0% found this document useful (0 votes)
48 views10 pages

PK Suhandri

This document discusses using cognitive conflict strategy to improve students' mathematical understanding and attitudes towards mathematics. It summarizes that cognitive conflict strategy is a problem-based learning approach that presents facts or situations that contradict students' prior knowledge, deliberately creating conflicts. The study aims to determine if cognitive conflict strategy improves students' mathematical understanding and attitudes more than traditional learning. It involved testing students' understanding and attitudes before and after problem-based learning with cognitive conflicts.

Uploaded by

RomaRio Tambunan
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
48 views10 pages

PK Suhandri

This document discusses using cognitive conflict strategy to improve students' mathematical understanding and attitudes towards mathematics. It summarizes that cognitive conflict strategy is a problem-based learning approach that presents facts or situations that contradict students' prior knowledge, deliberately creating conflicts. The study aims to determine if cognitive conflict strategy improves students' mathematical understanding and attitudes more than traditional learning. It involved testing students' understanding and attitudes before and after problem-based learning with cognitive conflicts.

Uploaded by

RomaRio Tambunan
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

JPPM Vol. 9 No.

2 (2016)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS


SISWA SMP/MTs DENGAN MENGGUNAKAN
STRATEGI KONFLIK KOGNITIF

Suhandri
Jurusan Pendidikan Matematika UIN Sultan Syarif Kasim Riau

suhandri@uin-suska.ac.id

ABSTRACT
The ability of mathematical understanding, and positive attitude of students towards mathematics are the main
components that must be owned by a student in mastering the mathematical concept and as the basis of solving
mathematical problems, as well as everyday problems. One way to develop this ability is by using problem-based
learning with cognitive conflict strategy. This strategy is based on the problem of learning, where the issues raised are
the facts, circumstances, situations confronting a student cognition structure. In this situation there is a conflict between
students’ knowledge of the situation deliberately created. The main problem in this research is how the mathematical
understanding and attitudes of students SMP / MTs class VII Pekanbaru. This research is a quasi experimental. The
population in this study were students of class VII MTs in the city of Pekanbaru. The instrument used in this study
include testing the ability of students ‘mathematical understanding, the scale of students’ attitudes toward mathematics.
The purpose of the study was to determine whether there is a difference between learning by using strategies cognitive
conflict with traditional learning and whether it can improve students ‘mathematical understanding and how students’
attitudes toward math who received problem-based learning with cognitive conflict strategy.

Keywords: Understanding Mathematical, Cognitive Conflict Strategy, Attitude Of Students

ABSTRAK
Kemampuan pemahaman matematis, dan sikap positif siswa terhadap matematika merupakan komponen
utama yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam menguasai konsep matematika dan sebagai dasar
menyelesaikan masalah matematika, maupun masalah sehari-hari. Salah satu cara mengembangkan
kemampuan ini adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik
kognitif. Strategi ini merupakan pembelajaran yang berdasarkan masalah, dimana pada masalah yang
dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam
situasi ini terjadi konflik antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja diciptakan.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemahaman matematis dan sikap
siswa SMP/MTs kelas VII Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa MTs kelas VII di kota Pekanbaru. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi tes kemampuan pemahaman matematis siswa, skala sikap siswa terhadap
matematika. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara
pembelajaran dengan menggunakan strategi konflik kognitif dengan pembelajaran tradisional dan apakah
dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa dan bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran
matematika yang menerima pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif.

Kata Kunci: Pemahaman Matematis, Strategi Konflik Kognitif, Sikap Siswa

A. PENDAHULUAN
Tuntutan terhadap peningkatan mutu konsep, teori maupun hukum-hukum
pendidikan, khususnya pembelajaran matematika. Dengan demikian pendidikan
matematika dewasa ini makin terasa. Selain perlu ditempatkan dalam konteks
teknis pada proses pembelajaran terdapat pembentukan manusia seutuhnya sesuai
pula aspek-aspek penting seperti amanat UU Sistem Pendidikan Nasional
pembentukan sikap (afektif) yang harus Tahun 2003.
diperhatikan dalam pembelajaran, bukan Umumnya pembelajaran mata
hanya sekedar pernyataan tentang fakta, pelajaran matematika dirasakan sulit oleh

240
Suhandri

peserta didik, karena sebagian besar peserta (2009) menyatakan siswa harus belajar
didik belum mampu menghubungkan antara matematika dengan pemahaman,
materi yang dipelajari dengan pengetahuan membangun pengetahuan baru secara aktif
yang digunakan. Selain itu, penggunaan dari pengalaman dan pengetahuan yang
sistem pembelajaran yang tradisional yaitu dimiliki siswa sebelumnya. Belajar
peserta didik hanya diberi pengetahuan Matematika dengan pemahaman akan
secara lisan (ceramah) sehingga peserta menjadikan siswa mampu menerapkan
didik menerima pengetahuan secara abstrak prosedur, konsep-konsep, dan proses
tanpa siswa mengerti maknanya. matematika.
Berdasarkan data, pengusaan materi Belajar menurut pandangan
matematika siswa SMP di Indonesia terlihat konstruktivisme adalah proses
dari hasil laporan The Trends International pengkonstruksian pengetahuan oleh
in Mathematics and Science Study (TIMSS) individu pembelajar sebagai upaya
1999, 2003, dan 2007. Dari hasil kajian pemberian makna atas data sensori baru
TIMSS menunjukkan bahwa peringkat dalam hubungannya dengan pengetahuan
Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. sebelumnya (Yuliati, 2013) Pengetahuan
Sejalan dengan hasil TIMSS, hasil tes dikonstruksi secara unik oleh setiap siswa.
Programme for International Student Siswa akan secara aktif mengkonstruksi
Assesment (PISA) 2003 dan 2006 yang pengetahuan untuk memahami konsep,
dikoordinir oleh Organization for menginterpretasikan informasi baru dalam
Economic Co-operation and Development struktur kognitifnya.
(OECD) menunjukkkan hasil yang serupa. Menurut filosofi konstruktivisme,
Hasil TIMSS dan PISA mengungkapkan pengetahuan siswa dikonstruksi atau
bahwa kemampuan matematis siswa dibangun sendiri oleh siswa. Proses
Indonesia untuk soal-soal tidak rutin dan konstruksi diperoleh melalui interaksi
pemahaman konsep masih sangat lemah, dengan benda, kejadian dan lingkungan.
namun relatif baik dalam menyelesaikan Ketika siswa berinteraksi dengan
soal-soal fakta dan prosedur (Mullis dkk, lingkungan belajar, siswa mengkonstruksi
2000, 2004, 2008). Sejalan dengan itu pengetahuan berdasarkan pengalamannya
Sugiyanta (2003) mengatakan bahwa dan besar kemungkinan terjadi kesalahan
banyak sistem pembelajaran matematika di dalam proses mengkontruksi. Sejalan
sekolah yang berjalan secara tradisional dan dengan ini Yuliati (2013) menyatakan
instingtif sehingga menghambat siswa bahwa Konsep awal yang dimiliki siswa
untuk belajar secara aktif-kreatif, disebut dengan konsepsi. Konsepsi yang
mengalami dan menghayati sendiri proses tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut
melalui kegiatan belajarnya. miskonsepsi. Miskonsepsi adalah
Dengan demikian bukan hal yang pemahaman pada suatu konsep yang tidak
mengejutkan jika pemahaman matematika sesuai dengan pengertian ilmiah atau
siswa relatif masih rendah yang berakibat pengertian yang diterima para pakar dalam
dengan rendahnya kemampuan siswa dalam bidang tersebut. Disamping itu Purtadi
menguasai konsep matematika, ini (2013) mengatakan Miskonsepsi juga
tercermin dari rendahnya hasil belajar didefinisikan sebagai pengetahuan
siswa. Kemampuan pemahaman dalam konseptual dan proposional siswa yang
pembelajaran matematika merupakan suatu tidak konsisten atau berbeda dengan
yang penting, karena melalui pemahaman kesepakatan ilmuwan yang telah diterima
siswa dapat mengorganisasi dan secara umum dan tidak dapat menjelaskan
mengkonsolidasi berpikir matematisnya, secara tepat fenomena ilmiah yang diamati.
yang akhirnya dapat membawa siswa pada Dalam kegiatan belajar, siswa sering
pemahaman yang mendalam tentang konsep mengalami kebimbangan dalam
matematika yang telah dipelajari. Turmudi memastikan apakah penyelesaian atau

241
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP/MTs

alasan yang dia kemukakan adalah suatu yang menekankan pada partisipasi siswa
penyelesaian yang benar atau salah. Dalam dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
situasi konflik yang terjadi sehubungan informasi materi pelajaran yang akan
dengan kemampuan kognitif individu, dipelajari melalui bahan-bahan yang
dimana individu tidak mampu tersedia (Suastra, 2009). Konflik kognitif
menyesuaikan struktur kognitifnya dengan diberikan kepada siswa agar siswa dapat
situasi yang dihadapi dalam belajar , maka mengubah miskonsepsi-miskonsepsi siswa
dikatakan bahwa ada konflik kognitif dalam menuju konsepsi ilmiah.
diri individu tersebut. Berdasarkan latar belakang yang
Dalam situasi konflik kognitif, siswa telah dikemukakan diatas maka masalah
akan memanfaatkan kemampuan yang akan diteliti dalam pemelitian ini
kognitifnya dalam upaya mencari adalah apakah pembelajaran dengan
penyelesaian, konfirmasi atau verifikasi menggunakan strategi kognitif konflik
terhadap pendapatnya. Artinya kemampuan dapat meningkatkan kemampuan
kognitifnya memperoleh kesempatan untuk pemahaman matematis dan sikap siswa jika
diberdayakan, disegarkan, atau dibandingkan dengan pembelajaran
dimantapkan, siswa akan memanfaatkan konvensional di Sekolah Menengah
daya ingatnya, pemahamannya akan Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Dan
konsep-konsep matematika ataupun bagaimana sikap siswa terhadap
pengalamannya untuk membuat suatu pembelajaran dengan menggunakan strategi
keputusan yang tepat. konflik kognitif.
Konflik Kognitif merupakan salah
satu bentuk model pembelajaran inovatif

A. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah (konvensional). Desain penelitian
penelitian eksperimen dengan desain eksperimen ini berbentuk Pre-test, Post-
“kelompok kontrol non-ekivalen” yang test, Control Group Design.
merupakan bagian dari bentuk kuasi- A : O1 X O2
eksperimen”. Pada Kuasi eksperimen ini A : O3 - O4
subyek tidak dikelompokkan secara acak, Keterangan :
tetapi peneliti menerima keadaan subyek A : Pengambilan sampel berdasarkan
apa adanya, (Ruseffendi, 2005). Penelitian pertimbangan tertentu
dengan menggunakan desain eksperimen ini O1,3 : Pretes ( tes kemampuan awal
dilakukan dengan mempertimbangan pemahaman)
bahwa, kelas yang ada telah terbentuk O2,3 : Postes ( tes kemampuan akhir
sebelumnya sehingga tidak dilakukan lagi pemahaman)
pengelompokkan secara acak. X : Pembelajaran dengan menggunakan
Penelitian dilakukan pada siswa dari strategi konflik kognitif
dua kelas yang memiliki kemampuan setara Populasi dalam penelitian ini adalah
yang dapat dilihat dari tes kemampuan siswa SMP/MTs di Kota Pekanbaru
awalnya, kemudian diberikan perlakuan Provinsi Riau, Subyek dari Penelitian ini
dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada siswa MTs Al Ittihadiyah
berbeda. Kelompok pertama diberikan kelas VII di Pekanbaru dengan materi
pembelajaran dengan menggunakan strategi bentuk aljabar. Perlakuan pembelajaran
konflik Kognitif. Kelompok pertama ini yang akan dilakukan tidak mengganggu
merupakan kelompok eksperimen, program sekolah yang telah dirancang
sedangkan kelompok kedua yang sebelumnya. Sampel penelitian terdiri dari
merupakan kelompok kontrol yang dua kelas yang memiliki kemampuan yang
memperoleh pembelajaran biasa sama. Kelas pertama adalah kelompok

242
Suhandri

eksperimen yaitu yang diberikan tafsiran. Pengolahan data kuantitatif


perlakukan pembelajaran konflik kognitif dilakukan melalui tiga tahapan utama.
dan kelas kedua adalah kelompok kontrol 1. Tahap pertama: menguji persyaratan
yang diberikan pembelajaran konvensional. statistik yang diperlukan sebagai
Untuk memperoleh data dalam dasar dalam pengujian hipotesis,
penelitian ini digunakan tiga macam yaitu uji normalitas sebaran data
instrumen, yang terdiri dari tes matematika subyek sampel dan uji homogenitas
yaitu tes kemampuan awal dan tes varians.
kemampuan akhir, format observasi selama 2. Tahap kedua: menguji ada atau tidak
proses pembelajaran berlangsung untuk adanya perbedaan dari masing-
melihat respon siswa selama pembe;ajaran masing kelompok dengan
dan skala sikap mengenai pendapat siswa menggunakan Uji-t, ANAVA satu
terhadap pembelajaran matematika dengan jalur dengan bantuan perangkat lunak
mengunakan strategi konflik kognitif. SPSS-17 for Windows.
Dari penelitian yang dilakukan maka 3. Mendiskripsikan sikap siswa
diperoleh data. Data didapat melalui tes terhadap pembelajaran matematika
kemampuan berpikir kritis. Setelah data dengan strategi konflik kognitif
diperoleh, kemudian dianalisis untuk berdasarkaan angket yang telah
didiskripsikan dan diberikan tafsiran- dijawab siswa dan data observasi
selama proses pembelajaran.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kemampuan matematika siswa konflik kognitif siswa diperoleh dari data
sebelum diberi perlakuan tercermin dari skor gain ternormalisasi (N-gain).
hasil pretes, dan kemampuan matematika Untuk memperoleh gambaran
siswa sesudah diberi perlakuan tercermin terhadap kemampuan siswa sebelum dan
dari hasil postes. Untuk melihat ada atau sesudah perlakuan, akan disampaikan
tidaknya perbedaan kemampuan matematis sebagai berikut :
siswa antara siswa yang diberikan 1. Kemampuan Awal Siswa
perlakukan pembelajaran konflik kognitif Informasi tentang kemampuan awal
dengan pembelajaran konvensional siswa pada kelompok ekperimen dan
diperoleh dengan uji t. Sedangkan kelompok kontrol meliputi skor maksimum
peningkatan kemampuan yang merupakan (Xmaks) dan skor minimum (Xmin), skor rata-
cerminan pembelajaran dengan strategi rata ( ̅ ) dan deviasi standar (S), data
lengkap ditampilkan dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1. Statistik Deskriptif Skor Pretes Siswa
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Skor
ideal Xmin Xmaks ̅ S Xmin Xmaks ̅ S

20 0.00 5.00 1.606 1.116 0,00 3,00 1.333 .922

Dari Tabel 1 diketahui bahwa rata- standar 1,116 sedangkan skor rata-rata
rata skor kemampuan awal siswa dalam hal kelompok kontrol adalah 1,333 dan deviasi
pemahaman Matematis untuk kelompok standarnya 0,922. Dari nilai standar deviasi
eksperimen dan kelompok kontrol tidak yang telah disebutkan diatas pada kelompok
jauh berbeda. Skor rata-rata kemampuan eksperimen dan kelompok kontrol dapat
pemahaman matematis pada kelompok disimpulkan bahwa penyebaran data pretes
ekperimen adalah 1,606 dengan deviasi pada kedua kelompok tidak jauh berbeda.

243
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP/MTs

Untuk mengetahui apakah perbedaan dilakukan uji normalitas dan homogenitas


skor pretes pada siswa kelompok terhadap data pretes sebagai syarat untuk
eksperimen dan kelompok kontrol cukup menentukan alat uji yang tepat pada uji
signifikan atau tidak, maka data diuji perbedaan dua rata-rata. Berdasarkan uji
dengan menggunakan uji perbedaan dua normalitas dan homogenitas dengan
rata-rata. Sebelum dilakukan analisis uji menggunakan program SPSS 17.0
perbedaan dua rata-rata, terlebih dahulu diperoleh hasil pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Dan Homogenitas Skor Pretes
Kelompok Uji Normalitas Uji Homogenitas
Eksperimen Normal Homogen
Kontrol Normal Homogen

Dari tabel 2 terlihat bahwa data sedangkan H0 ditolak jika Sig.(2-t) < .
pretes pada kemampuan pemahaman Hasil pengujian uji perbedaan dua rata-rata
matematis siswa berdistribusi normal dan terhadap data skor pretes kelompok
homogen. Kemudian uji-t (perbedaan dua eksperimen dan kelompok kontrol pada
rata-rata) dilakukan dengan menggunakan kemampuan pemahaman ditampilkan dalam
program SPSS 17.0. Untuk taraf signifikan Tabel 3 berikut.
 = 0,05, H0 diterima jika Sig.(2-t) > ,
Tabel 3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Pretes
Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
thitung Sig Ket
̅ S N ̅ S N

1.606 1.116 33 1.333 .922 30 0,168 0,297 Terima H0

Berdasarkan data pada tabel kontrol diperoleh dari hasil postes. Berikut
diketahtui bahwa dengan sig(2-tailed) 0,297 ini informasi yang diperoleh dari hasil
> 0,05 maka H0 diterima, yang berarti tidak pengolahan data skor postes siswa
ada perbedaan yang signifikan dari dua kelompok eksperimen dan kelompok
kelas yang digunakan sebagai obyek kontrol. Statistik deskriptif skor postes
penelitian. siswa kelompok eksperimen dan kelompok
2. Kemampuan Akhir Siswa kontrol meliputi skor maksimum dan skor
Informasi tentang kemampuan siswa minimum, skor rata-rata dan deviasi
setelah proses belajar mengajar pada standar. Data lengkap ditampilkan dalam
kelompok eksperimen dan kelompok tabel 4 berikut.
Tabel 4. Statistik Deskriptif Skor Postes Siswa
Skor Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
ideal Xmin Xmaks ̅ Suhandri
S Xmin Xmaks ̅ S
20 11,00 14,00 14,06 1,999 10,00 16,00 12,37 1,376

Dari Tabel 4 diketahui bahwa skor kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa
rata-rata kemampuan pemahaman penyebaran data dan rata-rata skor postes
matematis pada kelas eksperimen adalah pada dua kelompok berbeda.
14,06 dengan standar deviasi 1,999 , Selanjutnya data diuji dengan uji
sedangkan skor rata-rata kelas kontrol perbedaan dua rata-rata. Sebelum dilakukan
adalah 12,37 dengan standar deviasi 1,376. analisis uji perbedaan dua rata-rata skor
Dari nilai standar deviasi dan nilai rata-rata postes, terlebih dahulu dilakukan uji
tersebut pada kelompok eksperimen dan normalitas dan homogenitas terhadap data

244
postes karena uji, Untuk mengetahui alat uji Berdasarkan uji normalitas dan
apa yang akan digunakan untuk homogenitas dengan menggunakan
menganalisis perbedaan dua rata-rata kelas. program SPSS 17.0 diperoleh hasil pada
tabel 5 berikut:
Tabel 5. Hasil uji Normalitas dan Homogenitas Skor Postes
Kelompok Uji Normalitas Uji Homogenitas
Eksperimen Normal Homogen
Kontrol Normal Homogen

Dari tabel terlihat bahwa kemampuan Hasil pengujian uji perbedaan dua rata-rata
pemahaman matematis berdistribusi normal terhadap data skor postes kelompok
dan homogen Selanjutnya data dianalisis eksperimen dan kelompok kontrol pada
dengan menggunakan uji-t (uji perbedaan kemampuan pemahaman ditampilkan dalam
dua rata-rata). Tabel 6.
Tabel 6. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Postes
Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
thitung Sig Ket
̅ S N ̅ S N

14,06 1,999 33 12,37 1,377 30 3,879 0,000 Tolak H0

Berdasarkan Tabel 6, uji perbedaan yaitu yang menggunakan pembelajaran


dua rata-rata pada kemampuan pemahaman dengan strategi konflik kognitif lebih baik
diketahui bahwa thitung = 3,879 dengan dari kelompok kontrol atau pembelajaran
sig(2-tailed) 0,039 < (0,05), maka yang menggunakan pembelajaran
hipotesis H0 ditolak, Dengan demikian rata konvensional.
rata kemampuan pemahaman matematis 3. Peningkatan Kemampuan
siswa setelah proses belajar mengajar pada Pemahaman Matematis
kelompok eksperimen dan kelompok Informasi tentang peningkatan
kontrol berbeda secara signifikan. kemampuan pemahaman matematis siswa
Nilai rata-rata kemampuan setelah proses belajar mengajar pada
pemahaman matematis kelompok kelompok eksperimen dan kelompok
eksperimen ( ̅̅̅ eks) = 14,06 dengan skor kontrol diperoleh dari skor gain
ideal 20 lebih besar dari nilai rata-rata ternormalisasi. Berikut ini informasi yang
kemampuan pemahaman matematis diperoleh dari hasil pengolahan data skor
̅̅̅
kelompok kontrol ( ktr ) = 12,37. Hal ini gain ternormalisasi siswa kelas eksperimen
berarti bahwa setelah dilakukan proses dan kelas kontrol. Statistik deskriptif gain
belajar mengajar, Kemampuan pemahaman Ternormalisasi meliputi rata-rata gain,
matematis siswa kelompok eksperimen deviasi standar gain dan kriteria indeksgain.
Tabel 7. Statistik deskriptif Gain Ternormalisasi
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Rata-rata Gain Rata-rata Gain
Kategori Kategori
ternormalisasi ternormalisasi

0,642 Sedang-tinggi 0,552 Sedang

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa pemahaman matematis siswa pada


rata-rata gain ternormalisasi kemampuan kelompok eksperimen 0,642 yaitu

245
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP/MTs

kelompok yang diberikan pembelajaran kelas kontrol cukup signifikan atau tidak.
dengan menggunakan strategi lebih tinggi Sebelum dilakukan analisis uji perbedaan
dari kelompok kontrol dengan rata-rata gain dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji
ternormalisasi 0,552. normalitas dan homogenitas terhadap data
Selanjutnya data dianalisis dengan uji skor gain ternormalisasi dengan
perbedaan dua rata-rata Untuk mengetahui menggunakan program SPSS 17.0, dengan
apakah perbedaan skor rata-rata gain hasil disajikan dalam tabel 8 berikut.
ternormalisasi siswa kelas eksperimen dan
Tabel 8. Hasil uji Normalitas dan Homogenitas
Kelompok Uji Normalitas Uji Homogenitas

Eksperimen
Normal Homogen
Kontrol

Karena data gain ternormalisasi penelitian ini. Hasil perhitungan uji


kemampuan pemahaman matematis siswa perbedaan dua rata-rata terhadap data skor
kelompok eksperimen dan kelompok gain ternormalisasi kemampuan
kontrol berdistribusi normal dan homogen, pemahaman dan matematis siswa kelompok
maka uji perbedaan dua rata-rata yang eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan adalah uji-t, yang merupakan ditampilkan dalam Tabel 9 berikut.
pengujian terhadap hipotesis pertama pada
Tabel 9. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Skor Gain Ternormalisasi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
thitung Sig Ket
N ̅ S N ̅ S

33 0,677 0,106 30 0,591 0,749 3,720 0,00 Tolak H0

Berdasarkan Tabel 9, diketahui strategi konflik kognitif telah merubah


bahwa thitung = 3,720 dengan Sig.(2-tailed) paradigma pembelajaran yang berpusat
0,000 < (0,05). Maka H0 ditolak. Ini pada guru kepada pembelajaran yang
berarti terdapat perbedaan peningkatan menekankan pada keaktifan siswa untuk
kemampuan pemahaman matematis antara mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
siswa yang menggunakan pembelajaran Dalam pembelajaran ini, kegiatan
strategi konflik kognitif dengan diskusi kelompok memungkinkan siswa
menggunakan pembelajaran konvensional. untuk saling berinteraksi secara aktif untuk
Nilai rata-rata gain pemahaman matematis menanggapi, menyampaikan, serta
kelompok eksperimen (̅̅̅eks ) = 0,677 lebih menjawab pendapat maupun pertanyaan
besar dari nilai rata-rata gain pemahaman yang diajukan temannya dalam kelompok.
matematis kelompok kontrol ( ̅̅̅ ktr ) = Pembelajaran dengan menggunakan strategi
0,591. konflik kognitif menganjurkan siswa saling
Hal ini menunjukkan bahwa siswa membantu, karena keberhasilan kelompok
yang belajar dengan pendekatan tergantung pada keberhasilan setiap
pembelajaran dengan menggunakan strategi individu dalam kelompok tersebut. Dengan
konflik kognitif memiliki peningkatan demikian akan terjadi peningkatan interaksi
kemampuan pemahaman matematis yang antar siswa dalam kelompok sehingga siswa
lebih baik dibandingkan dengan yang pandai akan dapat meningkatkan
pembelajaran biasa (konvensional). Hal ini kemampuannya sedangkan siswa yang
karena pembelajaran dengan menggunakan

247
kurang pandai dapat terbantu oleh siswa pembelajaran matematisa dengan strategi
yang pandai tersebut. konflik kognitif, Aktifitas siswa dengan
4. Sikap Siswa terhadap indikator menunjukkan Keseriusan dengan
Pembelajaran dengan Strategi memperlihatkan aktivitas selama proses
konflik kognitif pembelajaran dengan strategi konflik
Sikap Siswa terhadap Pembelajaran kognitif. Hasil penyebaran skala sikap dan
dengan Strategi konflik kognitif yang skor tiap alternatif jawaban, selengkapnya
dianalisis adalah deskripsi minat dengan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:
indikator Menunjukkan kesukaan terhadap
Tabel 10. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Strategi konflik kognitif
Deskripsi dan No Sifat Jawaban
Indikator Soal Pernyataan SS S TS STS
Positif 19 12 1 1
9
Persentase 57,6% 36,4% 3,0% 3,0%
Positif 5 24 3 1
11
(Metode Pembelajaran) Persentase 15,2% 72,7% 9,1% 3,0%
Menunjukkan kesukaan terhadap Positif 4 25 4 0
12
pembelajaran matematisa Persentase 12,1% 75,8% 12,1% 0,0%
dengan strategi konflik kognitif Negatif 2 5 16 10
13
Persentase 6,1% 15,2% 48,5% 30,3%
Negatif 0 1 12 20
16
Persentase 0,0% 3,0% 36,4% 60,6%
Positif 11 20 2 0
8
Persentase 33,3% 60,6% 6,1% 0,0%
Positif 10 21 1 1
(Aktivitas Siswa) Menunjukkan 10
Persentase 30,3% 63,6% 3,0% 3,0%
Keseriusan dengan
Negatif 1 1 7 24
memperlihatkan aktivitas selama 15
Persentase 3,0% 3,0% 21,2% 72,7%
proses pembelajaran dengan
Negatif 1 1 22 9
strategi konflik kognitif 18
Persentase 3,0% 3,0% 66,7% 27,3%
Positif 14 14 5 0
21
Persentase 42,4% 42,4% 15,2% 0,0%

Berdasarkan hasil pengamatan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan,


dari jawaban siswa menunjukkan bahwa Rasa senang juga muncul pada saat mereka
siswa sangat antusias dan senang dengan bereksperimen dalam membangun konsep
pendekatan pembelajaran dengan strategi baru untuk kemudian memahaminya
konflik kognitif. Ini dapat terlihat dengan dengan baik, karena mereka mengalami
tingginya motivasi siswa dalam belajar, sendiri proses penemuan konsep baru
terutama dalam berdiskusi, rasa senang tersebut. Siswa yang menjadi subjek pada
siswa disebabkan oleh kerjasama dalam penelitian ini secara umum mempunyai
kelompok, mereka berusaha dan bekerja sikap positif terhadap pembelajaran
keras dalam menemukan konsep baru dan matematika.

C. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Peningkatan kemampuan memperoleh pembelajaran secara
pemahaman matematis siswa yang konvensional (biasa).
menggunakan pembelajaran dengan 2. Pembelajaran dengan strategi konflik
strategi konflik kognitif kognitif memunculkan sikap berani,
menunjukkan hasil yang lebih baik aktif dan kreatif bagi serta mampu
dibandingkan dengan siswa yang bekerjasama dengan baik antar
sesama siswa, terutama dalam

247
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP/MTs

penemuan konsep baru melalui terbantu dan dapat menumbuhkan


percobaan dan mencoba rasa kebersamaan dalam belajar oleh
menyelesaikan soal-soal yang kegiatan kelompok. Selain itu,
diberikan, berdiskusi dengan selama proses pembelajaran siswa
temannya sesama kelompok, dan juga terlihat tidak bosan belajar. Hal
siswa berani mengemukakan atau ini terlihat dari antusias dan semangat
mengajukan pertanyaaan kepada belajarnya meningkat, tumbuhnya
guru. sikap saling menghargai dan
3. Pembelajaran dengan strategi keberanian dalam menyampaikan
konflik kognitif ini membuat siswa suatu pertanyaan atau tanggapan.
merasa senang, tertarik, tertantang,

D. DAFTAR PUSTAKA

Andreas J. And Gabriel J. Stylianides Matematika dan Pendidikan


(2008). Cognitive Conflict As A Matematika.Untad Palu.
Mechanism For Supporting
Developmental Progressions In ________ (2010). Pengaruh Pembelajaran
Students Knowledge About Proof. Berbasis Masalah Dengan Strategi
Article for TSG-18, ICME-11 Konflik Kognitif Terhadap
(2008) Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis dan Sikap Siswa SMP,
Baser, M. (2006). Fostering conceptual Jurnal Pendidikan Matematika
change by cognitive conflict Volume 4.No.1 Juni 2010. Untad
based instruction on students Palu.
understanding of heat and
temperature concepts, Eurasi Hashweh (1986). Toward an Explanation of
Journal of Mathematics, Science, Conceptual Change, European
and Technology Education, Journal of Science Education, 8,
Volume 2, Number 2, July 2006 229-249.

Clements, DH. & Battista, M.T. (2001). Kwon J, Lee,G. (2001). What do we know
Constructivist Learning and about students’ cognitive conflict
Teaching in science classroom: a
(Online)http://www.artemisillustr theoreticial model of cognitive
ation.com/assets/text/Constructivi conlict process, diakses dari
st%20Learning.htm. di download http:/www.ed.psu.edu/C1/Journal
pada tanggal 26 Desember 2010. s

Crawford, L.M. (2001). Teaching Meltzer, D.E. (2002). “The Relationship


Contextually, Research, between Mathematics Preparation
Rationalc, and Techniques for and Conseptual Learning Gain in
Improving Student Motivation Physics.” American Journal of
and Achivement in Mathematic Physics. Vol. 70. Page. 1259-
and science. Waco, Texas CCI 1268.
Publishing, Inc.
Mitchel,B.W.(1976). Planning for creative
Dasa Ismaimuza (2008). Pembelajaran learning. Washington:
Matematika dengan Konflik Kendall/Hunt Publishing
Kognitif, Seminar Nasional Company.

248
Suhandri

Turmudi (2009). Taktik dan Strategi


Miscel dalam Faturohman, Deni Ramdan, Pembelajaran Matematika.
Pengembangan Model Bahan Leuser Cita Pustaka, Jakarta.
Ajar Strategi Pembelajaran
Konflik Kognitif untuk Wiradana, I Wayan Gde. Pengaruh Strategi
Meningkatkan Kemampuan Konflik Kognitif dan Berpikir
Berfikir Kritis Matematika Siswa Kritis terhadap Prestasi Belajar
SMP. (Skripsi UPI tidak IPA Kelas VII SMP Negeri 1 Nusa
dipublikasikan . 2012). Penida.
http://pasca.undiksha.ac.id/ejourn
Russefendi (2005). Dasar-dasar Penelitian alindex.php/jurnal ipa/article/
Pendidikan dan Bidang Non- download /444. (diakses pada 21
eksakta Lainnya. Tarsito Maret 2013).
Bandung.

_________ (1993), Statistika Dasar Untuk Yuliati, Lia. Miskonsepsi dan Remidiasi
Penelitian Pendidikan, Dirjen Pembelajaran IPA. hal 278.
Pendidikan Tinggi, PPTK http://p4tkmatematika.org/file/AR
Pendidikan Tinggi. TIKEL/Artikel Pendidikan/
Miskonsepsi Materi Geometri
Sugiyanta(2003). Hubungan antara Siswa Sekolah Dasar amini
beberapa faktor karakteristik rinakusumayanti.pdf. (diakses
guru dengan gaya mengajar pada 22 Maret 2013).
kreatif pada pembelajaran fisika.
Tesis. Yogyakarta. Yurdagul Toka, Petek Askar (2002). The
Effect Of Cognitive Conflict And
Skemp. R. R. (1976). Relational Conceptual Change Text On
Understanding and Instrumental Students' Achievement Related
Understanding, First published in To First Degree Equations With
Mathematics Teaching, 77, 20-26, One Unknown. Journal Education
(1976). 23, 211-217 lIacettepe University,
Faculty of Education, Computer
Suparno, P. (1997). Filsafat konstruktivisme Education and Instructional
dalam pendidikan. Yogyakarta: Technology Department - Ankara
karnisius.
Zulkarnain Iskandar (2012). Meningkatkan
___________ (2005). Miskonsepsi & Pemahaman Relasional Melalui
perubahan konsep pendidikan Strategi Konflik Kognitif.
fisika. Jakarta: Grasindo. http://www.scribd.com/doc/46693
115/Artikel-Strategi-Konflik-
Kognitif. (diakses tanggal 03
Desember (2012).

249

You might also like