0% found this document useful (0 votes)
110 views5 pages

24 45 1 SM PDF

This document summarizes a study that tested the antioxidant activity and sunscreen capacity of ethanol extracts from the rind of red dragon fruit (Hylocereus costaricensis). Dragon fruit rind is often wasted after consumption of the flesh. The study extracted the rind using 96% ethanol. Testing found the extract had low antioxidant activity with an IC50 value of about 4,602 ppm. Testing of the extract as a sunscreen found it had minimal effectiveness at 300 ppm, with an SPF value of 22.438 at 900 ppm, meaning it had good effectiveness as a sunscreen at that concentration. The study concluded that the ethanolic extract of Hylocereus costar
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
110 views5 pages

24 45 1 SM PDF

This document summarizes a study that tested the antioxidant activity and sunscreen capacity of ethanol extracts from the rind of red dragon fruit (Hylocereus costaricensis). Dragon fruit rind is often wasted after consumption of the flesh. The study extracted the rind using 96% ethanol. Testing found the extract had low antioxidant activity with an IC50 value of about 4,602 ppm. Testing of the extract as a sunscreen found it had minimal effectiveness at 300 ppm, with an SPF value of 22.438 at 900 ppm, meaning it had good effectiveness as a sunscreen at that concentration. The study concluded that the ethanolic extract of Hylocereus costar
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

SCIENTIA VOL. 5 NO.

2, AGUSTUS 2015

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA


EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH
(Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose)
Widyastuti, Rizqi Ikhwanda Fratama dan Ade Seprialdi
Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi
Email : widya_apt161@yahoo.com

ABSTRACT

Dragon fruit rind is material that is often wasted after the flesh of fruit was consumed. The
rindof red dragon is rich in flavonoids that have antioxidant activity and the possibility of using as
sunscreen. Extract of red dragon rind in ethanol 96% was tested for its antioxidant activity using
DPPH method. As result, the extract has avery low antioxidantwith the value of IC50 was about
4602,740 ppm. The test for the activity of the extract as a sunscreen showed minimal concentration as
sunscreen at a concentration of 300 ppm, which it hada Sun Protective Factor (SPF) of 22,438 at
concentration of 900 ppm with %Te 6,186 and %Tp 5,586. It means, at this concentration the extract
had good effectiveness as sunscreen. It can be concluded from this research that the ethanolic extract
of Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose rind was effectively used as an antioxidant
and sunscreen.

Keywords: H. costaricensis, antioksidan, tabir surya

PENDAHULUAN kapasitas sebagai tabir surya (Baumann et.al.,


2009).
Buah naga merah yang dikonsumsi Penelitian ini bertujuan untuk
masyarakat luas umumnya adalah bagian menentukan aktivitas antioksidan dan tabir
daging buah, sehingga kulit buah sering surya ekstrak etanol kulit buah naga super
terbuang. Kulit buah naga mempunyai bobot merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C.
sekitar 30 35% dari bobot buah total. Kulit Weber) Britton & Rose). Pengujian aktivitas
buah naga merah (H. costaricensis) antioksidan didasarkan pada efek peredaman
mengandung antosianin berjenis sianidin 3- radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
ramnosil glukosida 5-glukosida dan ekstrak air (DPPH) dan pengujian tabir surya dengan
mengandung antosianin 1,1 mg/100 ml (Saati, metode spektrofotometri untuk menentukan
2010). Antioksidan dan jumlah total senyawa nilai SPF ekstrak.
fenol kulit buah naga lebih tinggi
dibandingkan daging buah naga (Nurliyana
et.al, 2010). Ekstraksi pada kulit buah H. METODE PENELITIAN
undatus dengan menggunakan beberapa
pelarut telah dilakukan untuk mendapatkan Alat dan Bahan
senyawa bioaktif kosmetik yang semua hasil Alat yang digunakan adalah neraca
ekstraksi tersebut mempunyai aktivitas analitik, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur,
antioksidan (Chaiwut et.al, 2012). labu ukur, pipet volume, spatel, batang
Antioksidan dapat diberikan dalam pengaduk, bejana maserasi, rotary evaporator,
sediaan oral maupun topikal. Antioksidan yang Spektrofotomer UV-Vis. Bahan yang
diberikan secara topikal tidak memberikan digunakan antara lain kulit buah naga super
kapasitas yang cukup untuk dapat diserap merah, etanol 96%, aquadest, vitamin C, 1,1-
kedalam kulit, konsekuensinya, aktivitas difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH),
antioksidan topikal tidak dapat melindungi
kulit lebih baik dari serangan radiasi sinar
ultraviolet sendiri tapi harus mempunyai nilai
minimal Sun Protective Factor (SPF) atau

ISSN : 2087-5045 69
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

Cara Kerja spektrofotometer UV-Vis pada panjang


Buah naga super merah (H. gelombang serapan maksimum 517 nm.
costaricensis) sebanyak 4,85 kg diperoleh dari Larutan uji dibuat dengan konsentrasi ekstrak
pedagang buah di kota Bukittinggi. Buah naga 1000, 2000, 3000, 4000 dan 5000 ppm.
dikupas dan kulit buahnya (1,55 kg) dirajang Sebagai pembanding digunakan Vitamin C
dan keringanginkan selama tiga hari sehingga dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm.
diperoleh berat 213 g. Kulit kering buah naga Masing-masing larutan uji sebanyak 0,2 ml
dimaserasi dengan etanol 96%, filtrat ditambahkan 3,8 ml larutan DPPH 20 l/ml di
dipekatkan dengan menggunakan rotary dalam test tube, dilakukan juga pengujian
evaporator. Ekstrak kental yang didapatkan blanko. Campuran didiamkan selama 30 menit
dilakukan uji aktivitas antioksidan dan tabir pada suhu kamar dan pada ruangan yang
surya. terlindung dari cahaya. Absorbansinya diukur
pada panjang gelombang 517 nm, persentase
Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak penangkapan radikal bebas menggunakan
Kulit Buah Naga (Mosquera et al., 2007) persamaan:
5 mg DPPH dimasukkan kedalam labu
ukur 250 ml dan dilarutkan dalam pelarut
etanol sehingga diperoleh larutan DPPH 20
ppm. Serapan larutan diukur dengan

rsentase pengikatan radikal bebas = 100%

Nilai IC50 (50% Inhibitory 292,5372,5 nm, dan dihitung persentase


Concentration) ditentukan dengan analisis transmisi pigmentasi. Kategori aktivitas bahan
probit. Makin kecil nilai IC50 makin tinggi tabir surya kemudian di nilai berdasarkan
aktivitas penangkapan radikal bebasnya. persentase eritema dan persentase pigmentasi.

Penentuan Aktivitas Tabir Surya


Penentuan angka SPF dihitung dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
persamaan:
Dari ekstraksi yang dilakukan terhadap
. . kulit buah kering diperoleh ekstrak kental
= sebesar 10,53 g dengan rendemen 4,933%.
. . . Karakter ekstrak secara organoleptis adalah
berupa ekstrak cairan kental, berwarna coklat
kekuningan dan berbau khas. Ekstrak mudah
Dimana dan adalah tetapan larut dalam air dan etanol. Pada uji skrining
hubungan efek eritemogenik dengan intensitas fitokimia, ekstrak mengandung metabolit
radiasi pada 290 - 350 nm, merupakan sekunder alkaloid, fenolik, flavonoid dan
transmisi larutan uji. Nilai SPF ini berkisar terpenoid. Flavonoid merupakan senyawa
antara 0 sampai 100, dan kemampuan tabir pereduksi yang baik, dan dapat menghambat
surya yang dianggap baik diatas 15. banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim
Penentuan persentase transmisi eritema maupun nonenzim. Flavonoid melindungi lipid
dimana ekstrak dibuat dengan konsentrasi 100 membran terhadap reaksi radikal hidroksi dan
ppm, 300 ppm, 500 ppm, 700 ppm dan 900 superoksida yang merusak (Winarsi, 2007).
ppm, lalu masing-masing diukur serapannya Pemeriksaan antioksidan terhadap
dengan menggunakan Spektrofotometer UV- ekstrak dilakukan dengan menggunakan
Vis pada panjang gelombang yang dapat metode DPPH. Metode ini dipilih karena
menimbulkan eritema yaitu 292,5337,5 nm, prosedur pengukuran antioksidan yang mudah
dan dihitung persentase transmisi. dan dapat dilakukan dalam waktu yang
Penentuan persentase transmisi singkat. Uji peredaman warna radikal bebas
pigmentasi, dimana larutan yang sama DPPH merupakan uji untuk menentukan
serapannya diukur dengan Spektrofotometer aktivitas antioksidan dalam sampel yang akan
UV-Vis pada panjang gelombang yang dapat diujikan dengan melihat kemampuannya dalam
menimbulkan eritema dan pigmentasi yaitu menangkal radikal bebas DPPH. Perubahan

ISSN : 2087-5045 70
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

warna yang diamati dari larutan yang berwarna dimana pada konsentrasi 1000 ppm ekstrak
ungu menjadi warna kuning (Prakash et.al, etanol 70% metode sokletasi kulit buah H.
2001). undatus mempunyai aktivitas penangkapan
Besarnya aktivitas antioksidan ditandai radikal bebas sebesar 87,02 2,24 % dan pada
dengan nilai IC50. Nilai IC50 merupakan kulit buah H. polyrhizus sebesar 83,48 1,02
konsentrasi sampel yang dapat meredam %. Kemungkinan hal ini terjadi karena
DPPH sebanyak 50%. Dari nilai absorban perbedaan spesies tanaman, pelarut dan
dibandingkan dengan konsentrasi dibuat suatu metode ekstraksi yang dapat mempengaruhi
grafik garis lurus sehingga didapatkan suatu aktivitas antioksidan ekstrak.
persamaan garis lurus. Ekstrak mempunyai Untuk mengetahui efektivitas bahan
persamaan regresi y = 0,0104x + 2,1315 tabir surya perlu dilakukan pengujian kualitas
dengan nilai r = 0,99479, sehingga diperoleh awal secara in vitro menggunakan metoda
nilai IC50 ekstrak sebesar 4602,740 ppm. Pada spektrofotometri. Efektivitas tabir surya dapat
vitamin C didapatkan persamaan regresi y = ditunjukkan salah satunya dengan nilai faktor
1,0905x 8,231 dengan nilai r = 0,9996 proteksi sinar (SPF) yaitu perbandingan antara
sehingga diperoleh nilai IC50 vitamin C sebesar jumlah energi UV dosis minimal yang
53,398 ppm. Berdasarkan nilai IC50 maka diperlukan untuk menimbulkan eritema pada
ekstrak termasuk kategori antioksidan sangat kulit (Minimal Erythema Dose/MED) yang
rendah. Vitamin C merupakan antioksidan diolesi oleh tabir surya dengan yang tidak.
standar yang digunakan pada pengujian dengan MED yaitu dosis radiasi sinar UV yang
metode DPPH. Selain vitamin C dapat juga dibutuhkan untuk terjadinya eritema
digunakan standar lain seperti Trolox, vitamin (Wasitaatmadja, 1997). Pengukuran nilai SPF
E dan BHT (Prakash et.al, 2001). secara in vitro dibagi dua tipe. Tipe pertama
Antioksidan ekstrak kulit H. dengan mengukur serapan radiasi UV melalui
costaricensis lebih baik bila dibandingkan lapisan produk tabir surya pada plat kuarsa
dengan hasil yang didapatkan oleh Choo et.al atau biomembran dan tipe kedua dengan
(2011) dimana mereka melakukan pengujian menentukan karakteristik serapan tabir surya
antioksidan terhadap buah segar H. polyrhizus menggunakan analisis secara spektrofotometri
dan H. undatus menggunakan metode DPPH. larutan hasil pengenceran dari tabir surya yang
Pada H. polyrhizus campuran daging diuji (Labsphere, 2004 dan Zammit, 2010).
buah bersama kulit mempunyai nilai IC50 Pada penelitian ini digunakan tipe yang kedua.
sebesar 11,34 mg/ml sedangkan H. undatus Penentuan nilai SPF pada masing-
campuran daging buah bersama kulit masing konsentrasi uji diukur serapannya pada
mempunyai nilai IC50 sebesar 14,61 mg/ml. panjang gelombang 290 350 nm yang
Fraksi kloroform kulit buah naga merah (H. selanjutnya dihitung luas area dibawah kurva.
lemairei) dengan metoda DPPH mempunyai Grafik hubungan nilai konsentrasi ekstrak
nilai IC50 sebesar 3349,936 ppm (Pranata, dengan nilai SPF yang diperoleh dapat dilihat
2014) sehingga bila dibandingkan dengan pada gambar 1. Semakin tinggi konsentrasi
antioksidan ekstrak kulit buah H. costaricensis, ekstrak maka nilai SPF juga semakin besar.
maka antioksidan ekstrak nilainya lebih Bila dilihat dari Gambar 1 maka nilai SPF 15
rendah. Begitu juga bila dibandingkan dengan ekstrak kira-kira pada konsentrasi 800 ppm.
yang dilakukan oleh Nurliyana et.al (2010)

25
20
15
SPF
10
5
0
0 200 400 600 800 1000

konsentrasi (ppm)
Gambar 1. Grafik Nilai SPF Ekstrak (H. costaricencis)

ISSN : 2087-5045 71
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

Nilai SPF minimal antara 24 sehingga efektifitas tabir surya terhadap sinar UV-A.
ekstrak dapat digunakan sebagai tabir surya Suatu tabir surya dikatakan memiliki
minimal pada konsentrasi 300 ppm. Nilai SPF efektivitas yang baik bila memiliki nilai SPF
yang baik adalah 15 dan bila lebih dari 15 yang tinggi, serta %Te dan %Tp yang kecil.
disebut dengan Ultra (Wasitaatmadja, 1997). Kategori penilaian tabir surya dapat dilihat
Dermatologis menganjurkan penggunaan tabir pada Tabel I. Berdasarkan Tabel I maka
surya SPF 15 untuk wajah dan leher setiap ditentukan kategori penilaian dari ekstrak
hari, jika menggunakan SPF yang lebih tinggi (Tabel II)
dari 30 harus hati-hati karena dapat
menyebabkan reaksi alergi dan harus dibawah Tabel 1. Kategori Penilaian Tabir Surya
pengawasan dokter kulit. Kategori Rentang sinar UV yang
Penentuan efektivitas tabir surya Penilaian ditransmisi (%)
meliputi penentuan nilai SPF, persentase % Te % Tp
transmisi eritema (%Te) dan persentase Sunblock <1 3 40
transmisi pigmentasi (%Tp). Penentuan nilai Proteksi Ekstra 16 42 86
SPF dan %Te adalah untuk menunjukkan Suntan Standar 6 12 45 86
efektivitas tabir surya terhadap sinar UV-B, Fast Tanning 10 18 45 86
sedangkan %Tp ditentukan untuk melihat

Tabel 2. Kategori Penilaian Ekstrak


Konsentrasi SPF % Te % Tp Kategori Penilaian
100 ppm 1,419 1,226 1,208 Proteksi Ekstra
300 ppm 3,118 1,958 1,868 Proteksi Ekstra
500 ppm 5,750 2,816 2,631 Proteksi Ekstra
700 ppm 10,760 4,051 3,720 Proteksi Ekstra
900 ppm 22,438 6,186 5,586 Suntan Standar

Berdasarkan kategori penilaian maka DAFTAR PUSTAKA


ekstrak etanol kulit buah naga super merah
dapat dikatakan memiliki efektivitas yang baik Baumann, L. B., S. Saghari & E. Weisberg,
sebagai tabir surya pada konsentrasi 900 ppm. 2009, Cosmetic Dermatology, Principles
Kategori penilaian pada Tabel IV ditentukan and Practice, The Mc-Graw-Hill
berdasarkan %Te, karena %Tp yang didapat Medical, New York.
mengarah kepada sunblock. Semua senyawa Chaiwut, P., A. O-ki-la, I. Phuttisatien, N.
yang digunakan sebagai tabir surya biasanya Thitilertdecha & P. Pintathong, 2012,
mempunyai bobot molekul rendah, sebagian Extraction and Stability of Cosmetic
besar mudah larut dalam air, sehingga untuk Bioactive Compounds From Dragon
melindungi kulit digunakan berulang kali. Fruit Peel, 1st Mae Fah Luang
University International Conference: 1
11.
KESIMPULAN DAN SARAN Choo, W. S. & W. K. Yong, 2011, Antioxidant
of Two Species of Hylocereus Fruits,
Pada penelitian yang dilakukan dapat Applied Science Research, 2 (3): 418
disimpulkan nilai IC50 ekstrak sebesar 4602,74 425
ppm sehingga dikelompokkan sebagai Labsphere, 2004, Technical Note: SPF
antioksidan sangat rendah. Konsentrasi 900 Analysis of Sunscreens, New
ppm mempunyai nilai SPF 22,438 serta %Te Hampshire, USA.
6,186 dan %Tp 5,586 sehingga dikategorikan Mosquera, OM., Y.M. Corra, D.C. Buitrago,
sebagai suntan standar. Disarankan pada and J. Nino, 2007, Antioxidant Activity
penelitian selanjutnya untuk melakukan proses of Twenty Five Plants from Colombian
ekstraksi dengan membedakan metode dan Biodiversity, Mem. Inst. Oswaldo Crus,
pelarut dan dilakukan pengujian aktivitas Vol. 102 (5); 631-634.
antioksidan dan tabir surya. Nurliyana, R., Z.I. Syed, S.K. Mustapha, M.R.
Aisyah & R.K. Kamarul, 2010,

ISSN : 2087-5045 72
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

Antioxidant Study of Pulps and Peels of


Dragon Fruits: A Comparative Study,
International Food Research Journal,
17: 367 375.
Prakash, A., F. Rigelhof & E. Miller, 2001,
Antioxidan Activity, Analytical
Progress Medallion Laboratories.
Pranata, R., 2014, Uji Aktivitas Antioksidan
Fraksi Kloroform Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus lemairei Britton dan
Rose)Menggunakan Metode DPPH
(1,1- Difenil-2-Pikrilhidrazil), Jurnal
Mahasiswa Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UNTAN, Volume 1, Nomor 1.
Saati, E.A., 2010, Identifikasi dan Uji Kualitas
Pigmen Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus Costaricensis) Pada
Beberapa Umur Simpan dengan
Perbedaan Jenis Pelarut, GAMMA,
Volume 6, Nomor 1, September: 25
34.
Wasitaatmadja, S. M., 1997. Penuntun Ilmu
Kosmetik dan Medik, UI-Pres, Jakarta.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Zammit, M.L., 2010, Photosensitivity: Light,
Sun and Pharmacy, Journal of The
Malta College of Pharmacy Practice,
Issue 16: 12 17.

ISSN : 2087-5045 73

You might also like