Di Kalangan Masyarakat Urban Di Kota Yogyakarta Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Di Kalangan Masyarakat Urban Di Kota Yogyakarta Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
2
ISSN : 1693-5683
Abstract : Research presented in this article investigated health seeking behavior among
people in an urban area of Yogyakarta City Indonesia. The research was a cross-sectional
survey involved adults in Yogyakarta City who were selected using a cluster random sampling
technique. Sample size was 640 respondents. Data were collected using a pre-tested
questionnaire during March to May 2010. Data were analyzed using descriptive statistics,
Chi-square tests, and Logistic regression. A total of 559 questionnaires were completed,
resulted in 90% of response rate. Mostly respondents stated that they had one to three
medical complaints within a month (51% of 559). The most popular health seeking behavioris
a combination between self-care and consultation to health care providers (41%). Other
options are self-care (36%), consultation to public health care centre (16%), and consultation
to private health care (5%). Among the socio-demographic and economic characteristics,
marital status is the only factor that significantly correlated with health seeking behavior.
Based on the results it can be recommended that programs for improving health behavior
should consider self-care, including no medication and self medication with modern and
herbal/traditional medicines. The role of family members (e.g. spouse) should also be
considered as an important factor of health related behavior.
and Fresle, 2004; Rimer and Glanz, 2005;        adalah masyarakat dewasa (berumur lebih
Liu a n d L i u , 2 0 1 0 , S a t o ,           dari 18 tahun) di Kota Yogyakarta. Hasil
2012).Mempertimbangkan          faktor-faktor   penelitian yang disajikan dalam artikel ini
tersebut maka pola perilaku pencarian           merupakan salah satu bagian dari sebuah
pengobatan dapat dipandang sebagai salah        penelitian payung sehingga metode 
satu cerminan implementasi            sistem    metode yang diterapkan terutama pada
kesehatan nasional dan akses terhadap           metode pengambilan sampel seperti yang
pelayanan kesehatan.                            diuraikan di bawah ini telah dipublikasikan
    Pada konteks perilaku pencarian             di tempat lain (Widayati, Suryawati, de
pengobatan di Indonesia, dalam naskah           Crespigny, and Hiller, 2011).
Sistem Kesehatan          Nasional     (SKN)       Pengambilansampelpenelitia
dinyatakan adanya peningkatan dalam             n dilakukan dengan metode cluster-random
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan       sampling.Hasil perhitunganbesar sampel adalah
masyarakat(Depkes, 2009).Hal tersebut           640 (proporsi=50%; margin of error
merupakan salah satu indikasi yang positif      (d) = 0,05; Confidence Interval (CI) = 95%;
daripenyelenggaraanupaya                        efek desain klaster= 1,5; dan penambahan 1
kesehatan.Namun demikian, seperti telah         0%untukantisipasitingkat
diuraikan di atas perilaku pencarian            partisipasi).Proses pengambilan sampel
pengobatanmencakupjugaup                        melibatkan      seluruh     kecamatan      (14
a y a pengobatan di luar pusat pelayanan        kecamatan) dan semua kelurahan(45
kesehatan formal. Bahkan, dalam konteks         kelurahan)di Kota Yogyakarta. Pada setiap
sebuah negara yang kaya akan budaya dan         kelurahan ditetapkan sebanyak 15 sampai
kearifan lokal seperti Indonesia, perilaku      16 rumah tangga yang dipilih secara acak
pencarian pengobatan dapat melibatkan           menggunakan tabel bilangan random,
sumber  sumber daya di luar atau bahkan y a    sehingga memenuhi jumlah sebesar 640
ngbelumterakomodasidalam                        rumah tangga. Di setiap rumah tangga yang
penyelenggaraan upaya kesehatan di dalam        terpilih secara acak tersebut, satu
sistem kesehatan nasional. Hal ini harus        orang/individu dewasa dipilih secara acak
mendapatkan perhatian yang memadai di d a l     sistematis sebagai calon responden(de Vaus,
amkerangkapembangunan                           2002).
kesehatan.Oleh karena itu dilakukan                 Alat penelitian berupa kuisioner yang
penelitian untuk mengeksplorasi lebih jauh      telah diuji coba. Pertanyaan dalam kuisioner
lagipolatindakanpencarian                       berupa kombinasi pertanyaan tertutup dan
pengobatan.Pada penelitian ini eksplorasi       terbuka, yang meliputi: frekuensi mengalami
berfokus pada kalangan masyarakat               keluhan gangguan kesehatan selama satu
urban/perkotaan.Hasil penelitian yang           bulan terakhir, pola tindakan pencarian
secara ringkas dipaparkan dalam artikel ini     pengobatan,     dan     karakteristik   sosio-
dapat menambah informasi mengenai pola          demografi ekonomi. Pola tindakan pencarian
tindakan pencarian pengobatan terutama di       pengobatan meliputi: 1) tidak periksa; 2)
kalangan masyarakat urban.Hasil penelitian      periksa ke pusat pelayanan kesehatan (rumah
diharapkan pula dapat digunakan sebagai         sakit dan puskesmas); 3) periksa ke praktek
bahan pertimbangan dalam pengembangan           dokter mandiri dan praktek tenaga
program  program peningkatan perilaku          keperawatan (bidan, perawat), 4) kombinasi
kesehatan dan akses terhadap upaya              antara periksa dan tidak periksa; 5) kombinasi
kesehatan.                                      antara periksa ke pusat pelayanan kesehatan
                                                dan ke praktek mandiri. Karakteristik sosio-
2. Bahan dan Metode                             demografi ekonomi yang ditanyakan yaitu: 1)
   Penelitian ini merupakan studi populasi      gender; 2) umur; 3) status perkawinan; 4)
dengan desain potong lintang menggunakan        pendidikan terakhir; 5) jumlah penghasilan
pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian     keluarga; 6) pekerjaan
61   ARIS WIDAYATI                                                       Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas
yang      bersedia     berpartisipasi   dalam        Seperti terlihat pada Tabel I lebih dari
penelitian ini diminta mengisi lembar            setengah responden penelitian adalah
kesediaan berpartisipasi (consent form).         wanita (55%) dan menikah (69%). Median
    Data diolah dan dianalisis dengan            usia responden 43 tahun (range: 18-88
bantuan SPSS versi 16.Analisis dilakukan         tahun). Sebagian besar responden lulusan
secara deskriptif (frekuensi, persentase,        SMA (37%), bekerja (46%), dan dengan
median), korelasi, dan regresi.Analisis          pendapatan keluarga kurang dari atau
statistik    deskriptif    dilakukan    untuk    samadengan Rp. 1.500.000, 00 per-bulan
menggambarkan           karakteristik   sosio-   (47%). Setengah dari responden tidak
demografi dan ekonomi responden,                 mempunyai asuransi kesehatan (50%).
frekuensi keluhan gangguan kesehatan, dan        Sebesar 22% dari total responden
pola perilaku pencarian pengobatan.Analisis      menyandang peran tertentu di masyarakat,
korelasi dan regresi dilakukan untuk             misalnya kader Posyandu, kader PKK,
membuktikan adanya korelasi antara               pengurus RT, dll, sedangkan sebagian besar
variabel bebas, yaitu karakteristik sosio-       (68%) adalah warga biasa.
demografi ekonomi; dan variabel terikat, y
a i t u t i n d a k a n p e n c a r i a n        3.1. Gambaran pola perilaku pencarian
pengobatan.Hubungan          antar    variabel        pengobatan
dinyatakan signifikan secara statistik jika       Tabel II menggambarkan frekuensi keluhan
nilai p kurang dari 0,05 (Pallant, 2011).            terkait gangguan kesehatan yang dialami
3. Hasil dan Pembahasan                            responden selama satu bulan terakhir Seperti
                                                 terlihat pada Tabel II setengah dari responden
   Sebanyak 559 kuisioner diisi lengkap                                      (51%) menyatakan
oleh responden (tingkat partisipasi:
ARIS WIDAYATI                                                                              Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas   62
dari uji Chi-square) dan tidak ada faktor yang     kalangan masyarakat rural/pedesaan.Pada
secara statistik mempunyai pengaruh                penelitian tersebut diungkapkan bahwa
signifikanterhadap perilaku pencarian              masyarakat pedesaan cenderung memilih
pengobatan (hasil dari analisis regresi            berobat ke sarana pengobatan atau ke mantri
logistik).                                         kesehatan (Setyawan, 2004).Penelitian lain
    Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)              yangjuga melibatkankalangan masyarakat
menunjukkan                    adanya              pedesaanjuga mengungkapkan hal serupa
                   peningkatan                     yaitu adanya sikap dan perilaku yang positif
penggunaan pusat pelayanan kesehatan               terhadap upaya pencarian pengobatan di
masyarakat sebagai rujukan ketika sakit            pusat pelayanan kesehatan
(Depkes, 2009).Namun demikian, hasil               masyarakat(Purnamaningrum,             2010).
penelitian yang disajikan dalam artikel ini        Perbedaan - perbedaan ini sangat
menunjukkan bahwa self-caredan kombinasi           memungkinkan         mengingat     perbedaan
berbagai     pilihan     tindakan    (self-care,   karakteristik demografi dan sosio-ekonomi
konsultasi ke pusat pelayanan kesehatan, dan       antara masyarakat urban dan rural.
konsultasi ke praktek mandiri) merupakan               Faktor demografi dan status sosial
pilihan utama masyarakat urban dalam upaya         ekonomi sudah sering diungkapkan sebagai
pencarian pengobatan.Tindakan self-care,           faktor yang berhubungan dan mempengaruhi
terutama melakukan penyembuhan tanpa               perilaku pencarian pengobatan walaupun
obat, istirahat, dan swamedikasi dengan            hasil  hasil yang terungkap tidak selalu
produk herbal/tradisional, menjadi temuan          konsisten.Sebagai contoh, sebuah penelitian
menarik yang kemungkinan merupakan efek            di Taiwan mengungkapkan bahwa wanita
positif dariaktivitas promosi kesehatan yang       dengan usia yang lebih tua dan yang
mengedepankan perbaikan gaya hidup.                mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi
Lebih dari itu, self-care dengan cara              cenderung      memilih     upaya    pencarian
berswamedikasi          menggunakan        obat    pengobatan kombinasi, antara self-care dan
herbal/tradisional menjadi temuan berharga         non-self-care,      sedangkan      masyarakat
dalam kerangka pengembangan sistem                 golongan menengah ke bawah cenderung
pengobatan tradisional di Indonesia.Self-          berswamedikasi (Liu dan Liu, 2010). Dalam
caredengan berswamedikasi menggunakan              konteks masyarakat Indonesiaterutama di
obat modern adalah salah satu upaya                kalangan masyarakat pedesaan kepemilikan
pencarian pengobatan yang juga semakin             asuransi kesehatan berhubungan signifikan
populer dan berkembang dewasa ini.Perilaku         dengan perilaku pencarian kesehatan
self-care ini beralasan ketika dihubungkan         (Purnamaningrum, 2010).Dalam penelitian
dengan faktor keterjangkauan harga dan             ini    faktor     sosio-demografi    ekonomi
akses terhadap pelayanan kesehatan (Sato,          responden yang secara statistik berhubungan
2012 & Liu dan Liu, 2010), walaupun dalam          dengan tindakan pencarian kesehatan adalah
penelitian ini pendapatan per-bulan tidak          status perkawinan (tidak menikah/cerai dan
berkorelasisignifikansecara                        menikah). Hal yang sama juga terungkap
statistik.Perilaku      memilih     kombinasi      melalui wawancara pada sebuah penelitian
beberapa upaya pencarian pengobatan juga           kualitatif yang dilakukan sebelumnya di Kota
merupakan hal yang wajar di Indonesia.             Yogyakarta bahwa suami atau istri menjadi
Hal ini dikarenakan keanekaragaman                 faktor pendukung tindakan swamedikasi
sistem-sistem pengobatan dan juga provider         dengan antibiotika(Widayati, Suryawati, de
(penyedia layanan) kesehatan, misalnya             Crespigny, and Hiller, 2012) . Hal ini dapat
sistem pengobatan tradisional, pengobatan          sebagai dasar pertimbangan bahwa sangat
modern, dan apa yang disebut dengan                penting untuk melibatkan anggota keluarga
pengobatan komplementer dan alternatif.            dalam       programprogram       peningkatan
    Hasil penelitian ini berbeda dengan yang       perilaku kesehatan masyarakat.
telah diungkapkanoleh sebuah penelitian
yang dilakukan beberapa tahun yang lalu di
ARIS WIDAYATI                                             Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas    64
berpartisipasi dalam penelitian ini dan                 Rimer, B. K. & Glanz, K., 2005, Theory at a glance
kepada anggota team pengumpul data                         a guide for health promotion practice ,
                                                           U.S.Departement of Health and Human Services
penelitian: Anna S. Yuliasari, Andrian                     National Institutes of Health.
Liem, Wahyu Satyawan, Anna Maria Lisa                   Sato, A, 2012, Does socio-economic status explain use
Angela, Hiasinta Primastuti, Yohanes Dedy                   of modern and traditional health care services?
Setiawan.                                                   Soc Sci Med, 75, 1450-9.
                                                        Setyawan, E. F., 2004, Perilaku Pencarian Pengobatan
Daftar Pustaka                                              Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga di Desa
                                                            Tirtomarto Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten,
Dean, K., 1986, Lay Care in Illness. Soc.Sci.Med, 22,
                                                           Skripsi, UNDIP.
    275-284.                                            WHO, 1998, The role of the pharmacist in self-care
Depkes. 2009. Sistem Kesehatan Nasional [Online]           and self medication,World Health Organisation,
    J a k a r t a : D e p K e s R I .                      Geneva.
    http://www.depkes.go.id/downloads/SKN%20fi          Widayati, A., Suryawati, S., de Crespigny, C., and
    nal.pdf [ diakses pada 15 Desember 2012].              Hiller, J.E., 2011, Self medication with
de Vaus, D. A., 2002, Surveys in Social Research,          antibiotics in Yogyakarta City Indonesia: a cross
    Allen & Unwin, New South Wales.                        sectional population-based survey, BMC Res
Hardon, A., Hodgkin, C., and Fresle, D., 2004, How to
                                                           Notes, 4, 491.
    investigate the use of medicines by consumers,
                                                        Widayati, A., Suryawati, S., de Crespigny, C., and
    World Health Organisation, Switzerland.
                                                           Hiller, J.E., 2012, Beliefs About the Use of
Liu, C. Y. & Liu, J. S. 2010. Socioeconomic and
                                                           Nonprescribed Antibiotics Among People in
    demographic factors associated with health care
                                                           Yogyakarta City, Indonesia: A Qualitative Study
    choices in Taiwan. Asia Pac J Public Health, 22,
                                                           Based on the Theory of Planned Behavior, Asia
    51-62.                                                 Pac J Public Health, doi:
Pallant, J., 2011, SPSS Survival Manual, Allen &           10.1177/1010539512445052 [article in
    Unwin, New South Wales.                                press],http://aph.sagepub.com/content/early/201
Purnamaningrum, A., 2010, Faktor-faktor yang               2/04/24/1010539512445052.full.pdf+html
    berhubungan dengan perilaku masyarakat untuk           [diakses pada 10 Desember 2012].
    mendapatkan pelayanan kesehatan mata,
    Laporan Penelitian, UNDIP.