Jurnal BSC Elang Group
Jurnal BSC Elang Group
php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
ABSTRACT
The objectives of this study were to determine the strategic factors of the internal
and external environments, analyze alternative strategies, to develop strategic
targets and strategic maps, set key performance indicator (KPI), and determine the
weight of each balanced scorecard perspective (BSC), and weight of each KPI. The
research methods used were SWOT and BSC analysis. The business environment
identification conducted at Elang Group resulted in eight internal factors and five
external factors that influence the company's strategy to survive and to become more
competitive. Following this, the process of SWOT analysis was carried out. There
are four alternative strategies that can be implemented by Elang Group in improving
its performance. The result of SWOT analysis was then translated into 15 strategic
targets that form a causal relationship. The design of key performance indicators
(KPI) determined 25 KPI divided into four Balanced Scorecard perspectives. In the
financial perspective, the highest average KPI weight for return on investment (ROI)
is 41,4 percent.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan faktor–faktor strategis dari lingkungan
internal dan eksternal; menganalisis alternatif strategi; menyusun sasaran strategis
dan peta strategis; menetapkan key performance indicator (KPI); dan menetapkan
bobot dari masing-masing perspektif balanced Scorecard (BSC), dan bobot dari
masing-masing KPI. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis SWOT dan
BSC. Hasil identifikasi lingkungan bisnis yang dilakukan di Elang Group terdapat
delapan faktor internal di perusahaan, dan lima faktor external perusahaan yang
berpengaruh terhadap strategi perusahaan untuk dapat bertahan dan semakin
kompetitif. Dari hasil identifikasi kemudian dilakukan proses analisis SWOT.
Terdapat empat alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Elang Group dalam
meningkatkan kinerjanya. Hasil dari analisis SWOT, kemudian dijabarkan kedalam
sasaran-sasaran strategis yang membentuk hubungan sebab akibat. Terdapat 15
sasaran strategis (SS). Perancangan key performance indicators (KPI) ditetapkan
KPI sebanyak 25 KPI yang terbagi dalam empat perspektif Balanced Scorecard.
Pada perspektif finansial didapatkan bobot rata-rata KPI tertinggi untuk return on
investment (ROI) sebesar 41,4 persen.
Kata kunci: Balance Scorecard, SWOT, key performance indicators, property, Elang
group
1
Alamat Korespondensi:
Email: ratih.moeslemah@gmail.com
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 299
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
300 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Elang Group selama ini memposisikan diri sebagai and growth perspective). Tujuan dari penyusunan
perusahaan yang berfokus pada bisnis inti sebagai rancangan strategis berbasis balanced scorecard
pengembang perumahan rumah sehat sederhana (RSS) adalah untuk mengetahui sasaran strategis, KPI,
terus berusaha menjadi perusahaan yang kompetitif. peta strategi, target, serta inisiatif strategi yang harus
Dengan merek Gemilang Property, Elang Group dilaksanakan oleh organisasi. Salah satu kelebihan
telah mengerjakan berbagai proyek pembangunan balanced scorecard menurut Niven (2002), adalah
perumahan RSS di kawasan Bogor dan Sukabumi. kemampuan menerjemahkan strategi menjadi aksi-
Berdasarakan laporan tahunan internal perusahaan aksi, kemampuannya sebagai alat ukur kinerja,
Elang Group, pembangunan proyek sudah berjalan kemampuannya menjadi alat komunikasi strategi.
sebanyak 18 proyek yang sebagian besar ditujukan
untuk masyarakat kelas menengah. Elang Group Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang
sebagai perusahaan pengembang perumahan ternama ada maka tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan
di Bogor harus mampu menangkap peluang penyediaan faktor–faktor strategis dari lingkungan internal dan
kebutuhan rumah yang mengalami kenaikan dari tahun eksternal yang akan mempengaruhi perkembangan
ke tahun. perusahaan Elang Group; menganalisis alternatif
strategi dengan mempertimbangkan faktor-faktor
Persaingan dari perusahaan perumahaan properti internal dan eksternal yang dimiliki perusahaan Elang
sejenis membuat perumahan properti harus mempunyai Group; menyusun sasaran strategis dan peta strategis
nilai lebih dibanding kompetitor lainnya. Menurut yang menghubungkan antar sasaran strategis pada
Christina dan Sudana (2013) mengatakan bahwa perusahaan Elang Group; menetapkan key performance
perencanaan strategis berbasis kinerja pada perusahaan indicator (KPI) dalam rancangan kinerja perusahaan
sangat diperlukan jika perusahaan ingin tetap bertahan Elang Group dengan mengunakan metode Balanced
dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Scorecard (BSC); dan menetapkan bobot dari masing-
Elang Group perlu menyiapkan suatu strategi yang bisa masing perspektif BSC, dan bobot dari masing-masing
membuat perusahaan unggul dalam persaingannya. KPI.
Strategi tersebut harus direncanakan dengan sistematis
agar mampu diimplementasikan pada perusahaan
secara optimal sehingga bisa mencapai harapan dari METODE PENELITIAN
pemegang saham perusahaan. Perencanaan strategis dan
penilaian kinerja yang komprehensif sebagai pengganti Penelitian ini dilakukan di Kantor Elang Group yang
pengukuran tradisional dicetuskan Kaplan dan Norton beralamat di Bhumi Elang, Jalan Batu Hulung No.1
(2001) yaitu dengan menggunakan balanced Scorecard Cifor, Bogor. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli
(BSC). 2016 hingga bulan Agustus 2016. Data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder, baik yang
Pengukuran kinerja dan perencanaan strategis dalam berasal dari internal maupun eksternal organisasi. Data
kerangka BSC menggunakan beberapa perspektif sekunder berasal dari eksternal organisasi dan studi
yang terintegrasi, yaitu perspektif keuangan (financial pustaka. Data primer diperoleh melalui kuesioner, dan
perspective), perspektif pelanggan (customer wawancara terstruktur dengan pihak manajemen Elang
perspective), perspektif proses bisnis internal Group, dan para pakar yang relevan dengan tujuan
(internal and process business perspective) serta penelitian ini. Jenis dan sumber data yang diperlukan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (learning dalam penelitian tersaji dalam Tabel 2.
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 301
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Penelitian ini meruapakan penelitian kualitatif secara purposive sample, yakni memilih secara sengaja,
yang ditransformasi menjadi penelitian kuantitatif. bukan secara acak (random). Responden ahli dari
Responden pada penelitian ini menggunakan istilah pihak internal perusahaan antara lain: Direktur Utama/
Informan, karena pemilihan responden pada penelitian CEO, Manajer HRD, koordinator accounting, internal
dilakukan dengan mempertimbangkan pemahaman audit, complience, manajer legal, dan kepala divisi
responden terhadap permasalahan. Jumlah responden kontruksi.
dalam penelitian ini terdiri dari tujuh orang pakar dan
praktisi dengan pertimbangan tingkat pemahaman, Data yang telah dikumpulkan perlu diolah terlebih
kompetensi dan kapasitasnya. Syarat responden dahulu dengan tujuan merangkum data-data yang
yang valid, bahwa mereka adalah orang-orang yang terkumpul dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner
menguasai atau ahli di bidangnya. Menurut Brojonegoro oleh responden ahli. Penelitian ini dibagi menjadi tiga
(1992), penentuan seseorang sebagai responden ahli tahap, yaitu tahap pertama berupa perumusan strategi
mengacu pada orang yang benar-benar menguasai dan tahap kedua penentuan key success factor dari
permasalahan yang diajukan, merasakan akibat dari Elang Group, dan yang ketiga perencangan BSC seperti
suatu masalah atau juga kepentingan terhadap masalah nampak pada Gambar 1.
tersebut. Pemilihan pakar pada penelitian ini dilakukan
Elang Group
Penentuan
Key success factor
Pembobotan KPI
Terget KPI
Inisiatif strategi
Implikasi manajerial
302 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Pada tahap pertama, sebelum menyusun BSC terlebih sesuai dengan masing-masing perspektif. Peta strategi
dahulu dilakukan analisis data dengan menggunakan ini dapat menggambarkan suatu kerangka hubungan
metode analisis strength, weakness, opportunity, and sebab akibat yang dapat memperlihatkan perjalanan
threat (SWOT). Analisis SWOT dilakukan untuk strategi sebuah organisasi. Model penjabaran empat
menganalisa kekuatan dan kelemahan lingkungan perspektif BSC ini yang kemudian menentukan ukuran
internal dan analisa faktor peluang dan ancaman dari strategi (key performance indicator).
eksternal perusahaan. Faktor strategis internal adalah
faktor-faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan, serta Menurut Kinnear dan Taylor (1996), metode paired
faktor-faktor kelemahan yang harus diminimalisir comparison digunakan menentukan bobot setiap
oleh Elang Group. Identifikasi lingkungan eksternal indicator pada keempat perspektif BSC berdasarkan
suatu perusahaan bertujuan untuk mengetahui peluang tingkat kepentingan perusahaan. Penentuan bobot
dan ancaman dalam wilayah bisnis perusahaan. dilakukan dengan mengajukan identifikasi kepada
Faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal narasumber ahli. Hasil pembobotan diolah dengan
ditentukan berdasarkan wawancara mendalam dengan menggunakan metode paired comparison yang
responden dari unsur manajemen. merupakan metode penentuan bobot secara sederhana
dari setiap satu variabel dengan membandingkannya
Pada tahap kedua, dilakukan analisi key success factor terhadap total seluruh bobot (Pineno, 2007). Metode
(KSF). Makna dari KSF adalah bidang usaha atau ini menunjukan perbandingan nilai antara indikator
kegiatan yang harus mendapatkan perhatian utama agar (horizontal-vertikal) dalam skala 1,2,3,4 atau 5 sebagai
tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai (Mulyadi, berikut:
2007). Idealnya penentuan KSF diperoleh melalui Nilai 1 : faktor horizontal tidak penting daripada
proses focus group discussion (FGD) yang dilakukan faktor vertikal
secara bersama dengan seluruh responden FGD Nilai 2 : faktor horizontal kurang penting daripada
(berjumlah 8 sampai 10 orang) pada waktu dan tempat faktor vertikal
yang sama (Suhendra, 2004). Namun, pada penelitian Nilai 3 : faktor horizontal sama penting daripada
ini penentuan KSF ditentukan melalui wawancara secara faktor vertikal
mendalam (in-depth interview) kepada responden yang Nilai 4 : faktor horizontal lebih penting daripada
telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan karena faktor vertikal
responden yang menjadi sumber penggalian informasi
Nilai 5 : faktor horizontal sangat penting daripada
dianggap sudah cukup menguasai proses bisnis.
faktor vertikal
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 303
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
304 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Elang Group ini, perspektif yang dijadikan landasan Key Performance Indicators (KPI)
adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,
kemudian dilanjutkan dengan perspektif keuangan, Setelah tahapan penyusunan peta strategi dilakukan,
lalu perspektif proses bisnis internal, hingga perspektif tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi key
pelanggan dan keuangan sebagai perspektif terakhir. performance indicators (KPI) sebagai indikator
Peta sasaran strategi menghubungkan pencapaian keberhasilan dari tiap sasaran strategis. Penyusunan
strategi perusahaan melalui sasaran-sasaran strategisnya KPI ini diharapkan dapat membantu penilaian terhadap
bersama-sama dalam rantai sebab akibat berdasarkan ke tingkat efisiensi dan efektivitas beberapa aktivitas utama
empat perspektif BSC. Armitage dan Scholey (2003), di perusahaan dengan maksud untuk mengembangkan
peta strategi dapat digunakan untuk menggambarkan, rencana kerja untuk proses pembelajaran serta perbaikan
mengkomunikasikan, menguji asumsi-asumsi, dan (Wibowo dan Muslim, 2010). Rincian hasil identifikasi
mengukur kemajuan sasaran strategik suatu organisasi. dan analisis KPI Elang Group pada Tabel 6.
Peta strategi perusahaan Elang Group dapat dilihat
pada Gambar 2.
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 305
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
306 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Pembelajaran Meningkatkan pengelolaan kinerja SDM P1. Persentase karyawan yang puas bekerja
Elang Group yang efektif
Meningkatkan kualitas SDM Elang Group P2. Jumlah pelatihan yang diterima karyawan/
yang kompeten tahun
Mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk P3. Jumlah visitor yang melakukan kunjungan ke
menunjang operasional perusahaan website perusahaan
Perancangan KPI ditetapkan KPI sebanyak 25 KPI tahun, luas landbank (dalam hektar), project cost
yang terbagi dalam empat perspektif BSC. Pada variance, project schedule variance, persentase projek
perspektif finansial, yakni return on investment (ROI), properti yang diselesaikan tepat waktu sesuai rencana,
debt to equity ratio (DER), persentase pertumbuhan jumlah kerusakan atau cacat/project, jumlah program
revenue, persentase pertumbuhan penjualan unit rumah, marketing/tahun, return of marketing invesment,
operating expense ratio (OER). Perspektif konsumen, persentase sales closing, tingkat coverage SOP terhadap
untuk indikator kinerja utama/KPI meliputi persentase seluruh pekerjaan, dan Jumlah temuan audit internal.
pelanggan yang puas dengan produk dan layanan Pada persepektif pembelajaran dan pertumbuhan
Elang group, persentase peningkatan market share, memiliki KPI adalah persentase karyawan yang puas
net promoter score, jumlah keluhan pelanggan/ tahun, bekerja, jumlah pelatihan yang diterima karyawan/
dan rata-rata lama penyelesaian permintaan/keluhan tahun, jumlah visitor yang melakukan kunjungan ke
dari customer. Sebaliknya, untuk KPI perspektif bisnis website perusahaan.
internal meliputi persentase pertumbuhan proyek/
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 307
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Bobot dari Masing-masing Perspektif Balance sebesar 41,4%. Pembobotan KPI juga dilakukan pada
Scorecard dan KPI perspektif konsumen, untuk indikator kinerja utama
yang mendapat persentase atau bobot rata-rata tertinggi
Setelah menentukan KPI, sebelum beralih ke langkah adalah persentase pelanggan yang puas dengan produk
selanjutnya, yakni penentuan target dan inisiatif dan layanan Elang group sebesar 37,3% yang ini berarti
strategis, terlebih dahulu dilakukan pembobotan dari manajemen Elang Group dapat memfokuskan diri
tiap perspektif BSC serta KPI. Tujuan dari tahapan ini untuk terlebih dahulu memenuhi pencapaian KPI ini.
adalah untuk melihat seberapa besar bobot dari tiap Pada perspektif proses bisnis internal, untuk indikator
perspektif maupun KPI terhadap keseluruhan kinerja. kinerja utama yang mendapat bobot rata-rata tertinggi
Tabel hasil pembobotan dari perspektif BSC beserta adalah pertumbuhan proyek baru, dengan bobot sebesar
KPI dapat dilihat pada Tabel 7. 20,7%. Pembobotan KPI pada perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan didapatkan bobot rata-rata KPI
Pada perspektif finansial didapatkan bobot rata- tertinggi untuk persentase karyawan yang puas bekerja
rata KPI tertinggi untuk return on investment (ROI) sebesar 42,6%.
308 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
Dalam mengukur keberhasilan pencapaian sasaran dalam menentukan target yang sesuai. Setelah target
strategik serta KPI yang telah ditetapkan sebelumnya, KPI dari masing-masing sasaran strategis ditentukan,
organisasi memerlukan penentuan target. Target langkah selanjutnya menentukan merumuskan inisiatif
merupakan ukuran yang ingin dicapai dalam kurun strategis. Inisiatif strategis merupakan suatu kegiatan
waktu tertentu. Suatu target harus disepakati oleh atau beberapa langkah kegiatan yang digunakan untuk
semua pihak yang terlibat (Bostan, 2012). Dalam mencapai target KPI. Pada penelitian ini, perumusan
penelitian ini, target dari masing-masing KPI tidak inisiatif strategis pada masing-masing sasaran strategis
ditentukan besarannya dan penentuannya diserahkan terdiri dari satu atau lebih inisiatif strategis sesuai
kepada manajemen Elang Group. Dalam penelitian ini dengan kondisi dan kebutuhan pencapaian target KPI.
direkomendasikan besaran atau ukuran dari target KPI Target dan inisiatif strategis dapat dilihat pada Tabel 8.
untuk mempermudah pihak manajemen Elang Group
Meningkatnya pendapatan F3 + % - Melakukan aktivitas prmosi dengan menggunakan semua chanell promisi
Elang group F4 + % yang dimungkinkan seperti (website, email marketing, sosmed dll)
- Mengikuti expo properti yang diadakan oleh pihak kedua (asosiasi/bank
pemberi KPR)
- Melakukan program promosi member get member
Meningkatkan efisiensi F5 -/= Angka - Mengendalikan dan memantau anggaran dana kompreherensif
biaya - Melakukan efesiensi dengan tetap memperhatikan kualitas produk
Perspektif Konsumen
Meningkatkan kepuasan K1 + % - Membangun database pelanggan berbasis CRM
pelanggan K2 + % - Melakukan customer gathering dengan calon pembeli properti/existing
konsuemen untuk melakukan cross-selling atau up-selling
K3 + Angka
- Membentuk komunitas pelanggan, komunitas yang terbentukini akan
berguna untuk menjaga loyalitas
Terwujudnya sistem K4 - Angka - Membuat divisi customer service untuk layanan Elang Group
customer relationship K5 - Hari - Membuat blueprint standart layanan penanganan komplain atau
management yang prima permintaan dari konsumen
- Komunikasikan standart yang telah dibuat kepada setiap karyawan,
terutama front-line
Meningkatkan kerja sama K6 + Angka - Membuat MoU dengan pengembang lain
strategis dengan perusahan
pengembang lain
Perspektif Bisnis Internal
Terciptanya produk B1 + % - Melakukan pengembangan dan perluasan proyek berdasarkan tren dan
properti Elang yang B2 + ha riset pasar. Pengembangan tidak hanya terkait segmentasi tapi juga
sesuai value proposisi pemilihan lokasi
konsumen
Terciptanya rencana B3 ** Angka - Elang Group Harus membuat, mendokumentasikan, menerapkan, dan
anggaran dan biaya proyek B4 *** Angka memelihara sistem manajemen mutu dan melakukan peningkatan
yang efisien berkelanjutan secara efektif sesuai dengan persyaratan standar ISO
2009:2008
Mengembangkan sistem B5 + % - Melakukan pembinaan dan pengawasan on the spot (site visit)
manajemen mutu proyek - Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan
yang terpadu
Keterangan: (+) Meningkat dari tahun lalu; (–) Lebih rendah dari tahun lalu, (–/=)Lebih rendah/sama dari posisi tahun lalu
(*) Penentuan besaran target yang ingin dicapai dari KPI ditentukan oleh manajemen Elang Group
(**) Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) > Actual Cost of Work Performed (ACWP)
(***) BCWP > Budgeted Cost for Work Scheduled (BCWS)
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 309
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
310 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
mutu belum berjalan dengan sistematis, SOP SS13.Meningkatkan pengelolaan kinerja SDM Elang
perusahaan belum berjalan dengan konsisten, belum Group yang efektif; SS14.Meningkatkan kualitas SDM
ada sistem penilaian kinerja perusahaan dan individu, Elang Group yang kompeten; SS15. Mengoptimalkan
serta belum ada pelatihan SDM yang terencana. penggunaan teknologi untuk menunjang operasional
Faktor eksternal perusahaan meliputi faktor yang perusahaan.
menjadi peluang bagi Elang Group yaitu prospek
pengembangan properti di wilayah Bogor yang tinggi, Perancangan KPI ditetapkan KPI sebanyak 25 KPI yang
pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia, terbagi dalam empat perspektif BSC. Pada perspektif
kebijakan tax amnesty, serta perkembangan teknologi finansial yakni ROI, DER, persentase pertumbuhan
informasi yang pesat. Sedangkan faktor eksternal yang revenue, persentase pertumbuhan penjualan unit
menjadi ancaman bagi Elang Group adalah pelemahan rumah, OER. Perspektif konsumen, meliputi persentase
pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia, dan inflasi pelanggan yang puas dengan produk dan layanan
yang fluktuatif. Elang group, persentase peningkatan market share,
net promoter score, jumlah keluhan pelanggan/ tahun,
Terdapat empat alternatif strategi yang dapat dilakukan dan rata-rata lama penyelesaian permintaan/keluhan
oleh Elang Group dalam meningkatkan kinerjanya. dari customer. KPI perspektif bisnis internal meliputi
Strategi pertama adalah Strategi SO yakni melakukan Persentase pertumbuhan proyek/ tahun, luas landbank
program marketing campaign yang sistematis. Strategi (dalam hektar), project cost variance, project schedule
kedua mengembangkan lokasi perumahan ke daerah variance, persentase projek properti yang diselesaikan
potensial, sedangkan strategi ketiga yaitu melakukan tepat waktu sesuai rencana, jumlah kerusakan atau
adaptasi teknologi IT. Sedangkan strategi ST yaitu cacat/ project, jumlah program marketing/tahun, return
melakukan diversifikasi produk properti Elang Group. of marketing invesment, persentase sales closing, tingkat
Strategi ST yang kedua membangun aliansi strategis coverage SOP terhadap seluruh pekerjaan, dan jumlah
dengan perusahaan pengembang lain. Sedangkan temuan audit internal. Pada persepektif pembelajaran
strategi ST yang ketiga adalah merancang anggaran dan pertumbuhan KPInya adalah persentase karyawan
dan biaya proyek yang efisien. Selain strategi yang yang puas bekerja, jumlah pelatihan yang diterima
berfokus pada pemanfaatan peluang, strategi bersaing karyawan/tahun, jumlah visitor yang melakukan
lainya yakni strategi WO dan WT. Strategi WO meliputi kunjungan ke website perusahaan.
pembuat sistem customer relationship management
yang prima, membuat sistem manajemen mutu proyek Perspektif finansial didapatkan bobot rata-rata KPI
yang terpadu, dan terakhir adalah dengan merancang tertinggi untuk ROI sebesar 41,4%. Pembobotan KPI
sistem manajemen SDM yang handal. Strategi WT juga dilakukan pada perspektif konsumen, untuk
meliputi melakukan program upgrading kompetensi indikator kinerja utama yang mendapat persentase atau
tenaga pemasaran, serta menerapkan sistem GCG yang bobot rata-rata tertinggi adalah persentase pelanggan
akuntabel. yang puas dengan produk dan layanan Elang group
sebesar 37,3% yang ini berarti manajemen Elang
Terdapat 15 sasaran strategis (SS), yakni SS1. Group dapat memfokuskan diri untuk terlebih dahulu
Meningkatkan long term shareholder value; SS2. memenuhi pencapaian KPI ini. Pada perspektif proses
Meningkatnya pendapatan Elang group; SS3. bisnis internal, untuk indikator kinerja utama yang
Meningkatkan efisiensi biaya; SS4. Meningkatkan mendapat bobot rata-rata tertinggi adalah pertumbuhan
kepuasan pelanggan; SS5. Terwujudnya sistem proyek baru, dengan bobot sebesar 20,7%. Sedangkan
customer relationship management yang prima; SS6. untuk pembobotan KPI pada perspektif pembelajaran
Meningkatkan kerja sama strategis dengan perusahan dan pertumbuhan didapatkan bobot rata-rata KPI
pengembang lain; SS7. Terciptanya produk properti tertinggi untuk persentase karyawan yang puas bekerja
Elang yang sesuai value proposisi konsumen; SS8. sebesar 42,6%.
Terciptanya rencana anggaran dan biaya proyek yang
efisien; SS9.Mengembangkan sistem manajemen mutu Saran
proyek yang terpadu; SS10. Mengembangkan program
marketing yang sistematis; SS11. Meningkatkan Beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai
kompetensi tenaga pemasaran; SS12. Meningkatkan saran kepada manajemen Elang Group dalam
efektivitas Implementasi GCG dan manajemen risiko; meningkatkan kinerja yang dihasilkan, yaitu dalam
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 311
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.2.299
upaya meningkatkan ROI, Elang Group dapat pelayanan PT. Pos Indonesia cabang sadang
melakukan penambahan penjualan yang nantinya serang. Jurnal Teknik Industri 2: 30–38.
akan meningkatkan revenue harus diimbangi dengan Kaplan, Robert S, Norton D. 2001. The Strategy
pengendalian terhadap arus kas masuk dan arus kas Focused Organization: How Balanced Scorecard
keluar. Salah satu cara dalam meningkatkan proses Companies Thrive in The New Bussiness
pemasaran adalah dengan membangun hubungan Environment. Massachusetts: Harvard Business
yang erat dengan pelanggan. Kedepannya diharapkan School Press.
pelanggan property dari Elang Group dapat memberikan Kaplan, Robert S, Norton D. 2004. Strategy Maps:
promosi word of mouth yang baik. Perlu dilakukan Converting Intangible Assets Into Tangible
simulasi pengukuruan kinerja atas strategi yang Outcomes. Massachusetts: Harvard Business
dilakukan dengan menggunakan teknik pewarnaan dan School Press.
rataan skor, sehingga akan didapatkan gambaran yang Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research; an
jelas terkait kinerja berdasarkan dari masing – masing Applied Approach. fourth edition. New York:
KPI yang telah dicapai saat ini. Sebagai referensi Mc. Grow Hill.
untuk penelitian lebih lanjut, dapat dilakukan proses Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen
cascading atau penurunan KPI sampai tingkat divisi Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja
hingga tingkat individu agar organisasi mendapatkan Keuangan Perusahaan. Ed ke-1. Jakarta:
indikator penilaian yang dapat berlaku sampai tingkat Salemba Empat.
operasional organisasi. Pineno, Charles J. 2007. The business school strategy:
continuous improvement by implementing
the balanced scorecard. Research in Higher
DAFTAR PUSTAKA Education Journal 1: 68–77.
Pribadi IGO. 1995. Strategy PT Dharmala land (real
BPS. 2015. Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. estate) in competition of developers in west
Jakarta: BPS. surabaya [tesis] . Jakarta: PPM
Bostan I. 2012. The balanced scorecard (BSC) Scholey C, Armitage HM. 2003. Clear trails:
implications on the increase of public companies strategy mapping may be the key to improving
performance. African Journal of Business organizational performance. Journal CMA
Management 6(22): 6465–6470. Management 2: 1–11.
Brojonegoro, Bambang PS. 1992. AHP (The Suhendra M. 2004. Evaluasi atas penerapan balanced
Analytic Hierarchy Process). Jakarta: Pusat scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja
Antar University-Studi Ekonomi Universitas perusahaan: studi kasus pt x. kajian ekonomi
Indonesia. dan keuangan. Jurnal Riset Manajemen dan
Christina NPY, Sudana IP. 2013. Penilaian kinerja pada Akuntansi 8(2): 82–115.
PT Adhi karya dengan pendekatan balanced Wibowo S, Muslim E. 2010. Perancangan balanced
Scorecard. E-Jurnal Akuntansi Universitas Scorecard sebagai alat pengukur kinerja
Udayana 5(3): 516–529. perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA). Jurnal
Dewi A, Ikhwana A. 2012. Perencanaan strategi Manajemen dan Akuntansi.
pengembangan usaha kain tenun sutra dengan Wu HY. 2012. Constructing a strategy map for banking
pendekatan metode balanced Scorecard. Jurnal institutions with key performance indicators of
Riset Manajemen 10(1): 46. the balanced Scorecard. Journal of Evaluation
Indriartiningtias, Retno. 2010. Perbaikan kualitas and Program Planning 35 (2012) 303–3
312 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 2, Mei 2017