0% found this document useful (0 votes)
58 views10 pages

SANGKURIANG

The legend of Sangkuriang tells the story of Dayang Sumbi, who married a dog named Tumang and had a son named Sangkuriang. After Sangkuriang accidentally killed Tumang, he was expelled by Dayang Sumbi, only to later fall in love with her without realizing she was his mother. To prevent the marriage, Dayang Sumbi set an impossible task for Sangkuriang to build a boat in one night, leading to the creation of Mount Tangkuban Perahu when he failed.

Uploaded by

xoryye
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
58 views10 pages

SANGKURIANG

The legend of Sangkuriang tells the story of Dayang Sumbi, who married a dog named Tumang and had a son named Sangkuriang. After Sangkuriang accidentally killed Tumang, he was expelled by Dayang Sumbi, only to later fall in love with her without realizing she was his mother. To prevent the marriage, Dayang Sumbi set an impossible task for Sangkuriang to build a boat in one night, leading to the creation of Mount Tangkuban Perahu when he failed.

Uploaded by

xoryye
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

SANGKURIANG

A long time ago in West Java, lived a beautiful girl named Dayang Sumbi. Her beauty and intelligence made a
prince from the heavenly kingdom of Kahyangan desire her as his wife. The prince asked permission from his
father to marry Dayang Sumbi. However, people from Kahyangan could never live side by side with humans, but
his father approved on one condition, when they had a child, the prince would transform into a dog.

They got married and Dayang Sumbi gave birth to a baby boy named Sangkuriang. The prince then changed into a
dog named Tumang. He was very smart and handsome like his father. Sangkuriang liked to hunt animals and
looked for fruits to eat. One day, when he was hunting, Sangkuriang accidently killed Tumang. He went home and
told her mother about the dog.

Driven by sadness and anger, she grabbed a big spoon and hit Sangkuriang's head with it. Dayang Sumbi was so
sad and started to cry because she just lost her husband. Sangkuriang feels confused. How can his mother love a
dog more than him? Sangkuriang then decided to run away from their home. Many years later, Sangkuriang found
a house of a beautiful woman. He didn't know that the woman was his mother and fell in love with her.
Sangkuriang forced her to marry him but Dayang Sumbi could not accept it because she knew that the boy was her
son. She realizes that she needs to do something to prevent Sangkuriang from marrying her. Dayang sumbi
decided to ask him an impossible requirement to marry her in order for him to give up. She asked Sangkuriang to
build her a big boat within one night.

Without doubt, Sangkuriang accepted this condition and worked hard to fulfil the condition. Then he commands
the genies to cut down trees and build a boat. A few moments before dawn, Sangkuriang and his genie servants
almost finished the boat.

Dayang Sumbi immediately woke all the women in the village and asked them to wave a long red scarf. All the
women in the village were waving their red scarf, making it look as if dawn was breaking. Deceived by false
dawn, the cock crowned and farmers rose to the new day. Sangkuriang immediately dropped their work. With all
his anger, he kicked the unfinished boat. The boat flew and landed on a vallet, The boat then became a mountain,
called Tangkuban Perahu.

Terjemahan

Dahulu kala di Jawa Barat, hiduplah seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Kecantikan dan kecerdasannya
membuat seorang pangeran dari kerajaan surga Kahyangan menginginkannya sebagai istrinya.
Sang pangeran meminta izin kepada ayahnya untuk menikahi Dayang Sumbi. Namun, orang dari Kahyangan tidak
pernah bisa hidup berdampingan dengan manusia. Akhirnya, ayahnya menyetujui dengan satu syarat, ketika
mereka memiliki anak, sang pangeran akan berubah menjadi anjing. Mereka menikah dan Dayang Sumbi
melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Sangkuriang. Sang pangeran kemudian berubah menjadi seekor anjing
bernama Tumang. Sangkuriang sangat cerdas dan tampan seperti ayahnya. Sangkuriang suka berburu binatang dan
mencari buah untuk dimakan. Suatu hari, saat berburu, Sangkuriang tidak sengaja membunuh Tumang. Dia pulang
ke rumah dan memberi tahu ibunya tentang anjing itu.

Didorong oleh kesedihan dan kemarahan, dia mengambil sendok besar dan memukul kepala Sangkuriang dengan
sendok itu. Dayang Sumbi sangat sedih dan menangis tersedu-sedu. Sangkuriang merasa bingung. Bagaimana bisa
ibunya lebih mencintai anjing dibandingkan dirinya? Sangkuriang memutuskan untuk kabur dari rumah mereka.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang menemukan rumah seorang wanita cantik. Dia tidak menyadari bahwa
wanita itu adalah ibunya dan jatuh cinta padanya. Sangkuriang memaksa Dayang Sumbi untuk menikah
dengannya tetapi Dayang Sumbi tidak dapat menerimanya karena dia tahu bahwa laki-laki itu adalah anaknya.
Dayang Sumbi menyadari bahwa dia perlu melakukan sesuatu untuk mencegah Sangkuriang menikahinya. Dayang
sumbi memutuskan untuk meminta syarat yang mustahil untuk menikahinya agar Sangkuriang menyerah. Dia
meminta Sangkuriang untuk membuatkannya sebuah perahu besar dalam waktu satu malam.
Sangkuriang menerima syarat tersebut dan bekerja keras untuk memenuhi syarat tersebut. Kemudian, dia
memerintahkan jin untuk menebang pohon dan membuat perahu. Beberapa saat menjelang subuh, Sangkuriang
dan para jin hampir menyelesaikan perahunya.

Dayang Sumbi segera membangunkan semua wanita di desa tersebut dan meminta mereka untuk melambaikan
selendang merah. Semua wanita di desa itu melambai-lambaikan selendang merah, seolah-olah fajar telah
menyingsing. Tertipu oleh fajar palsu, ayam jantan dan petani bangkit untuk memulai hari yang baru. Sangkuriang
segera menjatuhkan hasil pekerjaannya. Dengan penuh amarah, dia menendang perahu yang belum selesai itu.
Perahu itu terbang dan mendarat di sebuah lembah, perahu besar itu kini disebut dengan Tangkuban Perahu.
Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris

Long time ago, there lived a beautiful woman named Dayang Sumbi. One day, she was quilting. Suddenly, her
quilt fell off from her house. She prayed to Gods, "If a man picks up my quilt, he will be my husband. If a woman,
she will be my sister".

Then, a male dog picks it up. For keeping her words, she married the dog and called him Tumang. She gave birth
to a baby, named him Sangkuriang, but never told him who his father was.
One day, Sangkuriang was hunting with Tumang in the forest and he found nothing. He blamed Tumang for the
failure and killed him. When Dayang Sumbi knew that, she hit Sangkuriang's head with a big spoon and asked him
to go away.

Many years later, Sangkuriang found a house in the forest and a beautiful woman was inside. The woman, Dayang
Sumbi, recognized him as Sangkuriang. He fell in love with her without knowing that she was his mother. He
forced her to marry him. Dayang Sumbi could not accept it because they were mother and son.
She asked him an impossible requirement to marry her. He must build a big boat within a night and shall be
finished by dawn. Sangkuriang agreed and built it with the help of spirits.
When he was almost finished, Dayang Sumbi asked women nearby to hit the grains as a fake sign that dawn is
coming. The spirits run away and Sangkuriang failed to finish the boat. He was very angry and kicked away the
boat upside down and it turned into a mountain called Tangkuban Perahu.

Arti Cerita Sangkuriang


Dahulu kala, hiduplah seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi. Suatu hari, dia sedang merajut. Tiba-tiba,
alatnya jatuh dari rumahnya. Dia berdoa kepada Tuhan, "Jika seorang pria mengambilnya, dia akan menjadi suami
saya. Jika seorang wanita, dia akan menjadi saudara perempuan saya".
Kemudian, seekor anjing jantan mengambilnya. Untuk menepati kata-katanya, dia menikahi anjing itu dan
memanggilnya Tumang. Dia melahirkan seorang bayi bernama Sangkuriang. Tetapi dia tidak pernah memberitahu
Sangkuriang siapa ayahnya.

Suatu hari, Sangkuriang sedang berburu dengan Tumang di hutan dan dia tidak menemukan apa-apa. Dia
menyalahkan Tumang atas kegagalan itu dan membunuhnya. Ketika Dayang Sumbi mengetahui hal itu, dia
memukul kepala Sangkuriang dengan sendok besar dan mengusirnya.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang menemukan sebuah rumah di hutan dan ada seorang wanita cantik di
dalamnya. Wanita itu, Dayang Sumbi, mengenali Sangkuriang. Sangkuriang jatuh cinta padanya tanpa mengetahui
bahwa dia adalah ibunya. Dia memaksa Dayang Sumbi untuk menikah dengannya. Dayang Sumbi tidak bisa
menerimanya karena mereka adalah ibu dan anak.

Dia meminta persyaratan yang mustahil kepada Sangkuriang jika ingin menikahinya. Dia harus membangun
perahu besar dalam waktu satu malam dan harus selesai sebelum fajar. Sangkuriang setuju dan membangunnya
dengan bantuan makhluk halus.

Ketika hampir selesai, Dayang Sumbi meminta wanita di sekitarnya untuk menumbuk biji-bijian sebagai tanda
palsu bahwa fajar akan datang. Roh-roh itu melarikan diri dan Sangkuriang gagal menyelesaikan perahunya. Dia
sangat marah dan menendang perahu tersebut menjadi terbalik. Kemudian, perahu terbalik itupun berubah menjadi
gunung yang disebut Tangkuban Perahu.
Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris Singkat dan Artinya
The legend tells that, long ago, there lived a beautiful woman named Dayang Sumbi, the daughter of the king of
Sumbing Perbangkara. Her beautiful face made Dayang Sumbi contested by the princes. As a princess from the
kingdom, Dayang Sumbi has a weaving hobby. One time, when she was busy weaving cloth, suddenly her loom
fell. Instead of taking it herself, Dayang Sumbi said an oath: if the one who took the loom were a man, then she
would take him as her husband, but if the one who took the loom were a woman, she would make her a sister.

Unexpectedly, sometime later, there came a male dog named Si Tumang, which brought Dayang Sumbi’s loom.
Finally, to fulfill her oath, Dayang Sumbi married Tumang (long story short, Tumang was a god who was expelled
from heaven). From that marriage, a son named Sangkuriang was born. Time went on until Sangkuriang grew into
a handsome boy. One day, Sangkuriang found out that his mother wanted to eat a deer’s liver. Sangkuriang also
hunted into the forest with Tumang. While hunting, Sangkuriang felt upset because he hadn’t successfully hunted
any animals. Then, he decided to kill Tumang and gave Tumang’s heart to his mother.

Moments later, Dayang Sumbi found out that Sangkuriang had killed Tumang. Furiously, Dayang Sumbi hit
Sangkuriang’s head and threw him out of the house. Years later, Sangkuriang, who was kicked out of the house,
had grown into a handsome man. While Dayang Sumbi remained young, this was because at that time Dayang
Sumbi ate Tumang’s liver. One day, Sangkuriang met Dayang Sumbi again, and they fell in love with each other.
Dayang Sumbi, who finally found out that the young man was her biological son who had been expelled for years,
insisted on refusing and decided on Sangkuriang to do an impossible assignment.

Dayang Sumbi said that if Sangkuriang wanted to marry her, he had to build a big boat in just one night.
Sangkuriang also agreed. With the help of the spirits, Sangkuriang almost succeeded in the task before dawn.

However, Dayang Sumbi did not remain silent. She and the women around her pounded the mortar and made it
look like the dawn had come. The spirits fled, so Sangkuriang failed to finish his boat. This made Sangkuriang
furious and kicked the boat upside down. The overturned boat is now known as Mount Tangkuban Perahu.

(TERJEMAHAN)

Legenda mengisahkan, dahulu kala, hiduplah seorang wanita cantik jelita bernama Dayang Sumbi, putri dari raja
Sumbing Perbangkara. Parasnya yang cantik membuat Dayang Sumbing diperebutkan oleh para
pangeran. Sebagai seorang putri dari kerajaan, Dayang Sumbing memiliki hobi menenun. Suatu ketika, saat ia
sedang asyik menenun kain, tiba-tiba alat tenunnya jatuh. Alih-alih mengambilnya sendiri, Dayang Sumbi justru
mengatakan sebuah sumpah, jika yang mengambil alat tenunnya seorang pria, maka ia akan menjadikannya
sebagai suami, jika yang mengambil alat tenunya seorang wanita, ia akan menjadikannya saudara.

Tak disangka, beberapa waktu kemudian, datanglah seekor anjing jantan yang diberi nama si Tumang, ia
membawa alat tenun Dayang Sumbi. Akhirnya, untuk memenuhi sumpahnya, Dayang Sumbi pun menikahi si
Tumang (singkat cerita, Tumang adalah seorang dewa yang diusir dari kayangan). Dari pernikahan itu, lahirlah
seorang putra bernama Sangkuriang. Waktu terus berjalan, hingga Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang
tampan. Suatu hari, Sangkuriang mengetahui bahwa ibunya ingin sekali memakan hati rusa. Sangkuriang pun
berburu ke hutan bersama Tumang. Di tengah perburuan, Sangkuriang merasa kesal dan marah karena tidak ada
satu pun hewan yang berhasil diburu. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk membunuh Tumang dan
memberikan hati Tumang kepada ibunya. Beberapa saat kemudian, Dayang Sumbi mengetahui bahwa
Sangkuriang telah membunuh si Tumang. Karena murka, Dayang Sumbi pun memukul kepala Sangkuriang dan
mengusirnya dari rumah. Tahun demi tahun berlalu. Sangkuriang yang diusir dari rumah kini sudah tumbuh
menjadi laki-laki dewasa yang rupawan. Sedangkan Dayang Sumbi, ia tetap awet muda, hal tersebut dikarenakan
pada waktu itu Dayang Sumbi memakan hati si Tumang. Suatu ketika, Sangkuriang bertemu kembali dengan
Dayang Sumbi, mereka pun saling jatuh cinta. Dayang Sumbi yang pada akhirnya mengetahui bahwa pemuda itu
adalah anak kandungnya yang telah diusir bertahun-tahun, ia pun bersikeras menolak dan memutuskan
Sangkuriang. Hingga mengajukan persyaratan yang mustahil dilakukan.

Dayang Sumbi mengatakan, jika Sangkuriang ingin menikahinya, maka ia harus membangun perahu besar hanya
dalam waktu semalam. Sangkuriang pun menyanggupinya. Dengan bantuan para mahluk halus, Sangkuriang
hampir berhasil membangun sebuah perahu besar sebelum terbitnya fajar.

Namun, Dayang Sumbi tidak tinggal diam. Ia dan para wanita di sekitarnya menumbuk lesung dan membuat
seakan-akan waktu fajar sudah datang. Para makhluk halus pun kabur, sehingga Sangkuriang gagal menyelesaikan
perahunya. Hal tersebut membuat sangkuriang marah besar dan menendang perahu tersebut hingga terbalik.
Perahu terbalik itulah yang kini dikenal dengan nama Gunung Tangkuban Perahu.
Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris Singkat Beserta Terjemahan Bahasa Indonesia

Long time ago in West Java, a woman named Dayang Sumbi lived. She lived alone in the forest.

One day, Dayang Sumbi was quilting. Suddenly, her quilt fell off her house. Then, she prayed to Gods, "If a man
picks up my quilt, he will be my husband. If a woman, she will be my sister. Then, a male dog picks it up. For
keeping her words, Dayang Sumbi married the dog and called him Tumang. Dayang Sumbi gave birth to a baby,
named him Sangkuriang, but never told him who his father was.

One day, Sangkuriang was hunting with Tumang in the forest and he found nothing. He blamed Tumang for the
failure and killed him. When Dayang Sumbi knew that, she hit Sangkuriang's head with a big spoon and asked him
to go.

Many years later, the wandering Sangkuriang found a house in the forest, and an old beautiful woman was in the
house. The woman, Dayang Sumbi, recognized the adventurer as Sangkuriang. Sangkuriang forced her to marry
him and Dayang Sumbi asked him to make a vast boat in one night.

At night, Sangkuriang called his friends, ghosts and forest fairies to help him. Dayang Sumbi feared the boat could
be finished on time, so she asked some women nearby to help her. The woman hit the grains with grain puncher to
make noise which disturbed the ghosts and the fairies. The ghosts and the fairies ran away before completing the
boat. Sangkuriang was very angry. He kicked away the boat upside down, and it turned into a mountain called
Tangkuban Perahu. It means the downside boat, which stood in the north of Bandung.

Terjemahan Cerita Sangkuriang

Dahulu kala di Jawa Barat, seorang wanita bernama Dayang Sumbi tinggal. Dia tinggal sendiri di hutan.

Suatu hari, Dayang Sumbi sedang merajut. Tiba-tiba, alat merajutnya jatuh dari rumahnya. Kemudian, dia berdoa
kepada Dewa, “Jika seorang pria mengambil alat saya, dia akan menjadi suami saya. Jika seorang wanita, dia akan
menjadi saudara perempuan saya. Kemudian seekor anjing jantan mengambilnya. Untuk menepati perkataannya,
Dayang Sumbi menikahi anjing itu dan memanggilnya Tumang. Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi dan
memberinya nama Sangkuriang. Namun Dayang Sumbi tidak pernah memberi tahu Sangkuriang siapa ayahnya.

Suatu hari, Sangkuriang sedang berburu dengan Tumang di hutan dan dia tidak menemukan apa-apa. Dia
menyalahkan Tumang atas kegagalan itu dan membunuhnya. Ketika Dayang Sumbi tahu itu, dia memukul kepala
Sangkuriang dengan sendok besar dan memintanya pergi.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang yang lama mengembara menemukan sebuah rumah di hutan, dan seorang
wanita tua cantik berada di rumah itu. Wanita tersebut, Dayang Sumbi, mengenali Sangkuriang. Namun
Sangkuriang memaksanya untuk menikah. Dayang Sumbi pun mengajukan syarat untuk membuatkannya sebuah
perahu besar dalam satu malam.

Pada malam hari, Sangkuriang memanggil teman-temannya, para hantu, dan peri-peri hutan untuk membantunya.
Dayang Sumbi khawatir jika perahu tersebut bisa selesai tepat waktu, jadi dia meminta beberapa wanita di
dekatnya untuk membantunya. Wanita itu menumbuk biji-bijian untuk membuat suara yang mengganggu para
hantu dan peri. Hantu dan peri melarikan diri sebelum menyelesaikan perahu. Sangkuriang sangat marah. Dia
menendang perahu hingga terbalik, dan perahu itu berubah menjadi gunung yang disebut Tangkuban Perahu. Hal
itu memiliki arti perahu bawah, yang berada di utara Bandung.
The Legend of Sangkuriang

Long ago, in the land of West Java, there lived a young man named Sangkuriang. He was a handsome and strong
young man, known for his bravery and intelligence. Sangkuriang lived with his mother, Dayang Sumbi, in a small
village near the mountains.

Dahulu kala, di tanah Jawa Barat, hidup seorang pemuda bernama Sangkuriang. Dia adalah pemuda tampan dan
kuat, terkenal karena keberaniannya dan kecerdasannya. Sangkuriang tinggal bersama ibunya, Dayang Sumbi, di
sebuah desa kecil dekat gunung.

One day, Sangkuriang decided to go hunting in the forest. He took his loyal dog, Tumang, with him. While
hunting, he came across a beautiful maiden named Dayang Sumbi, who was actually his mother, although they did
not recognize each other. They fell in love and decided to get married.

Suatu hari, Sangkuriang memutuskan untuk pergi berburu di hutan. Dia membawa anjing setia nya, Tumang,
bersamanya. Saat berburu, dia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi, yang sebenarnya
adalah ibunya, meskipun mereka tidak mengenali satu sama lain. Mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk
menikah.

As the wedding day approached, Dayang Sumbi realized that Sangkuriang was her long-lost son. She remembered
a scar on his head from a childhood accident. Distraught and unable to marry her own son, she came up with a
plan to stop the wedding.

Ketika hari pernikahan semakin dekat, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang adalah anaknya yang
hilang. Dia ingat ada bekas luka di kepalanya dari kecelakaan saat masih kecil. Putus asa dan tidak bisa
menikahi anaknya sendiri, dia merencanakan cara untuk menghentikan pernikahan tersebut.

On the day of the wedding, Dayang Sumbi gave Sangkuriang a challenge. She asked him to build a huge boat and
a lake before the sunrise. She knew this was an impossible task. Sangkuriang accepted the challenge, and with the
help of his supernatural powers, he worked tirelessly to build the boat and the lake.

Pada hari pernikahan, Dayang Sumbi memberikan Sangkuriang sebuah tantangan. Dia meminta Sangkuriang
untuk membangun sebuah perahu besar dan sebuah danau sebelum matahari terbit. Dia tahu ini adalah tugas
yang mustahil. Sangkuriang menerima tantangan tersebut, dan dengan bantuan kekuatan gaibnya, dia bekerja
tanpa henti untuk membangun perahu dan danau tersebut.

As the sun began to rise, Sangkuriang was almost finished with the boat and the lake. Dayang Sumbi, in
desperation, tricked the roosters into crowing early, making Sangkuriang believe that he had failed the challenge.

Saat matahari mulai terbit, Sangkuriang hampir selesai membangun perahu dan danau tersebut. Dayang Sumbi,
dalam keputusasaannya, memperdaya ayam jago agar berkokok lebih awal, membuat Sangkuriang percaya
bahwa dia gagal dalam tantangan tersebut.

In his anger and disappointment, Sangkuriang kicked the unfinished boat, which then turned into a mountain
known as Mount Tangkuban Perahu. The lake became Lake Bandung. Sangkuriang, transformed into a dog,
Tumang, wandered the earth in sorrow.

Dalam kemarahannya, Sangkuriang menendang perahu yang belum selesai, yang kemudian berubah menjadi
gunung yang dikenal dengan nama Gunung Tangkuban Perahu. Dan danau tersebut menjadi Danau Bandung.
Sangkuriang, yang berubah menjadi anjing, Tumang, mengembara di bumi dengan kesedihan.

And so, the legend of Sangkuriang tells the story of a tragic love and the creation of two famous natural landmarks
in West Java, Indonesia.

Dan begitulah, legenda Sangkuriang menceritakan kisah cinta yang tragis dan penciptaan dua landmark alam
terkenal di Jawa Barat, Indonesia.
The Legend of Sangkuriang

Long time ago, there lived a woman named Dayang Sumbi. Dayang Sumbi was a beautiful and kind hearted
princess. One day, she was quilting. Suddenly, her quilt fell off from her house. She prayed to Gods, "If a man
picks up my quilt, he will be my husband. If a woman, she will be my sister". Then, a male dog picks it up. For
keeping her words, she married the dog and called him Tumang. She gave birth to a baby, named him
Sangkuriang. Sangkuriang was male and never knew who was his father. When he was 12 years old, Dayang
Sumbi asked Sangkuriang to bring her a deer's heart. Sangkuriang was hunting with Tumang in the forest and he
found nothing. To get what Dayang Sumbi wanted, he killed Tumang. When Dayang Sumbi knew it, she hit
Sangkuriang's head and asked him to go away. Many years later, Sangkuriang found a house in the forest and a
beautiful woman was inside. The woman was Dayang Sumbi and recognized him as Sangkuriang. He fell in love
with her without knowing that she was his mother. He forced her to marry him. Dayang Sumbi could not accept it
because they were mother and son. She asked him an impossible requirement to marry her. He should build a big
boat within a night and would have been finished by dawn. Sangkuriang agreed and built it with the help of
spirits.When he was almost finished, Dayang Sumbi asked women nearby to hit the grains as a fake sign that dawn
is coming. The spirits run away and Sangkuriang failed to finish the boat. He was very angry and kicked away the
boat upside down. It turned into a mountain called Tangkuban Perahu.

Pada zaman dahulu, hiduplah seseorang bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi merupakan putri cantik dan baik
hati. Suatu hari, dia sedang menjahi. Tiba tiba jahitannya jatuh dari rumahnya. Dia berdoa kepada Tuhan jika
seorang pria mengambil jahitannya makan dia akan menjadi suaminya. Jika seorang wanita maka akan menjadi
saudaranya. Kemudian, seekor anjing jantan mengambilnya. Untuk menepati janjunya, dia menikah dengan anjing
tersebut yang diberi nama Tumang. Dia melahirkan anaknya dan diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang seorang
laki laki dan tidak pernah mengetahui siapa ayahnya. Saat usia 12 tahun, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang
untuk membawakannya hati rusa. Sangkuriang berburu bersama Tumang di hutan namun ia tidak menemukan
apapun. Untuk memenuhi permintaan Dayang Sumbi, ia membunuh Tumang. Ketika Dayang Sumbi mengetahui
hal ini, dia memukul kepala Sangkuriang dan memintanya pergi. Bertahun tahun beralalu, Sangkuriang
menemukan sebuah rumah di hutan dan sosok wanita cantik didalamnya. Wanita itu adalah Dayang Sumbi dan
mengetahui bahwa ia adalah Sangkuriang. Sangkuriang jatuh cinta padanya tanpa mengetahui bahwa wanita itu
adalah ibunya. Dia memaksa Dayang Sumbi untuk menikahinya. Namun, ia tidak bisa menerima sebab mereka
adalah ibu dan anak. Dia meminta sebuah permintaan yang tak masuk akal agar Sangkuriang tidak menikahinya.
Dia harus membangun sebuah perahu besar dalam semalam dan menyelesaikannya sebelum fajar. Sangkuriang
setuju dan membangunnya dengan bantuan Jin. Ketika Sangkuriang hampir menyelesaikannya, Dayang Sumbi
meminta para wanita untuk memukul padi sebagai sinyal palsu bahwa fajar datang. Para jin pun berlari dan
Sangkuriang gagal menyelesaikannya. Dia sangat marah dan menendang perahunya. Perahu tersebut berubah
menjadi sebuah gunung dan diberinama Tangkuban Perahu.
The Story of Sangkuriang
In ancient times, in West Java there lived a princess called Dayang Sumbi. She had a son named Sangkuriang. The
kid was very fond of hunting in the forest. He was always accompanied by a pet dog named Tumang when he
went for hunting. Tumang was actually an incarnation of God, and was also the real father of Sangkuriang, but
Sangkuriang did not know it and his mother was deliberately kept it a secret. One day, as usual Sangkuriang went
to the forest for hunting. After arriving in the forest, Sangkuriang began to look for game. He saw a bird perched
on a branch, then without a second thought Sangkuriang immediately shot on target. Sangkuriang then ordered
Tumang to chase his quarry earlier, but the Tumang kept silent and did not want to follow the order of
Sangkuriang. He was very annoyed. Then he expelled Tumang and did not allowed him to go home again. After
the incident, Dayang Sumbi regretted her actions. She prayed daily, and asked that one day she was able to meet
her son again. Because of the sincerity of Dayang Sumbi’s prayer, then God gave her a gift of eternal beauty and
young age forever. After Sangkuriang was wandering for several years, he finally intended to return to his
hometown. Once he was there, he was very surprised because his hometown had changed completely.
Sangkuriang’s happiness increased when he met a very beautiful woman, Dayang Sumbi. Fascinated by the beauty
of the woman, Sangkuriang immediately proposed her. Finally Sangkuriang proposal was accepted by Dayang
Sumbi, and she agreed to be married in the near future. One day, Sangkuriang asked permission of his wife to hunt
in the forest. Before leaving, he asked Dayang Sumbi to tighten and to tidy up his boat. Dayang Sumbi was
surprised because when she loosened the headband Sangkuriang, she saw a scar. That scar seemed like his son’s.
After asking Sangkuriang about the cause of the wound, Dayang Sumbi’s surprised grew increasingly because it
was true that her husband was her own child. Dayang Sumbi was very confused, because it was impossible to
marry her own son. After Sangkuriang came home from hunting, Dayang Sumbi tried to talk to Sangkuriang, so
Sangkuriang canceled their wedding plans. Dayang Sumbi’s request was not approved by Sangkuriang. Dayang
Sumbi thought how to make their marriage never happen. After thinking hard, finally Dayang Sumbi found the
best way. She proposed two conditions to Sangkuriang. If Sangkuriang could meet both these conditions, then
Dayang Sumbi wanted to be his wife, but otherwise if it failed then the wedding would be canceled. The first
condition was she wanted the Citarum River to be dammed. And the second was she asked Sangkuriang to make a
very big boat to cross the river. The second condition must be finished before dawn. With a sense of annoyance
and disappointment, Sangkuriang then break through the dam that he had made himself. Because the dam
collapsed, there was flooding and the whole city was inundated. Sangkuriang also kicked the big boat he had
made. The canoe floated and fell facedown, then into a mountain called Tangkuban Perahu.

Di zaman purba, di Jawa Barat tinggal seorang putri bernama Dayang Sumbi. Dia memiliki seorang putra bernama
Sangkuriang. Anak itu sangat gemar berburu di hutan. Ia selalu ditemani seekor anjing peliharaan bernama
Tumang saat ia pergi berburu. Tumang sebenarnya adalah sebuah inkarnasi Tuhan, dan juga ayah sungguhan
Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak mengetahuinya dan ibunya sengaja merahasiakannya. Suatu hari, seperti
biasa Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sampai di hutan, Sangkuriang mulai mencari permainan.
Sangkuriang langsung menembak sasaran. Sangkuriang kemudian memerintahkan Tumang untuk mengejar
buruannya lebih awal, namun Tumang tetap diam dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Dia sangat
kesal. Lalu dia mengusir Tumang dan tidak menyuruhnya pulang ke rumah lagi. Setelah kejadian tersebut, Dayang
Sumbi menyayangkan tindakannya. Dia berdoa setiap hari, dan meminta suatu hari dia bisa bertemu anaknya lagi.
Karena ketulusan doa Dayang Sumbi, maka Tuhan memberinya hadiah keindahan abadi dan usia muda selamanya.
Setelah Sangkuriang mengembara selama beberapa tahun, akhirnya dia bermaksud kembali ke kampung
halamannya. Begitu sampai di sana, dia sangat terkejut karena kampung halamannya telah berubah total.
Kebahagiaan Sangkuriang meningkat saat bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik, Dayang Sumbi.
Terpikat oleh kecantikan wanita tersebut, Sangkuriang segera menugaskannya. Akhirnya proposal Sangkuriang
diterima oleh Dayang Sumbi, dan dia setuju untuk menikah dalam waktu dekat.\ Suatu hari, Sangkuriang meminta
izin istrinya untuk berburu di hutan. Sebelum berangkat, dia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan
merapikan kapalnya. Dayang Sumbi kaget karena saat mengendur ikat kepala Sangkuriang, dia melihat bekas luka.
Bekas luka itu sepertinya milik anaknya. Setelah menanyakan Sangkuriang tentang penyebab luka tersebut,
harimau Dayak semakin bertambah kaget karena memang benar bahwa suaminya adalah anaknya sendiri. Dayang
Sumbi sangat bingung, karena tidak mungkin menikahi anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang dari
perburuan, Dayang Sumbi mencoba berbicara dengan Sangkuriang, sehingga Sangkuriang membatalkan rencana
pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tidak disetujui oleh Sangkuriang. Dayang Sumbi berpikir
bagaimana membuat pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi
menemukan jalan terbaik. Dia mengusulkan dua syarat untuk Sangkuriang. Jika Sangkuriang bisa memenuhi
kedua kondisi ini, maka Dayang Sumbi ingin menjadi istrinya, tapi kalau tidak gagal maka pernikahannya akan
dibatalkan. Syarat pertama adalah Dayang Sumbi ingin agar Sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah
dia meminta Sangkuriang untuk membuat perahu yang sangat besar untuk menyeberangi sungai. Kondisi kedua
harus selesai sebelum fajar. Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang kemudian menerobos bendungan yang
telah dia buat sendiri. Karena bendungan itu ambruk, banjir dan seluruh kota terendam banjir. Sangkuriang juga
menendang perahu besar yang dibuatnya. Kano itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu ke sebuah gunung
bernama Tangkuban Perahu.
The Legend of Sangkuriang
In the heart of West Java, Indonesia, there lies a timeless legend known as “The Legend of Sangkuriang.” This
ancient tale has been passed down through generations, weaving together elements of love, destiny, and nature’s
incredible power.In a peaceful village nestled amidst the lush Indonesian rainforest, there lived a young man
named Sangkuriang. He was known for his extraordinary strength, kind heart, and striking handsomeness.
Sangkuriang was deeply in love with Dayang Sumbi, a beautiful and virtuous woman who possessed remarkable
weaving skills. Dayang Sumbi was equally smitten by Sangkuriang’s charms, but she held a secret that would
shape their destiny.

Unbeknownst to Sangkuriang, Dayang Sumbi was his own mother, cursed to wander the earth in the form of a
beautiful woman due to her disobedience to the gods. To avoid revealing her true identity, she set an impossible
task for Sangkuriang: he must find and bring her a lake, a boat, and a dam created overnight. She believed that
these impossible tasks would prevent Sangkuriang from discovering their familial relationship.Undeterred by the
seemingly insurmountable challenge, Sangkuriang ventured deep into the forest. He sought the guidance of a wise
old man, who turned out to be his grandfather. The old man recognized Sangkuriang and shared the truth about his
identity and Dayang Sumbi’s curse. Filled with shock and anger, Sangkuriang vowed to complete the tasks to
prove Dayang Sumbi wrong.With the help of mystical creatures and his own extraordinary strength, Sangkuriang
completed the impossible tasks. The lake, boat, and dam miraculously appeared by dawn. Upon witnessing his
success, Dayang Sumbi realized that Sangkuriang was her son, and her heart ached with regret.As Dayang Sumbi
revealed her true identity, Sangkuriang was consumed by anger and betrayal. In his rage, he decided to abandon
their love and destroy the boat he had created, which symbolized their union. This decision would have far-
reaching consequences.In her desperation, Dayang Sumbi prayed to the gods for help. They responded by turning
the boat into a massive mountain, now known as Mount Tangkuban Perahu. The lake became a beautiful expanse
known as Lake Bandung. The dam, now the Citarum River, flowed through the land. Sangkuriang’s anger was
quelled, but he was forever separated from his mother and his love.The Legend of Sangkuriang serves as a
reminder of the enduring power of nature and the consequences of anger and pride. It teaches us that even in the
face of impossible challenges, love and understanding can overcome adversity.

Terjemahan:

Legenda Sangkuriang

Di dalam hati Jawa Barat, Indonesia, terdapat sebuah legenda yang tak lekang oleh waktu yang dikenal sebagai
“Legenda Sangkuriang.” Kisah kuno ini telah diturunkan dari generasi ke generasi, menganyam elemen cinta,
takdir, dan kekuatan alam yang luar biasa.Di sebuah desa damai yang terletak di tengah hutan hujan Indonesia
yang hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Sangkuriang. Ia dikenal karena kekuatan luar biasanya, hati yang
baik, dan ketampanannya yang mencolok. Sangkuriang sangat mencintai Dayang Sumbi, seorang wanita cantik
dan berbudi yang memiliki keterampilan menenun yang luar biasa. Dayang Sumbi juga sangat mencintai
Sangkuriang karena pesonanya, tetapi ia menyimpan sebuah rahasia yang akan membentuk takdir mereka.

Tanpa diketahui oleh Sangkuriang, Dayang Sumbi adalah ibunya sendiri, yang terkena kutukan untuk menjelajah
bumi dalam wujud wanita cantik akibat ketidakpatuhannya kepada para dewa. Untuk menghindari
mengungkapkan identitas aslinya, ia memberikan tugas yang mustahil bagi Sangkuriang: ia harus menemukan dan
membawa sebuah danau, sebuah perahu, dan sebuah bendungan yang tercipta dalam semalam. Ia percaya bahwa
tugas-tugas yang tidak mungkin ini akan mencegah Sangkuriang mengetahui hubungan keluarga mereka.Tanpa
terpengaruh oleh tantangan yang tampaknya mustahil, Sangkuriang menjelajahi hutan yang dalam. Ia mencari
panduan dari seorang tua bijak, yang ternyata adalah kakeknya sendiri. Sang kakek mengenali Sangkuriang dan
membagikan kebenaran tentang identitasnya dan kutukan Dayang Sumbi. Penuh dengan keterkejutan dan
kemarahan, Sangkuriang bersumpah untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut untuk membuktikan bahwa Dayang
Sumbi salah.Dengan bantuan makhluk gaib dan kekuatan luar biasanya sendiri, Sangkuriang menyelesaikan tugas-
tugas yang mustahil. Danau, perahu, dan bendungan tiba-tiba muncul menjelang fajar. Saat menyaksikan
keberhasilannya, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang adalah anaknya sendiri, dan hatinya terasa penuh
penyesalan.Ketika Dayang Sumbi mengungkapkan identitas aslinya, Sangkuriang dilanda oleh kemarahan dan
pengkhianatan. Dalam amarahnya, ia memutuskan untuk meninggalkan cintanya dan menghancurkan perahu yang
telah ia buat, yang merupakan simbol persatuan mereka. Keputusan ini akan memiliki konsekuensi yang jauh
mencapai.Dalam keputusasaannya, Dayang Sumbi berdoa kepada para dewa untuk pertolongan. Mereka
menjawab dengan mengubah perahu menjadi gunung besar, yang sekarang dikenal sebagai Gunung Tangkuban
Perahu. Danau menjadi sebuah perairan yang indah yang dikenal sebagai Danau Bandung. Bendungan, yang
sekarang menjadi Sungai Citarum, mengalir melalui tanah. Kemarahan Sangkuriang mereda, tetapi ia terpisah
selamanya dari ibunya dan cintanya.Legenda Sangkuriang mengingatkan kita akan kekuatan abadi alam dan
konsekuensi kemarahan dan kebanggaan. Ia mengajarkan kita bahwa bahkan di hadapan tantangan yang tampak
mustahil, cinta dan pengertian dapat mengatasi kesulitan.
CERITA RAKYAT BAHASA INGGRIS SANGKURIANG

One day, as usual Sangkuriang go to forest for hunting. Once when he arrived in the woods, Sangkuriang starts
looking for prey. He saw a bird perched on a branch, then without thinking Sangkuriang shot him, and right on
target. Sangkuriang then asked Tumang to pursue his quarry before, but the Tumang silent and did not want to
follow Sangkuriang’s order. Because Tumang was very annoyed at, then Sangkuriang drove out Tumang and not
allowed to go home with him again. At home, Sangkuriang tell the incident to her mother. Upon hearing the story
of her son, Dayang Sumbi was very angry. He picked up the spoon, and banged on the head Sangkuriang. Feeling
disappointed with the treatment of his mother, then Sangkuriang decided to go wandering, and left his house. After
the incident, Dayang Sumbi deeply regretted his actions. He prayed every day, and ask that one day could see her
son back. Because of the seriousness of the Sumbi Dayang prayer, then God gave a gift of eternal beauty and
youth forever. Dayang Sumbi very confused, because he may not marry his own son. After Sangkuriang home
hunting, Dayang Sumbi tried to speak to Sangkuriang, so Sangkuriang cancelled their wedding plans. Dayang
Sumbi’s request was not approved by Sangkuriang, and only considered wind alone. Sangkuriang undertaked
Sumbi Dayang the second request, and promised to finish before dawn. With its magic, then Sangkuriang exert his
friends from the jinn to help complete the task. Secretly, Dayang Sumbi peek of Sangkuriang work. How shocked
him, because Sangkuriang almost finished all requirements given Dayang Sumbi before dawn.Dayang Sumbi then
ask for help communities to hold a red silk cloth to the east of the city. When looking at redness in the eastern city,
Sangkuriang thought that it was already dawn. Sangkuriang immediately stopped work and was not able to meet
the requirements that have been submitted by Dayang Sumbi. With a sense of annoyance and disappointment,
Sangkuriang then break down the dam that has made his own. Because of the breakdown of the dam, then there
was a flood and the whole town is underwater. Sangkuriang also kicked big boat that has been made. The canoe
was drifting and fell on his face, and then into a mountain called Tangkuban Perahu.

Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia

Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan,
Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa
berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah
Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah
Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan
pulang ke rumah bersamanya lagi.Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada
ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan
dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang
memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat
menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya
kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa
kecantikan abadi dan usia muda selamanya.Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin
menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada
Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut
tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan
Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang
dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan
tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia,
karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar. Dayang
Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur
kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi.
Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan
oleh Dayang Sumbi.

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena
jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang
sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung
yang bernama Tangkuban Perahu.
SANGKURIANG

1. Once upon a time in West Java, Indonesia, lived a princess named Dayang Sumbi. She was beautiful and kind-hearted.
Her hobby was weaving cloth. But sometimes she could be very lazy. One day her weaving tool fell, but she was too lazy
to get it herself. She shouted out, “Can anybody help me get my tool? If you are a female, I will take you as my sister. If
you are a male, I will marry you!”
2. A male creature came, but it was a dog. His name was Tumang. He happily brought the tool to her. Dayang Sumbi was
very surprised, but she kept her promise. She married the dog. Tumang was actually a man who had been cursed by a
witch to become a dog. But at certain times Tumang could turn back to be a normal man. Their only son, Sangkuriang,
was soon born, and he grew up to be a handsome and healthy boy. He always played with his very loyal dog, Tumang.
He did not know that he was actually his father, because Dayang Sumbi hid the secret from him. Sangkuriang liked to
hunt in the woods, of course with Tumang.
3. One day Dayang Sumbi asked him to bring home a deer’s heart. But, after hunting for several days, he could not find any
deer in the woods. He did not want to disappoint his mother and was thinking hard how to bring home a deer’s heart.
Suddenly, he had a very bad idea. He killed Tumang! Then, he brought his heart home and gave it to Dayang Sumbi.
Sangkuring could not cheat her. She knew it was Tumang’s heart. So, she got very angry and hit Sangkuriang’s forehead
with a piece of wood and told him to leave. With a bad wound on his forehead, Sangkuriang left the village.Many years
later, Sangkuriang grew up to be a powerful man. One day he went back to his village. He met a beautiful young woman
there, and he fell in love with her at the first sight. It was Dayang Sumbi! She never got older because she had been
granted eternal youth by the gods. Sangkuriang did not know that she was his mother, so he came to her and proposed
to marry her. When he walked closer to her, Dayang Sumbi got very surprised. She saw the scar in Sangkuriang’s
forehead, and soon she knew that he was her son, who left her a long time ago. She told him the truth and tried hard to
explain it to him, but he did not believe her. She did not want to break his heart, so she accepted his proposal but gave
him an impossible thing to do. She wanted him to build a lake and a boat in just one night!
4. Sangkuriang agreed, because he knew that he could make it with the help of his genies. By midnight he finished the lake
and then started making the boat. Dayang Sumbi was thinking hard to find a way to fail him. Before dawn, she asked the
people in the village to burn the woods in the East, and the light made all the cocks crow. Thinking that the night would
be over soon, the genies ran fast and left Sangkuriang before the boat was finished. Sangkuriang realized that Dayang
Sumbi had cheated him. He got very angry and he kicked the boat upside down. It gradually became a mountain and it is
now known as Mt. Tangkuban Perahu.

1. Pada suatu hari di Jawa Barat, Indonesia, hiduplah seorang putri bernama Dayang Sumbi. Dia cantik dan baik hati.
Hobinya adalah menenun kain. Tetapi terkadang dia sangat pemalas. Suatu hari alat tenunnya jatuh, tapi dia sangat
malas untuk mengambilnya sendiri. Dia berteriak, “Adakah yang bisa membantu saya mengambilkan alat saya? Jika
kamu seorang wanita, saya akan menganggapmu sebagai saudara perempuan saya. Jika kamu seoarang lelaki, saya
akan menikahimu!”
2. Makhluk laki-laki datang, tetapi itu adalah seekor anjing. Namanya adalah Tumang. Dengan gembira dia mengambilkan
alat tersebut untuknya. Dayang Sumbi sangan terkejut, tetapi dia menepati janjinya. Dia menikahi anjing tersebut.
Tumang sebenarnya adalah seorang pria yang dikutuk oleh penyihir menjadi seekor anjing. Tetapi pada waktu-waktu
tertentu Tumang bisa kembali menjadi manusia normal. Putra tunggal mereka, Sangkuriang, segera lahir dan dia
tumbuh menjadi anak yang tampan dan sehat. Dia selalu bermain dengan anjing setianya, Tumang. Dia tidak tahu
bahwa dia sebenarnya adalah ayahnya, karena Dayang Sumbi menyembunyikan rahasia tersebut darinya. Sangkuriang
suka berburu di hutan, tentu saja dengan Tumang.
3. Suatu hari Dayang Sumbi memintanya untuk membawa pulang hati rusa. Tapi, setelah berburu beberapa hari, dia
tidak mendapatkan satupun rusa di hutan. Dia tidak ingin mengecewakan ibunya dan berpikir keras bagaimana untuk
membawa pulang hati rusa. Tiba-tiba, dia memiliki ide yang sangat buruk. Dia membunuh Tumang! Kemudian dia
membawa hatinya pulang dan memberikannya kepada Dayang Sumbi. Sangkuriang tidak bisa menipunya. Dia tahu itu
adalah hati Tumang. Jadi, dia sangat marah dan memukul dahi Sangkuriang dengan sepotong kayu dan menyuruhnya
pergi. Dengan luka parah di dahinya, Sangkuriang meninggalkan desa. Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh
menjadi laki-laki yang sangat kuat. Suatu hari dia Kembali ke desanya. Dia bertemu seorang gadis cantik disana, dan
dia jatuh cinta dengannya pada pandangan pertama. Itu adalah Dayang Sumbi! Dia tidak pernah menua karena dia
telah diberikan awet muda oleh para dewa. Sangkuriang tidak tahu bahwa dia adalah ibunya, jadi dia datang padanya
dan melamarnya. Saat berjalan mendekatinya, Dayang Sumbi menjadi sangat terkejut. Dia melihat bekas luka di dahi
Sangkuriang, dan segera dia tahu bahwa dia adalah putranya, yang telah meninggalkannya sejak lama. Dia mengatakan
yang sebenarnya dan berusaha keras untuk menjelaskannya kepadanya, tetapi dia tidak mempercayainya. Dia tidak
ingin menghancurkan hatinya, jadi dia menerima lamarannya tetapi memberinya hal yang mustahil untuk dilakukan.
Dia ingin dia membangun danau dan perahu hanya dalam satu malam!
4. Sangkuriang setuju, karena dia tahu bahwa dia bisa berhasil dengan bantuan jinnya. Pada tengah malam dia
menyelesaikan danau dan kemudian mulai membuat perahu. Dayang Sumbi berpikir keras untuk menemukan cara
untuk menggagalkannya. Sebelum fajar, dia meminta orang-orang di desa untuk membakar hutan di Timur, dan
cahaya membuat semua ayam berkokok. Berpikir bahwa malam akan segera berakhir, para jin berlari kencang dan
meninggalkan Sangkuriang sebelum perahunya selesai. Sangkuriang menyadari bahwa Dayang Sumbi telah
menipunya. Dia menjadi sangat marah dan dia menendang perahu itu hingga terbalik. Secara bertahap menjadi
gunung dan sekarang dikenal sebagai Gn. Tangkuban Perahu.

You might also like