0% found this document useful (0 votes)
58 views44 pages

Guan Yu

History of Guan yu

Uploaded by

vincentanuri123
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
58 views44 pages

Guan Yu

History of Guan yu

Uploaded by

vincentanuri123
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 44

Guan Yu

Sang Raja Tombak Dari Three Kingdom

Guan Yu (Hanzi: 關羽) (160 / 164 - 219 /


220) adalah seorang jenderal terkenal
dari Zaman Tiga Negara. Guan Yu dikenal
juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong,
atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten Jie,
wilayah Hedong (sekarang kota
Yuncheng, provinsi Shanxi), ia bernama
lengkap Guan Yunchang atau Kwan
Yintiang.
Guan Yu
關羽

Patung Guan Yu di Chunqiu Lou (Xuchang),


Henan

Lahir 160 / 164


Dinasti Han

Meninggal Januari atau Februari


219 / 220 (usia 55 –
60)
Shu Han

Sebab meninggal Pemenggalan kepala


oleh Sun Quan

Nama lain Guān Gōng


關公)
(
Guān Shèng Dì Jūn
關聖帝君)
(

Pekerjaan Jenderal Shu Han

Zaman Dinasti Han dan


Zaman Tiga Negara

Lawan politik Cao Wei

Suami/istri Lady Hu

Anak Guan Ping (anak


angkat, laki-laki)
Guan Yinping
(perempuan)
Guan Xing (laki-laki)
Guan Suo (laki-laki)
Orang tua Guan Yi (ayah)

Kerabat Liu Bei (kakak)


Zhang Fei (adik)
Guan Yu

Hanzi tradisional: 關羽
Hanzi sederhana: 关羽
Alih aksara

Mandarin

- Hanyu Pinyin: Guān Yǔ

- Wade-Giles: Kuan1 Yü3

- Bopomofo: ㄍㄨㄢ ㄩˇ
Min Nan

- Romanisasi POJ: Koan Ú

Min Timur

- Fuzhou RF: Guŏng ṳ̄


Guăng ṳ̄

Wu
- Romanisasi: Kue1 Hhy3

Yue (Kantonis)

- Romanisasi Yale: Gwāan Yúh

- Jyutping: Gwaan1 Jyu5

Guan Gong

Hanzi tradisional: 關公
Hanzi sederhana: 关公
Alih aksara

Mandarin

- Hanyu Pinyin: Guān Gōng

- Wade-Giles: Kuan1 Kung1

- Bopomofo: ㄍㄨㄢ ㄍㄨㄥ


Min

- Romanisasi Min-nan : Koan Kong


- Romanisasi Min-dong : Guŏng Gĕ̤ng
Guăng Gŭng

Wu

- Romanisasi: Kue1 Kon1

Yue (Kantonis)

- Romanisasi Yale: Gwāan Gūng

- Jyutping: Gwaan1 Gung1

Guan Yu merupakan jenderal utama


Negara Shu Han, ia bersumpah setia
mengangkat saudara dengan Liu Bei
(kakak tertua) dan Zhang Fei (adik
terkecil).
Dalam konteks populer, Guan Yu [1]
sering digambarkan sebagai tokoh yang
berwajah merah.

Guan Yu dalam novel Kisah


Tiga Negara

Tiga Bersaudara, lukisan karya Sekkan Sakurai (1715-1790)

Pada masa Pemberontakan Serban


Kuning, tepatnya tahun 188, tiga orang
rakyat jelata bertemu di kabupaten Zhuo.
Mereka adalah Liu Bei, Guan Yu dan
Zhang Fei, yang memiliki hasrat yang
sama untuk berjuang membela negara
dan mengembalikan ketentraman
bangsa Tiongkok yang sedang
bergejolak. Tak lama, mereka bertiga
bersumpah sehidup semati untuk
menjadi saudara di kebun persik yang
terletak di halaman belakang rumah milik
Zhang Fei. Liu Bei sebagai kakak tertua,
diikuti dengan Guan Yu dan Zhang Fei.

Guan Yu [2]bertempur bersama Liu Bei


dan Zhang Fei dalam menumpas
Pemberontakan Serban Kuning. Tak
lama, semenjak negeri Tiongkok dikuasai
oleh Dong Zhuo, Liu Bei dan kedua
saudaranya bergabung dalam angkatan
perang Gongsun Zan. Gongsun sendiri
saat itu ikut dalam suatu koalisi
penguasa daerah yang menentang Dong
Zhuo. Dong menempatkan Hua Xiong
untuk menjaga celah Sishui. Hua Xiong
seakan tidak terkalahkan setelah
membunuh 4 perwira pasukan koalisi,
yaitu Bao Zhong, Zu Mao, Yu Shen dan
Pan Feng. Guan Yu yang hanya seorang
pemanah berkuda menawarkan diri
untuk mengalahkan Hua Xiong. Saat tak
ada pemimpin koalisi yang percaya, Guan
Yu berjanji untuk memberikan kepalanya
apabila gagal. Guan Yu kembali dengan
kepala Hua Xiong saat anggur merah–
yang dituang Cao Cao sebelum Guan Yu
pergi–masih hangat.

Dikenal sebagai seorang jendral yang


tangguh, Guan Yu dibujuk Cao Cao untuk
menjadi pengikutnya saat ketiga
bersaudara tercerai berai karena
kejatuhan Xuzhou dan Xiapi. Zhang Liao,
seorang jendral Cao Cao dan kawan
lama Guan Yu mencoba membujuk sang
jendral untuk menyerah. Guan Yu
bersedia atas dasar 3 kondisi :

Guan Yu takluk kepada kekaisaran


Han, bukan kepada Cao Cao.
Kedua istri Liu Bei harus dilindungi dan
diberi penghidupan yang layak
Guan Yu akan segera meninggalkan
Cao Cao setelah tahu keberadaan Liu
Bei

Dengan kondisi itu, Guan Yu dapat


menyerah tanpa melanggar sumpah
saudara. Cao Cao dengan gembira
menyanggupinya. Bahkan Guan Yu diberi
banyak hadiah, yang hampir semuanya ia
kembalikan ke Cao Cao kecuali kuda
merah, kuda andalan yang sebelumnya
dimiliki oleh Lu Bu.

Saat bertempur melawan Yuan Shao di


Pertempuran Baimajin, Cao Cao
menugaskan Guan Yu untuk melawan 2
jendral besar Yuan, yaitu Yan Liang dan
Wen Chou. Guan berhasil membinasakan
keduanya dan mengakibatkan hubungan
Yuan Shao dan Liu Bei–yang saat itu
berlindung pada Yuan Shao–memburuk.
Liu Bei akhirnya memutuskan untuk
meninggalkan Yuan Shao. Pada saat
yang bersamaan, Guan Yu yang
mengetahui di mana Liu Bei
memutuskan meninggalkan Cao Cao dan
melakukan perjalanan untuk bertemu
saudaranya. Cao Cao tak dapat
menahannya dan akhirnya membiarkan
Guan Yu pergi.

Dalam perjalanan tersebut, Guan Yu


semakin terkenal karena ia berhasil
melewati 5 kota Cao Cao dan membunuh
6 perwira yang menghalanginya. Diawali
dengan mengawal kereta yang
membawa kedua isteri Liu Bei melewati
celah Dongling (sekarang: FengFeng,
provinsi Henan), Guan dihentikan oleh
Kong Xiu yang menolak memberi izin
tanpa surat resmi dari Cao Cao. Guan Yu
tak memiliki pilihan lain selain
membunuhnya.

Selanjutnya Guan Yu tiba di luar kota


Luoyang. Gubernur kota itu, Han Fu
membawa 1000 prajurit untuk
menghalangi Guan Yu. Asisten Han Fu,
Meng Tan maju untuk berduel dengan
Guan Yu. Ia mencoba menjebak Guan Yu,
tetapi kuda Guan Yu lebih cepat dan
Meng Tan tewas terbelah golok Guan Yu.
Saat itu Han Fu berhasil memanah
lengan Guan Yu. Tanpa takut, Guan Yu
mengejar Han Fu dan menebasnya.

Saat melewati celah Sishui (sekarang:


Xingyang, provinsi Henan), penjaga celah
tersebut, Bian Xi memimpin 200 anak
buahnya untuk menjebak Guan Yu di
sebuah kuil. Salah seorang pendeta
memperingati Guan Yu yang berhasil
mengatasi jebakan dan membunuh Bian
Xi.

Wang Zhi, gubernur Xingyang mencoba


jebakan yang sama. Berpura-pura baik
kepada Guan Yu, ia menempatkan Guan
Yu di sebuah tempat peristirahatan.
Malamnya ia menyuruh Hu Ban, anak
buahnya, untuk membakar tempat
tersebut. Ternyata ayah Hu Ban (Hu Hua)
pernah menitipkan surat pada Guan Yu,
yang disampaikan Guan Yu kepada Hu
Ban. Hu Ban lalu membocorkan rencana
Wang Zhi dan membantu Guan Yu
melarikan diri. Saat dikejar, Guan Yu
berhasil membunuh Wang Zhi.

Akhirnya rombongan Guan Yu tiba di tepi


selatan sungai Kuning. Saat hendak
menyebrang sungai, Qin Qi yang
berusaha menghalangi, menemui ajalnya
di ujung golok Guan Yu.
Selama perjalanan tersebut, Guan Yu
juga berhadapan dengan Xiahou Dun
yang tetap tidak ingin memberi jalan
pada Guan Yu sampai Zhang Liao
menyampaikan padanya pesan Cao Cao
untuk mengizinkan Guan Yu pergi. Saat
itu Liu Bei sudah pindah ke Runan. Di
akhir perjalanan, Guan Yu bertemu Zhang
Fei yang murka pada Guan Yu karena
menduga ia telah berkhianat. Guan
akhirnya bisa membuktikan dengan
mengalahkan Cai Yang yang
mengejarnya demi membalaskan
dendam atas terbunuhnya Qin Qi,
keponakannya.

Legenda Guan Yu dari segi


pandang Buddhisme
Sangharama Bodhisattva adalah gelar
atau sebutan lain untuk jendral ini.
Jenderal yang sangat gagah dan setia ini
menjadi pengikut Buddha setelah
bertemu dengan seorang bhiksu
bernama Pu Jing di gunung Yuquan. Saat
itu arwahnya sedang menuntut balas
atas perbuatan para jendral Wu yang
memenggal dirinya. Ia berteriak
"kembalikan kepalaku!!" Bhiksu Pu Jing
lalu berkata, "Kepada siapakah Yan Liang,
Wen Chou, dan para panglima lain yang
kepalanya kau tebas berteriak?" Guan Yu
lalu sadar dan berlindung kepada Sang
Triratna dan Dhamma. Keberadaan
Bhiksu Pu Jing sendiri disebutkan dalam
sejarah dan tempat gubuknya berdiri di
gunung Yuquan sekarang menjadi kuil
Yuquan.

Biografi sejarah

Patung 3 Bersaudara (Liu Bei, Guan Yu, Zhang Fei)


Guan Yu bernama lengkap Yunchang
(bernama asli Changsheng), berasal dari
Hedong dan pernah menjadi buron di
distrik Zhuo. Saat Liu Bei mengumpulkan
pasukan di desanya, Guan Yu dan Zhang
Fei membantunya untuk melawan para
pemberontak. Liu Bei kemudian diangkat
menjadi Gubernur Pingyuan, sedangkan
Guan Yu dan Zhang Fei sebagai walikota.
Mereka bertiga tinggal bersama dalam
satu atap bagaikan saudara. Saat Liu Bei
membunuh Che Zhou, gubernur Xuzhou,
dia memerintahkan Guan Yu untuk
mengatur pemerintahan kota Xiapi,
sedangkan ia mengatur di Xiaopei.
Pada tahun ke-5 JianAn (200 M), Cao
Cao menguasai wilayah Liu Bei dan Liu
Bei mencari suaka pada Yuan Shao. Cao
Cao berhasil menangkap Guan Yu dan
mengangkatnya menjadi perwira, dengan
pangkat Pian Jiangjun (Letnan Jendral).
Yuan Shao mengirim jendralnya Yan
Liang untuk menyerang Liu Yan di Baima,
dan Cao Cao membalas dengan
mengirimkan Zhang Liao sebagai
panglima pelopor. Guan Yu yang melihat
payung kebesaran Yan Liang langsung
memburunya dan membunuh Yan Liang.
Ia membawa kepala Yan Liang
sedangkan pasukan Yuan Shao mundur
dari pertempuran. Guan Yu dianugerahi
gelar Hanshou Tinghou (Marquis
Hanshou).

Awalnya Cao Cao merasa puas dengan


Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu
bahwa Guan Yu ragu untuk menetap.
Akhirnya ia memerintahkan Zhang Liao
untuk menemui dan membujuknya.
Jawab Guan Yu, "Saya sangat
memahami penghormatan yang
diberikan Cao Cao, namun jendral Liu
(Bei) juga telah memperlakukan saya
dengan baik maka saya bersumpah
untuk mati bersamanya dan tak akan
mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal
di sini selamanya, tetapi saya mau
menorehkan jasa besar sebelum pergi
untuk membayar kebaikan Cao Cao."
Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada
Cao Cao yang terkesan dengan
kebaikannya. Melihat Guan Yu
membunuh Yan Liang, Cao Cao mengerti
Guan Yu akan segera meninggalkannya,
maka ia segera membanjirinya dengan
hadiah. Guan Yu menyegel semua hadiah
itu sambil menyerahkan surat
pengunduran diri sebelum pergi
menyusul Liu Bei. Cao Cao mencegah
anak buahnya mengejar sambil berkata
"Semua punya tuannya masing-masing,
janganlah kita memburunya."

Tak lama Liu Bei bergabung dengan Liu


Biao. Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao
mengamankan Jingzhou dan Liu Bei
harus mengungsi ke selatan. Liu Bei
mengutus Guan Yu membawa beberapa
ratus kapal untuk menemuinya di
Jiangling. Cao Cao mengejar sampai ke
jembatan Changban sehingga Liu Bei
harus menyeberanginya untuk bertemu
Guan Yu dan bersamanya pergi ke
Xiakou. Sun Quan mengirim pasukan
untuk membantu Liu Bei bertahan dari
Cao Cao, hingga Cao Cao menarik
mundur pasukannya. Liu Bei kemudian
menentramkan wilayah Jiangnan,
mengadakan upacara penghormatan
korban perang, mengangkat Guan Yu
sebagai gubernur Xiang Yang dan
menggelarinya Dangkou Jiangjun
(Jendral yang Menggentarkan Penjahat).
Guan Yu ditempatkan di utara sungai
Kuning.

Saat Liu Bei menentramkan Yizhou, dia


mengutus Guan Yu untuk menjaga
Jingzhou. Guan Yu mendapat kabar Ma
Chao menyerah. Karena ia belum pernah
berkenalan, maka ia mengirim surat pada
Zhuge Liang, "Siapa yang dapat
menandingi kemampuan Ma Chao?"
Untuk menjaga perasaan Guan Yu, Zhuge
Liang menjawab, "Ma Chao sangat
pandai dalam seni literatur dan seni
perang, lebih kuat dan berani dari
kebanyakan orang, seorang pahlawan
yang dapat menandingi Qing atau Peng
dan dapat menjadi tandingan Zhang Fei
yang hebat, tetapi dia bukan yang dapat
menandingi Sang Jendral Berjanggut
Indah" (yaitu Guan Yu). Guan Yu bangga
membaca surat itu dan menunjukkannya
pada tamu-tamunya yang hadir.

Patung Guan Yu di Semarang

Guan Yu pernah terkena panah pada


lengan kirinya, walaupun lukanya
sembuh, tetapi tulangnya masih terasa
sakit terutama pada saat hawa dingin
ketika hujan turun. Seorang tabib
bernama Hua Tuo berkata "Ujung
panahnya diberi racun, dan telah
menyusup ke dalam tulang.
Penyembuhannya dengan cara
membedah lengan dan mengikis tulang
yang terinfeksi racun sebelum menjadi
parah di kemudian hari." Guan Yu
langsung menyingsingkan lengan baju
dan meminta sang tabib
menyembuhkannya. Saat dibedah, Guan
Yu makan dan minum dengan perwiranya
walaupun darah terus mengucur dari
lengannya. Selama proses itu
berlangsung, Guan Yu menengguk arak,
bersenda gurau dan bermain Weiqi(GO)
melawan Ma Liang seperti biasa.

Tahun ke-24 Jian An (219), Liu Bei


mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong
dan mengangkat Guan Yu menjadi Qian
Jiangjun (Jendral Garis Depan). Pada
tahun yang sama, Guan Yu memimpin
tentaranya untuk menyerang Cao Ren di
benteng Fan. Cao Cao mengirim Yu Jin
untuk membantu Cao Ren. Saat itu
musim dingin dan hujan turun teramat
derasnya sehingga meluapkan air sungai
Han. Akhirnya ketujuh pasukan yang
dipimpin Yu Jin seluruhnya hanyut. Yu
Jin menyerah pada Guan Yu yang lalu
mengeksekusi Pang De. Perampok
daerah Liang yaitu Jia dan Lu direkrut
oleh Guan Yu untuk membantunya dalam
pertempuran tersebut. Sejak itu nama
Guan Yu terkenal di seluruh dataran
Tiongkok.

Cao Cao lalu mendiskusikan dengan para


pembantunya apakah relevan untuk
memindahkan ibukota negara ke Xudu
untuk menghindari pertempuran dengan
pasukan Guan Yu yang terkenal kuat.
Sima Yi menolak ususlan itu dan
mengusulkan hal lain. Dia
memperkirakan bahwa Sun Quan juga
tidak akan membiarkan Guan Yu meraih
kemenangan berikutnya, oleh sebab itu
Sima Yi menyusun strategi dan mengirim
utusan kepada Sun Quan, memohon agar
pasukannya menyerang pasukan Guan
Yu dari belakang dan sebagai imbalan
maka Sun Quan akan mendapatkan
Jiangnan—hal ini juga bertujuan agar
pasukan di benteng Fan akan bergabung
juga dengan Sun Quan untuk
memperkuat aliansi. Cao Cao akhirnya
menerima usulan ini.

Perseteruan antara Guan Yu dan Sun


Quan pada awalnya terjadi ketika Sun
Quan mengirimkan utusan ke Guan Yu
untuk mengungkapkan keinginannya
mempersunting anak perempuan dari
Guan Yu untuk dipersandingkan dengan
anak laki-lakinya. Namun, Guan Yu
menghina utusan tersebut dan menolak
proposal yang diajukan. Sun Quan sangat
marah dan merasa terhina dengan
penolakan itu dan menyimpan dendam
terhadap Guan Yu. Hal inilah yang
dimanfaatkan oleh Sima Yi untuk
memperlemah posisi Guan Yu.

Disamping itu ada juga hal lain yang turut


memperlemah posisi Guan Yu dalam
peperangan ini. Mi Fang, Gubernur
Nanjun di kota Jiangling dan Jenderal Fu
Shiren, yang bertugas di Gong An, yang
menjadi bagian dari pasukan Guan Yu
merasa Guan Yu tidak pernah
menganggap mereka. Bahkan sejak
terakhir kalinya Guan Yu mengirimkan
pasukan ke medan perang, Mi Fang and
Fu Shiren hanya ditugaskan untuk
menjaga suplai persediaan makanan dan
senjata di garis belakang dan tidak
terlibat sama sekali dalam setiap
peperangan. Isu tersebut terdengar oleh
Guan Yu dan dia memutuskan akan
menjatuhkan hukuman kepada mereka
setelah kembali dari medan perang.
Mendengar berita itu, Mi Fang and Fu
Shiren sangat ketakutan. Sun Quan
menggunakan kesempatan ini untuk
menggoyahkan loyalitas mereka dengan
memerintahkan pasukan mereka untuk
menyerah, dan akhirnya hal itu terjadi,
sehingga pasukan Wu bisa menguasai
daerah tersebut. Cao Cao lalu mengutus
Xu Huang untuk membantu Cao Ren
dalam mempertahankan benteng Fan
dari gempuran pasukan Guan Yu; Guan
Yu tidak berhasil dalam misinya untuk
menaklukkan Cao Cao dan akhirnya
mundur, akan tetapi pasukan Sun Quan
telah menguasai Jiangling dan
menyandera istri-istri dan anak-anak dari
pasukan Guan Yu. Hal ini membuat
perpecahan di dalam pasukan Guan Yu.
Akhirnya Sun Quan mengirimkan
jenderal-jenderalnya untuk menangkap
Guan Yu dan kemudian menghukum mati
Guan Yu beserta anaknya Guan Ping di
Lingju.
Dian Lue: Ketika Guan Yu mengepung
kota Fan, Sun Quan mengirim utusan
untuk membantu. Ia memerintahkan
utusan itu untuk tidak terburu-buru, tetapi
mengirimkan pegawai sipil berpangkat
tinggi kepada Guan Yu. Guan Yu kesal
dengan keterlambatan itu, apalagi saat
itu ia sudah menangkap Yu Jin sehingga
ia mencela "Jika kalian gurita kecil berani
menyerang kota Fan, tidakkah kau pikir
saya dapat menghancurkan kau?"

Pei Song Zhi: Hamba pikir walaupun Shu


dan Dong terlihat akur, tetapi terdapat
kecurigaan berlebihan antara keduanya
akan kepentingan satu sama lainnya. Ini
sebabnya mengapa Sun Quan diam-diam
menyerang Guan Yu. Menurut Lu Meng
Zhuan (Biografi Lu Meng) : "Pasukan
gerilya telah disiapkan dalam kapal besar
dan rakyat jelata yang menyamar
sebagai pedagang diperintahkan untuk
mengayuh kapal tersebut." Jika memang
ada niat baik untuk membantu dari pihak
Wu, mengapa Sun Quan merahasiakan
pasukan itu?

(7)Shu Ji (Buku Shu): Guan Yu dan Xu


Huang adalah teman dekat dan saling
berkomunikasi walau terpisah jarak yang
jauh. Namun mereka hanya
membicarakan hal-hal sepele yang tidak
berhubungan dengan urusan kemiliteran.
Saat bertempur, Xu Huang berteriak
"Siapa yang dapat mengambil kepala
Guan Yu akan dihadiahkan seribu keping
uang emas!" Guan Yu terkejut dan
bertanya "Kakak, mengapa kau berbicara
seperti itu?" Jawab Xu Huang,"Ini adalah
urusan negara."

(8)Shu Ji (Buku Shu): Sun Quan


memerintahkan pasukannya untuk
menyerang dan menangkap Guan Yu
serta putranya, Guan Ping. Sun Quan
ingin keduanya hidup-hidup sebagai
tameng serangan Shu dan Wei. Namun,
anak buahnya berdalih "Membiarkan
sarang serigala sama saja mengasuh
bencana di kemudian hari. Cao Cao telah
mengalaminya,sampai harus
memindahkan ibukotanya. Bagaimana
mungkin kita membiarkannya hidup?"
Maka, Guan Yu dan putranya dihukum
mati.

Pei Song Zhi: Hamba ingin menegaskan


Buku Wu, yang mengatakan Sun Quan
mengirimkan jendral Pan Zhang untuk
menghambat jalur larinya Guan Yu yang
kemudian dieksekusi mati di tempat.
Jarak antara Lin Ju dan Jiangling sekitar
200 sampai 300 mil, sehingga Guan Yu
tidak mungkin dibiarkan hidup sampai
Sun Quan dan perwiranya selesai
berdebat apakah perlu melepaskannya.
Pernyataan "Sun Quan ingin keduanya
hidup-hidup sebagai tameng serangan
Shu dan Wei" adalah tidak benar. Wu Li
(Buku Kronologis Negeri Wi) mengatakan
"Sun Quan mengirim kepala Guan Yu ke
Cao Cao saat perwiranya menyiapkan
pemakaman yang layak bagi sisa
jasadnya."

Guan Yu dianugerahi gelar anumerta


Zhuangzhou Hou (Marquis Zhuangzhou).
Putranya, Guan Xing menggantikannya.
Guan Xing, bernama lengkap Anguo,
jarang mempertanyakan perintah
sehingga amat disukai oleh perdana
menteri Zhuge Liang. Guan Xing diangkat
menjadi Shizhong (Ajudan Istana) dan
Zhongjiangjun (Jendral Pasukan
Utama/Tengah) saat kesehatannya
menurun. Beberapa tahun kemudian ia
wafat dan digantikan putranya, Guan
Tong sebagai Huben Zhonglang Jiang
(Jendral yang memiliki Kelincahan
Macan). Guan Tong wafat tanpa memiliki
keturunan laki-laki.

(9)Shu Ji (Buku Shu): Saat Guan Yu


bertolak ke kota Fan, ia bermimpi seekor
babi hutan menggigit kakinya. Yu Zi Ping
berkata "Kau akan hancur pada tahun ini,
dan tidak akan kembali bangkit."

(10)Shu Ji (Buku Shu): Putra Pang De,


Pang Hui bertempur di bawah Zhong Hui
dan Deng Ai untuk menghancurkan Shu.
Saat merebut Shu, ia membinasakan
seluruh anggota keluarga Guan yang
masih hidup.

Guan Yu di era modern


Di game buatan KOEI yaitu Dynasty
Warriors, Guan Yu digambarkan sebagai
panglima gagah, tinggi dan berwibawa.
senjatanya adalah Guan Dao bernama
"Blue Dragon Spike" atau "Green Dragon
Halbred". di serial ke 7, dia membunuh
Hua Xiong dan bergabung dengan Cao
Cao pada pertempuran Guandu. dia
mengakhiri hidupnya di "Fan Castle" pada
pertempuran melawan Wu dan Wei.

Guan Yu pada anime Jepang


Anime Jepang yang sangat populer
Ikkitousen juga mengungkap kisah ini,
namun dikarenakan bernuansa
fanservice, anime ini membuat
perubahan secara zaman dan postur
tubuh, serta jenis kelamin dari Guan Yu.
Guan Yu dikenal sebagai Kanu Unchou
pada anime seri Ikkitousen ini. Ditemani
juga oleh 2 panglima terdekatnya Ryuubi
Gentoku (Liu Bei) dan Chouhi Ekitoku
(Zhang Fei).

Walau terkesan aneh, namun menurut


cerita anime Ikkitousen, Sousou Motoku
(Cao Cao) pimpinan kerajaan Wei
terkesan tertarik dengan Kanu-Unchou.
Lihat pula
Zaman Tiga Negara
Kisah Tiga Negara
Catatan Sejarah Tiga Negara

Pranala luar
(Indonesia) Kisah Hidup Guan Yu (htt
p://www.tionghoa.com/guan-yu/)
(Inggris) Kelenteng Kwan Sing Bio (htt
p://www.suaramerdeka.com/cybernew
s/gaya/wisata/wisata-gaya11.html)
Diarsipkan (https://web.archive.org/we
b/20070111113834/http://suaramerde
ka.com/cybernews/gaya/wisata/wisat
a-gaya11.html) 2007-01-11 di
Wayback Machine.
(Inggris) Kelenteng Guan Yu di
Xuchang (http://www.paulnoll.com/Chi
na/Excursions/excursions-Guan-scene
s.html)
(Inggris) Lukisan Kisah Pengobatan
Tulang Guan Yu (http://www.pandanet.
co.jp/English/art/boneshaving2.html)
(Inggris) (http://www.kongming.net/no
vel/sgz/guanyu.php) Catatan Sejarah
Tiga Negara versi bahasa Inggris

Referensi
1. Guan Yu: The Religious Afterlife of a
Failed Hero, Publisher: Oxford University
Press

2. China Tales and Stories: Guan Yu,


Pengarang: Zhou Wenjing, Joseph Janeti,
Publisher: Create Space Independent,
Terbitan Pertama: 18 Maret 2014

5 Jenderal Macan Shu Han

Guan Yu | Zhang Fei | Zhao Yun | Huang


Zhong | Ma Chao

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Guan_Yu&oldid=23175439"

Halaman ini terakhir diubah pada 26 Maret 2023,


pukul 17.46. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.

You might also like