Pnuenmococcal Types
The relationship between Types I and II pneumococci just suggested,
in which the major antigen of one type is represented as a subsidiary
antigen
in the other is not without parallel in other bacterial groups, e.g.
meningococci. There are special circumstances, related no doubt to the formation
of
soluble substance, which in the ordinary serological test keep this
relationship
in the background.
If there is a reciprocal relationship between Types I and II, as one would
expect, what is the explanation of the failure of the reversion
experiments
to show evidence of the presence of Type I antigen in a Type II pneumococcus? It is, I think, a question of the difference in heat resistance
between
the two antigens. As Type I antigen is the more heat sensitive, the small
amount assumed to be present as a subsidiary antigen in a Type II
pneumococcus might be destroyed by a temperature which would not affect the
Type II antigen in a Type I pneumococcus.
These considerations, I think, afford a reasonable explanation of the
experimental data in connection with the restoration of virulence to an
attenuated pneumococcus. The chief points are:-(I) in the change from the
S to the R form some of the S antigen may persist; the amount, rarely
demonstrable by in vitro tests, varies in different R strains; (2) the S
antigen
remaining in an R strain may be regenerated and reach its original
abundance
under suitable conditions, e.g. inoculation subcutaneously into a mouse in
large doses or in small doses plus a mass of heated culture containing
the
particular S antigen; (3) an S strain of one type (I or II) may contain in
addition to its major antigen a remnant of the other type antigen.
Application of the principles underlying these observations to the
question
of transformation of one type into another has given results of
considerable
interest.
When pneumococci of Types I and II are reduced to their respective R
forms by growth in homologous immune sera, they lose nearly all their
major
S antigen though they may retain their minor S antigens which are presumably not affected by the heterologous immune substances. But the
major
S antigen apparently still preponderates, since an R strain on reversion
to
the S form regains its original type characters. Some R strains,
however, do
not revert even when inoculated in large amounts under the skin of a
mouse,
and it is not unlikely that in such strains the major antigen has been
reduced
to the same insignificant amount as the minor antigen.
In such circumstances an R strain derived from Type I would be identical
with an R strain from Type II, and under suitable conditions the
development
from it of a virulent form of either type might be anticipated.
This has been shown actually to occur; a virulent Type I pneumococcus
can be derived through the intermediary R form from a virulent Type II
pneumococcus, and vice versa.
Up to the present I have maintained a distinction between the R forms
derived from Types I and II respectively, though, as I have stated
earlier,
Jenis Pnuenmococcal
Hubungan antara jenis I dan II pneumokokus cuma saran,
di mana antigen utama dari satu tipe diwakili sebagai antigen subsidiari
yang lain bukanlah tanpa paralel dalam kelompok bakteri lainnya, misalnya meningo
Cocci. Ada keadaan khusus, terkait tidak diragukan lagi untuk pembentukan
larut substansi, yang dalam tes serological biasa menjaga hubungan ini
di latar belakang.
Jika ada hubungan timbal-balik antara tipe I dan II, sebagai salah satu akan
mengharapkan, apa penjelasan tentang kegagalan eksperimen pengembalian
untuk menunjukkan bukti adanya tipe I antigen di AMC tipe IIcoccus? Itu adalah, aku berpikir, pertanyaan perbedaan dalam ketahanan panas anta
ra
dua antigen. Sebagai tipe I antigen adalah panas lebih sensitif, kecil
jumlah diasumsikan hadir sebagai subsidiari antigen dalam tipe II AMCcoccus mungkin akan dibinasakan oleh suhu yang tidak akan mempengaruhi
Tipe II antigen sejenis saya pneumokokus.
Pertimbangan-pertimbangan ini, saya pikir, mampu penjelasan yang masuk akal dari
data eksperimen sehubungan dengan pemulihan virulensi
diinaktivasi pneumokokus. Kepala poin are:-(I) dalam perubahan dari
S ke bentuk R beberapa S antigen dapat bertahan; jumlah, jarang
dapat
dibuktikan oleh tes secara in vitro, bervariasi dalam strain R yang berbeda; (2antigen
S)
tersisa di R ketegangan mungkin diregenerasi dan mencapai kelimpahan asli
di bawah kondisi yang sesuai, misalnya inokulasi subkutan ke mouse di
dosis besar atau dalam dosis kecil ditambah massa dipanaskan budaya yang
mengandung
tertentu S antigen; (3) strain S satu jenis (I atau II) mungkin berisi di
Selain antigen yang besar sisa antigen jenis lain.
Penerapan prinsip-prinsip yang mendasari pengamatan ini untuk pertanyaan
transformasi dari satu tipe ke lain telah memberikan hasil yang cukup
bunga.
Ketika pneumokokus tipe I dan II direduksi menjadi R mereka masing-masing
bentuk oleh pertumbuhan di homolog kekebalan sera, mereka kehilangan hampirse
mua utama mereka
S antigen meskipun mereka dapat mempertahankan mereka kecil S antigen yang pr
asumably tidak terpengaruh oleh zat-zat kekebalan tubuh heterologous. Tapi utama
S antigen rupanya masih preponderates, sejak R ketegangan pada pengembalian ke
bentuk S mendapatkan
kembali jenis karakter yang asli. Beberapa galur R,bagaimanapun, lakukan
tidak kembali bahkan ketika diinokulasi dalam jumlah besar di bawah kulit mouse,
dan bukan tidak mungkin bahwa di strain tersebut antigen utama telah berkurang
untuk jumlah signifikan yang sama sebagai antigen kecil.
Dalam keadaan demikian ketegangan R berasal dari jenis saya akan identik
dengan R ketegangan dari tipe II, dan di bawah kondisi yang cocok pengembangan
dari hal bentuk virulen kedua jenis mungkin diantisipasi.
Ini telah terbukti benar-benar terjadi; virulen tipe I pneumokokus
dapat diperoleh melalui perantara R bentuk dari virulen tipe II
pneumokokus, dan sebaliknya.
Sampai sekarang saya telah mempertahankan perbedaan antara bentuk R
berasal dari tipe I dan II masing-masing, meskipun, karena saya telah menyatakanse
belumnya,
