Jurnal 12422
Jurnal 12422
ABSTRACT
ABSTRAK
Petugas cleaning service atau petugas kebersihan adalah orang yang dalam
tugasnya memelihara kebersihan dan memberikan pelayanan kebersihan di
suatu tempat, kantor atau instansi bersih dengan menyediakan layanan
kebersihan. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi,
performans kerja dan berkurangnya kekuatan/ ketahanan fisik tubuh untuk terus
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Hasil survei awal tentang gejala-
gejala kelelahan yang dilakukan kepada 10 orang dengan jenis kelamin
perempuan dan berumur antara 20-46 tahun di RSUD Kota Semarang, diketahui
mereka mengalami gejala-gejala kelelahan antara lain merasa lelah seluruh
badan, sering menguap, mengantuk, sakit kepala dan merasa pusing selama
2
PENDAHULUAN
Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering
dijumpai pada tenaga kerja. Kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja dan menurunkan produktivitas. Kelelahan (fatigue) dapat
memberi kontribusi terhadap kecelakaan kerja.1
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja Jepang
terhadap 12000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16000 pekerja di negara
tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65%
pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan
kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan merasa
tersisihkan.2
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan adalah kesegaran
jasmani, kebiasaan merokok, masalah psikologis, kondisi kesehatan, jenis
kelamin, status gizi, waktu kerja, beban kerja, usia, dan masalah lingkungan
kerja.3 Secara klinis terdapat hubungan antara status gizi seseorang dengan
performa tubuh secara keseluruhan, orang yang berada dalam kondisi yang
kurang baik dalam arti intake makanan dalam tubuh kurang dari normal maka
akan lebih mudah mengalami kelelahan dalam melakukan pekerjaan.4
Petugas cleaning service adalah orang yang tugasnya memelihara
kebersihan dan memberikan pelayanan kebersihan di suatu tempat, kantor atau
3
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Explanatory Research, dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
Kota Semarang dan waktu pelaksanaan pada bulan juni 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua petugas cleaning service di RSUD Kota Semarang
yang berjumlah 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
4
purposive sesuai kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, jumlah yang
diperoleh adalah 33 orang
HASIL PENELITIAN
PeneIitian ini mengambiI sampel sebanyak 33 Petugas Cleaning Service
di RSUD Kota Semarang dengan karakteristik sebagai berikut :
TabeI 1. Distribusi Frekuensi Data Petugas Cleaning Service di RSUD Kota
Semarang Tahun 2013
Variabel F %
Jenis Kelamin
Perempuan 24 72,7
Laki-laki 9 27,3
Status Gizi
Tidak Normal 11 33,3
Normal 22 66,7
Kebiasaan Merokok
Tidak Merokok 27 81,8
Merokok 6 18,8
Kategori Kelelahan Kerja
Normal 15 45,5
Kelelahan Kerja Ringan 18 54,5
1. JENIS KELAMIN
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (72,7%) sedangkan
responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (27,3%).
Kebanyakan petugas cleaning service perempuan bekerja diruang rawat
inap sedangkan untuk petugas cleaning service laki-laki bekerja di
ruangan administrasi, laundry, gizi, farmasi, kamar jenazah, ruang rawat
inap (2 orang) dan dorloop (2 orang).
5
2. UMUR
Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata umur responden adalah 35 tahun
dan nilai tengah sebesar 32 tahun dengan standart deviasi sebesar 10.
Umur terendah responden yaitu 18 tahun dan umur tertinggi yaitu 58
tahun.
3. STATUS GIZI
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki status gizi dalam kategori normal dengan IMT >18,5 - 25,0
sebanyak 22 orang (66,7%) sedangkan status gizi responden dalam
kategori tidak normal (gemuk dengan IMT >25,0 dan kurus dengan IMT
18,5) sebanyak 11 orang (33,3%). Status gizi terendah responden yaitu
17,9 kg/m (kekurangan berat badan tingkat ringan) dan status gizi
tertinggi yaitu 30,1 kg/m (kelebihan berat badan tingkat berat).
4. KEBIASAAN MEROKOK
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
tidak merokok sebanyak 27 orang (81,8%) sedangkan responden yang
merokok sebanyak 6 orang (18,2%).
5. BEBAN KERJA
Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata beban kerja bedasarkan denyut
nadi responden sebesar 100,15 denyut/menit. Beban kerja terendah
responden yaitu 78,30 denyut/menit (ringan) dan beban kerja tertinggi
yaitu 126,00 denyut/menit (berat).
Pekerjaan sebagai petugas cleaning service di ruang rawat inap yaitu
prabu kresna, bima, yudistira, dewi kunthi dan parikesit melakukan semua
pekerjaan yang terdapat pada checklist antara lain membersihkan lantai,
membersihkan plafon, membersihkan kusen, pintu, jendela, kaca,
membersihkan meja, kursi, almari, membersihkan dinding, membersihkan
toilet, membersihkan/ merapikan tempat tidur pasien, membersihkan
kipas angin, membersihkan saluran air kotor, mengosongkan tempat
sampah, membersihkan wastafel dan membersihkan kisi-kisi. Sedangkan
di ruang rawat inap yang tanpa membersihkan kipas angin antara lain
brotojoyo, srikandi, arimbi dan HCU.
6
TabeI 3. Ringkasan Hasil Uji T-test dan Pearson Product Moment Dengan
Kelelahan Kerja Pada Petugas Cleaning Service Di RSUD Kota Semarang.
No Hipotesis Uji statistik p-value Kesimpulan
1 Perbedaan kelelahan Uji T-test 0,185 Tidak ada perbedaan
kerja berdasarkan jenis kelelahan kerja
kelamin berdasarkan jenis kelamin
2 Hubungan antara umur Uji Pearson 0,000 Ada hubungan antara
dengan kelelahan kerja Product umur dengan kelelahan
Moment kerja
3 Perbedaan kelelahan Uji T-test 0,269 Tidak ada perbedaan
kerja berdasarkan kelelahan kerja
status gizi berdasarkan status gizi
4 Perbedaan kelelahan Uji T-test 0,780 Tidak ada perbedaan
kerja berdasarkan kelelahan kerja
kebiasaan merokok berdasarkan kebiasaan
merokok
5 Hubungan antara Uji Pearson 0,001 Ada hubungan antara
beban kerja dengan Product beban kerja dengan
kelelahan kerja Moment kelelahan kerja
7
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Kelelahan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Petugas
Cleaning Service Di RSUD Kota Semarang
Petugas cleaning service di RSUD Kota Semarang sebagaian besar
berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (72,7%) dan petugas
cleaning service berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (27,3%). Tabel
3 menunjukkan tidak ada perbedaan kelelahan kerja berdasarkan jenis
kelamin laki-laki maupun perempuan pada petugas cleaning service di
RSUD Kota Semarang.
Pada pekerjaan sebagai cleaning service tidak membedakan jenis
kelamin. Petugas cleaning service laki-laki maupun perempuan melakukan
pekerjaan yang sama yaitu melakukan kegiatan kebersihan di area rumah
sakit meliputi membersihkan lantai, membersihkan plafon, membersihkan
kusen, pintu, jendela, kaca, membersihkan meja, kursi, almari,
membersihkan dinding, membersihkan toilet, membersihkan/ merapikan
tempat tidur pasien, membersihkan kipas angin, membersihkan saluran air
kotor, mengosongkan tempat sampah, membersihkan wastafel dan
membersihkan kisi-kisi. Semua pekerjaan tersebut dilakukan oleh petugas
cleaning service baik laki-laki maupun perempuan sehingga kelelahan kerja
yang terjadi tidak berbeda.
Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Hal ini
terjadi karena fisiologis, kemampuan otot wanita memang lebih rendah
daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan
otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita.3
Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Saragih yang menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin terhadap
kelelahan.8
2. Hubungan Antara Umur Dengan Kelelahan Kerja Pada Petugas
Cleaning Service Di RSUD Kota Semarang
Umur berkaitan dengan kinerja, pada umur yang meningkat akan
diikuti dengan proses degenerasi organ tubuh sehingga kemampuan organ
8
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 33 orang petugas cleaning
service di RSUD Kota Semarang, dapat disimpulkan :
1. Hasil deskripsi kelelahan kerja pada petugas cleaning service adalah
sebagian besar petugas cleaning service mengalami kelelahan kerja ringan
sebanyak 18 orang (68,3%) dan normal sebanyak 13 orang (31,7%).
2. Tidak ada perbedaan kelelahan kerja berdasarkan jenis kelamin pada
petugas cleaning service di RSUD Kota Semarang dengan p value = 0,185
12
3. Ada hubungan antara umur dengan kelelahan kerja pada petugas cleaning
service di RSUD Kota Semarang dengan p value = 0,000.
4. Tidak ada perbedaan kelelahan kerja berdasarkan status gizi pada petugas
cleaning service di RSUD Kota Semarang dengan p value = 0,269.
5. Tidak ada perbedaan kelelahan kerja berdasarkan kebiasaan merokok
pada petugas cleaning service di RSUD Kota Semarang dengan p value =
0,780.
6. Ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada petugas
cleaning service di RSUD Kota Semarang dengan p value =0,001.
SARAN
Bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, perlu memberi
masukkan kepada mandor petugas cleaning service dalam mengatur pembagian
beban kerja, untuk pekerja yang sudah tua sebaiknya jangan ditempatkan di
ruang rawat inap karena di ruang rawat inap pekerjaanya lebih banyak sehingga
tidak mempercepat terjadinya kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Eraliesa, Fandrik. Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada
Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan
Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008. [Skripsi] Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2009.
2. Hidayat, T. Bahaya Laten Kelelahan Kerja. Jakarta: Harian Pikiran Rakyat;
2003.
3. Tarwaka, dkk. Ergonomi Untuk Kesehatan Kerja Dan Produktivitas.
Surakarta: UNIBA Press; 2004.
4. Oentoro, S. Kampanye Atasi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta: UI Press;
2004.
5. Budiono, Sugeng. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP; 2003.
6. Sumamur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung; 1996.
13
BIODATA
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Rogojembangan Semarang, tahun 1997 - 2003
2. SMP Negeri 8 Semarang, tahun 2003 - 2006
3. SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2006 - 2009
4. Diterima di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian
Nuswantoro Semarang tahun 2009.
15
1
Eraliesa, Fandrik. Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2008. [Skripsi] Medan: Universitas Sumatera Utara; 2009.
2
Hidayat, T. Bahaya Laten Kelelahan Kerja. Jakarta : Harian Pikiran Rakyat. 2003.
3
Tarwaka, dkk. Ergonomi Untuk Kesehatan Kerja Dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA
Press. 2004.
4
Oentoro, S. Kampanye atasi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta : UI Press. 2004.
5
Budiono, Sugeng. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Badan penerbit UNDIP.
2003.
6
Sumamur, P.K. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung
Agung. 1996.
7
Nurmianto, Eko. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : Guna Widya,
1996.
8
Saragih, Medy Oktalina. Analisis Karakteristik Individu Dan Kelelahan Pada Dosen
Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2010. [Skripsi] Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro; 2010
9
Triyunita, Nidya. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Hubungan Beban Kerja Fisik,
Kebisingan Dan Faktor Individu Dengan Kelelahan Pekerja Bagian Weaving Pt. X
Batang. Undip. 2013
10 th
Grandjean, E. Fitting the Task to the Human, 5 edt. Taylor & Francis Inc. 1997
11
Mauludi, Moch Noval. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelelahan Pada
Pekerja Di Proses Produksi Kantong Semen PBD (Paper Bag Division) PT. Indocement Tunggal
Prakarsa TBK Citeureup- Bogor Tahun 2010. [Skripsi] Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah; 2010.
12
Koesyanto, Herry. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Mengajar
Pada Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Semarang Barat Tahun Ajaran 2006/2007.
KEMAS - Volume 3 / No. 2 / Januari - Juni 2008.