NAMA: AZIZAH M.
NUR
NIM: 23111162
KELAS: E
PRODI: PGSD
Bacalah teks berikut!
Di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisis, torehan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Jika di bandingkan, pada triwulan kedua tahun ini
dengan periode yang sama tahun lalu. Ekonomi Indonesia meningkat kurang lebih 6,4 persen.
Pertumbuhan ini tetap masih terpusat di pulau jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%. Apabila
diakumulasikan, pertumbuhan ekonomi indonesia semester I tahun 20122 lebih baik
dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3%. Akan tetapi,
pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. Hal ini dikatakan oleh
Salamuddin daeng, pengamat ekonomi Indonesia for global justice. Ia berpendapat, pertumbuhan
ekonomi ini tidak di ikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya itu Daeng
juga memaparkan sekurang-kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi indonesia
mengalami bias.
Pertama, perekonomian indonesia lebih banyak ditengarai oleh hutang asing yang nilai
nya terus meningkat. “Hutang Indonesia mencapai RP 2.865 triliun. Hutang asing pemerintah
meningkat setiap tahunnya. Utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan
menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi indonesia,” ujar daeng.
Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat di nilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi
indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang
mengalami kenaikan serta disokong oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi.
Ketiga, ekonomi indonesia pertumbuhan di dorong oleh ekspor bahan mentah, contoh
nya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang sehingga kurang menciptakan nilai
tambah dan lapangan pekerjaan. Faktor terakhir, pertumbuhan ekonomi indonesia di dorong
oleh penanaman asing yang menjadikan sumber daya alam indonesia makin di kuasai pihak
asing. Di lain pihak A Tony Prasetiantono, pengamat ekonomi dari Universitas gadjah mada
menyatakan pertumbuhan ekonomi indonesia di topang oleh sektor domestik. Menurut nya,
dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan ekspor baru akan terasa
pada kuartil ketiga dan keempat tahun ini. Ia menilai kontribusi ekspor terhadap Pdb tidak besar.
Selaras dengan itu, ekonomi Mirza Adityaswara berpendapat bahwa sejumlah sektor
ekonomi dalam negri tumbuh karena di dorong oleh suku bunga rendah. Hal ini tampak dari
peningkatan kredit yang mencapai 26-28% sekaligus di dukung oleh harga bbm yang rendah
sebab masih di subsidi oleh pemerintah. Lebih lanjut Mirza meyampaikan, sektor yang
berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan tinggi, misalnya otomotif, manufaktur,
transportasi, komunikasi, dan perdagangan.
Dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri memiliki kecenderungan
defesit neraca perdagangan yang semakin besar. Menurut A Tony prasetiantono, belanja
pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat membantu pertumbuhan. Seiring dengan hal
itu, tingkat inflasi yang berada dibawah 5% cukup membantu, walaupun hal tersebut ada
dampaknya yakni nilai subsidi enerji yang terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat.
Setelah Ananda membaca teks tersebut, perbaikilah beberapa kesalahan tulisan yang ada
pada teks di atas dengan memberikan blok kuning pada kesalahan yang telah
dikoreksi/disunting!