0% found this document useful (0 votes)
112 views12 pages

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun Kelor (Lamk.)

This study isolated and identified secondary metabolite compounds from Moringa oleifera leaf extracts. Methanol extraction of the leaves yielded 16.7% extract. Column chromatography of the extract produced 272 fractions, which were purified and analyzed using TLC. Positive tests for flavonoids led to identification of the isolate as a flavonoid compound using UV-Vis and IR spectroscopy. UV-Vis spectroscopy showed absorption at 250nm, suggesting a hydroxyl functional group. IR spectroscopy showed the presence of OH, C=O, C=C aromatic, C-H aliphatic, C-O alcohol and =C-H aromatic bonds.

Uploaded by

Devi Rakib
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
112 views12 pages

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun Kelor (Lamk.)

This study isolated and identified secondary metabolite compounds from Moringa oleifera leaf extracts. Methanol extraction of the leaves yielded 16.7% extract. Column chromatography of the extract produced 272 fractions, which were purified and analyzed using TLC. Positive tests for flavonoids led to identification of the isolate as a flavonoid compound using UV-Vis and IR spectroscopy. UV-Vis spectroscopy showed absorption at 250nm, suggesting a hydroxyl functional group. IR spectroscopy showed the presence of OH, C=O, C=C aromatic, C-H aliphatic, C-O alcohol and =C-H aromatic bonds.

Uploaded by

Devi Rakib
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT

SEKUNDER EKSTRAK METANOL DAUN KELOR


(Moringa oleifera Lamk.)

Yuszda K. Salimi, Nurhayati Bialangi, Saiman


Jurusan Kimia, Universitas Negeri Gorontalo
Email : Yuszdasalimi23@gmail.com

Abstract

A study has been conducted on the isolation and identification of secondary


metabolite compounds from methorol extract of kelor leaf (Moringa oleifera Lamk.).
This study aims to isolate and identify secondary metabolite compounds from leaf
kelur methanol extract. Moringa leaf was macerated with methanol and obtained a
yield of 16.7% methanol extract. The extract of methanol separated by column
chromatography yielded 272 fractions. The fraction was purified and analyzed by thin
layer chromatography using eluent n-hexane: ethyl acetate (7: 3) and obtained stain
spots with Rf (0.61) and (0.47). Phytochemical results of positive isolates on
flavonoids test. The results of identification using UV-Vis spectrophotometry and
infrared spectrophotometry is a flavonoid compound. The identification using UV-Vis
spectrophotometry yields I absorbing bands at 250 nm wavelength. The absorption
at 250 nm wavelength is suspected because of the non-bonding electron transition to
the σ anti-bonding orbital (n → σ *) by an unconjugated ausochrome suspected to be
a hydroxyl functional (OH) group. Identification using infrared (IR) spectrophotometry
showed the presence of a bound OH function group, C = O, C = C aromatic, C-H
aliphatic, C -O alcohol and = C-H aromatic.

Keywords: Kelor, methanol, isolation, identification, secondary metabolite

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang isolasi dan identifikasi senyawa metabolit


sekunder dari ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera Lamk.). Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari
ekstrak metanol daun kelor. Daun kelor dimaserasi dengan metanol dan diperoleh
rendemen ekstrak metanol 16,7%. Ekstrak metanol dipisahkan dengan kromatografi
kolom menghasilkan 272 fraksi. Fraksi dimurnikan dan dianalisis dengan
kromatografi lapis tipis menggunakan eluen n-heksan:etil asetat (7:3) dan diperoleh

132
bercak noda dengan Rf (0,61) dan (0,47). Hasil uji fitokimia isolat positif terhadap uji
flavonoid. Hasil identifikasi mengunakan spektrofotometri UV-Vis dan
spektrofotometri inframerah merupakan senyawa flavonoid. Identifikasi
menggunakan spektrofotometri UV-Vis menghasilkan I pita yang menyerap pada
panjang gelombang 250 nm. Serapan pada panjang gelombang 250 nm di duga
karena adanya transisi elektron yang tidak berikatan ke orbital σ anti-ikatan (n→σ*)
oleh suatu ausokrom yang tidak terkonjugasi yang diduga merupakan gugus
fungsional hidroksil (OH). Identifikasi menggunakan spektrofotometri inframerah (IR)
menunjukkan adanya gugus fungsi OH terikat, C=O, C=C aromatik, C-H alifatik,
C−O alkohol dan =C-H aromatik.

Kata kunci: Kelor, metanol, isolasi, identifikasi, metabolit sekunder

PENDAHULUAN tumbuhan yang biasanya digunakan

Indonesia memiliki sumber daya sebagai pengobatan tradisional adalah

alam organik sangat berlimpah dan tumbuhan kelor. Masyarakat Indonesia

mengandung jutaan senyawa kimia. khususnya masyarakat pedesaan telah

Tumbuhan dapat berpotensi sebagai lama memanfaatkan kelor baik sebagai

pengobatan penyakit karena obat tradisional, sebagai sayuran,

mengandung senyawa metabolit maupun makanan ternak. Keberadaan

sekunder. Secara totalitas tumbuhan di tumbuhan kelor sangat mudah

Indonesia, sebagian besar belum diteliti didapatkan di seluruh wilayah Indonesia

kandungan kimianya. Belum adanya tidak terkecuali di daerah Gorontalo.

bukti secara ilmiah menyebabkan Salah satu bagian tumbuhan kelor yang

tumbuhan tertentu tidak dimanfaatkan banyak dikonsumsi adalah bagian

secara maksimal dan keberadaannya daun.

tumbuh sebagai tumbuhan liar. Penelitian tentang daun kelor

Penelitian khusus untuk mengisolasi dilaporkan Rohyani, dkk. (2015)

senyawa bahan alam sangat diperlukan menunjukkan bahwa hasil skrining

untuk mendapatkan senyawa metabolit fitokimia dari daun kelor mengandung


sekunder tertentu. Salah satu contoh senyawa metabolit sekunder di

133
antaranya flavonoid, alkaloid, steroid, Sampel penelitian ini adalah daun

tanin, saponin, antrakuinon dan kelor. Lokasi pengambilan sampel di

terpenoid. Selain itu, Lutfiana (2013), kota Gorontalo. Sampel dideterminasi di


dari hasil penapisan fitokimia fraksi etil Laboratorium Biologi Universitas Negeri

asetat daun kelor mengandung Gorontalo (UNG).

senyawa flavonoid, saponin dan tanin.

Dari kedua hasil penelitian tersebut Prosedur Penelitian

membuktikan bahwa daun kelor Preparasi sampel

mengandung senyawa metabolit Sampel daun kelor segar

sekunder. dikeringkan dengan cara diangin-

anginkan selama ± 4 hari. Daun kelor

kering dirajang sampai menjadi serbuk


METODE PENELITIAN
kasar dan dihitung rendemennya.
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah satu set


Skrining fitokimia
peralatan kromatografi, lampu UV,
Skrining fitokimia secara kualitatif
spektrofotemeter UV-Vis dan Infrared
merupakan uji pendahuluan yang
(IR).
bertujuan untuk mengetahui senyawa
Bahan yang digunakan adalah
metabolit sekunder yang terdapat pada
aquades (H2O), metanol (CH3OH), etil
ekstrak metanol. Skrining fitokimia
asetat (C3H8O2), n-heksana (C6H14),
terdiri dari uji flavonoid, alkaloid,
aseton (C3H6O), kloroform (CHCl3),
saponin, steroid dan triterpenoid
asam sulfat (H2SO4), pereaksi Mayer,
dengan metode Harborne, 1987.
pereaksi Dragendrof, pereaksi Wagner,

pereaksi Hager, silica gel 60 (70-230


Kromatografi lapis tipis
Mesh), plat KLT GF254., serbuk
Kromatografi lapis tipis dilakukan
magnesium (Mg), asam klorida (HCl),
untuk melihat pola kromatogram
asam asetat (CH3COOH), dan natrium
komponen senyawa yang terkandung
hidroksida (NaOH).

134
dalam ekstrak metanol. Pada Uji fitokimia isolat

kromatografi lapis tipis dilakukan Uji fitokimia isolat terdiri dari uji

dengan prinsip trial and error guna flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid. Uji
mencari eluen yang memberikan keberadaan senyawa flavonoid dari

pemisahan yang baik. Analisis isolat digunakan uji Wilstatter. Isolat

kromatografi lapis tipis dilakukan ditambahkan 2-4 tetes HCl pekat dan

menggunakan fase diam plat silika gel serbuk Mg. Perubahan warna terjadi

60 GF254 dengan fase gerak diamati dari kuning tua menjadi orange

menggunakan beberapa perbandingan atau merah (Achmad, 1986).

eluen untuk mencari pemisahan yang Identifikasi senyawa

baik. Identifikasi senyawa dilakukan

dengan menganalisis ciri spektra hasil

Kromatografi kolom spektrofotometri UV-Vis dan


Kromatografi kolom menggunakan spektrofotometri inframerah (IR). Isolat

fase diam menggunakan silika gel 60 relatif murni dianalisis dengan

(70-230 Mesh) dan fase gerak instrumen spektrofotometer UV-Vis dan

menggunakan eluen secara bergradien spektrofotometer inframerah (IR). Data

mulai dari n-heksan 100% hingga etil yang diperoleh berupa spektra

asetat 100% dan dilanjutkan dengan diinterpretasi untuk memperoleh data

fase gerak etil asetat-metanol dengan spektra senyawa yang digunakan untuk

komposisi etil asetat 100% hingga menentukan karakter dari senyawa

metanol 100% dengan kenaikan yang terdapat dalam isolat.

kepolaran pelarut sebesar 10 %. Hasil


HASIL DAN PEMBAHASAN
elusi ditampung menggunakan botol
Hasil determinasi, kelor memiliki
vial sebagai fraksi.
nama Moringa oleifera Lamk. Daun
Uji kemurnian isolat
kelor kering 760 g dirajang sampai
Uji kemurnian isolat menggunakan
menjadi serbuk kasar dengan
teknik kromatografi lapis tipis (KLT)..
rendemen 21, 74%. Serbuk kasar daun

135
dimaserasi menggunakan pelarut ditandai dengan perubahan warna dari

metanol. Proses maserasi dilakukan hijau tua menjadi hijau kekuningan

selama 3x24 jam dan penyaringan dengan menggunakan pereaksi HCl +


dilakukan setiap 1x24 jam. Maserat serbuk Mg. Perubahan warna tersebut

total yang diperoleh dievaporasi diduga merupakan reaksi

menggunakan vacum rotary evaporator pembentukkan garam flavilium. Hal ini

pada suhu 40°C. Evaporasi bertujuan diperkuat oleh Prashant, 2011 dalam

untuk memisahkan pelarut dengan (Setyowaty, dkk., (2014) di mana asam

ekstrak. Proses penguapan pelarut klorida dan magnesium bereaksi

terjadi di bawah suhu titik didih membentuk gelembung-gelembung

pelarutnya sehingga tidak merusak yang merupakan gas H2, sedangkan

senyawa aktif pada ekstrak. Hasil asam klorida dan logam magnesium

evaporasi adalah ekstrak kental pada uji ini berfungsi untuk mereduksi
metanol 111,89 g. Rendemen yang inti benzopiron yang terdapat pada

dihasilkan dari ekstrak kental metanol struktur flavonoid sehingga terjadi

16,7 %. perubahan warna menjadi merah atau

Ekstrak metanol diskrining fitokimia. jingga.

Skrining fitokimia bertujuan untuk Analisis kromatografi lapis tipis

mengetahui kandungan senyawa kimia pada ekstrak metanol dilakukan

yang terdapat dalam ekstrak metanol. menggunakan fase gerak n-heksan : etil

Skrining fitokimia yang dilakukan terdiri asetat (7:3). Ekstrak dilarutkan kedalam

dari uji flavonoid, alkaloid, steroid, pelarut metanol. Pewarna yang

triterpenoid dan saponin. digunakan adalah anisaldehida. Pelat

Hasil skrining fitokimia ekstrak yang sudah dielusi dideteksi dengan

metanol menunjukkan hasil positif (+) lampu UV 254 nm, 366 nm, dan sinar

terhadap uji flavonoid, alkaloid, steroid, tampak. Berdasarkan hasil KLT pada

dan triterpenoid. Ekstrak metanol ekstrak metanol, menunjukkan 9

mengandung senyawa flavonoid yang bercak noda dengan nilai Rf (0,05),

136
(0,13), (0,20), (0,31), (0,37), (0,48), yang memiliki kesamaan warna noda,

(0,63), (0,69) dan (0,74). jumlah noda dan nilai Rf dianggap satu

Selanjutnya ekstrak metanol 10 gr fraksi. Warna noda diamati lebih teliti


dipisahkan dengan kromatografi kolom. menggunakan lampu UV. Dari 272

Hasil pemisahan diperoleh 272 fraksi. fraksi yang memiliki profil bercak yang

Uji kemurnian terhadap senyawa hasil sama terdapat 13 gabungan fraksi

kromatografi kolom dilakukan (Gambar 1).

menggunakan teknik analisis

kromatografi lapis tipis (KLT). Fraksi

Gambar 1. Profil kromatogram lapis tipis fraksi hasil kromatografi kolom

Uji kemurnian isolat Pelat yang sudah dielusi dideteksi

Uji kemurnian isolat menggunakan dengan lampu UV 254 nm, 366 nm,

teknik kromatografi lapis tipis. dan sinar tampak. Berdasarkan hasil


Kromatografi lapis tipis dilakukan KLT isolat nomor 28, menunjukkan 2

untuk melihat pola kromatogram bercak noda dengan Rf (0,61) dan

senyawa pada isolat. Analisis (0,47).

kromatografi lapis tipis dilakukan

menggunakan fase diam plat silika gel


Uji fitokimia isolat
60 GF254 dengan fase gerak n-heksan
Hasil uji fitokimia isolat
: etil asetat (7:3). Isolat dilarutkan
menunjukkan bahwa isolat positif (+)
kedalam pelarut metanol. Pewarna
terhadap uji flavonoid yang ditandai
yang digunakan adalah anisaldehida.
dengan munculnya gelembung pada

137
saat penambahan serbuk Mg dan seperti flavon dan flavonol jika

larutan menjadi berwarna merah. direduksi dengan serbuk Mg dan HCl

Perubahan warna merah pada uji pekat mengahasilkan warna merah.

flavonoid menunjukkan senyawa Identifikasi senyawa

flavonoid. Senyawa golongan Identifikasi senyawa dilakukan

flavonoid seperti flavonol, flavonon, dengan menggunakan

dan xanton akan memberikan warna spektrofotometri UV-Vis dan IR.

merah jika direduksi dengan logam Identifikasi spektrofotometri UV-Vis

magnesium dan asam klorida. Warna bertujuan meramalkan transisi

merah yang terbentuk merupakan elektron valensi dari isolat yang

garam flavilium. Hal ini diperkuat oleh dianalisis. Spektra hasil analisis

Harborne (1987) senyawa flavonoid spektrofotometri UV-Vis (Gambar 2).

Gambar 2. Spektra isolat hasil analisis UV-Vis

Berdasarkan hasil spectra UV-Vis ausokrom yang tidak terkonjugasi

serapan pada panjang gelombang 250 yang diduga merupakan gugus

nm di duga karena adanya transisi fungsional hidroksil (OH). Hal ini

elektron yang tidak berikatan ke orbital diperkuat dalam Khopkar (2014)

σ anti-ikatan (n→σ*) oleh suatu transisi elektron yang tidak berikatan

138
ke orbital σ anti-ikatan (n→σ*) terjadi gelombang 230-270 nm dengan

pada daerah 150-250 nm. intensitas rendah.

Berdasarkan hasil identifikasi Spektra hasil analisis

menggunakan spektrofotometer UV- menggunakan spektrofotometri

Vis, isolat menunjukkan senyawa inframerah (IR) ditunjukkan pada

flavonoid. Dalam Markham (1988) Gambar 3.

senyawa flavonol memiliki pita II pada

kisaran panjang gelombang 250-280

nm sedangkan senyawa khalkon

memiliki pita II pada kisaran panjang

Gambar 3. Spektrum isolat hasil analisis spektrofotometer inframerah (IR)

Berdasarkan data hasil analisis memperoleh data spektrum senyawa.

spektrofotometer inframerah (IR) yang Adapun hasil analisis spektrum

berupa spektrum dianalisis untuk

139
inframerah (IR) isolat dari ekstrak etil

asetat disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis spektrum inframerah (IR) isolat

Bilangan Gelombang (cm-1) Bentu Intensit Kemungkin

Isolat Sukadan Pustaka Pustaka k pita as an gugus

a, (2010) (Creswell (Silverstei fungsi

, dkk, n,dkk.,198

1981) 4)

3429,14 3000- 3000- 3550- Lebar Kuat Ulur

3500 3750 3200 OH

terikat

2936,08 2800- 2700- 2830- Lebar Lemah Ulur C-

2867,59 2950 3000 2695 Lebar Lemah H

Alifatik

2361,02 - - - Tajam Kuat -

2337,06 Tajam Lemah

2079,64 Lebar Lemah

1713,04 1700- 1500- 1870-1540 Tajam Sedang Ulur C=O

1725 1675

1642,37 1400- 1675- 1675- Tajam Sedang Ulur C=C

1465,02 1650 1500 1500 Tajam Kuat Aromatik

1379,17 - 1330- 1330 Tajam Kuat Tekuk C-H

140
Bilangan Gelombang (cm-1) Bentu Intensit Kemungkin

Isolat Sukadan Pustaka Pustaka k pita as an gugus

a, (2010) (Creswell (Silverstei fungsi

, dkk, n,dkk.,198

1981) 4)

1330,67 1420 Tajam Lemah Alifatik

1239,14 1000- 1000- 1000- Tajam Sedang Tekuk C-

1192,75 1300 1260 1300 Tajam Lemah O Alkohol

1133,24 Tajam Lemah


1105,82 Tajam Lemah

1023,52 Tajam Kuat

957,36 650-1000 650-1000 840-800 Tajam Sedang Tekuk

924,37 Tajam Lemah =C-H

884,75 Tajam Kuat Aromati

Dari interpretasi data spektra memiliki ikatan C-H pada rantai alifatik

inframerah menunjukkan adanya sedangkan flavonol tidak memiliki

gugus fungsi OH terikat, C=O, C=C rantai alifatik. Dengan demikian

aromatik, C-H alifatik, C−O alkohol berdasarkan hasil identifikasi spektra

dan C-H aromatik yang merupakan ciri UV-Vis dan inframerah isolat dari

khas senyawa flavonoid. Berdasarkan ekstrak etil asetat daun kelor

struktur dasar jenis flavonoid pada mengandung senyawa flavonoid yang

Gambar 2.5, antara senyawa khalkon merujuk pada flavonoid jenis khalkon.
dan flavonol, hanya khalkon yang

141
SIMPULAN Kimia Organik. Edisi 3. Jilid 1.

Ekstrak metanol daun kelor Erlangga. Jakarta.

mengandung senyawa flavonoid yang


Immy Suci Rohyani, Evi Aryanti,
diduga adalah jenis khalkon yang
Suripto.(2015). Kandungan
diisolasi dengan menghasilkan noda
fitokimia beberapa jenis
tunggal yang positif terhadap uji
tumbuhan lokal yang sering
flavonoid dan diidentifikasi dengan
dimanfaatkan sebagai bahan
spektrofotometri UV-Vis dan
baku obat di Pulau Lombok.
spektrofotometri Inframerah (IR).
(jurnal Volume 1, Nomor 2, April

2015, ISSN: 2407-8050.

Halaman: 388-391).
DAFTAR PUSTAKA

Harborne, J.B. 1987. Metode


Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia
Fitokimia, Penuntun Cara Modern
Organik Bahan Alam. Penerbit
Menganalisis Tumbuhan.
Karunika. Jakarta
Penerjemah: Padmawinata, K.
Creswell, Clifford J., Olaf A. Runquist, Terbitan kedua. Institut Teknologi
dan Malcolm M. Campbell. 2005. Bandung. Bandung.
Analisis Spektrum Senyawa
Khopkar, S.M. 2014. Konsep Dasar
Organik. ITB. Bandung
Kimia Analitik. Penerjemah:
Fessenden, Ralph J., dan Joan S. Saptorahardjo, A. UI press .
Fessenden.1986. Organic Jakarta
Chemistry. 3rd. Wadsworth, Inc.
Lutfiana. 2013. Uji Aktivitas
California. Terjemahan Aloysius
Antiimflamasi Eksrtak Daun Kelor
Hadyana Pudjaatmaka. 1998.
(Moringa oleifera Lamk.) Dengan
Metode Stabilisasi Membrane Sel

142
Darah Merah Dengan Metode In Sukadana, I M. 2010. Aktivitas
Vitro. (Skripsi). Jakarta : UIN Antibakteri Senyawa Flavonoid
Syarif Hidayatullah. dari Kulit Akar Awar-Awar. 4 (1) :
63-67
Sangi, M.; Runtuwene, M.R.J.;

Simbala, H.E.I. dan Makang, Wiwit Denny Fitriana, Sri Fatmawati,

V.M.A.2008. Analisis Fitokimia dan Taslim Ersam. 2015. Uji

Tumbuhan Obat di Kabupaten aktivitas antioksidan terhadap

Minahasa Utara.Chemistry DDPH dan ABTS dari fraksi-fraksi

Progress. 1,47-53. daun kelor (Moringa oleifera).


(jurnal Prosiding Simposium
Sastrohamdjojo, H. 1996. Sintesis
Nasional Inovasi dan
Bahan Alam. UGM.Yogyakarta
Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS

Silverstein, Bassler dan Morril. 1984. 2015) 8 dan 9 Juni 2015.


Penyidikan Spektrofotometrik Bandung.
Senyawa Organik Edisi ke-4.
Jakarta; Erlangga.

143

You might also like