0% found this document useful (0 votes)
411 views18 pages

Jurnal Teknologi Lepas Pantai

This document discusses types of offshore oil and gas platforms and the development of the West Madura Offshore block in Indonesia. It describes how fixed and floating platforms are used for drilling and production offshore. It also provides background on the increasing importance of offshore oil and gas extraction as reserves on land deplete.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
411 views18 pages

Jurnal Teknologi Lepas Pantai

This document discusses types of offshore oil and gas platforms and the development of the West Madura Offshore block in Indonesia. It describes how fixed and floating platforms are used for drilling and production offshore. It also provides background on the increasing importance of offshore oil and gas extraction as reserves on land deplete.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 18

Jenis-jenis Platform Rig Offshore dan Perkembangan

Kegiatan Hulu Blok Migas West Madura Offshore


(WMO) di Indonesia
Muhammad Buhori
Dosen Eltimeyansi Crisye Randanan S.T., M.Si., STT Migas Balikpapan

Jl. Soekarno-Hatta KM. 8 Karang Joang Balikpapan

Muhammad Buhori, STT Migas Balikpapan

Jl. Soekarno-Hatta KM. 8 Karang Joang Balikpapan

E-mail : buhory.engineer@gmail.com

Abstract

In the last 20 years the search for oil and gas has become increasingly important
Because the sources of natural gas and crude oil are getting thinner, because used
by industrialized countries, at the present time it is very difficult to find potential
oil and gas on land, these circumstances complement the initial conditions of the
birth of an offshore technology, the absolute equipment that must exist in offshore
operations is a platform where the equipment is laid drilling and production.
Various pavilions have been created, such as permanent platforms standing on
steel legs or reinforced concrete, this type is commonly used in shallow seas and
on the development field so that it can become a drilling and production platform.
The second type is the type of legs or base base based on the sea but not
permanent, namely submersible and jack up rig. The third type is a floating unit
can be ship-shaped or semi-submersible that can operate at sea. And also this
research will discuss about the development of West Madura Offshore oil and gas
blocks (WMO) in Indonesia.

Abstrak

Didalam 20 tahun belakangan ini pencarian minyak dan gas menjadi semakin
penting karena sumber-sumber gas alam dan minyak mentah sudah semakin
menipis, karena dipakai oleh negara-negara industri, pada saat sekarang
kenyatannya sangat sulit untuk menemukan potensial minyak dan gas bumi di
darat, keadaan semacam ini melengkapi kondisi awal lahirnya sebuah teknologi
lepas pantai, peralatan mutlak yang harus ada pada operasi lepas pantai adalah
sebuah anjungan tempat meletakkan peralatan pemboran dan produksi. Berbagai
macam anjungan telah dibuat, seperti anjungan permanen(fixed) yang berdiri
diatas kaki-kaki baja atau beton bertulang, jenis ini umumnya digunakan pada laut

Teknologi Lepas Pantai


dangkal dan pada lapangan pengembangan sehingga dapat sekaligus menjadi
anjungan pemboran dan produksi. Jenis kedua adalah jenis kaki-kaki atau bagian
dasarnya menumpu didasar laut tetapi tidak permanen, yaitu submersible dan jack
up rig. Sedang jenis ketiga adalah unit terapung dapat berbentuk kapal atau semi-
submersible yang dapat beroperasi dilaut dalam. Dan juga penelitian ini akan
membahas tentang perkembangan blok migas West Madura Offshore (WMO)
yang ada di indonesia.

Kata Kunci : Platform, Offshore, Rig Pengeboran, Produksi, Lifting Minyak &
Gas Bumi

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Jika kita terbang melintasi perairan laut Utara Jawa, Sumatera,
Sulawesi, maluku, papua atau perairan sekitar Balikpapan bahkan di
seluruh perairan Indonesia, maka kita dapat menyaksikan beberapa
bangunan yang berdiri di tengah lautan. Dan jika kita coba amati lebih
cermat, maka samar-samar akan nampak oleh kita bentuk derek-derek
ataupun bangunan akomodasi di bagian atasnya. Bangunan-bangunan
seperti itulah yang disebut sebagai anjungan/bangunan lepas pantai
(offshore platform/structure) yang digunakan untuk aktivitas eksploitasi
minyak atau gas bumi di daerah lepas pantai (offshore region), baik untuk
pengeboran (drilling platform) maupun aktivitas produksi (production
platform). Kata offshore yang berarti lepas pantai (jauh dari pantai)
digunakan sebagai lawan kata dari onshore yang berarti daerah pantai. Di
dalam kelompoknya, jenis bangunan ini cuma salah satu dari wahana laut
secara umum, seperti misalnya kapal sebagai alat transportasi di lautan dan
beberapa modifikasi dari jenis kapal dengan peruntukan lain, misalnya
kapal pembor (drilling ship). Lalu mengapa harus di tengah lautan, tidak
di darat saja? Ya, karena jelas bahwa reservoir minyak atau gas bumi tidak
hanya di daratan saja, tapi juga dilautan, bahkan tidak sedikit yang berada
di dasar lautan yang sangat dalam. Lagi pula semakin hari cadangan
minyak yang berada di daratan makin berkurang kapasitasnya sehingga

Teknologi Lepas Pantai


memaksa manusia untuk mencari cadangan yang baru walaupun harus di
tengah lautan.
Jurnal ini akan mencoba mengenalkan sedikit lebih jauh tentang
jenis-jenis struktur anjungan lepas pantai yang performansinya sangat
baik untuk dioperasikan di perairan/laut dalam (deep water) maupun
dangkal. Juga akan disampaikan sekilas tentang penelitian dari
perkembangan Blok Migas West Madura Offshore di Indonesia yang saat
ini memiliki potensi sangat besar dalam hasil produksi minyak dan gas
bumi.

Dasar Teori

a. Rig Pengeboran

Rig pengeboran adalah suatu instalasi peralatan untuk melakukan


pengeboran kedalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air,
minyak, atau gas bumi. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on
shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan
pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran
hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan
keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara
komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan
peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada
permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau
mineral. Dalam suatu Instalasi pemboran, terutama untuk pemboran
migas & geothermal, lazimnya menggunakan spesifikasi peralatan
yang mampu bekerja pada rating tekanan yang cukup tinggi mulai dari
2000 psi sampai 15000 psi.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya
untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk
membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan
minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.

b. Offshore
Offshore merupakan suatu Pekerjaan yang terkait dengan
bangunan atau struktur yang di bangun di atas laut dengan kedalaman
tertentu sebagai penopang kegiatan untuk proses eksplorasi dan
eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. Contoh pekerjaan offshore ini
adalah rig, sumur bor lepas pantai.

Teknologi Lepas Pantai


c. Offshore Platform (Anjungan Lepas Pantai)
Anjungan lepas Pantai merupakan struktur atau bangunan yang
dibangun dilepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi. Biasanya anjungan ini memiliki rig
pengeboran diatasnya yang berfungsi untuk menganalisa sifat geologis
reservoir maupun untuk membuat lubang yang memungkinkan untuk
pengambilan minyak dan gas bumi dari reservoir tersebut.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian untuk memberikan wawasan tentang jenis-
jenis platform rig pengeboran yang sering digunakan di Indonesia maupun Luar
Negeri, juga memberikan informasi mengenai sejarah, perkembangan dari blok-
blok migas yang ada di Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Dalam menyelesaikan jurnal ini, penyusun melakukan


metode penelaahan serta penelitian melalui studi pustaka untuk
melengkapi materi kuliah teknologi lepas pantai dengan data yang
di dapat saat penyusunan jurnal ini. Penyusun melakukan studi
pustaka dari berbagai sumber refrensi buku, artikel di internet

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Fungsi utama struktur anjungan lepas pantai (offshore platform)


adalah mampu mendukung bangunan atas beserta fasilitas operasionalnya
di atas air laut selama waktu operasi dengan aman. Jenis operasionalnya,
gerakan horizontal dan vertical suatu struktur offshore platform
merupakan kriteria penting yang sangat menentukan perilaku anjungan
tersebut diatas air.

Teknologi Lepas Pantai


Atas dasar hal diatas maka ada dua parameter utama yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang bangunan struktur anjungan, yaitu:

1. Teknik menahan beban vertical sebagai akibat dari beban fungsional


dan berat struktur serta fasilitas pendukung.
2. Teknik menahan beban horizontal sebagai akibat dan beban
lingkungan (angin, gelombang, arus air laut dll)

Berikut Jenis-jenis Platform Rig Offshore berdasarkan struktur


terapung (Floating Structure)

Struktur Terapung (floating structure)

a. Jack-up drilling rig Platform


Jack-up Drilling Unit yang dapat berpindah (atau biasa
disebut jack-up), seperti namanya, adalah rig yang bisa didongkrak
di atas laut dengan menggunakan kaki-kaki yang dapat diturunkan,
seperti jack. Platform ini biasanya digunakan di kedalaman air
hingga 400 kaki (120 m), meskipun beberapa desain bisa
digunakan pada kedalaman 550 ft (170 m). Platform ini dirancang
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan kemudian
menancapkan dirinya dengan mengerahkan kaki ke dasar laut
menggunakan roda gigi (gearbox) di setiap kaki.

Gambar Jack-up drilling rig

b. Semi-submersible Rig Platform


Platform ini memiliki lambung (kolom dan ponton) apung
yang cukup membuat struktur untuk mengapung (seperti kapal),

Teknologi Lepas Pantai


tetapi juga cukup berat untuk menjaga struktur tetap tegak dan
stabil. Semi-submersible platform dapat dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain, dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
mengubah jumlah air di tangki apung.
Platform ini umumnya ditambatkan dengan kombinasi tali
rantai, kawat atau tali polyester, atau keduanya, selama pengeboran
atau produksi operasi, atau keduanya, meskipun dapat dijaga
posisinya dengan menggunakan sistem dynamic positioning. Semi-
submersible dapat digunakan di kedalaman air dari 200 sampai
10.000 kaki (60 sampai 3.000 m).

Gambar Semi-submersible platform

c. Drillships Rig Platform


Drillship adalah kapal maritim yang telah dilengkapi
dengan peralatan pengeboran. Platform ini paling sering digunakan
untuk eksplorasi pengeboran minyak baru atau sumur gas di
perairan dalam, tetapi juga dapat digunakan untuk pengeboran
ilmiah. Versi awal dibangun pada lambung kapal tanker yang
dimodifikasi, namun desain yang sesuai dengan tujuannya sudah
digunakan saat ini. Drillship Kebanyakan dilengkapi dengan sistem
positioning yang dinamis (dynamic positioning) untuk
mempertahankan posisi di atas sumur yang dibor. Drillship dapat
mengebor di kedalaman air hingga 12.000 ft (3.700 m).

Teknologi Lepas Pantai


Gambar Drillships Platform

d. Swamp Barge Rig

Biasa beroperasi di daerah rawa atau delta sungai, dengan


kedalaman dangkal dibawah 6 meter. Rig ini mempunyai 4 buah
kaki di setiap sudutnya, atau biasa disebut spud can. Spud can akan
di tancapkan ke dasar sungai atau rawa-rawa hanya dengan
menggunakan gravitasi dan beratnya sendiri. Hanya ada di area
operasi Total Indonesie dan di Nigeria

Gambar Swamp Barge

e. Tender Assist Rig

Merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp


Barge, namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam
lagi.Menara pengeboran pada platform, yang di bantu oleh kapal
untuk keperluan dan space peralatan. Tender (kapal) diperlukan
karena area platform tempat wellhead tidak kuat untuk menampung
semua peralatan pengeboran.

Teknologi Lepas Pantai


Gambar Tender Assist Rig

Peta Penyebaran Blok Minyak dan Gas Indonesia

Teknologi Lepas Pantai


Teknologi Lepas Pantai
Teknologi Lepas Pantai
Lifting Minyak dan Gas di Indonesia

Lifting minyak Indonesia pada periode januari-juni 2016 mencapai


817.900 barel per hari (bph), sedangkan Lifting Gas 6.601.5 MMSCFD
secara total lifting migas di semester I-2016 sebesar 1.122 juta barel setara
minyak per hari (barel oil equivalent per day / boepd)

Capaian ini diatas target yang ditetapkan work program and budget
(WP & B) 2016 yang ditetapkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana
kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK MIGAS). Lifting Minyak 100.9% dari
target, Lifting gas 105% target, dan secara keseluruhan Lifting migas
102% dari target.

Teknologi Lepas Pantai


Dibanding periode yang sama di 2015, capaian tahun ini juga lebih
baik pada semester I-2015 Lifting minyak hanya 795.100 bph.

Beberapa wilayah memberikan kontribusi sangat signifikan


terhadap produksi migas nasional. Untuk minyak misalnya, Blok Rokan di
Kalimantan Timur dan Blok Cepu di Jawa Tengah menyumbang separuh
dari lifting. Sedangkan untuk lifting gas, yang kontribusinya paling besar
berasal dari Blok Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur dan
Tangguh di Papua Barat.

Berikut 10 wilayah penyumbang lifting minyak terbesar di


semester I-2016 ini berdasarkan data SKK MIGAS, Kamis (21/7/2016).

1. Blok Rokan di Kabupaten Rokan Ilir, Provinsi Riau. Dioperasikan oleh


Chevron Pacific Indonesia, produksinya 256.400 bopd (Barrel Oil Per
Day)
2. Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.
Dioperasikan oleh Mobil Cepu Ltd., produksinya 154.700 bopd.
3. Blok Mahakam di lepas pantau Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Dioperasikan oleh Total E&P Indonesie,
produksinya 63.600 bopd.
4. Blok Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai Kabupaten
Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ, produksinya
35.700 bopd.
5. Blok South East Sumatra di Laut Jawa, sebelah utara Teluk Jakarta.
Dioperasikan oleh CNOOC (China National Offshore oil Corporation)
SES Ltd, produksinya 32.000 bopd.
6. Blok South Natuna Sea 'B' di perairan Natuna Barat, Provinsi
Kepulauan Riau. Dioperasikan oleh ConocoPhilips Indonesia Inc.
Produksinya 19.800 bopd.
7. Blok East Kalimantan di Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Dioperasikan oleh Chevron Indonesia Company,
produksinya 18.200 bopd.
8. Blok Sanga Sanga di lepas pantai Kalimantan Timur. Dioperasikan
oleh Vico, produksinya 18.000 bopd.
9. Blok Ketapang di lepas pantai Kabupaten Sampang, Pulau Madura,
Provinsi Jawa Timur. Dioperasikan oleh Ketapang II Ltd, produksinya
17.300 bopd.
10. Blok Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Dioperasikan oleh Petrochina
International Jabung Ltd. Produksinya 13.300 bopd.

Teknologi Lepas Pantai


Sedangkan 11 wilayah penyumbang lifting gas terbesar di semester I-2016
adalah sebagai berikut:

1. Blok Mahakam di lepas pantai Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi


Kalimantan Timur. Dioperasikan oleh Total E&P Indonesie,
produksinya 280.900 MMSCFD
2. Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Fak-Fak,
Provinsi Papua Barat. Dioperasikan oleh BP Tangguh, produksinya
167.000 MMSCFD.
3. Blok Corridor di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten
Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Dioperasikan oleh
ConocoPhilips Indonesia Inc. Produksinya 139.000 MMSCFD
4. Blok Senoro Toili di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
Dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi.
Produksinya 58.500 MMSCFD
5. Blok South Natuna Sea 'B' di perairan Natuna Barat, Provinsi
Kepulauan Riau. Dioperasikan oleh ConocoPhilips Indonesia Inc.
Produksinya 40.300 MMSCFD
6. Natuna Sea Block A di perairan Natuna Barat, Provinsi Kepulauan
Riau. Dioperasikan oleh Premiere Oil Ltd. Produksinya 40.300
MMSCFD.
7. Blok Kangean di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.
Dioperasikan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd. Produksinya 39.000
MMSCFD.
8. Blok Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Dioperasikan oleh Petrochina
International Jabung Ltd. Produksinya 35.300 MMSCFD.
9. Blok Sanga Sanga di lepas pantai Kalimantan Timur. Dioperasikan
oleh Vico, produksinya 31.200 MMSCFD.
10. Blok Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai Kabupaten
Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ, produksinya
28.000 MMSCFD.
11. Blok West Madura Offshore (WMO) di Lepas pantai Jawa Timur,
Sampang di operasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE),
Produksinya mencapai 105,735 MMSCFD.

West Madura Block Offshore East Java

PT Pertamina Hulu Energi sebagai bagian dari PT Pertamina dan


sekaligus perusahaan dalam negeri yang memiliki tantangan yang cukup
besar untuk dapat memberikan kontribusi maksimal dalam produksi
minyak dan gas Pertamina. PT Pertamina Hulu Energi resmi beroperasi
sejak 1 Januari 2008, merupakan konsekuensi dari penerapan UU Migas
No.22 tahun 2001 yang membatasi satu badan usaha hanya boleh
mengelola satu wilayah kerja. PT Pertamina Hulu

Teknologi Lepas Pantai


Energi mengelola portofolio bisnis migas melalui berbagai skema
kemitraan baik di dalam maupun di luar negeri. Berbagai skema tersebut
antara lain adalah JOBPSC (Joint Operating Body-Production Sharing
Contract) di mana PT Pertamina Hulu Energi bertindak sebagai operator,
termasuk mengelola Blok Offshore Blok West Madura Offshore (WMO)
yang telah diakuisisi di tahun 2011 dari operator asing. Setelah sempat
berhenti produksi sekitar 2 tahun, akhirnya anjungan PHE - 40 milik
Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mulai
mengebor sumur pertama. Anjungan yang sempat ditabrak kapal kargo
pada bulan Agustus 2010 itu diharapkan bisa menghasilkan produksi
minyak dan gas lagi 40 hari setelah pengeboran sumur pertama. Artinya,
produksi awal diharapkan mulai mengucur pada minggu kedua Desember
2012, Saat berhenti produksi Agustus 2010 anjungan PHE -40
menghasilkan minyak 16.000 barel per hari (BPH) dan gas sekitar 15 juta
kaki kubik per hari (MMscfd), Seperti diberitakan, ketika ditabrak kapal
kargo, posisi anjungan KE-40 mengalami kemiringan hingga 40 derajat.
Meski dalam posisi aman dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan,
namun anjungan itu perlu perbaikan agar bisa memproduksi minyak dan
gas lagi secara aman.

Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir PT Pertamina Hulu Energi


telah mengalami peningkatan rata-rata 28 persen dan di tahun 2013 PT
Pertamina Hulu Energi ditargetkan mampu memproduksi minyak sebesar
76 ribu bopd. Angka ini meningkat 31 persen dibandingkan tahun 2012
lalu, yaitu 54 ribu bopd. Sedangkan untuk produksi gas PT Pertamina
Hulu Energi ditargetkan mencapai produksi sebesar 531 mmscfd
meningkat sebesar 8 persen. Dalam proses pencapaian target tersebut, saat
ini PT Pertamina Hulu Energi mengandalkan hasil pengembangan
lapangan-lapangan baru antara lain di blok West Madura Offshore yaitu
lapangan PHE KE-38B, PHE KE-39 dan PHE KE-54.

Blok West Madura Offshore menggunakan Platform Rig Jack Up


Rig untuk proyek pengeboran awal, PT Pertamina Hulu Energi (PHE)
mulai membor sumur produksi di Blok West Madura Offshore (WMO)
menggunakan rig Java Star milik PT Pertamina Drilling Service
Indonesia (PDSI).Java Star adalah rig offshore (lepas pantai) pertama
milik PDSI, yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
Pada 2015, produksi minyak dan gas bumi blok WMO sebesar
13.453 barel minyak per hari (BOPD) dan 103,84 juta standar kaki kubik
per hari (MMSCFD) gas bumi. Target produksi migas PHE WMO yang
ditetapkan SKK Migas dalam Work Program dan Budget (WP&B) Revisi
tahun 2016 sebesar 9.300 BOPD untuk minyak bumi dan 102,6 MMSCFD
untuk gas bumi. Hingga dengan bulan Mei 2016, PHE WMO berhasil
membukukan catatan produksi migas sebesar 10.411 BOPD atau 111.9%

Teknologi Lepas Pantai


dari target WP&B Revisi 2016 dan 105,735 MMSCFD atau 103% dari
target WP&B Revisi 2016.

Peta Lokasi &Platform Rig Jack Up pada Blok West Madura Offshore

Teknologi Lepas Pantai


KESIMPULAN

Rig Offshore Platform Anjungan lepas Pantai merupakan struktur


atau bangunan yang dibangun dilepas pantai untuk mendukung proses
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. anjungan ini memiliki rig
pengeboran diatasnya yang berfungsi untuk menganalisa sifat geologis
reservoir maupun untuk mengebor yang memungkinkan untuk
pengambilan minyak dan gas bumi dari reservoir tersebut.

Ada 5 Jenis Rig yang di gunakan dalam pemboran dan produksi


antara lain: Jack Up Rig, Semi-Submersible Rig Platform, Drilship Rig
Platform, Swamp Barge Rig, Tender assist Rig. Jumlah blok Migas
Onshore dan Offshore di Indonesia sudah mencapai 84 Blok, tetapi tidak
semuanya aktif berproduksi, sebagian masih pada tahap
eksplorasi,eksploitasi dan proses terminasi.

Lifting minyak Indonesia pada periode januari-juni 2016 mencapai


817.900 barel per hari (bph), sedangkan Lifting Gas 6.601.5 MMSCFD
secara total lifting migas di semester I-2016 sebesar 1.122 juta barel setara
minyak per hari (barel oil equivalent per day / boepd), dengan hasil ini
lifting minyak semakin meningkat dari pada tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 795.100 bopd.

PT Pertamina Hulu Energi Merupakan Operator Utama Blok West


Madura Offshore (WMO) sejak diakuisisi pada tahun 2011 oleh operator
asing sebelumnya, Blok West Madura Offshore juga masuk dalam 11
penyumbang Lifting Gas terbesar Pada semester I 2016 Produksinya
mencapai 105,735 MMSCFD.

Teknologi Lepas Pantai


UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirobbilalamin, Puji syukur saya panjatkan kepada


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
saya bisa menyelesaikan Jurnal Penelitian dalam tugas mata kuliah
Teknologi Lepas Pantai dengan judul Jenis-jenis Platform Rig
Offshore dan Perkembangan Kegiatan Hulu Blok Migas West
Madura Offshore (WMO) di Indonesia dengan keadaan sehat dan tepat
waktu.
Dalam Jurnal ini, Penyusun merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki Penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak, sangat Penyusun harapkan demi menyempurnakan penyusunan
jurnal ini. Dalam jurnal ini juga, Penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penyusunan jurnal ini.
Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Eltimeyansi Crisye
Randanan S.T., M.Si selaku dosen mata kuliah Teknologi Lepas Pantai
yang telah membimbing dan memberikan, saran, materi dan petunjuk
dalam penulisan jurnal ini. Akhir kata, semoga jurnal ini dapat bermanfaat
bagi setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Teknologi Lepas Pantai


DAFTAR PUSTAKA

L.M. Harris,A n IntroductioTn o "DeepW aterf loatingD rillingO perations"A,


Division Of Petroleum Publishing Company, Tulsa-Oklahoma
Neal Adams, (1985) "Drilling Engineering", Penn Well Publishing Company,
Tulsa- Oklahoma.
Rudi Rubiandini RS, Bahan Kuliah Teknik Pemboran, 2009
Rudi rubiandinRi .S.,J acring Systema nd Rig MovingP rocedureA, sosiasi
PemboranM inyakd an Gas Bumi Indonesia( APMI)Upgrading
Course, November1 991
https://finance.detik.com/energi/3257810/ini-wilayah-penghasil-minyak-dan-gas-
terbesar-di-ri

http://skkmigas.go.id/daftar-kkks/kkks-produksi

http://parda-genz.blogspot.co.id/2009/05/jenis-rig-pemboran.html

www.duniaenergi.com

www.lifting.migas.esdm.go.id

Teknologi Lepas Pantai

You might also like