0% found this document useful (0 votes)
100 views9 pages

LP RPD

Laporan pendahuluan aman dan nyaman

Uploaded by

Mayang Setiawati
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
100 views9 pages

LP RPD

Laporan pendahuluan aman dan nyaman

Uploaded by

Mayang Setiawati
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

LAPOTAN PENDAHULUAN

Nama : Mayang setiyawati


Npm : 240103040

PROGRAM STUDY PROFESI NERS FALKUTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU 2024/2025
A.DEFINISI

1.Pengertian rasa aman dan nyaman

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan suatu kebutuhan individu
merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang distama ndividu Kebutuhan terbebas
dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya
taruhan keperawatan pada seorang peien di rumah sakit. (Perry & Potter, 2010)
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu bergantung pada persepsinya Walaupun demikian, ada
satu kesamaan mengenai persepsi-nyeri. Secara sederhana nyeri dapat diartikan sebagai suatu
sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan
alanya suara kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang
akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain. (Perry & Potter, 2010)
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Menurut PPNI (2016)
Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
intervensi bedali, dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai
berat) serta berlangsung singkat (kurang dari enam bulan dan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak Nyeri akut biasanya berlangsung singkat.
Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat denyut
jjantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak et al,2017)

2.ETIOLOGI

Menurut Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011)


1. Faktor Resiko

a. Nyeri Akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal,Menunjukkan kerusakan,Pusisi untuk mengurangi
nyeri,Maka dengan ekspresi nyeri,Gangguan tidur Respon otonoun (penurunan tekanan darah, suhu,
nadi),Tingkah laku ekspresif tgelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh

b. Nyeri Kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus
pada diri sendiri,Kelelahan,Perubahan pola tidur,Takut cidera,Interaksi dengan orang lain menurun

2. Faktor Predisposisi

a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
3. Faktor Presipitasi
a. Lingkungan
b. Suha ekstrim
c. Emosi
3. TANDA DAN GEJALA

Menurut Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2020).


A. Vakolasi
1. Mengaduh
2. Menangis
3. Sesak nafas
4. Mendengkur

B. Ekspresi Wajah
1. Meringis
2. Mengeletuk gigi
3. Mengernyit dahi
4. Menutup mata, mulut dengan rapat
5. Menggigit bibir

C. Gerakan Tubuh
1. Gelisah
2. Imobilisasi
3. Ketegangan otot
4. Peningkatan gerakan jari dan tangan
5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6. Gerakan melindungi bagian tubuh

D. Interaksi Sosial
1. Menghindari percakapan
2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3. Menghindar kontak social
4. Penurunan rentang perhatian

4. FISIOLOGI

Terdapat tiga komponen Fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi presepsi dan relaksi. Stimulus penghasil
nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saral perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu
di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah
stimulus yeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke koneks serebral,
maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki serta zosini kebudayaan dalam upaya mempersiapkan nyeri (Wahyudi &
Abd Wahid, 2020)
5.Pathway

Sumber : Nikadek ayu,2020

5. KLASIFIKASI

Penting bagi seorang perawat untuk mengetahui tentang macam-macam tipe nyeri. Dengan
mengetahui macam-macam tipe nyeri diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membantu
perawat ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri. Ada banyak jalan untuk
memulai mendiskusikan tentang tipe-tipe nyeri, antara lain melihat nyen dari segi durasi nyeri,
tingkat keparahan dan intensitas, model transmisi, lokasi nyeri, dan kausatif dari penyebab nyeri itu
sendiri (Perry & Potter, 2010).
Nyeri Akut Dibagi Menjadi 2 bagian :

a. Nyeri Somatik jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot, sendi, tulang, atau
ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor. Terminologi nyeri muskuloskeletal
diartikan sebaga nyeri somatik. Niseptor disini menjadi sentif terhadap inflamasi, yang akan terjadi
jika teeluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat kemik, seperti pada kram otot. Hal
inipan termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri stanatik umurnya tajam dan lokalisasinya jelas,
sehingga dapat ditunjuk dengan telunjuk. Jika kita menyentuh atau menggerakan bagian yang
cedera, nyerinya akan bertambah berat

b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam yang meliputi rongga
toraks paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus, limpo, hari dan ginjal, rongga pelvis (ovaruim,
kantung kemih dan kandungan). Berbeda dengan organ tomatik, yang nyeri kalau dititi, digunting
mau dibakar, organ somatik justru tidak. Orgn viseral akan terasa sakit kalau mengalami inflamasi,
likemik atau teregang Selain itu nyeri viueral umumnya terasa tumpul, lokalisasinya tidak jelas
disertai dengan rasa merah bahkan sering terjah nyeri refer yang dirasakan pada kulit

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut (Wahyudi & Abd Wahid, 2020).


Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan
bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan
nyaman seperti :

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi


1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan abdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
3. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.
4. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pemnuluh darah yang pecah di otak.

b. Menggunakan skala nyeri


1. Ringan Skala nyeri 1-3: Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik
2. Sedang Skala nyeri 4-6 Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon
dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
3. Berat = Skala nyeri 7-9: Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien tidak
mengikuti instruksi yang diberikan.
4. Nyeri sangat berat = Skala 10: Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien
merespon dengan cara memukul.

7.PENATALAKSANAAN KLINIS

Menurut (Wahyudi & Abd Wahid, 2020).


a. Penatalaksanaan Medis

1. Analgesik narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti morfin dan kodein. Narkotik dapat
memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan karena obat ini mengaktifkan penekan nyeri
endogen pada susunan saraf pusat. Namun penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat
pernapasan di medulla batang otak sehingga perlu pengkajian secara teratur terhadap perubahan
dalam status pernapasan jika menggunakan analgesik jenis ini.

2. Analgesik non narkotik


Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri
juga memiliki efek anti inflamasi dan anti piretik. Obat golongan ini menyebabkan penurunan nyeri
dengan menghambat produksi prostalglandin dari jaringan yang mengalami atau inflamasi Efek
samping yang paling umum terjadi adalah gangguan pencernaan seperti adanya ulkus gaster dan
perdarahan gaster.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Distraksi
Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri, atau dapat diartikan lain
bahwa distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal di luar nyeri. Dengan
demikian, diharapkan pasien tidak terfokus pada nyeri lagi dan dapat menurunkan kewaspadaan
pasien terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.

2. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres
sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas
napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama Pasien dapat memejamkan matanya dan
bernapas dengan perlahan dan nyaman Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan
menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi ("hirup dua tiga dan ekhalasi hembuskan,
dua tiga") Pada saat perawat mengajarkan ini, akan sangat membantu bila menghitung dengan keras-
bersama pasien pada awalnya Napas yang lambat, berirama, juga dapat digunakan sebagai teknik
distraksi Hampir semua orang dengan myeli mendapatkan manfaat dari metode-metode relaksasi.
Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang
terjadi dengan meri akut dan yang meningkatkan nyeri.

3. Imajinasi terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah mer unakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara
khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Tindakan ini membutuhkan konsentrasi yang cukup.
Upayakan kondisi lingkungan klien mendukung untuk tindakan ini Kegaduhan, kebisingan ban.
menyengat, atau cahaya yang sangal Terang perlu dipertimbangkan agar tidak mengganggu klien
untuk berkonsentrasi Beberapa klien lebih rileks dengan cara menutup matanya.

8. KOMPLIKASI

Menurut Anonim. (2019)

a. Oedema Pulmonal
b. Kejang
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur

9. PENGKAJIAN

A. Pengkajian

Menurut Andarmoyo 2020) Pengkajian nyeri yang faktual dan tepat dibutuhkan untuk menetapkan
data dasar, menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat.

1. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan agama suku bangsa
langgal dan jam masuk rumah sakit, nomor register diagnosis medis.

2. Alasan masuk rumah sakit


Yaitu keluhan utama pasien saat masuk rumah sakit dan saat dikaji Pasien mengeluh nyeri,
dilanjutkan dengan riwayat kesehatan sekarang, dan kesehatan sebelum.

3. Keluhan utama Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan tergantung dan seberapa jauh dampak trauma kepala disertal penurunan tingkat
kesadaran, salah satunya nyeri.

4. Riwayat kesehatan sekarang


Adanya riwayat trauma yang mengenai kepala akibat dari kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian,
dan trauma longiung ke kepala Pengkajian yang didapat meliputi tingkat kesalaran menurun
(GCS<15), konklusi, muntah, takipocaldispeea, sakit kepala, wajah simetristida, lemah, laka di kepala,
paralisis, akumulasi sekret nala saluran pernapasan, adanya liquor dari hidung dan telinga, serta
kejang.

5. Riwayat kesehatan dahulu


Berisi pengalaman penyakit sebelumnya, apakah memberi pengarah pada penyakit yang diderita
sekarang, riwayat cedera kepala sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia,
penggunaan obat-obatan antikoagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, konsmas alkobol
berlebihan.

6. Riwayat kesehatan keluarga


Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang sama seperu klien,
dikaji pula mengenai adanya penyakit keturunan yang menular dalam keluarga.

7. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai proses emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons
atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

8. Pengkajian nyeri
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif. Data yang terkumpul secara komprehensif dapat
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan manajemen nyeri yang tepat
10.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis


2.gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
3.resiko jatuh b.d gangguan keseimbangan

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo (2020). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta: Mediaction Anonim. (2017). Asuhan
Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam
Keperawatan.

Mubarak et al, (2017) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.


Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2020). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta: Mediaction

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4.
Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC

You might also like