0% found this document useful (0 votes)
107 views4 pages

WOC Post Partum

Post partum spontan akan terjadi perubahan fisiologis,terjadi involusi menyebabkan terjadinya peningkatan kadar ocytosis dan perun=bahan pada vagina dan perinium terjadi repture jarengan trauma mekanis
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
107 views4 pages

WOC Post Partum

Post partum spontan akan terjadi perubahan fisiologis,terjadi involusi menyebabkan terjadinya peningkatan kadar ocytosis dan perun=bahan pada vagina dan perinium terjadi repture jarengan trauma mekanis
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 4

PATHWAYS POST PARTUM SPONTAN

Penatalaksanaan Definisi Etiologic


Patofisiologi
1. Mobilisasi dini Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga 1. Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum
Post partum spontan akan terjadi
2. Rawat gabung disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah partus mulai, terjadi penurunan hormon
perubahan fisiologis,terjadi involusi
3. Pemeriksaan umum (KU dan persalinan yang diperlukan untuk pulihnya Kembali alat progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone
menyebabkan terjadinya peningkatan
keluhan) kandungan yang lamanya 6 minggu. Persalinan sebagai penenang otot – otot polos Rahim dan
kadar ocytosis dan perun=bahan pada
4. Pemeriksaan khusus (TTV, merupakan peristiwa keluarnya bayi, plasenta dan akan menyebablan kekejangan pembuluh darah
vagina dan perinium terjadi repture
fundus uteri, payudara, selaput amnion. Post partum adalah masa 6 minggu sehingga timbul his bila progesterone turun.
jarengan trauma mekanis.
kontrasepsi uterus, sejak bayi lahir sampai organ – organ reproduksi sampai 2. Teori placenta menjadi tua
pengeluaran pervagina, Kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Post partum Turunnya kadar hormon estrogen dan
luka/jahitan, tanda hormon) adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, progesterone menyebabkan kekejangan
5. Pemberian cairan intravena tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi
6. Pemberian uterotonika yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Rahim.
7. Obat nyeri 3. Teori distensi Rahim : Rahim menjadi besar dan
8. Nutrisi merenggang menyebabkan iskemik otot – otot
9. Kontrasepsi Rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero –
Pemeriksaan penunjang plasenta
10. Libatkan keluarga dalam
setiap asuhan 1. Hemoglobin, hematokrit, leukosit, 4. Teori iritasi mekanik : dibelakang serbik terligat
ureum ganglion servika; (fleksus franterrhauss). Bila
2. USG untuk melihat sisa plasenta ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh
kepala janin akan timbul kontraksi uterus
5. Induksi partus : dapat pula ditimbulkan dengan
jalan gagang laminaria yang dimasukkan dalam
POST PARTUM SPONTAN kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomy pemecahan
ketuban, oksitosin drip uaitu pemberian
oksitosin menurun tetesan perinfus.
Perubahan Fisiologi Perubahan
Psikologi

Sistem endokrin System Laktasi System Tanda dan gejala


reproduksi kardiovaskuler Kelahiran bayi
1. Organ – organ reproduksi
Vulva vagina Kembali normal pada posisi
Struktur & Fase taking in sebelum kehamilan
Esterogen dan Pendarahan post
Involusi karakter payudara 2. Masa menyusui anak dimulai
progesterone menurun partum
ibu 3. Penyembuhan ibu dari stress
Luka pada jalan Fase taking kehamilan dan persalinan
lahir hold
Servik vagina Kehilangan
Peningkatan prolactin dan perinium vaskuler berlebih
oksitosin Hormon Aliran darah
Nyeri esterogen di payudara Fase letting go
berurai dari Hypovolemia
uterus (D.0023)
Ductus dan alveoli 1. Trauma Penambahan anggota
berpoliverasi 2. Edema baru
3. Luka Prolaktin Retensi darah di
Resiko infeksi
4. jahitan meningkat pembuluh darah
(D.0142)
efektif Tidak
Kurang informasi Pencapaian menjadi
efektif Gangguan Pembentukan orang tua (D.0126)
istirahat tidur ASI
ASI
Bendungan (D.0055) Deficit pengetahuan
keluar
ASI (D.0111)

Ibu tidak
tahu cara Resiko ASI Keluar ASI tidak Menyusui tidak
menyusui infeksi keluar efektif (D.0029)
(D.0142)

Deficit DX : Resiko infeksi (D.0142)


DX : Deficit pengetahuan (D.0111)
pengetahuan
Tujuan : Tingkat infeksi menurun (L.14137)
(D.0111) Nama : Yuliana Sucianingrum Tujuan : Tingkat pengetahuan meningkat (L.12111)
Kriteria : demam menurun, kemerahan menurun, nyeri
NIM : P1337420621083 Kriteria : kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
menurun, bengkak menurun, kadar sel darah putih membaik.
suatu topik meningkat, kemampuan menggambarkan
Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Semarang pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik Intervensi : pencegahan infeksi (I.14539)
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang meningkat, persepsi yang keliru terhadap masalah menurun.
Obervasi
Intervensi : Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Monitor tnda dan gejala infeksi local dan sistemik
Obervasi
Sumber : Terapeutik
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), - Berikan perawatan kulit pada area edema
informasi
Standar Diagnosis Keperawatan - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
- Identifikasi factor – factor yang dapat meningkatkan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, pasien dan lingkungan pasien
dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
PersatuanPerawat Indonesia - Pertahankan Teknik aseptic pada pasien berisiko
sehat
2. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), tinggi
Standar Intervensi Keperawatan Terapeutik
Edukasi
Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta,
- Sediakan media dan materi Pendidikan Kesehatan
Persatuan Perawat Indonesia - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), - Ajarkan cara memcuci tangan yang benar
kesepakatan
Standar Luaran Keperawatan - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, operasi
Persatuan Perawat Indonesia Edukasi - Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Marwaningsih, V. R., & Ina, A. A. (2022). - Ajarkan cara meningkatkan asupan cairan
ELF CARE DEMAMD PADA IBU - Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi
POST PARTUM SPONTAN DAN POST Kesehatan Kolaborasi
SAECAR. JURNAL KESEHATAN, 13. - Ajarkan perilaku hodup bersih dan sehat
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
DOI:http://dx.doi.org/10.35730/jk.v13i0. - Ajarkan strategu yang dapat digunakan untuk
886 meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih
DX : Hypovolemia (D.0023)
DX : gangguan istirahat tidur (D.0055) Tujuan : status cairan membaik (L.03028)
Dx : Menyusui Tidak Efektif (D.0029) Tujuan : pola tidur membaik (L.05045) Keiteria : kekuatan nadi meningkat, output
Tujuan : Status Menyusui Membaik (L.03029) meningkat, edema anasarca menurun, edema perifer
Keiteria : keluhan sulit tidur menurun, kelihan tidak
menurun, frekuensi nadi membaik, tekanan darah
Kriteria Hasil : perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat, puas tidur menurun, keluhan pola tidur berubah
membaik, hemoglobin memnaik, hematokrit
kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat, berat menurun, keluhan istirahat tidak cukup menurun
membaik
badan bayu meningkat, tetsan/pancaran ASI meningkat, suplai ASI Intervensi : dukungan tidur (I.05174)
adekuat. Intervensi : manajemen hypovolemia (I.03116)
Observasi :
Intervensi : Edukasi Menyusui (I.12393) Observasi :
- Identifikassi pola aktivitas tidur
Observasi : - Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis,
- Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi. dan/psikologis)
tekanan darah menurun, tekanan nadi
2. Identifikasi tujuan dan keinginan menyusui. - Identifikasi makanan dan minuman yang
menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mengganggu tidur (mis, kopi, teh, alcohol,
Terapeutik : mukosa kering, volume urin menurun,
makan mendekati waktu tidur, minum banyak
hematokrit meningkat, haus, lemah)
1. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan air sebelum tidur )
2. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Terapeutik
3. Berikan kesempatan untuk bertanya Terapeutik - Hitung kebutuhan cairan
4. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui - Berikan posisi modified Trendelenburg
5. Libatkan system pendukung : suami, keluarga, tenaga - Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan,
- Berikan asupan cairan oral
Kesehatan dan Masyarakat kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu Edukasi
Edukasi : - Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan
1. Berikan konseling menyusui - Tetapkan jadwal tidur rutin
- Anjurkan menghindari perubahan posisi
2. Jelaskan manfaat menyusui dan perlekatan (lacth on) dengan - Lakukan prosedur untuk eningkatkan
mendadak
benar kenyamanan (mis, pijat, pengaturan posisi,
3. Ajarkan perawatan payudara anterpartum dengan terapi akupresure) Kolaborasi
mengkompres dengan kapas yang telah diberikan minyak Edukasi : - Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis,
kelapa NaCL, RL)
4. Ajarkan perawatan payudara post partum (mis: memerah ASI, - Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
pijat payudara, pijat oksitosin) - Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
(mis, glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Anjurkan menghindari makanan/minuman
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (albumin,
yang mengganggu tidur
plasmanate)
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
- Kolaborasi pemberian produk darah
mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan factor – factor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis, psikologis,
gaya hidup, sering berubah shif bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenic atau secara
nonfarmakologi lainnya)
DX : pencapaian menjadi orang tua (D.0126)
Tujuan : peran menjadi orang tua membaik
(L.13120))
Keiteria : bounding attachment meningkat, Perilaku
positif menjadi ornag tua meningkat, interaksi
perawatan bayi meningkat.
Intervensi : promosi antisipasi keluarga (I.12466)
Observasi :
- Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau
masalah perkembangan serta dampaknya pada
kehidupan pasien dan keluarga
- Identifikasi metode pemevahan masalah yang
sering digunakan
Terapeutik
- Fasilitasi dalam memutus strategi pemecahan
masalah yang dihadapi keluarga
- Libatkan seluruh anggota keluarga dalam
Upaya atisipaso masalah Kesehatan, jika
memungkinkan
- Buat jadwal aktivitats Bersama keluarga
terkaid masalah Kesehatan yang dihadapi
Edukasi
- Jelaskan perkembangan dan perilaku normal
pada keluarga
Kolaborasi
- Kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait
lainnya, jika perlu

You might also like