah mengacu pada IUCN (International Union for Conservation of
Nature) dan daftar jenis yang dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia (PI) mengacu
pada Noerdjito, dkk. (2005) yang disajikan pada tabel berikut.
Aktivitas Perjumpaan
Peluang perjumpaan berfungsi untuk mengambarkan besarnya usaha yang harus
dilakukan untuk menemukan jenis Ordo Anura pada lokasi penelitian, karena setiap jenis
individu memiliki nilai peluang perjumpaan masing-masing.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini terdapat 5 famili, 9 genus, 14 jenis dan 244 individu amfibi
Ordo Anura di Hutan Lindung Bukit Riki Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten
Bengkulu Selatan. Dari 14 ordo Anura yang ditemukan, di habitat pinggiran sungai
ditemukan 10 jenis dan habitat darat ditemukan 6 jenis, sedangkan jenis yang sama
ditemukan di kedua habitat ada 2 individu, yaitu Limnonectes sp. (macrodon), dan Hylarana
picturata dengan nilai kesamaan jenis keseluruhan 25 persen.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan; Jakarta.
Andrean. 2011. Taksonomi Vertebrata. Lecture handout : Pisces class Osteichthyes,
STAIN. Batusangkar.
[5]
E-ISSN. 2809-9346
Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 3, No. 1 June 2023
Ardian, I. 2019. Karakteristik Amfibia (ordo Anura) yang Terdapat di Kawasan Pucoek
Krueng Alue Seulaseh Kabupaten Aceh Barat Daya Sebagai Penunjang Praktikum
Zoologi Vertebrata. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry DarussalamBanda Aceh. Aceh.
Vol. 6 No.1, 58-65.
Ariza, Y. S., B. S. Dewi. dan A. Darmawan. 2014. Keanekaragaman Jenis Amfibi (Ordo
Anura) pada Beberapa Tipe Habitat di Youth Camp Desa Hurun Kecamatan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari, 2(1), 21–30.
Bibby, C.J., M.Jones., S.J.Marseden., R.Sozer., V.Nijman.dan J.Shannaz. 2000. Teknik-
teknik Ekspedisi Lapangan: Survei Burung. Birdlife International Indonesia
Programme, Bogor.
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi dasar. Erlangga, Jakarta.
Candra, M.K. 2018. Studi Jenis Katak dan Kodok di Kapuas Hulu. Fakultas Pertanian
Universitas Kapuas.
Kusrini, M.D. 2007. Konservasi Amfibi Di Indonesia: Masalah Global Dan Tantangan
(Conservation of Amphibian in Indonesia: Global Problems and Challenges). Media
Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007.
Magurran, A.E. 2004. Measuring Biological Diversity.Massachusetts (MA):
Blackwell Publishing Company.
Mardinata, R. 2017. Keanakaragaman Amfibi Ordo Anura di Tipe Habitat Berbeda di
Kawasan Resort Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Skripsi.
Universitas Lampung. Lampung.
Mistar, K. 2003. Panduan Lapangan Amfibi Kawasan Ekosistem Leuser. LIPI- NGO
Movement. Bogor.
Mistar, K. 2008. Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil di Area Mawas Provinsi Kalimantan
Tengah (Catatan di Hutan Lindung Beratus).The Gibbon Foundation dan PILI-NGO
Movement, Indonesia. Bogor.
Nola, A., Titrawani, dan Yusfiati. 2013. Keanekaragaman Ordo Anura di KawasanKampus
Universitas Riau Pekanbaru. E- Jurnal Mahasiswa FMIPA FKIP Universitas Riau
Pekanbaru.
Odum, Eugene.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Buku. Yogyakarta. Gajah Mada University
Press.
Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada Universitas Press.
Yogyakarta.
Putra, K., Rizaldi, dan D. H. Tjong. 2012. Komunitas Anura (Amfibia) pada Tiga Tipe
Habitat Perairan di Kawasan Hutan Harapan Jambi Community of Anura (Amfibia)
in three types of wetland habitat at the Harapan Rainforest Jambi. In Jurnal Biologi
Universitas Andalas (J. Bio. UA.) (Vol. 1).
Wanda, I.F., N. Wilson dan D.H. Tjong. 2012. Jenis-Jenis Anura (Amfibia) Di Hutan
Harapan, Jambi. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). 1(2) Desember
2012 : 99-107.
Winata, E.Y., A.A. Purnama dan R. Karno. 2015. Jenis-Jenis Katak (Amfibi: Anura) di Desa
Kepenuhan Hulu Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.
EJurnal Mahasiswa Prodi Biologi FKIP Unversitas Pasir Pangaraian, 1–5. Journal of
Sainstek 10 (2) : 37-42.
[6]