UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI HASIL FRAKSINASI DARI EKSTRAK
METANOL DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP
                         BEBERAPA BAKTERI PATOGEN
                    Mukhriani, Nurshalati Tahar, Andi Sri Wahyuni Astha
Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                           ABSTRACT
        Majority of traditional medicine uses herbal medicine to support health. Besides being
able to cure the disease, traditional medicine also has side effects low or even non-existent.
One of the plants used as traditional medicine is cinnamon leaf (Sauropus androgynous).
Leaves widely used as a laxative breast milk for breastfeeding mothers. In addition,
cinnamon leaf can be used as a drug for ulcerative lesions. This study aims to investigate
the antibacterial activity of the methanol extract of leaves of cinnamon fraction (Sauropus
androgynous). Characterization of compound akitif based thin-layer chromatography
penampak various spots, including FeCl3, Dragendorf, Lieberman Buchard, ethanolic KOH,
and Aluminum Chloride. Crude katuk leaves macerated using methanol for 3 days. The
results showed that the methanol extract of cinnamon leaf has activity against the bacteria
Salmonella and Staphylococcus aureus thyposa. Katuk leaf extract was fractionated by
Vacuum Liquid Chromatography method. In this fractionation process, the eluent used was
ethyl acetate and methanol (5:1). Results of fractionation of methanol extract in the form of a
combined fraction of the number 6 keselurahan 14 fractions. Based on the TLC-profile
Bioautografi fraction is the fraction of active 4 inhibits the growth of bacteria Salmonella and
Staphylococcus aureus thyposa. From the results of the identification of the chemical
components showed that compounds that inhibit the growth of bacteria on the 4th fraction
are flavonoids.
Kata kunci : Antibacterial, Katuk leaf, Fractination
Pendahuluan
          Saat ini penggunaan herbal dalam             hentinya    mengadakan     penelitian    dan
pengobatan komplementer dan alternatif                 pengujian berbagai tumbuhan yang secara
di Indonesia semakin populer. Bukti-bukti              tradisional digunakan untuk penyembuhan
empiris     dan    dukungan     ilmiah   yang          penyakit tertentu.. (Thomas,ANS, 1992: 9)
semakin banyak terhadap khasiat herbal                         Mikroorganisme adalah     makhluk
menyebabkan herbal semakin populer di                  hidup   yang   berukuran    sangat      kecil.
kalangan masyarakat Indonesia. (Ning                   Aktivitas kehidupannya bergantung pada
Harmanto, Ahkam Subroto, 2007: 138).                   keadaan sekitar dan dapat mempengaruhi
Para ahli dari berbagai negara seperti                 kehidupan    manusia               sebagai
Jerman,        India,   Cina,       Australia,         penyebab       terjadinya berbagai macam
Indonesia, dan sebagainya, tidak henti-                penyakit yang merugikan. Penyakit yang
JF FIK UINAM Vol.2 No.1 2014                                                                     12
                                                                                                 12
dapat disebabkan antara lain gatal, rasa                androgynus), larutan fisiologis Natrium
sakit, infeksi, dan dapat mengganggu                    Klorida ( NaCl) 0,9%, N-heksan, N-
penampilan       dan      masih     banyak       lagi   butanol, Etil Asetat, Aluminium klorida,
penyakit       lainnya,     sehingga        menjadi     Kloroform,      Besi     (III)     klorida       (FeCl3),
masalah serius untuk ditangani.                         Dragenddorf, H2SO4, dan Liebermann-
        Berdasarkan uraian diatas, maka                 Burchard.
hal ini yang mendasari perlunya dilakukan                        Alat         yang       digunakan         dalam
penelitian          pengujian               aktivitas   penelitian      ini     adalah                  autoklaf,
antibakteri      daun       katuk      (Sauropus        bejana maserasi, batang pengaduk, botol
androgynus Merr.) terhadap              beberapa        pengencer, cawan petri, cawan porselin,
bakteri uji yang bersifat patogen. Adanya               chamber, gelas erlenmeyer, gelas ukur 10
efek sebagai obat borok, demam, dan                     ml, gelas ukur 50 ml,                gelas         kimia,
bisul   dari daun katuk, maka diduga                    inkubator, kompor            listrik, Laminar Air
mengandung          senyawa         kimia      yang     Flow, lampu spirtus, lampu UV 254 dan
berkhasiat          sebagai            antibakteri.     366 nm, lemari pendingin, magnetik stirrer,
Berdasarkan hal tersebut makan penelitian               neraca       OHauss,        oven,        ose      bulat,
ilmiah harus dilakukan untuk membuktikan                penangas air, rotary evaporator, sendok
aktivitas     antibakteri   dari    daun       katuk    tanduk, seperangkat alat kromatografi cair
(Sauropus androgynus Merr.) sehingga                    vakum, spoit 1 ml, spoit 10 ml, timbangan
penggunaannya dalam masyarakat dapat                    analitik, dan vial
lebih dipertanggungjawabkan.
                                                        Prosedur Percobaan
Metode Penelitian                                                Proses penelitian dimulai dengan
Alat dan Bahan                                          persiapan awal bahan baku daun katuk
        Bahan       yang     digunakan        dalam     (Sauropus       androgynous          Merr.).       Daun
penelitian ini adalah agar, air suling                  katuk (Sauropus androgynous Merr.) yang
(aquadestillata), biakan murni (Escherichia             digunakan       diperoleh         dari     Kabupaten
coli,   Bacillus     subtillis,    Pseudomonas          Takalar, Sulawesi Selatan. Pengambilan
aeruginosa,            Salmonella              typhi,   sampel dilakukan             pada         pagi       hari
Staphylococcusaureus,             Staphylococcus        dengan selang waktu jam 09.00  12.00
epidermidis, Streptococcus mutans, dan                  karena       pada       pagi       hari      tumbuhan
Vibrio sp), dietil eter, DMSO (Dimetil                  khususnya bagian daun mengalami proses
Sulfoksida), etil asetat, HCl, kloroform,               fotosintesis. Sampel daun katuk (Sauropus
metanol, silika gel 60 GF254, etanol                    androgynus)           yang   telah        diserbukkan,
70%, medium Nutrient Agar (NA), sampel                  ditimbang         sebanyak               500       gram
fraksi dari ekstrak daun katuk (Sauropus                dimasukkan        dalam          wadah         maserasi.
JF FIK UINAM Vol.2 No.1 2014                                                                                  13
                                                                                                              13
Maserasi merupakan           penyarian       secara     Pengujian skrining aktivitas hasil fraksinasi
sederhana karena dilakukan dengan cara                  dengan        menggunakan           metode      KLT-
merendam serbuk              simplisia        dalam     Bioautografi.        Kelima        hasil fraksinasi
cairan       penyari. Cairan penyari akan               dilakukan        pengujian       terhadap      kedua
menembus          dinding    sel     dan     masuk      bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus
kedalam rongga sel yang mengandung zat                  dan Salmonella thyposa.
aktif. Peristiwa ini berulang- ulang kali               4. Identifikasi Komponen Kimia
terjadi keseimbangan konsentrasi antara
                                                        Hasil dan Pembahasan
larutan diluar sel dan di dalam sel (Dirjen
                                                                 Hasil     ekstraksi      yang      diperoleh
POM, 1986: 10)
                                                        dengan menggunakan Etil Asetat sebesar
          Proses fraksinasi dilakukan dengan
                                                        6,118 gram dan hasil ekstraksi yang
metode Kromatografi cair vakum (KCV)
                                                        diperoleh dengan menggunakan metanol
dengan             perbandingan                eluen
                                                        sebesar 12,659 gram. Hal ini menandakan
berdasarkan profil KLT ekstrak metanol.
                                                        bahwa kandungan senyawa polar pada
Hasil     fraksinasi kemudian         di     lakukan
                                                        daun katuk lebih banyak dibandingkan
proses KLT- Bioautografi.
                                                        dengan senyawa non-polar.
          Bioautografi, berasal dari kata bio
                                                                 Pengujian          skrinning        aktivitas
yang berarti makhluk hidup dan autografi
                                                        antibakteri        daun         katuk     (Sauropus
berarti     melakukan        aktivitas       sendiri.
                                                        androgynus Merr.) yang digunakan yaitu
Bioautografi       adalah      suatu         metode
                                                        ekstrak metanol dan ekstrak etil asetat
pendeteksian untuk menemukan suatu
                                                        terhadap      bakteri     uji    Escherichia     coli,
senyawa        antimikroba          yang      belum
                                                        Bacillus           subtillis,          Pseudomonas
teridentifikasi    dengan      cara      melokalisir
                                                        aeuginosa,               Salmonella         thyposa,
aktivitas antimikroba tersebut pada suatu
                                                        Staphylococcus aureus, Staphylococcus
kromatogram. .(Djide. M. N, Sartini,Kadir.
                                                        epidermidis, Streptococcus mutans,                dan
S. H, 2006: 299-302)
                                                        Vibrio      sp.       Diperoleh          hasil bahwa
1. Menentukan ekstrak aktif
                                                        ekstrak     metanol       menunjukkan aktivitas
2. Menentukan profil KLT ekstrak aktif
                                                        antibakteri       terhadap       dua     jenis bakteri
Pemisahan          senyawa         ekstrak     larut
                                                        yang berbeda yaitu,                Staphylococcus
methanol          daun      katuk      (Sauropus
                                                        aureus dan Salmonella thyposa yang
androgynus) secara KLT menggunakan
                                                        ditandai      dengan             tidak        adanya
campuran eluen etil asetat : metanol
                                                        pertumbuhan bakteri pada medium agar.
(5:1).
                                                        Sedangkan         ekstrak        etil asetat tidak
3. Menentukan Fraksi aktif
                                                        memiliki aktivitas anti bakteri.
JF FIK UINAM Vol.2 No.1 2014                                                                               14
                                                                                                           14
          Sebelum dilakukan penyarian atau                senyawa yang bersifat polar dibandingkan
maserasi, terlebih dahulu daun katuk yang                 senyawa yang bersifat polar.
telah dipetik di sortasi basah. Sortasi                           Setelah diperoleh ekstrak metanol
basah dilakukan            untuk        memisahkan        kental dan ekstrak Etil asetat kental
kotoran- kotoran atau bahan-bahan asing                   kemudian dilanjutkan uji skrinning aktivitas
lainnya      dari simplisia. Setelah proses               antibakteri     dari      kedua     jenis     ekstrak
sortasi basah, kemudian                 daun    dicuci    tersebut.      Uji      skrinning     ini    dengan
dengan menggunakan air yang bersih dan                    menggunakan metode                  difusi      agar
mengalir.        Pencucian      dilakukan        untuk    dengan        konsentrasi 1mg/ml. Pengujian
menghilangkan tanah dan kotoran lainnya                   dilakukan      terhadap bakteri Escherichia
yang      melekat       pada    bahan        simplisia.   coli,   Bacillus        subtilis,   Pseudomonas
Pencucian dilakukan dengan air bersih.                    aeruginosa,             Salmonella           thyposa,
Pencucian          dilakukan         dalam      waktu     Staphylococcus aureus, Staphylococcus
sesingkat        mungkin        karena        terdapat    epidermidis, Streptococcus mutans dan
beberapa zat            yang terkandung dalam             Vibrio sp. Dari hasil pengujian, diketahui
simplisia dapat larut dalam air mengalir                  ekstrak methanol memberikan aktivitas
          Sampel simplisia yang telah kering              penghambatan             pertumbuhan          bakteri
diekstraksi dengan metode maserasi yang                   Salmonella thyposa dan Staphylococcus
merupakan          metode           dingin     (proses    aureus.
eksraksi tanpa pemanasan). Metode ini                             Ekstrak larut metanol yang memiliki
cocok untuk senyawa yang tidak stabil                     aktivitas            antibakteri        selanjutnya
terhadap      pemanasan             karena     dengan     difraksinasi dengan metode Kromatografi
pemanasan dapat merusak senyawa kimia                     Cair Vakum (KCV). Pemilihan metode ini
yang      terdapat      dalam       simplisia. Pada       karena cepat dan               mudah.        Ekstrak
penelitian       ini,    peneliti     menggunakan         difraksinasi menggunakan fase diam silica
metode maserasi bertingkat. Maserasi                      gel GF254 dan fase gerak berturut  turut
bertingkat adalah suatu proses penyarian                  n-heksan : etil asetat (1:1), (1:5), (1:10),
simplisia dengan menggunakan lebih dari                   (1:15), (1:20), (1:25), etil asetat, etil asetat
satu jenis larutan penyari berdasarkan                    : metanol (25:1), (20:1), (15:1), (10:1),
tingkat kepolaran.                                        (5:1), (1:1), dan metanol. Hasil fraksinasi di
          Dari     hasil    maserasi         diperoleh    KLT dan diperoleh 14 fraksi. Fraksi yang
ekstrak larut Etil astat            sebanyak 6.118        memiliki kromatogram dan warna bercak
gram dan ekstrak larut metanol sebanyak                   yang sama digabungkan dan diperoleh
12.659 gram. Hal ini menunjukkan bahwa                    6 fraksi gabungan.
daun katuk lebih banyak mengandung
JF FIK UINAM Vol.2 No.1 2014                                                                                15
                                                                                                            15
Tabel 1. Hasil                  Profil KLT Ekstrak               yang         berarti    mengandung            senyawa
Metanol    Dauk                  Katuk    (Sauropus
                                                                 Khumarin.
androgynus Merr.)
                                                                         Pengujian skrinning aktivitas hasil
          Penampakan bercak pada
                                                                 fraksinasi         dengan               menggunakan
Jumlah
       UV 254 nm   UV 366 nm   H2SO4 10 %
Bercak                                                           metode KLT-Bioautografi. Kelima hasil
       Rf    Warna Rf    Warna Rf   Warna
1         0.36    Hijau     -        -        0.36    Merah      fraksinasi dilakukan pengujian terhadap
2         0.54    Hijau     0.54     Biru     0.54    Kuning     kedua bakteri uji yaitu Staphylococcus
                                     muda
3         0.72    Hijau     0.72     Ungu     0.72    Kuning     aureus dan Salmonella thyposa. Diperoleh
4         0.90    Hijau     0.90     Ungu     0.90    Hijau      hasil   bahwa      dari kelima            jenis     fraksi
                  tua
                                                                 tersebut, hanya fraksi IV yang memberikan
           Terdapat 6 jenis hasil fraksi, tetapi                 aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri
hanya 5 yang dilakukan pengujian aktivitas                       tersebut.
antibakteri          dengan              metode          KLT-    Tabel 2 : Hasil Profil KLT Fraksi IV Ekstrak
                                                                 Metanol     Daun        Katuk     (Sauropus
Bioautografi. Karena pada fraksi ke-6 tidak                      androgynus Merr.)
ditemukan noda yang naik pada hasil
                                                                        Penampakan bercak pada
kromatogram. Metode ini didasarkan pada                          Jumlah
                                                                 Bercak UV 254 nm   UV 366 nm    H2SO4 10 %
difusi dari senyawa yang telah dipisahkan                               Rf   Warna Rf      Warna Rf  Warna
dengan kromatografi lapis tipis (KLT).                           1       0.16    Hijau    -        -         0.16 Cokelat
           Berdasarkan                   hasil           KLT-    2       0.50    Hijau    0.50 Biru          0.50 Cokelat
                                                                                               muda
Bioautografi,              kemudian                  dilakukan   3       0.70    Hijau    0.70 Ungu          0.70 Hijau
identifikasi       komponen              kimia        dengan     4       0.91    Hijau    0.91 Ungu          0.91 Hijau
                                                                                 tua                              Tua
menggunakan pereaksi Aluminium Klorida,
Besi (III) Klorida, Dragendorf, Leibermann                               Hasil                positif              lainnya,
Buchard          dan KOH etanolik. Hasilnya                      ditunjukkan pada bakteri Staphylococcus
positif      terhadap              bakteri       Salmonella      aureus pada bercak dengan nilai Rf 0.40
thyposa pada bercak dengan nilai Rf 0.40                         yang telah diidentifikasi dengan Aluminium
yang        diidentifkasi           dengan Aluminium             Klorida dan memberikan floresensi hijau
Klorida dan memberikan warna Floresensi                          yang    berarti         mengandung            senyawa
hijau yang berarti mengandung senyawa                            Flavanoid.
Flavanoid. Bercak dengan nilai Rf 0.70
menghasilkan zona hambat pada bakteri                            Kesimpulan
Salmonella                thyposa            yang        telah           Dari hasil penelitian yang dilakukan
diidentifikasi dengan                    KOH          etanolik   secara konsisten menunjukkan bahwa
dan       memberikan warna merah terang                          ekstrak metanol daun katuk (Sauropus
                                                                 androgynus) memiliki                  aktivitas       anti
JF FIK UINAM Vol.2 No.1 2014                                                                                            16
                                                                                                                        16
bakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aureus     dan Salmonella thyposa. Hasil
fraksinasi menunjukkan bahwa fraksi IV
memiliki    aktivitas   antibakteri   yang
mengandung senyawa Flavanoid.
KEPUSTAKAAN
Harmanto, Ning., Subroto, Ahkam. Pilih
     Jamu dan Herbal Tanpa Efek
     Samping. Jakarta. PT Elex Media
     Komputindo. 2007.
Thomas A. N. S. Tanaman Obat
     Tradisional. 2nd ed. Yogyakarta.
     Kanisius. 1992.
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi
       IV.  Jakarta    :   Departemen
       Kesehatan RI, 1995.
Djide. M. N, Sartini, Kadir. S.H, Analisis
       Mikrobiologi Farmasi. Makassar:
       Laboratorium Mikrobiologi Farmasi
       Fakultas Farmasi, Universitas
       Hasanuddin,
JF FIK UINAM Vol.2 No.1 2014
                                             17
                                             17