0% found this document useful (0 votes)
154 views6 pages

Board Januari 2009 Unair: Glaukoma

1. A 40-year-old male presented with blurred vision when reading. Examination showed IOP of 28 mmHg OD and 26 mmHg OS, open anterior chamber angles, and no signs of glaucomatous optic neuropathy. The diagnosis was glaucoma suspect. 2. HFA was the most important test needed to make a definitive diagnosis. 3. If HFA showed characteristic changes of glaucoma, the diagnosis would be primary open angle glaucoma.

Uploaded by

Rizky Agustria
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
154 views6 pages

Board Januari 2009 Unair: Glaukoma

1. A 40-year-old male presented with blurred vision when reading. Examination showed IOP of 28 mmHg OD and 26 mmHg OS, open anterior chamber angles, and no signs of glaucomatous optic neuropathy. The diagnosis was glaucoma suspect. 2. HFA was the most important test needed to make a definitive diagnosis. 3. If HFA showed characteristic changes of glaucoma, the diagnosis would be primary open angle glaucoma.

Uploaded by

Rizky Agustria
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

BOARD JANUARI 2009 UNAIR

GLAUKOMA

Seorang penderita laki2, 40 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan kabur bila
membaca, tidak didapatkan keluhan lainnya.
Pada pemeriksaan didapatkan :
ODS : Visus = 20/20
TIO OD = 28 mmHg, TIO OS = 26 mmHg
Segmen anterior : dalam batas normal
Gonioskopi : tampak gambaran scleral spur
Tidak didapatkan gambaran GON (glaukoma optik neuropati)
HFA SAP (sinekia anterior perifer ): dalam batas normal

1. Diagnosis untuk penderita diatas adalah :


A. Primary Open Angle Glaucoma
B. Glaucoma Suspect
C. Normotension Glaucoma
D. Secondary Open Angle Glaucoma
E. Pseudoexfoliation syndrome

Jawaban : B. (AAO Section 10, 2006-2007,p.96-98 )

2. Pemeriksaan penunjang yang paling diperlukan untuk diagnosis pasti kasus tersebut
diatas adalah :
A. CCT
B. Gonioscopy indentasi
C. CDR
D. Pemeriksaan HFA-SWAP
E. S.T.A.R II

Jawaban : D (AAO Section 10, 2006-2007,p 96-97)

3. Apabila pada pemeriksaan tersebut diatas didapatkan kelainan yang karakteristik


untuk glaukoma, maka diagnosis adalah :
A. Primary Open Angle Glaucoma
B. Glaucoma Suspect
C. Normotension Glaucoma
D. Secondary Open Angle Glaucoma
E. Pseudoexfoliation syndrome

Jawaban : A. (AAO Section 10, 2006-2007,p.96-98)


4. An 30 year old white male with myopia in both eye. The examination reveal an IOP
20 mmHg with krukenberg spindle and mid peripheral iris transillumination defect.
The most likely diagnosis is :
A. Exfoliation Syndrome
B. Pigmentary Glaucoma
C. Phacoanaphylaxis
D. ICE Syndrome
E. Phacolytic Glaucoma

Jawaban : B (AAO section 10, 2006-2007,p.101)

5. Based on the statement above, Treatment of this disease is :


A. Medical treatment is rarely successful in reducing IOP
B. With age, the signs and symptomps may increase in physiological papillary block
C. Patiens respond reasonably well to laser iridectomy
D. Laser trabeculoplasty has been proposed as a means of minimizing posterior
bowing of the iris
E. Filtering surgery is usually successful in reducing IOP

Jawaban : C (AAO section 10, 2006-2007,p.102-103)

An 70 year-old male present with blurred vision in his leff eye without pain and no
conjunctival hyperemia. The examination reveals an IOP of 27 mmHg. Deposits occur in
a targetlike pattern on the anterior lens capsule and inferior anterior chamber angle. The
pupil dilates poorly.

6. The most likely diagnosis is ;


a. ICE Syndrome
b. Pigmentary Glaucoma
c. Pseudoexfoliation Syndrome
d. Primary open angle glaucoma
e. Fuchs heterochromic iridocyclitis

Jawaban : C (AAO Section 10 : 2008 - 2009, P. 103-104)

7. Surgical therapy for this condition is ;


1. Lens extraction
2. Laser trabeculoplasty
3. Trabeculectomy
4. Cycloablation

Jawaban : A ((AAO Section 10 : 2008 - 2009, P. 103-104)


8. Marcella, 40 th datang ke praktek saudara karena kabur jika membaca. Tidak
didapatkan keluhan lainnya. Riwayat hipertensi +. Pada pemeriksaan visus OD
20/20. TIO 26mmHg. Gonioskopi sudut BMD terbuka segmen anterior dalam batas
normal. GON-, HFA dalam batas normal.
Diagnosa kerja untuk ODS ;
a. Primary open angle glaucoma
b. Plateau iris syndrome
c. Hipertensi okuli
d. Normotensi glaucoma
e. Pseudoexfoliation Syndrome

Jawaban : C

9. Bassed on the statement above. If the presence of other risk factors, such as age >50,
family history of glaucoma. The diagnosis is :
A. Primary open angle glaucoma
B. Primary angle closure
C. Glaucoma suspect
D. Normal tension glaucoma
E. Primary angle closure glaucoma

Jawaban : A (AAO Section 10 2007 – 2009)

10. An 30 year old white male with myopia in both eye. The examination revealy an IOP
of 19 with krukenberg spinde and mid peripheral iris transillumination defect.
The most likely diagnosis is :
A. Extfoliation Syndrome
B. Pigmentary glaucoma
C. Phacoanaphy laxis
D. ICE syndrome
E. Phacolytic glaucoma

Jawab : B

11. Based on the staterment above. Treatment of this disease is :


1. Laser iridectomy has been proposed as a means of minimizing posterior
bowing of the iris
2. With age, the signs and symtoms may decrease in physiologic pupilary block
3. Medical treatment is often successful in reducing IOP.
4. Patients respond reasonably well to laser trabeculoplasty  pd POAG,
pigmentary, exfoliation

Jawab : E
NEURO OFTALMOLOGI

1. Seorang wanita berumur 69 th, pada saat bangun pagi 2 hari yang lalu mengeluh
kabur pada lapang pandangan inferior mata kiri. Pagi ini penglihatan mata kiri
bertambah kabur hingga bagian superior. Sebulan yang lalu ia merasa lemah, lelah
dan sakit kepala. Pada pemeriksaan didapatkan tajam penglihatan mata kiri 1/300,
terdapat defek pupil aferen relatif serta papil saraf optik pucat. Beberapa pertanyaan
dibawah ini benar, kecuali:
A. Dari gambaran klinis menunjukkan adanya suatu arteritic AION.
B. Penatalaksanaan awal meliputi pemeriksaan laju endap darah dan C-reactive
Protein.
C. Segera diberikan kortikosteroid setelah (seharusnya sebelum) hasil positif arteritis
temporalis.
D. Tujuan utama terapi pada arteritic AION adalah mencegah hilangnya tajam
penglihatan pada fellow eye.
Jawaban: C (AAO: 2006-2007 p. 120-122)
2. Seorang laki-laki usia 65 th, datang dengan keluhan hemianopia homonim kanan 1
jam yang lalu. Pemeriksaan terbaik yang dapat menunjukkan adanya infark akut pada
lobus ocipital kiri:
A. CT scan dengan kontras.
B. Angiografi serebri.
C. T1-weighted MRI.
D. Diffusion-weighted MRI.
Jawaban: D (AAO: 2006-2007 p. 64)

3. Seorang laki-laki usia 27 th, terkena pukulan pada dahi kanan saat berkelahi. Dia
datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan mata kanan tidak dapat melihat.
Pada pemeriksaan mata kanan didapatkan LP positif, mata kiri 20/20. Pemeriksaan
konfrontasi pada mata kiri normal. Pergerakan bola mata baik segala arah dan tidak
didapatkan trauma pada mata. Pupil isokor dengan didapatkan reflek cahaya positif,
tidak didapatkan defek pupil aferen. Diagnosis kasus diatas adalah :
A. Indirect traumatic optic neuropathy.
B. Trauma jaras penglihatan.
C. Occipital lobe contusion.
D. Gangguan fungsi penglihatan.
Jawaban: D (AAO: 2006-2007 p. 303-315)

4. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirujuk dengan anisokoria. Pada pupil mata
kanan didapatkan 3 mm dan bentuk oval, dan pupil mata kiri 5 mm dengan bentuk
bulat. Reaksi pupil terhadap cahaya jelek terutama melihat dekat dimana reaksi pupil
mata kiri normal baik terhadap cahaya maupun melihat dekat. Diagnosis kasus diatas
adalah:
A. Old Adie’s pupil pada mata kanan.
B. Acute Adie’s pupil pada mata kiri.
C. Argill-Robertson pupils.
D. Anisokoria fisiologis.
Jawaban: A (AAO: 2006-2007 p. 266)

5. Seorang wanita berusia 25 tahun dengan keluhan penurunan tajam pengluhatan tiba-
tiba pada mata kanan (20/200) dan didapatkan defek pupil aferen relatif (RAPD).
Hasil MRI menunjukkan dua bentukan lonjong pada periventricular, T2 hipersensitis.
Pernyataan yang salah dibawah ini adalah :
A. Kemungkinan berkembang menjadi multipel sklerosis setelah 10 tahun kedepan
sekitar 50-60%
B. Penglihatannya hampir tidak dapat membaik.
C. Terapi kortikosteroid saja akan meningkatkan resiko penurunan tajam
penglihatan.
D. Dipastikan akan menjadi multipel sklerosis jika didapatkan riwayat neurologis 48
jam sebelumnya.
Jawaban: B (AAO: 2006-2007 p. 320-325)

6. Setelah kecelakaan sepeda motor, laki-laki muda datang dengan proptosis unilateral,
diplopia dan tampak prominen vena episklera. Dia mengeluh suara bergemuruh di
kepalanya. Pernyataan dibawah ini yang benar :
A. Posteriorly draining dural shunt.
B. Fistula carotis – cavernosus.
C. Perdarahan retro-orbita
D. Fraktur dasar orbita
Jawaban: B (AAO: 2006-2007 p. 236)

7. Seorang wanita berusia 35 tahun dengan penglihatan mata kanan semakin menurun.
Didapatkan defek pupil aferen relatif (RAPD) dan edema saraf optik dengan flame
shape haemorrhage. Riwayat dua kali serangan Bell’s Palsy dan beberapa episode
”pink eye” dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Tes diagnostik yang paling
membantu :
A. Bartonella henselae titers.
B. MRI.
C. Foto thorax dan angiotensin-converting enzyme.
D. Pungsi lumbal.
Jawaban: C (AAO: 2006-2007 p. 333)

8. Wanita 30 tahun dengan riwayat 2 bulan sakit kepala dan penurunan tajam
penglihatan mata kiri yang progresif, tidak ada riwayat pemakaian obat-obatan dan
obesitas. Pada pemeriksaan didapatkan tajam penglihatan mata kanan 20/20 dan
mata kiri 20/70 dengan defek lapang pandangan yang menurun secara keseluruhan.
Didapatkan defek pupil aferen relatif mata kiri, edema papil saraf optik bilateral dan
lebih pucat pada mata kiri. Tes diagnostik yang paling penting adalah:
A. MR scan kepala.
B. Pungsi lumbal.
C. Pemeriksaan lekosit dan LED.
D. USG orbita.
Jawaban: A (AAO: 2006-2007 p. 116)
9. Penderita berusia 55 tahun dengan diabetes mengeluh penglihatan dobel. Dari hal-hal
dibawah ini manakah yang akan anda pertimbangan untuk pemeriksaan MRI kepala
sebagai tes diagnostik awal :
A. Parese n. III komplit dengan isolated pupil-sparing selama 3 hari.
B. Parese n. IV dengan bilateral ptosis yang semakin parah dengan berjalannya
waktu selama 1 minggu.
C. Parese n. III komplit dengan isolated pupil-sparing selama 8 bulan.
D. Retraksi palpebra, hambatan melihat keatas, hiperemi diatas otot rectus media dan
lateral pada kedua mata, tekanan intraokuli 16-28mmHg pada kedua mata bila
melihat keatas.
Jawaban: C (AAO: 2006-2007 p. 228-232)

10. Perokok usia 24 tahun dengan penurunan penglihatan secara progresif pada mata
kanan semiakut dan tidak nyeri. Pemeriksaan funduskopi dan MRI normal. Tiga bulan
kemudian mata kanan tidak membaik dan tajam penglihatan mata kiri memburuk.
Hasil pengulangan MRI dan pungsi lumbal negatif. Pemeriksaan darah lengkap dan
Assay, fluorescen treponemal antibody absorption, angiotensin-converting enzyme,
Lyme titer, vitamin B12, dan Folat dalam batas normal. Diagnosis kasus diatas :
A. Multipel sklerosis (MS).
B. Tobacco-alcohol optic neuropathy.
C. Posterior ischemic optic neuropathy (PION).
D. Leber hereditery optic neuropathy (LHON).
Jawaban: D (AAO: 2006-2007 p. 134-136)

You might also like