BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
           Pendidikan merupakan bagian terpenting yang harus dijaga untuk
      kebutuhan bangsa dan negara. Bangsa dan negara membutuhkan generasi
      penerus yang akan membawa perubahan khususnya pada dunia pendidikan.
      Dengan itu, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang
      memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua
      orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian
      halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam
      perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari kaum mudalah harapan
      bangsa sebagai generasi penerus. Meski diakui bahwa pendidikan adalah
      modal besar yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun
      prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, namun sampai
      saat ini Indonesia masih terbelit pada permasalahankualitas pendidikan(Tim
      Redaksi Fokus Media, 2006: 2).
           Banyak sekali masalah dalam dunia pendidikan pada berbagai jenjang
      pendidkan di Indonesia, khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah
      Menengah Pertama (SMP) sampai saat ini masih jauh dari apa yang
      diharapkan. Standar ketentuan kelulusan Ujian Akhir Sekolah (UAS) atau
      Ujian Nasional (UN) menjadi keluhan oleh semua pendidik bahkan oleh
      orang-orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus.
                                        1
Salah satunya yakni pada mata pelajaran matematika yang menurut siswa
bahkan masyarakat pada umumnya mengatakan bahwa matematika itu
adalah suatu mata pelajaran yang ditakuti, membosankan serta kurang
disenangi. Banyak hal yang menjadi faktor bahwa siswa atau peserta didik
tidak lulus yakni mungkin karena daya tangkap siswa lemah, kurangnya
motivasi, atau mungkin pembelajaran di kelas yang berpusat pada guru
ataupun faktor lain yang mempengaruhi siswa sehingga tidak lulus seperti
tidak menggunakan media dalam pembelajaran, dengan hal itulah maka
bagaimanakah upaya agar siswa ataupun semua orang tidak lagi
mengeluarkan pernyataan-pernyataan seperti itu.
      Perkembangan dunia pendidikan Matematika dewasa ini tidak terlepas
dari peran guru yang sangat penting demi kelancaran akan keberhasilan
suatu tujuan pembelajaran itu sendiri. Dikatakan bahwa salah satu peran
utama guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana membelajarkan
peserta didik agar semua aspek dalam diri siswa dapat bertumbuh dan
berkembang secara seimbang. Dalam proses pembelajaran tersebut terdapat
dua kata kunci yaitu belajar dan membelajarkan(Pantaleon dan Emer, 2011:
53). Belajar merupakan tujuan yangdiinginkan, sedangkan membelajarkan
adalah strategi guru agar peserta didik dapat belajar.
      Menghadirkanpembelajaranmatematikayang
menyenangkandanbermakna di kelasmenjaditantanganterbesarbagi guru.Hal
iniberkaitandenganparadigma               sebagianmasyarakat       yang
masihmenganggapbahwamatematikamerupakanmatapelajaran               yang
                                    2
menakutkandansulitkarenasibuk      berpikir   denganangkadanmenghitung.
Untuk membuat siswa menyenangi suatu mata pelajaran yang diajarkan,
guru dituntut kreatif menciptakan situasi pembelajaran yang inovatif dengan
mengerahkan sumber daya dan sumber dana yang ada (Sennen, 2012: 69).
     Realitas lapangan acap kali berbeda dengan apa yang diharapkan.
Menurut Sanjaya (2010: 1), masalah yang umumnya terjadi selama ini di
lapangan adalah lemahnya proses pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru. Maksudnya adalah dalam proses pembelajaran,
anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir tetapi
lebih banyak didorong untuk menghafal, mengingat, dan menimbun
informasi. Proses pembelajaran cenderung bersifat abstrak melalui strategi
komunikasi satu arah dari guru kepada siswa. Konsekuensi dari proses
pembelajaran yang demikian adalah siswa tidak termotivasi untuk belajar
dan tidak dibelajarkan bagaimana seharusnya belajar. Akibat lanjutannya
adalah hasil belajar matematika siswa cenderung rendah.
     Hal semacam inilah yang sebenarnya terjadi pada siswa kelas7 SMPN
7 RUTENG - CUMBItahun pelajaran 2016/2017 khususnya dalam
pembelajaran matematika. Berdasarkan pengalaman guru matematika di
SMPN 7 RUTENG - CUMBI , selama tiga tahun terakhir, kompetensi dasar
menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dan penafsirannyasulit dipahami
siswa kelas VII. Hal ini terlihat dari data ulangan harian siswa pada
kompetensi dasar tersebut yang cenderung rendah, data nilai ulangan
                                  3
tersebut dapat dlihat pada lampiran 1. Pada umumnya kesalahan yang
dilakukan siswa adalah kesulitan dalam menganalisis soal, sehingga tidak
bisa membentuk model matematika dan menyelesaikan soal berbentuk
persamaan linear satu variabel.
     Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran
matematika yang dilakukan guru SMPN 7 RUTENG - CUMBI, rendahnya
hasil belajar matematika yang dialami siswa disinyalir sebagai akibat dari
lemahnya proses pembelajaran yang dilakukan selama ini. Diakui bahwa
proses pembelajaran yang dilakukan selama ini terlalu monoton dan
berpusat pada guru. Artinya, guru lebih banyak menjelaskan konsep
sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan tugas.
Akhirnya matematika itu terkesan begitu abstrak bagi siswa.
     Yang juga menjadi masalah selama ini adalah siswa kurang diberi
ruang untuk melakukan interaksi edukatif dengan sumber belajar lain selain
guru misalnya berdiskusi dan kerja sama dengan siswa lainnya. Yang terjadi
selama ini adalah siswa belajar dan mengerjakan tugas secara individual.
Dalam kondisi seperti ini, siswa-siswa yang kemampuan matematisnya
lemah akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Tidak mengherankan
jika ketika mengerjakan soal latihan, mereka hanya mencatat soal tetapi
tidak menyelesaikannya karena tidak tahu. Pada hal, belajar bersama secara
kooperatif sangat penting dan sangat membantu bagi siswa dalam proses
belajarnya. Melalui proses belajar yang demikian, siswa dapat saling
membantu dalam memahami suatu konsep yang dipelajari.
                                  4
     Selama ini juga guru kurang memberi tantangan kepada siswa dalam
proses belajarnya. Siswa tidak diberi kesempatan yang sama untuk
menjawab atau mengerjakan soal di papan. Dalam hal ini, guru lebih banyak
memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pandai untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan soal di papan. Akibatnya, siswa yang
kemampuan matematisnya lemah tidak merasa tertantang dan termotivasi
untuk belajar atau mengejakan tugas.
     Masalah ini tentu perlu segera diatasi. Salah satu metode yang
dianggap tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Metode ini dianggap tepat karena,
pertama, melalui metode ini siswa diberi ruang untuk bekerja sama dan
berdiskusi menyelesaikan masalah atau soal yang ada. Di sini, siswa dapat
belajar dari siswa lain yang dianggap pandai dan siswa yang dianggap
dilatih untuk mengkomunikasikan apa yang dipahaminya kepada siswa lain.
Kedua, melalui metode ini, siswa didorong untuk belajar karena prestasi
kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab masing-masing anggota
kelompok. Ketiga, melalui metode ini, siswa mempunyai tanggung jawab
dan kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan. Kelima, melalui
metode ini siswa dikondisikan untuk belajar secara aktif dari berbagai
sumber belajar yang ada.
     Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu bentuk di
antara banyak tipe pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe
NHT ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki
                                 5
      tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan
      oleh Kagen (Trianto, 2010: 82) dengan tujuan untuk melibatkan para siswa
      dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
      pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
            Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
      tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
      Matematika Materi Menyelesaikan Model Matematika dari Masalah Yang
      Berkaitan     dengan   Persamaan       Linear   Satu   Variabel   (PLSV)dan
      Penafsirannyadengan Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
      NHT Pada Siswa Kelas VII SMPN 7 RUTENG - CUMBI Tahun ajaran
      2016/2017”.
1.2   Identifikasi Masalah
            Dari uraian di atas, ada beberapa masalah pembelajaran matematika
      yang terjadi pada siswa kelas pada siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG -
      CUMBI tahun ajaran 2016/2017.Masalah-masalah tersebut adalah sebagai
      berikut :
      1.    Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
      2.    Proses pembelajaran masih berpusat pada guru
      3.    Siswa kurang diberi ruang untuk melakukan interkasi edukatif dengan
            berbagai sumber belajar yang ada.
      4.    Siswa kurang diberi ruang untuk bekerja sama dalam kelompok.
                                         6
1.3   Pembatasan Masalah
           Dari berbagai masalah tersebut, dalampenelitian ini, peneliti
      membatasi diri hanya pada masalah rendahnya hasil belajar matematika
      pada siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG - CUMBI tahun ajaran
      2016/2017.Selain untuk lebih fokus, masalah tersebut dipilih karena
      pencapaian hasil belajar matematika merupakan salah satu tolok ukur
      keberhasilan proses pembelajaran matematika.
1.4   Rumusan Masalah
           Masalah    dalam    penelitian   ini   dirumuskansebagai   berikut:
      Bagaimanakahpenerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
      meningkatkan hasil belajar matematika materi menyelesaikan model
      matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan kuadrat dan
      fungsi kuadrat dan penafsirannya pada siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG
      - CUMBI Tahun Pelajaran 2016/2017?
1.5   Tujuan Penelitian
           Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode
      pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar
      matematika materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang
      berkaitan dengan persamaan linear satu variabel dan penafsirannya pada
      siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG - CUMBI Tahun Pelajaran 2016/2017.
                                      7
1.6   Manfaat Penelitian
      Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
      1.   Bagi siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG - CUMBI
           Penelitian ini diharapkan dapat memberi suasana baru bagi siswa
           dalam proses pembelajaran sehingga mereka dapat belajar konsep
           matematika secara lebih baik dan juga dapat meningkatkan hasil
           belajar matematika siswa.
      2.   Bagi Peneliti
           Penelitian ini dapat memperluas wawasan guru mengenai metode
           pembelajaran kooperatif tipe NHT serta penerapannya dalam proses
           pembelajaran matematika.
      3.   Bagi SekolahSMPN 7 RUTENG - CUMBI
           Penelitian ini menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki
           proses pembelajaran di kelas secara khusus pada pembelajaran
           matematika.
                                         8
                                   BAB II
                            KAJIAN TEORITIS
2.1 Matematika dan Pembelajaran Matematika
2.1.1 Hakikat Matematika
           Dalam pembelajran matematika perlu dipahami tentang pengertian
      belajar dan pengertian matematika sebagai pegangan atau pedoman untuk
      keberhasilan sebuah pembelajaran. Belajar merupakan perubahan yang
      terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu
      (Fathurrohman dan Sutikno, 2007: 6). Dalam belajar yang terpenting
      adalah proses bukan hasil yang diperolehnya artinya belajar itu adalah
      hasil usaha sendiri, ada orang lain dalam proses belajar itu yang sebagai
      penunjang untuk keberhasilan belajar itu. Dari pengertian belajar sangat
      jelas bahwa belajar menuntun siswa untuk melakukan segala perubahan
      dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan
      suatu proses belajar. Adapun juga guru sangat berperan dalam menentukan
      keberhasilan belajar siswa. Sedangkan Caurant dan Robbin mengatakan
      untuk dapt mengetahui apa matematika itu sebenarnya seseorang harus
      mempelajari sendiri ilmu matematika itu, yaitu dengan mempelajari,
      mengkaji, dan mengerjakannya (Fatthurohman, dkk 2007:1).
           Matematika berasal dari bahasa latin “mathemathica”, yang mulanya
      diambil dari bahasa Yunani “mathematike“ yang berarti “relating
      tolearning“. Matematika mempunyai mempunnyai akar kata mathemayang
                                      9
      berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).Mathematike erat
      kaitanya dengan sebuah kata lainya yang serupa, yaitu matheneinyang
      mengandung arti belajar atau bepikir. Berdasarkan asal katanya maka
      matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir.
      Pemikiran ini sesuai dengan pendapat Ruseffendi (1980: 148) yakni
      matematika menurutnya terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
      berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Adapun Reys dalam
      Russefendi (2002: 28) mengatakan bahwa matematika adalah telaah
      tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
      bahasa dan suatu alat.
           Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa matematika merupakan
      ilmu yang diperoleh dari proses belajar atau berpikir yang berhubungan
      dengan ide, proses dan penalaran.
2.1.2 Pengertian Matematika
          Suherman dkk (2003:15) mengatakan bahwa terdapat berbagai
    pendapat yang muncul tentang pengertian matematika tersebut, dipandang
    dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda. Ada yang
    mengatakan bahwa matematika itu bahasa simbol; matematika adalah
    bahasa numerik; matematika adalah bahasa yang menghasilkan sifat kabur,
    majemuk, dan emosional; matematika adalah metode berpikir logis;
    matematika adalah sarana berpikir; matematika adalah logika pada masa
    dewasa; matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus sebagai pelayannya;
    matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran; matematika
                                       10
    adalah ilmu tentang bilangan dan ruang; matematika adalah ilmu yang
    deduktif dan abstrak; matematika adalah aktivitas manusia.
         Subarinah (2008:1),mengatakan bahwa istilah matematika berasal dari
    bahasa Yunani, yaitu mathein atau manthenein yang berarti mempelajari.
    Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta, yaitu
    medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia.
         Matematika bukan merupakan pengetahuan tersendiri yang dapat
    sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya karena untuk membantu
    manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial (Subarinah,
    2008:1). Sujono juga mengemukakan beberapa pengertian matematika,
    diantaranya yaitu matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan
    yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu matematika
    merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah
    yang berhubungan dengan bilangan.
         Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu
    pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan
    yang ada di dalamnya, serta membantu manusia dalam segala aktivitasnya
    di lingkungan sosial. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya
    adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep
    dan strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus
    diketahui oleh guru sehingga dapat membelajarkan matematika dengan tepat
    mulai dari konsep-konsep yang sederhana sampai yang kompleks.
2.1.3 Tujuan Pembelajaran Matematika
                                     11
      Tujuan matematika menurut Aisyah (2008:1-4) adalah:
      1.   Memahami konsep matematika, menjelaskan kaitan antar konsep
           dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat,
           efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah.
      2.   Mengggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
           matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
           menjelaskan gagasan atau pernyataan matematika.
      3.   Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
           masalah, merancang model-model matematika, menyelesaikan
           model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
      4.   Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
           media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
      5.   Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
           yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
           mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
           pemecahan masalah.
           Dari tujuan matematika di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
      bukan termasuk ilmu yang dapat berdiri sendiri tetapi memiliki pengaruh
      yang besar bagi ilmu pengetahuan yang lainnya.
2.1.4 Fungsi Pembelajaran Matematika
           Fungsi mata pelajaran Matematika sebagai : alat, pola pikir, dan ilmu
      atau Pengetahuan. Ketiga fungsi tersebut dijadikan acuan dalam
      pembelajaran matematika (Suherman, 2003: 56). Dengan mengetahui
                                     12
fungsi matematika tersebut diharapkan sebagai guru atau pengelola
pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara
matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Kiranya sangat
diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai
contoh penggunaan matematika sebagai alat memecahkan masalah dalam
mata pelajaran lain, dalam dunia bermain ataupun dalam kehidupan sehari-
hari yng pastinya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa,
sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika itu
sendiri.
a.    Fungsi Sebagai Alat
      Siswa diberi pengalaman menggunakan matemtika sebagai alat
      untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya
      melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model
      matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita
      atau soal-soal cerita atau soal-soal uraian lainya. Bila seorang siswa
      dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasanya, mka
      tentuada yang salah dalam pembelajaranya tau ada sesuatu yang
      belum dipahaminya.
b.    Fungsi Sebagai Pola Pikir
      Belajar matematika bagi para siswa, juga merupakan pembentukan
      pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam
      penalaran suatu hubungan di antara pegertian-pengertian itu. Dalam
      pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh
                                  13
     pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimilikki
     dan yang tidak dimilikki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan
     pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan
     siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya
     dengan abstraksi ini siswa dilatih untu membuat perkiraan, terkaan,
     atau   kecendrungan     berdasarkan    kepada   pengalaman     atau
     pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus
     (generalisasi). Di dalam proses penalaranya dikembangkan pola pikir
     indukti maupun deduktif. Namun semuanya itu harus disesuaikna
     dengan perkembangan siswa, sehingga pada akhirnya akan
     membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.
c.   Fungsi Sebagai Ilmu Atau Pengetahuan
     Dalam pengetahuan atau ilmu, guru harus mampu menunjukan
     betapa matematika selalu mencari kebenaran, dan bersedia meralat
     kebenaran yang sementara diterima, bila ditemukan kesempatan
     untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang
     mengikuti pola pikir yang sah. Sebagai manusia guru tidak luput dari
     kekurangan, bahkan kesalahan. Guru harus bisa menerima dengan
     penuh pengertian dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
     dalam proses pembelajaran seandainya kesalahan tersebut ditunjukan
     kebenaranya oleh siswa. Sebagai guru dengan hati terbuka dan
     lapang dada, bahkan merasa bangga untuk menerima cara-cara
     pengerjaan soal matematika yang dikembangkan oleh siswa yang
                               14
              berbeda dengan cara-cara yang kita berikan kepada para siswa
              tersebut. Itulah salah satu fungsi matematika sebagai ilmu.
              Dari ketiga fungsi matematika tersebut di atas dapat disimpulkan
         bahwa guru disadarkan akan peranya sebagai motivator dan pembimbing
         dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran matematika di
         sekolah.
2.2     Metode Pembelajaran Kooperatif
2.2.1    Pengertian Pembelajaran Kooperatif
              Pada dasarnya, pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama
         dalam kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok-kelompok kecil
         tersebut, siswa bekerja sama dan bertukar pikiran menyelesaikan suatu
         masalah.Namun, belajar kelompok tidak dengan sendirinya berarti belajar
         kooperatif. Belajar secara kooperatif memiliki makna yang berbeda
         dengan belajar kelompok pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada
         beberap hal yaitu dalam pembelajaran kooperatif ada kerja sama,
         partisipasi, dan tanggung jawab setiap anggota demi kesuksesan kelompok
         sebagai sebuah timJohnson (Zubaidah, dkk,. 2011: 92).
              Menurut Artzt dan Newman (Trianto, 2010: 56) pembelajaran
         kooperatif ditandai dengan adanya pembentukan kelompok-kelompok
         kecil sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok
         untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok kecil sebagai sebuah tim
         menyiratkan bahwa dalam kelompok kecil tersebut, siswa bekerja sama,
                                         15
memiliki tanggung jawab yang sama, dan keberasilan kelompok sangat
tergantung pada pelaksanaan tanggung jawab masing-masing anggota.
     Menurut Miller dan Peterson (Zubaidah, dkk,. 2011: 86)
pembelajaran    kooperatif   merupakan    suatu   bentuk    pembelajaran
dimana“sekelompok pebelajar yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk
memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu
untuk mencapai tujuan bersama”. Dengan demikian, pembelajaran
kooperatif ditandai oleh adanya pembentukan kelompok sebagai sebuah
tim, kerja sama dalam tim, dan adanya tujuan bersama.
     Menurut Slavin (Zubaidah, dkk,. 2011: 86), pembelajaran kooperatif
merupakan suatu bentuk pengorganisasian siswa untuk belajar bersama,
saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota kelompok mempunyai
tanggung jawab yang sama baik untuk hasil belajarnya sendiri maupun
hasil belajar kelompok.
     Johnson dan Johnson (Zubaidah, dkk,. 2011: 87) melihat
pembelajaran kooperatif sebagai belajar bersama sebagai sebuah tim dalam
kelompok kecil untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau
mencapai tujuan bersama.Anggota yang membentuk sebuah tim dalam
sebuah kelompok kooperatif bersifat heterogen baik dari segi kemampuan
akademik, usia, latar belakang sosial, ekonomi, ras, suku, maupun agama.
                               16
                 Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan pengorganisasian siswa
         untukbelajar bersama sebagai sebuah tim dalam kelompok kecil yang
         anggotanya bersifat heterogen dan bertujuan untuk memecahkan masalah
         atau mencapai tujuan bersama.
2.2.2    Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
                 Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok terlihat
         pada beberapa karakteristik tertentu. Menurut Johnson (Zubaidah, dkk,.
         2011: 93), karakteristik yang membedakan pembelajaran kooperatif dari
         belajar non-kooperatifadalah sebagai berikut.
                                            Tabel 2.1
                         Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan
                                 kelompok belajar non-kooperatif
          Kelompok belajar Kooperatif           Kelompok belajar non-kooperatif
        a. Ada       saling    ketergantungan a. Tidak ada saling ketergantungan
           positif                                positif
        b. Ada tanggung jawab individu          b. Tidak     ada    tanggung   jawab
                                                  individu
        c. Anggota kelompok heterogen           c. Anggota         kelompok    tidak
                                                  heterogen
        d. Kepemimpinan kolektif                d. Kepemimpinan tunggal
        e. Bertanggung        jawab   terhadap e. Bertanggung jawab pada hasl
           hasil belajar seluruh anggota          belajar individu
           kelompok
        f. Penekanan pada tugas dan kerja f. Penekanan hanya pada tugas
           sama
        g. Mempelajari keterampilan sosial g. Keterampilan            sosial   hanya
                                           17
          secara langsung                           diasumsikan dan tdak diajarkan
        h. Guru      mengobservasi     dan h. Guru          kurang     memberikan
          memfasilitasi kelompok                    bantuan kepada kelompok
        i. Ada suatu proses kerja oleh i. Tidak              ada     proses    kerja
          kelompok                                  kelompok
2.2.3    Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
2.2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
                  Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dikembangkan oleh Kagen
          (Trianto, 2010: 82). Pada dasarnya, pembelajaran kooperatif tipe NHT
          bertujuan untuk melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang
          tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
          terhadap isi pelajaran tersebut. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
          dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
          untuk meningkatkan penguasaan akademik.
                  Iqbal Ali (Nico, 2012),berpendapat bahwa melalui model
          pembelajaran NHT, siswa dikondisikan untuk mencari, mengolah, dan
          melaporkan      informasi   dari       berbagai   sumber    yang    akhirnya
          dipresentasikan di depan kelas.
                  Jadi, metode pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu
          bentuk pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk meningkatkan
          interaksi siswa sehingga penguasaan akademik siswa juga meningkat.
          Interaksi siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT berkaitan
                                            18
       dengan kegiatan mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari
       berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.
2.2.3.2 Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
             Secara umum, tujuan metode pembelajaran kooperati tipe NHT
       berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran kooperatif pada umumnya
       yaitu meningkatkan hasil belajar akademik dan partisipasi siswa.Menurut
       Ibrahim (Herdian, 2012)ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
       pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu meningkatkan hasil
       belajar akademik stuktural, mendorong pengakuan adanya keragaman,
       dan mengembangkan keterampilan sosial seperti berbagi tugas, aktif
       bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau
       pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
2.2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
       NHT
             Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya
       masing-masing seperti halnya metode pembelajaran kooperatif tipe NHT.
       Reikson Panjaitan (Nico, 2012), mengemukakan beberapa kelebihan
       metode pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai berikut:
             a.   Setiap siswa menjadi siap semua
             b.   Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
             Sementara beberapa kelemahan metode pembelajaran kooperatif
       tipe NHT sebagai berikut:
                                     19
            a.    Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh
                  guru
            b.    Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
            c.    Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit
                  atau kurang mendukung diatur kegiatan kelompok.
2.2.3.4 Sintaks Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
            Menurut Rosalin (2008: 118), penerapan metode pembelajaran
       kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) mengikuti langkah-
       langkah sebagai berikut: pengarahan atau presentasi, pembentukan
       kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu,
       memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk setiap kelompok sama,
       tetapi untuk setiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap
       siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama) kemudian
       bekerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai dengan tugas
       masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, mbuat skor perkembangan
       tiap siswa, mengumumkan hasil, dan memberikan reward.
            Menurut Trianto (2010: 82–83),penerapan pembelajaran kooperatif
       tipe NHT mengikuti fase-fase sebagai berikut:
            Pertama, fase penomoran yaitu fase membagi siswa ke dalam
       kelompok-kelompok kecil (3–5 orang) dan kepada setiap anggota
       kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
            Kedua, fase pengajuan pertanyaan dimana guru mengajukan
       pertanyaan arahan kepada siswa.
                                     20
       Ketiga, fase berpikir bersama yaitu siswa berdiskusi untuk
menemukan jawaban bersama terhadap pertanyaan yang diajukan
gurudan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban
tim.
       Keempat, fase menjawab yang dimulai dengan guru memanggil
nomor tertentu, kemudian siswa yang sesuai mengacungkan tangannya
dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
       Nico (2012) menguraikan sintaks metode pembelajaran kooperatif
tipe NHT sebagai berikut.
       Pertama, fase presentasi yaitu guru menyampaikan materi
pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar
yang akan dicapai.
       Kedua, pembentukan kelompok. Guru membagi kelas dalam
beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa, setiap
anggota kelompok diberi nomor atau nama.
       Ketiga, Pengajuan masalah. Guru mengajukan permasalahan untuk
dipecahkan bersama dalam kelompok.
       Keempat, guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut
nomor dari masing-masing anggota kelompok untuk menjawab.
       Kelima, guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
       Keenam, guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai dari skor yang diperoleh.
                              21
2.3 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
2.3.1   Pengertian Belajar
             Pada hakekatnya, belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang
        relatif mantap dan positif yang terjadi karena interaksi seseorang dengan
        lingkungannya. Sudjana melihat belajar sebagai suatu proses yang ditandai
        dengan adanya perubahan perilaku pada diri seseorang. Perubahan
        perilaku yang dimaksud meliputi perubahan pengetahuan, pemahaman,
        sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kebiasaan. Dengan
        demikian, perubahan perilaku sebagai akibat belajar mencakup ketiga
        ranah penting dalam diri seseorang yang belajar yaitu ranah kognitif,
        afektif, dan psikomotor.
             Siddig, dkk. (2008: 1) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
        aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
        kemampuan diri. Dengan belajar, anak yang sebelumnya belum mampu
        melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang
        sebelumnya tidak terampil menjadi terampil.
             Hamalik (Jihad dan Haris, 2009: 2) memberikan dua batasan tentang
        belajar. Pertama, belajar adalah modifikasi atau memperoleh kelakuan
        melalui pengalaman. Bahwa belajar baik menghasilkan perubahan perilaku
        yang baru maupun memperkuat perilaku yang sudah ada sebelumnya.
        Kedua, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu
        melalui interaksi dengan lingkungan. Bahwa interaksi dengan lingkungan
                                       22
merupakan dasar bagi perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Artinya,
tanpa interaksi dengan lingkungan sebagai sumber belajar, seseorang tidak
mungkin akan melakukan proses belajar yang menghasilkan perubahan
perilaku.
      Walaupun formulasi definisi belajar berbeda antara satu ahli dengan
ahli lainnya, belajar secara substansial dipahami sebagai perubahan
perilaku. Namun, tidak setiap perubahan perilaku sebagai hasil proses
belajar. Slameto (Jihad dan Haris, 2009: 2–3) memberikan beberapa
karakteristik dari perubahan perilaku sebagai akibat belajar. Karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut.
1.    Perubahan perilaku tersebut terjadi secara sadar. Artinya, pebelajar
      sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah,
      sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan sebagainya.
2.    Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
3.    Perubahan belajar bersifat positif dan aktif.
4.    Perubahan dalam belajar bersifat relatif permanen; bukan hasil
      belajar jika perubahan itu hanya sesaat.
5.    Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
6.    Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-
      bagian tertentu secara parsial.
      Dengan demikian disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang
                                   23
        terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Perbuatan belajar
        terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan
        menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, di
        antaranya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan-perubahan
        yang terjadi disadari oleh individu yang belajar yang bersifat kontinyu dan
        fungsional. Selain itu, perubahan sebagai hasil belajar bersifat positif,
        terjadi karena peran aktif dari pebelajar, tidak bersifat sementara,
        bertujuan. Perubahan yang terjadi meliputi keseluruhan tingkah laku yang
        meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan, dan sebagainya.
2.3.2   Pengertian Hasil Belajar
             Dengan bertolak pada pengertian belajar di atas maka hasil belajar
        itu berkaitan dengan hasil atau perubahan perilaku yang diperoleh
        seseorang yang telah mengalami proses belajar. Secara singkat,
        Abdurahman (Jihad dan Haris, 2009: 14) mengartikan hasil belajar itu
        sebagai kemampuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah proses
        belajar. Kemampuan-kemampuan ini relatif menetap dan bisa diamati atau
        diukur.
             Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar di
        sekolah. Dalam proses belajar mengajar di sekolah ada interaksi edukatif
        antara siswa dengan berbagai sumber belajar. Interaksi edukatif ini
        didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Interaksi yang baik dalam
        suatu kegiatan pembelajaran akan ditunjukan pada kemampuan yang
        dimiliki oleh siswa atau pebelajar. Kemampuan tersebut dilanjutkan
                                        24
setelah siswa menerima perlakuan dari orang lain (guru) dalam kegiatan
pembelajaran. Kemampuan yang ditunjukan siswa disebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004: 77).
      Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengartikan hasil belajar lebih
berkaitan dengan hasil belajar mengajar di sekolah yang terprogram.
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ada tujuan instruksional yang
dinyatakan dan ditetapkan secara eksplisit. Tujuan instruksional ini berupa
kompetensi yang harus dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan instruksional tersebut.
Dengan demikian, hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswa terhadap materi atau kompetensi yang dipelajari sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
      Menurut Syah (2008: 213), pada prinsipnya pengungkapan hasil
belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai
akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Aspek psikologis yang
dimaksud adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
      Untuk mengetahui hasil belajar biasanya biasanya diadakan
pengukuran melalui evaluasi. Dalam pengukuran ini, guru memberikan tes
atau tugas untuk dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa. hasil tes ini
kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh hasil
belajar yang telah dicapai siswa.
                                    25
           Proses belajar mengajar akan dinilai berhasil apabila mencapai
      tujuan yang telah ditetapkan. Sudjana (Jihad dan Haris, 2009: 20 – 21)
      mengemukakan dua indikator bahwa suatu pembelajaran dikatakan
      berhasil. Pertama, indikator proses yaitu indikator yang berkaitan proses
      pembelajaran dimana adanya interaksi dinamis antara siswa dengan
      berbagai sumber belajar sehingga siswa mampu mengembangkan
      potensinya. Kedua, indikator hasil yaitu hasil yang telah dicapai siswa
      setelah mengikuti proses pembelajaran.
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
           Hasil belajar antara peserta didik sering kali berbeda satu sama lain.
      Hal ini terjadi karena ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap hasil
      belajar seseorang. Menurut Suryabrata (Nashar, 2004: 80 – 81), ada dua
      faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor yang
      berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari
      luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal di antaranya adalah
      motivasi, minat, dan kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor eksternal di
      antaranya adalah lingkungan sosial.
           Sejalan dengan pendapat tersebut, Winkel (1984: 43) juga
      mengemukakan dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu:
      a.   faktor internal
           Faktor internal ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
                                       26
     1)    Faktor psikis seperti tingkat intelektual, kemampuan belajar,
           motivasi belajar, minat, taraf inteligensi, cara belajar, sikap
           perasaan.
     2)    Faktor fisik seperti kondisi fisik atau kesehatan fisik.
     3)    Kondisi akibat sosiokultural/ekonomi
b.   faktor eksternal
     faktor eksternal meliputi hal-hal sebagai berikut.
     1)    Faktor   pengaturan     proses    belajar   atau       mutu   proses
           pembelajaran seperti kurikulum pengajaran, fasilitas, disiplin.
     2)    Faktor sosial meliputi sistem sosial, status sosial.
     3)    Faktor situasional yaitu keadaan politik dan ekonomi, musim,
           tempat, dan sebagainya.
     Dengan demikian, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa, guru perlu memperhatikan kedua faktor tersebut misalnya
menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai, menata
lingkungan belajar, mendorong motivasi belajar, dan meningkatan mutu
proses pembelajaran matematika. Dari semua hal tersebut, menurut
peneliti, peningkatan mutu pembelajaran menjadi suatu prioritas.
Dikatakan demikian karena di dalam proses pembelajaran yang baik,
dengan sendirinya guru perlu menata lingkungan dan interaksi belajar
yang interaktif dan konstruktif, dan perlu menggunakan sumber dan sarana
                                 27
         belajar yang bervariasi. Motivasi belajar juga dapat bertumbuh jika proses
         pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, konstruktif, dan partisipatif.
2.4     Model Matematika dari Masalah yang Berkaitan dengan Persamaan
        Linear Satu Variabel (PLSV)dan Penafsirannya
2.4.1    Model Matematika
               Model adalah contoh sederhana dari sistem dan menyerupai sifat-
         sifat sistem yang dipertimbangkan, tetapi tidak sama dengan sistem.
         Model dikembangkan dengan tujuan untuk studi tingkah-laku sistem dan
         interaksinya antara satu dengan yang lain. Jadi pengembangan model
         adalah pendekatan yang tersedia untuk mendapatkan pengetahuan yang
         layak akan sistem tanaman. Model             berperanan penting        dalam
         pengembangan teori karena berfungsi sebagai konsep dasar yang menata
         rangkaian aturan yang digunakan untuk menggambarkan sistem (Sitompul,
         2006 : 9).
               Model merupakan penjabaran sederhana dari berbagai bentuk
         hubungan dan interaksi antar komponen dalam suatu sistem. Bila bentuk
         hubungan ini diketahui dengan baik, maka dapat disusun menjadi suatu
         persamaan matematis untuk menjabarkan berbagai asumsi yang ada.
         Deskripsi matematik dari      karakteristik suatu sistem    disebut   model
         matematik. Model matematika terdiri dari simbol-simbol dan persamaan
         matematika     untuk menggambarkan sistem (Noordwijk, dan Lusiana,
         2008).
                                          28
     Menurut Stewart (2001 : 18), tujuan model matematika adalah
memahami suatu fenomena dan membuat prakiraan tentang perilaku di
masa depan. Menurut Lukmanto (2003 :9) dari model yang didapat
dicari solusinya, baik dengan cara analitis maupun secara     numeris.
Penyelesaian analitis dari suatu model matematika adalah penyelesaian
yang didapat dari manipulasi aljabar terhadap persamaan dasar sehingga
didapat suatu penyelesaian yang berlaku untuk setiap titik dalam domain
yang menjadi perhatian. Penyelesaian numeris adalah penyelesaian akhir
yang paling diharapkan hal ini dikarenakan banyak masalah di lapangan
yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan penyelesaian analitis
yang disebabkan oleh kompleknya masalah yang dihadapi.
     Menurut Lukmanto (2003 : 17-18) kecocokan model terhadap
fenomena/peristiwa alam tergantung dari ketepatan formulasi persamaan
matematis dalam mendeskripsikan fenomena/peristiwa yangdimodelkan.
                 Gambar 2.1 Proses Pemodelan
     Gambar     2.1 mengilustrasikan proses pemodelan matematika.
Diberikansuatu persoalan dunia nyata, tahap pertama yang dilakukan
                              29
        adalah merumuskanmodel matematika dengan cara          mengenali    dan
        menamai variabel bebas        dan takbebas, membuat anggapan yang
        menyederhanakan fenomena seperlunya sehinggamembuatnya             dapat
        tertelusuri secara matematika. Selanjutnya mengaitkanvariabel-variabel
        tersebut    untuk   memperoleh    persamaan   matematikanya    dengan
        menggunakan asumsi-asumsi yang telah dibuat. Tahap ke dua, pada model
        yang telah diperoleh kemudian dirumuskan dengan tujuan memperoleh
        kesimpulan     matematika. Tahap ke tiga, kesimpulan matematika yang
        telah diperoleh tersebutditafsirkan sebagai informasi tentang fenomena
        dunia      nyata yang semula dengan cara menyodorkan penjelasan atau
        membuat prakiraan. Langkah terakhir     adalah menguji prakiraan yang
        dibuat dengan cara melakukan pengecekan terhadap data nyata yang
        baru. Jika prakiraan yang dihasilkan sebanding dengan kenyataan, maka
        dapat juga memperhalus model atau merumuskan model baru dan
        memulaidaur kembali untuk menghasilkan model yang lebih baik lagi
        dibandingkan dengan model sebelumnya.
2.4.2   Model matematika yang berkaitan dengan Persamaan linear satu
        variabel
                Berbagai macam persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat
        diselesaikan dengan menggunakan persamaan Linear Satu Variabel. Untuk
        itu kita harus menerjemahkan masalah tersebut dalam model matematika
        khususnya berbentuk persamaan Linear Satu Variabel. Kemudian
                                         30
       persamaan tersebut diselesaikan dan perlu diingat bahwa hasilnya perlu
       disesuaikan dengan ciri atau karakter dari permasalahan tersebut.
             Setelah diketahui bahwa karakteristik masalahnya berkaitan dengan
       model matematika yang berbentuk persamaan kuadrat, langkah-langkah
       pemecahan masalah selanjutnya adlah sebagai berikut :
       1.    Nyatakan besaran yang ada dalam masalah sebagai variabel
             (dilambangkan dengan huruf-huruf) untuk mendapatkan hubungan
             atau ekspresi matematikanya
       2.    Rumuskan persamaan linear satu variabel yang merupakan model
             matematika dari masalah
       3.    Tentukan penyelesaian dari model matematika persamaan linear satu
             variabel yang diperoleh pada langkah dua
       4.    Tafsirkan hasil-hasil yang diperoleh pada langkah tiga terhadap
             masalah semula.
2.5   Penelitian yang Relevan
            Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalaah
      sebagai berkut:
      1.    Penelitian yang dilakukan oleh Marus (2012) dengan judul“Upaya
            meningkatkan hasil belajar membandingkan pecahan melalui metode
            kooperatif tipe NHT pada siswa kelas III SDI Tonggong Dole tahun
            pelajaran   2011/2012”.    Penelitian   tersebut   bertujuan   untuk
                                       31
     mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
     NHT yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar
     matematika siswa kelas III SDI Tonggong Dole tahun peajaran
     2011/2012 pada materi membandingkan pecahan.Hasil penelitian ini
     adalah sebagai berikut, pada siklus I, persentase ketuntasan belajar
     klasikal siswa adalah 66,67% dan aktivitas siswa 58,30%. Hasil
     penelitian pada siklus II menunjukan persentase ketuntasan belajar
     sebesar 93,33% dan aktivitas siswa 85%. Dari penelitian ini diperoleh
     kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode kooperatif tipe NHT
     dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas III
     SDI Tonggong Dole tahun pelajaran 2011/2012 pada materi
     membandingkan pecahan.
2.   Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) dengan judul
     “Upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung
     penjumlahan dan         pengurangan bilangan tiga angka dengan
     menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa
     kelas III MIS Salahuddin Nangalili tahun pelajaran 2014/2015”.
     Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuipenerapanmetodepembelaj
     arankooperatiftipeNHTdapatmeningkatkanhasilbelajarmatematikamat
     erioperasihitungpenjumlahandanpenguranganbilangantigaangkapadaSi
     swa     Kelas     III    MIS      SalahuddinNangaliliTahunPelajaran
     2014/2015.Hasilpenelitiandari    siklus   Isampaidengan   siklus   II
     menunjukanbahwahasilbelajarsiswamengalamipeningkatan            yang
                                 32
          terlihatpadapeningkatan                    nilai                   rata-rata
          danketuntasanbelajarklasikal.Pada siklus I, nilai rata-rata yang
          dicapaisiswa adalah 64 sedangkanpada siklus II nilai rata-rata
          tersebutmengalamipeningkatanmenjadi             69,25.    Pada   siklus     I,
          ketuntasanbelajarklasikal        yang       dicapaisiswaadalah            75%
          sedangkanpada siklus II meningkat menjadi 90%dantelah melampaui
          indikator keberhasilanpenelitian yang telahditetapkanyaitu sekurang-
          kurangnya 85%siswatuntas. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa
          penerapanmetodepembelajarankoperatif                     tipe         NHT
          meningkatkanhasilbelajarmatematikamateripenjumlahandanpengurang
          anbilangantigaangkasiswa                kelas              III            MIS
          SalahuddinNangalilitahunpelajaran 2013/2014.
2.6 Kerangka Berpikir
           Matematika adalah salah satu mata pelajaran pokok di sekolah
    menengah. Dengan mempelajari matematika, siswa diharapkan agar mampu
    memahami konsep-konsep matematika, memahami hubungan antara konsep
    tersebut, menyelesaikan contoh-contoh persoalan matematika, serta mampu
    mengaplikasikan pemahamannya dalam mengatasi persoalan-persoalan
    matematika yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
           Pembelajaran matematika di kelasVII SMPN 7 RUTENG - CUMBI
    tahun ajaran 2016/2017 tidak berjalan seperti yang diharapkan, dimana
    sebagian besar siswa belum memahami materi tentang menyelesaikan model
    matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu
                                      33
variabel dan penafsirannya.Hal ini terjadikarena kegiatan pembelajaran yang
diterapkan masih bersifat tradisional dimana pembelajaran terpusat pada
guru, sedangkan siswa tidak mengambl bagian secara aktif dalam
pembelajaran matematika. Hal ini yang mengakibatkan siswa harus
menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui bagaimana proses terbentuknya
rumus tersebut. Pengalaman belajar seperti ini berdampak pada rendahnya
prestasi belajar siswa.
       Rendahnya hasil belajar merupakan masalah utama pembelajaran
 matematika di kelasVII SMPN 7 RUTENG - CUMBI tahun ajaran
 2016/2017. Rendahnya hasil belajar matematika yang dialami siswa
 disinyalir sebagai akibat dari lemahnya proses pembelajaran yang dilakukan
 selama ini yang terlalu monoton dan berpusat pada guru. Artinya, guru lebih
 banyak menjelaskan konsep sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat,
 dan mengerjakan tugas. Akhirnya matematika itu terkesan begitu abstrak
 bagi siswa. Siswa kurang diberi ruang untuk melakukan interaksi edukatif
 dengan sumber belajar lain selain guru misalnya berdiskusi dan kerja sama
 dengan siswa lainnya. Yang terjadi selam ini adalah siswa belajar dan
 mengerjakan tugas secara individual. Dalam kondisi seperti ini, siswa-siswa
 yang kemampuan matematisnya lemah akan mengalami kesulitan yang
 cukup berarti. Selain itu, selama ini guru kurang memberi tantangan kepada
 siswa dalam proses belajarnya. Maksudnya, siswa tidak diberi kesempatan
 yang sama untuk menjawab atau mengerjakan soal di papan. Dalam hal ini,
 guru lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pandai
                                  34
     untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di papan. Akibatnya,
     siswa yang kemampuan matematisnya lemah tidak merasa tertantang dan
     termotivasi untuk belajar atau mengejakan tugas.
          Salah satu metode yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah
     tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Metode ini
     dianggap tepat karena beberapa pertimbangan: pertama, melalui metode ini
     siswa diberi ruang untuk bekerja sama dan berdiskusi menyelesaikan
     masalah atau soal yang ada. Di sini, siswa dapat belajar dari siswa lain yang
     dianggap    pandai     dan    siswa    yang     dianggap     dilatih   untuk
     mengkomunikasikan apa yang dipahaminya kepada siswa lain. Kedua,
     melalui metode ini, siswa didorong untuk belajar karena prestasi kelompok
     sangat ditentukan oleh tanggung jawab masing-masing anggota kelompok.
     Ketiga, melalui metode ini, siswa mempunyai tanggung jawab dan
     kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan. Keempat, melalui
     metode ini siswa dikondisikan untuk belajar secara aktif dari berbagai
     sumber belajar yang ada.
          Berdasarkan uraian tersebut patut diduga bahwa penerapan metode
     pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat mengatasi masalah pembelajaran
     matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelasVII
     SMPN 7 RUTENG - CUMBI tahun ajaran 2016/2017.
2.7 Hipotesis Tindakan
          Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran
     kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
                                       35
menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan linear satu variabel dan penafsirannyabagi siswa kelasVII SMPN
7 RUTENG - CUMBI tahun ajaran 2016/2017.
                                36
                                        BAB III
                             METODE PENELITIAN
3.1     Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1    Jenis Penelitian
               Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Menurut
         McNiff (Kusumah dan Dwitagama, 2010: 8), PTK merupakan suatu
         bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri
         untuk mengembangkan keahlian mengajarnya demi peningkatan hasil
         belajar siswa.
               Menurut Suhardjono (Asrori, 2007: 5),PTK merupakan penelitian
         yang didasarkan pada           masalah nyata yang dialami guru dalam
         pembelajaran di kelas dan bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
         hasil pembelajaran di kelas.
               Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang yang
         dilakukan guru di kelasnya yang dilakukan dengan jalan merancang,
         melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
         partisipatif dan bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang
         ditemukan dalam proses pembelajaran.
3.1.2 Desain Penelitian
               Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain PTK
         model Kemmis dan Mc Taggart. Pada dasarnya, desain model Kemmis
         dan McTaggart ini terbentuk siklus-siklus yang masing-masing siklus
                                           37
terdiri dari dari empat tahapan yang saling berkaitan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kekhasan desain PTK model
Kemmis dan McTaggart adalah pada penyatuan komponen acting
(tindakan) dengan observing (pengamatan). Penyatuan ini lebih berkaitan
dengan pelaksanaannya dan bukan penyatuan substansinya. Walaupun
kedua komponen tersebut berbeda satu sama lain keduanya dilakukan
dalam satu kesatuan waktu. Berikut ini adalah gambar desain PTKmodel
Kemmis dan McTaggart.
                              Gambar 3.1
       Gambar 3.1 DesainPenelitianKemmisdanMcTaggart
                  (Kusumah dan Dwitagama, 2010: 21).
      Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa pelaksanaan PTK
dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan,
dan   refleksi.     Keempat    komponen    tersebut    membentuk     sebuah
siklus.Pelaksanaan siklus II sangat tergantung pada hasil refleksi siklus I.
Dapat pula dikatakan bahwa hasil refleksi siklus I akan menjadi umpan
                                  38
       balik atau masukan dalam menyusun kegiatan perencanaan selanjutnya
       (rencana hasil revisi) untuk siklus II.
3.2   Prosedur Penelitian
             Siklus merupakan untaian kegiatan         yang terdiri atas tahap
      perencanaan, pelaksanaan tindakan dan          pengamatan, dan refleksi.
      Komponen-komponen tersebut akan diuraikan secara lebih lanjut berikut
      ini.
      1.     Perencanaan Tindakan
                  Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam melaksanakan
             suatu siklus. Tahap perencanaan ini dirancang berbagai perangkat
             pembelajaran yang akan dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Hal-
             hal yang dirancang dalam kegitatan perencanaan ini meliputi:
             1)   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat dengan
                  berfokus pada penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
                  NHT.
             2)   Lembar kerja siswa.
             3)   Lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran
             4)   Soal postes setiap siklus
             5)   Pedoman penilaian.
      2.     Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
                  Tahap ini merupakan tahap melaksanakan proses pembelajaran.
             Pelaksanaan proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah
             dibuat sebelumnya sehingga akan dapat diketahui apakah penerapan
                                         39
     metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil
     belajar siswa atau tidak. Secara umum, deskripsi pelaksanaan proses
     pembelajaran adalah sebagai berikut.
           Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran dilaksanakan
     dalam tiga kegiatan penting yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan
     kegiatan     penutup.   Selama     proses     pembelajaran       berlangsung,
     dilangsungkan pula proses pengamatan. Pengamatan bertujuan untuk
     mengumpulkan data mengenai pelaksanaan proses pembelajaran.
     Fokus      pengamatan    adalah    pada     soal       keterlaksanaan   proses
     pembelajaran. Dari hasil pengamatan tersebut akan diketahui apakah
     guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
     rancangan RPP atau tidak atau apakah guru telah melaksanakan proses
     pembelajaran menerapkan metode pembelajaran NHT dengan sebaik-
     baiknya. Proses pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan
     lembar/pedoman pengamatan yang telah disiapkan oleh peneliti.
     Pengamatan ini dilakukan oleh seorang pengamat yang merupakan
     rekan sejawat peneliti di sekolah tersebut.
3.   Refleksi
           Pada     tahap    refleksi   ini,     peneliti     bersama    pengamat
     mendiskusikan temuan-temuan yang diperoleh dari pelaksanaan
     tindakan dan tes hasil belajar. Temuan yang dimaksud berkaitan
     dengan data hasil belajar siswa dan data hasil pengamatan
     keterlaksanaan proses pembelajaran pada siklus I. Melalui diskusi
                                   40
          tersebut akan terungkap kelebihan maupun kelemahan proses
          pelaksanaan maupun hasil belajar siswa setelah diberikan tindakn.
          Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa maka digunakan standar
          keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Hasil refleksi ini akan
          menjadi rekomendasi untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
          Penelitian tindakan kelas inidilakukan di SMPN 7 RUTENG -
     CUMBI, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. Selama beberapa tahun
     terakhir, masalah utama yang dialami guru dan siswa dalam proses
     pembelajaran adalah rendahnya hasil belajar matematika khususnya di kelas
     VII. Keprihatinan akan masalah inilah yang menjadi dasar peneliti memilih
     sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian tindakan kelas ini. Penelitian
     tindakan kelas dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
     NHTini dilaksanakan pada bulan September 2016.
3.3 Subyek Penelitian
          Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelasVII SMPN 7
     RUTENG - CUMBI tahun ajaran 2016/2017. Jumlah peserta didiknya
     adalah 20 orang.Berdasarkan data hasil ulangan kelas VII SMPN 7
     RUTENG – CUMBItiga tahun terakhir, untuk kompetensi dasar
     menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
     persamaan linear satu variabel dan penafsirannyanilainya cenderung rendah.
3.4 Data dan Sumber Data
                                      41
         Ada dua macam data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu
    data hasil belajar siswa dan data keterlaksanaan pembelajaran. Data hasil
    belajar merupakan data kuantitatif berupa nilai yang diperoleh siswa. Data
    keterlaksanaan proses pembelajaran proses pembelajaran merupakan data
    kualitatif karena bentuknya berupa pernyataan yang menggambarkan proses
    pembelajaran berlangsung.
         Data dalam penelitian tersebut bersumber dari subyek penelitian.
    Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini adalah data menganai
    latar belakang siswa dan identitas sekolah yang diperoleh melalui studi
    dokumen.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
         Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes
    dan teknik observasi. Teknik tes ini dilakukan dengan cara membagikan
    lembaran soal tes untuk dikerjakan siswa dalam batas waktu tertentu. Tes
    diberikan pada awal kegiatan sebelum tindakan untuk mengetahui
    kemampuan awal siswa, dan pada akhir setiap siklus. Data hasil tes awal
    juga berfungsi sebagai data pembanding terhadap data hasil tes setelah
    tindakan sehingga akan diketahui apakah terjadi perubahan atau tidak
    setelah diberikan tindakan pada setiap siklus. Tes yang diberikan pada akhir
    setiap siklus bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa sehingga akan
    diketahui apakah terjadi pengingkatan atau tidak setelah diberikan tindakan
    tertentu. Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan data selama
    proses pembelajaran. Dalam penelitian baik data aktivitas siswa maupun
                                     42
        data kemampuan guru mengajar. Observasi ini dilakukan pada saat proses
        pembelajaran berlangsung.
3.6     Instrumen Pengumpulan Data
              Berdasarkan    teknik   pengumpulan      data   tersebut,   instrumen
        pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal tes
        dan lembar observasi. Soal-soal tes bertujuan untuk mengukur hasil belajar
        siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis dengan soal
        berbentuk isian.Lembar observasi digunakan untuk menjaring data
        keterlaksanaan proses pembelajaran. Untuk kepentingan ini maka disusun
        soal tes dan format lembar observasi untuk proses belajar mengajar.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1    Data Hasil Tes
               Untuk menganalisis data hasil tes digunakan analisis statistik
         sederhana. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui ketuntasan
         belajar individual maupun persentase belajar klasikal siswa. Ketuntasan
         belajar individual dan belajar klasikal dianalisis dengan menggunakan
         rumus sebagai berikut.
         1.    Ketuntasan Belajar Individual (KBI) dihitung dengan menggunakan
               rumus:
                        𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
               𝐾𝐵𝐼 =                                        × 100
                                 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
         2.    Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) dihitung menggunakan rumus:
                            𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
                   𝐾𝐵𝐾 =                             × 100%
                              𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
                                         43
3.7.2    Data Hasil Observasi
             Data hasil observasi dalam penelitian ini dianalisis dengan
        menggunakan analisis kualitatif. Analisis tersebut dilakukandengan cara
        mendeskripsikan apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran
        sesuai dengan RPP yang telah dilakukan atau tidak. Hasil analisis tersebut
        akan menjadi rekomendasi untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
3.8 Indikator Keberhasilan
             Dalam penelitian ini, ada dua standar ketuntasan belajar yang
        digunakan yaitu ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar
        klasikal. Siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila minimal
        mencapai nilai 60, sedangkan kelas dikatakan tuntas belajar apabila 85%
        siswa mencapai ketuntasan belajar secara individual.
                                         44
                                      BAB IV
                   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1     Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1    Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
               Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, penelitian ini
         dilaksanakan dalam bentuk siklus-siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
         empat tahapan penting yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
         observasi, dan refleksi.
         1.    Perencanaan
                     Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam melaksanakan
                                        45
     suatu siklus. Pada tahap perencanaan ini dirancang berbagai
     perangkat pembelajaran yang akan dibutuhkan dalam proses
     pembelajaran. Hal-hal yang dirancang dalam kegitatan perencanaan
     siklus I meliputi:
     1)    MenyusunRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
           digunakan sebagai bahan acuan bagi guru untuk melaksanakan
           kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan secara
           efektif dan efisien.
     2)    Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan siswa
           pada saat diskusi kelompok dengan tujuan mempermudah
           siswa dalam memahami konsep yang berkaitan dengan materi,
           dan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang
           diberikan.
     3)    Menyiapkan      lembar      observasi   keterlaksanaan   proses
           pembelajaran untuk dijadikan pedoman dalam mengamati dan
           menilai aspek-aspek dalam kegiatan pembelajaran.
     4)    Menyusunsoal tes siklus I untuk mengukur hasil belajar siswa
           terhadap materi yang diajarkan.
     5)    Menyiapkan pedoman penilaian untuk memperoleh informasi
           mengenai hasil tes pada siklus I.
2.   Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
     a.    Pelaksanaan Tindakan
                                  46
      Pelaksanaan tindakan merupakan tahap melaksanakan
proses pembelajaran berdasarkan rencana yang telah dibuat.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran tersebut, peneliti
menerapkan metode pembelajaran koperatif tipe NHT.
Pelaksanaan proses pembelajaran tersebut mengikuti acuan
RPP yang telah dibuat sebelumnya.
      Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I ini adalah
pada tanggal 12November 2016. Yang menjadi guru dan
melaksanakan proses pembelajaran tersebut adalah peneliti
sendiri.
      Kompetensi dasar yang dipelajari pada pembelajaran
siklus I ini adalahmenyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel
dan penafsirannya.
      Indikator pembelajarannya adalahMenyelesaikan model
matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan
linear satu variabel dan penafsirannya
      Proses pembelajaran siklus I ini dibagi dalam tiga
kegiatan penting yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
      Pada kegiatan awal, peneliti mendata kehadiran siswa
dengan mengisi daftar presensi. Dari daftar presensi diketahui
bahwa semua siswa kelas VII hadir mengikuti proses belajar
                     47
mengajar pada siklus I ini. Kemudian, guru mempersiapkan
dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru
melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi persamaan kuadrat.Siswa terlihat antusias
menjawab pertanyaan guru.Namun demikian, ada sebagian
siswa yang sudah lupamengenai materi tentang persamaan
kuadrat.Selanjutnya, guru menyampaikan materi pokok dan
tujuan pembelajaran.
     Proses pembelajaran pada kegiatan inti mengikuti
langkah-langkah penerapan metode pembelajaran koperatif
tipe NHT. Langkah-langkah penerapan metode kooperatif tipe
NHT meliputi fase penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir
bersama, dan menjawab.
     Sebelum masuk ke fase penomoran, guru menjelaskan
materi mengenai menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel
dan penafsirannya.
     Pada fase penomoran, guru membagi siswa ke dalam 8
kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau
5 orang siswa. Guru membagi siswa-siswa ini dengan
mempertimbangkan variasi kemampuan dan jenis kelamin
sehingga di setiap kelompok terdapat siswa yang pandai,
cukup pandai, dan kurang pandai sesuai dengan rekam hasil
                       48
belajar siswa sebelumnya atau ada sebagian perempuan dan
sebagian laki-laki. Kemudian, guru memberikan nomor kepada
masing-masing siswa dalam kelompok.
     Pada fase pengajuan pertanyaan, guru mengajukan
pertanyaan   kepada        siswa   mengenai      mengenai   materi
menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan persamaan linear satu variabel dan penafsirannya
Pertanyaan-pertanyaan        tersebut   dibuat     dalam    bentuk
LKS.Jumlah pertanyaan yang disediakan adalah 3 nomor soal.
     Pada fase berpikir bersama, siswa berdiskusi, bertukar
pendapat untuk mengerjakan LKS. Setiap kelompok berupaya
untuk mengerjakan dan menguasai penyelesaian soal-soal
tersebut. Karena itu, guru memberi penegasan agar setiap
kelompok terlibat dalam proses tersebut dan menguasai
penyelesaian soal-soal tersebut agar nanti dapat menjawab
pertanyaan dari guru. Selama proses diskusi ini, masing-
masing kelompok serius mengerjakan LKS tersebut.
     Pada fase menjawab, guru menyebutkan kelompok dan
memanggil nomor tertentu untuk menjawab pertanyaan kepada
seluruh kelas.Siswa yang diminta mengangkat tangan dan
menjawab pertanyaan tersebut.Ada beberapa siswa yang dapat
menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru sesuai
dengan LKS.Selanjutnya, guru meminta siswa yang menjawab
                      49
              untuk menuliskan langkah-langkah penyelesaiannya dan
              menjelaskan langkah-langkah tersebut.Ada beberapa siswa
              yang menulis jawabandan langkah-langkah penyelesaian
              dengan benar tetapi tidak dapat menjelaskan langkah-langkah
              tersebut kepada teman-temannya. Untuk itu, guru meminta
              siswa dari kelompok lain yang bisa menjelaskannya.
                   Pada kegiatan penutup, guru memfasilitasi siswa dalam
              membuat        rangkuman,      mengarahkan,     dan     memberikan
              penegasan dan penguatan kepada siswa.
                   Untuk mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi
              dasar tersebut dilakukan tes hasil belajar.Tes tersebut
              dilaksanakan pada tanggal13November 2016.Soal tes yang
              diberikan berbentuk uraian, berjumlah 2 nomor soal dan
              dikerjakan secara individual dalam waktu 2 × 45 menit.
                   Selengkapnya, data nilai tes hasil belajar pada siklus I
              dapat dilihat pada lampiran 6.Tabel berikut ini adalah
              gambaran singkat pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I.
                                 Tabel 4.1
                  Data hasil belajar siswa pada siklus I
 Nilai yang dicapai siswa      Jumlah Siswa      Persentase         Keterangan
            <60                     5               25%             Tidak tuntas
            ≥ 60                    15              75%               Tuntas
Jumlah siswa yang ikut tes          20
       Nilai rata-rata              64
                                    50
                Data pada tabel di atas menunjukan bahwa sebagian
          besar atau 75% siswa tuntas pada siklus I ini.Nilai rata-rata
          secara klasikal adalah 64.
     b.   Pengamatan
                Untuk    mengumpulkan        data   keterlaksanaan   proses
          pembelajaran dilakukan observasi atau pengamatan. Karena
          itu, observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
          tindakan.Aspek keterlaksanaan pembelajaran yang diamati
          adalah hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah proses
          pembelajaran    khususnya        mengenai   penerapan      metode
          pembelajaran koperatif tipe NHT.
                Hasil pengamatan menunjukan bahwa guru telah
          melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan
          langkah-langkah penerapan metode pembelajaran koperatif
          tipe NHT. Hanya ada beberapa hal yang belum secara optimal
          dilakukan guru yaitu membimbing diskusi kelompok dan
          merespon pertanyaan siswa dengan baik. Hasil pengamatan
          terhadap keterlaksanaan proses pembelajaran pada siklus I ini
          dapat dilihat pada lampiran 4.
3.   Refleksi
          Pada tahap ini, peneliti bersama pengamat mengevaluasi
     proses dan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I.
     Mengevaluasi maksudnya menimbang dan menilai keberhasilan
                               51
ataupun kekurangan yang terjadi pada aspek proses dan hasil belajar
yang dicapai siswa pada siklus I.
     Hasil     observasi     keterlaksanaan    proses      pembelajaran
menunjukan bahwa guru telah melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik sesuai dengan langkah-langkah proses pembelajaran
menurut RPP.
     Namun demikian, ada beberapa kelemahan yang muncul pada
aspek proses pembelajaran ini adalah :
     1.      Guru kurang membimbing diskusi kelompok. Saat siswa
             berdiskusi mengerjkan LKS, guru lebih banyak berada
             atau berdiri di depan kelas sehingga siswa yang di
             belakang ada yang tidak serius mengerjakan LKS.
             Bahkan ada siswa yang mengganggu kelompok lainnya
             sehingga timbul kegaduhan.
     2.      Guru kurang merespon pertanyaan siswa dengan
             baik.Dalam hal ini, ketika siswa mengajukan pertanyaan
             yang kurang jelas baik dari segi maksud maupun bahasa
             yang digunakan guru langsung mengatakan bahwa
             pertanyaan    tersebut   tidak   jelas.Guru    juga   tidak
             memberikan ketegasan kepada siswa yang menertawai
             temannya yang mengajukan pertanyaan atau pendapat
             yang mungkin kurang jelas maksud dan bahasa yang
                            52
                           digunakan.Karena itu, untuk pertemuan selanjutnya, guru
                           perlu memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
                    Hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I ini cukup baik,
             dari 20 orang siswa kelas VII yang mengikuti tes, 15 orang atau 75%
             diantaranya tuntas. Ini artinya lebih dari separuh siswa kelas VII
             yang tuntas pada siklus I ini.Nilai rata-rata yang dicapai adalah 64.
                    Namun demikian, ketuntasan belajar klasikal yang dicapai
             siswa pada siklus I ini belum mencapai indicator keberhasilan
             penelitian     yang   telah    ditetapkan.Indikator   minimal    untuk
             menunjukan bahwa penelitian ini berhasil adalah apabila sekurang-
             kurangnya 85% siswa kelas VII tuntas belajar atau mencapai nilai
             sekurang-kurangnya 60.
                    Dengan belum tercapainya indikator keberhasilan penelitian
             yang telah ditetapkan maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan
             penelitian ini ke siklus berikutnya.Sesuai dengan refleksi siklus I
             maka pelaksanaan pembelajaran siklus            II difokuskan pada
             peningkatan hasil belajar siswa dengan mengoptimal proses
             pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran koperatif tipe
             NHT.
4.1.2   Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
             Siklus   II    dilaksanakan    dalam   tahap-tahap    sebagai   berikut:
        perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.
        1.   Perencanaan
                                           53
           Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam melaksanakan
     suatu siklus. Pada tahap perencanaan ini dirancang berbagai
     perangkat pembelajaran yang akan dibutuhkan dalam proses
     pembelajaran. Hal-hal yang dirancang dalam kegitatan perencanaan
     siklus II meliputi:
     1)    Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
           digunakan sebagai bahan acuan bagi guru untuk melaksanakan
           kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan secara
           efektif dan efisien.
     2)    Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan siswa
           pada saat diskusi kelompok dengan tujuan mempermudah
           siswa dalam memahami konsep yang berkaitan dengan materi,
           dan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang
           diberikan.
     3)    Menyiapkan      lembar      observasi   keterlaksanaan   proses
           pembelajaran untuk dijadikan pedoman dalam mengamati dan
           menilai aspek-aspek dalam kegiatan pembelajaran.
     4)    Membuat soal tes siklus II untuk mengukur hasil belajar siswa
           terhadap materi yang diajarkan.
     5)    Menyiapkan pedoman penilaian untuk memperoleh informasi
           mengenai hasil tes pada siklus II.
2.   Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
     a.    Pelaksanaan Tindakan
                                  54
        Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan
proses      pembelajaran.     Proses       pembelajaran    tersebut
dilaksanakan dengan mengikuti pedoman dalam RPP yang
telah    dibuat   sebelumnya.     Dalam     melaksanakan    proses
pembelajaran      tersebut,     peneliti    menerapkan     metode
pembelajaran koperatif tipe NHT.
        Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I ini adalah
pada tanggal 17November 2016. Yang menjadi guru dan
melaksanakan proses pembelajaran tersebut adalah peneliti
sendiri.
        Kompetensi dasar yang dipelajari pada pembelajaran
siklus II ini adalah menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu
variabeldan penafsirannya.
        Indikator pembelajarannya adalahmenyelesaikan model
matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan
linear satu variabel dan penafsirannya
        Proses pembelajaran siklus I ini dibagi dalam tiga
kegiatan penting yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
        Pada kegiatan awal, peneliti mendata kehadiran siswa
dengan mengisi daftar presensi untuk memastikan kehadiran
siswa.Pada pertemuan siklus II, semua siswa kelas II hadir
                      55
mengikuti        pelajaran   matematika.Kemudian,       guru
mempersiapkan dan memotivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab dengan siswa mengenai persamaan linear satu variabel.
Berdasarkan pengamatan peneliti, ada sebagian siswa yang
sudah lupa mengenai materi persamaan linear satu variabel
.Untuk itu, guru meminta siswa yang masih ingat untuk
mengerjakan satu contoh soal di papan tulis.Selanjutnya, guru
menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran.
     Proses pembelajaran pada kegiatan inti mengikuti
langkah-langkah penerapan metode pembelajaran koperatif
tipe NHT. Langkah-langkah penerapan metode kooperatif tipe
NHT meliputi fase penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir
bersama, dan menjawab.
     Sebelum masuk ke fase penomoran,guru menjelaskan
materi mengenai menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan persamaan linear satu variabel dan
penafsirannya.
     Pada fase penomoran, guru membagi siswa ke dalam 8
kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau
5 orang siswa. Guru membagi siswa-siswa ini dengan
mempertimbangkan variasi kemampuan dan jenis kelamin
sehingga di setiap kelompok terdapat siswa yang pandai,
                      56
cukup pandai, dan kurang pandai sesuai dengan rekam hasil
belajar siswa sebelumnya atau ada sebagian perempuan dan
sebagian laki-laki. Kemudian, guru memberikan nomor kepada
masing-masing siswa dalam kelompok.
      Pada fase pengajuan pertanyaan, guru mengajukan
pertanyaan arahan kepada siswamengenai menyelesaikan
model matematika dari masalah yang berkaitanpersamaan
linear satu variabel dan penafsirannya.Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dibuat dalam bentuk LKS.Jumlah pertanyaan yang
disediakan adalah 3 nomor soal.
      Pada fase berpikir bersama, siswa berdiskusi, bertukar
pendapat untuk mengerjakan LKS. Setiap kelompok berupaya
untuk mengerjakan dan menguasai penyelesaian soal-soal
tersebut. Karena itu, guru memberi penegasan agar setiap
kelompok terlibat dalam proses tersebut dan menguasai
penyelesaian soal-soal tersebut agar nanti dapat menjawab
pertanyaan dari guru. Selama proses diskusi ini, guru
membimbing siswa dari satu kelompok ke kelompok lainnya
sehingga proses tersebut berjalan secara efektif.
      Pada fase menjawab, guru memanggil nomor tertentu
untuk menjawab pertanyaan kepada seluruh kelas.Siswa yang
diminta mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan
tersebut.Berdasarkan pangamatan peneliti, ada beberapa siswa
                     57
yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan
guru sesuai dengan LKS.Namun, ada juga beberapa siswa yang
menjawab dengan salah. Untuk itu guru meminta mereka
untuk menuliskan langkah penyelesaian yang mereka gunakan
sehingga akan diketahui dimana letak kesalahannya. Ternyata,
kesalahan yang dilakukan siswa adalah kurang memahami
bagaimana merumuskan model matematika dari masalah.
Untuk siswa yang menjawab dengan benar, guru meminta
mereka untuk menuliskan langkah-langkah penyelesaiannya
dan menjelaskan langkah-langkah tersebut.Ada beberapa siswa
yang menulis jawabandan langkah-langkah penyelesaian
dengan benar tetapi tidak dapat menjelaskan langkah-langkah
tersebut kepada teman-temannya. Untuk itu, guru meminta
siswa dari kelompok lain yang bisa menjelaskannya.
     Pada kegiatan penutup, guru memfasilitasi siswa dalam
membuat    rangkuman,     mengarahkan,     dan   memberikan
penegasan dan penguatan kepada siswa.
     Untuk mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi
dasar tersebut dilakukan tes hasil belajar.Tes tersebut
dilaksanakan pada tanggal18November 2016.Soal tes yang
diberikan berbentuk uraian, berjumlah 2 nomor soal dan
dikerjakan secara individual dalam waktu 2 × 45 menit.
                    58
                        Selengkapnya, data nilai tes hasil belajar pada siklus I
                dapat dilihat pada lampiran 12.Tabel berikut ini adalah
                gambaran singkat pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I
                                   Tabel 4.2
                    Data hasil belajar siswa pada siklus II
Nilai yang dicapai siswa        Jumlah Siswa      Persentase    Keterangan
             <60                       2             10%        Tidak tuntas
             ≥ 60                     18             90%           Tuntas
Jumlah siswa yang ikut tes            20
      Nilai rata-rata                69,25
                        Berdasarkan data pada tabel di atas, hasil belajar pada
                siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup berarti dimana
                90% siswa tuntas secara individual atau memperoleh nilai
                sekurang-kurangnya 60. Nilai rata-rata secara klasikal adalah
                69,25.
        b.      Pengamatan
                        Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
                tindakan untuk mengumpulkan data keterlaksanaan proses
                pembelajaran. Aspek keterlaksanaan pembelajaran             yang
                diamati adalah hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah
                proses pembelajaran khususnya mengenai penerapan metode
                pembelajaran koperatif tipe NHT.
                                      59
                 Hasil pengamatan menunjukan bahwa guru telah
           melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan
           langkah-langkah penerapan metode pembelajaran koperatif
           tipe NHT. Lebih dari itu, guru telah memperbaiki kekurangan
           yang terjadi pada siklus I. Hasil pengamatan terhadap
           keterlaksanaan proses pembelajaran pada siklus I ini dapat
           dilihat pada lampiran 13.
3.   Refleksi
           Proses pembelajaran pada siklus II ini telah dilaksanakan
     sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP. Guru telah menerapkan
     metode pembelajaran koperatif tipe NHT dengan baik. Bahkan guru
     telah memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dalam hal
     ini, guru telah membimbing diskusi kelompok sehingga proses
     tersebut berjalan efektif. Selain itu, guru telah merespon pertanyaan
     siswa dengan baik dan bahkan medorong siswa untuk berani
     bertanya dan tidak takut salah.
           Hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II ini mengalami
     peningkatan yang cukup berarti.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
     dan ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Nilai rata-rata
     yang dicapai siswa pada siklus II ini adalah 69,25 sedangkan
     ketuntasan belajar klasikalnya adalah 90%. Hal ini terjadi karena
     proses diskusi dalam masing-masing kelompok koperatif sudah
     berjalan secara efektif. Hal ini didukung pula oleh upaya guru untuk
                                60
             membimbing siswa secara intensif. Ketuntasan belajar kalsikal yang
             dicapai siswa pada siklus II ini telah melampaui indikator
             keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yaitu apabila sekurang-
             kurangnya 85% siswa kelas VII tuntas belajar atau mencapai nilai
             sekurang-kurangnya 60.
                   Dengan tercapainya indikator keberhasilan penelitian yang
             telah ditetapkan maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan
             penelitian ini ke siklus berikutnya.Untuk lima orang siswa yang
             belum tuntas, selain memberikan bimbingan individual peneliti juga
             meminta teman yang berkemampuan lebih untuk membantu.Karena
             itu, peneliti memberi tugas tambahan kepada mereka untuk
             memperkuat pemahaman mereka tentang materi yang telah
             dipelajari.
4.2   Pembahasan
            Hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukan
      bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang terlihat pada
      peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal. Pada siklus I, nilai
      rata-rata yang dicapai siswa adalah 64 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
      tersebut mengalami peningkatan menjadi 69,25. Pada siklus I, ketuntasan
      belajar klasikal yang dicapai siswa adalah 75% sedangkan pada siklus II
      meningkat menjadi 90%.
            Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran koperatif tipe NHT
                                         61
meningkatkan      hasil   belajar   matematika   materimenyelesaikan   model
matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu
variabel dan penafsirannyapada siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG -
CUMBI Tahun ajaran 2016/2017.
         Pada dasarnya, pembelajaran kooperatif tipe NHT bertujuan untuk
melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik(Trianto, 2010: 82).
         Dengan demikian, metode pembelajaran kooperatif tipe NHT
berorientasi meningkatkan interaksi siswa sehingga penguasaan akademik
siswa juga meningkat. Interaksi siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe
NHT berkaitan dengan kegiatan mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan
kelas.
                                    62
63
                                       BAB V
                                     PENUTUP
5.1   Kesimpulan
            Hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukan
      bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang terlihat pada
      peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal. Pada siklus I, nilai
      rata-rata yang dicapai siswa adalah 64 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
      tersebut mengalami peningkatan menjadi 69,25. Pada siklus I, ketuntasan
      belajar klasikal yang dicapai siswa adalah 75% sedangkan pada siklus II
      meningkat menjadi 90%.
            Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran koperatif tipe NHT
      meningkatkan hasil belajar matematika materi menyelesaikan model
      matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu
      variabel dan penafsirannyapada siswa kelas VII SMPN 7 RUTENG –
      CUMBI Tahun ajaran 2016/2017..
5.2   Saran
      Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan saran kepada:
      1.    Siswa
            Siswa disarankan untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
            dan perlu bekerja sama, saling mendorong dan membantu satu sama
            lain dalam meningkatkan hasil belajarnya.
      2.    Guru
            Guru disarankan untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif
                                         64
     tipe NHT dalam pembelajaran matematika untuk membantu siswa
     meningkatkan hasil belajarnya.
3.   Kepala sekolah
     Kepala sekolah disarankan untuk mendorong para guru merancang dan
     menerapkan metode yang bervariasi dan berpusat pada siswa
     khususnya metode pembelajaran koperatif tipe NHT dalam proses
     pembelajaran di sekolah.
                   DAFTAR KEPUSTAKAAN
                                65
Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta:
         Bestari Buana Murni
Aisyah, N, dkk. 2008. Pengembangan pembelajaran matematika SD. Jakarta:
         Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana
         Prima.
BNSP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar
         Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.
Herdian.2009.Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). Diakses
         dari:http://herdy07.wordpress.com/2015/11/26/model-pembelajaran-nht-
         numbered-head-together/, diakses pada tanggal 3 Februari 2013.
Jihad, Asep, dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
         Pressindo.
Kurnila, Valeria Suryati. 2011. Keefektifan Permainan Interaktif Ditinjau dari
         Prestasi Belajar Matematika dan Sikap Siswa SD pada Matematika. Jurnal
         Missio, Vol. 3, No. 2, Juli 2011.
Kusumah, W. dan Dedi D. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Marus,                                                                    M.2012.
         Upayameningkatkanhasilbelajarmembandingkanpecahanmelaluimetodeko
         operatiftipeNHT padasiswakelasIII SDI Tonggong Doletahunpelajaran.
         Skripsi: STKIP St. Paulus Ruteng.
Nashar, H. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal Kegiatan Pembelajaran.
         Jakarta: Delia Press.
                                             66
Nico. 2012.Model Pembelajaran NHT (Number Heads Together). Diakses
       dari:http://elnicovengeance.wordpress.com/2015/11/26/model-
       pembelajaran-nht-number-headstoget-her/#header, diakses pada tanggal 3
       Februari 2013.
Rahmawati. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
       Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Tiga Angka
       Dengan Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada
       Siswa Kelas III MIS Salahuddin Nangalili Tahun Pelajaran 2014/2015.
       Skripsi: STKIP St. Paulus Ruteng
Rosalin, Elin. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung:
       PT Karsa Mandiri Persada
Sanjaya, H. Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses
       Pendidikkan. Jakarta: Kencana
Soedjadi, R. 2000. Kiat      Pendidikan Matematika di SD. Jakarta: Direktorat
       Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia
       Cerdas.
Suherman, H. E., dkk. 2003. Strategi pembelajaran matematika kontemporer.
       Bandung: UPI.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Trianto.2010.    Mendesain    Model    Pembelajaran   Inovatif-Progresif.Jakarta:
       Kencana.
                                       67
Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
      Gramedia.
Zubaidah, Siti, dkk. 2011. Ragam Model dan Metode Pembelajaran IPA. Malang:
      PT Pertamina dan Universitas Negeri Malang.
Tim Redaksi Fokus Media, 2006. Undang-Undang Sisdiknas NO.20 Tahun 2003.
        Bandung: Fokus Media
Lampiran 1
    Daftar nilai ulangan kelas X SMA Budi Dharma Cancar T.A 2012/2013
                                    68
Kompetensi Dasar : 2.6 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
                   berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan
                   penafsirannya
       No          Kode Siswa             Nilai     Keterangan
                                                           Tidak
                                                  Tuntas   tuntas
        1    ATJ                           40                √
        2    AYG                           40                √
        3    ADP                           60       √
        4    DP                            30                √
        5    AB                            40                √
        6    EJ                            50                √
        7    FVA                           50                √
        8    FRD                           50                √
        9    HP                            30                √
       10 HN                               20                √
       11 ACD                              50                √
       12 AD                               50                √
       13 AHN                              50                √
       14 AH                               40                √
       15 EA                               40                √
       16 ES                               30                √
       17 FAM                              60       √
       18 FED                              30
       19 FPA                              70                 √
       20 FSN                              20
       21 EF                               60        √
       22 EI                               40
       23 CT                               30
      Jumlah                              980
      Jumlah yang Tuntas                             3
      Jumlah yang tidakTuntas                                 20
      Nilai Rata-rata                      43
      KBK                                          13%       87%
    Daftar nilai ulangan kelas X SMA Budi Dharma Cancar T.A 2013/2014
                                   69
Kompetensi Dasar : 2.6 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
                   berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan
                   penafsirannya
       No          Kode Siswa             Nilai     Keterangan
                                                           Tidak
                                                  Tuntas   tuntas
        1    AF                            50                √
        2    ARR                           45                √
        3    AYH                           50                √
        4    BM                            30                √
        5    CND                           60       √
        6    DYD                           40                √
        7    ES                            45                √
        8    EMS                           45                √
        9    ETG                           20                √
       10 FN                               25                √
       11 GED                              60       √
       12 IN                               40                √
       13 KS                               30                √
       14 KAP                              40                √
       15 KG                               50                √
       16 LV                               30                √
       17 MAJ                              60       √
       18 MYL                              30
       19 MFA                              60                 √
       20 SA                               20
       21 SN                               65        √
       22 TAM                              40
       23 VG                               30
       24 YN                               50
       25 YBS                              45
       26 YAK                              70        √
      Jumlah                              1130
      Jumlah yang Tuntas                             5
      Jumlah yang tidakTuntas                                 21
      Nilai Rata-rata                      43
      KBK                                          19%       81%
    Daftar nilai ulangan kelas X SMA Budi Dharma Cancar T.A 2014/2015
                                   70
Kompetensi Dasar : 2.6 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
                   berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan
                   penafsirannya
       No          Kode Siswa            Nilai      Keterangan
                                                           Tidak
                                                  Tuntas   tuntas
        1. AN                             50                 √
        2. AWT                            40                 √
        3. AAT                            60        √
        4. AA                             60        √
        5. AB                             40                 √
        6. ARF                            70        √
        7. AM                             25                 √
        8. AES                            40                 √
        9. EL                             70        √
       10. EAS                            30                 √
       11. FJN                            40                 √
       12. HK                             50                 √
       13. HJ                             40                 √
       14. LT                             25                 √
       15. MSS                            60        √
       16. MIJ                            40                 √
       17. MJ                             50                 √
       18. MH                             45                 √
       19. MOS                            30                 √
       20. OG                             70        √         -
       21. PCP                            70        √         -
       22. RAH                            50                 √
       23. WD                             45        √         -
      Jumlah                             1050
      Jumlah yang Tuntas                            9
      Jumlah yang tidakTuntas                                14
      Nilai Rata-rata                     46
      KBK                                          39%      61%
Lampiran 2
                                   71
         RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
     Satuan Pendidikan        : SMA Budi Dharma Cancar
     Kelas/Semester           : X /I
     Mata Pelajararan         : Matematika
     Jumlah Pertemuan         : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
     Alokasi Waktu            : 2 x 45 Menit
     Siklus                   :I
A.   Standar Kompetensi       : 2.Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
     fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
B.   Kompetensi Dasar         : 2.6 Menyelesaikan model matematika dari
     masalah yang berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan
     penafsirannya
C.   Indikator                :         PERTEMUAN I
                                    1.    Menyelesaikan model matematika dari
                                          masalah    yang    berkaitan      dengan
                                          persamaan kuadrat dan penafsirannya
D.   Tujuan Pembelajaran      :         PERTEMUAN I
                                   1.     Melalui kerja kelompok, siswa dapat
                                          Menyelesaikan model matematika dari
                                          masalah    yang    berkaitan      dengan
                                          persamaan kuadrat dan penafsirannya
E.   Materi Ajar              :Model matematika dari masalah yang berkaitan
     dengan persamaan kuadrat dan penafsirannya
F.   Metode Pembelajaran      :     Pembelajaran     Kooperatif      Tipe    NHT,
     ceramah,dan pemberian tugas
G.   Kegiatan Pembelajaran :
                                         72
Langkah kegiatan   Kegiatan                                         Waktu
Kegiatan awal          Guru mempersiapkan siswa untuk 10 menit
                        mengikuti pembelajaran
                       Apersepsi
                        Guru      menyampaikan          apersepsi
                        berupa         pertanyaan       mengenai
                        materi         mengenai        persamaan
                        kuadrat x  2 x  3  0
                                 2
                        dengan         menggunakan         rumus
                        kuadrat (rumus abc)
                       Guru          menyampaikan         tujuan
                        pembelajaran dan materi pokok.
Kegiatan Inti                                                  70 menit
                   a.   Guru           menjelaskan        materi 30 menit
1)    Eksplorasi        mengenai menyelesaikan model
                        matematika dari masalah yang
                        berkaitan        dengan        persamaan
                        kuadrat dan penafsirannya
                   b.   Guru          menjelaskan       beberapa
                        contoh soal menyelesaikan model
                        matematika dari masalah yang
                        berkaitan        dengan        persamaan
                        kuadrat dan penafsirannya
                   c.   Guru      bertanya      kepada     siswa
                        mungkin          ada     yang     belum
                        dimengerti.
2)    Elaborasi    A. Fase Penomoran                                30 menit
                        a.     Membagi siswa ke dalam 8
                               kelompok.
                        b.     Siswa           duduk      dalam
                                 73
        kelompok masing-masing.
   c.   Memberikan nomor kepada
        masing-masing siswa dalam
        kelompok.
   d.   Menerima nomor yang telah
        dibagikan.
B. Fase mengajukan pertanyaan
   a.   Guru             mengajukan
        pertanyaan arahan kepada
        siswa     mengenai       model
        matematika dari masalah
        yang      berkaitan     dengan
        persamaan      kuadrat     dan
        penafsirannya.Pertanyaan-
        pertanyaan tersebut dibuat
        dalam bentuk LKS.
   b.   Siswa menerima LKS yang
        berisi    pertanyaan      yang
        diajukan guru.
C. Fase Berpikir Bersama
   a.   Siswa     Berdiskusi     dalam
        kelompok      masing-masing
        untuk                 menjawab
        pertanyaan-pertanyaan yang
        ada.
   b.   Setiap siswa berupaya untuk
        mengetahui dan memahami
        jawaban       dari       setiap
        pertanyaan yang ada.
   c.   Guru Membimbing diskusi
        74
                                      kelompok
                          D. Fase menjawab
                                 a.   Guru     memanggil      nomor
                                      tertentu untuk        menjawab
                                      pertanyaan kepada seluruh
                                      kelas.
                                 b.   Siswa             mengacungkan
                                      tangan      dan     memberikan
                                      jawaban                terhadap
                                      pertanyaan
          3) Konfirmasi a.        Guru bersama siswa melengkapi 10 menit
                                  dan memperbaiki jawaban yang
                                  kurang tepat.
                          b.      Guru      memberikan      penilaian
                                  pada hasil kerja siswa.
                          c.      Guru bertanya kepada siswa
                                  mengenai materi yang sudah
                                  diajarkan mungkin ada yang
                                  belum mengerti.
      Kegiatan Penutup    a.      Guru bersama siswa membuat 10 menit
                                  rangkuman dari materi yang
                                  sudah diajarkan.
                          b.      Guru bersama siswa merefleksi
                                  kembali kegiatan pembelajaran
                                  dari awal hingga akhir kegiatan
                          c.      Guru memberikan PR
                          d.      Guru      menyampaikan       materi
                                  yang akan dipelajari berikutnya.
H.   Alat dan sumber belajar :
                                       75
                 Alat Belajar                  :
                                                     Lembar Kerja Siswa (LKS)
                                                     Spidol, penghapus
                 Sumber Belajar                :
          Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai (2015).
                  Lokakarya Penulisan Materi Ajar Matematika Untuk SMA Kelas X
          Noormandiri, B & Sucipto, Endar. (2004) Matematika SMA Untuk Kelas X.
                  Jakarta: Erlangga
I.        PENILAIAN
          Teknik                       : tugas kelompok, ulangan harian, tugas individu.
          Bentuk Instrumen             : uraian singkat, uraian obyektif, pilihan ganda.
          Contoh Instrumen             :
          1.      Jumlah panjang sisi tegak dari suatu segitiga siku-siku sama dengan
                  16 cm. Hitunglah luas terbesar dari segitiga itu!
          2.      Jumlah dua bilangan sama dengan 30. Jika hasil kali kedua bilangan
                  tersebut sama dengan 200, tentukan bilangan-bilangan itu!
     Mengetahui,                                                 Oktober 2015
     Kepala Sekolah,                                             Guru Mata pelajaran,
     Philipus S. Dinyori, S.Pd                                   Fransiskus Hardi
     NIP :..............................                         NPM : 12.31.4038
Lampiran 3
                                                     76
                                      Lembar Kerja Siswa
                                           Sklus I
                                          Nama kelompok
                                    ........................................
                                    ........................................
                                    ........................................
                                    ........................................
                                    ........................................
1.    Selembar karton berbentuk persegi panjang akan dibuat kotak tanpa tutup
      dengan cara membuang persegi seluas 3 x 3 cm2 di masing-masing
      pojoknya. Panjang kotak 2 cm lebih dari lebarnya dan volum kotak itu
      adalah 105 cm3. Tentukan ukuran kotak yang terjadi dan jelaskan penafsiran
      solusi masalahnya!
      Penyelesaian
    Permasalahan tersebut dapat dibuat dalam model matematika ..........................
    Penyelesaian model matematika
      .............................
      ............................
      ..............................
      .............................
      .............................
Untuk x = -5 tidak memenuhi karena panjang kotak tidak mungkin negatif.
Untuk x = 7 maka
         .............
         .............
         .............
         .............
Dari uraian di atas diperoleh x = ..., y = ...., dan tinggi kotak = ......
Penafsiran solusi masalah: .................................
2.     Sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Keliling tanah itu adalah 52 m,
       sedangkan luasnya adalah 160 m2. Tentukan panjang dan lebar tanah
       tersebut serta penafsiran solusi masalahnya!
       Penyelesaian :
                                                      77
   Permasalahan tersebut dapat dibuat model matematika .....................................
    .............................................................................................................................
    .............................................................................................................................
    .............................................................................................................................
    .............................................................................................................................
    Penyelesaian dari model matematika..................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   Penafsiran solusi masalahnya..............................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
   .............................................................................................................................
3.    Kuadrat suatu bilangan dikurangi enam kali bilangan itu sama dengan –9.
      Tentukan bilangan tersebut dan penafsiran solusi masalahnya!
      Penyelesaian
      Permasalahan tersebut dapat dibuat model matematika ..................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      Penyelesaian dari model matematika...............................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      Penafsiran solusi masalahnya...........................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
      ..........................................................................................................................
Lampiran 4
                                                              78
              Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
                                Siklus I
Petunjuk: Berilah skor pada kolom yang tersedia sesuai dengan keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru
  No.    Keterlaksanaan pembelajaran                           Pengamatan
                                                              Ya     Tidak
  1.         Memberikan motivasi awal                         √
  2.         Memberikan apersepsi                             √
  3.         Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran       √
  4.         Menjelaskan konsep-konsep yang akan dipelajari   √
  5.         Membentuk kelompok koperatif                     √
  6.         Mengajukan pertanyaan                            √
  7.         Membimbing diskusi kelompok                               √
  8.         Memanggil nomor tertentu untuk menjawab          √
             pertanyaan kepada seluruh kelas.
  9.         Merespon pertanyaan siswa dengan baik                     √
  10         Memberikan penguatan                             √
  11.        Menyimpulkan materi yang telah dipelajari        √
                                                  Cancar, 12November 2015
                                                  Pengamat,
                                                  Maria Agustina Erong, S.Pd.
Lampiran 5
                                      79
                               Soal Tes Siklus I
                 Sekolah           : SMA Budi Dharma Cancar
                 Mata Pelajaran    : Matematika
                 Kelas/Semester    : X/I
                 Alokasi waktu     : 2 × 45 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1.   Kuadrat suatu bilangan dikurangi empat kali bilangan itu sama dengan -
     3.Tentukan bilangan-bilangan tersebut dan penafsiran solusi masalahnya!
2.   Jumlah dua buah bilangan sama dengan 20. Jika hasil kali kedua bilangan
     itusama dengan 75, tentukan bilangan-bilangan tersebut dan penafsiran
     solusimasalahnya!
Lampiran 6
                                      80
                      Rubrik Penilaian Tes Siklus I
No.              Soal                         Penyelesaian              Skor
1. Kuadrat suatu bilangan            Misalkan bilangan itu = x          1
    dikurangi      empat    kali     matematikanya            sebagai   1
    bilangan itu sama dengan -3.      berikut:x2– 4x = -3
    Tentukan bilangan-bilangan       Karena berbentuk x2– 4x = -3
    tersebut dan penafsiran           makapenyelesaiannya adalah:
    solusi masalahnya!                 x2 – 4x + 3 = 0                  1
                                       (x – 1) (x – 3) = 0              1
                                       x – 1 = 0 atau x – 3 = 0         1
                                                                         1
                                       x = 1 atau x = 3
                                                                         1
                                     Penafsiran                 solusi
                                      masalahnya:bilangan-bilangan
                                      yang memenuhi kuadrat suatu
                                      bilangan         dikurangiempat
                                      bilangan itu sama dengan -3
                                      adalah 1 atau 3
2.   Jumlah dua buah bilangan        Misalkan: bilangan-bilangan itu    1
     sama dengan 20. Jika hasil       adalah x dan y,
     kali kedua bilangan itusama     maka x + y = 20                    1
     dengan      75,    tentukan            y = 20 – x                   1
     bilangan-bilangan tersebut      model matematikanya sebagai
     dan               penafsiran     berikut:
     solusimasalahnya!                 x . y = 75                       1
                                       x (20 – x) = 75                  1
                                       20x – x2= 75                     1
                                                                         1
                                       -x2 + 20 – 75 = 0 (kedua
                                          ruas dikalikan (-1))
                                                                         1
                                       x2 – 20 x + 75 = 0
                                     Penyelesaiannya:
                                       x2 – 20 x + 75 = 0               1
                                       (x –15) (x – 5) = 0              1
                                       x – 15 = 0 atau x – 5 = 0        1
                                       x = 15 atau x = 5                1
                                     Penafsiran solusi masalahnya:
                                      Bilangan-bilangan         yang     1
                                      memenuhi syarat jumlahnya 20
                                      dan hasil kalinya 75 adalah 5
                                      dan 15.
          Skor maksimum                                                 20
Lampiran 7
                                     81
              Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I
      No Kode Siswa        Skor Nilai     Keterangan
                                          Tuntas Tidak Tuntas
       1 M.W                 13      65   √
       2 R.P                 13      65   √
       3 E.B                 15      75   √
       4 N.A                 14      70   √
       5 U.M                 12      60   √
       6 S.A                 14      70   √
       7 A.K                  8      40            √
       8 R                   16      80   √
       9 S                   14      70   √
      10 A                   12      60   √
      11 C                    7      35            √
      12 A                   10      50            √
      13 F                   14      70   √
      14 S                   16      80   √
      15 F                    9      45            √
      16 A                   10      50            √
      17 B.R                 15      75   √
      18 A.R                 13      65   √
      19 S                   17      85   √
      20 S                   14      70   √
         Jumlah                    1280   15       5
         Nilai rata-rata             64
          Persentase                        75%               25%
Lampiran 8
                                   82
         RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
     Satuan Pendidikan        : SMA Budi Dharma Cancar
     Kelas/Semester           : X /I
     Mata Pelajararan         : Matematika
     Jumlah Pertemuan         : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
     Alokasi Waktu            : 2 x 45 Menit
     Siklus                   : II
A.   Standar Kompetensi       : 2.Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
     fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
B.   Kompetensi Dasar         : 2.6 Menyelesaikan model matematika dari
     masalah yang berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan
     penafsirannya
C.   Indikator                :      PERTEMUAN II
                                     1.    Menyelesaikan model matematika dari
                                           masalah yang berkaitan dengan fungsi
                                           kuadrat dan penafsirannya
D.   Tujuan Pembelajaran      :      PERTEMUAN II
                                     1.    Melalui kerja kelompok, siswa dapat
                                           Menyelesaikan model matematika dari
                                           masalah yang berkaitan dengan fungsi
                                           kuadrat dan penafsirannya
E.   Materi Ajar              :Model matematika dari masalah yang berkaitan
     dengan fungsi kuadrat dan penafsirannya
F.   Metode Pembelajaran      :      Pembelajaran      Kooperatif      Tipe   NHT,
     ceramah,dan pemberian tugas
G.   Kegiatan Pembelajaran :
                                          83
Langkah kegiatan   Kegiatan                                       Waktu
Kegiatan awal          Guru mempersiapkan siswa untuk 10 menit
                        mengikuti pembelajaran
                       Apersepsi
                        Guru     menyampaikan         apersepsi
                        berupa        pertanyaan      mengenai
                        materi mengenai fungsi kuadrat
                       Guru      menyampaikan          tujuan
                        pembelajaran dan materi pokok.
Kegiatan Inti                                                70 menit
                   a.   Guru          menjelaskan       materi 30 menit
1) Eksplorasi           mengenai menyelesaikan model
                        matematika dari masalah yang
                        berkaitan dengan fungsi kuadrat
                        dan penafsirannya
                   b.   Guru      menjelaskan         beberapa
                        contoh soal menyelesaikan model
                        matematika dari masalah yang
                        berkaitan dengan fungsi kuadrat
                        dan penafsirannya
                   c.   Guru     bertanya     kepada     siswa
                        mungkin        ada     yang     belum
                        dimengerti.
2)    Elaborasi    A. Fase Penomoran                              30 menit
                        a.     Membagi siswa ke dalam 8
                               kelompok.
                        b.     Siswa         duduk      dalam
                               kelompok masing-masing.
                        c.     Memberikan nomor kepada
                               masing-masing siswa dalam
                                 84
        kelompok.
   d.   Menerima nomor yang telah
        dibagikan.
B. Fase mengajukan pertanyaan
   a.   Guru             mengajukan
        pertanyaan arahan kepada
        siswa     mengenai       model
        matematika dari masalah
        yang      berkaitan     dengan
        fungsi       kuadrat       dan
        penafsirannya.Pertanyaan-
        pertanyaan tersebut dibuat
        dalam bentuk LKS.
   b.   Siswa menerima LKS yang
        berisi    pertanyaan      yang
        diajukan guru.
C. Fase Berpikir Bersama
   a.   Siswa     Berdiskusi     dalam
        kelompok      masing-masing
        untuk                 menjawab
        pertanyaan-pertanyaan yang
        ada.
   b.   Setiap siswa berupaya untuk
        mengetahui dan memahami
        jawaban       dari       setiap
        pertanyaan yang ada.
   c.   Guru Membimbing diskusi
        kelompok
D. Fase menjawab
          85
                              a.     Guru     memanggil      nomor
                                     tertentu untuk menjawab
                                     pertanyaan kepada seluruh
                                     kelas.
                              b.     Siswa             mengacungkan
                                     tangan      dan     memberikan
                                     jawaban                terhadap
                                     pertanyaan
         3) Konfirmasi a.        Guru bersama siswa melengkapi 10 menit
                                 dan memperbaiki jawaban yang
                                 kurang tepat.
                         b.      Guru    memberikan        penilaian
                                 pada hasil kerja siswa.
                         c.      Guru bertanya kepada siswa
                                 mengenai materi yang sudah
                                 diajarkan mungkin ada yang
                                 belum mengerti.
     Kegiatan Penutup    a.      Guru bersama siswa membuat 10 menit
                                 rangkuman dari materi yang
                                 sudah diajarkan.
                         b.      Guru bersama siswa merefleksi
                                 kembali kegiatan pembelajaran
                                 dari awal hingga akhir kegiatan
                         c.      Guru memberikan PR
                         d.      Guru    menyampaikan         materi
                                 yang akan dipelajari berikutnya.
H.   Alat dan sumber belajar :
                                        86
                 Alat Belajar                  :
                                                     Lembar Kerja Siswa (LKS)
                                                     Spidol, penghapus
                 Sumber Belajar                :
          Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai (2015).
                  Lokakarya Penulisan Materi Ajar Matematika Untuk SMA Kelas X
          Noormandiri, B & Sucipto, Endar. (2004) Matematika SMA Untuk Kelas X.
                  Jakarta: Erlangga
I.        PENILAIAN
          Teknik                       : tugas kelompok, ulangan harian, tugas individu.
          Bentuk Instrumen             : uraian singkat, uraian obyektif, pilihan ganda.
          Contoh Instrumen             :
          1.      Jumlah panjang sisi tegak dari suatu segitiga siku-siku sama dengan
                  16 cm. Hitunglah luas terbesar dari segitiga itu!
          2.      Jumlah dua bilangan sama dengan 30. Jika hasil kali kedua bilangan
                  tersebut sama dengan 200, tentukan bilangan-bilangan itu!
     Mengetahui,                                                 Oktober 2015
     Kepala Sekolah,                                             Guru Mata pelajaran,
     Philipus S. Dinyori, S.Pd                                   Fransiskus Hardi
     NIP :..............................                         NPM : 12.31.4038
Lampiran 9
                                                     87
                                           Lembar Kerja Siswa
                                               Siklus II
                                               Nama kelompok
                                         ........................................
                                         ........................................
                                         ........................................
                                         ........................................
                                         ........................................
1.   Sebidang tanah berbentuk persegi panjang kelilingnya 40 m. Tentukan
     panjang dan lebar tanah tersebut agar luasnya maksimum!
     Penyelesaian :
     Permasalahan tersebut dapat dibuat model matematika ..................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     Penyelesaian dari model matematika...............................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     Penafsiran solusi masalahnya...........................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
2.   Jumlah dua buah bilangan adalah 30. Jika hasil kali kedua bilangan itu
     maksimum maka tentukan bilangan-bilangan tersebut dan jelaskan
     penafsiran solusi masalahnya!
     Penyelesaian :
     Permasalahan tersebut dapat dibuat model matematika ..................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     Penyelesaian dari model matematika...............................................................
                                                           88
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     Penafsiran solusi masalahnya...........................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
3.   Selisih dua buah bilangan adalah 10. Tentukan hasil kali minimum kedua
     bilangan itu dan jelaskan penafsiran solusi masalahnya!
     Penyelesaian :
     Permasalahan tersebut dapat dibuat model matematika ..................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     Penyelesaian dari model matematika...............................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     Penafsiran solusi masalahnya...........................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
     ..........................................................................................................................
Lampiran 10
                                                           89
                             Soal Tes Siklus II
                Sekolah           : SMA Budi Dharma Cancar
                Mata Pelajaran    : Matematika
                Kelas/Semester    : X/I
                Alokasi waktu     : 2 × 45 menit
1.   Jumlah dua buah bilangan adalah 10 Jika hasil kali bilangan itu maksimum
     maka tentuka bilangan-bilangan tersebut dan jelaskan penafsiran solusi
     masalahnya!
2.   Selisih dua bilangan adalah 8. Tentukan hasil kali minimum bilangan
     tersebut dan jelaskan penafsiran solusi masalahnya!
Lampiran 11
                                     90
                        Rubrik Penilaian Tes Siklus II
No.           Soal                            Penyelesaian             Skor
1. Jumlah      dua      buah    Misalkan: dua buah bilangan tersebut    1
    bilangan adalah 10 Jika     adalah x dan y,
    hasil kali bilangan itu     maka: x + y = 10                        1
    maksimum           maka     y = 10 – x                              1
    tentuka        bilangan-    Hasil kali kedua bilangan itu adalah:
    bilangan tersebut dan       H=x.y
    jelaskan      penafsiran    H = x (10 – x)                          1
    solusi masalahnya!          H = 10x – x2
                                                                        1
                                H merupakan fungsi dalam x yaitu:
                                H(x) = 10x – x2                         1
                                Berarti a = -1, b = 10, dan c = 0Nilai
                                maksimum H dicapai untuk:               1
                                x=5                                     1
                                Untuk x = 5
                                maka y = 10 – x
                                      y = 5.
                                Kedua bilangan yang memenuhi syarat     1
                                tersebut adalah 5 dan 5, sehingga
                                hasil kalinya = 5 x 5 = 25.             1
 2.   Selisih dua bilangan      Misalkan dua buah bilangan itu adalah
      adalah 8. Tentukan        x dan y,                                  1
      hasil kali minimum        maka: x – y = 8                           1
      bilangan tersebut dan             x=y+8                             1
      jelaskan     penafsiran   Hasil kali kedua bilangan itu adalah: H
      solusi masalahnya!
                                =x.y                                      1
                                H = (y + 8) . y                           1
                                H = y2 + 8y                               1
                                H merupakan fungsi kuadrat dalam y
                                yaitu: H(y) = y2 + 8y,                    1
                                berarti: a = 1, b = 8, dan c = 0          1
                                Nilai minimum H adalah = -16              1
                                Penafsiran solusi masalah:                1
                                Dua bilangan yang selisihnya adalah
                                8, maka hasil kali minimum
                                keduabilangan itu sama dengan -16.
         Skor maksimum                                                    20
Lampiran 12
              Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
                                      91
     No       Kode Siswa    Skor   Nilai        Keterangan
                                           Tuntas   Tidak Tuntas
      1   M.W                 13      65   √
      2   R.P                 15      75   √
      3   E.B                 16      80   √
      4   N.A                 16      80   √
      5   U.M                 13      65   √
      6   S.A                 14      70   √
      7   A.K                 10      50            √
      8   R                   17      85   √
      9   S                   15      75   √
     10   A                   12      60   √
     11   C                   13      65   √
     12   A                   12      60   √
     13   F                   15      75   √
     14   S                   16      80   √
     15   F                   10      50            √
     16   A                   12      60   √
     17   B.R                 16      80   √
     18   A.R                 12      60   √
     19   S                   17      85   √
     20   S                   13      65   √
          Jumlah                    1385   18      2
          Nilai rata-rata          69.25
          Persentase                          90%            10%
Lampiran 13
              Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
                                   92
Petunjuk: Berilah skor pada kolom yang tersedia sesuai dengan keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru
  No.    Keterlaksanaan pembelajaran                              Pengamatan
                                                                 Ya     Tidak
  1.        Memberikan motivasi awal                             √
  2.        Memberikan apersepsi                                 √
  3.        Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran           √
  4.        Pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti RPP        √
  5.        Kejelasan dalam menjelaskan materi                   √
  6.        Membimbing diskusi kelompok siswa dalam              √
            menyelesaikan soal
  7.        Merespon pertanyaan siswa dengan baik                √
  8.        Memberikan penguatan                                 √
  9.        Menyimpulkan KBM dengan tepat                        √
  10.       Memberikan kesempatan secara merata untuk            √
            bertanya
                                                    Cancar, 17November 2015
                                                    Pengamat,
                                                    Maria Agustina Erong, S.Pd.
Lampiran 14
                             Foto-foto Penelitian
                                      93
                  Guru menjelaskan materi
         Siswa mengerlakan LKS yang diberikan guru
Siswa mengangkat tangan sesuai dengan nomor yang diminta guru
                             94