0% found this document useful (0 votes)
23 views4 pages

Role Play: Somnabulisme

1. This case involves a 13-year-old boy brought to a psychiatric clinic by his mother for sleepwalking over the past 2 months. 2. The sleepwalking episodes have occurred several times and disturbed the patient and his family, including waking up in his sister's room and walking in the kitchen at night. 3. A diagnosis of somnambulism (sleepwalking) is given, and outpatient treatment involving psychoeducation for the patient and family is recommended. The prognosis is cautiously good.

Uploaded by

maria
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
23 views4 pages

Role Play: Somnabulisme

1. This case involves a 13-year-old boy brought to a psychiatric clinic by his mother for sleepwalking over the past 2 months. 2. The sleepwalking episodes have occurred several times and disturbed the patient and his family, including waking up in his sister's room and walking in the kitchen at night. 3. A diagnosis of somnambulism (sleepwalking) is given, and outpatient treatment involving psychoeducation for the patient and family is recommended. The prognosis is cautiously good.

Uploaded by

maria
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 4

ROLE PLAY

Somnabulisme

Pembimbing:

Dr. Arun, Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN

PERIODE 16 APRIL 2018 – 19 MEI 2018


Ilustrasi kasus

An. F adalah seorang laki-laki berusia 13 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik RSJSH karena
berjalan sambil tidur di malam hari dalam 2 bulan terakhir.

Kejadian ini sudah berlangsung beberapa kali sehingga mengganggu pasien dan keluarganya.
Pertama kali pasien terbangun di pagi hari di kamar adik perempuannya kurang lebih sekitar 2
bulan yang lalu padahal sebelum tidur pasien mengaku berada di kamar tidurnya. Setelah
terbangun pasien tidak dapat mengingat kejadian selama tidurnya.

Satu bulan yang lalu ibu pasien melihat pasien berjalan di dapur pada tengah malam, namun saat
dipanggil pasien tidak menjawab maupun menoleh. Ibu pasien beranggapan bahwa anaknya
sedang mencari makanan karena lapar. Namun saat ditanya besok paginya, pasien menyangkal
pergi dapur saat malam hari.

Satu minggu yang lalu, pasien dibangunkan oleh kakak perempuannya karena tiba-tiba masuk
dan langsung berbaring di samping kakaknya. Setelah di bangunkan pasien tampak bingung dan
hanya mengingat bahwa ia sedang tertidur di kamarnya. Pasien merasa bersalah kepada
kakaknya dan merasa khawatir bahwa dirinya mengalami amnesia karena sama sekali tidak dapat
mengingat kejadian selama tidur.

Kejadian ini tidak pernah terjadi saat pasien tidur di siang hari. Keluhan seperti ini terjadi ketika
pasien kurang tidur akibat begadang nonton bola. Ayah pasien juga memiliki riwayat serupa
ketika muda namun tidak pernah berobat ke dokter dan membaik ketika sudah dewasa.

Pasien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Hubungan dengan orang tua dan saudara-
saudaranya baik, pasien merupakan siswa kelas 1 SMP. Prestasi di sekolah baik, pasien tidak
pernah tinggal kelas. Hubungan dengan teman-teman sekolah baik, tetapi belakangan ini pasien
mengaku sering kepikiran karena ukuran badannya paling besar di kelas sehingga pasien kurang
percaya diri. Namun pikiran itu tidak sampai mengganggu pasien.

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu, riwayat kejang (-), trauma kepala (-), pasien
tidak pernah merokok, minum minuman beralkohol dan menggunakan NAPZA.
Analisis masalah

STATUS MENTAL

1. Deskripsi umum
Penampilan : laki-laki, badan tampak lebih besar dari seusianya, terawat
Kesadaran : compos mentis
Pembicaraan : spontan, volume dan intonasi cukup, artikulasi jelas
Perilaku : normoaktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
2. Alam perasaan
Mood : eutim
Afek : luas
Keserasian : serasi
3. Persepsi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
4. Pikiran
Alur pikir
Produktivitas : cukup ide
Kontinuitas : koheren
Hendaya bahasa : tidak ada
Isi pikir
Waham : tidak ada
Preokupasi : tidak ada
Fobia : tidak ada
Obsesi : tidak ada
5. Daya nilai
Daya nilai sosial : baik
Uji daya nilai : baik
RTA : tidak terganggu
6. Pengendalian impuls : baik
7. Tilikan : derajat 1
8. Reabilitas : dapat dipercaya
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F51.3 Somnabulisme (sleep walking)

Aksis II : Tidak ada

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Tidak ada

Aksis V : GAF current : 80-71

HLPY : 90-81

TATALAKSANA

Rawat jalan

Psikoedukasi kepada pasien dan keluarganya

PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

You might also like