ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG
PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR
DI PUSKESMAS ULU KECAMATAN SIAU TIMUR
KABUPATEN KEPULAUAN SITARO
Novita Papona
Joice Laoh
Hendry Palandeng
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email : jueleighyta@ymail.co.id
Abstrack: Mother's Milk (ASI) since time immemorial in the trust as the only major nutrient
for the newborn, breastfeeding because it must be done in full, ie starting with exclusive
breastfeeding and continue breastfeeding until the child is 2 years as well and right as well as
the child gets immunity naturally. Breastfeeding until now there has been as expected there
are many mothers who give mother's milk substitute (PASI). Roesli (2008), suggests that the
things that cause postpartum mothers did not give colostrum to the baby right away due to
fear of cold, tired, colostrum does not immediately exit or an inadequate amount, as well as
the perception that colostrum is harmful to the baby.
The purpose of this study in order to determine and analyze the relationship between
postpartum maternal knowledge and attitudes about giving colostrum to the newborn at
Puskesmas Ulu Siau Kecamatan Siau Timur. This research was conducted with the statistical
test Spearman rho correlation test which is able to determine the correlation between variables
with a significance level of P <0.01.
Keywords: Postpartum Mother Knowledge, Attitude and Giving Mother Postpartum Newborn
Colostrum In.
Abstrak: Air Susu Ibu ( ASI ) sejak dahulu kala di percaya sebagai satu-satunya nutrisi
utama bagi bayi baru lahir, karena itu pemberian ASI harus dilakukan secara penuh, yaitu di
mulai dengan pemberian ASI ekslusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2
tahun secara baik dan benar serta anak mendapat kekebalan tubuh secara alami. Pemberian
ASI sampai saat ini belum seperti yang diharapkan masih banyak Ibu-ibu yang memberikan
pengganti air susu Ibu (PASI). Roesli (2008), mengemukakan bahwa hal-hal yang
menyebabkan ibu post partum tidak memberikan kolostrum dengan segera disebabkan karena
takut bayi kedinginan, lelah, kolostrum tidak segera keluar atau jumlah yang tidak memadai,
serta persepsi bahwa kolostrum berbahaya bagi bayi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini agar dapat mengetahui dan menganalisis hubungan
pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di
Puskesmas ULu Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Sitaro. Penelitian ini
dilakukan dengan uji statistik yaitu sperman rho yang merupakan uji korelasi yang dapat
mengetahui korelasi antar variabel dengan tingkat kemaknaan P<0,01.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Nifas, Sikap Ibu Nifas dan Pemberian Kolostrum Pada Bayi
Baru Lahir.
PENDAHULUAN juta anak di antaranya meninggal tiap
World Health organization (WHO) tahun akibat kurang gizi. Angka kematian
menunjukan ada 170 juta anak mengalami bayi yang cukup tinggi di dunia,
gizi kurang di seluruh dunia. Sebanyak 3 sebenarnya dapat dihindari dengan
1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Meski satunya nutrisi utama bagi bayi baru lahir,
penyebab langsung kematian bayi karena itu pemberian ASI harus dilakukan
umumnya penyakit infeksi, seperti infeksi secara penuh, yaitu di mulai dengan
saluran pernapasan akut, diare, dan pemberian ASI ekslusif dan meneruskan
campak, tetapi penyebab yang mendasari pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun
pada 54% kematian bayi adalah gizi secara baik dan benar serta anak mendapat
kurang. (Pitri, 2009), kekebalan tubuh secara alami. Tidak
Di hari pertama menyusui, ibu akan satupun susu formula dapat menggantikan
menghasilkan kolostrum yang kemudian perlindungan kekebalan tubuh seorang
menjadi ASI. Kandungan kolostrum sangat bayi, seperti yang diperoleh dari
tepat sesuai dengan kebutuhan bayi, mudah kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan
dicerna sehingga dapat memberikan selama beberapa hari pertama setelah
proteksi terhadap bakteri, virus, dan kelahiran. Kolostrum sangat besar
allergen. (Isoraya,2006), manfaatnya sehingga pemberian ASI pada
Menurut data UNICEF, hanya 3% minggu-minggu pertama mempunyai arti
ibu yang memberikan ASI secara yang sangat penting bagi perkembangan
eksklusif. Dipastikan presentase tersebut bayi selanjutnya. ASI merupakan makanan
jauh menurun bila dibandingkan dengan yang penting bagi bayi.
kondisi sebelumnya. Lima belas tahun lalu Menurut profil propinsi Sulawesi
sebuah penelitian terhadap 460 bayirawat Utara menunjukan bahwa angka kematian
gabung (rooming in) di Rumah Sakit Cipto bayi pada tahun 2002 ada 25 per 1000
Mangunkusumo (RSCM) memperlihatkan kelahiran hidup, tetapi di tahun 2007
bahwa 71.1% ibu memberikan ASI sampai meningkat menjadi 35 per 1000 kelahiran
bayinya usia dua bulan, 20,2% diantaranya hidup. Penyebab kematian bayi ini
memeberi ASI eksklusif. ( Pusat data Dan dikarenakan beberapa faktor diantaranya
Informasi Perhimpunan Rumah Sakit yaitu berat badan lahir rendah 29%,
Seluruh Indonesia, 2003) asfiksia 26%, tetanus 2%, infeksi 4% dan
Survey Demografi Kesehatan masalah laktasi 1% (Dinkes Propinsi Sulut
Indonesia (SDKI) 1997 menunjukkan 2008).
bahwa hamper semua bayi (96,3%) Di Pemberian ASI sampai saat ini
Indonesia pernah mendapati ASI. Hasil belum seperti yang diharapkan masih
berikutnya dari hasil SDKI 1997 adalah banyak Ibu-ibu yang memberikan
sebanyak 8% bayi baru lahir mendapat ASI pengganti air susu Ibu (PASI). Roesli
dalam satu jam setelah lahir dan 53% bayi (2008), mengemukakan bahwa hal-hal
mendapat ASI pada hari pertama. Proporsi yang menyebabkan ibu post partum tidak
bayi yang diberi ASI pada hari pertama memberikan kolostrum dengan segera
paling rendah 51% untuk bayi yang disebabkan karena takut bayi kedinginan,
dilahirkan dengan pertolongan dokter / lelah, kolostrum tidak segera keluar atau
bidan, dan tertinggi 6% untuk bayi lahir jumlah yang tidak memadai, serta persepsi
tanpa pertolongan / orang wawam, rata- bahwa kolostrum berbahaya bagi bayi.
rata lamanya pemberian ASI ekslusif Di Puskesmas Ulu kecamatan Siau
hanya 1,7 bulan. (Strategi Nasional PP- Timur Kabupaten Sitaro memiliki masalah
ASI, 2007). yang salah satunya adalah kurangnya
Indonesia, angka kematian bayi pengetahuan ibu tentang kolostrum dan
saat ini 35 per 1.000 kelahiran hidup. Sikap ibu dalam pemberian kolostrum.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pada bulan januari sampai bulan
mencatat tidak kurang dari 10 bayi dan 20 april terdapat ibu melahirkan dengan
anak balita meninggal dunia setiap jam di jumlah 60 orang. Dari hasil survey yang
Indonesia Air Susu Ibu ( ASI ) sejak peneliti lakukan dalam pengambilan data
dahulu kala di percaya sebagai satu- awal ada sebagian ibu yang tidak
2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
memberikan kolostrum dengan alasan ditandatangani oleh Kepala Program Studi
kolostrum adalah susu basi, karena itu Ilmu Keperawatan.
penulis tertarik untuk mengangkat Setelah mendapat persutujuan dari Kepala
penelitian dengan judul hubungan Puskesmas Ulu Kecamatan Siau Timur
pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang Kabupaten Kepulauan Sitaro, bulan mei
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir peneliti mulai melakukan penelitian
Di Puskesmas Ulu Kecamatan Siau Timur dengan mendatangi para ibu nifas sebagai
Kabupaten Kepulauan Sitaro. responden, namun sebelum pengambilan
data dimulai peneliti memperkenalkan diri
METODE PENELITIAN dan menjelaskan maksud dan tujuan
Jenis penelitian yang di gunakan kedatangan peneliti sambil menyerahkan
adalah bersifat deskriptif korelasi yaitu informed concent kepada calon responden
penelitian yang bertujuan untuk atau membuat informed concent.
mengungkapkan hubungan korelasi antara Selesai responden mendengar dan mengerti
variabel independent dan variabel maksud dan tujuan penelitian ini, peneliti
dependent ( Nursalam, 2008 ). Adapun menyerahkan surat persetujuan menjadi
pendekatan yang digunakan adalah responden dan ditandatangani sebagai
pendekatan cross sectional yakni untuk bukti bersedia menjadi responden dalam
mempelajari dinamika korelasi antara penelitian ini. Setelah menandatangani
faktor resiko dan efek dengan cara surat persetujuan, peneliti memberikan
observasi, atau pengumpulan data pada lembar kuisioner yang akan diisi oleh
saat itu juga ( Notoadmodjo, 2002). responden yang terdiri dari tiga bagian
Tempat pelaksanaan penelitian Di yaitu: Pengetahuan ibu nifas dengan 15
Puskesmas Ulu Kecamatan Siau Timur pertanyaan, Sikap ibu nifas dengan 15
Kabupaten Kepulauan Sitaro. Pada Bulan pertanyaan dan Observasi pemberian
Mei sampai Juni 2013. Populasi dalam kolostrum dengan 5 pernyataan.
penelitian ini adalah semua ibu nifas yang Pengukuran Variabel pengetahuan ibu
sedang dirawat Di Puskesmas Ulu nifas menggunakan skala guttman yaitu: 2
Kecamatan Siau Timur Kabupaten bila jawabannya “Benar” dan 1 bila
Kepulauan Sitaro.Perkiraan sampel dalam jawabannya “Salah”. Dan pada
penelitian ini berjumlah 20 orang ibu nifas. pengukuran variabel sikap ibu nifas
Semua ibu nifas yang bersedia menjadi menggunakan skala likert yaitu: 75-100
responden dan menandatangani surat bila jawabannya “Baik”, 45-74 bila
persetujuan dan Semua ibu nifas yang jawabannya “Sedang”, dan 15-44 bila
dirawat inap dari hari pertama sampai hari jawabannya “Kurang”. Dan pada obsevasi
ketujuh.Ibu nifas yang hanya rawat jalan. pemberian kolostrum menggunakan skala
Jenis data yang akan dikumpulkan guttman yaitu : 2 bila jawabannya “Ya”
adalah data primer dan data sekunder. Data dan 1 bila jawabannya “Tidak” Sedangkan
primer mengenai pertanyaan – pertanyaan bobot dalam penetapan kategori terdiri
yang akan dijawab responden. Instrument atas: Untuk variabel pengetahuan ibu nifas:
yang digunakan dalam penelitian berupa Skor terendah x jumlah pernyataan: 1 x
pertanyaan atau kuesioner, yang telah 15= 15 dan Skor tertinggi x jumlah
tersusun dan dimana responden tersebut pernyataan: 2 x 15= 30. Untuk variabel
dapat memberikan jawaban. sikap ibu nifas : Skor terendah x jumlah
Sebelum melakukan penelitian, peneliti pertanyaan : 1 x 15 = 15 dan Skor tertinggi
mengambil surat izin untuk melakukan x jumlah pertanyaan : 2 x 15 = 75
penelitian dari Program Studi Ilmu Pemberian kolostrum : Skor terendah x
Keperawatan Fakultas Kedokteran jumlah pernyataan : 1 x 5 = 5 dan Skor
Universitas Sam Ratulangi yang telah tertinggi x jumlah pernyataan : 2 x 5 = 10
3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
Sedangkan data sekunder di peroleh dari analisis bivariat dan analisis bivariat.
Puskesmas Ulu, yaitu profil puskesmas dan Masalah etika ini ditekankan pada :
register kohort ibu nifas.Pengolahan Data Informed Consent (Surat Pernyataan),
dilakukan dengan cara Editing, Koding, Anonymity (tanpa nama), dan
Cleaning, dan Tabulasi.Analisis data yaitu: Confidentially (kerahasiaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Karakteristik Responden Di Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dengan
Puskesmas Ulu Kecamatan Siau Pemberian Kolostrum Pada Bayi
Timur Kabupaten Kepulauan baru lahir Di Puskesmas Ulu
Sitaro, Tahun 2013 Kecamatan Siau Timur
Karakteristik N % kabupaten kepulauan Sitaro
1. Umur Pemberian Kolstrum
16 – 20 Tahun 4 20 Variabel Pada bayi baru Lahir
21 – 25 Tahun 5 25 Baik Tidak Total
≥ 30 Tahun 11 55 Baik
Total 20 100 Pengetahuan Baik 11 3 14
2. Jumlah Anak ibu Nifas Tidak 0 6 6
1 Orang 5 25 Baik
2 Orang 9 45 Total 11 9 20
≥ 3 Orang 6 30 Sumber: : data sekunder
Total 20 100 Tabel 4. Hubungan Sikap Ibu Nifas
3. Status
Pekerjaan 19 95
Tentang Pemberian Kolostrum
IRT (ibu rumah 1 5 Pada Bayi Baru Lahir Di
tangga) Puskesmas Ulu Kecamatan
PNS (pegawai Siau Timur Kabupaten
negeri sipil) kepulauan Sitaro
Total 20 100 Pemberian Kolstrum Pada
4. Tingk at Variabel bayi baru Lahir
Pendidikan 0 0 Baik Tidak Total
SD 0 0 Baik
SMP 19 95 Sikap Baik 10 3 13
SMA 1 5 ibu Tidak 1 6 7
D3 0 0 Nifas Baik
S1
Total 11 9 20
Total 20 100 Sumber: : data sekunder
Sumber: data sekunder.
Tabel 2. Gambaran Pengetahuan, Sikap
Ibu Nifas dan Pemberian
Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir
Di Puskesmas Ulu Kecamatan Siau
No Variabel Baik Tidak
Baik
1. Pengetahuan Ibu Nifas 70% 30%
2. Sikap Ibu Nifas 65% 35%
3. Pemberian kolostrum 55% 45%
Pada Bayi Baru lahir
Timur Kabupaten Kepulauan Sitaro
Sumber: data sekunder
4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
Pembahasan Nilai korelasi sperman rho sebesar
Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas 0,724 menunjukan arah yang positif
Tentang Pemberian Kolostrum Pada dengan kekuatan korelasi cukup kuat. Hal
Bayi Baru Lahir ini membuktikan bahwa pengetahuan ibu
Hasil penelitian terhadap 20 nifas sangat berpengaruh terhadap
responden tentang hubungan pengetahuan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
ibu nifas tentang pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir melalui pengujian Hubungan Siap Ibu Nifas Tentang
data, menghasilkan nilai P = 0,000 pada Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru
level 0,01, maka dapat dikatakan Ho lahir
ditolak artinya terdapat hubungan yang Hasil pengujian statistik pada
signifikan antara pengetahuan ibu nifas hubungan sikap ibu nifas tentang
tentang pemberian kolostrum pada bayi pemberian kolostrum, dimana perhitungan
baru lahir. statistik menghasilkan P = 0,005 pada level
Penelitian ini menunjukan bahwa 0,01, maka dapat dinyatakan Ho ditolak
pengetahuan ibu nifas di Puskesmas Ulu artinya ada hubungan yang signifikan
Siau adalah baik dan berhubungan dengan antara sikap ibu nifas tentang pemberian
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir kolostrum pada bayi baru lahir di
yang baik pula, dimana engetahuan yang Puskesmas Ulu Siau. Nilai korelasi
baik akan berpengaruh pada cara spherman rho 0,601 menunjukan bahwa
pemberian kolostrum ibu pada bayi baru korelasi positif dengan kekuatan korelasi
lahir yang di dukung oleh pendapat kuat. Artinya tingginya sikap ibu nifas
Notoadmodjo,(2003) mengatakan bahwa akan menaikkan level pemberian
pengetahuan adalah hasil tahu setelah kolostrum pada bayi baru lahir atau dengan
seseorang melakukan penginderaan kata lain semakin tinggi level sikap ibu
terhadap objek tertentu. Penginderaan ini nifas maka akan semakin baik pula
melalui panca indera manusia yaitu pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
penglihatan, pendengaran, penciuman, Sikap merupakan proses merespons
rasa, dan raba. Pengetahuan melandasi seseorang terhadap objek tertentu dan
seseorang untuk berperilaku sehat atau mengandung penilaian suka-tidak suka,
tidak seperti perilaku pemberian kolostrum setuju-tidak setuju, atau mengambil
sangat di tentukan oleh pengetahuan yang keputusan positif atau negatif
dimiliki. Dalam penelitian ini nterdapat jga (Sobur,2003). Terdapat 3 komponen dari
sebagian ibu menyatakan pemberian sikap yakni kognitif (keyakinan), afektif
kolostrum tidak baik, hal ini sebagai suatu (emosi/perasaan), dan konatif (tindakan).
perilaku di mana seorang ibu yang belum Hipotesisi ini njuga dikuatkan oleh
memahami pentingnya kolostrum pada penelitian yang dilakukan oleh
bayi. Yefida(1997), tentang faktor-faktor yang
Hipotesisi ini didukung juga oleh berhubungan tentang perilaku ibu dalam
hasil penelitian Ragil, (1998) tentang pemberian ASI eksklusif menunjukan hasil
hubungan karakteristik ibu dan bahwa faktor kognitif atau keyakinan
pengetahuan tentang ASI terhadap praktek adalah faktor yang paling berpengaruh
pemberian kolostrum menunjukan hasil terhadapperilaku ibu dalam pemberian ASI
bahwa dari 183 responden 96,2% eksklusif yaitu sebesar 75,63%. Faktor lain
memberikan ASI tetapi hanya 63,9% yang yang juga berhubungan dengan perilaku
memberikan kolostrum. Sedangkan sehat menurut Green (1980) dalam
pengetahuan ibu tentang kolostrum Notoadmodjo (2003) adalah adanya
mempunyai hubungan yang bermakna dukungan sosial. Dukungan sosial ini dapa
terhadap perilaku pemberian kolostrum berasal dari keluarga terdekat seperti
(p<0,01). suami, orang tua/mertua, dan saudara.
5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
Dukungan ini akan meningkatkan perilaku ada bayi, sehingga membuat ibulebih
pemberian ASI. banyak mengetahui dan memahami
Menurut Lubis (1993), jukia seorang pentingnya kolostrum dan ASI pada bayi
ibu tidak pernah mendapat nasehat dan karena sikap ibu berpengaruh pada
penyuluhan tentang ASI dari keluarganya pemberian kolostrum yang nantinya
maka dapat mempengaruhi sikapnya pada memberi dampak yang baik untuk bayi dan
saat ibu itu sendiri menyusui bayinya. membuat bayi sehat.
Selain itu dukungan dari petugas kesehatan
seperti bidan juga mempengaruhi perilaku KESIMPULAN
pemberian ASI pada bayi. Sebagian besar ibu nifas memiliki
Penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan baik tentang pemberian
sikap ibu nifas tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, begitupun
kolostrum di Puskesmas Ulu Kecamatan dengan ibu nifas memiliki sikap baik
Siau Timur Kabupaten Keepulauan Sitaro tentang pemberian kolostrum pada bayi
adalah baik, hal ini terjadi karena petugas baru lahir dip Puskesmas Ulu Kecamatan
kesehatan selalu memberikan penyuluhan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Sitaro,
tentang pentingnya kolostru dan ASI dan Terdapat hubungan yang signifikan
eksklusif pada bayi dan seiring dengan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas
sikap ibu yang selalu melakukan tentang pemberian kolostrum pada bayi
pemeriksaan rutin ke Puskesmas Ulu serta baru lahir di Puskesmas Ulu Kecamatan
buku KIA yang didalamnya telah Siau Timur Kabupaten Kepulauan Sitar
tercantum pentingnya kolostrum dan ASI
DAFTAR PUSTAKA .2003.Menyusui dan laktasi,Jakarta:
Notoatmodjo, S. 2003.Pendidikan dan Pusdiknakes.
perilaku kesehatan. Rineke Cipta, Jakarta Roesli, U. 2008. Menyusui Dini. Cetakan
Notoatmodjo, S. 2005.metodologi I. Pustaka Bunda, Jakarta
penelitian Kesehatan. Rineke Cipta. Strategi Nasional PP-ASI.2007, Asuhan
Jakarta ibu dan bayi bary lahir. Jakarta : Pustaka
Pitri.2009. insiasi Menyusu Dini (Plus ASI Bunda.
eksklusif). Cetakan ke-2. Jakarta: Pustaka http://www.ibudanbalita.net/776/mitos-dan-
Bunda. fakta-tentang-seputar- di akses tanggal 28
Pusat data dan informasi perhimpunan maret 2010 asi.html
rumah sakit seluruh Indonesia http://www.ibudanbalita.net/1167/manfaat-
kolostrum-bagi-bayi-yang-baru-lahir.html di
akses tanggal 7 februari 2010